Anda di halaman 1dari 17

UJIAN TENGAH SEMESTER

Genap 2021/2022

Mata Kuliah :
PEREKONOMIAN INDONESIA
DR.Dra.Ec.Rina Sulistiyani,M.M,
Dinamika Ketenaga Kerjaan dan Pengangguran Indonesia Di Era Pandemi Covid-19

Nama : Anisa Aniatus Soleha


NIM : 202011330009
Jurusan : Akuntansi
Kelas : Pagi

Universitas DR.SOETOMO
Surabaya
Mei, 2022
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-
NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "Dinamika Ketenaga
Kerjaan dan Pengangguran Indonesia Di Era Pandemi Covid-19 " dengan baik.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja yang perlu
dipelajari tentang ketenagakerjaan dan melihat dinamika kondisi pengangguran pada era
pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini,

Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memfasilitasi, memberi
masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada waktunya. Semoga
dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang berlimpah.

Meski saya telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup kemungkinan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
dosen.

Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat menambah referensi keilmuan masyarakat.

Surabaya, Mei 2022

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... iii
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2. Tujuan ..................................................................................................................................... 2
1.3. Manfaat ................................................................................................................................... 2
BAB II PERMASALAHAN ................................................................................................ iv
2.1. Dampak Covid-19 Bagi Ekonomi Indonesia ......................................................................... 3
2.2. Dampak Covid-19 Terhadap Tingkat Penganggura dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pandemi ......................................................................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................................... v
3.1. Dampak Covid-19 Terhadap Tenaga Kerja Di Indonesia ...................................................... 7
3.2. Perlindungan Sosial Untuk Pekerja Rentan Covid-19 Terhadap Tenaga Kerja DiIndonesia . 8
3.3. Potensi Dan Permasalahan Tenaga Kerja Dan Pengangguran Di Indonesia.......................... 10
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... vi
4.1. Kesimpulan ............................................................................................................................. 12
4.2. Saran .......................................................................................................................................12
BAB V DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... vii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pandemi virus COVID-19 telah menyebabkan berbagai macam persoalan serius di
seluruh lini sektor kehidupan masyarakat. Mulai dari persoalan ekonomi, sosial, politik, hingga
ketenagakerjaan.
Di Indonesia pun, wabah pandemi virus COVID-19 “telah memaksa pemerintah” untuk
mengeluarkan kebijakan khusus dengan menghimbau penghentian sementara aktivitas-
aktivitas yang menimbulkan kerumunan, seperti aktivitas pendidikan di sekolah, pekerjaan di
perusahaan, kegiatan di ruang umum, hingga keagamaan di rumah ibadah.
Tak hanya membawa pengaruh bagi kesehatan dan pendidikan, namun wabah ini juga
berdampak bagi perekonomian di Indonesia yang dimana ekonomi terhitung sebagai hal
penting yang sebagai terjadinya kelancaran dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan
masyarakatnya. Turunnya perekonomian di Indonesia ini mengakibatkan naiknya angka
penggangguran dan kemiskinan. Hal ini terjadi karena kurangnya pemasukan dari perusahaan
maupun dunia pekerjaan lainnya, yang mengakibatkan penghasilan dari perusahaan tersebut
menurun sehingga perusahaan dinilai kurang mampu untuk membiayai atau memberi upah
terhadap karyawan atau pekerjanya.
Penyebab dari hal ini juga membuat sejumlah perusahaan mengurangi jumlah karyawannya
karena menghindari untuk kerugian berskala besar yang akan mengakibatkan perusahaan
tersebut mengalami kebangkrutan. Dikutip dari pernyataan Suharso yang mengikuti rapat kerja
dengan komisi XI DPR-RI pada Senin 22 Juni 2020, mengungkapkan bahwa sektor yang paling
banyak kehilangan pekerja adalah sektor perdaagangan, industry manufaktur, kontruksi, jasa
perusahaan, dan akomodasi serta makanan dan minuman.
Adapun pendapat lainnya yang diutarakan menurut Eva Ayu Syafitri Mahulette yaitu “Covid-
19 dan kemiskinan merupakan dua hal yang saling berkaitan dikarenakan Covid-19 yang
membawa pengaruh terhadap perekonomian, baik konsumsi, produksi, barang, jasa hingga ke
ketenagakerjaan.Karena dengan adanya Covid-19 ini membuat menurunnya minat individu
maupun kelompok konsumen untuk melakukan konsumsi sehingga mengakibatkan turunnya
pendapatan dari suatu perusahaan yang melakukan produksi, dan mengakibatkan perusahaan
mengambil kebijakan untuk mengurangi tenaga kerja yang dimiliki dan yang tidak memiliki
pekerjaan akan lebih sulit menemukan pekerjaannya karena minimnya lapangan pekerjaan yang

iii 1
bersedia memperkerjakan pengangguran tersebut hingga terjadinya peningkatan terhadap anga
kemiskinan”.
Pendapat terakhir mengenai Covid-19 dan Kemiskinan ini juga membuat Dianing Saleha
membuat pendapatnya yaitu “ Pandemi ini memberikan dampak kerugian bagi perusahaan2 di
berbagai sektor sehingga banyak karyawan yang di berhentikan dari perusahaan sehingga
naiknya angka pengangguran pasca covid ini pengangguran dapat meningkatkan angka
kemiskinan karena tidak adanya pekerjaan sehingga tidak adanya pemasukan saat pandemi.
Harapannya pemerintah juga menggerakan daya untuk mrnjamin jarring pengaman bagi
masyarakat yang terdampak pada kehidupan social ekonominya agar pendapatan dan

1.2. Tujuan
Secara khusus, tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana covid-19 mempengaruhi angka pengangguran di Indonesia
2. Apa imbas covid-19 dan pengangguran bagi perekonomian Indonesia
3. Potensi dan permasalahan tenaga kerja dan pengangguran di Indonesia

1.3. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan, baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca
2. Menambah pengetahuan bagi pembaca khususnya mengenai bagaimana covid-19
mempengaruhi angka pengangguran di Indonesia, prediksi pengangguran di tengah
pandemic (covid-19)
3. Mengetahui apa imbas covid-19 dan pengangguran bagi perekonomian Indonesia.

iii 2
Bab II
PERMASALAHAN

2.1. Dampak Covid-19 Bagi Ekonomi Indonesia


Pemerintah Indonesia sudah menghitung dampak terburuk Covid-19 dengan skenario berat
hingga lebih berat. Yang jelas, pandemi Covid-19 meningkatkan jumlah kemiskinan dan
pengangguran. Padahal dalam 5 tahun ini, pemerintah terbilang sukses untuk menekan angka
kemiskinan dan pengangguran dan pengangguran. Namun, hadirnya Covid-19, menekan semua
perekonomian diberbagai negara khususnya Indonesia. Ternyata Covid-19 ini sangat
memberikan dampak yang begitu terasa bagi masyarakat Indonesia, baik dari segi ekonomi,
sosial maupun kegiatan-kegiatan lainnya.Salah satu yang sangat menyita perhatian ditengah
pandemic Covid-19 ini ialah jumlah pengangguran yang bertambah. Sejak pandemic Covid-19,
tak sedikit perusahaan-perusahaan yang menutup kegiatan operasionalnya. Ada yang
sementara,ada juga hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Mau tidak mau, pekerja
pekerjanya akan menganggur untuk sementara waktu. Tidak hanya itu adanya aturan
pemerintah tentang social distanching, lock down dan PSBB bagi daerah zona merah
menyebabkan gerak masyarakat terbatasi sehingga menyebabkan banyak masyarakat yang
menganggur.Sejak adanya pandemic covid-19, banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh
pandemi ini baik dari segi ekonomi, politik, sosial maupun budaya semuanya merasa kan
dampaknya. Dari segi ekonomi ternyata pandemi ini juga meningkatkan angka pengangguran
di Indonesia hal ini disebabkan oleh berapa hal antara lain:
1. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang menutup ataupun ditutup operasionalnya,
sehingga mendorong perusahaan tersebut memPHK karyawankaryawannya, di mana
salah satu penyebab pengangguran ialah PHK.
2. Adanya lock down dan PSBB membuat pengguna barang dan jasa atau pelanggan sepi
sehingga mengakibatkan usaha- usaha di bidang ekonomi tutup dan menyebabkan
mereka menganggur.
3. Adanya rasa takut yang tinggi dan aturan pemerintah untuk dirumah saja selama
pandemi ini membuat masyarakat terbatasi dalam bekerja ataupun melakuan usaha
sehingga mereka lebih memilih menganggur dan bahkan terpaksa harus menganggur
karena aturan tersebut.
Secara garis besar mungkin tiga hal tersebut adalah penyebab utama angka pengangguran di
masa pandemi ini bisa meningkat pesat.

iv 3
2.2. Dampak Covid-19 Terhadap Tingkat Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia Pandemi
COVID-19 berdampak pada kondisi ketenagakerjaan di Indonesia. Pandemi COVID-19
telah membuat beberapa warga kehilangan atau berhenti bekerja dan menjadi menganggur atau
tidak bekerja (BAK). Pandemi COVID-19 juga membuat beberapa penduduk menjadi tidak
bekerja untuk sementara waktu atau mengalami pengurangan jam kerja Masalah pengangguran
dan sebab-sebab adalah diantaranya karenabanyaknya perusahaan yang tutup akibat adanya
pandemi Covid-19 ini terjadi saat ini. Faktor utama yangmenimbulkan pengangguran
yaitukekurangan pengeluaran agregat. Sedangkanpengusaha memproduksi barang dan jasa
bertujuanmencari keuntungan. Keuntungan tersebut hanya dapat diperoleh apabila para
pengusuha dapat menjual hasil produksimereka. Pada prinsipnya semakin besar
permintaanmaka, semakin banyak barang dan jasa yang akan mereka wujudkan. Kenaikan
produksi akan menambah jumlah tenaga kerja. Oleh karena itu terdapat hubungan yang
erat antara tingkat pendapatan nasional yang dicapai dengan penggunaan tenaga kerja,
semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak penggunaan tenaga kerja dalam
perekonomian. Kekurangan permintaan agregat ini adalah faktor penting yang
menimbulkan pengangguran.Di samping itu faktor-faktor lain yang mengakibatkan
pengangguran adalah :
1. menganggur karena ingin mendapatkan pekerjaan yang diinginkan
2. pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi tenaga kerja
manusia
3. ketidaksesuaian skill pekerja dengan keterampilan yang diperlukan dalam industri-
industri.
Dampak Pandemi Terhadap Ekonomi Pandemi covid-19 tidak hanya menganggu kesehatan,
namun juga berdampak pada tatanan ekonomi semua negara. Melansir dari Jurnal Benefita 5(2),
dampak pandemi terhadap ekonomi bisa menyebabkan rendahnya sentimen investor terhadap
pasar yang akhirnya membuat pasar ke arah negatif. Dalam Jurnal Litbang: Media Informasi
Penelitian, Pengembangan dan IPTEK 17(1) juga disebutkan bahwa pandemi membuat
pertumbuhan ekonomi melambat. Hal tersebut dipicu dengan adanya kebijakan pembatasan
sosial dan karantina wilayah. Sehingga aktivitas ekonomi menjadi terhambat. Pandemi yang
terjadi sejak Maret 2020, telah membuat perekonomian pada tahun tersebut anjlok. Ini terlihat
dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang tercatat -2,07% pada 2020. Pada tahun
sebelumnya PDB masih tumbuh hingga 5,02%.

iv 4
Penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut juga bisa diikuti dengan dampak ekonomi lain
seperti peningkatan pengangguran. Hal ini dikarenakan saat pandemi banyak perusahaan yang
terganggu. Sehingga banyak karyawan yang terpaksa dirumahkan. Dari data yang
dipublikasikan dalam databoks, per Agustus 2020 jumlah pengangguran di Indonesia
bertambah dari 2,67 juta menjadi 9,77 juta orang. Pengangguran ini bertambah seiring dengan
jumlah angkatan kerja yang juga bertambah.

iv 5
Badan Pusat Statistik juga menyebutkan pada Agustus 2020 lalu, sebanyak 15,72 juta orang
mengalami pengurangan jam kerja akibat pandemi covid-19. Sebanyak 1,11 juta orang juga
tidak bisa bekerja karena adanya pandemi. sementara itu, terdapat 650 ribu penduduk bukan
angkatan kerja yang pernah berhenti kerja karena corona sejak Februari 2020. Dampak pandemi
terhadap ekonomi juga tidak hanya menyebabkan peningkatan pengangguran, namun juga
berdampak pada startup digital. Startup atau perusahaan yang beru dirintis ternyata banyak
mengalami perubahan selama pandemi. Berdasarkan penjelasan di katadata.co.id, berikut ini
bebeberapa dampak pandemi terhadap startup digital. 1. 83,4% perusahaan startup digital
terdampak pandemi Mayoritas perusahaan startup mengalami dampak selama pandemi.
Sebagian besar mengalami dampak negatif dan hanya sekitar 116% perusahaan yang
mengalami dampak positif. 2. 41,8% startup digital mengalami penurunan kondisi perusahaan
Sebagian besar perusahaan mengalami kondisi yang buruk akibat pandemi. Beberapa
perusahaan bahkan sulit bangkit. Hanya beberapa perusahaan yang mengalami peningkatan
kondisi saat pandemi. Itulah penjelasan tentang pandemi beserta dampaknya. Pandemi covid-
19 bukanlah pandemi pertama yang terjadi di dunia ini. Dan pandemi juga pasti akan berakhir
walaupun membutuhkan waktu yang lama untuk kembali ke kehidupan normal.

iv 6
Bab III
PEMBAHASAN

3.1. Dampak Covid-19 Terhadap Tenaga Kerja Di Indonesia


Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UndangUndang
No 13 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk
tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang
berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang
yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari
para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di
atas 20 tahun. Pandemi juga dapat memiliki dampak ekonomi yang tidak proporsional pada
segmen tertentu dari populasi, yang dapat memperburuk ketimpangan yang mempengaruhi
sebagian besar kelompok pekerja, seperti :
1. Pekerja yang sudah memiliki masalah dengan kondisi kesehatan
2. Kaum muda yang sudah menghadapi tingkat pengangguran dan setengah pengangguran
yang lebih tinggi
3. Pekerja yang lebih tua yang mungkin menghadapi risiko lebih tinggi terkena masalah
kesehatan yang serius dan kemungkinan menderita kerentanan ekonomi
4. Perempuan yang terlalu banyak mewakili pekerjaan-pekerjaan yang berada di garis
depan dalam menangani pandemi dan yang akan menanggung beban yang tidak
proporsional dalam tanggung jawab perawatan terkait dengan penutupan sekolah atau
sistem keperawatan
5. Pekerja yang tidak terlindungi, termasuk pekerja mandiri, pekerja kasual dan pekerja
musiman (gig workers) yang tidak memunyai akses terhadap mekanisme cuti dibayar
atau sakit
6. Pekerja migran yang mungkin tidak dapat mengakses tempat kerja mereka di Negara
tujuan ataupun kembali pulang kepada keluarga mereka

v 7
3.2. Perlindungan Sosial Untuk Pekerja Rentan Covid-19 Terhadap Tenaga Kerja Di
Indonesia
Pada kenyataannya, dampak wabah Covid-19 menempatkan pekerja rentan sebagai salah satu
kelompok masyarakat yang paling terdampak, walaupun ada perbedaan kondisi dan kebutuhan
dari masing-masing jenis pekerjaan. Situasi tentang kapan berakhirnya wabah ini masih penuh
tanda tanya besar, sehingga jika semakin lama kondisi ini berlangsung, maka akan semakin
membawa pekerja rentan dalam kehidupan yang semakin tidak menentu. Untuk mengurangi
dampak yang dihadapi oleh para pekerja rentan, pemerintah dapat mengambil kebijakan dalam
dua bentuk. Pertama, selama masa pandemi berlangsung; kedua, pada saat pandemi ini telah
berakhir. Pada saat pandemi Covid-19 masih berlangsung, maka hal yang paling penting untuk
dipenuhi adalah kebutuhan mendasar masyarakat, yaitu kebutuhan pokok. Kebijakan stimulus
dari pemerintah perlu menyasar permasalahan ini. Saat ini pemerintah telah mengeluarkan
kebijakan “kartu sembako”, akan tetapi tidak semua pekerja rentan mendapatkannya. Hasil
penelitian kami menunjukan bahwa delapan pekerja rentan yang kami wawancara, tidak ada
satupun yang mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah. Melalui kebijakan pemenuhan
kebutuhan pokok, maka pekerja rentan tidak perlu harus berhutang dan menguras tabungannya
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Langkah yang dapat dilakukan pemerintah
adalah mendorong pendataan secara massal para pekerja rentan dan kelompok masyarakat lain
yang perlu dipenuhi kebutuhan pokoknya, melalui perluasan “kartu sembako”. Kebijakan ini
dapat dimulai di daerah zona merah yang merupakan episentrum penularan Covid-19 dan
tempat di mana aktivitas ekonomi mengalami penurunan yang drastis. Kedua, pasca pandemi
Covid-19 ada kebutuhan dari pekerja rentan, terutama pekerja mandiri yang memiliki bidang
usaha, yaitu untuk mendapatkan kredit yang terjangkau. Dengan kredit yang murah dan
terjangkau, maka para pedagang kecil dapat mengaksesnya, sehingga mereka akan tetap dapat
menjalankan aktivitas ekonomi pasca-wabah ini berakhir. Selain itu, bagi para pekerja rentan
dan “kelompok rentan baru”, mereka membutuhkan agar tetap disokong kebutuhan pokoknya
sampai akhirnya situasi ekonomi menjadi normal kembali. Belajar dari pandemi Covid-19, kita
dapat melihat bahwa masyarakat, terutama kelompok rentan, membutuhkan adanya jaminan
kesehatan dan jaminan sosial. Pada situasi krisis seperti akibat pandemi Covid-19 ini, kategori
kelompok rentan tidak hanya pekerja mandiri, pekerja keluarga tidak dibayar, dan pekerja lepas,
namun ada kelompok rentan baru, yaitu mereka yang terlempar dari pekerjaan layak. Kelompok
rentan baru ini adalah para pekerja formal yang di-PHK atau dirumahkan akibat terjadinya
krisis. Hal tersebut, menjadikan kondisi hidup mereka sama tidak menentunya dengan para
pekerja rentan yang lain, walaupun, mereka cenderung memiliki tabungan lebih banyak atau

v 8
keterampilan mumpuni dibanding pekerja rentan yang lain. Di negara Kondisi berkembang
pada umumnya memiliki tingkat pengangguran yang jauh lebih tinggi dari angka resmi yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini terjadi karena ukuran sektor informal masih cukup besar
sebagai salah satu lapangan nafkah bagi tenaga kerja tidak terdidik. Sektor informal tersebut
dianggap sebagai katup pengaman bagi pengangguran. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia
sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah
penganggur dan setengah penganggur yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang
merata.Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan
pemborosan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan
masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan
kriminal, dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang. Berikut ini beberapa
masalah ketenagakerjaan di Indonesia :
a. Rendahnya kualitas tenaga kerja, Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan
dengan melihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia,
tingkat pendidikannya masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh
terhadap rendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.
b. Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja, Meningkatnya jumlah
angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja akan membawa beban
tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung dalam lapangan kerja
akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah, semakin banyaknya jumlah
angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan ekonomi.
c. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata, Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada
di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor
pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi
pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola
secara maksimal.
d. Pengangguran, Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di
Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja.
Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya
lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian
pengangguran akan semakin banyak.

v 9
e. Problem Gaji/UMR, Salah satu problem yang langsung menyentuh kaum buruh adalah
rendahnya atau tidak sesuainya pendapatan (gaji) yang diperoleh dengan tuntutan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya beserta tanggungannya. Faktor ini, yakni kebutuhan hidup
semakin meningkat, sementara gaji yang diterima relatif tetap, menjadi salah satu pendorong
gerak protes kaum buruh. Adapun dalam sistem ekonomi Kapitalis, rendahnya gaji buruh justru
menjadi penarik bagi para investor asing. Termasuk pemerintah, untuk kepentingan
peningkatan pendapatan pemerintah (bukan rakyat), justru memelihara kondisi seperti ini.
Kondisi ini menyebabkan pihak pemerintah lebih sering memihak „sang investor‟, dibanding
dengan buruh (yang merupakan rakyatnya sendiri) ketika terjadi krisis perburuhan. Rendahnya
gaji juga berhubungan dengan rendahnya kualitas SDM. Persoalannya bagaimana, SDM bisa
meningkat kalau biaya pendidikan mahal. Solusi terhadap problem UMR dan UMD ini tentu
saja harus terus diupayakan dan diharapkan mampu membangun kondisi seideal mungkin.
Maka dari pada itu, pengusaha dan organisasi mereka harus mematuhi saran yang diberikan
oleh otoritas nasional dan lokal, termasuk terkait pengaturan kerja dan mengomunikasikan
informasi penting kepada pekerja. Mereka harus menilai potensi risiko gangguan terhadap
usaha, meninjau atau menyusun rencana kesinambungan usaha yang konsisten dengan
pedoman yang diberikan oleh otoritas nasional dan lokal demi meningkatkan ketahanan
usaha dan mendukung pekerja dan keluarga mereka. Pengusaha harus mengidentifikasi dan
mengurangi risiko terhadap pekerja dan orang lain terkait dengan tempat kerja yang
diakibatkan oleh wabah dan mempromosikan kebersihan di tempat kerja. Mereka juga harus
menilai tanggung jawab perusahaan untuk kompensasi pekerja, khususnya di sektor-sektor
berisiko tinggi, serta mencari saran dan dukungan dari pengusaha dan organisasi keanggotaan
bisnis yang dapat menyalurkan keprihatinan kepada pemerintah dan membentuk langkah-
langkah kebijakan yang kondusif untuk ketahanan dan keberlanjutan usaha

3.3. Potensi Dan Permasalahan Tenaga Kerja Dan Pengangguran Di Indonesia


Potensi Tenaga kerja dan Pengangguran di Indonesia
a) Bonus demografi
Bonus demografi dapat dikatakan sebagai sumberdaya atau juga menjadi tantangan dan
penghambat dalam pembangunan suatu negara. Yang dalam sejarah perkembangan suatu
bangsa, bonus demografi hanya ada satu kali. Jika mampu manfaatkan maka akan tercipta
jendela kesempatan untuk mengakselerasi pembangunan. Namun juga sebaliknya jika tidak
mampu memanfaatkan akan menjadi masalah dalam suatu negara. Berdasarkan data dari BPS

v 10
di jelaskan bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi dalam beberapa tahun kedepan
yang puncaknya pada tahun 2025. Dimana pada tahun tersebut usia angkatan kerja atau tenaga
kerja kita melimpah, dan ini menjadi tantangan tersendiri dalam memanfaatkanya.
b) Globalisasi
Dampak globalisasi perekonomian yang terjadi di seluruh negara di dunia. Globalisasi sendiri
merupakan proses kegiatan ekonomi dan perdagangan antar negara diseluruh dunia yang
menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi tanpa rintangan batas teritorial
negara. Dengan adanya globalisasi batas batas secara ekonomi menjadi semakin kabur dan
sempit.Sementara arus globalisasi dalam bentuk TTA, WTO, NAFTA dan lainnya, akan
semakin intensif. Dimana indonesia akan menjadi pasar potensial bagi negara asean mengingat
posisinya yang strategis dengan jumlah penduduk yang besar dan memiliki tingkat konsumsi
yang tinggi, hal ini akan menjadi peluang dan tantangan bagi pembangunan ketenaga kerjaan.
c) Potensi unggulan daerah
Sumber daya alam yang masih melimpah di setiap daerah di Indonesia juga merupakan peluang
dan modal dasar dalam percepatan pembangunan. Dengan pemanfaatan sumberdaya
yang ada dengan optimal maka akan mampu memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi
pembangunan suatu bangsa.Permasalahan Tenaga Kerja dan Pengangguran di Indonesia

v 11
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan perubahan dalam perekonomian yang
berdampak pada berkurangnya pekerja sektor informal dan meningkatnya pengangguran.
Dampak pengangguran ini lebih banyak terjadi pada tenaga kerja kaum muda karena mereka
baru masuk pasar kerja, sehingga lebih rentan dengan adanya shock terjadinya pandemi Covid-
19. Berbagai program pemerintah untuk antisipasi dan mitigasi dampak pandemi Covid-19
belum bersinergi antarkementerian/KL. Belum ada kebijakan perlindungan ketenagakerjaan
bagi buruh tani dan pekerja informal pertanian lain di perdesaan yang bersifat nasional, baik
sebelum maupun pada era pandemi Covid-19. Program perlindungan upah tenaga kerja pada
era pandemi lebih ditujukan untuk tenaga kerja formal yang memiliki kontrak kerja dengan
pengusaha, bukan untuk buruh tani atau pekerja informal pertanian lainnya di perdesaan.
Program Padat Karya Pertanian memang sudah dilaksanakan, namun manfaat untuk
penyerapan tenaga kerja di perdesaan masih relatif tertinggal dibandingkan dengan program
padat karya desa dari kementerian lainnya.
4.2. Saran
Untuk antisipasi dan penyediaan lapangan kerja , khususnya bagi kaum urban dan
migran yang kembali ke desa pada masa pandemi Covid-19, diharapkan dapat dilakukan
dengan Pengambilan kebijakan di masa yang akan datang dalam upaya mengurangi jumlah
kemiskinan yang ada. Dalam upaya mengurangi jumlah kemiskinan, pemerintah hendaknya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Semakin tinggi sumber daya manusia maka akan
mengurangi jumlah penduduk miskin dan pemerintah dapat melakukan upaya seperti
peningkatan fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan. Selain itu diharapkan dapat membuka
lapangan pekerjaan guna menyerap jumlah tenaga kerja sehingga masyarakat memperoleh
pendapatan dan dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka
sehingga jumlah pengangguran semakin berkurang maka semakin rendah pula tingkat
kemiskinan.

vi 12
Daftar Pustaka

https://gajimu.com/tips-karir/kondisi-kerja-dan-kehidupan-di-tengah-pandemi-covid-19-
indonesia/faq-ketenagakerjaan-dan-covid-19

https://kumparan.com/dianing-saleha/covid-19-terhadap-ketenagakerjaan-di-indonesia-
1uNLfi1IWtL/1

https://fiskal.kemenkeu.go.id/kajian/2021/08/18/2433-kajian-dampak-covid-19-terhadap-
pasar-tenaga-kerja-dan-respons-kebijakan-di-kawasan-asia-dan-pasifik

https://prosiding.stie-aas.ac.id/index.php/prosenas/article/view/163

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/07/ekonomi-indonesia-tumbuh-369-
pada-2021

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/11/05/terdampak-covid-19-
pengangguran-bertambah-jadi-977-juta-orang-per-agustus-2020

https://media.neliti.com/media/publications/177585-ID-masalah-ketenagakerjaan-dan-
pengangguran.pdf

vii

Anda mungkin juga menyukai