Anda di halaman 1dari 8

PENGELOLAAN LIMBAH MASKER KALA PANDEMI COVID-

19 DI INDONESIA

Dibuat Oleh :

Timothy Apriandy Putra (01033200005)

MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Dimasa Pandemi COVID-19 ini merupakkan sebuah wabah penyakit yang telah melanda
bumi ini kirang lebih 2 tahun lamannya. Penyebaran virus COVID-19 ditularkan melalui droplet
atau percikkan pernapasan yang keluar dari mulu atau hidung kita (saluran pernapasan). Selain itu
penularan virus ini sangat cepat sekali. Oleh karena itu sejak awalnya di temukkan virus ini
organisasi kesehatan dunia atau WHO menyarankan kita untuk mulai beradaptasi dengan virus ini.
Salah satunya adalah penggunaan masker. WHO mewajibkan setiap dunia untuk mengimbau
warganya untuk menggunakkan masker saat beraktivitas diluar rumah walaupun dibatasi.
Kebijakkan tersebut tak terkecuali di Indonesia. Dimana saat virus ini pertama di temukkan di
Indonesia, pemerintah pusat langsung menghimbau warga atau masyarakatnya untuk memulai
menggunakkan masker. Pada saat itu banyak sekali jenis jenis masker yang dapat digunakkan.
Dimana pada saat itu terdapat masker kain yang dapat dicuci dan di gunakkan kembali, sehingga
limbah masker di Indonesia tidak terlalu banyak. Namun selang beberapa bulan kemudian,
pemerintah Indonesia mengubah kebijakkannya untuk menggunakkan masker medis sebagai
syarat agar minimnya tertular virus tersebut. Perubahan kebijakkan tersebut dikarekan bahwa
masker medis terbukti lebih aman dan mampu menahan droplet kita agar tidak tersebar saat kita
sedang kontak dengan orang lain di suatu tempat.

Sampai pada saatnya penggunaan masker bukan lagi menjadi kewajiban, bahkan menjadi
sebuah trend ataupun style baru generasi sekarang. Banyak sekali produsen masker yang
menyiptakkan model masker yang sangat kekinian, selain itu masker tersebut juga harus nyaman
saat digunakkan. Oleh karena itu peminat masker di Indonesia sendiri sangat banyak sekali.
Apalagi sempat diadakkan kebijakkan jika kita harus menggunakkan masker double saat sedang
berpergian ke suatu tempat.

Hingga saat ini program vaksinasi pun sudah berjalan dengan sangat baik namun
penggunaan masker tersebut tetap sangat tinggi. Hal itu terjadi karena penggunaan masker tersbut
bukan lagi dijadikkan syarat protokol kesehatan, namun menjadi kebiasaan baru bagi generasi
zaman sekarang. Bahkan ada beberapa orang yang merasa bahwa ia merasa lebih percaya diri
ketika ia menggunakkan masker ketika ia sedang berbicara ataupun berada di tempat umum. Oleh
karena ini penggunaan masker bisa dibilang akan terus berlanjut dengan sangat panjang. Sehingga
kita harus mengetahui pengelolaan limbah masker tersebut setelah atau seusai digunakkan,
sehingga dengan trend masker tersebut tidak menimbulkan masalah baru bagi alam di negara
ataupun bumi ini.
BAB II
PERMASALAHAN

Seperti yang sudah dijelaskan pada pendahuluan, penggunaan maker yang cukup banyak
di era pandemi seperti ini pastinya juga akan menimbulkan limbah atau sampah medis seperti
masker yang pastinya lebih banyak. Namun seperti yang kita ketahui bahwa sebelum terjadinya
pandemi COVID-19 ini, permasalahan lingkungan seperti pencemaran merupakkan hal yang
sudah kita hadapi. Apalagi ketika awal pandemi COVID-19 ini di temukkan, munculah regulasi
baru dari pemerintah dimana setiap warga atau masyarakat mewajibkan menggunakkan masker
sekali pakai. Hal ini menjadi permasalahan serius bagi lingkungan hidup. Dimana limbah yang
tadinya berasal dari domestik dan industri kini bertambah yaitu limbah medis.

Menurut studi penelitian dari Cordova et al(2021), dikatakan bahwa beberapa wilayah
sungai di Jakarta seperti Sungai Cilincing dan Marunda mengalami peningkatan sampah sebesar
5%. Data yang dibandingkan yaitu dari Maret-April 2020 dan Maret-April 2016. Dicurigai
kenaikkan jumlah sampah pada sungai ini diindikasi oleh sampah atau limbah medis berupa
masker. Namun limbah medis tersebut tidak berasal dari rumah sakit atau fasilitas kesehatan
lainnya, namun limbah tersebut juga berasal dari masyarakat sekitar yang menggunakkan masker
medis sekali pakai yang sudah menjadi regulasi dari pemerintah.

Namun yang menjadi permasalahan pokok dalam kasus ini adalah limbah medis yang
sangat menumpuk ini akan menjadi masalah baru bagi masyarakat dan pemerintah. Kemungkinan
terparah nya dalam kesalahan penangulangan limbah masker ini adalah dapat merusak alam,
ekosistem, dan pencemaran lingkungan. Selain itu juga sangat diwaspadai bebrapa oknum nakal
yang memanfaatkan limbah masker tersebut untuk di bersihkan dan di gunakkan lagi. Hal itu
bukan hanya menyebabkan kerusakkan alam namun juga sangat berpengaruh dalam penyebaran
virus COVID-19 iru sendiri. Hal ini terjadi disebabkan oleh minimnya edukasi dari pemerintah
dalam tata cara mengelola dan menaggulangi limbah medis seperti masker, APD, dan lainnya.
BAB III
SOLUSI

Seperti beberapa permasalahan diatas maka didapatkan beberapa solusi untuk mengatasi
masalah diatas. Mugnkin dengan cara yang paling mudah yang dipat dilakukkan adalah pembinaan
dari pemerintah kepada masyaratkatnya untuk bisa memilah limbah medis dengan limbah rumah
tangga biasa pada umumnya. Tak hanya pemerintah saja yang turun tangan, namun setiap
masyarakat juga harus sedia berpartisipasi, contohnya seperti memilah sampah medis dari
sumbernya, pengemasan sampah sesuai dengan prosedur, dan pengawasan penanganan limbah
COVID-19 rumah tangga. Namun tak lepas juga dari usaha pemerintah. Pada kasus ini pemerintah
juga harus mengambil peran yang cukup mayor,. Seperti yang sudah dibahas diatas, pemerintah
mungkin bisa memberi sosialisasi atau edukasi, menyusun MoU dengan pihak pengelolah LB3,
dan mendampingi penanganan limbah medis COVID-19 ini. Selain itu pemerintah juga bisa
membantu dengan cara memfasilitasi seperti menyiapkan beberapa pihak untuk pengumpul dan
membantu dalam penyediaan transfer depo sebelum ke tahap pengangkutan dan pengolahan
limbah B3 yang di sesuaikkan dengan MoU.

Menurut Dr. Ajeng metode pengolahan limbah medis yang disarankan oleh pemerintah
adalah menggunakkan metode autoclave dan hydrithermal. Metode tersebut adalah pengolahan
limbah medis secara termal.

Autoclave
Metode autoclave ini adalah metode yang memasukkan limbah ke dalam alat pemanas
tertutu[ yang digunakkan untuk mensterilisasi suatu benda dengan memanfaatkan uap bersuhu dan
bertekanan tinggi selama kurang lebih 30 menit. Suhu yang paling efektif untuk mematikkan
patogen dalam limbah adalah 120 - 140 °C. Untuk metode ini bisa dikatakkan ramah lingkungan
karena tidak menghasilkan emisi yang terlalu besar. Selain itu metode ini bebas patogen, dan sisa
residu yang di hasilkan cukup aman untuk di tampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Hydrithermal
Pada metode ini pengolahan limbah masker diperlukkan teknologi konversi termokimia.
Dimana pada metode ini berlangsung pada suhu 220 °C saat proses pengolahan limbah tersebut.
Seperti yang kita ketahui bahwa dalam 1 unit masker terdiri dari beberapa material yaitu biji
plastik, ampas fiber, dan sisa kawat tipis. Material tersebut akan digunakkan sebagai bahan baku
untuk pembuatan Wall Tiling atau keramik dinding. Solusi pengolahan ini cukup baik untuk
mengurangi permasalahan sampah pandemi yang cukup menumpuk.

Selain mnenggunakkan metode autoclave dan hydrithermal terdapat juga metode yang
dinamakkan insernerasi. Metode ini menggunakkan metode pembakaran dengan suhu mencapai
800°C. Metode ini memiliki kelebihan yaitu dapat mereduksi volume sampah yang besar. Selain
itu proses yang dihasilkan cukup lebih cepat dan dapat digunakkan dan di integrasikkan menjadi
pembangkit listrik. Namun untuk metode ini menghasilkan emisi gas buang yang cukup berbahaya
bagi lingkungan, oleh karena itu para mengolah lombah perlu menyediakkan pengendali
pencemaran udara. Menurut riset yang saya dapatkan, semakin kesini, semakin banyak riset yang
menemukkan metode baru untuk mendaur ulang limbah masker tersebut. Menurut Dr. Ajeng
melakukkan inaktivasi virus tidak sesulit dan serumit mikroorganisme lainnya. Hal ini terjadi
dikarenakkan virus merupakkan golongan mikroorganisme yang mudah dan rentan untuk rusak.
Oleh karena itu limbah masker tersebut sangat mungkin untuk di daur ulang. Metode daur ulang
untuk sampah limbah masker ini cukup banyak metodenya. Salah contoh metode yang dapat
digunakkan untuk mendaur ulang limbah masker medis ini adalah Ekstruasi dan Rekristalisasi.

Metode Ekstruasi

Metode ini memiliki prinsip mengubah limbah masker yang telah disterilkan menjadi biji
plastik yang dapat di daur ulang kembali menjadi beberapa produk. Proses Ekstruasi ini
dipanaskan hingga suhu mencapai 170°C sehingga menghasilkan pellet atau biji plastik. Setelah
menjadi biji plastik dapat digunakkan menjadi bahan baku untuk membuat benda apapun. Metode
ini digunakkan dikarenakan menurut riset masker yang biasa kita gunakkan sehari hari selama
masa pandemi ini mengandung plastik berbahan Polipropilen (PP).

Barang yang bisa dibuat dengan memanfaatkan limbah ini adalah pot hidroponik, bak
sampah, kantong sampah (trashbag), dan prooduk plastik lainnya yang tidak digunakkan untuk
makanan atau food grade. Dengan menggunakkan metode ini membuat limbah medis berupa
masker menjadi dan menghasilkan suatu produk yang bermanfaat, sehingga memiliki nilai
ekonomi dan zero waste

Metode Rekristalisasi

Selain menggunakkan metode Ekstruasi terdapat 1 metode lagi, yaitu metode


Rekristalisasi. Untuk metode ini prinsipnya mendaur ulang limbah masker dengan mendaur ulang
plastik hingga memiliki kualitas biji plastik yang sama dengan produk awalnya sebelum diolah
menjadi masker. Metode ini memiliki kelebihan yaitu tidak diperlu dilakukkan proses sterilisasi
terlebih dahulu, dikarenakkan degradasi yang cukup rendah karena tidak adanya shear dan stress
seperti pada proses daur ulang di kebanyakkan jenis plastik pada umumnya seperti PE, PP, PVC,
dan PS.

Keungulan lainnya adalah dapat menghasilkan plastik daur ulang berupa sebuk, sehingga
minim menimbulkan kerusakkan struktur dan memiliki kemurnian produk daur ulang yang cukup
tinggi atau dapat digunakkan kembali.

Tahapan-tahapan dalam proses pendaur ulangan menggunakkan metode Rekristalisasi ini


meliputi pemotongan plastik, lalu melarutkan plastik, lalu melakukkan pengendappan pada
antiplearut, dan penyaringan sehingga dapat diperoleh kembali suatu plastik yang murni dan dapat
digunakkan kembali untuk kebutuhan alat alat medis dengan kualitas yang setara.

Selain mendaur ulang seperti diatas, jika ditemukkan riset terbaru mengenai limbah masker
tersebut. Dari beberapa suber yang didapat ditemukkan beberapa penelitian yang mencoba
mendaur ulang masker medis sekali pakai menjadi geotekstil yang ramah lingkungan. Penemuan
ini di temukkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dimana gektektil sendiri
memiliki pengertian lembaran sintetik yang berpori sehingga memiliki sifat tembus air dan
fleksibel. Pada daur ulang ini Geotekstil sedniri dibagi menjadi 2 jenis, yaotu geotextile woven dan
geotextile non-woven. Fungsi gektekstil ini sendiri berguna untuk menguatkan tanah untuk
mencegah terjadinnya penurunan tanah dasar, biasanya material ini digunakkan oleh pekerja pada
teknik sipil. Inovasi mendaur ulang limbah masker medis sekali pakai ini diharapkan dapat
mengurangi timbunan sampah yang berbahaya bagi setiap populuasi manusia khususnya di
Indonesia. Selain itu pengolahan ini juga dapat menguntungkan dan menghasilkan nilai jual
sehingga roda perekonomian yang terguncang akibat pandemi ini bisa bangkit lagi dengan adanya
inovasi-inovasi ini.
BAB IV
KESIMPULAN

Dari beberapa permasalahan serta solusi yang sidah dibahas diatas, untuk kasus
penanganan limbah masker ini sangat tidak bisa diabaikkan. Karena apabila diabaikkan begitu
saja, limbah dari masker medis ini dapat menimbulkan masalah baru bagi lingkungan atau alam
sekitar kita. Dari beberapa studi literartur yang sudah saya lakukkan untuk menyusun makalah ini
banyak sekali metode dan solusi yang sangat pintar dan inovatif untuk menangani kasus limbah
masker ini. Dari beberapa sumber yang saya kulik, saya mendapatkkan beberapa metode yang
cukup inovatif untuk menangani masalah limbah masker ini. Contohnya adalah metode autoclave
dan hydrithermal, dan untuk proses pendaur ulang terdapat metode Ekstruasi dan Rekristalisasi.

Bahkan terdapat juga penemuan atau riset penelitian yang dapat mengubah limbah masker
medis sekali pakai ini menjadi sebuah benda yang memiliki harga atau value. Contohnya
pendauran ulang limbah masker menjadi bahan dasar untuk membuat barang yang berbahan dasar
plastik. Selain itu juga terdapat pendauran ulang limbah masker medis ini menjadi Geotekstil yang
biasanya dipakai untuk bangunan.

Oleh karena ini kesimpulan yang bisa saya dapat pada makalah kali ini adalah banyak
sekali metode dan usaha usaha yang bisa kita lakukkan untuk bisa menangani masalah ini. Tidak
hanya sektor besar saja yang bisa melakukkannya, namun kita sebagai masyarakat juga bisa ikut
berpasrtisipasi seperti yang sudah di bahas pada bab sebelumnya. Jadi menurut saya banyak sekali
peluang yang bisa kita manfaatkan dalam penggunaan limbah masker medis sekali pakai ini.
Namun yang mungkin menjadi masalah adalah proses tersebut kurang di manage sedemikian rupa,
seginnga banyak masyarakat yang ke miss, sehingga masih banyak masyarakat yang masih
megabaikkan tentang pentingnya pengolahaan limbah masker tersebut. Selain itu pengolahan
limbah masker ini juga menghindari oknum nakal yang memanfaatkan limbah ini untuk dijual lagi
tanpa melalui proses pendauran yang sesuai dengan standar yang di tentukkan.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Antaranews.com. (2021, February 16). LIPI jelaskan metode Daur ulang masker untuk tangani
limbah medis. Antara News. https://www.antaranews.com/berita/2002365/lipi-jelaskan-
metode-daur-ulang-masker-untuk-tangani-limbah-medis

Asyari, I. (2021, June 29). Keramik Dinding Dari Limbah masker. DAAI
TV. https://www.daaitv.co.id/DAAI-WP/2021/06/29/keramik-dinding-dari-limbah-
masker/
(n.d.).
Google. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=r
ja&uact=8&ved=2ahUKEwiKjImMnI70AhXVfH0KHRM_DHkQFnoECA8QAQ&url=
https%3A%2F%2Fcovid19.kemkes.go.id%2Fdownload%2FPedoman_Kelola_Limbah_
Masker_Masyarakat.pdf&usg=AOvVaw3VoGF52lbcT2tvQ3TPDHRt

Liputan webinar Pengaruh Peningkatan Limbah masker Terhadap Lingkungan Dan


Penanganannya. (2021, May 25). Program Studi Teknik
Lingkungan. https://enviro.teknik.unej.ac.id/liputan-webinar-pengaruh-peningkatan-
limbah-masker-terhadap-lingkungan-dan-penanganannya/

Liputan6.com. (2021, 3). Inovasi Limbah masker Jadi Bahan Tembok Dari Parongpong.
liputan6.com. https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4596631/inovasi-limbah-masker-
jadi-bahan-tembok-dari-parongpong

Pengelolaan Sampah masker Sekali Pakai. (n.d.). Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
DIY. https://www.dlhk.jogjaprov.go.id/pengelolaan-sampah-masker-sekali-pakai

Rekristalisasi, Solusi Daur Ulang Sampah Medis. (n.d.). Beranda | Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia. https://lipi.go.id/berita/rekristalisasi-solusi-daur-ulang-sampah-medis/22316

Solusi Penanganan Limbah masker COVID-19. (n.d.). Beranda -


CovidCare. https://covidcare.id/artikel/solusi-penanganan-limbah-masker-covid-19

Munawir. 2012. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di RT 04/RW 01 Cipadu, Larangan,


Tangerang. Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi.

Anda mungkin juga menyukai