Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL PENELITIAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ADAPTASI KEBIASAAN BARU DIMASA


PANDEMI COVID-19 DI PASAR TONDANO KABUPATEN MINAHASA

Oleh:
DEVAN TOAR
NIM. 17603042

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………i
DAFTAR ISI ………………………………………………………….….ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1

1.1 Latar belakang Masalah.....................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................5

2.1 Konsep Kebijakan publik...................................................................5

2.2 Konsep Implementasi Kebijakan Publik............................................6

2.3 Konsep Model-Model Implementasi Kebijakan................................8

2.4. Konsep Pasar...................................................................................10


2.4.1 Defenisi Pasar...........................................................................10
2.4.2 Jenis-Jenis Pasar........................................................................11
2.4.3 Pasar Tradisional.......................................................................13
2.4.4 Fungsi Pasar Tradisional...........................................................14

2.4 Konsep Adaptasi Kebiasaan Baru Pandemi Covid-19.....................14

2.5 Regulasi Terkait...............................................................................15

2.6 Penelitian Terdahulu........................................................................15

2.7 Relevansi dengan program Studi.....................................................19

BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................20

3.1 Pendekatan Penelitian......................................................................20

3.2 Fokus Penelitian...............................................................................20

3.3 Lokasi Penelitian..............................................................................20

3.4 Sumber Data.....................................................................................20

ii
3.5 Teknik Pengumpulan Data...............................................................21

3.6 Analisis Data....................................................................................22

3.7 Keabsahan Data...............................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah

Wabah Covid-19 pertama kali ditemukan di negara China Kota Wuhan


pada tanggal 31 Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi
Kesehatan Dunia atau World Health Organization atau biasanya disingkat dengan
WHO. Menurut WHO Pandemi adalah uatu wabah penyakit global.
Menurut World Health Organization (WHO), pandemi dinyatakan ketika penyakit
baru menyebar di seluruh dunia melampaui batas. Istilah pandemi menurut KBBI
dimaknai sebagai wabah yang berjangkit serempak di mana-mana meliputi daerah
geografi yang luas.  Virus SARS-CoV-2 diduga menyebar di antara orang-orang
terutama melalui percikan pernapasan (droplet) yang dihasilkan selama batuk.
Percikan ini juga dapat dihasilkan dari bersin dan pernapasan normal. Selain itu,
virus dapat menyebar akibat menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi
dan kemudian menyentuh wajah seseorang (Wikipedia, 2020).
Penyakit Covid-19 paling menular saat orang yang menderitanya memiliki
gejala, meskipun penyebaran mungkin saja terjadi sebelum gejala
muncul. Langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan di
antaranya mencuci tangan, menutup mulut saat batuk, menjaga jarak dari orang
lain, serta pemantauan dan isolasi diri untuk orang yang mencurigai bahwa
mereka terinfeksi. Upaya untuk mencegah penyebaran virus corona termasuk
pembatasan perjalanan, karantina, pemberlakuan jam malam, penundaan dan
pembatalan acara, serta penutupan fasilitas. Pandemi ini telah menyebabkan
gangguan sosioekonomi global, penundaan atau pembatalan acara olahraga dan
budaya, dan kekhawatiran luas tentang kekurangan persediaan barang yang
mendorong pembelian panik. pemerintah terus berupaya melakukan langkah-
langkah mitigatif dan penanganan seoptimal mungkin agar virus ini tidak
semakin menyebar dan membawa korban jiwa (Wikipedia, 2020).
Beragam pilihan kebijakan ditempuh untuk menghadang laju
penyebaran, mulai dari penerapan physical distancing, hingga Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah yang terpetakan sebagai

1
episentrum penyebaran. Pemerintah juga memberlakukan larangan mudik
menjelang hari raya Idul Fitri. Terlepas dari berbagai opsi kebijakan yang
ditempuh, pemerintah Indonesia, seperti halnya pemerintah di negara lain,
belum bisa memprediksi secara akurat kapan pandemi ini akan segera berakhir.
Berdasarkan data yang diperoleh corona.sulutprov.go.id perbulan oktober
untuk total masyarakat yang terkonfirmasi Covid di Sulawesi Utara itu
sebanyak 34, 341 orang terkhusus untuk Kabupaten Minahasa terkonfimasi
sebanyak 4, 239 orang (Pemantauan Covid-19 di Sulawesi Utara, 2020).
Beberapa sumber di media menuliskan bahwa angka angka kesembuhan pasien
Covid-19 di Sulawesi Utara mencapai 90% namun tidak menutup
kemungkinan angka kesembuhan tersebut dapat berubah sewaktu-waktu karena
penyebaran virus ini sangatlah cepat. Untuk mewujudkan masyarakat produktif
dan aman COVID-19 di Provinsi Sulawesi Utara perlu dilakukan upaya di
berbagai aspek kehidupan. Pemerintah mengeluarkan Peraturan Gubernur
Sulawesi Utara Nomor 44 Tahun 2020 Tentang Pedoman Adaptasi Kebiasaan
Baru Menuju Masyarakat Produktif Dan Aman Covid-19 Di Provinsi Sulawesi
Utara bahwa untuk mendukung upaya tersebut perlu mensinergikan dengan
keberlangsungan perekonomian masyarakat dan kebijakan pelaksanaan
pembangunan di wilayah Provinsi Sulawesi (Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru
Menuju Masyarakat Produktif Dan Aman Covid-19 Di Provinsi Sulawesi Utara,
2020).
Pasar Tondano menjadi pasar yang besar yang ada di Kabupaten
Minahasa, sebagai pasar terbesar tentunya aktivitas yang berlangsung di daerah
inipun sangatlah sibuk.Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan aktivitas
yang sibuk membuat pedagang maupun pembeli yang ada di pasar tersbut
mengabaikan protocol Kesehatan yang ada padahal seharusnya Penerapan upaya
pencegahan dan pengendalian COVID-19 di pasar dan sejenisnya sangat
membutuhkan peran pengelola pasar, pedagang dan pekerja lainnya, serta
pengunjung, penerapan jaga jarak di area pasar tersbut juga belum sepenuhnya
memenuhi aturan, seperti pengaturan jarak antar lapak pedagang memberikan
tanda khusus jaga jarak yang ditempatkan di lantai pasar pedagang juga masih
menempati lapak sebelum adanya corona karena memang area pasar yang

2
terbilang sempit, dan juga pembeli yang kerapkali berdesakan dan membuat
kontak fisik secara langsung dengan otrang-orang yang tidak dikenal. Fasilitas
cuci tangan yang belum memadai juga membuat penerapan era new normal di
pasar Tondano belum maksimal.Papan informasi yang harusnya memasang media
informasi di lokasi-lokasi strategis untuk mengingatkan pengunjung agar selalu
mengikuti ketentuan jaga jarak minimal 1 meter, menjaga kebersihan tangan, dan
kedisiplinan penggunaan masker di seluruh lokasi pasar dan sejenisnya belum
memang sudah dipasang namun hanya dibeberapa lokasi saja sehingga pedagang
maupun pengunjung di pasar tersebut bisa saja lupa untuk menerapkan protokol
Kesehatan yang ada.
Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga
jarak dengan orang lain, dan hindari menyentuh area wajah namun dalam
kenyataan di lapangan tidak sedikit pedagang maupun pengunjung pasar tidak
menggunakan masker.). Melakukan upaya untuk meminimalkan kontak dengan
pelanggan, misalnya menggunakan pembatas/partisi (misal flexy glass/plastik)
menyediakan wadah khusus serah terima uang namun hal ini juga tidak peneliti
temui disaat observasi dilakukan. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan judul ‘’Implementasi Kebijakan Adaptasi
Kebiasaan Baru Dimasa Pandemi Covid-19 Di Pasar Tondano Kabupaten
Minahasa’’

1.2 Rumusan Masalah


Menurut Sugiyono rumusan masalah adalah suatu rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang
akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam (Sugyono, 2016) dan dalam
penelitian ini peneliti mengambil rumusan masalah bagaimana Implementasi
Kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru Dimasa Pandemi Covid-19 Di Pasar
Tondano Kabupaten Minahasa?.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan suatu fenomena
dengan sedalam-dalamnya dengan cara pengumpulan data yang sedalam-

3
dalamnya dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan makna
tentang bagaimana Implementasi Kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru Dimasa
Pandemi Covid-19 Di Pasar Tondano Kabupaten Minahasa.

1.4 Manfaat Penelitian


a. Secara Teoritis
Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi bahan studi dan
menjadi salah satu sumbangsih pemikiran ilmiah dalam melengkapi kajian-kajian
yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan.
b. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi semua pihak
yang terkait dan diharapkan juga dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat
umum.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kebijakan publik


Dalam beberapa tahun terakhir ini kebijakan publik telah memperoleh
perhatian yang semakin besar daro para ilmuwan politik. Perhatian dan
keterlibatan mereka terutama misalnya dalam bidang-bidang studi kebijakan,
analisis, dan ilmu.Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyak nya studi mengenai
kebijakan publik dalam bentuk penelitian-penelitian maupun literatur- literatur
mengenai kebijakan publik secara khusus.Pada sisi lain, perubahan-perubahan
yang terjadi saat ini, yang dipicu oleh revolusi teknologi komunikasi dan
globalisasi duni,telah membawa dampak tersendiri bagi dunia, telah membawa
semakin menariknya studi ilmu Kebijakan Publik.
Tidak bisa dipubngkiri bahwa revolusi teknologi komunikasi dan globalisasi
dunia telah mendorong terjadinya proses demokratisasi disebagian negara-negara
berkembang kemudian globalisasin informasi telah melahirkan tipe masyarakat
yang semakin kritis. Warganegara pada masa sekarang ini semakin peduli
terhadap kebijakan yang berpengaruh secara langsung terhadap kehidupannya
karena pada dasarnya kebijakan publik tidak akan pernah lepas dari kehidupan
berbangsa dan bernegara.Ada banyak ahli yang mendefenisikan pengertian dari
kebijakan publik diantaranya
Menurut Nugroho dalam buku public policy kebijakan publik terdiri dari
dua suku kata yaitu kebijakan dan publik.Kebijakan (policy) adalah keputusan
otorita atau informal keputusan dibuat oleh orang yang memegang otorita,formal
atau informal dan publik adalah sekelompok orang yang terkait dengan suatu isu
tertentu.Publik merupakan suatu lingkup dimana orang menjadi warga
negara,ruang dimana warga berinteraksi,dimana negara dan masyarakat
ada.Berdasarkan pengertian di atas maka Nugroho menyimpulkan bahwa
kebijakan publik ialah setiap negara atau pemerintah (sebagai pemegang otoritas)

5
keputusan untuk mengelola kehidupan publik (sebagai lingkup) untuk mencapai
misi bangsa yaitu negara dan masyarakat (Nugroho, 2017).
Woll sebagaimana dikutip Taufiqurokhman mengungkapkan
bahwakebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan
masalah ditengah masyarakat,baik secara langsung maupun melalui berbagai
Lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat (DR. Taufiqurokhman,
S.Sos., 2014).
Thomas R Dye sebagaimana dikutip oleh Budi Winarno dalam buku Teori
dan Proses Kebijakan Publik dijelaskan bahwa kebijakan publik sebagai ‘’is
whatever government choose to do or not to do’’ diterjemahkan dalam Bahasa
Indonesia kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk
dilakukan atau tidak dilakukan (Nugroho, 2008).Dye mengatakan bahwa bila
pemerintah memilih melakukan sesuatu maka harus ada tujuannya obyektifnya)
dan kebijakan negara itu harus meliputi semua tindakan pemerintah jadi bukan
semata-mata merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat
pemerintah saja.Di samping itu sesuatu yang tidak dilaksanakan oleh pemerintah
pun termasuk kebijakan negara.Hal ini disebabkan karena ‘’sesuatu yang tidak
dilakukan’’ oleh pemerintah mempunyai pengaruh (dampak) yang sama besarnya
dengan sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah.

2.2 Konsep Implementasi Kebijakan Publik


Walaupun para ilmuwan politik yang tertarik mengkaji kebjikan publik
semakin meningkat, namun masih relatif sedikit yang diketahui orang mengenai
proses implementasi kebijakan. Keadaan ini akan berdampak negative dalam dua
hal. Pertama, hal ini tentu saja merupakan kekurangan yang tidak menguntungkan
dalam usaha memahami proses kebijakan. Kedua, kondisi ini akan lebih
mendorong terjadinya kesempatan/peluang untuk memberi saran kurang baik para
pembuat kebijakan.Kekurangpahaman terhadap implementasi kebijakan
mendorong para pengamat segera mengaitkan kegagalan suatu kebijakan dengan
perencanaan yang tidak memadai atau tidak memadainya program itu sendiri
Ketika mereka dihadapkan dengan suatu program yang tidak berhasil (Wiarno,
2005).

6
Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas,merupakan
alat administrasi hukum dimana berbagai aktor,organisasi,prosedur,dan tekhnik
yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak
atau tujuan yang diinginkan.Implementasi pada sisi yang lain merupakan
fenomena yang kompleks yang mungkin dapat dipahami sebagai proses,keluaran
(ouput) maupun sebagai hasil.
Sementara itu Van Meter dan Van Horn sebagaimana dikutip oleh Budi
Winarno dalam buku Teori dan Proses Kebijakan Publik membatasi implementasi
kebijakan sebagai tindakan yang dilakukan individu-individu atau kelompok-
kelompok pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam keputusan kebijakan sebelumnya (Wiarno, 2005).
Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-
keputusan menjadi tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun
dalam rangka melanjutkan usaha-usaha untuk mencakup perubahan-perubahan
besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan, yang perlu
ditekankan disini adalah bahwa tahap implementasi kebijakan tidak akan dimulai
sebelum tujuan-tujuan dan saran-saran ditetapkan atau diidentifikasi terjadi hanya
setelah Undang-Undang ditetapkan dan dana disediakan untuk membiayai
implementasi kebijakan tersebut.
Sedangkan Implementasi Kebijakan menurut Donald Van Meter dan Carl
Van Horn dalam Lumingkewas adalah “Those action by public or private
individuals (or groups) that are directed at the achievement of objectives setforth
in prior policy decisions.” dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai
tindakan tersebut oleh individu atau individu public atau kelompok yang
diarahkan pada pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam keputusan kebijakan
sebelumnya (Lumingkewas, 2018).
Lebih lanjut Daniel A. Mazmania dan Paul A. Sabatier dalam Nugroho
mengemukakan bahwa implementasi adalah upaya melaksanakan keputusan
kebijakan. Katanya Implementation is the carrying out of basic policy decision,
usually incorporate in a statute but which can also take the from of important
executives(s) to be addressed, stipulates the objective(s) to be pursued, and in a
vaiety of ways, ‘structures’ the implementation process” yang dapat diartikan

7
bahwa Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya
dimasukkan dalam suatu undang-undang tetapi dapat juga mengambil bentuk para
pejabat eksekutif yang penting atau keputusan pengadilan. Idealnya, keputusan itu
mengindentifikasi masalah yang akan dibahas , menetapkan tujuan yang akan
dikejar, dan dengan cara yang beragam, ‘struktur’ proses implementasi (Nugroho,
2017).
Bintoro dikutip oleh Lumingkewas mengemukakan bahwa implementasi
kebijakan termasuk bagian dari ‘’sharing governance’’sebagai ciri ‘’good
governance’’ yang mencakup good public governance dan good cooperate
governance.Sharing in Governance,melibatkan domain pemerintah,sektor
swasta,dunia usaha dan masyarakat sipil yang terinstitusi dalam kelembagaan
swasta,seperti pers,organisasi profesi,LSM, dan sebagainya.Sharing in
Governance,dilakukan dengan pola kemitraan dan partnership ketiga domain
diatas,masing-masing sesuai fungsi dan perannya untuk kepentingan bersama
suatu bangsa (Lumingkewas, 2018).

2.3 Konsep Model-Model Implementasi Kebijakan


Menurut Merilee S. Grindle dalam Nugroho dipengaruhi oleh oleh dua
variabel besar yaitu isi kebijakan dan konteks implementasinya.Variabel isi
kebijakan ini mencakup sejauh mana kepentingan kelompok sasaran termuat
dalam isi kebijakan Jenis manfaat yang diterima oleh target group sejauh mana
perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan Apakah letak dari sebuah
program sudah tepatSedangkan variabel lingkungan kebijakan mencakup
Seberapa besar kekuasaan,kepentingan dan strategi yang dimiliki oleh para aktor
yang terlibat dalam implementasi kebijakan karakteristik lembaga penguasa
tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran (Nugroho, 2017) .
Selanjutnya model implementasi kebijakan publik menurut George
Edwards III dalam Budi Winarno dijelaskan bahwa implementasi kebijakan
adalah tahap pembuatan dan kebijakan antara pembentukan kebijakan dan
konsekuensi-konsekuensi kebijakan masyarakat yang dipengaruhinya (Wiarno,
2005).Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak dapat mengurangi masalah yang

8
merupakan sasaran dari kebijakan,maka kebijakan itu mungkin akan mengalami
kegagalan sekalipun kebijakan itu diimplementasikan dengan sangat baik.
Selanjutnya model implementasi menurut Merilee S. Grindle dalam
Nugroho, ditentukan oleh isi kebjakan dan konteks implementasinya (Nugroho,
2008). Ide dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan ditransformasikan, barulah
informasi kebijakan dilakukan. Keberhasilanya ditentukan oleh derajat
Implementability dari kebijakan tersebut. Isi kebijakan tersebut mencangkup hal-
hal berikut
1) Kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan;
2) Jenis manfaat yang akan dihasilkan
3) Derajat perubahan yang diinginkan;
4) Kedudukan pembuat kebjakan;
5) Pelaksanaan program;
6) Sumberdaya yang dikerahkan.
Sementara itu, konteks implementasinya adalah :
1) Kekuasaan, kepentingan, dan strategi actor yang terlibat;
2) Karakteristik lembaga penguasa;
3) Kepatuhan dan daya tangkap.
Model implementasi kebijakan dikemukakan oleh Donald Van Meter dan
Van Horn ada beberapa variable yang memengaruhi kebijakan publik adalah
sebagai berikut (“Implementation Of Linus Programme Based On The Model Of
Van Meter And Van Horn,” 2013):
1. Ukuran dan tujuan diperlukan untuk mengarahkan dalam melaksanakan
kebijakan, hal ini dapat dilakukan agar sesuai dengan program yang sudah
direncanakan. Kejelasan dan sasaran kebijakan harus dapat dilihat secara
spesifik sehingga di akhir program dapat diketahui keberhasilan atau
kegagalan dari kebijakan atau program yang dijalankan
2. Karakteristik Agen Pelaksana, kebijakan bisa berhasil dapat dilihat dari
sifat atau ciri-ciri badan/instansi pelaksana kebijakan. Hal ini sangat
penting karena kinerja implementasi kebijakan publik akan sangat banyak
dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan para badan atau
instansi pelaksananya.

9
3. Sikap/Kecenderungan para Pelaksana, hal ini sangat banyak
mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan
publik, ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang
dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga setempat yang mengenal
betul persoalan dan permasalahan yang mereka rasakan.
4. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksanaan, merupakan
mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan publik karena
semakin baik komunikasi yang terjalin maka semakin kecil kesalahan-
kesalahan yang terjadi dalam suatu proses implementasi.
5. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik biasa disebut dengan lingkungan
eksternal. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik juga merupakan faktor
yang menentukan keberhasilan suatu implementasi karena jika lingkungan
eksternalnya kondusif oleh sebab itu lingkungan eksternal mempengaruhi
keberhasilan dari implementasi kebijakan.

2.4. Konsep Pasar


2.4.1 Defenisi Pasar
Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan
(pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga
akhirnya dapat menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang
diperdagangkan Pasar merupakan sekumpulan pembeli dan penjual yang melalui
interaksi actual atau potensi mereka menentukan harga suatu produk atau
serangkaian produk (Algifari, 2002).Semula pasar berarti suatu tempat dimana
pada hari tertentu para penjual dan para pembeli dapat bertemu untuk jual beli
barang. Dalam ilmu ekonomi pasar biasanya terdapat beberapa aspek :
a. Suatu pertemuan
b. Orang yang menjual
b. Orang yang membeli
c. Suatu barang atau jasa te rtentu
d. Dengan harga tertentu
Menurut Mankiw pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual dari
sebuah barang atau jasa tertentu. Para pembeli sebagai sebuah kelompok

10
menentukan permintaan sebuah produk dan para penjual sebagai kelompok
menentukan penawaran terhadap produk (N.GregoryMankiw, 2009).
Menurut W.Y. Stanton pasar adalah orang-orang yang mempunyai
keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk
membelanjakannya (Riofita, 2015). Jadi dalam pengertian tersebut terdapat tiga
faktor utama yang menunjang terjadinya pasar, yakni :
a. Keinginan manusia
b. Daya beli
c. Tingkah laku dalam pembelian.
Didalam sebuah pasar tentunya terdapat perantara-perantara yang
mendukung terjadinya aktivitas sebuah pasar. Perantara-perantara tersebut
diantaranya (Menteri Pekerjaan Umum, 2007)(Gilarso, 2004) :
1. Pedagang (besar/grosir (wholesale) maupun kecil/pengecer atau
disebut ritel.
2. Perantara khusus (Agen, Makelar, Komisioner, Pialang)
3. Eksportir dan importir
4. Lembaga-lembaga pembantu, seperti : Bank, Asuransi, Perusahaan
pengangkutan, pengepakan, pergudangan, konsultan, kamar dagang
dan lain sebagainya

2.4.2 Jenis-Jenis Pasar


Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
diantaranya: Pasar tradisional, pasar raya, pasar abstrak, pasar konkret, toko
swalayan dan toko serba ada. Menurut lokasi dan kemampuan pelayanannya,
pasar digolongkan menja di lima jenis:
a. Pasar regional, yaitu pasar yang terletak di lokasi yang strategis dan
luas, bangunan permanen, dan mempunyai kemampuan pelayanan
meliputi seluruh wilayah kota bahkan sampai ke luar kota,
sertabarang yang diperjual belikan lengkap dan dapat memenuhi
kebutuhan masyarakatnya.
b. Pasar kota, yaitu pasar yang terletak di lokasi yang strategis dan
luas,bangunan permanen, dan mempunyai kemampuan pelayanan
meliputi seluruh wilayah kota, serta barang yang diperjual belikan
11
lengkap. Melayani 200.000‐220.000 penduduk. Yang termasuk pasar
ini adalah pasar induk, dan pasar grosir
c. Pasar wilayah (distrik), yaitu pasar yang terletak di lokasi yang
cukup strategis dan luas, bangunan permanen, dan mempunyai
kemampuan pelayanan meliputi seluruh wilayah kota, serta barang
yang diperjualbelikan cukup lengkap. Melayani sekitar 50.000‐
60.000 penduduk. Yang termasuk pasar ini adalah pasar eceran,
pasar khusus, dan pasarinduk.
d. Pasar lingkungan, yaitu pasar yang terletak di lokasi yang strategis,
bangunan permanen/semi permanen, dan mempunyai pelayanan
meliputi lingkungan pemukiman saja, serta barang yang diperjual
belikan kurang lengkap. Melayani 10.000‐15.000 penduduk. Yang
termasuk pasar ini adalah pasar eceran.
e. Pasar khusus, yaitu pasar yang terletak di lokasi yang strategis,
bangunan permanen/semi permanen, dan mempunyai kemampuan
pelayanan meliputi wilayah kota, serta barang yang diperjual belikan
terdiri dari satu macam barang khusus, seperti pasar bunga, pasar
burung, atau pasar hewan.
Berdasarkan waktu terjadinya pasar dibagi menjadi enam bagian
(Sudriwati, 2017), diantaranya:
1. Pasar harian, merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap hari,
misalnya pasar pagi,toserba dan warung-warung.
2. Pasar mingguan, merupakan pasar yang melakukan aktivitasnya
setiap satu minggu sekali. Misalnya pasar senin atau pasar minggu
yang ada dipedesaan.
3. Pasar bulanan, merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap
satu bulan sekali. Dalam aktivitasnya bisa satu hari atau lebih.
Misalnya, pasar yang biasa terjadi didepan kantor-kantor tempat
pensiunan atau purnawirawan yang mengambil uang pensiunan tiap
awal bulan.
4. Pasar tahunan, merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap
satu tahun sekali. Kejadian di pasar ini biasanya lebih dari satu hari,

12
bahkan bisa mencapai lebih dari satu bulan. Misalnya pekan raya
jakarta, pasar malam, dan pameran pembangunan.
5. Pasar temporer, merupakan pasar yang terjadi sewaktu-waktu dalam
waktu yang tidak tentu (rutin). Pasar ini biasanya terjadi pada
peristiwa tertentu. Misalnya pasar murah, bazar, dan pasar karena
ada perayaan kemerdekaan RI.
Sedangkan menurut manajemennya, pasar dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :
1. Pasar Tradisional Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 112
tahun 2007 mendefinisikan pasar tradisional sebagai pasar yang
dibangun dan dikelolaoleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta,
Badan UsahaMilik Negara danBadan Usaha Milik Daerah termasuk
kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los
dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah,
swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal
kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar
menawar (BPK, n.d.).
2. Pasar Modern Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern,
dimana barang-barangnya diperjualbelikan dengan harga pas dan
layanan mandiri (swalayan). Tempat berlangsungnya pasar ini
adalah mall, hypermart, plaza, supermarket dan tempat modern
lainnya.

2.4.3 Pasar Tradisional


Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya trasnsaksi jual beli secara langsung dan biasanya ada
proses tawar menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan
dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar
SE(Septiani, 2012).Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 112 tahun 2007
mendefinisikan pasar tradisional sebagai pasar yang dibangun dan dikelolaoleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha
berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/ dikelola oleh pedagang kecil,
13
menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal
kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.
Menurut Menteri Perdagangan Republik Indonesia, pasar tradisional merupakan
wadah utama penjualan produk‐produk kebutuhan pokok yangdihasilkan oleh
para pelaku ekonomi berskala menengah kecil serta mikro. Salah satu pelaku di
pasar tradisional adalah para petani, nelayan, pengrajin dan home industri
(industri rakyat). Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (BPK, n.d.)
tersebut menjelaskan pula bahwa lokasi pendirian pasar tradisioanl wajib
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan
keberadaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaandan Toko Modern
serta Usaha Kecil termasuk koperasi yang ada diwilayah yang
bersangkutan.
2. Menyediakan area parkir paling sedikit seluruh kebutuhan parkir 1
buah kendaraan roda empat untuk setiap 100m2 (seratus meter
persegi) luas lahan penjualan pasar tradisional, dan
3. Menyediakan fasilitas yang menjamin pasar tradisional yang bersih,
sehat, aman, tertib dan ruang publik yang nyaman.

2.4.4 Fungsi Pasar Tradisional


Pasar memiliki fungsi sebagai penentu nialai suatu barang, penentu jumlah
produksi, mendistribusikan produk, melakukan pembatasan harga, dan
menyediakan barang dan jasa untuk jangka Panjang (Mujahidin, 2014).Dengan
demikian, pasar sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli, merupakan fasilitas
publik yang sangat viral bagi perekonomian suatu daerah. Selain sebagai urat
nadi, pasar juga menjadi barometer bagi tingkat pertumbuhan ekonomi
masyarakat. Namun, apa jadinya jika pembeli tidak nyaman dan malas untuk
mengunjungi pasar, tentunya akan merugikan penjual. Tidak hanya terbatas pada
penjual, pemerintah sebagai penarik pajak juga akan merasakan kerugian dimana
pajak tersebut merupakan penghasilan daerah secara optimal

2.4 Konsep Adaptasi Kebiasaan Baru Pandemi Covid-19


14
Istilah new normal saat ini sangat mudah ditemui masyarakat dalam
berbagai platform media. New normal dikatakan sebagai cara hidup baru di
tengah pandemi virus corona yang angka kesembuhannya makin meningkat.
Beberapa daerah telah membuat aturan terkait penerapan new normal sambil terus
melakukan upaya pencegahan COVID-19 (Kemenkeu, 2020). Masyarakat
diharapkan mengikuti aturan tersebut dengan selalu menerapkan protokol
Kesehatan.

2.5 Regulasi Terkait


Adapun regulasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah peraturan
Gubernur Sulawesi Utara Nomor 44 Tahun 2020 Tentang Pedoman Adaptasi
Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif Dan Aman Covid-19 Di Provinsi
Sulawesi Utara Penerapan upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di
pasar dan sejenisnya sangat membutuhkan peran pengelola pasar, pedagang dan
pekerja lainnya, serta pengunjung; Peran pengelola, pedagang dan pekerja
lainnya, serta pengunjung pasar dan sejenisnya (jdih sulut, 2020).

2.6 Penelitian Terdahulu

RUMUSAN HASIL
NO NAMA PENELITI
MASALAH PENELITIAN
1 Vivi Elvina Bagaimana Implementasi
Panjaitan Tahun implementasi kebijakan New
(Panjaitan, 2020) kebijakan New Normaldi LIPI
Normaldi LIPI, Bandung
kendala- kendala ditetapkan secara
yang dihadapi serta terpusat melalui .
memberikan Kebijakan
rekomendasi tersebut
terhadap kendala- dikomunikasikan
kendala tersebut? secara berjenjang
hingga sampai ke
seluruh ASN di

15
LIPI Bandung.
Baik dari sisi
komunikasi,
informasi, sarana-
prasarana serta
struktur birokrasi,
implementasi
kebijakan New
Normal di LIPI
Bandung tidak
mengalami
kendala yang
berpengaruh
buruk terhadap
proses
implementasi
kebijakan
tersebut. Kendala
justru muncul dari
sisi SDM yang
meliputi
permasalahan
kemampuan
beberapa ASN.
2 Muhammad Bagaimana Era New Normal
Qur’anul Kariem Konsepsi merupakan era
(M, 2020) Kebijakan ketidakpastian
Pemerintah Di Era baik dalam
New Normal? kondisi sosial,
ekonomi, dan
kesehatan.
Ketidakpastian

16
tersebut harus
mampu direspon
oleh pemerintah
dengan
kebijakan-
kebijakan yang
menjadi alternatif
bagi dampak yang
akan timbul di
masyarakat.
Pemerintah harus
mampu dan
berani mengambil
setiap resiko agar
lebih responsif
terhadap kondisi
saat ini.
Pemerintah juga
harus berani
meninggalkan
cara-cara lama
dalam birokrasi,
sehingga fungsi
birokrasi untuk
dapat
menyelesaikan
masalah dapat
terpenuhi, bukan
malah
menciptakan
masalah baru.

17
pemerintah harus
memperbaiki
data, diantaranya
adalah data
kependudukan,
kemiskinan, dan
lain sebagainya
serta data-data hal
ini. Ketiga adalah
pembuatan
regulasi yang
dapat berdampak
pada alokasi
3 A.Irawan Bagaimana Pihak pemangku
Rafsanjani Kebijakan kebijakan di
(Rafsanjani, Pendidikan Di Era sektor pendidikan
2020) New Normal? haruslah ekstra
keras dalam
menjalankan dan
menerapkan
kebijakan ini
khususnya
Mendikbud dan
tak terkecuali
juga dinas
pendidikan.
Kebijakan apapun
dalam sektor
pendidikan yang
nantinya diambil
pasti perlu
direncanakan
18
dengan matang
pastinya juga
akan berimbas
pada ketersediaan
dana. Untuk itu,
pihak pemangku
pendidikan
seperti dinas
pendidikan wajib
berkoordinasi
secara matang
dengan kepala
sekolah dari
semua sekolah..
Terdapat perbedaan antara ketiga penelitian terdahulu yang peneliti

gunakan sebagai referensi dimana perbedaannya terdapat dalam judul, tempat dan

peristiwa dimana penelitian ini dilakukan, informan yang tentu saja berbeda dari

penelitian terdahulu yang peneliti gunakan.Persamaan dari penelitian ini terdapat

dalam pendekatan penelitian yaitu pendekatan penelitian kualitatif.

2.7 Relevansi dengan program Studi


Implementasi kebijakan merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan
di Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang termasuk dalam disiplin ilmu
Kebijakan Publik. Ketertarikan peneliti terhadap disiplin ilmu inilah yang
kemudian peneliti ingin menggali lebih dalam tentang implementasi kebijakan
adaptasi baru covid-19 khususnya di Pasar Tondano Kabupaten Minahasa.

19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif berangkat
dari masalah. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
karena objek dalam penelitian kualitatif dipandang sebagai sesuatu yang dinamis,
hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang diamati, serta
utuh (holistik) karena setiap aspek dari objek itu mempunyai satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan (Sugyono, 2016). Dalam penelitian kualitatif peneliti
berperan sebagai human instrument. Selain itu juga, penelitian kualitatif lebih
menekankan pada proses pencarian makna, pengungkapan makna dibalik
fenomena yang muncul dalam penelitian, serta dilaksanakan pada kondisi yang
alamiah dengan tujuan agar masalah yang akan di kaji lebih bersifat mendalam,
dan apa adanya serta tanpa banyak campur tangan dari peneliti terhadap fakta
yang muncul. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang
merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak (Sugyono, 2016).

3.2 Fokus Penelitian


Fokus penelitian merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang
terkait dari situasi sosial (Sugyono, 2016). Pembatasan dalam penelitian kualitatif
ini lebih didasarkan pada tingkat kepentingan/urgensi dari masalah yang dihadapi
dalam penelitian ini.Dalam penelitian ini terdapat 2 yaitu Penerapan upaya
pencegahan dan pengendalian COVID-19 di pasar dan Peran pengelola, pedagang
dan pekerja lainnya, serta pengunjung pasar khususnya di Pasar Tondano.

3.3 Lokasi Penelitia


Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Minahasa khususnya di Pasar
Tondano

3.4 Sumber Data

20
Sesuai dengan masalah dan fokus penelitian ini, maka sumber data adalah
sebagai berikut :
a. Informan, dalam penelitian ini, sampel sumber data dipilih secara
purposive. Ini dimaksudkan untuk memilih informan yang benar-benar
relevan dan kompeten dengan masalah penelitian sehingga data yang
yang diperoleh dapat dipergunakan untuk membangun
kesimpulan.Dalam penelitian ini peneliti akan memilih informan yang
benar-benar memahami titik permsalahan dalam topik penelitian ini
diantaranya Satuan Gugus Tugas Covid-19 di Kabupaten Minahasa,
Pedagang, Pengelola, pekerja maupun pengunjung yang ada di Pasar
Tondano Kabupaten Minahasa.
b. Tempat dan peristiwa dimaksudkan disini adalah tempat dimana
peneliti memperoleh data. Dengan mengadakan pengamatan terhadap
fenomena-fenomena yang muncul di lapangan. Dari hasil penelitian
pengamatan ini merupakan bahan yang akan dikemukakan pada teknik
pengumpulan data.
c. Dokumen, dokumen yang relevan dengan masalah dan fokus penelitian,
seperti UU dan catatan-catatan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument utama adalah peneliti
itu sendiri (Sugyono, 2016).Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif
bersifat triangulasi, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara
gabungan Teknik pengumpulan data ini menggabungkan antara lain:
a. Observasi Partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian
sambil melakukan pengamatan. Dengan observasi partisipatif ini akan
memungkinkan data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
b. Wawancara Mendalam

21
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksi makna dalam suatu
topik tertentu.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi
ini dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental.

3.6 Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Model Miles dan
Huberman (Sugyono, 2016) adapun analisis tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Mareduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal yang pokok, dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting. Sehingga akan memperoleh
gambaran yang lebih jelas dan mudah.
b. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat yang bersifat
naratif, bagan, dan sebagainya. Dengan demikian akan mempermudah
untuk memahami apa yang terjadi, serta merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang terlah dipahami.
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan yang dikemukakan dengan dukungan bukti-bukti yang valid
dan konsisten membuat kesimpulan itu menjadi kesimpulan yang kredibel.

3.7 Keabsahan Data


Dalam menganalisis data dan memeriksa keabsahan data dilakukan dengan
cara triangulasi data.Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis trianggulasi
data yang dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh melalui
setiap wawancara antara subjek penelitian yang satu dengan yang
lainnya.Menurut Moleong “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding untuk data itu”. membedakan “Empat macam triangulasi

22
sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori” (Nasution, 2003).
Pada penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi dengan
penggunaan sumber. Menurut Patton dalam Moleong menyebutkan bahwa
triangulasi dengan sember berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu atau alat yang
membedakan dalam penelitian kualitatif” Pengecekan keabsahan data dengan
sumber menurut Moleong (Sugyono, 2016)dapat diketahui dengan cara:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakannya secara pribadi.
c. Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dengan persfektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakya biasa, orang
yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
Dalam penelitian ini  untuk pengecekan keabsahan data, peneliti lebih
menfokuskan kepada membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara.

23
24
DAFTAR PUSTAKA

Algifari. (2002). Ekonomi Mikro Teori Dan Kasus (Edisi Kesa). STIE YKPN.
BPK. (n.d.). Peraturan Presiden Republik Indonesia, Nomor 112 Tahun 2007
Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan
dan Toko Modern. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/42157/perpres-
no-112-tahun-2007
DR. Taufiqurokhman, S.Sos., M. S. (2014). Kebijakan Publik. Kebijakan Publik.
Gilarso, T. (2004). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Penerbit Kanisius.
Implementation Of Linus Programme Based On The Model Of Van Meter And
Van Horn. (2013). Malaysian Online Journal of Educational Sciences.
jdih sulut. (2020). Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif
Dan Aman Covid-19 Di Provinsi Sulawesi UTARA.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/141471/pergub-prov-sulawesi-
utara-no-44-tahun-2020
Kemenkeu. (2020). New Normal di Tengah Pandemi Covid-19.
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-sidempuan/baca-artikel/13169/
New-Normal-di-Tengah-Pandemi-Covid-19.html
Lumingkewas, L. (2018). Pengantar Analisis Kebijakan Publik (Teori dan
Aplikasi). Wineka Mdia.
M, K. (2020). Konsepsi Kebijakan Pemerintah Di Era New Normal. 1 nomor 2,
1–5.
Menteri Pekerjaan Umum. (2007). Pedoman umum rencana tata bangunan dan
lingkungan NOMOR 06/PRT/M/2007. Regulasi.
Mujahidin, A. (2014). Ekonomi Islam. Rajawali Pers.
N.GregoryMankiw. (2009). Principles of Economic : Pengantar Ekonomi Mikro
(Salemba Empat (Ed.)).
Nasution. (2003). Metode penelitian Naturalistik kualitatif. Tarsito.
Nugroho, R. (2008). Public Policy: Teori Kebijakan, Analisis Kebijakan, Proses
Kebijakan, Perumusan, Implementasi, Evaluasi, Revisi, Risk Management
dalam Kebijakan Publik, Kebijakan sebagai Fifth Estate, Metode Penelitian
Kebijakan. In Jakarta: Elex Media Komputindo.
Nugroho, R. (2017). Public Policy: Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, dan
Manajemen Politik Kebijakan Publik. In Jakarta: Elex Media Komputindo.
Panjaitan, V. E. (2020). Implementasi Kebijakan New Normalaparatur Sipil
Negara (Asn) Di Lingkungan Lipi Bandung. Vol. 4, No, 1–23.
https://ejournal.up45.ac.id/index.php/Jurnal_Enersia_Publika/article/view/
795
Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif Dan Aman
Covid-19 Di Provinsi Sulawesi Utara. (2020).
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/141471/pergub-prov-sulawesi-
utara-no-44-tahun-2020
Pemantauan Covid-19 di Sulawesi Utara. (2020). https://corona.sulutprov.go.id/
Rafsanjani, A. I. (2020). Kebijakan Pendidikan Di Era New Normal. 7.
https://www.google.com/search?
q=kebijakan+pendidikan+di+era+new+normal&oq=Kebijakan+Pendidikan+
Di+Era+New+Normal&aqs=chrome.0.0i512j69i61.1073j0j4&sourceid=chro
me&ie=UTF-8
Riofita, H. (2015). Strategi Pemasaran. CV. Mutiara Pesisir Sumatra.
Septiani. (2012). Skripsi : Strategi Pengelola Pasar Tradisional Cik Puan
Pekanbaru Menghadapi Keberadaan Supermarket (Analisis Etika Bisnis
Dalam Islam). 24.
Sudriwati. (2017). Dampak Keberadaan Pasar Kaget Terhadap Pendapatan
Pedagang Di Pasar Kiyap Jaya Ditinjau Menurut Ekonomi Islam. 33.
Sugyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (23rd ed.).
Alfabeta Bandung.
Wiarno, B. (2005). Teori dan Proses Kebijakan Publik (I. Ismawan (Ed.); 3rd
ed.).
Wikipedia. (2020). Pandemi Covid-19.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_Covid-19

Anda mungkin juga menyukai