PENGEMBANGAN ORGANISASI
Oleh:
Kelompok 4
Anggota Kelompok:
1. Mielka Ratna Kusuma W (101614453016)
2. Andri Lukman (101614453021)
3. Auli Fisty Noor Azizah (101614453054)
2
KESIMPULAN......................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................47
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 2.6 Keuntungan Menggunakan Konsultann Internal atau Eksternal 15
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
1
1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah membantu
mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai definisi,
konsep, penolakan terhadap perubahan, fungsi, prinsip, sejarah, teori, proses dan
teknik pengembangan organisasi.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Definisi dari French itu berkaitan dengan kepentingan jangka panjang dari
pengembangan organisasi dan penggunaan konsultan.
3
Definisi dari Beckard itu menyebutkan proses pengembangan organisasi. Begitu
pula dengan definisi berikut dari Michael Beer (1969), yang memperinci proses
pengembangan ke dalam beberapa tahapan.
Organization development is a systemwide process of data collection,
diagnosis, action planning, intervention, and evaluation aimed at (1)
enhancing congruence among organizational structure, process, strategy,
people, and culture; (2) developing new and creative organizational
solutions; and (3) developing the organizations selfrenewing capacity. It
occurs through the collaboration of organizational members working with a
change agent using behavioral science theory, research, and technology.
(Pengembangan organisasi adalah proses pengumpulan data, diagnosis,
perencanaan tindakan, intervensi, dan evaluasi yang meliputi seluruh bagian
organisasi, yang ditujukan untuk (1) meningkatkan kesesuaian di antara
struktur, proses, strategi, sumber daya manusia, dan budaya organisasi; (2)
mengembangkan solusi yang baru dan kreatif bagi organisasi; dan (3)
mengembangkan kapasitas organisasi untuk memperbarui diri.
Pengembangan itu terjadi melalui kolaborasi anggota organisasi yang
bekerja bersama dengan agen perubahan dengan menggunakan teori,
penelitian, dan teknologi ilmu perilaku.)
4
organization effectiveness. (Pengembangan organisasi adalah aplikasi dan
transfer ilmu pengetahuan perilaku yang meliputi seluruh bagian sistem,
untuk pengembangan, perbaikan, dan penguatan terencana dari strategi,
struktur, proses yang menghasilkan efektivitas organisasi.
5
j. OD dipandu oleh agen perubahan, tim perubahan, atau manajemen lini yang
peran utamanya ialah sebagai fasilitator, guru, dan pelatih bukan sebagai
ahli pada bidangnya.
k. OD mengenal perlunya tindak lanjut terencana untuk menjaga perubahan.
l. OD memerlukan intervensi dan perbaikan terencana pada proses dan
struktur organisasi, serta memerlukan keterampilan dalam bekerja dengan
individu, kelompok, dan organisasi secara keseluruhan.
6
Ketiga, OD berkaitan dengan mengelola perubahan terencana, tetapi tidak
dalam makna formal yang umumnya dihubungkan dengan management
consulting atau project management, yang cenderung programmatis dan
digerakkan oleh ahli untuk berubah. Lebih dari itu, OD merupakan proses yang
lebih adaptif untuk merencanakan dan melaksanakan perubahan daripada cetak
biru tentang bagaimana harus melakukan sesuatu. OD memerlukan perencanaan
untuk mendiagnosa dan memecahkan masalah-masalah organisasi. Namun,
rencana tersebut fleksibel dan sering direvisi ketika informasi baru diperoleh pada
saat program perubahan berjalan.
Keempat, OD mencakup desain, implementasi, dan penguatan selanjutnya
atas perubahan. OD bergerak melampaui upaya-upaya awal untuk melaksanakan
program perubahan menuju perhatian jangka panjang untuk
menginstitusionalisasikan kegiatan baru di dalam organisasi.
Terakhir, OD berorientasi untuk meningkatkan efektivitas organisasi.
Efektivitas paling baik diukur bersama dengan tiga dimensi, yaitu:
a. OD memastikan organisasi yang efektif itu dapat beradaptasi; ia mampu
memecahkan masalahnya sendiri dan memusatkan perhatian dan sumber
dayanya pada pencapaian tujuan utama.
b. Organisasi yang efektif mempunyai kinerja finansial dan teknikal yang
tinggi, termasuk pertumbuhan penjualan, laba, produk dan layanan yang
bermutu, dan produktivitas yang tinggi.
c. Organisasi yang efektif memiliki pelanggan atau pemangku kepentingan
eksternal lain yang puas dan setia. Selain itu, tenaga kerja juga mempunyai
keterikatan yang kuat kepada organisasinya, puas, dan mau belajar.
Sementara itu, bentuk lain perubahan organisasi jelas berbeda fokus dengan
OD. Management consulting terutama mengurusi kinerja keuangan organisasi,
sedangkan operations management atau industrial engineering berfokus pada
produktivitas.
2.2.1 Perbandingan Pengembangan Organisasi (OD) dengan Change
Management
OD dan change management membahas implementasi yang efektif dari
perubahan terencana. Keduanya memperhatikan urutan kegiatan, proses,
7
dan isu-isu kepemimpinan yang menghasilkan perbaikan organisasi.
Namun, keduanya berbeda dalam hal orientasi nilai yang mendasarinya.
Ilmu perilaku yang menjadi fondasi OD menyokong nilai-nilai potensi
manusia, partisipasi, dan pengembangan, selain kinerja dan keuntungan
kompetitif. Fokus change management lebih sempit pada cost, quality,
dan schedule. Dengan demikian, ciri yang membedakan OD adalah
perhatiannya pada transfer pengetahuan dan keterampilan supaya sistem
lebih mampu mengelola perubahan di masa datang. Change management
tidak begitu memerlukan transfer keterampilan. Singkatnya, semua OD
melibatkan perubahan manajemen, tetapi perubahan manajemen mungkin
tidak melibatkan OD.
2.2.2 Perbandingan Pengembangan Organisasi (OD) dengan
Organizational Change (OC)
Organizational change (OC) merupakan konsep yang lebih luas daripada
OD. OD dapat diterapkan untuk mengelola perubahan organisasi (OC).
Namun, OD terutama memperhatikan mengelola perubahan sedemikian
rupa sehingga pengetahuan dan keterampilan ditransfer untuk membangun
kapabilitas organisasi untuk meraih goalnya dan memecahkan masalah-
masalahnya. OD dimaksudkan untuk mengubah organisasi pada arah
tertentu, menuju pemecahan masalah, responsivitas, quality of work life,
dan efektivitas yang lebih maju. Sebaliknya, OC fokusnya lebih luas dan
dapat diterapkan pada jenis perubahan apa pun, termasuk inovasi teknis
dan manajerial, penurunan organisasi (organizational decline), evolusi
sistem. Perubahan itu mungkin atau mungkin tidak diarahkan untuk
menjadikan organisasi lebih maju dalam makna sebagaimana dimaksud
oleh OD.
8
keputusan yang lebih baik. Tapi di sisi lain resistensi terhadap perubahan dapat
menghambat adaptasi dan kemajuan. Resistensi terhadap perubahan tidak selalu
muncul dalam cara-cara standar. Resistensi bisa terang-terangan, implisit,
langsung atau ditangguhkan. Manajemen paling mudah menghadapi perlawanan
terbuka dan langsung: Misalnya ketika perubahan diusulkan dan karyawan cepat
merespon dengan menyuarakan keluhan, mengancam untuk mogok, atau
sejenisnya. Tantangan yang lebih besar adalah mengelola resistensi yang tersirat
atau ditangguhkan. Upaya perlawanan implisit lebih halus menurun atau
hilangnya loyalitas kepada organisasi, kehilangan motivasi kerja, peningkatan
kesalahan, peningkatan ketidakhadiran karena sakit dan karenanya, lebih sulit
untuk mengenali.
Sumber penolakan dapat terjadi pada tingkat individu atau pada tingkat organisasi.
Kadang-kadang sumber dapat tumpang tindih.
a. Faktor Individu
Sumber resistensi individu terhadap perubahan merupakan karakteristik
dasar manusia seperti persepsi, kepribadian dan kebutuhan. Pada dasarnya
ada empat alasan mengapa individu menolak perubahan.
1) Kebiasaan: Manusia adalah makhluk dengan kebiasaan. Hidup cukup
kompleks, manusia tidak perlu mempertimbangkan berbagai pilihan
untuk ratusan keputusan setiap hari. Untuk mengatasi kompleksitas ini,
manusia bergantung pada kebiasaan tanggapan terprogram. Tapi ketika
dihadapkan dengan perubahan, orang dengan kecenderungan merespon
dengan cara terbiasa akan menganggap perubahan adalah sumber
perlawanan.
2) Keamanan: Orang dengan kebutuhan tinggi untuk keamanan cenderung
menolak perubahan karena mengancam perasaan aman. Mereka merasa
tidak pasti dan tidak aman tentang apa yang akan terjadi nanti, sehingga
berusaha untuk menunda atau memperlambat proses perubahan dan
sebaliknya pasif melawan perubahan dalam upaya untuk meredam itu.
3) Proses Seleksi Informasi: Individu membentuk dunianya melalui
persepsinya. Mereka selektif memproses informasi dalam rangka untuk
9
menjaga persepsi. Mereka mendengar apa yang ingin mereka dengar.
Mereka mengabaikan informasi yang menantang apa yang telah
diciptakannya. Oleh karena itu, ada kecenderungan umum bagi orang
untuk selektif melihat informasi yang konsisten dengan pandangannya.
4) Faktor ekonomi: kekhawatiran bahwa perubahan akan menurunkan
pendapatan seseorang. Perubahan dalam tugas pekerjaan atau didirikan
rutinitas kerja juga bisa membangkitkan kekhawatiran ekonomi jika
orang khawatir mereka tidak akan dapat melakukan standar tugas atau
rutinitas baru.
10
a. Pendidikan dan Komunikasi: Perlawanan dapat dikurangi melalui
berkomunikasi dengan karyawan untuk membantu mereka melihat
logika perubahan. Taktik ini pada dasarnya mengasumsikan bahwa
sumber resistensi terletak pada kesalahan informasi atau komunikasi
yang buruk.
b. Partisipasi dan Keterlibatan: Individu akan sulit untuk menolak
keputusan perubahan jika dilibatkan untuk berpartisipasi. Sebelum
membuat perubahan, individu yang menentang dapat dilibatkan
dalam proses pengambilan keputusan. Orang dapat didorong untuk
membantu membuat desain dan menerapkan perubahan dalam
rangka untuk mengeluarkan ide dan mendorong
komitmen.Partisipasi meningkatkan pemahaman, meningkatkan
perasaan kontrol, mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan
perasaan memiliki ketika perubahan secara langsung mempengaruhi
orang.
c. Fasilitasi dan Dukungan: karyawan diberikan dukungan, pelatihan,
konseling dan adaptasi dalam perubahan akan lebih mudah
menerima perubahan itu sendiri.
d. Negosiasi dan Perjanjian: Manajemen bisa menawarkan insentif
sebagai imbalan untuk perjanjian untuk mengubah. Taktik ini sering
diperlukan saat berhadapan dengan penolakan yang kuat.
e. Manipulasi dan Kooptasi: manipulasi adalah perancangan selektif
menggunakan informasi dan insentif tersirat untuk memaksimalkan
kemungkinan penerimaan.
f. Pemaksaan Eksplisit dan Implisit: Kadang-kadang manajemen
mungkin menggunakan otoritas dan ancaman insentif negatif untuk
memaksa penerimaan perubahan yang diusulkan. Management
mungkin memutuskan bahwa jika karyawan tidak menerima
perubahan yang diusulkan, maka harus menutup organisasi,
menurunkan gaji atau PHK.
11
a. Untuk mengembangkan atau meningkatkan pernyataan misi organisasi
(pernyataan tujuan) atau pernyataan visi untuk apa ia ingin menjadi
b. Untuk membantu menyelaraskan struktur fungsional dalam suatu organisasi
sehingga mereka bekerja bersama-sama untuk tujuan yang sama
c. Untuk membuat rencana strategis mengenai bagaimana organisasi akan
membuat keputusan tentang masa depan dan mencapai masa depan yang
d. Untuk mengelola konflik yang ada di antara individu, kelompok, fungsi,
dan sebagainya, seperti ketika konflik mengganggu kemampuan organisasi
untuk berfungsi dengan cara yang sehat
e. Untuk menempatkan proses yang akan membantu meningkatkan operasi
yang sedang berlangsung dari organisasi secara terus menerus
f. Untuk menciptakan lingkungan kolaboratif yang membantu organisasi
menjadi lebih efektif dan efisien
g. Untuk menciptakan sistem penghargaan yang sesuai dengan tujuan
organisasi
h. Untuk membantu pengembangan kebijakan dan prosedur yang akan
meningkatkan operasi organisasi yang sedang berlangsung
i. Untuk menilai lingkungan kerja, mengidentifikasi kekuatan yang dibangun
dan daerah yang memerlukan perubahan dan perbaikan
j. Untuk menyediakan bantuan dan dukungan bagi karyawan, terutama
karyawan yang di posisi senior, yang perlu pelatihan tentang cara
melakukan pekerjaan secara lebih baik
k. Untuk membantu dalam menciptakan sistem untuk memberikan umpan
balik pada kinerja individu dan kadangkala melakukan studi untuk
memberikan umpan balik individu dan pembinaan untuk membantu mereka
dalam pengembangan diri masing-masing.
12
1) Respect and inclusion sama-sama menghargai pandangan dan pendapat
setiap orang.
2) Colaboration membangun hubungan yang saling menguntungkan
dalam organisasi.
3) Authenticity membantu orang berperilaku sejalan dengan nilai-nilai
yang mereka anut.
4) Self-awareness berkomitmen untuk mengembangkan kesadaran diri
dan keterampilan antar individu dalam organisasi.
5) Empowerment berfokus menolong setiap orang dalam organisasi klien
untuk menaikkan tingkat otonomi, rasa kekuatan pribadi, dan keberanian
masing-masing untuk meningkatkan produktivitas dan meninggikan
semangat kerja karyawan.
6) Democracy and Social Justice meyakini bahwa antar anggota akan
saling mendukung terkait hal-hal yang dimiliki, membentuk jiwa sosial,
dan menerapkan prinsip demokrasi sebagai prinsip dasar manusia.
b. Didukung oleh Teori; salah satu kekuatan OD adalah OD menggunakan
berbagai disiplin ilmu yang menjelaskan pemahaman tentang sistem manusia,
termasuk ilmu perilaku dan fisika terapan.
c. Berfokus pada Sistem; OD didasarkan pada teori sistem terbuka dan berbagai
pendekatan untuk memahami masyarakat dan organisasi. Perubahan di satu
bidang sistem selalu mengakibatkan perubahan di bidang lain dan perubahan
di satu area tidak dapat dipertahankan tanpa perubahan pendukung di area lain
dari sistem.
d. Penelitian Tindakan; hasil dari tindakan terencana harus terus diperiksa dan
strategi-strategi perubahan harus terus direvisi ketika intervensi berjalan.
e. Berfokus pada proses; OD menekankan cara terjadinya sesuatu, bukan semata-
mata isi dari sesuatu. Konsultan manajemen lebih memperhatikan apa
daripada mengapa.
f. Diinformasikan oleh data; OD menggunakan penyelidikan aktif dalam menilai
kondisi internal dan eksternal sehingga memperoleh hasil yang valid serta
menghasilkan alasan kuat untuk melakukan perubahan dan menciptakan
komitmen untuk mencapai tujuan yang diinginkan organisasi pada masa yang
akan datang.
13
g. Client Centered atau Customer focus: OD berfokus kepada kebutuhan klien
demi mencapai tujuan akhir organisasi yaitu mencapai kepuasan klien baik
internal maupun eksternal.
2.6 Praktisi OD
Menurut Cumming dan Worley (2008) istilah praktisi OD (organization
development practitioner) mengacu kepada sekurangnya tiga kelompok orang.
Kelompok pertama yang paling jelas adalah mereka yang mengkhususkan diri
dalam OD dan menjadikan OD sebagai profesi. Mereka mungkin konsultan
internal dan eksternal yang menawarkan layanan profesional bagi organisasi.
Praktisi OD dapat berasal dari dalam organisasi (internal) atau berasal dari
luar organisasi (eksternal), yang bekerja berdasarkan kontrak. Pengembangan
organisasi tidak harus dilakukan oleh profesional yang mengkhususkan diri dalam
bidang ini. OD semakin banyak dilakukan oleh mereka yang berada dalam posisi
lain dalam organisasi tetapi memiliki keahlian dalam OD. Perbandingan antara
praktisi OD internal dengan internal dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
14
lebih baik daripada yang organisasi karena si
mungkin diketahui oleh konsultan tidak dikenal
konsultan eksternal melainkan karena
Hubungan sudah terbangun reputasinya
dengan organisasi sehingga Lebih bebas mengatakan
kerja sama lebih cepat katakanlah apa adanya
terjadi karena si konsultan secara
Tingkat kepercayaan sudah politis kurang berisiko
terbangun Komitmen organisasi untuk
Biaya proyek lebih rendah membayar dalam jangka
karena komitmen jangka panjang kurang dan tidak
panjang organisasi terhadap ada komitmen untk manfaat,
pekerjaan yang mengakibatkan biaya
Risiko yang diambil keseluruhan lebih rendah
organisasi atas kemungkinan Anggota organisasi mungkin
bocornya informasi rahasia lebih mau berbagi informasi
lebih kecil rahasia dengan konsultan
Pengerjaan OD tidak terburu- Lebih mudah untuk lebih
buru selesai karena gaji etis; bisa menolak
sudah dibayarkan dibanding melakukan sesuatu yang
biaya per jam yang harus dianggap tidak etis
dikeluarkan organisasi untuk Dapat menolak proyek jika
konsultan eksternal organisasi dianggap tidak
Akuntabilitasnya lebih besar siap untuk melakukan
Pengamanan pekerjaan dan perubahan
kurang penekanan pada Biasanya memiliki
pemasaran pengalaman lebih luas
Variasi pekerjaan lebih besar
Dapat cepat dan mudah
dipisahkan dari organisasi
jika terjadi masalah kinerja
Sumber: Mc Lean (2006)
15
Kompetensi inti ditujukan pada bagaimana sistem berubah dari waktu ke
waktu. Kompetensi ini mencakupi pengetahuan tentang desain organisasi,
penelitian organisasi, dinamika sistem, sejarah OD, dan teori dan model
perubahan. Selain itu, kompetensi ini juga melibatkan keterampilan yang
diperlukan untuk mengelola proses konsultasi, menganalisa dan mendiagnosa
sistem, merancang dan memilih intervensi, memfasilitasi proses, mengembangkan
kapabilitas klien untuk mengelola perubahan mereka sendiri, dan mengevaluasi
perubahan organisasi.
16
produktivitas dan kualitas kehidupan kerja. Latar ke lima dan pengaruhnya paling
baru pada praktek saat ini adalah perubahan strategis dan transformasi organisasi.
Eric Trist
Richard Beckhard
17
belajar tentang kepemimpinan dan untuk membahas suatu masalah. Pada akhir
setiap hari, para peneliti dibahas secara pribadi perilaku dan dinamika kelompok
apa yang mereka amati. Para tokoh masyarakat meminta izin untuk duduk pada
sesi umpan balik ini. Pada awalnya para peneliti merasa tidak setuju tapi
kemudian para peneliti akhirnya setuju. Dengan demikian, T-kelompok pertama
dibentuk di mana orang bereaksi terhadap data tentang perilaku mereka sendiri.
Para peneliti menarik dua kesimpulan tentang percobaan T-kelompok
pertama ini:
a. Memberi tanggapan tentang interaksi kelompok adalah pengalaman
belajar yang berharga.
b. Proses "pembangunan kelompok" memiliki potensi untuk belajar yang
bisa dipindahkan ke situasi awal.
18
2.7.3 Pendekatan Normatif
Kemajuan intelektual dan praktis dari batang pelatihan laboratorium dan
batang penelitian tindakan / survei-umpan balik yang diikuti oleh keyakinan
bahwa pendekatan hubungan manusia merupakan "one best way" untuk mengelola
organisasi. Keyakinan normatif ini dicontohkan dalam penelitian yang terkait
gaya manajemen Likert Partisipatif (4 sistem) dan Program Grid dari
Blake&Mouton OD dengan efektivitas organisasi. Program Partisipatif
Manajemen Likert ditandai organisasi memiliki salah satu dari empat jenis sistem
manajemen:
a. Sistem otoritatif eksploitatif (exploitive authoritative systems)
menunjukkan suatu pendekatan top-down otokratis kepemimpinan.
Motivasi karyawan didasarkan pada hukuman dan imbalan. Komunikasi
terutama menuju ke bawah, dan ada sedikit interaksi lateral atau kerja
sama tim. Pengambilan keputusan dan kontrol berada terutama di bagian
atas organisasi. Sistem 1 memberikan hasil kinerja biasa-biasa saja.
b. Sistem otoritatif baik hati (benevolent authoritative systems) mirip
dengan Sistem 1, tetapi manajemen bersifat lebih paternalistik. Karyawan
diperbolehkan sedikit lebih banyak interaksi, komunikasi, dan
pengambilan keputusan, tetapi dalam batas-batas yang ditetapkan oleh
manajemen.
c. Sistem konsultatif (consultative systems) meningkatkan interaksi
karyawan, komunikasi, dan pengambilan keputusan. Meskipun karyawan
berkonsultasi tentang masalah dan keputusan, manajemen masih
membuat keputusan akhir. Produktivitas yang baik, dan karyawan cukup
puas dengan organisasi.
d. Sistem kelompok partisipatif (participative group systems) hampir
berbanding terbalik dengan sistem 1. Metode dirancang berdasarkan
sekelompok pengambilan keputusan dan pengawasan, sistem ini
mendorong derajat keterlibatan yang tinggi dan partisipasi anggota.
Kelompok kerja sangat terlibat dalam menetapkan tujuan, membuat
keputusan, meningkatkan metode, dan menilai hasil. Komunikasi terjadi
baik lateral dan vertikal, dan keputusan terkait di seluruh organisasi.
19
System 4 mencapai tingkat produktivitas, kualitas, dan kepuasan anggota
secara maksimal.
Salah satu intervensi yang paling terstruktur di OD menurut Blake dan
Mouton adalah Grid Pengembangan Organisasi. Grid tersebut memiliki dua tujuan
utama yaitu untuk meningkatkan perencanaan dengan mengembangkan strategi
untuk keunggulan organisasi berdasarkan logika yang jelas, dan untuk membantu
manajer mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
mengawasi secara efektif.
Grid pengembangan organisasi terdiri dari enam fase yang dirancang
untuk menganalisis seluruh bisnis dan untuk mengatasi perencanaan dan
hambatan komunikasi sebagai keunggulan perusahaan. Tahap pertama adalah
Seminar Grid, sebuah program 1 minggu di mana peserta menganalisis gaya
pribadi mereka dan belajar metode pemecahan masalah. Tahap dua terdiri dari
pengembangan tim dan fase tiga melibatkan pengembangan antar kelompok. Pada
fase empat, model ideal dari keunggulan organisasi dikembangkan dan dalam
tahap lima, model diimplementasikan. Tahap akhir terdiri dari evaluasi organisasi.
Meskipun beberapa dukungan penelitian, pendekatan normatif telah
memberikan cara untuk pandangan kontingensi yang mengakui pengaruh
lingkungan eksternal, teknologi, dan kekuatan lain dalam menentukan desain
organisasi dan manajemen praktek yang sesuai. Namun, manajemen partisipatif
Likert dan Blake&Mouton ini kedua kerangka Grid OD digunakan saat dalam
organisasi.
20
mengintegrasikan teknologi yang lebih baik dan orang-orang. Program QWL ini
umumnya melibatkan partisipasi bersama oleh serikat pekerja dan manajemen
dalam desain kerja dan menghasilkan desain pekerjaan yang memberikan
karyawan keleluasaan, berbagai tugas, dan umpan balik tentang hasil yang lebih
tinggi. Karakteristik yang paling menonjol dari program QWL ini adalah
penemuan kelompok kerja yang mampu mengelola diri sendiri sebagai bentuk
desain pekerjaan. Kelompok ini terdiri dari pekerja multi skill yang diberi otonomi
dan informasi yang diperlukan untuk merancang dan mengelola kinerja tugas
mereka sendiri.
QWL pertama kali didefinisikan dalam hal reaksi orang terhadap
pekerjaan, terutama hasil individu yang berhubungan dengan kepuasan kerja dan
kesehatan mental. Berdasarkan definisi itu, QWL terutama berfokus pada
konsekuensi pribadi dari pengalaman kerja dan cara meningkatkan kerja untuk
memenuhi kebutuhan pribadi. Definisi kedua menyatakan QWL sebagai
pendekatan atau metode. QWL diartikan sebagai teknik-teknik khusus dan
pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan pekerjaan. QWL identik dengan
metode seperti pengayaan pekerjaan, tim swakelola, dan komite pekerja-
manajemen. Teknik orientasi ini terutama berasal dari publisitas yang berkembang
seputar proyek QWL. Proyek-proyek perintis menarik perhatian pendekatan
khusus untuk meningkatkan kerja.
Program QWL berkembang di luar fokus awal pada desain pekerjaan yang
dapat mempengaruhi produktivitas dan kepuasan karyawan, seperti sistem reward,
arus kerja, gaya manajemen, dan lingkungan kerja fisik. Perluasan fokus ini
berdampak besar dan berjangka panjang di tempat kerja. Perluasan fokus tersebut
juga menambahkan dimensi kritis efisiensi organisasi untuk apa yang telah sampai
saat menjadi perhatian utama pada karyawan.
Saat ini telah berkembang tahap kedua dari kegiatan QWL terutama yaitu
employee involvement (EI) sebagai kualitas total manajemen dan program six
sigma. Para praktisi OD mengemukakan bahwa EI lebih dari sekedar QWL,
karena EI lebih menekankan pada cara supaya karyawan dapat berkontribusi lebih
banyak untuk menjalankan organisasi sehingga dapat lebih fleksibel, produktif,
21
dan kompetitif. Kemudian muncul istilah employee empowement yang digunakan
secara bergantian dengan istilah EI, yang menekankan pada kekuasaan dalam
pengambilan keputusan mengalir ke bawah dalam organisasi. Namun,
pemberdayaan karyawan terlalu membatasi. Karena terlalu memperhatikan aspek
kekuatan, praktisi mungkin mengabaikan unsur-unsur penting lainnya yang
dibutuhkan untuk sukses, seperti informasi, keterampilan, dan penghargaan.
Akibatnya, EI tampak lebih luas dan lebih longgar daripada pemberdayaan
karyawan sebagai cara untuk pendekatan dalam perbaikan organisasi.
22
kinerja. Baru-baru ini, pendekatan strategis untuk OD telah diperluas ke merger
dan akuisisi, pembentukan aliansi, dan pengembangan jaringan.
Latar belakang perubahan strategis secara signifikan dipengaruhi praktik
OD. Misalnya, menerapkan perubahan strategis memerlukan praktisi OD untuk
menjadi akrab dengan strategi bersaing, keuangan, dan pemasaran, serta
membangun tim, penelitian tindakan, dan umpan balik survei. Secara bersama
keterampilan ini telah meningkatkan relevansi OD untuk organisasi dan manajer
dalam organisasi.
2.8. Teori
Berdasarkan definisi yang dibahas sebelumnya, inti dari OD adalah
perubahan yang direncanakan/terencana (planned change). Pengembangan
organisasi diarahkan pada melakukan perubahan terencana untuk meningkatkan
efektivitas organisasi dan kemampuannya untuk berubah sendiri. Perubahan itu
umumnya diprakarsai oleh manager, seringkali dengan bantuan praktisi OD dari
dalam atau luar organisasi.
Semua pendekatan yang digunakan pada OD mengandalkan teori tentang
perubahan terencana. Teori tersebut menggambarkan tahapan yang dilalui oleh
organisasi untuk mewujudkan perubahan. Teori itu juga menjelaskan proses
temporal dalam penerapan OD untuk membantu anggota organisasi mengelola
perubahan. Teori tersebut menunjukkan model yang menjadi rujukan praktik OD
saat ini.
23
perubahan ditingkatkan, kekuatan yang mempertahankan dikurangi, atau
keduanya digabungkan.
24
c. Refreezing. Langkah ini merupakan upaya untuk menstabilkan organisasi
pada keadaan equilibrium yang baru. Upaya ini sering kali dilakukan
dengan menggunakan mekanisme pendukung yang menguatkan keadaan
organisasi yang baru itu, seperti budaya organisasi, penghargaan, dan
struktur.
25
Berbagi dengan klien dari awal membangun atmofsir yang terbuka
kolaboratif
c. Data Gathering and Preliminary Diagnosis; biasanya dilakukan oleh
praktisi OD, sering bersama-sama dengan anggota organisasi. Tahap ini
mencakupi pengumpulan informasi yang tepat dan menganalisisnya untuk
menentukan penyebab yang mendasari masalah organisasi. Metode dasar
yang digunakan yakni wawancara, observasi proses, kuesioner, dan data
performa organisasi. Diagnosis dimulai dengan pengamatan, dilanjutkan
dengan wawancara semi terstruktur, dan disimpulkan dengan pengisian
kuesioner untuk mengukur secara tepat masalah yang diidentifikasi pada
tahap awal.
d. Feedback to a Key Client or Group; data diagnostik diumpanbalikkan ke
klien, biasanya dalam pertemuan kelompok atau tim kerja. OD praktisi
memberi tahu anggota organisasi informasi yang dikumpulkan. Langkah ini
membantu mereka menentukan kekuatan dan kelemahan organisasi atau unit
yang dipelajari.
e. Joint Diagnosis of the Problem; anggota organisasi membahas umpan balik
dan mengekslorasinya dengan praktisi OD. Antara pengumpulan data,
umpan balik, dan diagnosis terdapat hubungan yang erat karena konsultan
merangkum data dasar dari anggota klien dan menyajikan data itu kepada
mereka untuk validasi dan diagnosis lebih lanjut.
f. Joint Action Planning; Praktisi OD dan anggota klien bersama-sama
sepakat mengenai tindakan selanjutnya yang diambil. Kesepakatan ini
merupakan awal dari proses moving (dalam teori Lewin), karena organisasi
memutuskan cara terbaik untuk mencapai quasi-stationary equilibrium yang
berbeda. Pada tahap ini tindakan khusus diambil, tergantung pada budaya,
teknologi, dan lingkungan organisasi; diagnosis masalah; waktu dan biaya
intervensi.
g. Action; melibatkan perubahan aktual dari suatu keadaan ke keadaan lain
dari organisasi. Tahap ini dapat melingkupi penerapan metode dan proses
baru, pengaturan ulang struktur dan rancangan kerja, dan penguatan perilaku
baru. Tindakan tersebut biasanya tidak dapat segera dilakukan tetapi
26
memerlukan masa transisi karena organisasi beralih dari keadaan sekarang
ke keadaan yang diinginkan di masa datang.
h. Data Gathering After Action. Karena penelitian tindakan merupakan
cyclical process, data juga harus dikumpulkan setelah tindakan diambil
untuk mengukur dan menentukan efek dari tindakan dan menjadi asupan
kembali bagi organisasi.
27
perempuan (menentang diskriminasi seksual). Jika fokus dari pertanyaan itu
nyata dan vital bagi anggota organisasi, proses perubahan akan mengambil
sifat positif itu.
b. Inquire into Best Practice; meliputi pengumpulan informasi tentang the
best of what is dalam organisasi. Jika topiknya adalah inovasi organisasi,
maka anggota berupaya mengembangkan protokol wawancara untuk
mengumpulkan cerita gagasan baru yang dikembangkan dan dilaksanakan
dalam organisasi. Wawancara dilakukan oleh para anggota organisasi,
mereka saling mewawancarai dan menceritakan inovasi yang mereka pernah
terlibat di dalamnya. Cerita itu dikumpulkan bersama untuk menciptakan
kolom informasi yang menggambarkan organisasi sebagai sistem yang
inovatif.
c. Discover the Themes; anggota memeriksa cerita, besar dan kecil,
mengidentifikasi seperangkat tema yang mewakili dimensi umum dari
pengalaman manusia. Misal, cerita tentang inovasi mungkin mengandung
tema tentang bagaimana manajer memberi kebebasan kepada orang-orang
untuk mengeksplorasi ide baru, dukungan yang didapat dari teman sejawat,
atau bagaimana pertemuan dengan pelanggan membangkitkan berfikir
kreatif. Tema-tema menunjukkan dasar untuk bergerak dari what is ke
what could be.
d. Envision a Preferred Future; anggota organisasi memeriksa tema,
menantang status quo, dan menggambarkan masa depan yang menarik.
Berdasarkan keberhasilan organisasi di masa lalu, para anggota secara
kolekif memvisualisasikan masa depan organisasi dan mengembangkan
possibility propositionpernyataan menjembatani best practices
sekarang organisasi dengan kemungkinan yang ideal bagi pengorganisasian
di masa mendatang. Proposisi itu harus benar-benar menyajikan gambaran
yang menyenangkan, provokatif, dan mungkin mengenai masa depan.
Berdasarkan proposisi itu, anggota mengidentifikasi pemangku kepentingan
dan proses organisasi penting yang relevan yang mesti disesuaikan untuk
mendukung kemunculan masa depan yang diimpikan. Visi itu kemudian
menjadi pernyataan what should be.
28
e. Design and Deliver Ways to Create the Future; tahap akhir yang
mencakupi rancangan dan penyampaian cara-cara untuk menciptakan masa
depan. Langkah ini menggambarkan kegiatan dan menghasilkan rencana
yang diperlukan untuk mewujudkan visi. Kemudian berlanjut ke tindakan
dan tahap penilaian sebagaimana yang dilakukan pada action research.
Anggota membuat perubahan, menilai hasilnya, melakukan penyesuaian
jika perlu, dan seterusnya mereka menggerakkan organisasi ke depan
menuju visi dan meneruskan what will be. Proses ini dilanjutkan dengan
memperbarui pembicaraan tentang the best of what is.
29
2.9 Proses dalam Penerapan OD
Dalam pembahasan tentang OD terdapat banyak model tentang perubahan
terencana yang dapat digunakan untuk membantu proses penerapan OD dalam
sebuah organisasi. Bebarapa model perubahan terencana tersebut diantaranya:
Lewins Planned Change Model, Action Research Model, dan Positive Model
(Gambar 2.2).
30
Gambar 2.4 Organization Development Process (ODP) Model
Sumber: (Gary, 2006)
Model ODP terdiri dari delapan komponen atau fase dengan interaktivitas
antar fase. Masing-masing fase berlaku baik profesional OD adalah konsultan
internal atau eksternal. Secara singkat, tujuan dari setiap komponen adalah
sebagai berikut:
a. Entry
Tahap pertama adalah ketika profesional OD ("konsultan") dan orang yang
mewakili organisasi klien (atau bagian dari organisasi - "klien") bertemu untuk
untuk berubah, dan menyetujui kondisi di mana mereka akan bekerja sama.
31
b) Apa hasil yang diinginkan?
c) Bagaimana jadwal waktu pelaksanaannya?
d) Apa aspek dalam proyek yang masih dirahasiakan dan untuk berapa
lama?
e) Apa sumber tenaga yang akan dibutuhkan?
f) Biaya
g) Penyampaian
h) Apa jalan yang dilakukan pihak/ bagian yang bukan merupakan
kinerja?
b. Start-up - Tahap berikutnya terjadi setelah kesepakatan telah dicapai untuk
bekerja sama dan infrastruktur dasar ditaruh di tempat (seperti tim klien
dengan siapa konsultan akan bekerja). Hal-hal yang perlu dilakukan dalam
diagnosis, check up, cultural survey, dan employee survey. Dalam fase ini,
organisasi. Penilaian juga dapat fokus pada area tertentu yang menarik untuk
organisasi, karena jika kurang mendalam maka komitmen sumber daya juga
32
b Menggunakan teori dan pengalaman untuk menginterpretasikan makna
dari data yang ada.
Pengumpulan data yang efektif tidak cukup dengan membuat pertanyaan
yang bagus tetapi juga harus bisa menggali informasi, menumbuhkan
keterbukaan, penjelasan yang kuat sehingga betul-betul mampu
mencerminkan kondisi yang ada.
Change agents memerlukan sedikitnya tiga cara agar mampu mendapatkan
diagnosa organisasi yang bagus, yaitu :
a. Memahami teori dan model individu, kelompok dan organisasi yang
dapat membantu melihat masalah-masalah kompleks dalam organisasi
b. Metode untuk mengeksplorasi dan memperluas kerangka berfikir
Mampu menjelaskan dengan baik mengenai teori, model dan metode kepada
anggota organisasi.
Untuk mendiagnosa system organisasi, dapat dilihat pada tiga level dalam
organisasi.
33
Gambar 2.5 Comprehensive model for diagnosing organizational system
Sumber: (Cummings & Worley, 2008)
34
a. Motivation to work with data
b. Structure for the meeting
c. Appropriate attendance
d. Appropritae power
e. Process help
d. Action Planning - Berdasarkan apa yang ditentukan dalam langkah
bergerak maju, baik dari segi tujuan dan sasaran dan cara mencapainya. Hal-
35
Gambar 2.6 Tipe Intervensi pada Level Organisasi
Sumber: (Cummings & Worley, 2008)
e. Implementasi - Pada fase ini, rencana yang dibuat pada langkah sebelumnya
dapat dilakukan agar terjadi perubahan manajemen yang efektif adalah sebagai
berikut:
36
Gambar 2.7 Aktivitas Perubahan Manajemen yang Efektif
Sumber: (Cummings & Worley, 2008)
37
Dalam fase ini dilakukan implementasi pada:
1) individual level,
2) team and interteam levels,
3) process level,
4) global level,
5) organizational level,
6) community and national levels.
f. Evaluasi - Fase ini menjawab pertanyaan, "Seberapa baik intervensi kami
dilakukan.
terpenuhi, maka fase ini akan dilewati. Dalam kedua kasus, proses tersebut
dimulai lagi. Hal- hal yang perlu diperhatikan yang dalam fase ini adalah:
1) Melanjutkan perhatian pada perubahan
2) Adopsi membutuhkan perencanaan bersama
3) Fator yang mempengaruhi proses adopsi
38
h. Separation - Pada titik tertentu, konsultan akan menarik diri dari proses
perubahan tambahan tidak lagi menjadi prioritas untuk organisasi klien, atau
jika organisasi tidak siap untuk perubahan tahap berikutnya. Mungkin juga
konsultan telah dikooptasi oleh budaya organisasi dan tidak lagi mampu
Seperti dapat dilihat oleh model diilustrasikan pada Gambar 2.3, bahwa proses
terus berlanjut, dengan atau tanpa keterlibatan konsultan, dengan tujuan terus
tuntutan pasar. Ada beberapa kelemahan dalam pelaksanaan ARM / ODP seperti
dibutuhkan waktu yang lama untuk melalui semua fase dan bahwa dunia ini
kegagalan, akibatnya waktu dan sumber daya terfokus pada perbaikan terbuang,
sedikit. Namun, esensi dari model tampaknya tidak berubah dan terus berfungsi
39
sebagai pendekatan normatif untuk OD. Menjaga dalam pikiran bahwa model
tidak ada yang sempurna dan bahwa setiap model adalah imperfect representation
dari realitas.
yang dahulu paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-group.
serta kepuasan tiap individu dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik team
mereka). Hasil survey ini diumpanbalikkan pada setiap peserta, termasuk pada
para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan
40
dengan lokakarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan
perbaikan-perbaikan konstruktif.
menyesatkan.
tersebut.
kemudian memberikan umpan balik pada semua pihak yang terlibat tentang
konsep managerial grip yang diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane
41
8. Third-party peacemaking. Dalam menerapkan teknik ini, konsultan OD
42
BAB 3
KESIMPULAN
sistem yang terfokus, penelitian, fokus pada proses, diinformasikan oleh data
pendekatan normatif, berlanjut menjadi quality of work life dan yang terbaru
43
(TA), Intergroup activities, Process Consultation, Grip OD, Third-party
peacemaking.
44
DAFTAR PUSTAKA
45