Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Neki (20210301123)
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Kegiatan Ekonomi Kesehatan Di Era Pandemi Covid-19” ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam
mata kuliah Ekonomi Kesehatan. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca
2
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 6
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 7
BAB II .......................................................................................................................................... 8
2.1 Dampak COVID – 19 Terhadap Kegiatan Ekonomi di Sektor Kesehatan ................................ 8
2.2 Kegiatan Produksi Barang dan Jasa di Era Pandemi COVID-19 ............................................. 15
2.3 Kegiatan Konsumsi Barang dan Jasa di Era Pandemi COVID-19 ........................................... 16
2.4 Kegiatan Distribusi Barang dan Jasa di Era Pandemi COVID-19 ............................................ 16
2.5 Permasalahan Kegiatan Ekonomi Kesehatan di Era Pandemi COVID – 19 ........................... 18
2.6 Upaya Menanggulangi Permasalahan Kegiatan Ekonomi Kesehatan di Era Pandemi ......... 20
2.7 Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatur Kegiatan Ekonomi kesehatan di Era Pandemi
COVID –19 ......................................................................................................................................... 21
BAB III ....................................................................................................................................... 24
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 24
3
BAB I
PENDAHULUAN
Covid-19 atau yang lebih dikenal sebagai corona virus telah menyita perhatian
publik sejak kemunculannya terdeteksi di Tiongkok untuk kali pertama di awal tahun
2020. Metode penularannya yang cepat dengan dampak penyebaran yang pesat dengan
tempo yang singkat menyebabkan penyakit ini sangat diwaspadai dan memberikan efek
kejut yang meluas dari berbagai aspek. Salah satunya dari aspek kesehatan dan
epidemiologis terlihat pada banyaknya korban yang terdampak, ribuan jiwa meninggal
dunia tidak terpengaruh pada usia ataupun lokasi kejadian. Akibat virus ini
membuatnya menjadi pusat perhatian banyak negara, termasuk Indonesia. Pandemik
covid-19 terbukti telah memberikan tekanan pada kondisi ekonomi dan sosial di
Indonesia sejak akhir tahun 2019.
Dampak ekonomi ini berdampak luas di seluruh wilayah Indonesia.
Perekonomian masing-masing daerah terancam, ditambah dengan kondisi daerah yang
lebih buruk dari sebelumnya. Karena hal tersebut, pemerintah Indonesia langsung
mengambil langkah agresif agar angka penyebaran bisa ditekan semaksimal mungkin
melalui program vaksinasi wajib bagi seluruh warga ditambah dengan pemantauan
vaksinasi yang dihubungkan dengan aplikasi berbasis pada nomor kependudukan
menyebabkan vaksinasi mencapai sasaran yang tepat dalam proses pencegahan
penularan yang optimal melalui Herd Immunity
Dampak ini meluas juga karena pengaruhnya melibatkan sektor vital dalam
masyarakat untuk bertahan hidup. Dengan berbagai regulasi dari pemerintah untuk
menekan korban jiwa , maka pembatasan sosial berskala nasional berdampak langsung
pada usaha bertahan hidup masyarakat yang melakukan kegiatan ekonomi berdasarkan
kegiatan interaksi langsung seperti : pasar, toko kelontong, sekolah, pedagang keliling
dan yang lannya. Dengan kekhawatiran yang tinggi dari masyarakat menyebabkan daya
beli juga menurun.
Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini memberikan dampak terhadap
berbagai sektor. Pada tataran ekonomi global, pandemi COVID-19 memberikan
4
dampak yang sangat signifikan pada perekonomian dan perdagangan. Laporan
Organisation for economic Co-operation and Development (OECD) menyebutkan
bahwa pandemi ini berimplikasi terhadap ancaman krisis ekonomi besar yang ditandai
dengan terhentinya aktivitas produksi di banyak negara, jatuhnya tingkat konsumsi
masyarakat, hilangnya kepercayaan konsumen, jatuhnya bursa saham yang pada
akhirnya mengarah kepada ketidakpastian. Aknolt Kristian Pakpahan menyebutkan ada
tiga implikasi bagi Indonesia terkait pandemi COVID-19 ini yakni sektor pariwisata,
perdagangan, dan investasi.
Virus COVID-19 berjalan ke rumah kita melalui pintu depan sebagai
monster yang tidak asing, monster yang tidak asing itu adalah wabah yang merupakan
hasil dari cara kerja sistem ekonomi kita saat ini. Itu mengapa, monster tersebut tampak
akrab, mereka berjalan melalui pintu depan layaknya para tamu yang hendak singgah
kerumah kita. Alih-alih membawa kabar gembira, para tamu itu justru membawa kabar
buruk bagi masa depan umat manusia. Kabar buruk yang dibawa ada dua hal, pertama
bahwa cara kerja sistem ekonomi kita ini mendororng semakin dekatnya wabah ke
kehidupan manusia; kedua, sistem berbasis pada dorongan akumulasi ini telah merusak
kekebalan tubuh sosial (dampaknya ke kebalan tubuh individual), sehingga menjadikan
keberadaan wabah semakin berbahaya.
Kajian yang dibuat oleh Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa
pandemi COVID-19 memberikan implikasi negatif bagi perekonomian domestik
seperti penurunan konsumsi dan daya beli masyarakat, penurunan kinerja perusahaan,
ancaman pada sektor perbankan dan keuangan, serta eksistensi UMKM.4 Pada aspek
konsumsi dan daya beli masyarakat, pandemi ini menyebabkan banyak tenaga kerja
berkurang atau bahkan kehilangan pendapatannya sehingga berpengaruh pada tingkat
konsumsi dan daya beli masyarakat terutama mereka yang ada dalam kategori pekerja
informal dan pekerja harian. Sebagian besar masyarakat sangat berhati-hati mengatur
pengeluaran keuangannya karena ketidakpastian kapan pandemi ini akan berakhir. Hal
ini menyebabkan turunnya daya beli masyarakat akan barangbarang konsumsi dan
memberikan tekanan pada sisi produsen dan penjual. Pada aspek perusahaan, pandemi
ini telah mengganggu kinerja perusahaanperusahaan terutama yang bergerak dalam
sektor perdagangan, transportasi, dan pariwisata. Kebijakan social distancing yang
kemudian diubah menjadi physical distancing dan bekerja dari atau di rumah
berdampak pada penurunan kinerja perusahaan yang kemudian diikuti oleh pemutusan
5
hubungan kerja. Bahkan ada beberapa perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan
akhirnya memilih untuk menutup usahanya.
Dalam situasi pandemi ini, masalah-masalah juga semakin meluas jika
dikaitkan dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang
diterapkan di beberapa wilayah di Indonesia. Dalam rangka Percepatan Penanganan
COVID-19, PSBB meliputi pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu
wilayah yang diduga terinfeksi COVID-19 termasuk pembatasan terhadap pergerakan
orang dan/atau barang untuk satu provinsi atau kabupaten/kota tertentu untuk mencegah
penyebaran COVID- 19. Pembatasan tersebut paling sedikit dilakukan melalui
peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan/atau
pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Ditakutkan dengan adanya PSBB,
aktivitas ekonomi terutama produksi, distribusi, dan penjualan akan mengalami
gangguan yang pada akhirnya berkontribusi semakin dalam pada kinerja pelaku usaha
dan perekonomian nasional.
6
1.3 Tujuan
7
BAB II
PEMBAHASAN
Dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik positif ataupun
negatif. Pandemi ini membawa dampak yang mendisrupsi tatanan yang sudah ada
dalam kehidupan sehari – hari selama ini. Karena faktor keterbiasaan sehingga pola
disrupsi ini merubah tatanan yang ada.
Disrupsi sendiri berarti tercabut dari akarnya. Sehingga pola yang benar benar
baru harus dilakukan setiap harinya selama masa pandemik berlangsung. Hal ini
tercermin dari berbagai aspek.
Di dunia pendidikan siswa yang biasa bertatap muka dengan pengajarnya
harus dibiasakan dengan pembelajaran online, sehingga pemahaman akan berubah serta
menyebabkan peningkatan stressor dalam cara belajar karena terpengaruh jaringan,
kemampuan gawai dan banyaknya gangguan sekitar.
Dampak ini juga berlangsung hingga masa kelulusan yang menyebabkan
kelulusan tidak diserap langsung oleh dunia kerja karena turunnya tingkat daya beli
akbat fokus kepada kesehatan dan kekhawatiran keberlangsungan usaha di masa
pandemi.
Sehingga ketika sektor usaha mulai melemah, secara tidak langsung sektor
kesehatan terdampak paling besar karena penularan COVID - 19 yang sangat pesat.
Tidak hanya kesehatan fisik, kesehatan mental justru mendapat tekanan terbesar karena
kecemasan, kekhawatiran, meningkatnya pengangguran dan pemutusan hubungan
kerja karena perusaahaan tidak mampu membiayai secara operasional. Tanggungan
kesehatan menjadi berlebihan . Ketika dana asuransi mandiri tidak mampu mencukupi
kebutuhan pelayanan kesehatan, masyarakat pun beralih ke dana kesehatan yang
dikelola pemerintah melalui BPJS. Dengan peningkatan masif penggunanya maka
menjadikan pemerintah menggunakan berbagai regulasi untuk menekan penyebaran
COVID – 19 sebelum mencapai titik tertinggi penggunaan dana kesehatan negara.
8
2.1.1. Dampak Negatif Covid-19 Terhadap Kegiatan Ekonomi di Sektor Kesehatan.
Ketika pandemi Covid-19 berlangsung, masyarakat merasa khawatir untuk pergi ke rumah
sakit. Tidak sedikit pasien berpenyakit kronis selama pandemi menunda perawatan. Hal ini
tentunya akan berdampak buruk melihat keadaan pandemi yang belum berakhir. Dampak
lainnya adalah rumah sakit mengalami penurunan performa sampai 80%, bahkan ada beberapa
diantaranya yang kolaps. Hal ini yang kemudian membuat Rumah Sakit cepat merespon
dengan melakukan adaptasi.
Penurunan ini disebabkan karena masyarakat khawatir tertular Covid-19 jika datang ke Rumah
Sakit untuk berobat, jumlah pasien khususnya yang rawat jalan mengalami penurunan akibat
banyak pasien yang ragu datang ke rumah sakit
Sebagian Rumah Sakit menambah kapasitas ruang rawat pasien Covid-19 sehingga ruang rawat
pasien non-Covid-19 berkurang.
Penanganan Pandemi
Pemerintah telah menanggung biaya perawatan pasien Covid-19, memberikan vaksinasi gratis,
menyediakan obat-obatan. Adanya pembatasan kegiatan, penyesuaian kebijakan dilakukan
dengan menambah untuk kenaikan klaim pasien, Penyediaan obat dan oksigen, RS Darurat,
Percepatan Vaksinator dan diperketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM).
Perlindungan Sosial
Tambahan Bansos Tunai, Tambahan Kartu Sembako, Bantuan Beras, Perpanjangan Diskon
Listrik, Perpanjangan Subisidi Kuota, Tambahan Pra Kerja, serta Bantuan Subsisi Upah (BSU).
Tujuan Perlindungan sosial untuk memberikan bantuan perekonomian pada kelompok
9
masyarakat termiskin dan menghambat kenaikan tingkat kemiskinan dengan menjaga tingkat
konsumsi kelompok termiskin sebagai penyokong pertumbuhan ekonomi.
Dukungan UMKM
Menyiapkan tambahan BPUM, Bantuan PKL sebagai intervensi program dukungan UMKM
diharapakan akan membuat para penerima dukungan dapat bertahan selama pandemi dan
pembatasan kegiatan.
Pada jasa angkutan barang moda udara, jasa angkutan moda barang laut, jasa angkutan
truk peti kemas (container), jasa angkutan truk ekspor/import, jasa angkutan bahan baku
industri manufaktur, jasa kegiatan bongkar muat (stevedoring), jasa kegiatan customs dan port
clearance, dan jasa kegiatan depo peti kemas (Kontainer), jasa pergudangan bahan baku impor
dan berikat, jasa kegiatan logistik lainnya berkaitan dengan transaksi Bisnis to Bisnis (B to B).
10
2.1.2. Dampak Positif Covid-19 Terhadap Kegiatan Ekonomi di Sektor Kesehatan.
Hand Sanitizer
Hand sanitizer merupakan salah satu pembersih tangan yang bisa membasmi
virus atau bakteri. Pembersih tangan ini menjadi barang yang selalu dibawa oleh
masyarakat untuk mencegah penularan COVID-19.
Itulah mengapa banyak yang melihat peluang usaha hand sanitizer ini bisa
berkembang di masa pandemi. Terlebih permintaan konsumen yang terus
meningkat membuat ketersediaan hand sanitizer di awal-awal pandemi berkurang
dan langka.
Menurut perusahaan kesehatan asal New York, Amerika Serikat, produk hand
Baju Hazmat
Pakaian Hazmat (Hazardous Materials atau bahan-bahan berbahaya) dikenal
juga dengan nama pakaian dekontaminasi, adalah perlengkapan perlindungan
pribadi yang terdiri dari bahan yang impermeabel dan digunakan untuk proteksi
melawan material berbahaya termasuk patogen, kuman dan penyakit berbahaya
lainnya agar tidak mencapai bagian dalam tubuh manusia yang rentan. Selama masa
pandemi covid-19 terjadi peningkatan atau kenaikan APD salah satunya ialah baju
hazmat.
11
Maka dari itu pemerintah mengajak Masyarakat untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat untuk tetap produktif dengan mengajak masyarakat
untuk membantu para medis dengan memproduksi pakaian hazmat. Dengan
mengapresiasi hasil hazmat suit dari Industri Kecil Menengah (IKM) pemerintah
berharap produksi pembuatan pakaian hazmat membuka lapangan kerja baru bagi
masyarakat. Dengan demikian, perekonomian masyarakat yang melemah akibat
dampak pandemi covid-19 dapat terselamatkan dan memberikan penghidupan baru
bagi masyarakat.
Alat Kesehatan
Berjualan alat kesehatan ini juga menjadi usaha yang booming saat pandemi.
Dalam skala kecil, mulailah dengan berjualan masker, hand sanitizer, termometer,
dan alat kesehatan yang sifatnya untuk perlindungan pribadi.
Jika memiliki modal dan jaringan bagus, bisa memulai bisnis untuk
pengadaan/suplai alat kesehatan untuk rumah sakit, klinik, perkantoran, dan
sebagainya.
12
Kuliner Online
Ini menjadi jawaban untuk orang yang sibuk bekerja, tidak sempat memasak, tetapi
ingin tetap aman dengan menjaga kontak fisik dari banyak orang.
Maka mulailah berjualan makanan online. Manfaatkan platform jasa pengantaran
sebagai sarana distribusi makanan yang dijual.
13
Begitu juga swasta yang akan partisipasi dalam peningkatan tes PCR yang kerja sama
dengan Kemenkes dan juga dengan BUMN.
Pada semester 1 tahun 2021, perseroan telah melaksanakan 118.865 tes PCR
atau tes Covid-19 atau tumbuh 713 persen dari semester 1 tahun 2020 sebanyak 14.619
tes.
Di tengah situasi ini, muncul kabar dugaan terkait pejabat pemerintah memiliki
hubungan dengan perusahaan yang berbisnis PCR. Kasus Covid-19 masih terus
bertambah. Belakangan makin banyak perusahaan dan kantor swasta yang mengajukan
pemintaan testing. Imbasnya, sejak awal bulan ini permintaan jumlah tes Covid-19 di
sejumlah rumah sakit pun meningkat drastis. Kenaikan jumlah tes juga terpantau di RS
PHC Surabaya. Mulai 1–8 Februari, tercatat ada sebanyak 5.644 orang yang melakukan
tes Covid-19 di faskes tersebut. Angka itu naik 150 persen jika dibandingkan dengan
bulan sebelumnya. Kenaikan uji usap diprediksi masih terus terjadi. Sebab, tren kasus
Covid-19 sedang meningkat. Peningkatan juga terjadi seiring kenaikan mobilitas dan
aktivitas bepergian yang dilakukan pelaku usaha.
bukan hanya layanan drive-thru yang disiapkan rumah sakit. Faskes juga menyiapkan
mobil laboratorium untuk mengantisipasi lonjakan permohonan tes. Selain itu, ada
layanan home care untuk memudahkan pasien lanjut usia (lansia) atau sakit.
14
membuat industri perhotelan sedikit bernafas,pemerintah.Bahkan, konsumsi lain dan
layanan binatu juga ditanggung.
Berjualan alat kesehatan ini juga menjadi usaha yang booming saat
pandemi. Dalam skala kecil, mulailah dengan berjualan masker, hand
sanitizer yang sifatnya untuk perlindungan pribadi.
Jika memiliki modal dan jaringan bagus, bisa memulai bisnis untuk
pengadaan/suplai alat kesehatan untuk rumah sakit, klinik, perkantoran,
dan sebagainya
15
2.3 Kegiatan Konsumsi Barang dan Jasa di Era Pandemi COVID-19
16
nasional (KPC-PEN). Penetapan jumlah sasaran per kelompok penerima
vaksin untuk tingkat provinsi dan kabupaten/kota akan menjadi dasar dalam
penentuan alokasi serta distribusi vaksin dan logistik vaksinasi dengan juga
mempertimbangkan cadangan sesuai kebutuhan
17
2.5 Permasalahan Kegiatan Ekonomi Kesehatan di Era Pandemi COVID – 19
18
Kabar masuknya Corona Virus berimbas pada kenaikan harga dan
kelangkaan sejumlah barang di Indonesia. Kabar masuknya corona ini membuat
masyarakat panik. Sejumlah barang diborong. Alhasil beberapa item barang
menjadi langka dan sulit ditemukan. Tak hanya itu saja, harga sejumlah barang
juga menjadi makin mahal. Contoh :
1. Masker Penjualan masker semakin langka semenjak virus corona merebak
di China. Kala itu, China membutuhkan banyak masker dan meminta
Indonesia mengekspor masker ke negaranya.
2. Hand Sanitizer Harga jual berbagai merek Sanitizer atau cairan pembasmi
kuman melonjak tajam hingga lebih dari tiga kali lipat.
3. Harga Rempah-Rempah Naik Semenjak Guru Besar Biologi Molekuler
Unair Chaerul Anwar Nidom mengusulkan sejumlah rempah untuk menangkal
virus, kini harga rempah-rempah makin melambung. Rempah-rempah itu,
seperti jahe, kunyit dan temulawak.
Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang besar pada ekonomi dan
seluruh sektor kehidupan masyarakat. Virus yang tengah mewabah di
masyarakat ini tidak hanya menyebabkan ribuan orang kehilangan nyawa,
namun juga menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi. Menurunnya
pertumbuhan ekonomi pada masa pandemi secara khusus disebabkan oleh daya
beli masyarakat yang melemah karena pendapatannya menurun. Adanya
19
pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun pengurangan gaji tentunya membuat
masyarakat lebih berhati-hati dalam mengelola pendapatannya.
Dampak dari pandemi Covid-19 melemahnya daya beli masyarakat secara luas
sehingga pemerintah mengambil tindakan dalam pengendalian COVID-19 yang
dikaitkan dengan ilmu ekonomi.
a. Membuka lapangan kerja untuk pembuatan APD dan Alkes produk dalam
Negeri
Di tengah wabah virus Corona atau Covid-19 yang melanda berbagai
wilayah Indonesia, permintaan kebutuhan APD dan masker melonjak drastis karena
diyakini dapat melindungi diri dari penularan virus covid-19. Hal ini disadari betul
oleh pelaku usaha UMKM konveksi untuk memproduksi alat APD dan masker kain
yang bisa dicuci ulang dalam jumlah besar guna memenuhi kebutuhan pasar dalam
negeri. Sektor ini mempunyai beberapa peluang atau keuntungan yang menjanjikan.
Saat pandemi corona masih berlangsung di berbagai daerah Indonesia, tentu
kebutuhan APD dan masker akan terus meningkat karena kekhawatiran masyarakat
terhadap virus covid-19 mengingat sifat penularannya begitu cepat. Keuntungan
yang didapat terjaganya kelangsungan bisnis bagi pelaku usaha APD dan masker,
sehingga menutup kemungkinan terjadinya PHK bagi para pekerjanya.
20
b. Diberlakukannya Sanksi terhadap pelaku penimbunan barang yang
mengakibatkan kelangkaan product sehingga menyebabkan di tengah
masyarakat panic buying
Saat ini pemerintah menetapkan regulasi akibat penimbunan produk langka
Penimbunan barang terhadap kebutuhan pokok serta penting seperti kebutuhan
masker ditengah wabah merupakan pelanggaran pasal 107 UU nomor 7 Tahun 2014
tentang perdagangan
2.7 Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatur Kegiatan Ekonomi kesehatan di Era Pandemi
COVID –19
21
1. Rp65,8 triliun untuk belanja penanganan kesehatan:
Alat kesehatan (APD, test kit, reagen, ventilator, hand sanitizer, dll)
Sarana dan prasarana kesehatan, antara lain upgrade 132 rumah sakit rujukan bagi
penanganan pasien Covid-19, termasuk Wisma Atlet;
Dukungan SDM.
4. Rp3 triliun dialokasikan ke subsidi iuran untuk penyesuaian tarif Pekerja Bukan
Penerima Upah dan Bukan Pekerja sesuai Perpres 75 tahun 2019.
6. Pemberian fasilitas pajak terhadap barang dan jasa yang diperlukan dalam
penanganan pandemi Covid-19:
22
PPN ditanggung pemerintah bagi badan/instansi pemerintah, rumah sakit rujukan,
atau pihak lain yang ditunjuk untuk membantu penanganan COVID-19 atas impor,
perolehan, dan/atau pemanfaatan barang dan jasa untuk penanganan COVID-19,
berlaku April s.d. September 2020.
Pembebasan PPh 22 Impor dan/atau PPh 22 atas impor dan/atau pembelian barang
untuk penanganan COVID-19 yang dilakukan oleh badan/instansi pemerintah,
rumah sakit rujukan, atau pihak lain yang ditunjuk untuk membantu penanganan
COVID-19, berlaku April s.d. September 2020.
Pembebasan PPh 22 atas penjualan barang untuk penanganan COVID-19 kepada
badan/instansi pemerintah, rumah sakit rujukan, atau pihak lain yang ditunjuk untuk
membantu penanganan COVID-19, berlaku April s.d. September 2020.
Pembebasan PPh 21 kepada WP orang pribadi dalam negeri yang menerima
imbalan dari badan/instansi pemerintah, rumah sakit rujukan, atau pihak lain yang
ditunjuk atas jasa penanganan COVID-19.
Pembebasan PPh 23 kepada WP badan dalam negeri dan bentuk usaha yang
menerima imbalan dari badan/instansi pemerintah, rumah sakit rujukan, atau pihak
lain yang ditunjuk atas jasa teknik, manajemen, konsultan, atau jasa lain yang
diperlukan dalam penanganan COVID-19, berlaku April s.d. September 2020.
7. Relaksasi ketentuan impor alat kesehatan untuk keperluan penanganan COVID-
19 berupa pembebasan dari kewajiban izin edar atau Special Access Scheme (SAS).
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
24
Dari dampak tersebut sehingga Munculnya Masalah Ekomomi Khusunya di
Era Covid 19 Sehingga Pemerintah Mengeluarkan berbagai Upaya dan Kebijakan yang
harus di Patuhi Masyarakat Agar Ekonomi Berjalan
25
DAFTAR PUSTAKA
https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/dampak-covid19-terhadap-kesehatan-mental-
remaja-
https://news.unair.ac.id/2022/01/03/kesehatan-mental-masyarakat-indonesia-saat-
pandemi-covid-19-di-media-online/?lang=id
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220513/2739835/pandemi-
covid-19-memperparah-kondisi-kesehatan-jiwa-masyarakat/
https://tirto.id/enam-bulan-covid-19-ri-sektor-kesehatan-ekonomi-masih-buruk-f3eu
https://health.detik.com/detiktv/d-5917048/covid-19-meningkat-warga-jakarta-
kesulitan-cari-rumah-sakit
https://www.sehatq.com/telemed
https://www.k24klik.com/?gclid=Cj0KCQjwzqSWBhDPARIsAK38LY_O-
RMIc00q1huV3adawWrS6KZF5qSh2FIklVPI3aKWQMGGBTUOah0aAqz-
EALw_wcB
https://www.ugm.ac.id/id/berita/22383-peran-apotek-komunitas-di-masa-pandemi
https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-
pendukung/Archivelago/Makalah%20Jabfung/Kebijakan%20Refocussing%20Dan%2
0Realokasi%20Anggaran%20Tahun%20Anggaran%202021%20Serta%20Pengaruhn
ya%20Dalam%20Meningkatkan%20Perekonomian%20Indonesia%20Akibat%20Da
mpak%20Pandemi%20Covid-19.pdf
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jppmr/article/download/32034/25810
https://www.iainpare.ac.id/dampak-pandemi-covid-19-stimulus-di-tengah-krisis-
ekonomi-global/
https://maritim.go.id/menko-luhut-kebijakan-penanganan-pengendalian-pandemi-
covid-19/
https://ekon.go.id/publikasi/detail/3179/pertimbangkan-semua-aspek-pemerintah-
terus-mendorong-upaya-pengendalian-laju-covid-19
https://egsa.geo.ugm.ac.id/2022/02/27/portal-informasi-yang-terintegrasi-sistem-
informasi-geografis-sebagai-solusi-permasalahan-ekonomi-dan-kesehatan-di-masa-
pandemi-covid-19/
26
https://dpmptsp.bantenprov.go.id/public/Berita/topic/541
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20220308155659-303-768347/peluang-
pembayaran-digital-selama-pandemi
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/Independen/article/view/7348/4760
https://setda.tulungagung.go.id/bupati-serahkan-bantuan-apd-kepada-tenaga-
kesehatan/
https://mail.journal.unjani.ac.id/index.php/jkwk/article/view/96
https://tribratanews.jombang.jatim.polri.go.id/08/04/2022/peran bhabinkamtibmas-
dampingi-vaksinasi-covid-19/
https://rechtsvinding.bphn.go.id/ejournal/index.php/jrv/article/view/622
https://bengkuluprov.go.id/antisipasi-kelangkaan-masker-pemprov-bengkulu-
lakukan-produksi-melalui-blk/
http://e-journal.undikma.ac.id/index.php/jpu/article/view/2550
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/26/13295541/rumah-sakit-di-jakarta-
penuh-wisma-atlet-kesulitan-rujuk-pasien-covid-19?page=all
http://jurnalmahasiswa.umsu.ac.id/index.php/jimeis/article/view/1734
https://katadata.co.id/agustiyanti/finansial/622f170fb6c89/biaya-perawatan-pasien-
covid-19-tembus-rp-100-t-pada-2021
http://eprints.unram.ac.id/21730/
STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI WABAH
COVID-19 DARI PERSPEKTIF EKONOMI Saleha Mufida1 , F.G. Cempaka Timur
2 , Surryanto Djoko Waluyo 3
Nur’aini, E. D., Wahyuni, S., & Widodo, J. (2019). Strategi Saluran Distribusi Obat Tradisional
Pada PT Karya Pak Oles Tokcer. JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan, Ilmu Ekonomi dan Ilmu Sosial, 13(2), 55.
https://www.suara.com/bisnis/2021/07/18/124931/berlomba-banting-harga-
menjamurnya-bisnis-tes-covid-di-jakarta-jadi-ladang-cuan-baru?page=all
https://money.kompas.com/read/2020/10/06/050800026/dampak-pandemi-covid-
19-pemerintah-akui-daya-beli-masyarakat-melemah
https://ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/peluang-pasar-produk-apd-dan-nilai-
ekspor/
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4219278/bisnis-apd-dan-alkes-menjanjikan-
cuan-di-tengah-wabah-corona
27
28