Anda di halaman 1dari 24

EKONOMI RUMAH SAKIT

INOVASI BISNIS RUMAH SAKIT PASCA PANDEMI


COVID 19

DOSEN PENGAMPU :
SAFARI HASAN, S.IP., MMRS.

Disusun Oleh :
Sakira Aditya Devung
10821024

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS TEKNOLOGI MANAJEMEN DAN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini tepat pada waktunya dengan judul “Inovasi Bisnis Rumah Sakit Pasca
Pandemi Covid 19”
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga semuanya dapat
teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik serta masukkan dari pembaca kepada
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Kediri, 10 juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................1

DAFTAR ISI ...........................................................................................................1

BAB I .......................................................................................................................1

PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. Latar belakang ............................................................................................1

B. Rumusan masalah .........................................................................................2

C. Tujuan ............................................................................................................3

BAB II .....................................................................................................................4

ISI ............................................................................................................................4

Definisi Operasional ...........................................................................................4

Kehidupan Sosial Masyarakat ......................................................................4

Kebijakan PSBB .................................................................................................5

Dampak Sosial ................................................................................................7

Dampak Ekonomi ..........................................................................................8

Dampak Pada Pendidikan .............................................................................8

Dampak Pada Pekerjaan ...............................................................................8

Dampak Pada Politik .....................................................................................8

BAB III ..................................................................................................................16

PENUTUP .............................................................................................................16

KESIMPULAN.................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................18


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pandemi Covid-19 mengubah tatanan peradaban sosial manusia.
Perubahan tersebut terlihat pada perubahan pola perilaku manusia itu sendiri,
ketika mereka melakukan suatu aktivitas yang tidak biasanya mereka tapi itu
akan menjadi norma dan akan menjadi kebiasaan baru dalam hidup mereka.
Demikian pula sebagai akibat dari pandemi ini, perubahan sosial yang tidak
direncanakan dan tidak diinginkan terjadi di seluruh masyarakat, yang
menyebabkan terganggunya semua langkah kehidupan manusia.
Gejolak sosial kemudian mengarah pada kondisi sosial yang tidak stabil.
Semoga dapat mempengaruhi tatanan sosial masyarakat. Mereka cenderung
berprasangka buruk, takut dan terdiskriminasi, seperti yang terlihat dari sikap dan
perilaku masyarakat di masa pandemi saat ini. Gejolak dan masalah sosial yang
ada selama pandemi Covid-19 membuat masyarakat tidak leluasa menjalankan
perannya di masyarakat. Hampir seluruh pemerintahan di setiap negara yang
terjangkit virus corona(Covid-19) kewalahan dalam mengambil berbagai langkah
maupun tindakan untuk mencegah penyebarannya. Indonesia merupakan salah
satu negara yang memiliki kasus positif yang pasiennya kian hari meningkat,
Indonesia mencapai 2.473 kasus baru, dan totalnya 121.226 kasus per 7 Agustus
2020.

Dalam memutus mata rantai penularan Covid-19, Pemerintah Indonesia


telah mengambil langkah seperti menetapkan dan memberlakukan berbagai
bentuk Kebijakan lokal, seperti: Pembatasan dan penutupan kegiatan di tempat
ramai (pasar, tempat wisata, tempat ibadah, dan seterusnya), Penerapan protokol
kesehatan, pembatasan akses akses masyarakat antar daerah, Work From Home
(WFH), School From Home (SFH), dll. Segala bentuk kebijakan yang
diberlakukan diatas secara umum dikenal dengan istilah kebijakan publik.
Adapun kebijakan publik adalah kebijakan yang dikembangkan oleh
badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah (Anderson, 1979:3). Di samping
itu, Winarno (2002:16) berpendapat bahwa kebijakan publik merupakan arah
tindakan yang mempunyai maksud dan ditetapkan oleh seorang atau sejumlah
aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan. Oleh karena itu,
munculnya kebijakan publik ini dilatarbelakangi oleh isu-isu masyarakat,
sehingga para aktor pemerintah mengambil suatu tindakan yang tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan maupun kepentingan warga. Ketika menerapkan suatu
kebijakan, Anda harus serius merencanakan dan melaksanakan kegiatan
berdasarkan norma-norma tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

Berkaitan dengan pandemi Covid-19, pemerintah harus memberikan


perlindungan kepada masyarakat dalam pencegahan maupun penanganan kasus
Covid-19. Untuk meminimalisir Covid-19, penyelenggara negara telah
memberlakukan aturan interaksi sosial, pemberlakuan dan pemberlakuan
kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Besar). Pelaksanaan PSBB diatur dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 yang
ditandatangani Presiden Joko Widodo pada Selasa, 31 Maret 2020. Salah satu
syarat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah ketika suatu
daerah menjadi episentrum penularan Covid-19. Pada penetapan Kebijakan
PSBB, setiap wilayah harus memenuhi dua kriteria: Pertama, jumlah kasus dan
atau kematian akibat penyakit ini meningkat dan menyebar secara signifikan dan
cepat di berbagai wilayah. Kedua, terdapat kaitan epidemiologis dengan kejadian
serupa di wilayah atau negara lain.

B. Rumusan masalah
Penelitian ini penting karena ini merupakan suatu fenomena yang telah
terjadi di masyarakat saat ini. Dalam pengamatan awal, peneliti menemukan
bahwa terlihat adanya konsekuensi yang dirasakan oleh para pedagang sejak
pemerintah mengeluarkan kebijakan PSBB, mereka telah menjual kegiatan sosial
dan pertukaran mereka di Pasar Raya Padang. Adapun konsekuensi yang peneliti
lihat seperti terbatasnya aktivitas pedagang dalam berdagang, dan
berkurangnya interaksi antarsesama pedagang maupun pedagang dengan
pembeli. Konsekuensi tersebut diakibatkan karena munculnya rasa takut dan
prasangka dalam diri individu akan penyebaran Covid-19 yang beritanya banyak
beredar dan menjadi booming di lingkungan masyarakat.
Oleh karena itu, rumus penelitian yang ingin peneliti pecahkan adalah
sebagai berikut:
1. Sejak kebijakan PSBB berlaku, bagaimana para pedagang barang
sehari-hari di Pasar Rayapadan merasakan dampaknya terhadap
aktivitas dan interaksi sosial mereka?
2. Apa langkah yang diambil dalam mengatasi konsekuensi saat
melakukan aktivitas dan interaksi sosial oleh pedagang barang harian
Pasar Raya Padang?

C. Tujuan
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mendeskripsikan konsekuensi
yang dirasakan pedagang sejak mengadopsi kebijakan PSBB untuk aktivitas
sehari-hari dan interaksi sosial.
BAB II

ISI

A. Definisi Operasional
Memperhatikan latar belakang yang dikemukakan di atas mengenai
“Kehidupan Sosial Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19”. Maka secara
operasional dapat diartikan sebagai berikut:

B. Kehidupan Sosial Masyarakat


Kehidupan sosial adalah kehidupan yang di dalam nya terdapat unsur-unsur
sosial atau masyarakat, dan sebuah kehidupan disebut sebagai kehidupan ketika
terjadi interaksi antara satu individu dengan individu lainnya, maka terciptalah
komunikasi yang berkembang menjadi kebutuhan bersama. Dilihat dari apa yang
terjadi di lapangan, kehidupan sosial sangat erat kaitannya dengan berfungsinya
organisme dalam hal ini, seperti yang secara umum ada, yaitu kehidupan sosial di
perdesaan dan kehidupan sosial di perkotaan.
Masyarakat (society) adalah sekumpulan manusia yang secara relatif
mandiri, hidup bersama-sama cukup lama, mendiami wilayah tertentu, memiliki
kebudayaan sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok
tersebut.
Masyarakat dapat disebut sistem sosial, Sistem merupakan bagian- bagian
yang berhubungan satu dengan yang lain, Sistem sosial terdiri atas tindakan-
tindakan sosial yang dilakukan individu sebagai anggota masyarakat yang saling
berinteraksi. Masyarakat adalah sebuah kelompok atau komunitas yang interpenden
atau individu yang saling bergantung antara satu dengan lainnya.
1. Pandemi COVID-19
Pandemi adalah suatu penyakit global, Menurut World Healt Organization
(WHO) pandemi dinyatakan ketika penyakit baru menyebar diseluruh dunia
melampaui batasanya.
Pandemi dimaknai sebagai wabah yang berjangkit serempak dimana- mana
meliputi daerah geografi yang luas. Dalam pengertian yang paling klasik, ketika
sebuah epidemi menyebar ke beberapa negara atau wilayah di dunia. Wabah
penyakit yang masuk dalam katagore pandemi adalah menular dan ada garis infeksi
terus menerus. Oleh karena itu, bahkan jika suatu kejadian terjadi di beberapa
negara selain negara asal, itu masih diklasifikasikan sebagai pandemi. Sedangkan
COVID-19 atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 ( SARS-CoV-2)
adalah virus yang menyerang sistem pernapasan dan menyebabkan gangguan
ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat dapat menimbulkan
kematian.
Coronavirus (COVID – 19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
corona virus versi baru yang ditemukan pada akhir 2019 lalu, sebagian besar
gangguan yang dialami oleh individu yang terinfeksi virus COVID-19 akan
mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa
memerlukan perawatan khusus. Prosentase penularannya lebih cendrung pada
individu usia lanjut dan mereka yang memiliki riwayat masalah medis seperti
Kardiovaskular, Diabetes, penyakit pernapasan, Kronis dan Kanker. Dimana lebih
cendrung mengembangkan infeksi virus COVID-19 menjadi penyakit yang lebih
serius.
2. Kebijakan PSBB
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), politik adalah
seperangkat konsep dan prinsip yang diturunkan darinya menjadi garis besar serta
bawah rencana dalam penerapan sesuatu pekerjaan, kepemimpinan, serta metode
berperan( tentang pemerintahan, organisasi, serta sebagainya). Bersumber pada
penafsiran tersebut hingga bisa dimengerti kalau kebijakan ialah seperangkat
keputusan yang terbuat serta diresmikan oleh pihak- pihak berwenang buat
menggapai tujuannya.
Dari pengertian di atas, kita dapat melihat bahwa hal itu erat kaitannya
dengan kehidupan sosial dan juga politik. Sebab sesuatu kebijakan pada
hakikatnya menyangkut kepentingan bersama. Karena hal itulah sehingganya
kita kenal istilah kebijakan publik.

Menurut Thomas R. Dye dalam Winarno (2012:20), kebijakan publik


adalah segala pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan suatu
tindakan. Ada pula aksi yang diartikan itu merupakan aksi dalam menanggulangi
permasalahan yang terjalin di area publik. Dari penafsiran tersebut hingga bisa
dikenal kalau kebijakan publik terbuat serta diresmikan oleh pihak yang
berwenang ialah pejabat pemerintah.
Suatu kebijakan publik ditetapkan sebagai bentuk respon dan tanggapan
terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Terkait hal
tersebut, salah satu kebijakan pemerintah yang sedang dibahas ternyata adalah
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan PSBB ini telah
ditetapkan dan diberlakukan oleh Pemerintah sebagai bentuk respon dan respon
terhadap setiap kasus atau isu terkait Covid-19 yang muncul.
Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 2020 Pasal 1,
dijelaskanbahwa yang dimaksud dengan Pembatasan Sosial Berskala yaitu Untuk
mencegah penyebaran Covid-19, pembatasan aktivitas tertentu oleh warga di
wilayah yang diduga terjangkit Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) sangat
baik. Kebijakan PSBB ini memang memiliki beberapa dasar pertimbangan dalam
penerapan atau pelaksanaannya. Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 21
Tahun 2020 Pasal 3, dinyatakan bahwa penerapan kebijakan PSBB harus
memenuhi kriteria sebagai berikut :

a) Jumlah kasus dan atau jumlah kematian akibat penyakit meningkat dan
menyebar secara signifikan dan cepat ke beberapa wilayah; dan
b) Terdapat kaitan epidemiologis dengan kejadian serupa di Daerah atau
negara lain.
Berdasarkan aturan tersebut, kita dapat melihat bahwa
implementasi kebijakan PSBB tidak dapat dilaksanakan jika kriteria di atas tidak
terpenuhi. Jika kriteria tersebut terpenuhi, Anda juga bisa menerapkan kebijakan
PSBB. Pelaksanaan kebijakan PSBB di Kota Padang, salah satu daerah yang
menerapkan kebijakan tersebut, berpedoman pada peraturan Wali Kota Padang
Nomor 32 Tahun 2020 Pasal 7 yang merujuk pada Peraturan Pemerintah RI
Nomor 21 Tahun 2020 Pasal 4, Artinya, batasi sebagai berikut:
a) Liburan sekolah dan kerja.
b) Pembatasan kegiatan keagamaan.
c) Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.
d) Pembatasan kegiatan sosial dan budaya.
e) Pembatasan sarana transportasi. Kapan
f) Pembatasan kegiatan lain khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan.

C. Dampak Covid 19
Pada 31 Desember 2019 lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menerima laporan kasus pneumonia di kota Wuhan, provinsi Hubei, China. Pada
awal Januari 2020, China menemukan bahwa mereka telah menemukan penyakit
coronavirus, penyakit yang mempengaruhi sistem pernapasan. Sejauh yang kita
ketahui, virus corona atau Covid-19 telah menyebar ke berbagai negara, dan dalam
waktu kurang dari dua bulan, virus tersebut telah menyerang lebih dari 100 negara
(termasuk Indonesia) dan menewaskan lebih dari 3.800 orang serta menginfeksi
lebih dari 111.000 orang. Pria. Dampak dari virus ini sangat beragam, antara lain
sosial, ekonomi, pendidikan, pekerjaan, dan politik. Sebagai contoh, di negara
maju, pemerintah telah menyebarkan COVID-19, termasuk warga negara yang
meninggalkan rumah Indonesia juga telah menerapkan pembatasan sosial berskala
besar (PSBB) yang diberlakukan oleh pemerintah. Berikut adalah beberapa contoh
dampak yang mengancam jiwa dari virus Covid-19.
1. Dampak Sosial
Awal kejadian Covid-19 di Indonesia menimbulkan ketakutan dan
kekhawatiran banyak warga karena virusnya yang begitu menular. Dampak sosial,
pembatasan sosial ini dilakukan oleh pemerintah saat di rumah selalu pakai Masker,
berjarak 1 meter dan sering cuci tangan pakai sabun selama 20 detik. Praktik baru
ini harus diadopsi untuk mengurangi infeksi virus Covid-19.
2. Dampak Ekonomi
Merebaknya Covid-19 baik dari sektor pariwisata maupun penerbangan
telah mengurangi keuntungan bagi para pelaku usaha. Di industri pabrik, jumlah
karyawan yang diberhentikan (PHK), produksi menurun karena pulang dari
perusahaan, dan banyak orang yang menganggur dari pukul 08.00 hingga 20.00
mempersingkat jam kerja menjadi pukul 20.008.00 hingga pukul 15.00WIB. Uang
kertas menjadi vektor penyebaran virus Covid-19 dan dapat dengan mudah dikirim
ke banyak orang menggunakan uang digital untuk menghindari penularan virus
Covid-19, jadi uang digital untuk membeli barang.
Dampak Pada Pendidikan
Ketika wabah covid-19 menyerang Indonesia, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan bahwa sekolah atau bidang pendidikan
lainnya menyelenggarakan sistem pembelajaran jarak jauh / online, yang kini biasa
disebut School From Home (SFH).

3. Dampak Pada Pekerjaan


Tidak hanya dilakukan secara online, tetapi juga menggunakan sistem Work
from Work (WFH). Hal ini mempengaruhi orang-orang yang bekerja di area
kantor. Pekerja kantoran juga mungkin memiliki rencana piket, yang dapat
memutus rantai penyebaran virus jika tidak banyak orang di area kerja.

4. Dampak Pada Politik


Selama pandemi Covid-19 banyak perubahan yang terjadi dalam sistem
pemerintahan. Pandemi COVID-19 menyebabkan malapetaka dalam sistem politik
beberapa negara, yang menyebabkan penangguhan pekerjaan legislatif, isolasi atau
kematian beberapa politisi, dan penundaan pemilihan karena takut akan penyebaran
virus.

D. Gejala Covid 19
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala
flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah
itu, gejalanya bisa hilang dan sembuh atau memburuk. Pasien COVID-19 dengan
gejala berat dapat mengalami demam tinggi, batuk berdahak, bahkan darah, sesak
napas, atau nyeri dada. Gejala ini terjadi saat tubuh bereaksi terhadap virus corona.
Secara umum, ada tiga gejala umum yang bisa mengindikasikan seseorang
terinfeksi virus corona, yaitu:

• Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)


• Batuk kering
• Sulit bernafas

Ada beberapa gejala lain yang dapat terjadi dengan infeksi virus corona,
tetapi gejalanya kurang umum yaitu:

• Diare
• Sakit kepala
• Konjungtivitis
• Hilangnya rasa
• Hilangnya penciuman (anosmia)
• Ruam pada di kulit

Gejala COVID-19 ini biasanya muncul dalam waktu 2 hari hingga 2 minggu
setelah pasien terpapar virus corona. Beberapa pasien yang terinfeksi virus corona
mungkin mengalami kekurangan oksigen tanpa gejala. Kondisi ini disebut hipoksia
bahagia.

E. Pencegahan Covid 19

Saat ini, Indonesia sedang menjalankan program vaksinasi COVID-


19 secara bertahap. Pada Juni 2022, data menunjukkan bahwa 96,6% dari populasi
divaksinasi pertama dan sekitar 80,91% divaksinasi kedua. Selain itu, 23,59%
penduduk menerima booster. Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk membangun
kekebalan terhadap virus corona. Vaksinasi juga ditujukan untuk mengembangkan
kekebalan kelompok. Ini dapat melindungi orang yang tidak dapat divaksinasi
karena kondisi medis tertentu, seperti: B. Reaksi alergi yang parah terhadap vaksin.
Untuk mencapai tujuan di atas, vaksin COVID-19 kini dapat diberikan kepada
anak-anak berusia 6 hingga 18 tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui. Di sisi lain,
orang dengan riwayat medis tertentu atau menderita kondisi medis tertentu dapat
divaksinasi, tetapi dengan izin dokter.

Vaksinasi adalah pertahanan terbaik melawan COVID-19. Namun, Anda


harus tetap menghindari faktor-faktor yang dapat menularkan virus corona kepada
Anda, seperti:

• Jaga jarak fisik. Artinya, jaga jarak lebih dari 1 meter dari orang lain dan
jangan keluar rumah kecuali ada keperluan yang mendesak.
• Pakailah masker saat bekerja di tempat umum atau di keramaian, seperti saat
berbelanja bahan makanan atau menghadiri kebaktian gereja pada hari libur.
• Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air, atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar
rumah atau di tempat umum.
• Jangan menyentuh mata, mulut atau hidung sebelum mencuci tangan.
• Meningkatkan daya tahan tubuh melalui pola hidup sehat seperti olahraga.
Misalnya makanan bergizi, olahraga teratur, istirahat yang cukup,
menghindari stres.
• Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang diduga positif
terinfeksi virus corona, atau orang yang demam, batuk, atau pilek.
• Jika batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung dengan tisu dan buang tisu
ke tempat sampah.
• Jaga kebersihan lingkungan dan rumah Anda, termasuk yang sering Anda
sentuh.

Buat orang yang diprediksi terserang COVID- 19( tercantum jenis suspek
serta probable) yang lebih dahulu diucap selaku ODP( orang dalam pemantauan)
ataupun PDP( penderita dalam pengawasan), terdapat sebagian langkah yang dapat
dicoba supaya tidak menularkan virus Corona ke orang lain, ialah:

• Lakukan isolasi mandiri dengan metode tinggal terpisah dari orang lain buat
sedangkan waktu. Apabila tidak membolehkan, pakai kamar tidur serta
kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
• Jangan keluar rumah, kecuali buat memperoleh penyembuhan.
• Hubungi pihak rumah sakit buat menjemput apabila indikasi yang kamu
alami meningkat berat.
• Larang orang lain buat mendatangi ataupun menjenguk Kamu hingga Kamu
betul- betul sembuh.
• Sebisa bisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang lagi
sakit.
• Hindari berbagi pemakaian perlengkapan makan serta minum,
perlengkapan mandi, dan peralatan tidur dengan orang lain.
• Pakai masker serta sarung tangan apabila lagi terletak di tempat universal
ataupun lagi bersama orang lain.
• Gunakan tisu buat menutup mulut serta hidung apabila batuk ataupun
bersin, kemudian lekas buang tisu ke tempat sampah.

F. Bisnis Rumah Sakit Di Indonesia


Sejak diterapkan kami hampir tidak pasti selama tiga bulan sejak Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasi Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-
19) sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Banyak rumah sakit di wilayah tersebut
tidak mampu mengatasi lonjakan pasien yang terinfeksi virus corona, tetapi jumlah
pasien menurun di sejumlah rumah sakit yang signifikan, terutama yang tidak
ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan COVID-19.
Perubahan yang begitu cepat di masa pandemi COVID-19 membutuhkan
respon yang cepat dari para top manager mengenai arah kelangsungan bisnis rumah
sakit agar tidak kolaps di masa pandemi. Apakah ada kebutuhan mendesak untuk
mengubah rencana anggaran RBA / 2020 karena kelangsungan bisnis diperkuat?
Dan apakah akan mengubah rencana bisnis strategis rumah sakit untuk beradaptasi
dengan situasi COVID-19 ke normal baru.
Berdasarkan permasalahan di atas, manajer puncak perlu memperkuat
organisasi dan organisasinya dengan mengelola pengetahuannya tentang COVID-
19 terkait prosedur operasional organisasi pembelajar (learning organization).
Learning Organization (LO) diketahui berasal dari berbagai literatur. Beberapa
definisi yang paling umum ditunjukkan pada gambar berikut. Senge (1990)
mendefinisikan LO sebagai proses yang memfasilitasi pembelajaran individu atau
kelompok, dan semakin sadar dan kolaboratif, untuk terus mengelola dan
menggunakan pengetahuan untuk mencapai tujuan organisasi Konversi ke berbagai
kemampuan.
Sedangkan itu, Marquardt( 2002) mendefiniskan LO selaku sesuatu
organisasi yang belajar secara kolektif serta bergairah, serta terus menerus
mentransformasikan dirinya pada pengumpulan, pengelolaan, serta pemakaian
pengetahuan yang lebih baik untuk keberhasilan industri/ lembaga. Di sisi lain,
Garvin( 1993) mempunyai pemikiran kalau suatu organisasi belajar merupakan
organisasi terampil membuat, mendapatkan, serta mentransfer pengetahuan, serta
buat memodifikasi sikap buat mencerminkan pengetahuan serta pengetahuan baru.
Definisi Garvin terhadap OL mengandalkan persyaratan, kalau sesuatu organisasi
wajib bisa penuhi persyaratan tersebut buat jadi organisasi yang belajar.
Tujuan pembelajar organisasi untuk Rumah sakit supaya bisa melakukan
misinya dengan baik di masa pandemik COVID- 19 serta bisa melanjutkan usaha
Rumah sakit di pasca pandemik. Berarti buat dikenal siapa saja yang sudah
melaksanakan Individual learning tentang COVID- 19 di Rumah sakit, misalnya
apakah Owner Rumah sakit/ Dewan Pengawas, Direksi Rumah sakit, Klinisi yang
menanggulangi COVID- 19( Dokter serta Perawat), Tenaga IT, Tenaga
Epidemiologis Rumah sakit serta lain-lain. Dan dari mana sumber belajarnya,
apakah berasal dari Forum Manajemen COVID- 19( Cochrane Indonesia), Jurnal-
jurnal ilmiah maupun dari Perhimpunan Profesi tiap- tiap. Perihal tersebut
dibutuhkan supaya manajemen Rumah sakit bisa dengan lekas membalikkan
kondisi dengan kilat, menanggulangi kesusahan keuangan dan menanggulangi
suasana tertekan.
Menguasai suasana pandemi dikala ini, dengan informasi empirik sepanjang
3 bulan terakhir yang dianalisis dengan bermacam pengetahuan baru menimpa
COVID- 19, ialah dengan sebagian persoalan selaku berikut dengan melaksanakan
evaluasi mandiri terhadap Rumah sakit menimpa: 1) apakah COVID- 19 ialah
ancaman buat Rumah sakit kita? 2) apakah hendak membahayakan business
continuity/ kelangsungan usaha Rumah sakit? 3) Gimana skenario yang dapat
terjalin di masa depan?
Buat itu, supaya di Rumah sakit lebih efisien serta siap mempertahankan
kelangsungan usaha serta mengalami the new wajar butuh melaksanakan prosesnya
dengan terlebih dulu memiliki hasrat dari owner serta Direksi Rumah sakit
bersepakat buat melaksanakan Learning and Development secara sistematis dalam
pandemik COVID- 19, Direksi Rumah sakit mengumpulkan orang- orang
pembelajar COVID- 19 dari bermacam profesi di Rumah sakit buat melaksanakan
organizational learning dan membentuk regu review rencana serta perencanaan,
disamping regu disaster yang telah tentu wajib terdapat di Rumah sakit.
Berdialog menimpa new wajar, ialah berasal dari sebutan dikala pasca krisis
finansial 2007- 2008, dimana sistem ekonomi yang wajar bertabiat baru. Bila
memandang new wajar pada manusia di masa COVID- 19 dikala ini hingga
mengacu pada pergantian sikap manusia sehabis pandemi ini, tercantum
menghalangi kontak ke orang-orang, semacam jabat tangan ataupun melindungi
jarak dari orang-orang. Tetapi bila berhubungan dengan new wajar baru di Rumah
sakit hingga hendak erat kaitannya gimana Rumah sakit beroperasi dalam tatanan
baru yang jadi wajar, misal dalam perihal pengecekan penderita di poli, pemakaian
telemedicine, pendanaan Rumah sakit tercantum dari BPJS serta filantropi,
pemakaian APD serta robotic maupun pelayanan homecare.
Berikut adalah langkah-langkah dalam proses pembelajaran yang dapat
dilakukan rumah sakit untuk membantu mereka bertahan menuju normal baru
selama COVID-9, yaitu:
1. Identifikasi masalah yang dihadapi rumah sakit selama pandemi ini yang dapat
mengancam kelangsungan rumah sakit (business continuity). Misalnya,
ancaman COVID-19, penurunan jumlah pasien tidak terinfeksi, keberlanjutan
klaim rumah sakit, dll.
2. Kumpulkan hasil belajar individu dan temukan solusinya dengan cara berikut:
a. Cari tahu tentang pengalaman rumah sakit yang sangat terbatas
terkait pandemi.
b. Pelajari tentang pengalaman dan praktik terbaik orang lain (yang
dapat dilakukan melalui artikel jurnal dan diskusi di Forum
Manajemen COVID-19), dan pelajaran dari tacit knowledge
3. Inovasi (pengembangan):
a. Identifikasi inovasi masa depan.
b. Misalnya, kami akan melakukan penelitian menggunakan
pendekatan khusus baru seperti menggunakan telemedicine di
rumah sakit, memperkuat dukungan untuk filantropi, memberikan
perawatan terkini untuk pasien COVID-19, dan memperkuat
perawatan di rumah.
4. Tinjauan rencana (saat ini membutuhkan persetujuan pemilik / dewan rumah
sakit)
a. RKA kemungkinan besar akan berubah tahun ini untuk menjaga
kelangsungan usaha.
b. Periksa peta jalan yang ada dan ajukan pertanyaan. Perlu
mencocokkan prediksi normal baru?
5. Pemberitahuan perubahan RBA dan rencana bisnis strategis
a. Berkomunikasi dengan semua anggota RS
b. Berkomunikasi dengan pengakuan kepentingan RS

Ketika sebuah RS melakukan langkah-langkah di atas, apakah dapat


dikatakan mempraktekkan prinsip Learning Organization? Hal ini dapat diketahui
jika organisasi anda terampil dalam menciptakan, memperoleh, mentransfer
pengetahuan dan berkomunikasi kepada semua anggota dan mengubah perilaku
untuk mencerminkan pengetahuan dan wawasan baru (David A. Garvin, 1993).
Dalam konteks COVID-19, organisasi yang berkualitas adalah organisasi yang
memenuhi syarat untuk memperoleh, menciptakan, dan berbagi pengetahuan
tentang COVID-19, dan mengubah perilaku rumah sakit untuk mencerminkan
pembelajaran dan wawasan baru untuk menjaga kelangsungan bisnis dan
mempersiapkan normalitas baru.
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

Kehidupan sosial adalah kehidupan yang di dalamnya terdapat unsur-unsur


sosial atau masyarakat, dan sebuah kehidupan disebut sebagai kehidupan ketika
terjadi interaksi antara satu individu dengan individu lainnya, maka terciptalah
komunikasi yang berkembang menjadi kebutuhan bersama. Dilihat dari apa yang
terjadi di lapangan, kehidupan sosial sangat erat kaitannya dengan berfungsinya
organisme dalam hal ini, seperti yang secara umum ada, yaitu kehidupan sosial di
perdesaan dan kehidupan sosial di perkotaan.

Masyarakat dapat disebut sistem sosial, Sistem merupakan bagian- bagian


yang berhubungan satu dengan yang lain, Sistem sosial terdiri atas tindakan-
tindakan sosial yang dilakukan individu sebagai anggota masyarakat yang saling
berinteraksi. Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 2020 Pasal 1,
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Pembatasan Sosial Berskala yaitu Untuk
mencegah penyebaran Covid-19, pembatasan aktivitas tertentu oleh warga di
wilayah yang diduga terjangkit Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) sangat baik.

Pelaksanaan kebijakan PSBB di Kota Padang, salah satu daerah yang


menerapkan kebijakan tersebut, berpedoman pada peraturan Wali Kota Padang
Nomor 32 Tahun 2020 Pasal 7 yang merujuk pada Peraturan Pemerintah RI Nomor
21 Tahun 2020 Pasal 4, Artinya, batasi sebagai berikut: Di industri pabrik, jumlah
karyawan yang diberhentikan (PHK), produksi menurun karena pulang dari
perusahaan, dan banyak orang yang menganggur dari pukul 08.00 hingga 20.00
mempersingkat jam kerja menjadi pukul 20.008.00 hingga pukul 15.00WIB.

Banyak rumah sakit di wilayah tersebut tidak mampu mengatasi lonjakan


pasien yang terinfeksi virus corona, tetapi jumlah pasien menurun di sejumlah
rumah sakit yang signifikan, terutama yang tidak ditetapkan sebagai rumah sakit
rujukan COVID-19. Perubahan yang begitu cepat di masa pandemi COVID-19
membutuhkan respon yang cepat dari para top manager mengenai arah
kelangsungan bisnis rumah sakit agar tidak kolaps di masa pandemi. Sedangkan itu,
Marquardt( 2002) mendefiniskan LO selaku sesuatu organisasi yang belajar secara
kolektif serta bergairah, serta terus menerus mentransformasikan dirinya pada
pengumpulan, pengelolaan, serta pemakaian pengetahuan yang lebih baik untuk
keberhasilan industri/ lembaga.

Berarti buat dikenal siapa saja yang sudah melaksanakan Individual learning
tentang COVID- 19 di Rumah sakit, misalnya apakah Owner Rumah sakit/ Dewan
Pengawas, Direksi Rumah sakit, Klinisi yang menanggulangi COVID- 19( Dokter
serta Perawat), Tenaga IT, Tenaga Epidemiologis Rumah sakit serta lain-lain.
Identifikasi masalah yang dihadapi rumah sakit selama pandemi ini yang dapat
mengancam kelangsungan rumah sakit (business continuity). Hal ini dapat
diketahui jika organisasi anda terampil dalam menciptakan, memperoleh,
mentransfer pengetahuan dan berkomunikasi kepada semua anggota dan mengubah
perilaku untuk mencerminkan pengetahuan dan wawasan baru (David A. Dalam
konteks COVID-19, organisasi yang berkualitas adalah organisasi yang memenuhi
syarat untuk memperoleh, menciptakan, dan berbagi pengetahuan tentang COVID-
19, dan mengubah perilaku rumah sakit untuk mencerminkan pembelajaran dan
wawasan baru untuk menjaga kelangsungan bisnis dan mempersiapkan normalitas
baru.
DAFTAR PUSTAKA

Nurmasari, A. (2021). 622017041_Bab I_Sampai_Daftar Pustaka. Kehidupan


Sosial Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 Dilihat Dari Prrespektif
PAI Di Desa Pasir Putiih, 1–31.

Trisnantoro, L. (2000). Strategi Rumah Sakit dan Etika Bisnis. Aspek Strategis
Manajemen Rumah Sakit, 365–379.

Tim May, Malcolm Williams, Richard Wiggins, and P. A. B. (2021). No 主観的


健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分
散構造分析 Title. 1996, 6.

Becker, F. G., Cleary, M., Team, R. M., Holtermann, H., The, D., Agenda, N.,
Science, P., Sk, S. K., Hinnebusch, R., Hinnebusch A, R., Rabinovich, I.,
Olmert, Y., Uld, D. Q. G. L. Q., Ri, W. K. H. U., Lq, V., Frxqwu, W. K. H.,
Zklfk, E., Edvhg, L. V, Wkh, R. Q., … )2015( .‫ ح‬,‫فاطمی‬. No 主観的健康感
を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造
分析 Title. Syria Studies, 7(1), 37–72.
https://www.researchgate.net/publication/269107473_What_is_governance/li
nk/548173090cf22525dcb61443/download%0Ahttp://www.econ.upf.edu/~re
ynal/Civil wars_12December2010.pdf%0Ahttps://think-
asia.org/handle/11540/8282%0Ahttps://www.jstor.org/stable/41857625

Widya Astari, D., Noviantani, A., & Simanjuntak, R. (2021). Kepuasan Pasien
terhadap Mutu Pelayanan Keperawatan di Era Pandemi Covid-19 di Rumah
Sakit Mata Cicendo. Journal of Hospital Accreditation, 03(1), 34–38.
http://jha.mutupelayanankesehatan.net/index.php/JHA/article/view/79

KEMENKES RI. (2021). Pedoman pelayanan Rumah Sakit.

https://smk-akpelni.sch.id/dampak-covid-19-bagi-kehidupan/
https://www.alodokter.com/virus-corona
Lampiran plagiasime

Anda mungkin juga menyukai