Anda di halaman 1dari 2

Coronasomnia merupakan istilah yang disematkan oleh para ahli.

Istilah ini merujuk


gangguan tidur yang terjadi akibat keresahan terhadap pandemi. Fenomena coronasomnia
ini dapat terjadi pada siapa saja, baik itu penderita dan penyintas COVID-19 maupun
individu lain yang terdampak pandemi COVID-19.

Ada beberapa faktor yang diduga dapat memicu seseorang mengalami coronasomnia, yaitu:

1. Rasa cemas dan khawatir


Pandemi COVID-19 membuat banyak orang cemas dan takut akan tertular virus
Corona, apalagi jika memiliki anggota keluarga yang termasuk dalam kelompok berisiko
tinggi.

Selain itu, masalah ekonomi dan pekerjaan yang tak menentu di masa pandemi ini juga
dapat menyebabkan munculnya rasa cemas dan khawatir. Kecemasan dan
kekhawatiran ini seolah silih berganti dan memaksa otak untuk terus berpikir, sehingga
menyebabkan sulit tidur atau coronasomnia.

2. Perubahan aktivitas sehari-hari


Bekerja di rumah terkadang membuat Anda sulit membagi waktu antara bekerja dan
beristirahat. Inilah yang membuat jam tidur Anda bisa saja berkurang sehingga memicu
covid-somnia.

Selain itu, berada di dalam rumah seharian juga membuat Anda kurang mendapatkan
cahaya matahari alami. Padahal, cahaya matahari dapat memengaruhi ritme sirkadian
atau jam tidur dan bangun manusia.

3. Penggunaan smartphone terlalu lama


Selama pandemi, penggunaan smartphone diketahui semakin meningkat. Apalagi
aktivitas bekerja dan belajar banyak dilakukan di rumah, sehingga membuat banyak
orang menggantungkan aktivitasnya melalui perangkat elektronik.

Melihat layar smartphone dalam waktu lama, terutama di malam hari, dapat
menyebabkan sulit tidur. Ini dikarenakan cahaya biru dari layar smartphone dapat
menghentikan produksi melatonin, yaitu hormon tubuh yang membantu Anda tertidur.

Selain itu, stres saat pandemi COVID-19 membuat seseorang lebih mudah mengalami
mimpi buruk, karena pikiran hanya akan terpusat pada hal-hal yang tidak diharapkan.
Gangguan mimpi buruk inilah yang akhirnya membangunkan Anda dari tidur dan sulit untuk
tidur kembali.

Tak berbeda jauh dengan insomnia, coronasomnia juga memiliki tanda-tanda yang sama.
Hanya saja, coronasomnia memiliki kaitan yang erat antara sulit tidur di malam hari, dengan
pandemi Covid-19. Beberapa gejala yang muncul saat seseorang mengalami coronasomnia
diantaranya
1. Kesulitan untuk mulai tidur ataupun tertidur nyenyak
2. Jika sudah tidur, ada kemungkinan terbangun dan sulit untuk kembali terlelap
3. Meningkatnya gejala kecemasan dan depresi
4. Jadwal tidur berubah drastis/ semakin malam

Jika kita membiarkan diri kita, terus-menerus mengalami kesulitan tidur atau mengalami
kualitas tidur yang buruk, hal ini dapat menyebabkan dampak kesehatan secara jangka
panjang seperti peningkatan berat badan atau mungkin obesitas, meningkatkan risiko
terkena kanker, gangguan kecemasan, depresi, peningkatan risiko hipertensi yang berakibat
pada penyakit kardiovaskular, dan terakhir diabetes.

Cara yang cukup efektif untuk mengatasi insomnia akibat pandemi COVID-19.

1. Dengan menerapkan sleep hygiene


Istilah sleep hygiene ini mengarah pada kebiasaan sehat yang dapat meningkatkan
kualitas tidur. Sleep hygiene meliputi

a) Tidur lebih cepat dan bangun lebih awal secara rutin, termasuk di akhir pekan,
b) Apabila hendak tidur siang usahakan untuk tidur siang hanya 20-30 menit saja,
c) Mematikan peralatan elektronik (TV, laptop, dan handphone) saat menjelang tidur
d) Menciptakan suasana nyaman di kamar sebelum tidur, dapat dilakukan dengan
mematikan lampu ketika tidur.
e) Berjemur di pagi hari untuk mendapatkan sinar matahari yang penting bagi jam
biologis tubuh
f) Kemudian, lengkapi dengan hindari minuman beralkohol dan berkafein menjelang
tidur hal ini dikarenakan Kandungan kafein inilah yang membuat Anda bisa tetap
terjaga walaupun sudah tengah malam. Kafein merupakan jenis obat stimulan yang
bekerja sebagai adenosine receptor antagonist. Adenosine merupakan sebuah
senyawa dalam tubuh yang membuat Anda mengantuk. Nah, kafein menghambat
kerja adenosine receptor dalam tubuh sehingga membuat Anda terhindar dari rasa
kantuk.

Closing statement: Jadi teman-teman, coronasomnia itu nyata ya dan mungkin dapat
merusak jadwal tidur kalian yang nantinya berakibat pada gangguan kesehatan baik fisik
maupun mental. If you guys are taking your sleep for granted, this is a sign to establish a
healthy sleep routine. Treat your sleep as if it is something precious. Hope you guys are
staying safe and healthy

Anda mungkin juga menyukai