Anda di halaman 1dari 26

KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas observasi kopi kenangan
Tasikmalaya pada mata kuliah Human Capital Manajemen
Dosen pengampu:
Rizqi Syaroh, S.Pd., M.M

Disusun Oleh:
Ahmad Dzaki
Moch. Farhan Nugraha
M. Agung Yudis Saputra
Rama Wahyu

PROGRAM STUDI KEWIRAUSAHAAN


INTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS RIYADLUL ‘ULUM
TASIKMALAYA
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan hidayah-Nya.

Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keselamatan kerja dan


kesehatan” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen


pemasaran dan penjualan khususnya yang berkaitan dengan Kewirausahaan, Binis
baru, Kepemilikan bisnis.

Ucapan terimakasih kepada Rizqi Syaroh, S.Pd., M.M selaku dosen mata
kuliah serta kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupanya sehari-hari.

Mungkin makalah ini cukup untuk di pahami oleh para pembaca tetapi
penulis masih butuh koreksian dan saran dari para pembaca. Oleh karena itu, kami
dengan terbuka menerima segala kritik dan saran yang positif dari para pembaca.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian yang dapat
kami sampaikan

Tasikmalaya, 08 Februari 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
A. Latar belakang masalah..........................................................................................3
B. Identifikasi Masalah...............................................................................................3
C. Tujuan Observasi...................................................................................................4
D. Manfaat Observasi..................................................................................................4
E. Tempat dan Jadwal Obsevasi.................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU..................................6
A. Kajian pustaka........................................................................................................6
B. Penelitian Terdahulu............................................................................................15
BAB III OBJEK OBSEVASI...........................................................................................17
A. Sejarah.....................................................................................................................17
B. Visi dan Misi Lembaga............................................................................................17
A. Struktur Organisasi...............................................................................................18
B. Data Pegawai........................................................................................................18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................21
A. Hasil Observasi.......................................................................................................21
B. Pembahasan.............................................................................................................21
BAB V KESIMPULAN, SARAN, REKOMENDASI.....................................................23
A. Kesimpulan.............................................................................................................23
B. Saran........................................................................................................................23
C. Rekomendasi...........................................................................................................23
DAFTAR PUTAKA........................................................................................................24
LAMPIRAN.....................................................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, Pengertian
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Atau K3 Adalah Segala Kegiatan
Untuk Menjamin Dan Melindungi Keselamatan Dan Kesehatan Tenaga
Kerja Melalui Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat
Kerja.
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Adalah Segala Kegiatan
Untuk Menjamin Dan Melindungi Keselamatan Dan Kesehatan Tenaga
Kerja Melalui Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat
Kerja.
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Adalah Sebuah Ilmu Untuk
Antisipasi, Rekoginis, Evaluasi Dan Pengendalian Bahaya Yang Muncul
Di Tempat Kerja Yang Dapat Berdampak Pada Kesehatan Dan
Kesejahteraan Pekerja, Serta Dampak Yang Mungkin Bisa Dirasakan Oleh
Komunitas Sekitar Dan Lingkungan Umum.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan. Kami dari
kelompok dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Jika ada pegawai yang kecelakaan atau sakit mendadak disaat
jam kerja apa yang dilakukan oleh perusahaan ini?
2. Apakah ada undang-undang kesehatan di perusahaan ini?
3. Jika karyawan sudah melampaui batas cuti tahunan tapi ingin
mengajukan cuti lagi atau dadakan, bagaimana tanggapan
perusahaan?
4. Apa ada pengecekan kesehatan untuk karyawan?

4
C. Tujuan Observasi
Adapun dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami
keselamatan dan kesehatan karyawan saat bekerja di perusahaan tersebut.
Kita juga akan mengetahui gabaimana perusahaan memberikan dana
kesehatan pada karyawan yang tekena musibah. Dengan diadakan
observasi juga kita mendapatkan cara bagaimana perusahaan menangani
musibah karyawannya

D. Manfaat Observasi
Manfaat dari penulisan makalah ini mencangkup kepada manfaat
teoritis dan praktis:
1. Manfaat teoritis
Memberikan implementasi dari teori perenanan karir dalam
memperluas pengetahuan tentang mata kuliah human capital
management.
2. Manfaat praktis
Hasil dari penelitian observasi ini memberikan manfaat kepada
perusahaan kopi kengangan, sehingga dapat dijadikan dasar
perbaikan karir karyawan, terhadap mata kuliah human capital
management.

E. Tempat dan Jadwal Obsevasi

Kegitan penelitian procuremen dilaksanakan pada:

No. Jenis Kegiatan Tanggal

1 Pembagian Kelompok 26 Januari 2023


2 Pembagian tema observasi 26 Januari 2023
3 Pengurusan surat pengantar observasi 01 Februari 2023

5
4 Pengumpulan data 07 Februari 2023
5 Pengolahan hasil observasi 18 Mei 2023
6 Penyusunan Laporan 20 Mei 2023
7 Presentasi Laporan 25 Mei 2023

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU

A. Kajian pustaka
1. Latar Belakang Program K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor penting
dalam rangka perlindungan dunia kerja, dan juga sangat penting untuk
produktivitas dan kelangsungan dunia usaha. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu hak dasar bagi pekerja yang
merupakan komponen dari hak azasi manusia (HAM). Sistem
Manajemen K3 bertujuan melindungi pekerja atas keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan demi kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional, menjamin
keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja, dan
memelihara serta menggunakan sumber-sumber produksi secara aman
dan efisien. Kebijakan perlindungan tenaga kerja bertujuan untuk
mewujudkan ketenangan bekerja dan berusaha, sehingga tercipta
hubungan industrial yang serasi antara pekerja dan pengusaha, yang
pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan pekerja dan
keluarganya. Untuk itu semua pihak diharapkan berperan secara
proaktif dalam upaya pelaksanaan K3L sesuai dengan hak, kewajiban
dan tanggung-jawabnya masing-masing.
Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman atau
selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.
Program kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari
gangguan fisik, mental, emosi ataurasa sakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam
lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang
ditentukan, Lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau
gangguan fisik”.

7
2. Biaya kecelakaan
Para ahli sering menggambarkan ongkos-ongkos atau biaya-biaya
akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sebagai suatu gunung
es: yang terlihat hanya sebagian kecil dari akibat yang sebenarnya.
Biaya yang terlihat langsung misalnya adalah biaya pengobatan
(atau penguburan!), biaya perbaikan dari fasilitas yang rusak dan upah
yang dibayarkan kepada pekerja selama dia (korban kecelakaan kerja)
belum dapat bekerja kembali.
Di sisi lain, biaya-biaya yang lebih bersifat tidak langsung, dan
karenanya sering “tersembunyi” sebenarnya dapat jauh lebih besar,
misalnya:
 Waktu produksi yang hilang pada pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja maupun pada rekan-rekan kerjanya.
 Penurunan produktivitas atau efisiensi kerja selama pekerja
belum benar-benar pulih dari suatu kecelakaan kerja (ataupun
karena penyakit akibat kerja)
 Biaya akibat penurunan kualitas kerja atau peningkatan
persentase produk cacat selama pekerja belum benar-benar
pulih dari suatu kecelakaan kerja ataupun karena penyakit
akibat kerja
 Waktu produksi yang hilang karena supervisi dan audit atau
penelitian mengenai penyebab kecelakaan yang terjadi
 Kerugian ekonomi pada keluarga korban kecelakaan kerja
 Biaya-biaya untuk perekrutan tenaga kerja baru (yang bukan
hanya biaya perekrutan as such, tetapi juga meliputi biaya-
biaya yang berkaitan dengannya, misalnya biaya pelatihan,
biaya bahan baku, persentase produk cacat yang tinggi selama
masa pelatihan, dan lainnya)
 Kerugian karena pekerja yang belum benar-benar pulih dari
suatu kecelakaan kerja ataupun karena penyakit akibat kerja

8
harus mengalami “down grade”karena tidak dapat lagi bekerja
pada pekerjaan yang sebelumnya dia lakukan
 Kerugian waktu selama mesin/peralatan tidak dapat
dipergunakan
 Overhead costketika pekerjaan terganggu
 Peningkatan biaya premi asuransi untuk tenaga kerja
 Penurunan volume produksi
 Denda atas keterlambatan atau kegagalan untuk memenuhi
pesanan
 Biaya perbaikan dan penanggulangan kebocoran cairan kimia,
kebakaran, explossive dan sebagainya.
 Dan yang lainnya biaya yang timbul, antara lain misalnya
akibat psikologis bagi korban kecelakaan kerja maupun bagi
rekan-rekannya (yang antara lain akan dapat berpengaruh pada
kecepatan kerja), serta terganggunya image/nama baik
perusahaan.
3. Pengukuran Kecelakaan
Pengukuran kecelakaan adalah proses untuk mengumpulkan data
dan informasi tentang kecelakaan yang terjadi. Tujuan dari pengukuran
kecelakaan adalah untuk menganalisis faktor-faktor penyebab
kecelakaan, mengidentifikasi pola-pola yang muncul, dan
mengembangkan strategi untuk mencegah kecelakaan di masa depan.
Berikut adalah beberapa langkah umum yang terlibat dalam
pengukuran kecelakaan:
 Identifikasi kecelakaan: Pertama-tama, kecelakaan harus
diidentifikasi dan dilaporkan. Ini dapat dilakukan melalui
laporan polisi, laporan pekerjaan, atau laporan lainnya
tergantung pada jenis kecelakaan yang terjadi (lalu lintas,
industri, lingkungan, dll.).

9
 Pengumpulan data: Setelah kecelakaan terjadi, data harus
dikumpulkan secara sistematis. Ini melibatkan pengumpulan
informasi tentang lokasi kecelakaan, waktu kejadian, kondisi
cuaca, jumlah dan jenis kendaraan yang terlibat, keadaan jalan,
kondisi pengemudi, dan faktor-faktor lain yang dapat
berkontribusi pada kecelakaan.
 Analisis data: Data yang terkumpul kemudian dianalisis untuk
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kecelakaan. Ini dapat
dilakukan dengan menggunakan metode statistik, pengolahan
data, atau model matematika untuk menemukan pola dan
hubungan antara variabel yang relevan.
 Evaluasi dampak: Selanjutnya, dampak kecelakaan dievaluasi
untuk mengukur tingkat cedera, kerugian materiil, atau dampak
lainnya yang dihasilkan dari kejadian tersebut. Hal ini
membantu dalam memahami konsekuensi kecelakaan dan
mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang kerugian
yang ditimbulkan.
 Pengembangan strategi pencegahan: Berdasarkan hasil analisis
dan evaluasi, langkah-langkah pencegahan dapat diidentifikasi
dan dirancang. Ini melibatkan pengembangan kebijakan,
prosedur, atau rekomendasi yang bertujuan untuk mengurangi
risiko kecelakaan di masa depan. Strategi ini dapat mencakup
perubahan pada infrastruktur jalan, peraturan lalu lintas,
pelatihan pengemudi, atau tindakan lain yang relevan.
Perusahaan membangun metode sistematis untuk pengukuran
dan pemantauan kinerja K3 secara teratur sebagai satu kesatuan
bagian dari keseluruhan sistem manajemen Perusahaan.
Pemantauan melibatkan pengumpulan informasi-informasi
berkaitan dengan bahaya K3, berbagai macam pengukuran dan
penelitian berkaitan dengan resiko K3, jam lembur tenaga kerja
serta penggunaan peralatan/mesin/perlengkapan/bahan/material

10
beserta cara-cara penggunaannya di tempat kerja. Pengukuran
kinerja K3 dapat berupa pengukuran kualitatif maupun
pengukuran kuantitatif kinerja K3 di tempat kerja.
Pengukuran dan Pemantauan bertujuan antara lain untuk :
1. Melacak perkembangan dari pertemuan-pertemuan K3,
pemenuhan Tujuan K3 dan peningkatan berkelanjutan.
2. Memantau pemenuhan peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lainnya berkaitan dengan penerapan K3 di
tempat kerja.
3. Memantau kejadian-kejadian kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja (PAK).
4. Menyediakan data untuk evaluasi keefektivan pengendalian
operasi K3 atau untuk mengevaluasi perlunya modifikasi
pengendalian ataupun pengenalan pilihan pengendalian
baru.
5. Menyediakan data untuk mengukur kinerja K3 Perusahaan
baik secara proaktif maupun secara reaktif.
6. Menyediakan data untuk mengevaluasi penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja Perusahaan.
7. Menyediakan data untuk menilai kompetensi personil K3.
Perusahaan mendelegasikan tugas pemantauan dan pengukuran
kinerja K3 kepada Ahli K3 Umum Perusahaan atau
Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja termasuk anggota-anggota di bawah kewenangan Ahli K3
Umum Perusahaan.
Hasil dari pemantauan dan pengukuran kinerja K3 dianalisa
dan digunakan untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan kinerja
K3 ataupun kebutuhan perlunya tindakan perbaikan ataupun
tindakan-tindakan peningkatan kinerja K3 lainnya.
Pengukuran kinerja K3 menggunakan metode pengukuran
proaktif dan metode pengukuran reaktif di tempat kerja. Prioritas

11
pengukuran kinerja K3 menggunakan metode pengukuran proaktif
dengan tujuan untuk mendorong peningkatan kinerja K3 dan
mengurangi kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja.
Termasuk dalam pengukuran proaktif kinerja K3 antara lain :
1. Penilaian kesesuaian dengan perundang-undangan dan
peraturan lainnya yang berkaitan dengan penerapan K3 di
tempat kerja.
2. Keefektivan hasil inspeksi dan pemantauan
kondisi bahaya di tempat kerja.
3. Penilaian keefektivan pelatihan K3.
4. Pemantauan Budaya K3 seluruh personil di bawah kendali
Perusahaan.
5. Survey tingkat kepuasan tenaga kerja terhadap penerapan
K3 di tempat kerja.
6. Keefektivan hasil audit internal dan audit eksternal Sistem
Manajemen K3 .
7. Jadwal penyelesaian rekomendasi-rekomendasi penerapan
K3 di tempat kerja.
8. Penerapan program-program K3 .
9. Tingkat keefektivan partisipasi tenaga kerja terhadap
penerapan K3 di tempat kerja.
10. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja di tempat kerja.
11. Penilaian aktivitas kerja yang berkaitan dengan resiko
k3 Perusahaan.
Termasuk dalam pengukuran reaktif kinerja K3 antara lain :
1. Pemantauan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja (PAK) .
2. Tingkat keseringan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja (PAK).
3. Tingkat hilangnya jam kerja akibat kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja (PAK).

12
4. Tuntutan tindakan pemenuhan dari pemerintah.
5. Tuntutan tindakan pemenuhan dari pihak ke tiga yang
berhubungan dengan Perusahaan.
4. Undang-undang Keselamatan
Undang-Undang Keselamatan Kerja (UUKK) adalah peraturan
hukum yang bertujuan untuk melindungi keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan pekerja di tempat kerja. Undang-Undang ini mengatur
tanggung jawab pengusaha, kewajiban pekerja, dan kerangka kerja
untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Meskipun
setiap negara memiliki undang-undang dan peraturan keselamatan
kerja yang berbeda, di bawah ini adalah beberapa poin umum yang
biasanya diatur dalam undang-undang keselamatan kerja:
 Identifikasi dan penilaian risiko:
Undang-undang keselamatan kerja biasanya mengharuskan
pengusaha untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan
risiko di tempat kerja. Ini melibatkan pengidentifikasian
potensi bahaya, penilaian risiko yang berkaitan, dan
pengembangan tindakan pencegahan yang sesuai.
 Kewajiban pengusaha:
Undang-undang keselamatan kerja biasanya menetapkan
kewajiban pengusaha untuk memberikan lingkungan kerja yang
aman dan sehat bagi para pekerja. Hal ini mencakup
penyediaan peralatan kerja yang aman, pelatihan keselamatan,
pengorganisasian tempat kerja, dan pemeliharaan standar
keselamatan yang sesuai.
 Hak dan kewajiban pekerja:
Undang-undang keselamatan kerja juga melindungi hak-
hak pekerja untuk bekerja dalam lingkungan yang aman dan
sehat. Pekerja diharapkan untuk mematuhi aturan keselamatan
yang ditetapkan, menggunakan peralatan pelindung diri yang

13
disediakan, serta melaporkan bahaya atau kecelakaan yang
terjadi di tempat kerja.

 Inspeksi dan penegakan:


Undang-undang keselamatan kerja seringkali menyediakan
sistem inspeksi dan penegakan yang memastikan pengusaha
mematuhi standar keselamatan yang ditetapkan. Inspektur kerja
dapat melakukan pemeriksaan rutin di tempat kerja untuk
memastikan kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan
yang berlaku.
 Sanksi dan hukuman:
Jika pengusaha melanggar undang-undang keselamatan
kerja, biasanya ada sanksi dan hukuman yang diberlakukan. Ini
dapat berupa denda, pembatalan izin usaha, atau tindakan
hukum lainnya yang sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukan.
Perlu dicatat bahwa undang-undang keselamatan kerja dapat
bervariasi antara negara dan wilayah. Oleh karena itu, sangat penting
untuk merujuk pada undang-undang dan peraturan yang berlaku di
negara atau yurisdiksi tertentu untuk memperoleh informasi yang lebih
spesifik.
Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki
beberapa dasar hukum pelaksanaan. Di antaranya ialah Undang-
Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Permenaker No
5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dan Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Rangkuman dasar-dasar
hukum tersebut antara lain :UU No 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja :
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.

14
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.

Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3 :


Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 (seratus) tenaga kerja
atau lebih dan atau yang mengandung potensi bahaya yang
ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,
pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK).Permenaker
No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) :
1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus
memperkerjakan 100 (seratus) orang atau lebih.
2. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang
dari 100 (seratus) orang tetapi menggunakan bahan, proses
dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya
peledakan.

5. Program K3 (Kesehatan Kerja dan Kesehatan)


Program K3 merupakan suatu rencana kerja dan pelaksanaan
prosedur yang memfasilitasi pelaksanaan keselamatan kerja dan proses
pengendalian resiko dan paparan bahaya termasuk kesalahan manusia
dalam tindakan tidak aman, meliputi :
 Program untuk mendeteksi, mengkoreksi, mengontrol kondisi
berbahaya, lingkungan beracun dan bahaya-bahaya kesehatan.
 Membuat prosedur keamanan
 Menindaklanjuti program kesehatan untuk pembelian dan
pemasangan peralatan baru dan untuk pembelian dan
penyimpanan bahan berbahaya.
 Pemeliharaan sistem pencatatan kecelakaan agar tetap waspada
 Pelatihan K3 untuk semua level manajemen.
 Rapat bulanan P2K3.

15
 Tetap menginformasikan perkembangan yang terjadi di bidang
K3 seperti alat pelindung diri dan standar keselamatan yang
baru.
 Pembagian pernyataan kebijakan organisasi.
Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman atau
selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.
Program kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari
gangguan fisik, mental, emosi ataurasa sakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam
lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang
ditentukan, Lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau
gangguan fisik”.

B. Penelitian Terdahulu

NO NAMA JUDUL HASIL PENELITIAN SUMBER


1 Priehadi Dhasa Analisis Tujuan penelitian untuk Vol 3, No 2
Eka Pengaruh mengetahui keselamatan (2020):
Keselamatan kerja dan pelatihan JENIUS
Kerja Dan terhadap kinerja (Jurnal
Pelatihan karyawan.Metode Ilmiah
Terhadap Penelitian deskriptif Manajemen
Kinerja dengan pendekatan Sumber
Karyawan Pada asosiatif. Sample yang Daya
PT Berca digunakan adalah Manusia)
Schindler Lifts proporsional random
Project Alfa sampling dengan sampel
Tower sebanyak 56 responden
Tangerang dari 125 populasi.

2 Muhammad Pengaruh Penelitian ini bertujuan Vol. 3 No. 1


Zulfikar, Keselamatan dan untuk mengetahui (2022)
Muhammad Kesehatan Kerja pengaruh keselamatan
Wadud, M. Karyawan dan kesehatan kerja
Kurniawan terhadap karyawan terhadap
Produktivitas produktivitas kerja
Kerja Karyawan karyawan gudang PT
Bagian Gudang Muara Dua Palembang.

16
PT Muara Dua Data sebanyak 65
Kota Palembang responden dikumpulkan
melalui kuesioner.
Penelitian ini
menggunakan regresi
linier berganda untuk
menganalisis data.
Temuan menunjukkan
bahwa secara parsial
keselamatan kerja
berpengaruh signifikan
dan negatif terhadap
produktivitas kerja
karyawan.
3 Eva Faza Analisis Penerapan keselamatan Vol 8 No 3
Rif’ati, Penerapan dan kesehatan kerja (2018):
Agus Sutanto Sistem melalui SMK3 telah Swara
Manajemen berkembang di berbagai Patra
Keselamatan dan negara baik melalui
Kesehatan Kerja pedoman maupun
di Bidang standar. Untuk
Industri Migas memberikan
dengan keseragaman bagi setiap
Pendekatan Risk perusahaan dalam
Asessment Code menerapkan SMK3
(RAC) sehingga perlindungan
keselamatan dan
kesehatan kerja bagi
tenaga kerja,
peningkatan efsiensi, dan
produktiftas perusahaan
dapat terwujud maka
ditetapkanlah Peraturan
Pemerintah No. 50
Tahun 2012 yang
mengatur tentang
penerapan SMK3.

17
BAB III
OBJEK OBSEVASI

A. Sejarah
Berdiri di tahun 2017 digagas oleh CEO Edward Tirtanata, CBDO James
Prananta, dan CMO Cynthia Chaerunissa.
Store pertama di tahun 2017 di Menara Standard Chartered, Jakarta. dengan
konsep Island dengan konsep store to go.
Mengalami pertumbuhan hingga sekarang di tahun 2023 dengan memiliki 850
store lebih yang tersebar di wilayah-wilayah Indonesia dan Malaysia. Memiliki
Office di Jakarta, Singapore dan Malaysia. Tumbuh menjadi Kenangan Brand
dengan memiliki brand lain di antaranya:
 Kopi Kenangan
 Cerita Roti
 Chigo
 Kenangan Manis
 Kenangan Heritage
 Kenangan Hanya Untukmu
 Chigo x Flip Burger
 Kenangan Coffee Malaysia

B. Visi dan Misi Lembaga


1. Visi
Spread our passion for high quality coffee from indonesia to the world
2. Misi
 Serving with heart (melayani dengan sepenuh hati)
 Day 1 Mentality (semua mentalitas sama seperti hari pertama)
 Collaboration ( melibatkan semua aspek untuk menuju lebih baik)

18
A. Struktur Organisasi

B. Data Pegawai

N NAMA JABATAN
O
1 EDWARD TIRTANATA Chief Executive Officer
2 RIDWAN QOLBI Deputy Factory Manager
3 RAHMAT SANTOSO BUDIAR Chief Financial Officer
4 GEMINI ARYANTO SVP, Global People & Culture
5 CHRISTINA YAP Group Strategic HR & TA Hea
6 NIA QOYIMMAH AVP of Human Resources
7 LUNG HIANT KIAT (JORDAN) General Manager Malaysia
8 INNEKE AYU LESTARI VP, Head of Legal & Corporal
9 CYNTHIA CHAIRUNNISA Chief marketing official
10 GOH CHIN HOU Chief Operating Officer
11 AMELIA JESSIE Personal Assisten
12 FENGPING ZENG Chief Technology Officer
13 RANDY CHAIRA B2B and Events Manager
14 SHANON OCTAVIA SETJOADI Community operation and
Community Operations

19
15 VERONICA SARAH Head of RND & Category Pro
16 ANANDITHA MAYASARI Head Of Marketing
17 AYU KURNIA TENDIKE PISA Project & Facility
18 SALLY RAHMATIKA QAQC
19 YULIANAWATI Head of Store Development
20 ARIS AGUSNO Operation Manager
21 DWI SUSANTO Regional General Manager
22 IRAWAN SUWONDO Operations Manager
23 MOHAMMAD SYAM ASHARI Operations Manager
24 MUHAMMAD WILLY Operations Manager
25 SUGIARTO Operations Manager
26 TONDI PAULUS Ragional General Manager
27 BUANA KUMORO JATI Area Manager
28 COROLINA DEWI ANDREA Area Manager
29 FERRI WIJAYANTO Acting Area Manager
30 HENGKI FEBRIANTO Area Manager
31 NIKOLAS CHARISMA HENDI Area Manager
32 RANDI SAPUTRA Area Managr
33 RIKI GINANJAR Area Manager
34 RIZKA JUNIAWAN Barista
35 ADE SAMBAS Store Manager
36 DEVA MAULANA Store Manager (BTC)
37 FAHREZA MEIDITO PRAYOGO Store Manager
38 FIRMANSYAH AWALUDIN Shift Supervisor
39 GALUH PUSPASARI Shift Supervisor
40 KIKI IRAWAN Store Manager
41 MUHAMMAD IRSAN Store Manager
42 MUHAMMAD RADHITIA RIO Shift Manager
43 NUR MUHAMMAD ISTIQLAL Store Manager
44 NURUL KAHPI Shift Manager

20
45 RIAN ISKANDAR Store Manager
46 SEPTIANA NUGROHO Shift Supervisor
47 ABDULLOH MUSADAD Shift Supervisor
48 ALI RAHMAN Barista
49 ARNI FEBI AVIANI Barista

21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi
Kopi kenangan
1. Jika ada pegawai yang kecelakaan atau sakit mendadak disaat jam kerja
apa yang dilakukan oleh perusahaan ini?
“jika karyawan tidak bisa lanjut maka kita memperbolahkannya
pulang karna jika menlanjutkan kerja akan membuat rugi dirinya
sendiri dan berkerjanya juga tidak fokus yaudah kita pulangkan saja
dan jika tidak bisa masuk lagi besoknya mereka harus mengajukan
cuti sakit masuk ke cuti sakit dan mengajukan surat dokter”.

2. Apakah ada undang-undang kesehatan di perusahaan ini?


“ada, kami mengadakan sebuah pedoman misalnya, cuti 12 hari per
satu tahun”

3. Jika karyawan sudah melampaui batas cuti tahunan tapi ingin mengajukan
cuti lagi atau dadakan, bagaimana tanggapan perusahaan?
“cuti yang 12 hari pertahun itu cuma berlaku tahunan kalo cuti
yang lain atau tambahan itu beda lagi”

4. Apa ada pengecekan kesehatan untuk karyawan?


“di sini belum pernah mengandakan pengecekan kesehatan
karyawan paling surat kesehatan dari dina kesehatan aja bagi
perusahaan apakah kotor atau bagaimana gitu”

B. Pembahasan

1. Latar Belakang K3
Perusahaan Kopi Kenangan memberi keringanan dan sebuah
toleransi kepada karyawan karna karyawan juga sama manusia, jikalau
pegawai mengalami sakit dadakan atau kecelakaan tapi dipaksa harus
masuk itu sangat beresiko bagi karyawan maupun perusahaan dijam
kerja.

22
2. Biaya Kecelakaan
Perusahaan kopi kenangan sudah mendaftarkan BPJS (Badan
Penyelenggara jaminan sosial) pada karyawannya dan mengambil 2%
dari gaji per bulan karyawan.
3. Pengukuran Kecelakaan
Kopi kenangan membuat data kecelakaan karyawan dan mengukur
kecelakaan yang menimpa kayrawan. Kopi kengangan juga
bertanggung jawab atas kecelakaan yang dialami karyawannya.
4. Undang-undang Keselamatan kerja
Kopi kenangan membuat undang-undang pesusahaan salah satunya
keselamatan bagi karyaawan, seperti yang tadi di sebutkan dihasil
observasi jika ada yang karyawan yang sakit dan tidak baisa hadir
dikeesokan harinya, maka karyawan tersebut harus memdapatkan izin
terlebih dahulu dan mendata diaplikasi yang sudah dibuat khusus
perusahaan kopi kenangan juga harus memimta surat dari dokter jika
sakit dalam jangka waktu lama.
5. Program keselamatan kerja dan kesehatan
Perusahaan kopi kenangan membuat program kesehatan berupa
surat sehat saja dari dinas kesehatan, perusahaan kopi kenangan belum
mengadakan pengecekan kesehatan karyawan hanya pengecekan
perusahaan.

23
BAB V
KESIMPULAN, SARAN, REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Dari hasil observasi kita dapat menyimpulkan bahwa, kesehatan karyawan
padat mempengaruhi kinerja karyawannya itu sendiri maka dari itu kopi
kenangan tidak membebani karyawan yang sakit atau memaksakan kerja
karyawan yang sakit untuk bekerja, jika memaksakan untuk bekerja maka
kinerja karyawan akan berdampak tidak baik untuk perusahaan. Kopi kenangan
juga memberikan cuti tahunan tidak disatukan dengan keperluan atau
kepentingan karyawan yang mendadak seperti nikah dan sakit.

B. Saran
Saran dari kelompok untuk kopi kenangan yaitu, agar mengadakan
pengecekan kesehatan, karna barangkali karyawan memiliki penyakit bawaan
atau penyakit keturunan. Saran dari kelompok kami untuk observasi
selanjutnya, bisa lebik baik lagi dari kelompok yang telah dilakukan. Dan
kami harap untuk observasi selanjutnya bisa mengambil dan mencari
informasi yang lebih mendalam, karna kami merasa kurangnya informasi yang
kami dapat.

C. Rekomendasi
Hasil rekomendasi dari observasi untuk perusahaan kopi kenangan dalam
pembahasan Keselamatan kerja dan kesehatan, sudah tersusun sesuai dengan
materi yang telah diberikan oleh dosen. Dan kami dapat mengetahui apa yang
dilakukan kopi kenangan jika ada karyawan yang sakit atau kecelakaan.

24
DAFTAR PUTAKA

https://www.google.com/search?
q=program+keselamatan+dan+kesehatan+kerja+adalah&sxsrf=APwXEdeW1qhzwONDo4
28VrILPDosMTfNJA%3A1684921655206&ei=N91tZM2aDOe84-
EP7Zqg0As&oq=program+&gs_lcp=Cgxnd3Mtd2l6LXNlcnAQARgAMgcIIxCKBRAnMgUIAB
CABDILCAAQgAQQsQMQgwEyCAgAEIAEELEDMgUIABCABDIICAAQgAQQsQMyCwgAEIoF
ELEDEIMBMgsIABCKBRCxAxCDATIICAAQgAQQsQMyBQgAEIAEOgcIIxDqAhAnOg8IABCKB
RDqAhC0AhBDGAE6GAguEIoFEMcBENEDEMgDEOoCELQCEEMYAjoECCMQJzoICC4QsQM
QgAQ6BwgAEIoFEEM6DQgAEIoFELEDEIMBEEM6CggAEIoFELEDEENKBAhBGABQiBJYyCVg
_UFoAXABeACAAZIBiAHDBpIBAzUuM5gBAKABAbABEcABAdoBBggBEAEYAdoBBggCEAEY
CA&sclient=gws-wiz-serp

https://damkar.bandaacehkota.go.id/2020/07/13/dasar-hukum-penerapan-k3-
keselamatan-dan-kesehatan-kerja-di-tempat-kerja/#:~:text=Di%20antaranya%20ialah
%20Undang%2DUndang,dan%20Kesehatan%20Kerja%20(P2K3).

https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/pengukuran-dan-
pemantauan-k3.html

https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/pengukuran-dan-
pemantauan-k3.html

https://temank3.id/page/detail_news/
5/62e5d2b779e51361bec18520e075af19#:~:text=*%20Menurut%20Peraturan
%20Pemerintah%20Nomor%2050,kerja%20dan%20penyakit%20akibat%20kerja.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 2011,Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahan,


Remaja Rosdakarya, Bandung.

Priehadi Dhasa Eka. Vol 3, No 2 (2020): JENIUS (Jurnal Ilmiah Manajemen


Sumber Daya Manusia)

Muhammad Zulfikar, Muhammad Wadud, M. Kurniawan. Vol. 3 No. 1 (2022)

Eva Faza Rif’ati, Agus Sutanto. Vol 8 No 3 (2018): Swara Patra

25
LAMPIRAN

Foto Bersama Pak Hario

Foto Saat Menunggu Pak Hario Foto Saat Wawancara

26

Anda mungkin juga menyukai