Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan berupa ide, gagasan, emosi,
keterampilan ataupun pesan lainnya baik secara verbal ataupun nonverbal dari
pengirim (komunikator) kepada penerima (komunikan). Dalam penyampaian
komunikasi, ada beberapa teori yang menggambarkan peliknya hubungan antara
komunikator dan komunikan. Teori-teori ini tidak serta merta dapat diaplikasikan di
masyarakat atau ke setiap orang, melainkan memerlukan sebuah situasional tertentu
yang memungkinkan teori-teori ini bekerja.
Teori komunikasi pada dasarnya merupakan “konseptualisasi atau penjelasan
logis tentang fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia”. Peristiwa
yang dimaksud, seperti yang dimaksud oleh Berger dan Chaffee, menakup produksi,
proses, dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang yang terjadi dalam
kehidupan manusia.
Penjelasan dalam teori tidak hanya menyangkut nama dan pendefinisian
variabel-variabel, tetapi juga mengidentifikasikan keberaturan hubungan di antara
variabel. Menurut Littlejohn (1987, 1989, 2002), penjelasan dalam teori berdasarkan
pada “prinsip keperluan” (the principle of necessty), yakni suatu penjelasan untuk
menghasilkan sesuatu. Terdapat berbagai macam teori komunikasi, yang salah
satunya adalah Teori Kepribadian Kelompok (Group Syntality Theory)
Teori kepribadian kelompok atau group syntality theory adalah salah satu dari
teori-teori sifat atau trait theory yang merupakan salah satu pendekatan utama dalam
mengkaji kepribadian manusia. Dalam kerangka kerja pendekatan teori sifat, sifat
kepribadian manusia didefinisikan sebagai pola-pola kebiasaan perilaku, pikiran, dan
emosi yang diwujudkan dalam berbagai situasi. Beberapa ahli tercatat telah
mengembangkan teori sifat ini, sebut saja Gordon Allport, Raymond Bernard Cattell,
dan Hans Eysenck.
Dalam konteks komunikasi kelompok, teori sifat berperan besar dalam
mengkaji berbagai faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok. Dari segi
psikologi komunikasi, yang dimaksud dengan keefektifan kelompok adalah
pencapaian tujuan kelompok melalui berbagai tindakan kooperatif. Dengan kata lain,
setiap anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan, yaitu
melaksanakan tugas kelompok dan memelihara moral anggota-anggotanya.
Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok, sementara itu, tujuan kedua
dilihat dari tingkat kepuasan. Berbagai faktor yang mempengaruhi keefektifan
kelompok dapat dikaji melalui karakteristik kelompok dan karakteristik anggota
kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Menurut Joseph Clarence Rost (1993), ukuran
keefektifan kelompok sebagai sebuah kelompok dinamakan sintalitas atau ciri
kepribadian kelompok.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori kepribadian kelompok
2. Untuk mengetahui asumsi dasar dan uraian dari teori kepribadian kelompok
3. Untuk mengetahui konsep dimensi dalam teori kepribadian kelompok
4. Untuk mengetahui konsep dinamika dalam teori kepribadian kelompok

C. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian dari teori kepribadian kelompok
2. Agar mahasiswa dapat memahami asumsi dasar dan uraian dari teori kepribadian
kelompok
3. Agar mahasiswa dapat memahami konsep dimensi dalam teori kepribadian
kelompok
4. Agar mahasiswa dapat memahami konsep dinamika dalam teori kepribadian
kelompok

D. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Teori Kepribadian Kelompok
2. Bagaimana asumsi dasar dan uraian dari Teori Kepribadian Kelompok
3. Apa saja konsep dimensi dalam Teori Kepribadian Kelompok
4. Apa saja konsep dinamika dalam Teori Kepribadian Kelompok
BAB II
ISI

A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Teori Kepribadian Kelompok (Group Syntality Theory)
Istilah sintalitas pertama kali dikenalkan dan digunakan oleh Raymond
Bernard Cattell untuk menggambarkan kepribadian kelompok. Menurut Cattell,
kepribadian kelompok berkaitan erat dengan kepribadian individu. Sintalitas
sendiri didefinisikan oleh Cattell sebagai karakteristik yang berkaitan erat dengan
keseluruhan kelompok yang menentukan perilaku konsisten oleh kelompok
tersebut dan dengan demikian mengarah pada kemungkinan prediksi penampilan
kelompok. Ia juga menyatakan bahwa situasi sosial dan nilai-nilai memiliki efek
yang mendalam terhadap perilaku individu.
Sebagai seorang ahli psikologi kepribadian, Cattell menggunakan analisis
faktor dalam penelitiannya terkait berbagai dimensi dasar kepribadian untuk
mengembangkan sebuah teori kepribadian. Kemudian ia beralih mengkaji
permasalahan psikologi sosial dan menyatakan bahwa metodologi yang ia
gunakan untuk menganalisis kepribadian individu juga dapat diterapkan dalam
studi kelompok kecil, massa, dan orang-orang sebagai sebuah entitas koheren.
Yang dibutuhkan adalah sebuah konsep yang sesuai dengan konsep kepribadian
pada tingkatan individu.
Dari sinilah Cattel kemudian mengusulkan istilah sintalitas karena menurutnya
istilah sintalitas sangat tepat untuk menggambarkan perasaan “kebersamaan” dan
dalam bentuk menyerupai kata-kata seperti personality dan totality. Sintalitas
memiliki makna kepribadian sebuah kelompok orang. Cattell menggunakan
analisis faktor untuk mengidentifikasi sifat-sifat sintalitas kelompok kecil dan
juga untuk meneliti sintalitas keseluruhan orang. Ia juga menggabungkan konsep
kepemimpinan dengan sintalitas dengan mendefinisikannya sebagai pengaruh
seseorang terhadap sintalitas kelompok.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan teori kepribadian kelompok atau
teori sintalitas kelompok menurut Cattell adalah teori yang menjelaskan berbagai
hukum atau aturan terkait dengan sifat perilaku, kepribadian, dinamika,
kebersamaan, dan kemampuan kelompok. Teori kepribadian kelompok Cattell
terkait dengan field theory yang digagas oleh Kurt Lewin karena kedua teori
tersebut menekankan pada saling keterhubungan dalam sebuah kelompok.
Studi awal terkait sintalitas kelompok kecil yang dilakukan oleh Cattel
menghasilkan beberapa deskripsi faktor yang diberi nama, contohnya adalah :
a. Keterbukaan ekstrovert versus penarikan diri
b. Sifat santai yang sadar dan realistik versus sifat agresif yang keras dan tegar
c. Kesadaran akan tujuan yang kuat dan pasti versus kekacauan yang penuh
kesadaran diri
d. Ketidakberanian dalam komunikasi batin

2. Asumsi Dasar dan Uraian Teori


Asumsi dasar dari teori ini merupakan asal kata dari sintalitas (syntality).
Sintalitas adalah kepribadian yang khusus digunakan untuk mempelajari cara
menguraikan dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok. Dasar-dasar
pendapat yang dikemukakan oleh Cattell dipengaruhi oleh pandangan McDougall
(1920) tentang kelompok, yaitu:
a. Perilaku dan struktur yang khas dari suatu kelompok akan tetap ada
walaupun anggota-anggotanya berganti.
b. Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam ingatan.
c. Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan.
d. Kelompok mampu berespons secara keseluruhan terhadap suatu rangsang
yang tertuju pada salah satu bagiannya.
e. Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi.
f. Kelompok menunjukkan adanya pertimbangan-pertimbangan kolektif.

3. Konsep Dimensi Kelompok


Dimensi kelompok terdiri dari sifat populasi, sifat sintalitas, dan karakteristik
struktur internal. Ketiga dimensi kelompok tersebut saling bergantung satu sama
lain.
a. Sifat populasi didefiniskan sebagai karakteristik individu yang dimiliki
anggota kelompok.
b. Sintalitas atau perilaku kelompok terdiri dari kepribadian kelompok atau
berbagai macam efek yang membuat kelompok bersifat sebagai sebuah
totalitas.
c. Sementara itu, struktur internal merujuk pada hubungan antara anggota
kelompok dan karakteristik struktur menggambarkan pola organisasi di
dalam kelompok. Hubungan dari ketiga panel ini adalah saling
ketergantungan.

4. Konsep Dinamika Teori


Sintalitas merepresentasikan berbagai atribut anggota kelompok dan memiliki
pengaruh penting terhadap cara fungsinya. Kepribadian kelompok hanya
dipengaruhi oleh sifat populasi dan struktur internal. Selain itu, kepribadian
kelompok juga dipengaruhi oleh variabel budaya.
Konsep utama dari teori kepribadian kelompok adalah sinergi. Sinergi adalah
jumlah total energi individu yang dibawa ke sebuah kelompok oleh anggotanya.
Menurut Cattel, terdapat dua macam kegiatan yang berdampak pada usaha sebuah
kelompok, yaitu maintenance synergy dan effective synergy.
a. Maintenance synergy adalah kegiatan yang langsung diarahkan pada upaya
pemeliharaan kelompok untuk memastikan kohesi kelompok dan harmoni
kelompok.
b. Effective synergy adalah kegiatan yang diarahkan langsung pada tujuan
kelompok.

Cattell menyimpulkan bahwa hubungan antara kepribadian individual para


anggota kelompok dan sintalitas kelompok ditentukan oleh berbagai variabel
struktur kelompok. Salah satu sub-perangkat dimensi sintalitas adalah dimensi
sinergi yang merupakan padanan bagi kelompok. Persamaan spesifikasi dapat
dirumuskan untuk sinergi kelompok berdasarkan minat para anggota kelompok
(Hall, 1993 : 175).

B. Kerangka Teori
BAB III
PEMBAHASAN

A. Implementasi Teori
Dalam contoh sederhana, kita akan mencoba melihat teori ini dalam
penerapannya. Dalam suatu kegiatan untuk membentuk kelompok belajar ditemukan
bahwa individu-individu memiliki sikap yang berbeda-beda terhadap materi pelajaran
dan metode belajarnya. Pada situasi tersebut, individu-individu dihadapkan pada
suasana perdebatan untuk mengatasi munculnya perbedaan sikap tersebut, sehingga
banyak waktu dan energi yang dihabiskan untuk menyelesaikan persoalan
antarpribadi antara anggota kelompok. Inilah yang disebut dengan energi intrinsik.
Kemudian setelah nilai ujian diumumkan danpara anggota merasa bahwa
kelompok belajarnya telah gagal untuk mencapaitujuan yang diharapkan, maka ada
satu atau lebih anggota menarik energinya keluar dari kelompok untuk mengikuti
kelompok lain atau belajar sendiri. Dalam hal ini, effective synergy dari kelompok
tersebut sangat rendah, sehingga tidak dapat mencapai lebih dari apa yang dapat
dilakukan secara individual.
Sebaliknya, jika salah seorang anggota masuk dalam kelompok belajar yang
lain. Kelompok belajar tersebut dengan segera telah mencapai kesepakatan mengenai
bagaimana harus memulai dan segera bekerja. Karena sangat sedikit bahkan tidak ada
kendala antarpribadi yang muncul, maka kelompok belajar tersebut menjadi padu
sehingga effective synergy tinggi dan tentunya setiap anggota kelompok akan lebih
baik dalam melaksanakan ujian, daripada jika mereka belajar sendiri-sendiri.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Istilah sintalitas pertama kali dikenalkan dan digunakan oleh Raymond Bernard
Cattell untuk menggambarkan kepribadian kelompok. Menurut Cattell,
kepribadian kelompok berkaitan erat dengan kepribadian individu.
2. Asumsi dasar dari teori ini merupakan asal kata dari sintalitas (syntality).
Sintalitas adalah kepribadian yang khusus digunakan untuk mempelajari cara
menguraikan dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok.
3. Dimensi kelompok terdiri dari sifat populasi, sifat sintalitas, dan karakteristik
struktur internal. Ketiga dimensi kelompok tersebut saling bergantung satu sama
lain.
4. Konsep utama dari teori kepribadian kelompok adalah sinergi. Sinergi adalah
jumlah total energi individu yang dibawa ke sebuah kelompok oleh anggotanya.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk
perbaikan ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Supratiknya. (1993). Psikolog Kepribadian 3: Teori-Teori Sifai dan Behavioristik.
Yogyakarta: Kanisius.

Daryanto. (2014). Teori Komunikasi. Malang: Gunung Samudera.

Novianti, Evi. (2019). Teori Komunikasi Umum dan Aplikasinya. Yogyakarta: ANDI

Wirawan. (2005). Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta:
Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai