Anda di halaman 1dari 5

Alfian Dimas Syahputra

7101419179

PAP IUP 2019

“Impelementasi K3 perkantoran pada masa pandemi”

Perlu kita tahu, pandemic covid-19 saat ini masih terjadi di Indonesia bahkan lebih banyak
kasus terjadi di akhir akhir ini, kegiatan apapun pasti akan terhambat dan terbatas, terlebih kegiatan
perkantoran. Dalam kegiatan perkantoran, pasti ada sistem keselamatan dan kesehatan kerja untuk
melindungi karyawan agar bekerja dengan aman dan nyaman. K3 atau keselamatan dan kesehatan
kerja harus di terapkan disetiap kegiatan perkantoran.

Namun, saat pandemi seperti ini, kegiatan di perkantoran pasti banyak dilakukan di rumah
atau sering disebut WFH (Work From Home), jika sebelumnya kegiatan perkantoran dilakukan di
kantor secara tatap muka, dengan K3 yang sudah diterapkan seperti biasa, namun pada saat
pandemi seperti ini K3 tersebut masih di gunakan tetapi tidak se efektif dulu, karena banyak
karyawan atau pekerja di kantor bekerja dirumah atau WFH.

K3 diperkantoran saat ini masih bisa berlaku jika karyawan bekerja dikantor, namun jika
bekerja dirumah pasti akan berbeda. K3 WFH lebih ditekankan dengan kesehatan diri dari paparan
covid-19, dengan menjalankan protokol kesehatan dimanapun karyawan berada, tapi lebih
disarankan dirumah saja dan menghindari kerumunan, serta karyawan dirumah harus meminum
vitamin agar tidak mudah terpapar penyakit.

Protokol kesehatan yang diterapkan yang dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (Kemenkes RI) yang didasarkan dari rekomendasi WHO (Organisasi
Kesehatan Dunia), berikut ini protokol kesehatan Covid 19 yang wajib dilakukan untuk
mengurangi risiko penularan virus Corona: 1. Mengenakan masker untuk menutup hidung dan
mulut, 2. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, 3. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan
orang lain
Selain itu, karyawan lebih ditekankan dengan himbauan untuk mengurangi aktivitas di luar
rumah serta menjauhi kerumunan karena terdapat risiko yang lebih tinggi terhadap penyebaran
virus Corona. Karena virus Corona tidak hanya berdampak pada diri karyawan sendiri melainkan
juga orang lain di sekitarnya. Kondisi tersebut semakin mengkhawatirkan karena jumlah kasus
Covid 19 di Indonesia masih terus meningkat, di mana masyarakat terasa mulai abai dan kurang
memperhatikan protokol kesehatan new normal yang diwajibkan.

Hal tersebut juga ditambah dengan banyaknya kasus Covid 19 tanpa gejala (OTG)
sehingga pemeriksaan tes Covid 19 dan contact tracing menjadi sangat penting untuk dilakukan
dalam menurunkan jumlah kasus aktif Covid 19 di Indonesia.

Saat ini pun, kebanyakan rumah sakit dan layanan kesehatan sudah hampir penuh sehingga
ada banyak pasien Covid 19 yang mungkin tidak bisa ditangani dengan baik dan berdampak pada
peningkatkan jumlah kematian akibat Covid 19

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk menghadapi risiko paparan virus Corona atau covid-
19?, Jika merasakan demam sekitar 38 derajat celcius dan disertai batuk atau pilek, kehilangan
indera penciuman (anosmia), dan beberapa gejala tidak enak badan lainnya, maka karyawan
dianjurkan untuk tetap berada di rumah, beristirahat, dan segera mengonsumsi obat atau vitamin
tertentu (untuk meningkatkan daya tahan tubuh).

Tetapi jika keluhan atau risiko gejala Covid 19 tersebut masih berlanjut hingga beberapa
hari dan disertai dengan masalah kesulitan bernapas (sesak nafas), maka karyawan dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan ke rumah sakit atau dokter terdekat. Ketika berobat ke rumah sakit
atau dokter pun, Karyawan harus menggunakan masker dengan penuh kewaspadaan.

Dengan banyaknya kasus Orang Tanpa Gejala atau OTG, semua orang harus bertindak
seakan akan virus Corona ada di manapun dan hanya bisa dikurangi risikonya dengan penerapan
protokol kesehatan Covid 19 yang ketat. Hal ini untuk menghindarkan orang lain dari adanya
kemungkinan tertular, karena sebagian penderita kasus Covid 19 tidak mengetahui bahwa dirinya
merupakan pembawa (super spreader).

Pada saat memeriksakan diri ke rumah sakit, pemeriksaan atau screening suspect juga
mungkin dilakukan berdasarkan gejala yang dialami (misalnya ada batuk, demam, pilek, sesak
nafas). Apabila mengalami gejala virus Corona (Covid-19) tersebut, maka karyawan akan dirujuk
ke salah satu rumah sakit rujukan yang telah disiapkan pemerintah dengan aturan yang ketat (para
petugas kesehatan yang mendampingi juga mungkin akan menggunakan alat pelindung diri).
Tetapi jika tidak mengarah ke gejala virus Corona, maka karyawan hanya perlu mendapatkan
perawatan sesuai gejala yang dimiliki atau bisa juga melakukan isolasi mandiri di rumah.

Selain resiko paparan covid-19, bekerja dari rumah atau WFH dapat mengganggu
kesehatan mata karena pekerjaan dilakukan dengan menatap layar laptop atau hp secara terus
menerus. Bagi beberapa orang, cara-cara kerja yang baru ini membebani mata mereka. Gatal,
penglihatan kabur dan sakit kepala atau mata tegang adalah beberapa masalah umum akibat
penggunaan gadget dan laptop secara berlebihan.

Lebih dari sepertiga (38 persen) responden dalam satu survei, yang dilakukan untuk amal
Fight for Sight, mengatakan penglihatan mereka memburuk sejak dimulainya pandemi. Ada
banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan mata selama pandemi. Berikut cara
yang pertama adalah aturan 20-20-20 yaitu Mengendurkan otot di dalam dan sekitar mata anda
sangat penting, dan hal ini mudah dilakukan. Setiap 20 menit, lihat saja jarak setidaknya 20 kaki
atau sekitar enam meter, selama 20 detik. Ini menghentikan otot mata anda bekerja terlalu keras.
Saat kita fokus pada objek dekat seperti layar, otot-otot kecil di dalam mata yaitu otot siliaris,
berkontraksi. Kontraksi mengubah bentuk lensa di dalam mata, memfokuskan gambar ke
retina.Otot-otot kecil itu, dan otot-otot lain di sekitar rongga mata yang menjaga mata anda melihat
ke arah yang sama, perlu istirahat.

Yang kedua adalah mengedip, Berkedip sangat penting, karena kelopak mata bekerja
seperti wiper kaca depan mobil. Mereka membersihkan debu dan kotoran dan mencuci permukaan
mata dengan cairan air mata. berkedip juga membersihkan cairan yang menggenang dan
mempertajam penglihatan Anda dengan menjaga kornea, atau lapisan permukaan mata Anda, tetap
lembab. Tanpa kelembapan itu, kornea menjadi kering dan penglihatan kabur. Masalahnya adalah
kita lebih jarang berkedip ketika membaca dari gadget, itu bisa membuat mata Anda gatal, kering,
dan rentan infeksi. Jadi berhenti menggunakan gadget sebentar, lalu tutup mata Anda seluruhnya
dan berkedip.

Yang ketiga adalah beri jarak pandangan pada layar gadget, layar Anda harus memiliki
panjang sekitar satu lengan, atau 40 hingga 75 cm dari wajah Anda. Mendapatkan jarak yang tepat
sangat sulit dilakukan dengan laptop yang sering kali terlalu dekat dengan mata pengguna. Jika
layar terlalu dekat, Anda berisiko terus-menerus membuat otot mata Anda bekerja terlalu keras.
Jika terlalu jauh Anda akan kesulitan melihat detail kecil. Ahli juga menyarankan untuk
memposisikan layar Anda sehingga menghadap ke samping, atau menghadap jauh dari jendela.
Dengan begitu Anda bisa meminimalkan silau atau pantulan sinar matahari di layar. Ketinggian
posisi layar juga perlu dipikirkan. Layar komputer harus dipasang pada, atau sedikit di bawah,
setinggi mata. Melihat ke atas ke layar dapat menyebabkan mata lebih kering dan gejala kelelahan.
Mendongak, atau terlalu jauh ke bawah, juga dapat menyebabkan masalah bahu dan leher.

Kemudian adalah membesarkan ukuran teks pada gadget dan laptop, orang harus benar-
benar berpikir untuk menyesuaikan ukuran font. Bukan ide yang baik untuk bekerja di smartphone
atau tablet untuk waktu yang lama karena teksnya terlalu kecil.Tidak ada ukuran ideal yang cocok
untuk semua orang. Jadi Anda harus menemukan ukuran font yang paling nyaman bagi Anda untuk
membaca dalam waktu lama. Dan yang terakhir yaitu pergi keluar atau melihat area jauh dari
pandangan, Mengambil jeda layar secara teratur sangat penting. Ini memberi mata Anda
kesempatan untuk melihat ke kejauhan dan berkedip. Istirahat pendek yang teratur lebih baik
daripada istirahat yang lebih sedikit. Keluar rumah untuk istirahat adalah cara yang bagus untuk
menghilangkan tekanan pada mata Anda, serta membantu kesehatan fisik dan mental Anda secara
menyeluruh. Penelitian menunjukkan bahwa hal itu sangat penting bagi anak-anak. Ketegangan
mata akibat penggunaan layar yang berat pada orang dewasa bisa sangat tidak menyenangkan,
tetapi tidak menyebabkan kerusakan permanen. Namun, pada anak-anak, ada beberapa bukti
bahwa penggunaan layar yang berat dan waktu yang tidak cukup di luar ruangan dapat
menyebabkan miopia atau rabun jauh permanen. Para ahli mengatakan masalah bagi anak-anak
bisa jadi terlalu banyak menatap layar atau terlalu sedikit waktu di luar ruangan, atau kombinasi
keduanya. Akan tetapi, tidak jelas persisnya bagaimana berada di luar ruangan membantu mata
Anda. Mungkin saja Anda cenderung lebih membuat mata rileks saat berada di luar ruangan
dengan menghabiskan lebih banyak waktu untuk melihat objek yang lebih jauh. Dampak sinar
matahari pada pertumbuhan mata juga bisa menjadi faktor penyebabnya.

Apapun kondisi nya saat ini pekerjaan diperkantoran pasti tetap berjalan dengan batasan
dan perubahan sesuai keadaan yang terjadi saat ini, dengan cara-cara menjaga kesehatan dan
menerapkan protokol kesehatan saat ini sudah mencakup K3 perkantoran di masa pandemi,
bedanya jika di masa pandemi para karyawan harus menerapkan K3 sendiri tanpa aturan dari
kantor. Kesehatan lebih penting daripada apapun yang terjadi. Jika tidak sehat, semua pekerjaan
tidak akan bisa berjalan.

Anda mungkin juga menyukai