Anda di halaman 1dari 16

NAMA : MELLY AMALIA

NIM :
MATA KULIAH : PERILAKU KONSUMEN
KELAS : MANAJEMEN A MALAM (REG B) PPAPK
DOSEN :
UJIAN : UJIAN AKHIR SEMESTER
HARI/TGL : KAMIS/18 JUNI 2020
WAKTU UJIAN : 19.00-21.00
SIFAT UJIAN : TERBUKA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas akhir ini tentang “Dampak New Normal Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Kebutuhan Sehari-hari”. Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu tugas
Ujian Akhir Semester (UAS) yang diberikan dalam mata kuliah Perilaku Konsumen Di
Universitas Tanjungpura Pontianak.
Dalam penulisan tugas akhir ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan tugas akhir ini.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Pontianak, 18 Juni 2020

Melly Amalia
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pemerintah Indonesia melalui Juru Bicara Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto
mengatakan, masyarakat harus menjaga produktivitas di tengah pandemi virus corona COVID-
19 dengan tatanan baru yang disebut new normal. Menurutnya, tatanan baru ini perlu ada sebab
hingga kini belum ditemukan vaksin definitif dengan standar internasional untuk pengobatan
virus corona. Para ahli masih bekerja keras untuk mengembangkan dan menemukan vaksin agar
bisa segera digunakan untuk pengendalian pandemi COVID-19.

Untuk merealisasikan skenario new normal, saat ini pemerintah telah menggandeng seluruh
pihak terkait termasuk tokoh masyarakat, para ahli dan para pakar untuk merumuskan protokol
atau SOP untuk memastikan masyarakat dapat beraktivitas kembali, tetapi tetap aman dari
COVID-19.
Protokol ini bukan hanya di bidang ekonomi, tetapi juga pendidikan dan keagamaan, tentu
bergantung pada aspek epidemologi dari masing-masing daerah, sehingga penambahan kasus
positif bisa ditekan. Dalam update yang dilakukan pemerintah, hingga Kamis sore telah
dilakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 11.495 sehingga total yang sudah diperiksa 289.906
spesimen.
Hasilnya kasus positif bertambah 687 kasus total 24.538, kasus sembuh bertambah sebanyak
183 total 6.240 dan kasus meninggal bertambah 23 kasus total 1.496 dengan wilayah terdampak
di 412 Kabupaten/Kota.
Sementara itu, jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP) sebanyak 48.749 dan Pasien Dalam
Pengawasan (PDP) sebanyak 13.250 orang.
Beberapa produk yang wajib dibawa kemanapun untuk persiapan new normal adalah masker,
hand sanitizer, tisu basah, sendok garpu, dan sebagainya
BAB II

PEMBAHASAN

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) melakukan inovasi


menyongsong tren new normal dengan merilis produk kain bernama kain sehat. Produk ini
menyandang kata "sehat" karena menggunakan kain khusus yang memiliki kelebihan
antimicrobial, water repellent, dan breathable.

Selain itu, kain Sehat ini juga menggunakan kain yang telah tersertifikasi Standard 100 dari
OEKO-TEX dan telah melalui test AATCC 42 dan AATCC 127 sehingga diklaim nyaman
digunakan.

Direktur Utama PT Trisula Textile Industries Tbk Karsongno Wongso Djaja menjelaskan,
pandemi Covid-19 saat ini menjadi tantangan bagi semua termasuk BELL di industri tekstil.

"Saat ini kami harus berhati-hati dalam mengkaji target dan rencana bisnis untuk tahun 2020, di
mana salah satunya ialah dengan melakukan continuous improvement dan diversifikasi produk
dengan meluncurkan variasi produk Kain Sehat," jelasnya saat paparan publik secara virtual,
Senin (15/6).

Salah satu aplikasi kain sehat di era new normal, Trisula Textile akan membuatnya ke dalam
bentuk jaket lipat (foldable jacket) sehingga bisa digunakan untuk beraktivitas sehari-hari.

Sebenarnya tidak hanya bisa dijadikan jaket, Karsongno menyatakan bisa juga
di costumize menjadi celana panjang, topi, dan model lainnya. Tapi sejauh ini BELL baru
menjualnya dalam bentuk jaket.

Karsongno menyatakan alasan terbesar BELL merilis kain sehat yang dibuat menjadi jaket
karena setelah tatanan kenormalan baru (new normal) berjalan, masyarakat membutuhkan
perlindungan lebih dalam menjalankan aktivitas seperti ke kantor, jalan-jalan, dan lainnya.
Gunakan 5 Perlengkapan Ini Untuk Bersiap Menghadapi New Normal

Setelah kurang lebih selama dua bulan masyarakat telah menjalani work from home untuk
mencegah penyebaran virus corona. Kini, pemerintah Indonesia akan menjalankan kebijakan
baru yaitu, new normal. Di mana sahabat JD.ID akan kembali beraktivitas seperti biasa,
yang dimana juga akan membuka kembali mall atau ke kantor di tengah pandemi virus
corona.

Pada saat new normal diberlakukan, protokol kesehatan pun tetap digunakan untuk
mencegah terjadinya penularan virus corona. Masyarakat harus tetap mengikuti aturan
pemerintah seperti menjaga jarak dengan oranglain.

Nah, saat new normal berlangsung apasih yang harus kita persiapakan? Berikut starter pack
new normal yang bisa kamu miliki agar tetap terjaga dari virus corona.

1. Masker Mulut

Virus Corona dapat menular melalui percikan dahak atau air liur saat penderita COVID-
19 batuk atau bersin. Untuk mengurangi risiko penularan virus, orang yang sedang batuk
atau bersin disarankan memakai masker mulut guna menahan percikan cairan tubuh
tersebut. Jika masker bedah atau N95 masih sulit didapatkan, sahabat JD.ID bisa
menggunakan masker kain sebagai gantinya.

Menggunakan masker kain juga akan membuat kamu terlihat kekinian, karena di JD.ID
terdapat berbagai masker fashion dengan disain yang unik dan bisa kamu pilih sebagai
outfit kamu ketika beraktifitas saat new normal.
Namun perlu diingat, cuci tangan sebelum menggunakan masker, setelah selesai
digunakan lepaskan masker dengan cara membuka tali pengikat masker di belakang
kepala lalu cuci masker kain dengan air panas dan detergen.

2. Hand Sanitizer

Mencuci tangan dengan air dan sabun memang cara terbaik untuk mencegah virus
corona. Akan tetapi, dengan kesibukan yang harus dijalani, waktu untuk mencuci tangan
menjadi sebuah masalah.

Ketika berada di tempat umum atau transportasi umum, misalnya, akan sulit menemukan
air dan sabun untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tangan. Hand sanitizer hadir
menjadi produk yang efektif dan efisien sebagai alternatif menjaga kebersihan dan
kesehatan tangan. Jadi selalu sedikan hands sanitizer di tasmu ya sahabat JD.ID, jangan
sampai tertinggal.
3. Sarung Tangan

Selain masker, banyak orang yang juga menggunakan sarung tangan untuk menghindari
terpapar virus. Namun perlu diperhatikan cara menggunakan sarung tangan dengan benar.
Sebab, menggunakan sarung tangan lateks sembarangan malah berpotensi membuat kamu
terinfeksi virus Corona .

Alasannya karena rasa aman menggunakan sarung tangan, padahal virus akan berpindah
pada sarung tangan tersebut tanpa sadar kita jadi sering menyentuh wajah, masker,
ponsel, dompet hingga pakaian.

Untuk itu, sebelum menggunakan sarung tangan pastikan sudah mencuci tangan dengan
air dan sabun atau hand sanitizer. Pastikan juga sarung tangan dalam keadaan baik, tidak
robek, kotor, dan berubah warna terutama pada sarung tangan lateks.

Tarik sarung tangan sampai ke pergelangan.Untuk membukanya, lepas sarung tangan dari
dalam ke luar untuk menghindari kontaminasi virus di permukaan luarnya dengan hati-
hati. Setelah itu, sarung tangan harus langsung dibuang jangan disimpan lagi.
4.Face Shield

Face Shield digunakan petugas kesehatan untuk melindungi diri dari virus corona saat
menangani pasien COVID-19. Untuk itu, banyak masyarakat pun mulai menggunakan
face shiled dengan model topi untuk keluar rumah. Face shield biasanya
berbentuk bucket hat dan ada juga yang berbentuk topi kebanyakan. Tergantung selera
kamu, dan itu semua bisa kamu dapatkan di JD.ID

Dalam Journal of the American Medical Association (JAMA), penelitian yang dipimpin
oleh Dr Eli Perencevich menuliskan agar face shield efektif dalam menekan penyebaran
virus, maka harus dibuat sampai bawah dagu. Harus menutupi telinga dan tidak ada celah
yang terbuka antara dahi dan pelindung wajah.
5. Helm

Untuk kamu para pengguna ojek online, ada baiknya untuk membawa helm sendiri. Hal ini
agar membuat kamu lebih aman, dan tetap menjaga diri kamu agar tidak terkena virus
corona karena bergantian menggunakan helm yang di sediakan para ojek online. Ada
pepatah menjelaskan bahwa, ‘Mencegah Lebih Baik dari Pada Mengobati’. Maka ada
baiknya kamu mengantisipasi diri kamu, salah satunya dengan membawa helm sendiri.
Ketika Semua Harus Memulai Fase “New Normal” Hadapi COVID-19

JAKARTA - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku
Adisasmito mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia bahkan dunia, hingga saat ini belum
dapat menjawab mengenai pertanyaan kapan pandemi COVID-19 akan berakhir.

Perlu disadari bahwa hingga saat ini memang belum ditemukan vaksin untuk mengobati COVID-
19. Kendati demikian, beberapa ahli dan pakar dunia tengah berlomba untuk menemukan ramuan
yang tepat untuk mengobati virus SARS-CoV-2 yang utamanya menyerang paru-paru manusia
tersebut.

“Seluruh dunia juga tidak tahu, karena virus ini, untuk vaksinnya belum ditemukan. Jadi, maka
dari itu, sampai dengan vaksin belum ditemukan, kita harus bisa selalu berhadapan dengan virus
ini,” ungkap Wiku dalam dialog di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-
19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta (12/5).

Dalam hal ini perlu dipahami bersama-sama dan disadari secara kolektif bahwa, dalam masa-
masa krisis kesehatan seperti yang sedang dialami Indonesia dan beberapa negara di dunia,
penerapan protokol kesehatan menjadi metode paling dianjurkan untuk menghadapi COVID-19.

Sudah sering disampaikan bahwa protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun dan
air yang mengalir, menggunakan masker, menjaga jarak dan beraktivitas di rumah menjadi hal
baru yang wajib dilakukan demi memutus rantai penyebaran virus COVID-19.

Selain itu, beberapa kebijakan telah diambil oleh beberapa negara di dunia seperti penerapan
lockdown, karantina wilayah dan pembatasan wilayah dan sebagainya.

Pemerintah Indonesia sendiri juga telah mengambil kebijakan sendiri dengan mengeluarkan
aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang hingga saat ini masih diterapkan dan
diberlakukan hingga waktu yang belum ditentukan.

Penerapan PSBB tersebut berlaku bagi seluruh kalangan namun ada pengecualian.

Dalam peraturan PSBB telah disebutkan bahwa mereka yang ‘direstui’ keluar batas wilayah
tertentu adalah bagi yang mengantongi surat izin dinas dari atasan. Selain itu juga bagi mereka
yang sedang ditimpa kemalangan, pun harus menyertakan beberapa dokumen yang disyaratkan.

Keadaan seperti itu harus dipahami bersama-sama bahwa pada akhirnya masyarakat Indonesia
harus bisa berdaptasi dengan keadaan yang baru. Di mana ada beberapa hal baru yang harus
ditegakkan di tengah rutinitas yang selama ini dikerjakan.

Dalam hal ini, perlu dipahami bahwa tidak semua aktivitas dilarang, namun dikurangi atau
diganti penerapannya. Tidak ada sekolah di ruang kelas, namun diganti belajar di rumah. Tidak
ada bekerja di kantor, namun bekerja dari rumah.
Pelaksanaan ibadah pun terkena imbas. Upacara keagamaan dan ibadah yang lainnya harus
dilakukan di rumah. Tidak ada kerumunan, karena hal itu sangat berpotensi terjadi penularan
COVID-19.

Beberapa bentuk perubahan atau transformasi baru inilah yang kemudian melahirkan istilah
“New Normal”, yakni perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun
dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan virus
corona jenis baru, penyebab COVID-19.

“Prinsip yang utama adalah harus bisa menyesuaikan pola hidup. Secara sosial, kita pasti akan
mengalami sesuatu bentuk, _new normal_, atau kita harus beradaptasi dengan beraktifitas, dan
bekerja, dan tentunya harus mengurangi kontak fisik dengan orang lain, dan menghindari
kerumunan, dan bekerja, dan sekolah dari rumah,” jelas Wiku.

Secara sosial disadari bahwa hal ini juga akan berpengaruh. Sebab ada aturan yang disebutkan
dalam protokol kesehatan untuk menjaga jarak sosial dengan mengurangi kontak fisik dengan
orang lain.

Lantas sampai kapan masyarakat harus hidup secara “New Normal” ini?

Profesor Wiku menjelaskan bahwa kehidupan dapat kembali normal setelah vaksin ditemukan
dan dapat dipakai sebagai penangkal virus corona jenis baru itu.

"Transformasi ini adalah untuk menata kehidupan dan perilaku baru, ketika pandemi, yang
kemudian akan dibawa terus ke depannya sampai tertemukannya vaksin untuk COVID-19 ini,”
kata Wiku.

Menurut Wiku, beberapa ahli dan pakar dunia telah memastikan bahwa kemungkinan paling
cepat ditemukan vaksin itu adalah tahun depan. Artinya kemungkinan terbesar masyarakat harus
hidup secara “New Normal” sampai tahun depan, bahkan bisa lebih.

Dalam hal ini, pemerintah pastinya berharap agar vaksin itu tidak sampai harus dikonsumsi
untuk mengobati COVID-19 yang dijangkit oleh masyarakat Indonesia.

Dengan kata lain, pemerintah berharap bahwa penularan virus corona jenis baru di tengah
masyarakat itu dapat diputus sebelum vaksin itu ditemukan.

Oleh sebab itu, perubahan perilaku menjadi kunci optimisme dalam menghadapi COVID-19 ini.
Yakni tetap menjalankan kehidupan sehari-hari ditambah dengan penerapan protokol kesehatan
sesuai anjuran pemerintah atau didefinisikan sebagai “New Normal”.

Di sisi lain, Pemerintah juga berharap bahwa sebelum vaksin di temukan, masyarakat dapat
kembali hidup “normal” setelah menerapkan “New normal” dengan disiplin tinggi dan
bergotong-royong agar terbebas dari COVID-19.
"Tapi, kita harus berpikiran positif, karena Indonesia ini punya kapasitas yang besar dan gotong
royong, nah, marilah kita gotong royong untuk merubah perilaku bersama,” jelas Wiku.

New Normal, Perangi COVID-19 dan Pengendalian Ekonomi

Berbicara COVID-19, maka hal itu tidak hanya soal medis (kesehatan) saja, dampak dari
pandemi ini juga membuat ekonomi menjadi lesu. Sebab kegiatan perekonomian harus terhenti
dan dibatasi sesuai protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah, guna menghindari penularan
COVID-19 agar tidak semakin meluas.

Dalam kesempatan yang sama Tim Pakar Ekonomi Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Dr. Beta Yulianita Gitaharie
mengatakan bahwa menyelamatkan nyawa dan menekan angka pertumbuhan penularan COVID-
19 menjadi penting. Akan tetapi kegiatan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat juga harus
tetap berjalan.

“Memang kalau kita amati, COVID-19 ini telah membawa pengaruh juga perubahan terhadap
sendi-sendi kehidupan ekonomi dan masyarakat,” ungkap Beta.

Beta melihat bahwa hal itu tentunya juga memperburuk keadaan suatu kehidupan ekonomi
masyarakat apabila hanya berpaku pada pengendalian kesehatan saja. Dua hal antara kesehatan
dan ekonomi masyarakat harus berimbang.

Selama pandemi, kemerosotan ekonomi dapat dibilang gamblang di depan mata.

Mengutip data Kementerian Ketenagakerjaan per tanggal 20 April 2020, sedikitnya ada 2 juta
pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sebanyak 62 persen ada di sektor
formal dan sisanya yakni 26 persen berada di sektor informal dan UMKM.

Hal itu kemudian semakin buruk ketika angka menjadi 6 juta pekerja yang di-PHK oleh
perusahaannya karena imbas pandemi COVID019 dalam satu bulan terakhir ini.

Dari data tersebut, Beta mengemukakan bahwa masyarakat harus tetap dapat melakukan
aktivitasnya dalam menggerakkan roda perekonomian di tengah pandemi COVID-19 ini. Tentu
solusinya adalah dengan tetap menerapkan disiplin “New Normal” sebagai fase yang sudah
mulai dijalani oleh masyarakat sekarang ini.

“Masyarakat masih tetap bisa melakukan aktifitas, gitu ya. Tetap melakukan aktifitas dengan tadi
seperti yang Pak Wiku sampaikan, juga tetap disiplin dalam memperhatikan atau melakukan
protokol pencegahan COVID-19,” jelas Beta.

Dalam hal ini, Beta juga menyoroti data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, yang
menyebutkan bahwa resiko kematian pasien usia 60 tahun ke atas itu mencapai 45 persen. Data
tersebut kemudian diikuti kelompok usia 46-59 tahun dengan resiko kematian 40 persen.
Selain itu, data Gugus Tugas juga meyatakan bahwa ada faktor penyakit penyerta atau
komorbiditas hipertensi, diabetes, jantung dan penyakit paru-paru, yang memperburuk kondisi
pasien hingga meninggal dunia.

Artinya usia di bawah 45 tahun menjadi lebih stabil dan aman apabila dibanding dengan mereka
yang menginjak usia di atasnya. Kemudian kasus kematian COVID-19 sudah jelas dipengaruhi
faktor komobiditas.

Lebih lanjut, ketika menengok data Badan Pusat Statistik (BPS), Beta menemukan fakta bahwa
sebanyak 130 jiwa dengan usia produktif di bawah 45 tahun menyumbang kontribusi yang tinggi
terhadap perekonomian.

Beta kemudian juga melihat bahwa pekerjaan di bidang kesehatan, pangan, makanan dan
minuman, energi, komunikasi teknologi, keuangan, logistik, konstruksi, industri strategis,
pelayanan dan utilitas publik serta industri yang ditetapkan sebagai objek vital nasional, atau
objek tertentu, dan sektor swasta yang melayani kebutuhan sehari-hari menjadi gambaran bahwa
mereka yang bergerak di bidang itu dapat melakukan aktivitas sebagai penyokong
perekonomian.

Tentunya dalam hal ini harus memperhatikan beberapa faktor seperti usia dan tetap menerapkan
protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, termasuk patuh terhadap anjuran PSBB.

Menyambung dengan pernyataan Profesor Wiku sebelumnya bahwa, memang besar harapan
masyarakat untuk kembali hidup normal, akan tetapi ada syarat yang harus dipenuhi untuk
kembali menjadi normal, yakni mematuhi aturan pemerintah.

Persoalan menanti vaksin kemudian harus diimbangi dengan sikap legowo dan menerima bahwa
memang dunia sedang mencoba hidup melawan COVID-19. Maka dari itu, selagi berjuang
menuju kemenangan melawan virus corona jenis baru, mulailah menengok jati diri bangsa
Indonesia bahwa perilaku gotong-royong selalu memberikan harapan baru.

“Kita semuanya di dunia bisa mendapatkan vaksinnya, sehingga kita bisa menangani atau
mengalahkan virus ini, kalau ketemu vaksinnya. Tapi, kita harus berpikiran positif, karena
Indonesia ini punya kapasitas yang besar dan gotong royong. Nah, marilah kita gotong royong
untuk merubah perilaku bersama,” pungkas Wiku.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Barang yang perlu Anda persiapkan saat bekerja di era new normal

Untuk membantu meminimalisir risiko penularan Covid-19 dalam transportasi umum dan di
kantor, berikut barang-barang yang dapat Anda persiapkan mulai dari sekarang.

1. Masker

Masker adalah alat paling vital yang perlu Anda gunakan untuk mencegah penularan Covid-19 di
transportasi umum dan kantor karena alat ini dapat mencegah droplet masuk ke mulut dan
hidung Anda.

Masker kain yang banyak dijual di berbagai toko daring bisa menjadi pilihan Anda. Suatu
penelitian menyatakan bahwa masker kain dapat memiliki efektivitas yang sama dengan masker
bedah jika digunakan dengan tepat. Jangan lupa untuk membeli lebih dari satu masker supaya
Anda bisa menggantinya ketika salah satu masker sudah kotor.

2. Hand sanitizer

Hand sanitizer diperlukan jika Anda tidak menemukan tempat untuk mencuci tangan dengan
menggunakan sabun, seperti di dalam bus atau kereta. Belilah hand sanitizer dengan kandungan
alkohol setidaknya 60 persen karena produk dengan persentase alkohol di bawah itu tidak
mampu membersihkan tangan Anda dari virus dan bakteri secara efektif.

3. Face shield atau kacamata

Anda bisa menggunakan face shield sebagai pelengkap perlindungan wajah Anda dalam
transportasi umum. Face shield dapat melindungi mata Anda dari droplet penyebab virus corona
dan partikel berbahaya lainnya.

Apabila Anda tidak percaya diri untuk mengenakan face shield di depan umum, Anda bisa
menggunakan safety googles atau kacamata biasa untuk memberikan mata perlindungan yang
memadai dari ancaman virus corona dan mencegah Anda mengucek mata.

4. Topi

Walaupun kecil, potensi virus corona bertahan di rambut Anda tetap ada. Oleh karena itu, Anda
dapat melindungi rambut dengan menggunakan topi.
Penggunaan topi juga bisa mencegah Anda menyentuh rambut saat beraktivitas di luar rumah.
Topi yang Anda pakai sebaiknya diganti setiap dua atau tiga kali sehari untuk menjaga
kebersihannya.

5. Tisu kering dan basah

Tisu merupakan barang penting untuk menjaga kebersihan barang-barang dan permukaan di
sekitar Anda. Tisu kering dapat digunakan untuk mengeringkan tangan Anda setelah mencuci
tangan.

Sementara tisu basah bisa dipakai untuk membersihkan barang-barang dan permukaan tertentu,
seperti meja, dudukan toilet, dan semacamnya. Pastikan kedua jenis tisu ini selalu ada dalam tas
Anda

6. Uang elektronik atau dompet online

Menurut beberapa studi, uang dapat menjadi tempat virus dan bakteri singgah. Hal ini berlaku
untuk uang kertas dan logam. Meski belum ada bukti spesifik tentang virus corona, tidak ada
salahnya bagi Anda untuk tetap berhati-hati.

Sebagai alternatif pembayaran, Anda bisa menggunakan uang elektronik atau dompet online
sebagai metode pembayaran sementara, baik itu di stasiun, halte, maupun di berbagai tempat
lainnya.

7. Helm

Khusus Anda yang menggunakan transportasi ojek online sehari-hari, sebaiknya Anda membawa
helm sendiri untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Dengan membawa helm sendiri,
Anda bisa memastikan kebersihan dan keamanannya tanpa perlu dihantui kekhawatiran akan
helm yang digunakan.

8. Peralatan makan

Ketimbang menggunakan alat makan yang disediakan di kantor, sebaiknya Anda membawa
peralatan makan sendiri dari rumah. Peralatan ini bisa berupa sendok, garpu, dan tempat makan.

Penggunaan peralatan makan sendiri dapat meminimalisir potensi penyebaran virus corona yang
bisa menempel pada permukaan benda-benda tersebut selama berhari-hari.

9. Peralatan ibadah

Bagi Anda yang beragama Islam, bawalah peralatan ibadah sendiri, baik itu sajadah ataupun
mukena. Hindari penggunaan alat ibadah bersama yang biasa digunakan di kantor atau tempat
umum lainnya supaya mencegah diri Anda tertular virus corona.
Sumber :

https://industri.kontan.co.id/news/penuhi-kebutuhan-saat-new-normal-trisula-textile-bell-
luncurkan-kain-sehat

https://www.jd.id/news/corporatenews/gunakan-5-perlengkapan-ini-untuk-bersiap-menghadapi-
new-normal/

https://bnpb.go.id/berita/ketika-semua-harus-memulai-fase-new-normal-hadapi-covid19-1

Anda mungkin juga menyukai