Oleh:
DEVAN TOAR
NIM. 17603042
HALAMAN JUDUL………………………………………………………i
DAFTAR ISI ………………………………………………………….….ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1
ii
3.5 Teknik Pengumpulan Data...............................................................21
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
1
episentrum penyebaran. Pemerintah juga memberlakukan larangan mudik
menjelang hari raya Idul Fitri. Terlepas dari berbagai opsi kebijakan yang
ditempuh, pemerintah Indonesia, seperti halnya pemerintah di negara lain,
belum bisa memprediksi secara akurat kapan pandemi ini akan segera berakhir.
Berdasarkan data yang diperoleh corona.sulutprov.go.id perbulan oktober
untuk total masyarakat yang terkonfirmasi Covid di Sulawesi Utara itu
sebanyak 34, 341 orang terkhusus untuk Kabupaten Minahasa terkonfimasi
sebanyak 4, 239 orang (Pemantauan Covid-19 di Sulawesi Utara, 2020).
Beberapa sumber di media menuliskan bahwa angka angka kesembuhan pasien
Covid-19 di Sulawesi Utara mencapai 90% namun tidak menutup
kemungkinan angka kesembuhan tersebut dapat berubah sewaktu-waktu karena
penyebaran virus ini sangatlah cepat. Untuk mewujudkan masyarakat produktif
dan aman COVID-19 di Provinsi Sulawesi Utara perlu dilakukan upaya di
berbagai aspek kehidupan. Pemerintah mengeluarkan Peraturan Gubernur
Sulawesi Utara Nomor 44 Tahun 2020 Tentang Pedoman Adaptasi Kebiasaan
Baru Menuju Masyarakat Produktif Dan Aman Covid-19 Di Provinsi Sulawesi
Utara bahwa untuk mendukung upaya tersebut perlu mensinergikan dengan
keberlangsungan perekonomian masyarakat dan kebijakan pelaksanaan
pembangunan di wilayah Provinsi Sulawesi (Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru
Menuju Masyarakat Produktif Dan Aman Covid-19 Di Provinsi Sulawesi Utara,
2020).
Pasar Tondano menjadi pasar yang besar yang ada di Kabupaten
Minahasa, sebagai pasar terbesar tentunya aktivitas yang berlangsung di daerah
inipun sangatlah sibuk.Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan aktivitas
yang sibuk membuat pedagang maupun pembeli yang ada di pasar tersbut
mengabaikan protocol Kesehatan yang ada padahal seharusnya Penerapan upaya
pencegahan dan pengendalian COVID-19 di pasar dan sejenisnya sangat
membutuhkan peran pengelola pasar, pedagang dan pekerja lainnya, serta
pengunjung, penerapan jaga jarak di area pasar tersbut juga belum sepenuhnya
memenuhi aturan, seperti pengaturan jarak antar lapak pedagang memberikan
tanda khusus jaga jarak yang ditempatkan di lantai pasar pedagang juga masih
menempati lapak sebelum adanya corona karena memang area pasar yang
2
terbilang sempit, dan juga pembeli yang kerapkali berdesakan dan membuat
kontak fisik secara langsung dengan otrang-orang yang tidak dikenal. Fasilitas
cuci tangan yang belum memadai juga membuat penerapan era new normal di
pasar Tondano belum maksimal.Papan informasi yang harusnya memasang media
informasi di lokasi-lokasi strategis untuk mengingatkan pengunjung agar selalu
mengikuti ketentuan jaga jarak minimal 1 meter, menjaga kebersihan tangan, dan
kedisiplinan penggunaan masker di seluruh lokasi pasar dan sejenisnya belum
memang sudah dipasang namun hanya dibeberapa lokasi saja sehingga pedagang
maupun pengunjung di pasar tersebut bisa saja lupa untuk menerapkan protokol
Kesehatan yang ada.
Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga
jarak dengan orang lain, dan hindari menyentuh area wajah namun dalam
kenyataan di lapangan tidak sedikit pedagang maupun pengunjung pasar tidak
menggunakan masker.). Melakukan upaya untuk meminimalkan kontak dengan
pelanggan, misalnya menggunakan pembatas/partisi (misal flexy glass/plastik)
menyediakan wadah khusus serah terima uang namun hal ini juga tidak peneliti
temui disaat observasi dilakukan. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan judul ‘’Implementasi Kebijakan Adaptasi
Kebiasaan Baru Dimasa Pandemi Covid-19 Di Pasar Tondano Kabupaten
Minahasa’’
3
dalamnya dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan makna
tentang bagaimana Implementasi Kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru Dimasa
Pandemi Covid-19 Di Pasar Tondano Kabupaten Minahasa.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
keputusan untuk mengelola kehidupan publik (sebagai lingkup) untuk mencapai
misi bangsa yaitu negara dan masyarakat (Nugroho, 2017).
Woll sebagaimana dikutip Taufiqurokhman mengungkapkan
bahwakebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan
masalah ditengah masyarakat,baik secara langsung maupun melalui berbagai
Lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat (DR. Taufiqurokhman,
S.Sos., 2014).
Thomas R Dye sebagaimana dikutip oleh Budi Winarno dalam buku Teori
dan Proses Kebijakan Publik dijelaskan bahwa kebijakan publik sebagai ‘’is
whatever government choose to do or not to do’’ diterjemahkan dalam Bahasa
Indonesia kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk
dilakukan atau tidak dilakukan (Nugroho, 2008).Dye mengatakan bahwa bila
pemerintah memilih melakukan sesuatu maka harus ada tujuannya obyektifnya)
dan kebijakan negara itu harus meliputi semua tindakan pemerintah jadi bukan
semata-mata merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat
pemerintah saja.Di samping itu sesuatu yang tidak dilaksanakan oleh pemerintah
pun termasuk kebijakan negara.Hal ini disebabkan karena ‘’sesuatu yang tidak
dilakukan’’ oleh pemerintah mempunyai pengaruh (dampak) yang sama besarnya
dengan sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah.
6
Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas,merupakan
alat administrasi hukum dimana berbagai aktor,organisasi,prosedur,dan tekhnik
yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak
atau tujuan yang diinginkan.Implementasi pada sisi yang lain merupakan
fenomena yang kompleks yang mungkin dapat dipahami sebagai proses,keluaran
(ouput) maupun sebagai hasil.
Sementara itu Van Meter dan Van Horn sebagaimana dikutip oleh Budi
Winarno dalam buku Teori dan Proses Kebijakan Publik membatasi implementasi
kebijakan sebagai tindakan yang dilakukan individu-individu atau kelompok-
kelompok pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam keputusan kebijakan sebelumnya (Wiarno, 2005).
Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-
keputusan menjadi tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun
dalam rangka melanjutkan usaha-usaha untuk mencakup perubahan-perubahan
besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan, yang perlu
ditekankan disini adalah bahwa tahap implementasi kebijakan tidak akan dimulai
sebelum tujuan-tujuan dan saran-saran ditetapkan atau diidentifikasi terjadi hanya
setelah Undang-Undang ditetapkan dan dana disediakan untuk membiayai
implementasi kebijakan tersebut.
Sedangkan Implementasi Kebijakan menurut Donald Van Meter dan Carl
Van Horn dalam Lumingkewas adalah “Those action by public or private
individuals (or groups) that are directed at the achievement of objectives setforth
in prior policy decisions.” dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai
tindakan tersebut oleh individu atau individu public atau kelompok yang
diarahkan pada pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam keputusan kebijakan
sebelumnya (Lumingkewas, 2018).
Lebih lanjut Daniel A. Mazmania dan Paul A. Sabatier dalam Nugroho
mengemukakan bahwa implementasi adalah upaya melaksanakan keputusan
kebijakan. Katanya Implementation is the carrying out of basic policy decision,
usually incorporate in a statute but which can also take the from of important
executives(s) to be addressed, stipulates the objective(s) to be pursued, and in a
vaiety of ways, ‘structures’ the implementation process” yang dapat diartikan
7
bahwa Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya
dimasukkan dalam suatu undang-undang tetapi dapat juga mengambil bentuk para
pejabat eksekutif yang penting atau keputusan pengadilan. Idealnya, keputusan itu
mengindentifikasi masalah yang akan dibahas , menetapkan tujuan yang akan
dikejar, dan dengan cara yang beragam, ‘struktur’ proses implementasi (Nugroho,
2017).
Bintoro dikutip oleh Lumingkewas mengemukakan bahwa implementasi
kebijakan termasuk bagian dari ‘’sharing governance’’sebagai ciri ‘’good
governance’’ yang mencakup good public governance dan good cooperate
governance.Sharing in Governance,melibatkan domain pemerintah,sektor
swasta,dunia usaha dan masyarakat sipil yang terinstitusi dalam kelembagaan
swasta,seperti pers,organisasi profesi,LSM, dan sebagainya.Sharing in
Governance,dilakukan dengan pola kemitraan dan partnership ketiga domain
diatas,masing-masing sesuai fungsi dan perannya untuk kepentingan bersama
suatu bangsa (Lumingkewas, 2018).
8
merupakan sasaran dari kebijakan,maka kebijakan itu mungkin akan mengalami
kegagalan sekalipun kebijakan itu diimplementasikan dengan sangat baik.
Selanjutnya model implementasi menurut Merilee S. Grindle dalam
Nugroho, ditentukan oleh isi kebjakan dan konteks implementasinya (Nugroho,
2008). Ide dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan ditransformasikan, barulah
informasi kebijakan dilakukan. Keberhasilanya ditentukan oleh derajat
Implementability dari kebijakan tersebut. Isi kebijakan tersebut mencangkup hal-
hal berikut
1) Kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan;
2) Jenis manfaat yang akan dihasilkan
3) Derajat perubahan yang diinginkan;
4) Kedudukan pembuat kebjakan;
5) Pelaksanaan program;
6) Sumberdaya yang dikerahkan.
Sementara itu, konteks implementasinya adalah :
1) Kekuasaan, kepentingan, dan strategi actor yang terlibat;
2) Karakteristik lembaga penguasa;
3) Kepatuhan dan daya tangkap.
Model implementasi kebijakan dikemukakan oleh Donald Van Meter dan
Van Horn ada beberapa variable yang memengaruhi kebijakan publik adalah
sebagai berikut (“Implementation Of Linus Programme Based On The Model Of
Van Meter And Van Horn,” 2013):
1. Ukuran dan tujuan diperlukan untuk mengarahkan dalam melaksanakan
kebijakan, hal ini dapat dilakukan agar sesuai dengan program yang sudah
direncanakan. Kejelasan dan sasaran kebijakan harus dapat dilihat secara
spesifik sehingga di akhir program dapat diketahui keberhasilan atau
kegagalan dari kebijakan atau program yang dijalankan
2. Karakteristik Agen Pelaksana, kebijakan bisa berhasil dapat dilihat dari
sifat atau ciri-ciri badan/instansi pelaksana kebijakan. Hal ini sangat
penting karena kinerja implementasi kebijakan publik akan sangat banyak
dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan para badan atau
instansi pelaksananya.
9
3. Sikap/Kecenderungan para Pelaksana, hal ini sangat banyak
mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan
publik, ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang
dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga setempat yang mengenal
betul persoalan dan permasalahan yang mereka rasakan.
4. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksanaan, merupakan
mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan publik karena
semakin baik komunikasi yang terjalin maka semakin kecil kesalahan-
kesalahan yang terjadi dalam suatu proses implementasi.
5. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik biasa disebut dengan lingkungan
eksternal. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik juga merupakan faktor
yang menentukan keberhasilan suatu implementasi karena jika lingkungan
eksternalnya kondusif oleh sebab itu lingkungan eksternal mempengaruhi
keberhasilan dari implementasi kebijakan.
10
menentukan permintaan sebuah produk dan para penjual sebagai kelompok
menentukan penawaran terhadap produk (N.GregoryMankiw, 2009).
Menurut W.Y. Stanton pasar adalah orang-orang yang mempunyai
keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk
membelanjakannya (Riofita, 2015). Jadi dalam pengertian tersebut terdapat tiga
faktor utama yang menunjang terjadinya pasar, yakni :
a. Keinginan manusia
b. Daya beli
c. Tingkah laku dalam pembelian.
Didalam sebuah pasar tentunya terdapat perantara-perantara yang
mendukung terjadinya aktivitas sebuah pasar. Perantara-perantara tersebut
diantaranya (Menteri Pekerjaan Umum, 2007)(Gilarso, 2004) :
1. Pedagang (besar/grosir (wholesale) maupun kecil/pengecer atau
disebut ritel.
2. Perantara khusus (Agen, Makelar, Komisioner, Pialang)
3. Eksportir dan importir
4. Lembaga-lembaga pembantu, seperti : Bank, Asuransi, Perusahaan
pengangkutan, pengepakan, pergudangan, konsultan, kamar dagang
dan lain sebagainya
12
bahkan bisa mencapai lebih dari satu bulan. Misalnya pekan raya
jakarta, pasar malam, dan pameran pembangunan.
5. Pasar temporer, merupakan pasar yang terjadi sewaktu-waktu dalam
waktu yang tidak tentu (rutin). Pasar ini biasanya terjadi pada
peristiwa tertentu. Misalnya pasar murah, bazar, dan pasar karena
ada perayaan kemerdekaan RI.
Sedangkan menurut manajemennya, pasar dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :
1. Pasar Tradisional Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 112
tahun 2007 mendefinisikan pasar tradisional sebagai pasar yang
dibangun dan dikelolaoleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta,
Badan UsahaMilik Negara danBadan Usaha Milik Daerah termasuk
kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los
dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah,
swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal
kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar
menawar (BPK, n.d.).
2. Pasar Modern Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern,
dimana barang-barangnya diperjualbelikan dengan harga pas dan
layanan mandiri (swalayan). Tempat berlangsungnya pasar ini
adalah mall, hypermart, plaza, supermarket dan tempat modern
lainnya.
RUMUSAN HASIL
NO NAMA PENELITI
MASALAH PENELITIAN
1 Vivi Elvina Bagaimana Implementasi
Panjaitan Tahun implementasi kebijakan New
(Panjaitan, 2020) kebijakan New Normaldi LIPI
Normaldi LIPI, Bandung
kendala- kendala ditetapkan secara
yang dihadapi serta terpusat melalui .
memberikan Kebijakan
rekomendasi tersebut
terhadap kendala- dikomunikasikan
kendala tersebut? secara berjenjang
hingga sampai ke
seluruh ASN di
15
LIPI Bandung.
Baik dari sisi
komunikasi,
informasi, sarana-
prasarana serta
struktur birokrasi,
implementasi
kebijakan New
Normal di LIPI
Bandung tidak
mengalami
kendala yang
berpengaruh
buruk terhadap
proses
implementasi
kebijakan
tersebut. Kendala
justru muncul dari
sisi SDM yang
meliputi
permasalahan
kemampuan
beberapa ASN.
2 Muhammad Bagaimana Era New Normal
Qur’anul Kariem Konsepsi merupakan era
(M, 2020) Kebijakan ketidakpastian
Pemerintah Di Era baik dalam
New Normal? kondisi sosial,
ekonomi, dan
kesehatan.
Ketidakpastian
16
tersebut harus
mampu direspon
oleh pemerintah
dengan
kebijakan-
kebijakan yang
menjadi alternatif
bagi dampak yang
akan timbul di
masyarakat.
Pemerintah harus
mampu dan
berani mengambil
setiap resiko agar
lebih responsif
terhadap kondisi
saat ini.
Pemerintah juga
harus berani
meninggalkan
cara-cara lama
dalam birokrasi,
sehingga fungsi
birokrasi untuk
dapat
menyelesaikan
masalah dapat
terpenuhi, bukan
malah
menciptakan
masalah baru.
17
pemerintah harus
memperbaiki
data, diantaranya
adalah data
kependudukan,
kemiskinan, dan
lain sebagainya
serta data-data hal
ini. Ketiga adalah
pembuatan
regulasi yang
dapat berdampak
pada alokasi
3 A.Irawan Bagaimana Pihak pemangku
Rafsanjani Kebijakan kebijakan di
(Rafsanjani, Pendidikan Di Era sektor pendidikan
2020) New Normal? haruslah ekstra
keras dalam
menjalankan dan
menerapkan
kebijakan ini
khususnya
Mendikbud dan
tak terkecuali
juga dinas
pendidikan.
Kebijakan apapun
dalam sektor
pendidikan yang
nantinya diambil
pasti perlu
direncanakan
18
dengan matang
pastinya juga
akan berimbas
pada ketersediaan
dana. Untuk itu,
pihak pemangku
pendidikan
seperti dinas
pendidikan wajib
berkoordinasi
secara matang
dengan kepala
sekolah dari
semua sekolah..
Terdapat perbedaan antara ketiga penelitian terdahulu yang peneliti
gunakan sebagai referensi dimana perbedaannya terdapat dalam judul, tempat dan
peristiwa dimana penelitian ini dilakukan, informan yang tentu saja berbeda dari
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif berangkat
dari masalah. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
karena objek dalam penelitian kualitatif dipandang sebagai sesuatu yang dinamis,
hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang diamati, serta
utuh (holistik) karena setiap aspek dari objek itu mempunyai satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan (Sugyono, 2016). Dalam penelitian kualitatif peneliti
berperan sebagai human instrument. Selain itu juga, penelitian kualitatif lebih
menekankan pada proses pencarian makna, pengungkapan makna dibalik
fenomena yang muncul dalam penelitian, serta dilaksanakan pada kondisi yang
alamiah dengan tujuan agar masalah yang akan di kaji lebih bersifat mendalam,
dan apa adanya serta tanpa banyak campur tangan dari peneliti terhadap fakta
yang muncul. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang
merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak (Sugyono, 2016).
20
Sesuai dengan masalah dan fokus penelitian ini, maka sumber data adalah
sebagai berikut :
a. Informan, dalam penelitian ini, sampel sumber data dipilih secara
purposive. Ini dimaksudkan untuk memilih informan yang benar-benar
relevan dan kompeten dengan masalah penelitian sehingga data yang
yang diperoleh dapat dipergunakan untuk membangun
kesimpulan.Dalam penelitian ini peneliti akan memilih informan yang
benar-benar memahami titik permsalahan dalam topik penelitian ini
diantaranya Satuan Gugus Tugas Covid-19 di Kabupaten Minahasa,
Pedagang, Pengelola, pekerja maupun pengunjung yang ada di Pasar
Tondano Kabupaten Minahasa.
b. Tempat dan peristiwa dimaksudkan disini adalah tempat dimana
peneliti memperoleh data. Dengan mengadakan pengamatan terhadap
fenomena-fenomena yang muncul di lapangan. Dari hasil penelitian
pengamatan ini merupakan bahan yang akan dikemukakan pada teknik
pengumpulan data.
c. Dokumen, dokumen yang relevan dengan masalah dan fokus penelitian,
seperti UU dan catatan-catatan.
21
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksi makna dalam suatu
topik tertentu.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi
ini dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental.
22
sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori” (Nasution, 2003).
Pada penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi dengan
penggunaan sumber. Menurut Patton dalam Moleong menyebutkan bahwa
triangulasi dengan sember berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu atau alat yang
membedakan dalam penelitian kualitatif” Pengecekan keabsahan data dengan
sumber menurut Moleong (Sugyono, 2016)dapat diketahui dengan cara:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakannya secara pribadi.
c. Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dengan persfektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakya biasa, orang
yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
Dalam penelitian ini untuk pengecekan keabsahan data, peneliti lebih
menfokuskan kepada membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara.
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. (2002). Ekonomi Mikro Teori Dan Kasus (Edisi Kesa). STIE YKPN.
BPK. (n.d.). Peraturan Presiden Republik Indonesia, Nomor 112 Tahun 2007
Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan
dan Toko Modern. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/42157/perpres-
no-112-tahun-2007
DR. Taufiqurokhman, S.Sos., M. S. (2014). Kebijakan Publik. Kebijakan Publik.
Gilarso, T. (2004). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Penerbit Kanisius.
Implementation Of Linus Programme Based On The Model Of Van Meter And
Van Horn. (2013). Malaysian Online Journal of Educational Sciences.
jdih sulut. (2020). Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif
Dan Aman Covid-19 Di Provinsi Sulawesi UTARA.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/141471/pergub-prov-sulawesi-
utara-no-44-tahun-2020
Kemenkeu. (2020). New Normal di Tengah Pandemi Covid-19.
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-sidempuan/baca-artikel/13169/
New-Normal-di-Tengah-Pandemi-Covid-19.html
Lumingkewas, L. (2018). Pengantar Analisis Kebijakan Publik (Teori dan
Aplikasi). Wineka Mdia.
M, K. (2020). Konsepsi Kebijakan Pemerintah Di Era New Normal. 1 nomor 2,
1–5.
Menteri Pekerjaan Umum. (2007). Pedoman umum rencana tata bangunan dan
lingkungan NOMOR 06/PRT/M/2007. Regulasi.
Mujahidin, A. (2014). Ekonomi Islam. Rajawali Pers.
N.GregoryMankiw. (2009). Principles of Economic : Pengantar Ekonomi Mikro
(Salemba Empat (Ed.)).
Nasution. (2003). Metode penelitian Naturalistik kualitatif. Tarsito.
Nugroho, R. (2008). Public Policy: Teori Kebijakan, Analisis Kebijakan, Proses
Kebijakan, Perumusan, Implementasi, Evaluasi, Revisi, Risk Management
dalam Kebijakan Publik, Kebijakan sebagai Fifth Estate, Metode Penelitian
Kebijakan. In Jakarta: Elex Media Komputindo.
Nugroho, R. (2017). Public Policy: Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, dan
Manajemen Politik Kebijakan Publik. In Jakarta: Elex Media Komputindo.
Panjaitan, V. E. (2020). Implementasi Kebijakan New Normalaparatur Sipil
Negara (Asn) Di Lingkungan Lipi Bandung. Vol. 4, No, 1–23.
https://ejournal.up45.ac.id/index.php/Jurnal_Enersia_Publika/article/view/
795
Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif Dan Aman
Covid-19 Di Provinsi Sulawesi Utara. (2020).
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/141471/pergub-prov-sulawesi-
utara-no-44-tahun-2020
Pemantauan Covid-19 di Sulawesi Utara. (2020). https://corona.sulutprov.go.id/
Rafsanjani, A. I. (2020). Kebijakan Pendidikan Di Era New Normal. 7.
https://www.google.com/search?
q=kebijakan+pendidikan+di+era+new+normal&oq=Kebijakan+Pendidikan+
Di+Era+New+Normal&aqs=chrome.0.0i512j69i61.1073j0j4&sourceid=chro
me&ie=UTF-8
Riofita, H. (2015). Strategi Pemasaran. CV. Mutiara Pesisir Sumatra.
Septiani. (2012). Skripsi : Strategi Pengelola Pasar Tradisional Cik Puan
Pekanbaru Menghadapi Keberadaan Supermarket (Analisis Etika Bisnis
Dalam Islam). 24.
Sudriwati. (2017). Dampak Keberadaan Pasar Kaget Terhadap Pendapatan
Pedagang Di Pasar Kiyap Jaya Ditinjau Menurut Ekonomi Islam. 33.
Sugyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (23rd ed.).
Alfabeta Bandung.
Wiarno, B. (2005). Teori dan Proses Kebijakan Publik (I. Ismawan (Ed.); 3rd
ed.).
Wikipedia. (2020). Pandemi Covid-19.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_Covid-19