Anda di halaman 1dari 53

STUDIO DESAIN PRODUK IV

DESAIN GAPURA DISINFEKTAN OTOMATIS UNTUK KAMPUNG DI


SURABAYA

PENYUSUN :

1. DIO GANI RAMADHAN 16.2018.1.00541


2. AHMAD RIZKI SETIAWAN 16.2018.1.00544
3. M. HARIS SYARAWI 16.2018.1.00588

DOSEN PENGAMPU

CHOIRUL ANAM S.Ds, M.

NIP

JURUSAN DESAIN PRODUK

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2020
ABSTRAK

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada


manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia
sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian
diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan
menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena analisis berupa kata-kata


tertulis atau lisan dan mempertimbangkan pendapat orang lain (para ahli) yang
disebut narasumber. Peneliti juga menggunakan pengumpulan data melalui kegiatan
pengamatan (observasi) lapangan, serta melakukan wawancara kepada narasumber.
Pendekatan ini bertujuan untuk meneliti permasalahan maupun kebutuhan dari
pengguna yaitu warga yang bertempat tinggal di dalam perkampungan

Berdasarkan analisa data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan yaitu di Era new normal ini
semua harus mematuhi protocol kesehatan dalam melakukan aktifitas apapun, supaya tidak
memudah tertular COVID-19 dan memperkecil angka penularan di masa pandemic ini

Kata kunci: New Normal, COVID-19


DAFTAR ISI

ABSTRAK.....................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................7
KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................7
BAB III........................................................................................................................39
METODOLOGI PENELITIAN..................................................................................39
BAB IV........................................................................................................................43
STUDI KASUS...........................................................................................................43
BAB V.........................................................................................................................48
ANALISIS DATA.......................................................................................................48
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada


manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia
sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian
diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan
menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).
Upaya pencegahan kuman udara dapat dilakukan dengan desinfeksi. Desinfeksi
ruang dapat dilakukan dengan penyinaran UV, ozon dan pengkabutan. Desinfeksi
dengan pengkabutan ini biasanya sering dilakukan karena biaya yang murah.
Desinfeksi ini biasanya dengan menggunakan bahan desinfektan 1%. Pelaksanaan
desinfeksi ini hendaknya dilakukan secara periodik, hal ini karena angka kuman dapat
bertambah oleh adanya aktifitas pelayanan pasien. Selain itu, faktor lingkungan
seperti suhu, kelembaban dan pencahayaan juga dapat mempengaruhi.
Desinfektan merupakan cairan atau zat yang digunakan desinfeksi. Di pasaran
banyak sekali desinfektan kimia. Padahal desinfektan kimia ini dapat meninggalkan
residu di ruangan. Untuk itu, perlu adanya inovasi dengan menggunakan desinfektan
alami.
Hal terpenting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Namun yang terjadi di
Indonesia saat ini adalah maraknya penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus
corona yang mampu mengakibatkan kematian. Virus ini terdeteksi muncul pertama
kali di Wuhan China pada bulan Desember 2019. Virus corona merupakan virus yang
menyerang saluran pernafasan dan menyebabkan demam tinggi, batuk, flu, sesak
nafas serta nyeri tenggorokan.

Penyebaran virus ini sangatlah cepat hingga memakan banyak nyawa di berbagai
negara. Awal mulanya, warga Indonesia yang positif terkena virus corona hanya 2
orang, namun penyebaran virus ini sangat cepat sehingga setiap hari ada orang yang
terkena atau terjangkit virus ini. Hingga pemerintah mengambil keputusan untuk
mempersiapkan rumah sakit daerah sebagai rumah sakit rujukan bagi setiap orang
yang terjangkit Covid-19.
Akibat dari maraknya virus corona ini mengakibatkan berbagai hal yang baru
hampir dikerjakan dari rumah, baik sekolah, kuliah, bekerja ataupun aktivitas yang
lainnya. Bahkan tempat beribadah pun sebagian telah ditutup demi mengurangi
penyebaran virus corona ini. Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah, seperti
physical distancing (jaga jarak), lock down, bahkan di beberapa daerah pun telah
diberlakukan PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Namun masih banyak
masyarakat yang tidak mematuhi peraturan tersebut hingga akhirnya penyebaran
virus ini berjalan sangat cepat.
Dengan demikian, dibutuhkan pemahaman yang intensif mengenai virus corona
serta cara menanggulanginya agar angka penyebaran tidak semakin meningkat.
Mengingat banyak sekali masyarakat yang masih meremehkan adanya virus corona
ini serta belum tersedianya vaksin yang dapat membantu kesembuhan pasien karena
masih dalam pencarian dan penelitian oleh para ahli. Sehingga perlu untuk dikaji
lebih dalam mengenai permasalahan penanggulangan dan pencegahan Covid-19 ini.
Protokol kesehatan sekarang memang harus benar benar di perhatikan, apalagi di
masa pandemi ini kita harus benar benar menjaga imun kita dengan menerapkan
protokol kesehatan. Beberapa penerapan protokol kesehatan seperti cuci tangan,
memakai masker, penyemprotan desinfektan, dll. Ini semua upaya untuk pencegahan
penyebaran COVID19, di tempat-tempat umum juga sudah di sediakan alat untuk
cuci tangan, desinfektan. Ini merupakan upaya masyarakat dan pemerintah untuk
mencegah pandemi ini.
Dari penjelasan di atas dari sarana protokol kesehatan yang kami teliti di
temukannya solusi yaitu membuat Desinfektan automatis untuk kampung kota
surabaya yang belum menerapkan protokol kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana cara mendesain instalasi desinfektan otomatis untuk gapura kampung
di Surabaya yang tidak mengganggu akses keluar masuk kampung?
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian produk ini memiliki batasan masalah, yaitu gapura desinfektan
otomatis ini dikhususkan untuk area perkampungan karena merupakan area yang
mudah terjadi penularan COVID-19.
1.4 Tujuan
Tujuan dalam perancangan Gapura Desinfektan Otomatis ini adalah :
1. Untuk mencegah penularan COVID-19 pada area perkampungan yang ada di
kota Surabaya.
2. Agar masyarakat dapat bertamu atau keluar masuk kampung tetap dalam
keadaan steril dan terhindar dari virus COVID-19

1.5 Manfaat

Dalam penelitian tersebut, dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:


Bagi Peneliti
1. Memperoleh ilmu dan pengalaman baru yang dapat dimanfaatkan untuk
mewujudkan inovasi – inovasi desain baru lainnya.
2. Peneliti memperoleh wawasan lebih luas untuk menciptakan produk – produk
baru.
3. Peneliti memperoleh pengetahuan bagaimana membuat suatu produk dengan
bentuk dan kualitas yang baik sehingga menimbulkan daya tarik pada
konsumen.
Bagi Institusi
Memperoleh sebuah penelitian tentang elemen Eksterior yang dapat dijadikan
bahan referensi pada pembaca di Desain Produk ITATS (Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya) yang dapat memberikan informasi bagi siapa saja yang ingin
melakukan penelitian dikemudian hari, mengenai Gapura Desinfektan otomatis.

Bagi Masyarakat
Masyarakat pada area perkampungan yang keluar masuk area perkampungan
namun tetap menjalankan protokol kesehatan dengan upayah mencegah masuknya
virus COVID-19 kedalam area perkampungan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya


2.1.1 Panduan Kegiatan Menjaga Kebersihan Lingkungan Dan Langkah
– Langkah Desinfeksi Dalam Rangka Pencegahan Penularan Covid-19

Gambar 2.1
Sumber : covid19.kemkes-pdf.go.id. 2020
Kegiatan desinfeksi ini merupakan kegiatan dari pemerintah yang sesuai
dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dimana alat
desinfeksi yang digunakan adalah alat desinfeksi manual yang biasa digunakan petani
untuk mendesinfeksi sawah, panduan ini berisi panduan menjaga kebersihan
lingkungan dan langkah – langkah desinfeksi untuk pencegahan penularan COVID-
19 di area publik, transportasi publik, pasar, mass gathering, restoran / rumah makan,
sekolah, pesantren dan masjid.

2.1.2 Pakar UGM Paparkan Penggunaan Disinfektan Yang Tepat Cegah


Penyebaran Covid-19

Gambar 2.2
Sumber : Pakar UGM
Menjaga kebersihan menjadi salah satu cara memutus mata rantai penularan
Covid-19. Berbagai cara dilakukan seperti menggunakan antiseptik untuk membasuh
tangan dan bagian tubuh, dan disinfektan yang diusapkan atau disemprotkan pada
benda mati yang mungkin terpapar virus.
Namun, saat ini di masyarakat muncul fenomena penyemprotan disinfektan
secara  masif di berbagai tempat, bahkan dilakukan langsung ke tubuh manusia.
Peneliti Fakultas Farmasi UGM, Dr. rer. nat., Endang Lukitaningsih, S.Si., M.Si.,
Apt., menjelaskan disinfektan adalah bahan kimia yang dipakai untuk menghambat
atau membunuh mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur kecuali spora
bakteri pada permukaan benda mati seperti lantai, furniture, dan ruangan.
“Disinfektan tidak digunakan pada kulit ataupun selaput lendir karena berisiko
mengiritasi kulit dan berpotensi memicu kanker. Hal ini berbeda dengan antiseptik
yang memang ditujukan untuk disinfeksi pada permukaan kulit dan membran
mukosa,”katanya saat konferensi pers secara daring, Senin (6/4).
Disinfektan juga bisa digunakan untuk membersihkan permukaan benda
dengan mengusap larutan disinfektan di bagian yang terkontaminasi. Misalnya, pada
lantai, dinding, tombol lift, permukaan meja, daun pintu, dan lainnya. Pemakaian
disinfektan dengan teknik spray atau fogging telah digunakan untuk mengendalikan
jumlah antimikrobia dan virus di ruangan yang berisiko tinggi. Sementara pada
ruangan yang sulit dijangkau biasanya digunakan sinar UV dengan panjang
gelombang tertentu. Proses ini akan mencegah penularan mikroorganisme patogen
dari permukaan benda ke manusia.
Apabila ingin menggunakan disinfektan, Endang menyampaikan ada beberapa
produk yang direkomendasikan untuk disinfeksi. Contohnya, sodium hipoklorit,
amonium kuartener (sejenis deterjen kationik), alkohol 70 persen dan hidrogen
peroksida. Kendati begitu dia mengimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan
petunjuk penggunaan pada label agar produk dapat digunakan dengan aman dan
efektif.

2.1.3 Manfaat yang di ambil dari penelitian terdahulu


Manfaat yang dapat di ambil dari penelitian terdahulu adalah bentuk dan
sistem dari alat desinfektan tersebut, dapat diketahui bahwa alat desinfektan tersebut
masih bisa dikembangkan dari cara penggunaan manual menjadi otomatis.

2.2 Pengertian Judul


2.2.1 Desain
Desain adalah kata baru yang indonesiakan dari bahasa inggris: design.
Sebetulnya kata “rancang” atau “merancang” adalah terjemahan yang dapat
digunakan. Namun dalam perkembangannya kata “desain” menggeser makna kata
“rancang” karena kata tersebut tidak dapat mewadahi kegiatan, keilmuan, keluasan
dan pamor profesi atau kompetensi Desainer. ( Sachari, 2000)
Menurut Coirul Amin, arti desain adalah suatu kerangka bentuk, rancangan,
motif, pola, dan corak, yang diimplementasikan terhadap suatu objek. (Coirul Amin
2002)
Menurut J. B. Reswick, pengertian desain adalah aktivitas kreatif yang
didalamnya terkandung penciptaan sesuatu yang baru dan bermanfaat yang
sebelumnya tidak ada. (J.B. Reswick 1996)

2.2.2 Gapura
Gapura adalah suatu struktur yang merupakan pintu masuk atau gerbang ke
suatu kawasan atau kawasan. Gapura sering dijumpai di pura dan tempat suci Hindu,
karena gapura merupakan unsur penting dalam arsitektur Hindu. Gapura juga sering
diartikan sebagai pintu gerbang. Dalam bidang arsitektur gapura sering disebut
dengan entrance, tetapi entrance itu sendiri tidak bisa diartikan sebagai gapura.
Simbol yang dimaksudkan disini bisa juga diartikan sebuah ikon suatu wilayah atau
area. Secara hierarki sebuah gapura bisa disebut sebagai ikon karena gapura itu
sendiri lebih sering menjadi komponen pertama yang dilihat ketika kita memasuki
suatu wilayah. (Wikipedia, 6 juni 2019)

2.2.3 Desinfektan
Adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau
pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit Pengertian
lain dari disinfektan adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan memiliki
kemampuan membunuh mikroorganisme yang terpapar secara langsung oleh
disinfektan. (Wikipedia, 16 juli 2020)
2.2.4 Otomatis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti otomatis adalah secara
otomat. Arti lainnya dari otomatis adalah dengan bekerja sendiri. (KBBI online
lektur.id 2020)
2.2.5 Kampung
Kelompok rumah yang merupakan bagian kota biasa dihuni kelompok
masyarakat berpenghasilan low – medium. (KBBI 2012)
2.2.6 Kota Surabaya
Adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia, sekaligus kota metropolitan
terbesar di provinsi tersebut. Surabaya juga merupakan kota terbesar kedua di
Indonesia setelah Jakarta. Kota ini terletak 800 km sebelah timur Jakarta, atau 435 km
sebelah barat laut Denpasar, Bali. Surabaya terletak di pantai utara Pulau Jawa bagian
timur dan berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa. (Wikipedia, 9 oktober
2016)

2.3 Definisi New Normal


Definisi new normal adalah skenario untuk mempercepat penanganan COVID-19
dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. Pemerintah Indonesia telah
mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan skenario new normal dengan
mempertimbangkan studi epidemiologis dan kesiapan regional. (Sekertariat kabinet
18-05-2020)

2.4 Kesimpulan Judul

Kesimpulan judul penelitian ini mendesain desinfektan automatis untuk


gapura di perkampungan kota Surabaya dalam era New Normal
2.4 Studi Bentuk
A. Unsur-unsur Desain
1. Titik
Titik atau spot merupakan yang menandai sebuah tempat. Tidak memiliki
panjang dan lebar, tidak mengambil daerah atau ruang, merupakan pangkal dan
ujung sepotong garis, serta merupa-kan perpotongan atau pertemuan antara dua
garis.

Gambar 2.2 Titik


Sumber : https://pixabay.com/
(10/04/2020)

2. Garis
Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin
dengan titik poin yang lainnya. Garis dapat diartikan sebagai goresan pensil, pena,
atau mouse dalam komputer dan lain sebagainya. Garis tidak mengenal istilah
kedalaman (depth), dan hanya memiliki ketebalan dan panjang, oleh sebab itu garis
sering dimaknai sebagai elemen satu dimensi. Bentuk garis memiliki banyak variasi,
bentuk garis itu sendiri biasanya dapat memaknai penggunaanya.
3. Gempal/Volume
Bentuk gempal atau volume adalah suatu bentuk yang memiliki tiga dimensi,
yakni panjang, lebar, dan tebal yang merupakan bentuk yang bisa diraba. Gempal
dapat padat dan dapat pula kosong.
Gempal padat adalah gempal yang penuh isi, sedangkan gempal kosong adalah
gempal yang berongga atau berlubang. Gempal dapat digolongkan menjadi gempal
yang teratur dan gempal yang tidak teratur. Gempal teratur adalah bentuk gempal
yang sifatnya sistematis, contoh kubus. Gempal tidak teratur memiliki bentuk bebas.
4. Raut
Raut adalah ciri khas suatu bentuk. Bentuk titik, garis, bidang, dan gempal
masing-masing memiliki raut. Raut merupakan ciri khas untuk membedakan masing-
masing bentuk dari garis, bidang, gempal tersebut.
5. Tekstur
Setiap permukaan atau raut tentu memiliki nilai atau ciri khas. Nilai atau ciri khas
permukaan tersebut dapat kasar, halus, polos, dan sebagainya. Itulah yang disebut
dengan tekstur. Dengan demikian tekstur adalah nilai atau ciri khas suatu permukaan.
Tekstur terdapat tekstur halus dan tekstur kasar.
6. Ukuran
Suatu bentuk dikatakan besar manakala bentuk tersebut diletakkan pada area
sempit, dan bentuk dikatakan kecil manakala bentuk tersebut diletakkan pada area
luas. Ukuran diperhitungkan sebagai unsur rupa. Dengan memperhitungkan ukuran
menurut perspektif seni rupa, bisa diperoleh hasil-hasil keindahan tertentu

B. Teori Bentuk
Bidang adalah suatu bentuk bentuk raut pipih, datar sejajar dengan dimensi
panjang dan lebar serta menutup permukaan. Bidang dapat diartikan sebagai bentuk
menempati ruang, dan bentuk bidang sebagai ruangnya sendiri disebut ruang
dwimatra. Bidang yang menempati ruang dapat berbentuk datar sejajar dengan tafril
yang memiliki panjang dan lebar, atau dapat berbentuk maya. Bidang sebagai ruang
adalah ruang dwimatra dan merupakan tempat dimana objek-objek berada (exist).
Bidang sebagai bentuk yang mengisi ruang, ciri khasnya dibeakan berdasarkan
rautnya.
a. Raut Bidang
Macam-macam bentuk bidang meliputi bidang geometri dan non-geometri.
Bidang geometri adalah bidang teratur yang dibuat secara metematika, sedangkan
bidang non-geometri adalah bidang yang dibuat secara bebas. Raut bidang geometri
meliputi segitiga, segiempat, segilima, segienam, segidelapan, lingkaran, dan
sebagainya. Raut bidang non-geometri dapat berbentukbidang organik, bidang
bersudut bebas, bidang gabungan, dan bidang maya.
b. Ukuran Bidang
Semua bentuk bidang memiliki ukuran. Ukuran yang dimaksud bukan bukan
sentimeter atau meter, namun ukuran yang bersifat nisbi. Nisbi artinya suatu ukuran
yang menyesuaikan dengan tempat dimana bidang tersebut berada.
c. Arah Bidang
Semua bentuk bidang dalam suatu ruang atau area pasti memiliki arah, terkecuali
bidang dengan raut lingkaran. Namun, bentuk raut lingkaran yang digerogoti
sebagian bisa memiliki arah. Arah bentuk bidang hanya ada tiga, yaitu horizontal,
diagonal, dan vertikal.
d. Gerak Bidang
Bentuk bidang dapat memiliki gerak manakala bidang tersebut maya,
bergelombang, dan lain-lain, yang seolah-olah bergerak maju mundur.
e. Tata Rupa Bidang/Komposisi Bidang
Bidang memiliki raut, ukuran, dan arah. Masing-masing memiliki peran dalam
membentuk keindahan karya seni dan desain. Untuk mengaktifkan perannya, maka
bidang dapat digarap melalui interval tangga masing-masing, yaitu interval tangga
raut bidang, interval tangga ukuran bidang, interval tangga arah bidang.

Tabel 2.1 Studi Bentuk


N Bentuk Nama Keterangan
o
1 Lingkaran Kumpulan
semua titik pada
bidang dalam jarak
tertentu. yang
memiliki jari jari,
dan diameter
2 Segitiga Bangun datar
yang dibatasi oleh 3
buah sisi dan
memiliki 3 titik
sudut
3 Kotak Bangun datar 2
dimensi yang
dibentuk oleh 4 buah
rusuk yang sama
panjang dan
memiliki 4 titik
sudut yang
kesemuanya adalah
sudut siku-siku
4 Kotak tumpul Bangun datar
persegi yang titik
sudutnya berbentuk
tumpul sehingga
lebih aman jika
terjadi kecelakaan
Tabel 2.3 adalah tabel studi bentuk. Beberapa garis bersama-sama membentuk
bidang, dan bidang digabungkan menjadi satu menghasilkan bentuk tertentu sebuah
benda.
2.5 Studi Warna
Sir Isaac Newton adalah orang pertama yang menyajikan warna di dalam suatu
diagram lingkaran atau lingkaran warna pada tahun 1666. Selanjutnya cara ini sering
digunakan sebagai langkah awal dalam mempresentasikan teori warna karena sangat
efektif dalam menunjukkan hubungan antara warna yang berbeda yang berasal dari
warna primer.
Gagasannya ini dimulai dengan sebuah lingkaran yang hanya mewakili tiga warna
primer (merah, biru dan hijau) yang berasal dari sistem warna aditif. Kemudian
diikuti dengan menggabungkan sedikit demi sedikit warna pada batasan sehingga
nantinya akan didapat warna yang baru dan batasan yang baru. Selanjutnya
gabungkan sedikit demi sedikit warna pada batasan warna sekunder, maka akan
didapatkan warna tersier dan begitu seterusnya.
A. Pembagian Warna
a. Warna Pokok (Primer) dan Sekunder
Warna primer adalah warna yang menjadi pedoman setiap orang untuk
menggunakannya. Dalam penggunaanya warna pokok ada dua macam, Untuk grafis,
yang dipakai adalah pigmen yang terdiri dari biru (cyan), Merah (magenta) dan
Kuning (yellow). Pada foto dan grafis komputer, warna pokok cahaya terdiri dari red,
green, dan Blue (RGB). Dalam Komputer, warna-warna yang pertaman cyan,
magenta, dan yellow masih ditambahkan warna key (hitam) sehingga dikenal istilah
CMYK.

Gambar 2.3 Warna Primer


Sumber :gallery lukisan
(12/05/2019)
Warna sekunder adalah warna yang dihasilkan dari campuran dua warna primer
dalam sebuah ruang warna. Dalam peralatan grafis terdapat tiga warna primer cahaya
yaitu warna merah, hijau dan biru atau yang lebih dikenal dengan RGB yang bila
digabungkan dalam komposisi tertentu akan menghasilkan berbagai warna.
Pencampuran warna – warna primer dengan perbandingan 1:1. Pencampuran tersebut
menghasilkan warna baru yang dinamakan warna sekunder.
a. Merah + Biru = Ungu/violet
b. Nerah + kuning = Orange/Jingga
C. Kuning + Biru = Hijau

Gambar 2.4 Warna Sekunder


Sumber :Tutoriduan.com
(28/08/2019)
b. Warna Tersier
Warna tersier merupakan pencampuran antara warna sekunder dengan primer.
a. Merah + ungu = merah ungu
b. Ungu + biru = ungu biru
c. Biru + hijau = hijau biru
d. Hijau + kuning = kuning hijau
e. Kuning + Oranye = oranye kuning

Gambar 2.5 Warna Tersier


Sumber :Dictio comunity
(01/04/2018)

c. Warna Kontras
a. Kontras Split Komplemen (kontras dua warna komplemen bias). Split/bias
Komplemen yaitu warna-warna yang berseberangan pada lingkaran warna, tetapi
menyimpang ke kiri atau ke kanan. Misalnya warna-warna komplemen bias kuning
dapat berupa biru ungu, merah ungu, tetapi dapat pula dengan biru dan merah.
b. Kontras Triad Komplemen ( kontras segitiga/kontras tiga warna ).
Semua bentuk segitiga sama sisi yang dapat dibuat dalam lingkaran warna,
misalnya merah – biru – kuning atau jingga – hijau – ungu adalah jenis kontras tiga
warna.
c. Kontras Tetrad Komplemen (kontras dobel komplemen/kontras empat
warna).
Semua bentuk segiempat sama sisi yang dapat dibuat pada lingkaran warna
merupakan kontras empat warna, misalnya merah – kuning jingga – hijau – biru
ungu.
d. Warna Laras/Harmonis
Yang disebut dengan warna-warna harmoni adalah yang dalam Lingkaran Warna
keduanya berada dalam urutan terdekat. Misalnya warna kuning-orange dengan
kuning, atau kuning dengan kuning-hijau.
e. Warna Panas dan Dingin
Warna panas adalah warna yang bisa menimbulkan suasana menjadi semangat,
riang serta mendatangkan keceriaan. warna panas juga bisa mendatangkan sensasi
dekat dan panas, dimana warna ini mengelabui perasaan kita sehingga seolah merasa
ada kedekatan maupun terhimpit/sempit. sensasi panas timbul ketika melihat warna
warna panas seperti merah api dan kuning matahari.
Warna Dingin adalah kelompok warna yang mensimbolisasikan kesejukan,
ketenangan, kelembutan dsb. dalam Roda warna, warna dingin dimulai dari Hijau
sampai Ungu, kebalikan dari warna panas. sensasi yang bisa ditimbulkan warna
dingin adalah ilusi dekat. (https://www.blogernas.com/)

B. Arti Warna
Sestiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi
sosial pengamatannya dan ini arti warna-warna (sumber : tugas akhir Dimas
Nursalim Saputro dalam Author Arwan, 2012)
1. Biru
Mempunyai karakter warna yang paling nyaman, menenangkan aman
menerima,sabar.
2. Abu-abu
Mempunyai arti serius bisa diandalkan dan stabil warna abu-abu adalah warna
yang kuat dan pratikal. Tapi warna ini dianggap orang warna yang membosankan,
beri sentuhan warna lain sehingga terlihat lebih manis.
3. Merah
Mempunyai karakter berani, kuat, percaya diri, bersemangat bila terlalu banyak
warna ini dapat menimbulkan kemarahan, tekanan, ketidak sabaran, intimidasi,
dendam dan suasana ribut.
4. Kuning
Mempunyai karakter warna yang susah ditangkap mata, ceria, hangat dan
berenergi. Warna ini tidak cocok digunakan dikamar tidur anak terutama untuk
kuning yang terlalu terang karena silau untuk beristirahat.
5. Hitam
Mempunyai karakter elegan, kuat, berani. Hitam juga melambangkan duka dan
murung tapi hitam mempunyai sisi lain misalnya untuk menyatukan suatu yang abadi,
klasik secara universal dianggap sebagai warna yang melangsingkan.
6. Hijau
Mempunyai karakter rileks, sepi, natural, menenangkan dan terkesan malu –
malu.

7. Ungu
Mempunyai karakter kebesaran, kebangsawanan, kebijaksanaan dan pencerahan.
Bisa meningkatkan imajinasi dan kreativitas.
8. Putih
Mempunyai karakter kemurnian, raa tidak bersalah, kebaikan dan kebenaran.
Warna putih juga sering digunakan untuk memberikan kesan kesederhanaan dan
keamanan.
9. Oranye
Mempunyai karakter memberikan kesan hangat dan bersemangat serta merupakan
symbol dari petualangan, optimisme, percaya diri dan kemampuan bersosialisasi.
( sumber : tugas akhir Dimas Nursalin Saputro dalam Autor Arwan,2012 )

2.6 Studi Material


2.6.1 Studi Material Utama

Ilmu material atau teknik material atau ilmu bahan adalah sebuah


interdisiplin ilmu teknik yang mempelajari sifat material dan aplikasinya
terhadap berbagai bidang ilmu dan teknik. Ilmu ini mempelajari hubungan
antara struktur material dan sifatnya. Termasuk ke dalam ilmu ini adalah
unsur fisika terapan, teknik kimia, mesin, sipil dan listrik. Ilmu material juga
mempelajari teknik proses atau fabrikasi (pengecoran, pengerolan,
pengelasan, dan lain-lain), teknik analisis, kalorimetri, mikroskopi
optik dan elektron, dan lain-lain), serta analisis biaya atau keuntungan dalam
produksi material untuk industri.
2.6.1.1 Kayu

Gambar kayu
Sumber : Rimbakita
Kayu adalah bagian batang / cabang / ranting tumbuhan yang mengeras
akibat proses lignifikasi atau pengayuan secara alami. Kayu terbentuk akibat
akumulasi selulosa dan lignin pada bagian dinding sel berbagai jaringan pada
batang pohon.
2.6.1.2 Batu

Gambar batu
Sumber : rock_99
Dalam geologi, batu dan batuan adalah benda padat atau solid yang
tebuat secara alami dari mineral dan atau mineraloid. Lapisan luar padat
Bumi, litosfer, terbuat dari batuan. Dalam batuan umumnya adalah tiga jenis,
yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf.
2.6.1.2 Pasir

Gambar Pasir
Sumber : Arsiteksi
Pasir adalah material butiran yang terdiri dari partikel batuan dan
mineral yang terpecah halus. Ukuran pasir pasir lebih halus dari kerikil dan
lebih kasar dari lanau.

2.6.1.3 Batu bata

Gambar Batu Bata


Sumber : Arsiteksi
Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat
dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna
kemerah-merahan. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu bata
semakin menurun.
2.6.1.4 Semen

Gambar Semen
Sumber : Masonry
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako,
maupun bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal dari
caementum, yang artinya "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak
beraturan". Meski sempat populer pada zamannya, nenek moyang semen
made in Napoli ini tak berumur panjang.

2.6.1.5 Stainless Steel

Gambar Stainless Steel


Sumber : Rscomponents

Baja nirkarat atau baja tahan karat atau lebih dikenal dengan stainless
steel adalah material yang mengandung senyawa besi dan setidaknya 12%
Kromium untuk mencegah proses korosi. Kemampuan tahan karat diperoleh
dari terbentuknya lapisan film oksida Kromium yang menghalangi proses
oksidasi besi.
2.6.1.6 Lantai Tegel

Gambar Lantai Tegel


Sumber : 99.co

Lantai tegel adalah lantai yang terbuat dari bahan semen dan keramik. Adonan


ini biasanya digunakan sebagai bahan alternatif pelapis rumah.

2.6.2 Studi Material Pendamping

Material pendamping adalah material material yang biasa digunakan


untuk finishing suatu produk, yang terdiri dari berbagai macam material
campuran untuk menyempurnakan proses finishing produk setelah melewati
tahap – tahap pengecoran, pengelasan, dan lain -lain.
2.6.2.1 Sensor Ultrasonic Hsr 04
Gambar sensor hsr 04
Sumber : Andalan Elektro 2016
HC-SR04 merupakan sensor ultrasonik yang dapat digunakan untuk
mengukur jarak antara penghalang dan sensor. Konfigurasi pin dan tampilan
sensor HC-SR04 diperlihatkan pada gambar. HC-SR04 memiliki 2 komponen
utama sebagai penyusunnya yaitu ultrasonic transmitter dan ultrasonic
receiver.
2.6.2.2 Electric Board

Gambar electric board


Sumber : mcconnel.co.id
PCB adalah singkatan dari Printed Circuit Board yang dalam bahasa
Indonesia sering diterjemahkan menjadi Papan Rangkaian Cetak atau Papan
Sirkuit Cetak. Seperti namanya yaitu Papan Rangkaian Tercetak (Printed
Circuit Board), PCB adalah Papan yang digunakan untuk menghubungkan
komponen-komponen Elektronika dengan lapisan jalur konduktornya.
2.6.2.3 Terminal

Gambar terminal
Sumber : Solarperfect
Yang dimaksud dengan Konektor (Connector) dalam Teknik Elektronika
adalah suatu komponen Elektro-Mekanikal yang berfungsi untuk
menghubungkan satu rangkaian elektronika ke rangkaian elektronika lainnya
ataupun untuk menghubungkan suatu perangkat dengan perangkat lainnya.
Pada umumnya, Konektor terdiri Konektor Plug (male) dan Konektor Socket
(female).

2.6.2.4 Arduino nano

Gambar Arduino nano


Sumber : Twinschip
Arduino merupakan sebuah platform dari physical computing yang
bersifat open source. Pertama-tama perlu dipahami bahwa kata “platform” di
sini adalah sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak hanya sekedar
sebuah alat pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi dari hardware, bahasa
pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE) yang canggih.
IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program,
meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memory
microcontroller.
2.6.2.5 Modul relay

Gambar modul relay


Sumber : sunupradana.info
Modul relay ini dapat digunakan sebagai switch untuk menjalankan
berbagai peralatan elektronik. Kendali ON / OFF switch (relay), sepenuhnya
ditentukan oleh nilai output sensor, yang setelah diproses Mikrokontroler akan
menghasilkan perintah kepada relay untuk melakukan fungsi ON / OFF.
2.6.2.6 Header
Gambar header
Sumber : jameco.com
Header pin (sering disingkat PH , atau hanya header ) adalah bentuk
konektor listrik . Ini terdiri dari satu atau lebih baris pin jantan yang biasanya
berjarak 2,54 milimeter (0,1 in), tetapi ukuran yang umum juga mencakup
5,08 milimeter (0,2 in), 5,00 milimeter (0,197 in), 3,96 milimeter (0,156 in),
2,00 milimeter (0,079) inci), 1,27 milimeter (0,05 inci) dan 1,00 milimeter
[1]
(0,04 inci). Jarak antar pin (diukur dari pusat ke pusat) dikenal sebagai
titinada.
2.6.2.7 Kabel

Gambar kabel
Sumber : sunupradana.info
Kabel dalam bahasa Inggris disebut cable merupakan sebuah alat yang
digunakan untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat lain.
Kabel seiring dengan perkembangannya dari waktu ke waktu terdiri dari
berbagai jenis dan ukuran yang membedakan satu dengan lainnya.
2.6.2.8 Besi Galvalum

Gambar galvalum
Sumber : logamtech.info
Besi hollow galvalume atau Zinc-Alume merupakan jenis besi hollow
yang paling bagus. ... Bahan galvalume yang paling bagus memiliki
kandungan unsur 1.5% lapisan silicon, 43.5% unsur besi, serta unsur coating
aluminium sebesar 55%.
2.6.2.9 Selang Sprayer 6mm
Gambar sprayer 6mm
Sumber : Duniaplastik
Alat penyemprot (Sprayer) adalah alat / mesin yang berfungsi untuk
memecah suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets)
atau spray. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan
dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama &penyakit tumbuhan.
Sprayer juga didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangat
diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit
tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet
aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai
dengan ketentuan penggunaan dosis pestisid ayang akan disemprotkan. Alat
penyemprot (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah
tertentubahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air
ke objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran semprot (hama -
penyakit). Efesiensi dan efektivitas alat semprot ini ditentukan oleh kualitas
dan kuantitas bahan aktif tersebut yang terkandung didalam setiap butiran
larutan tersemprot (droplet) yang melekat pada objek dan sasaran semprot.
2.6.2.10 Motor DC 12volt
Gambar Motor Dc 12v
Sumber : surpluscenter.com
Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus
searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik.
Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar)
dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar).
2.6.2.11 Akrilik

Gambar Akrilik
Sumber : Acryilicbbond
Polimetil metakrilat atau poli adalah polimer sintetis dari metil
metakrilat. Bahan yang bersifat thermoplastis dan transparan ini dijual dengan
merek dagang Plexiglas, Vitroflex, Perspex, Limacryl, Acrylite, Acrylplast,
Altuglas, dan Lucite serta pada umumnya disebut dengan kaca akrilik atau
sekadar akrilik.
2.7 Studi Sistem
Galt (1999), mengemukakan 5 sistem perancangan desain yakni, folding,
stacking, knock down, adjustable, dan combination, dari beberapa sistem yang sesuai
dari kreteria desain adalah :
2.7.1 Knock down
Merupakan suatu konsep desain bongkar pasang, konsep desain ini
biasanya berupa komponen – komponen terpisah yang dapat dibongkar
pasang dengan mudah dan cepat, konsep ini lebih menekankan pertimbangan
efisiensi untuk penyimpanan maupun pengangkutan.

2.7.1.1 Engsel

Gambar Engsel
Sumber : id.aliexpress
Engsel adalah alat yang digunakan untuk memasang pintu, jendela atau
perabot lain pada kusen maupun media sejenis untuk menciptakan sistem buka
tutup. Engsel ini banyak sekali jenis dan sistem penggunaannya. Engsel jenis
ini pada umumnya dipakai untuk memasang pintu cabinet.
2.7.1.2 Klem Kabel

Gambar Klem Kabel


Sumber : wijayaelektrik
Klem kabel adalah fitting logam yang menggabungkan kabel.
2.7.2.3 Pengait
Gambar pengait
Sumber : organicpeace
Alat yang digunakan untuk mengait.
2.8 Studi Ergonomi
2.8.1 Ergonomi
Ergonomi dapat diartikan sebagai ilmu yang meyangkut tentang
keselamatan, kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, di sekolah, dan
tempat manapun yang menuntut manusia berinteraksi dengan lingkungan
sekitar dengan tujuan utama untuk manusia dapat menyesuaikan dengan
lingkungan sekitarnya. (Norfiza dan Infi, 2011 : 49)[12]

Gambar 2.8 Ergonomi


Sumber : KumpulanilmuTI
2.8.2 Antopometri
Antropometri, dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran
individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia. Kini, antropometri
berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian,
ergonomik, dan arsitektur. (Wikipedia, 10/06/2016)
Gambar 2.8 Antopometri
Sumber : aplikasiergonomi.wordpress

2.9 Teknologi Alternatif Yang Digunakan


teknologi sederhana adalah teknologi ayng dapat memudahkan pekerjaan
manusia, contohnya berbagai jenis pengungkit atau pesawat sederhana.
sedangkan teknologi modern atau canggih adalah teknologi yang benar-benar modern
contohnya robot.
2.9.1 Sensor Otomatis

Gambar Sensor Otomatis


Sumber : Andalan elektro 2016
Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip
pantulan gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu
objek tertentu di depannya, frekuensi kerjanya pada daerah diatas gelombang
suara dari 40 KHz hingga 400 KHz.Sensor ultrasonik terdiri dari dari dua unit,
yaitu unit pemancar dan unit penerima. Struktur unit pemancar dan penerima
sangatlah sederhana, sebuah kristal piezoelectric dihubungkan dengan
mekanik jangkar dan hanya dihubungkan dengan diafragma penggetar.
Tegangan bolak-balik yang memiliki frekuensi kerja 40 KHz –400 KHz
diberikan pada plat logam. Struktur atom dari kristal piezoelectric akan
berkontraksi (mengikat), mengembang atau menyusut terhadap polaritas
tegangan yang diberikan, dan ini disebut dengan efek piezoelectric.Kontraksi
yang terjadi diteruskan ke diafragma penggetar sehingga terjadi gelombang
ultrasonik yang dipancarkan ke udara (tempat sekitarnya), dan pantulan
gelombang ultrasonik akan terjadi bila ada objek tertentu, dan pantulan
gelombang ultrasonik akan diterima kembali oleh oleh unit sensor penerima.
Selanjutnya unit sensor penerima akan menyebabkan diafragma penggetar
akan bergetar dan efek piezoelectric menghasilkan sebuah tegangan bolak-
balik dengan frekuensi yang sama.
2.9.2 Lampu Led

Gambar Lampu Led


Sumber : artikel.rumah
Lampu LED adalah produk diode pancaran cahaya yang disusun
menjadi sebuah lampu. Lampu LED memiliki usia pakai dan efisiensi listrik
beberapa kali lipat lebih balik daripada lampu pijar dan tetap jauh lebih efisien
daripada lampu neon, beberapa chip bahkan dapat menghasilkan lebih dari
300 lumen per watt.
2.9.3 Pompa Air Otomatis

Gambar Pompa Air Otomatis


Sumber : elevenia
Pompa otomatis maksudnya pompa yang langsung menyala saat keran
dibuka dan mati saat keran air ditutup.Radar akan membuka saluran air jika
pelampung (radar) pada toren turun.
2.10 BOS (Blue Ocean Strategy)
Strategi samudera biru, atau lebih populer dengan istilahnya dalam Bahasa
Inggris, Blue Ocean Strategy, adalah strategi yang menantang perusahaan untuk
keluar dari samudra merah persaingan berdarah dengan cara menciptakan
ruang pasar yang belum ada pesaingnya, sehingga kata kompetisi pun menjadi tidak
relevan. Strategi samudra biru berfokus pada menumbuhkan permintaan dan menjauh
dari kompetisi dengan menciptakan suatu nilai dan keunikan yang tidak sembarang
unik, namun juga merupakan pangsa pasar menguntungkan. [1] Diera digitalisasi,
strategi samudera biru banyak diartikan sama dengan disrupsi pasar dan eko-sistem.
(W. Chan Kim, Renee Mauborgne. 2004)
Gambar BOS (Blue Ocean Strategy)
Sumber : preezi
Menurut Kim, strategi samudera biru jarang sekali berkaitan dengan inovasi
teknologi. Sebagai contoh pabrik perakitan mobil Ford yang revolusioner dapat
dilacak awal penerapannya pada industri pengepakan daging di Amerika Serikat.
Begitu juga perusahaan-perusahaan lama sering kali merupakan pemain yang
menghasilkan samudera biru dan sering kali dihasilkan oleh unit bisnis utama
mereka.
Inovasi nilai merupakan batu-pijak dari strategi samudra biru. Inovasi nilai
memberikan penekanan setara pada nilai nilai dan inovasi. Nilai tanpa inovasi
cenderung berfokus pada penciptaan nilai dalam skala besar. Inovasi tanpa nilai
cenderung bersifat mengandalkan teknologi, pelopor pasar, atau futuristis, dan sering
membidik sesuatu yang belum siap diterima dan dikonsumsi oleh pembeli.
Inovasi nilai merupakan cara baru untuk memikirkan dan melaksanakan strategi yang
mengarah pada penciptaan samudra biru dan ditinggalkannya kompetisi. Penciptaan
samudra biru adalah soal menekan biaya sembari meningkatkan nilai bagi pembeli.
Karena nilai pembeli berasal dari utilitas (manfaat) dan harga yang ditawarkan
perusahaan kepada pembeli, dan karena nilai bagi perusahaan itu dihasilkan dari
harga dan struktur biaya, maka inovasi nilai tercapai hanya ketika keseluruhan system
kegiatan utilitas, harga, dan biaya perusahaan terpadu dengan tepat. Inovasi nilai
adalah lebih dari sekadar inovasi. Inovasi nilai adalah soal strategi yang merangkul
seluruh sistem kegiatan perusahaan. Inovasi nilai menuntut perusahaan untuk
mengarahkan seluruh sistem pada tujuan mencapai lompatan dalam nilai bagi
pembeli dan perusahaan itu sendiri.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. Menurut Desriyani (2018:183), penelitian kualitatif adalah penelitian yang
digunakan untuk mendepskrisikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas
social, sikap, kepercayaan, persepsi, dan orang secara individual maupun kelompok.
Menurut, Sukamadinata (2009:18) dalam Astuti D.P., dan Desriyani (2018:183),
menyatakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan mendefinisikan suatu keadaan atau
fenomena secara apa adanya. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena
analisis berupa kata-kata tertulis atau lisan dan mempertimbangkan pendapat orang
lain (para ahli) yang disebut narasumber.
Peneliti juga menggunakan pengumpulan data melalui kegiatan pengamatan
(observasi) lapangan, serta melakukan wawancara kepada narasumber. Pendekatan
ini bertujuan untuk meneliti permasalahan maupun kebutuhan dari pengguna yaitu
warga yang bertempat tinggal di dalam perkampungan
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah kegiatan para warga yang
masuk/keluar kampong di era new normal ini. Peneliti mendesain gapura desinfektan
automatis untuk perkampungan di Surabaya
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah gapura perkampungan Kota Surabaya
3.4 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian didapatkan berdasarkan dari pengamatan di wilayah tengah
Kota surabaya

3.5 Pengumpulan Data


3.5.1 Data Primer
Teknik pengambilan data ini menggunakan metode kualitatif yang
diperoleh dan diteliti secara langsung di lapangan baik melalui wawancara
terhadap narasumber terkait pada kegiatan balita maupun observasi serta
masalah apa saja yang ada di tempat narasumber
3.5.2 Data sekunder
Peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari :
Media online :
Pengumpulan data dari sumber internet berupa pengertian gapura kampung
serta analisis material, studi bentuk, studi system, yang dibutuhkan dalam proses
perancangan gapura
Media cetak :
Pengumpulan data dari sumber buku untuk mendapatkan data tentang gapura
kampung
3.6 Analisis Data
3.6.1 Analisis Material
Peneliti menganalisis beberapa jenis material yang akan digunakan
untuk perancangan gapura yang sesuai untuk warga kampung
3.6.2 Analisis Bentuk
Peneliti menganalisis bentuk dari bentukan-bentukan dasar sesuai
dengan standar perkampungan kota Surabaya dengan para warga/penghuni kampong
tersebut
3.6.3 Analisis Warna
Peneliti menganalisis warna yang sesuai dengan gapura perkampungan
dan di dukung dengan hasil beberapa observasi
3.6.4 Analisis Kompetitor
Peneliti menganalisis kelebihan dan kekurangan gapura-gapura yang
berada di wilayah tengah Kota Surabaya
3.6.5 Analisis BOS (Blue Ocean Strategy)
Peneliti menganalisis permintaan pengguna dan menjauh dari
competitor dengan menciptakan suatu nilai dan keunikan yang tidak sembarang unik,
namun juga merupakan pangsa pasar menguntungkan.

3.8 Penutup
Peneliti menyimpulkan isi laporan secara keseluruhan serta meminta saran
dari para narasumber maupun kepada responden yaitu penggunaannya
warga/penghuni kampung mengenai hasil produk yang telah dirancang oleh peneliti,
dan mencantumkan saran tersebut untuk dijadikan penelitian selanjutnya untuk
melengkapi kekurangan pada produk.
3.9 Alur penelitian

Latar belakang
Tahap 1

Identifikasi masalah Rumusan masalah

Data Primer
Tahap 2

Pengumpulan data a. Analisa material


Data Sekunder
b. Analisa fungsi
c. Analisa system
d. Analisa teknologi
Analisa
Tahap 3

Analisis kebutuhan Sintesa kebutuhan desain

Konsep awal

Tahap 4 Pengembangan Desain Uji kelayakan produk

Proses desain Final desain

Tahap 5 Proses pembuatan

Penutup
Proses pembuatan

Proses pembuatan
BAB IV

STUDI KASUS

4.1 Lokasi penelitian


4.1.1 Kampung Ketandan, Surabaya
Kampung ini terletak di Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur.
Mengutip dari laman webdisplay.surabaya.go.id, Kampung Ketandan mempunyai
keunikan, yaitu letaknya berada di antara gedung pencakar langit. Kampung
Ketandan terletak di antara gedung-gedung sepanjang Jalan Tunjungan sehingga
keberadaannya tak terlihat dengan jelas. Kampung ini diapit oleh Segi Empat Mas-
nya Surabaya, yaitu di bagian timur Jalan Tunjungan, di bagian selatan Jalan Embong
Malang, di bagian barat Jalan Blauran, dan di bagian utara Jalan Praban. Kampung
Ketandan ini merupakan salah satu kampung tertua yang ada di Surabaya. Di
kampung ini terdapat makam kuno, yaitu Makam Mbah Buyut Tondo dan Joglo Cak
Markeso. Makam ini ditumbuhi oleh pohon beringin tua yang terletak di sebalah
makam Mbah Buyut Tondo. Makam ini disebut buyut karena keberadaanya lama
sebelum Kampung Ketandan menjadi sekarang.
Di Kampung Ketandan juga terdapat masjid An-Nur yang bergaya arsitektur jengki
khas Surabaya. Pilar-pilar besar menghiasi masjid ini. Jendela dengan ukuran besar
juga menjadi khas dari masjid An-Nur ini. Di atas pintu tertulis keterangan bahwa
masjid ini dibangun pada 1915 – 1958. Namun, sebelum menjadi masjid dulunya
bangunan tersebut berbentuk langgar.
Pada 2016, Kampung Ketandan diadakan pembangunan ruang publik Joglo Cak
Markeso tepat di depan makam Mbah Buyut Tondo. Joglo yang dibangun di
kampung ini berdasarkan atas kerja sama dengan United Cities Local Governments
Asia Pacific (UCLG ASPAC) dan diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Tri
Rismaharini. Tujuan dari dibangunnya ruang publik ini adalah untuk membuat
hubungan antarwarga Ketandan Surabaya semakin erat. Kemudian interaksi dan
diskusi masyarakatnya mengenai lingkungan dan warisan budaya di Kampung
Ketandan.

Sumber : Dokumen pribadi

Foto gapura Kampung Ketandan Surabaya

4.2 Studi Aktifitas


Studi aktifitas dilakukan dengan mengobservasi data secara langsung
serta melakukan proses dokumentasi pada kegiatan warga kampung ketandan,
Surabaya. Studi ini dilakukan guna mengetahui bagaimana aktifitas keluar/masuk
para warga yang bertempat di kampung ketandan, Surabaya. Berikut ini data
mengenai studi aktifitas yang akan disajikan dalam bentuk table.
N Aktifitas Keterangan
O
1

Gambar di samping adalah warga yang


sedang berjalan keluar melewati gapura
kampung ketandan

Gambar warga sedang


berjalan keluar
Sumber : Dokumen pribadi
2

Gambar di samping adalah warga yang


sedang mendorong kendaraan nya keluar
melewati gapura kampung ketandan

Gambar warga sedang mendorong kendaraan nya

Sumber : Dokumen pribadi

Gambar di samping adalah warga yang


sedang mengendarai kendaraan nya keluar
melewati gapura kampung ketandan

Gambar warga yang sedang


mengendarai kendaraan nya
Sumber : Dokumen pribadi
Tabel 4.2 Studi aktifitas

4.3 Studi Kebutuhan


Dalam era new normal ini semua masyarakat harus mematuhi protocol
kesehatan dalam menjalani aktifitas di masa panddemi covid-19 ini, warga dihimbau
agar lebih protektif dalam menjaga kesehatan agar tidak mudah tertular virus covid-
19 ini. Berikut tabel kebutuhan untuk menjalani era new normal ini
N Kebutuhan Keterangan
O
1

Masker untuk melindungi mulut &


hidung untuk menghindari virus

Gambar masker medis masuk ke dalam saluran pernafasan

Sumber : Shopee.co.id
2

Hand sanitizer untuk membersihkan


tangan agar membasmi virus atau
kuman ketika pengguna berkontak
Gambar hand sanitizer langsung atau memegang barang
Sumber : Shopee.co.id yang tidak higienis
3

Face shield untuk melindungi agar


tidak terpapar virus atau tertular
ketika pengguna berkontak langsung
dengan seseorang yang tidak di kenal
Gambar face shield
Sumber : Shopee.co.id
Tabel 4.3 Studi kebutuhan

4.4 Studi Kompetitor


Bab ini menjelaskan tentang studi competitor atau perbandingan pada proyek
ini, yang saling terkait adalah :
 Gapura
 Pagar/Portal
 Desinfektan
N Gambar Kelebihan Kekurangan
O
1  Simple  Tidak
 Mudah dilengkapi
dikerjakan pagar
 Ramah sehingga
lingkungan akses untuk
 Biaya murah orang asing
mudah
Gambar gapura tanpa pagar
masuk atau
sumber : trip.raini.net
keluar
2  Simple  Biaya
 Dilengkapi mahal
dengan pagar  Kurang
efektif
karena
Gambar gapura dengan pagar masih ada
Sumber : memorandum.co.id celah
meskipun
sudah di
pasang
pagar

3  Mudah dibuat  Kurang


 Mudah efektif dan
diletakkan efisien
dimana saja karena
 Mudah dipakai ukuran nya
Bilik desinfektan
yang kecil
Sumber : investor.id
sehingga
dapat di
lewati 1
orang saja

BAB V

ANALISIS DATA
5.1 Analisis Desain
Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul baik itu yang telah
diperoleh dari studi literatur maupun hasil studi lapangan, maka dibuatlah
suatu kesimpulan serta analisa data. Dari beberapa hasil analisis yang telah
ditentukan barulah diambil suatu solusi untuk memecahkan masalah desain
sehingga dapat dibuat suatu desain yang sesuai dengan kebutuhan serta
keinginan konsumen
5.1.1 Analisis Bentuk

kuisioner bentuk gapura

kotak segitiga
kotak tumpul lingkaran

Diagram hasil kuisioner bentuk meja


Dari penyebaran kuisioner terhadap 10 responden dapat
diambil analisis bahwa pilihan terbanyak pada bentuk kotak untuk
bentuk gapura
5.1.2 Analisis Warna
Kuisioner warna gapura

warna tersier warna pokok


warna kontras

Diagram hasil kuisioner warna gapura

Dari penyebaran kuisioner terhadap 10 responden dapat


diambil analisis bahwa pilihan terbanyak pada warna tersier untuk
warna gapura
5.1.3 Analisis Material

kuisioner material gapura

stainless batu bata


batu kayu

Diagram hasil kuisioner material gapura


Dari penyebaran kuisioner terhadap 10 responden dapat
diambil analisis bahwa pilihan terbanyak pada material stainless untuk
material gapura
5.1.4 Analisis Sistem
kuisioner sistem meja

knock down

Diagram hasil kuisioner sistem gapura


Dari penyebaran kuisioner terhadap 10 responden dapat
diambil analisis bahwa pilihan terbanyak pada system knock down
untuk sistem gapura
5.1.5 Analisis Teknologi Sederhana
a) Gapura
Dari penyebaran kuisioner terhadap 10 responden dapat diambil
analisis bahwa teknologi sederhana yang akan digunakan adalah
lampu LED

b) Desinfektan
Dari penyebaran kuisioner terhadap 10 responden dapat diambil
analisis bahwa teknologi sederhana yang akan digunakan adalah
pompa dan sensor automatis
5.2 Analisis Bos
Setelah data kuisioner terkumpul peneliti melakukan analisis dengan
menggunakan analisis BOS (Blue Ocean Strategy), berikut adalah tabel
analisis BOS :

N Gambar Keterangan
o
1
Tambahkan Kurangi

sign lampu Tumbuhan Ukuran


pagar lainnya

Hapuskan Ciptakan

lainnya
Tidak menjawab Desain & Bentuk baru
Teknologi Sederhana
Tidak Menjawab

2
Tambahkan Kurangi

lampu sign lainnya ukuran


lainnya

Hapuskan Ciptakan

Desain & Bentuk baru


Teknologi Sederhana
lainnya pagar

3
Tambahkan Kurangi

tidak menjawab
pilar
ukuran lampu
warna
Hapuskan Ciptakan

plastik Desain & Bentuk baru


tidak menjawab Teknologi Sederhana

Tabel 5.2 Analisi Bos


Dari diagram diatas peneliti dapat menganlisis sebagai berikut :
 Gapura yang dibuat akan memiliki lampu LED untuk
penerangan cahaya
 Ukuran yang sesuai dengan antropometri orang Indonesia
 Material utama adalah stainless yang kokoh dan tidak mudah
berkarat
Sedangkan untuk desinfektan sebagai berikut :
 Melakukan redesain ulang
 Menambahkan ukuruan yang sesuai antropometri orang
Indonesia
 Mudah digunakan dan mengggunakan teknologi sensor
automatis yang memicu pompa desinfektan
5.3 Analisis Antropometri
Dari antropometri Indonesia peneliti mendapatkan data antropometri
yang di butuhkan sebagai berikut :
 Tinggi tubuh posisi berdiri tegak :
5% = 145, 50% = 160, 95% = 175
 Lebar Tangan :
5% = 65, 50% = 75, 95% = 90
Dari data tersebut peneliti akan membuat desain gapura dengan ukuran
tinggi 2 meter dengan mengambil ukuran tinggi tubuh posisi berdiri tegak 50
persentil, dan lebar 2.5 meter dengan mengambil panjang rentangan tangan ke
samping 300 persentil
5.4 Analisis Perilaku Pengguna
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan pada warga Kampung
Ketandan Surabaya yang bernama Ahmad Abdul Rozaki bahwa warga
Kampung Ketandan Surabaya memiliki kebiasaan keluar/masuk kampung
dengan berjalan, mendorong sepeda motor atau mengendarai sepeda motor.
Nantinya peneliti akan membuat pembatas untuk keluar dan masuk warga

Anda mungkin juga menyukai