Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA DISEBABKAN OLEH PANDEMI COVID-19

MANAJEMEN SUMBER DAYA ALAM

DOSEN :

Muh. Yushar Mustafa, SE.,MSc

DISUSUN OLEH:

Nurhikamah Maharani

200903501003

KELAS A

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

FAKULTAS EKONOMI

MANAJEMEN

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh….

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnya Penulis dapat menyelesaikan makalahnya tepat waktu.  Berikut ini
Penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “KRISIS EKONOMI DI
INDONESIA DISEBABKAN OLEH PANDEMI COVID-19” yang menurut saya dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari Ilmu tersebut.

Dalam penyusunanya penulis memperoleh banyak Bantuan dari berbagai pihak karena
itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada

1. Dosen Program Studi Manajemen Sumber Daya Alam (Bapak), yang memberikan


tugas dan petunjuk kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini
2. Teman-teman Manajemen Kelas A Universitas Negeri Makassar Angkatan 2020 yang
saling mensupport satu sama lainnya dalam penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini.

Dari sinilah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Melalui kata pengantar ini
penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon pemakluman bila mana isi makalah ini
terdapat tulisan yang kurang sempurna dan kurang berkenan di mata Pembaca.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca terutama Penulis.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4

A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................6
C. Tujuan...............................................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................7

A. Virus Covid – 19...............................................................................................................7


B. Bonus Demografi .............................................................................................................9
C. Krisis Ekonomi ................................................................................................................10
D. Mortalitas .........................................................................................................................10

BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................................12

A. Kondisi Indonesia sebagai Negara yang Mendapat Bonus

Demografi Ditengah Ancaman Krisis Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19................12

B. Upaya Pemerintah dalam Menangani Krisis Ekonomi Saat Pandemi COVID-19...........15


C. Upaya Mayarakatyang Menjadi Bonus Demografi di Indonesia dalam Menghadapi
Krisis Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19..................................................................17

BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP...............................................................................21

A. Kesimpulan.......................................................................................................................21
B. Penutup..............................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Baru-baru ini Indonesia digemparkan dengan berita menyebarnya sebuah virus yang berasal
dari China. Virus merupakan sebuah bahasa yang berasal dari Yunani yaitu Venom yang
berarti racun dan dapat dengan cepat menular ke tubuh manusia dengan berbagai cara. Virus
yang berasal dari China ini dikenal dengan nama Coronavirus. Coronavirus merupakan salah
satu virus yang serupa dengan common cold atau pilek yang dapat menyebabkan penyakit
ringan hingga serius. Sedangkan virus yang menggegerkan di Negara Indonesia yang berasal
dari China merupakan Virus Corona. Virus corona baru ditemukan menyebabkan penyakit
coronavirus Covid-19. Covid-19 ini merupakan penyakit menular dan baru diketahui ketika
wabah ini dimulai dari Wuhan, China pada bulan Desember 2019.

Virus ini merupakan virus yang berasal dari hewan seperti kelelawar yang ditularkan
kemanusia di Kota Wuhan, China dimana akibat dari masyarakat disana yang gemar
memakan makanan-makanan yang tidak lazim untuk dimakan seperti kelelawar tersebut.
Virus ini pun akhirnya menyebar hingga seluruh dunia bahkan indonesia. World Health
Organization (WHO) telah menetapkan bahwa Covid-19 atau coronavirus ini merupakan
pandemi yang telah menyebar ke seluruh dunia. Ini adalah virus pertama yang sampai
menyebar ke seluruh penjuru dunia dan menyebabkan banyak permasalahan seperti sosial,
ekonomi dan menyebabkan kenaikan mortalitas (kematian) pada masyarakat. Virus ini
menyebar dengan sangat serta gejala yang dirasakan umumnya adalah demam, kelelahan dan
batuk kering. Gejala yang dirasakan biasanya ringan dan mulai secara bertahap, pemerintah
mengatakan gejala Covid-19 ini dinyatakan positif setelah 14 hari.

Dengan munculnya Covid-19 pemerintah Indonesia mulai menegaskan bahwa masyarakat di


himbau untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah upaya untuk menghindari
meningkatnya penyebaran Covid-19. Cara yang dilakukan pemerintah adalah dengan
melakukan social distancing dan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar. Untuk saat
ini masyarakat Indonesia sudah mulai mengikuti dan mematuhi perintah yang diberikan
pemerintah meskipun masih banyak orang-orang yang belum bisa mematuhinya.

4
Akan tetapi dari kebijakan tersebut dan akibat dari pandemi virus ini muncul permasalahan
yang dirasakan dari berbagai kalangan baik kalangan atas, menengah dan bawah. Namun,
tentu saja kalangan bawah merasakan dampak yang begitu besar, pasalnya mereka menjadi
kesulitan dalam mencari nafkah dan kesulitan untuk mendapatkan alat pencegahan Covid-19
seperti handsanitizer dan masker sehingga mereka mudah terkena virus sehingga
menyebebakan kematian. Pemerintah pun berupaya semaksimal mungkin agar bisa
menangani pasien-pasien Covid-19 dengan baik dan juga memberikan alat pencegahan
kepada kalangan bawah.

Selain itu kondisi saat ini dimana Indonesia sebagai negara yang memiliki bonus demografi
yang seharusnya sedang dalam kondisi membangun sebuah kekuatan ekonomi yang sangat
besar harus mengalami keterlambatan ekonomi akibat dari wabah virus ini dimana, kondisi
saat ini membuat perekonomian negara menjadi terganggu. Selain itu adanya program PSBB
serta progran Physical Distancing diberbagai daerah sebagai langkah negara dalam mencegah
penularan virus tersebut ternyata memiliki dampak yang buruk dalam segi pertumbuhan
ekonomi.

Dimana kodisi saat ini secara tidak langsung membuat ekspor dan impor produk menjadi
tergangu, serta berkurangnya atau melambatnya laju investasi. Hal ini terjadi akibat dari
sulitnya masuk investasi dari luar akibat pengaruh wabah virus ini. Selain itu banyaknya
tenaga kerja produktif yang harus mengalami putus hubungan kerja akibat dari kondisi saat
ini yang membuat berbagai bidang khususnya industri mengalami penurunan penjualan dan
permintaan pasar seperti industri tekstiel dan industri garme dalam basis pembuatan pakaian
secara masal. Banyaknya yang mengalami pemutusan hubungan kerja ini membuat tingginya
jumlah angka pengangguran.

Hal ini lah yang mennjadi ancaman bagi ekonomi di Negara Indonesia dimana pertumbuhan
ekonomi yang telah mengalami pelambatan ditambah kurangnya laju investasi serta
banyaknya pengangguran dan penuhnya kebutuhan medis dalam rangka mengatasi
permasalahan virus corona membuat sebuah masalah bari di negeri ini. Sebagai negara yang
mendapatkan bonus demografi di tahun ini seharusnya Indonesia mampu membangun
ekonomi dengan baik akan tapi bagaimana proses pembangunan tersebut dapat terjadi. Oleh
karena itu artikel ini dibuat untuk membasah bagaimana indonesia sebagai negara yang
memiliki bonus demografi menghadapi masalah ekonomi ditengah krisis akibat penyebaran
virus corona.

5
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi Indonesia sebagai negara yang mendapat bonus demografi ditengah
ancaman krisis ekonomi akibat pandemic covid-19?

2. Bagaimana upaya pemerintah dalam menangani krisis ekonomi pada saat pandemi covid-
19 ?

3. Bagaimana upaya masyarakat yang menjadi bonus demografi di Indonesia dalam


menghadapi krisis ekonomi akibat pandemic covid-19?

C. Tujuan

1. Mengetahui kondisi perekonomian di Indonesia sebagai negara yang mendapatkan bonus


demografi ditengah acamanan penyebaaran virus covid-19

2. Mengetahui peran pemerintah dalam menangani krisis ekonomi saat pandemi covid-19

3. Mengetahui peran masyarakat khususnya masyarakat yang menjadi bagian dari bonus
demografi di Indonesia dalam menanggapi krisis ekonomi saat pandemi covid-19

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Virus COVID-19

Virus merupakan sebuah partikel yang masih belum diketahui dan dibicarakan statusnya
apakah ia termasuk makhluk hidup atau benda mati. Dikatakan makhluk hidup karena virus
dapat memperbanyak diri dalam tubuh dan dikatakan benda mati karena virus dapat
dikristalkan. Para ahli biologi menetapkan bahwa virus merupakan organisme non-seluler
karena ia tidak mempunyai kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel dan tidak bisa
membelah diri sendiri. Ada beberapa tokoh telah melakukan penemuan virus pertamanya
seperti Dmitri Ivanovski (1892, Rusia) mengatakan bahwa ia mencoba menyaring getah
tanaman yang sakit dengan filter bakteri sebelum disemprotkan ke tanaman sehat. Hasilnya,
tanaman sehat tetap tertular. Ia menyimpulkan bahwa ada partikel yang lebih kecil lagi dari
bakteri yang lolos saringan yang menularkan penyakit.

Hal tersebut menyatakan bahwa virus berupa bakteri yang sangat kecil sehingga
keberadaannya sangat sulit untuk dijangkau bahkan ia masih dapat lolos meskipun sudah
diberikan disinfektan. Virus mempunyai bentuk yang berbeda-beda seperti ada yang
berbentuk bulat, oval,memanjang, silindaris dan ada juga berbentuk T. Variasinya pun
bermacam-macam dari segi ukuran, bentuk dan komposisi kimiawinya. Untuk melihat virus
harus menggunakan mikrosop elektron sebab virus ukurannya sangat kecil dibanding bakteri
dan berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer.

Dalam proses perkembangbiakan virus membutuhkan metabolisme sel penjamur untuk


membantu penggabungan virus lainnya. Sehingga virus dapat berkembangbiak dengan cepat
didalam tubuh inang. Virus sendiri tidak melulu dapat menimbulkan penyakit di dalam tubuh
akan tetapi ada virus yang memiliki peran mikroorganisme yang menguntungkan dan ada
yang merugikan. Virus yang menguntungkan bagi tubuh adalah virus yang berperan penting
dalam rekayasa genetika karena dapat digunakan sebagai pengganti gen (reproduksi DNA
yang secara genetis identik). Misalnya virus yang digunakan dalam terapi gen terhadap
manusia guna menyembuhkan penyakit gen (penyakit bawaan sejak lahir) seperti diabetes
dan kanker. Sedangkan virus yang merugikan adalah virus yang dapat menyebabkan berbagai
jenis penyakit pada makhluk hidup seperti manusia, tumbuhan dan hewan. Virus yang

7
merugikan dan dapat menyebabkan penyakit adalah virus hepatitis, virus hepatitis A (HAV),
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan sebagainya.

Dalam penyebarannya virus dapat menyebar melalui berbagai jaringan :

• Melalui saluran pernafasan

• Melalui saluran pencernaan

• Melalui kulit

• Melalui plasenta

Covid-19 atau Coronavirus Disease 2019 adalah penyakit baru yang dapat menyebabkan
gangguan pernapasan dan radang paru. Covid-19 disebabkan oleh infeksi Severse Acute
Respritory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Coronavirus pertama kali di temukan di
Wuhan, China tepatnya di pasar hewan Huanan, Wuhan. Umumnya masyarakat Wuhan
terbiasa mengkonsumsi daging hewan liar, mereka bahkan menjual hewan tersebut dalam
kondisi hidup sehingga dari mengkonsumsi daging hewan liar tersebut masyarakat Wuhan
mengalami gejala yang akhirnya dinyatakan positif coronavirus. Sebab coronavirus awalnya
menular dari hewan ke manusia namun kemudian diketahui bahwa coronavirus juga menular
dari manusia ke manusia. Awal mulanya kemunculan coronavirus diduga merupakan
penyakit pneumonia karena memiliki gejala yang sama seperti flu pada umumnya. Akan
tetapi virus corona ini mampu berkembang sangat cepat sehingga mengakibatkan infeksi
lebih parah dan gagal organ.

Gejala yang dimunculkan umumnya sangat beragam seperti batuk, pilek, nyeri tenggorokan,
nyeri otot, nyeri kepala dan yang sangat parah adalah pneumonia atau sepsis. Sehingga
coronavirus diartikan sebagai kumpulan virus yang bisa menginfeksi system pernapasan.
Selain disebabkan oleh virus SARS ditemukan juga virus penyebab lainnya yaitu virus
MERS atau Middle-East Respritory Syndrome, kedua virus itu termasuk kedalam kelompok
virus yang sama yaitu coronavirus. Covid-19 dengan SARS dan MERS memiliki perbedaan
yaitu kecepatan penyebaran dan keparahan gejala yang ditimbulkan. Virus ini dapat
menyebar ke siapa saja, akan tetapi akan sangat berbahaya jika coronavirus terjadi pada orang
yang lanjut usia, ibu hamil dan orang yang memiliki penyakit tertentu seperti perokok, asma,
kanker dan tentu saja pada orang yang memiliki imunitas tubuh yang lemah.

8
Karena coronavirus ini mudah menyebar dan menginfeksi siapapun, bahkan tenaga medis
pun dapat dengan sangat mudah terinfeksi coronavirus yang ditularkan dari pasien pengidap
coronavirus diperlukannya APD untuk para tenaga medis agar mereka terhindar dari penyakit
coronavirus tersebut. Dalam melakukan pemeriksaan kepada orang – orang yang dianggap
mengidap coronavirus para tenaga medis melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah
orang tersebut positif atau tidak, pemeriksaannya tersebut melalui beberapa test seperti :

• Rapid Test bertujuan sebagai penyaring.

• Swab Tes atau Tes PCR bertujuan untuk mendeteksi virus corona di dalam dahak.

• CT Scan bertujuan untuk mendeteksi infiltrate atau cairan di paru-paru.

Dalam melakukan pencegahan agar tidak terkena coronavirus masyarakat dianjurkan untuk
menghindari factor – factor yang dapat menyebabkan coronavirus, yaitu dengan :

• Menggunakan Masker

• Menjaga jarak

• Rutin mencuci tangan

• Tidak menyentuh mata, mulut dan hidung sebelum mencuci tangan

• Menjaga kondisi tubuh dengan minum vitamin

• Hindari kontak dengan penderita covid-19

• Tutup mulut dan hidung ketika bersin dan batuk

• Jaga kebersihan rumah dan lingkungan

B. Bonus Demografi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bonus di definisikan sebaga upah tambahan di luar
gaji atau upah sebagai hadiah atau perangsang gaji/upah. Yang pelu digaris bawahi mengenai
definisi ini adalah tambahan atau hadiah.Kalau kita mendapat tambahan atau upah atau
hadiah berarti merupakan suatu keuntungan bagi kita.

Bonus demografi bukan merupakan upah ataupun bukan merupakan uang.Tetapi bonus
demografi diartikan sebagai keuntungan yaitu keuntungan ekonomi yang disebabkan rasio

9
ketergantungan. Rasio ketergantungan pada saat bonus demografi adalah yang paling rendah
yang terjadi hanya satu kali dalam sejarah perjalanan penduduk.

Rasio ketergantungan atau dependency ratio yang rendah berarti penduduk usia produktif
(usia 15 – 64 th) proporsinya besar. Bila penduduk usia produktif proporsinya besar, ini dapat
menguntungkan negara. Karena mereka yang dapat menghasilkan (dari bekerja), sehingga
roda perekonomian berputar dengan baik. Sedangkan usia non produktifnya (0-14 th dan
diatas 65 th) proporsinya sedikit. Artinya mereka yang tidak menghasilkan ini ditanggung
oleh usia yang prroduktif.

C. Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi yaitu lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang
tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur. Sebelumnya sekitar tahun 1997-
1998 Indonesia pernah mengalami krisis moneter yang berlangsung cukup lama sehingga
menimbulkan krisis ekonomi yang parah saat itu. Pada saat itu Indonesia mengalami krisis
moneter dikarenakan jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sehingga Bank – Bank
mulai kehabisan modal karena banyaknya kredit yang tertunda. Sehingga Indonesia menjadi
negara paling buruk dibandingkan negara lain.

Pada situasi tersebut tentu menimbulkan dampak yang sangat buruk terhadap roda
perekonomian Indonesia dan membawa trauma tersendiri bagi masyarakat. Indonesia tidak
hanya mengalami krisis ekonomi saja tetapi krisis social – politik, fenomena saat itu disebut
dengan ‘Krisis Multidimensional’ karena berdampak buruk hampir keseluruh sistem
Indonesia. Tahun 2008-2009 terjadi krisis ekonomi global yang dianggap sebagai krisis
finansial terburuk sepanjang sejarah selama 80 tahun terakhir, krisis tersebut disebut dengan
‘’The Mother of All Crisis’’.

D. Mortalitas

Kematian atau mortalitas merupaka salah satu dari tiga komponen proses demografi yang
berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas penduduk di
suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan
barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut (Bagus,
2008).

10
Kematian tidak hanya terjadi pada usia tua akan tetapi kematian dapat menimpa siapa saja
baik muda dan tua. Kematian berkaitan dengan masalah social, ekonomi, adat istiadat dan
masalah lingkungan. Mati ialah peristiwa hilangnya tanda-tanda kehidupan secara permanen
yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup, demikian mati selalu diawali dengan
adanya kehidupan. Mati tidak pernah ada kalau tidak ada kehidupan sedangkan hidup selalu
dimulai dengan lahir hidup (Live Birth) (Bagus, 2008).

Lahir hidup adalah peristiwa keluarnya bayi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa
memandang lama kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, bayi bernafas dan
memiliki tanda kehidupan seperti detak jantung, gerakan otot dan lain-lain. Selain lahir hidup
ada juga yang namanya lahir mati, lahir mati adalah peristiwa menghilangnya tanda-tanda
kehidupan dari bayi sebelum bayi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya.

Untuk saat ini tingkat kematian di Indonesia meningkat dikarenakan menyebarnya virus
COVID-19. Orang-orang yang rentan seperti lanjut usi dan memiliki riwayat penyakit genetis
(jantung, asma, kanker) memiliki dampak yang serius jika terkena COVID-19 dapat
menyebabkan kematian.Tidak hanya lansia atau orang yang memiliki riwayat penyakit saja
tetapi orang yang imunitasnya kurang baik juga dapat menyebabkan kematian ketika mereka
terkena COVID-19. Oleh karena itu pandemi ini sangat mengkhawatirkan masyarakat
Indonesia sebab virus yang memiliki gejala seperti penyakit pilek ini dapat menyebabkan
kematian jika masyarakat menghiraukannya.

Seperti yang diketahui kematian berkaitan dengan masalah ekonomi, saat pandemi COVID-
19 muncul di Indonesia perekonomian pun mulai terguncang banyak usaha yang gulung tikar
dan pekerja di PHK. Hal tersebut menyebabkan sebagian masyarakat kehilangan pendapatan
sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya permasalahan tersebut
tidak memungkinkan untuk terjadinya kematian.

11
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kondisi Indonesia sebagai Negara yang Mendapat Bonus Demografi Ditengah


Ancaman Krisis Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19

Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7,4 miliar jiwa dimana Indonesia menyumbang
sebesar 255.182.144 juta jiwa atau sekitar 28,98% penduduk dunia adalah penduduk
Indonesia. Berdasarkan data Survai Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 jumlah
penduduk Indonesia sebanyak 255,18 juta jiwa. Jumlah ini bertambah setiap tahunnya dalam
jangka waktu lima belas tahun yaitu tahun 2000 hingga 2015, jumlah penduduk Indonesia
mengalami penambahan sekitar 50,06 juta jiwa atau rata-rata 3,33 juta setiap tahun.

Komposisi penduduk Indonesia berdasarkan SUPAS menunjukkan bahwa sebagian besar


penduduk Indonesia berada pada kelompok umur muda. Hal ini disebabkan masih tingginya
angka kelahiran atau fertilitas di Indonesia. Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami
penurunan yaitu dari 1,4 % tahun 2000-2010 menjadi 1,43% tahun 2010-2015. Sebagai
sebuah negara yang memiliki jumlah penduduk dalam usia produktif yang sangat banyak dan
bahkan diprediksi hingga beberapat tahun kedepan Negara Indonesia merupakan salah satu
negara yang mendapatkan bonus demografi.

Sebagai sebuah negara yang memiliki proporsi penduduk produktif rentang usia antara 15 -
40 tahun dalam evolusi kependudukan yang dialaminya, Indonesia sebagai negara yang
mendapat bonus demografi, dimana merupakan masa transisi demografi, yaitu terjadinya
penurunan tingkat kematian yang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran dan dapat
digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan penduduk usia
produktif secara optimal. Dengan demikian, bonus demografi akan menjadi kesempatan
besar, jika banyaknya penduduk usia produktif seimbang dengan ketersediaan lapangan
pekerjaan (Noor, tth: 124).

Bangsa Indonesia diperkirakan mengalami bonus demografi pada tahun 2012-2028. Hal
tersebut menjelaskan bahwa Indonesia saat ini di tahun 2020 telah memasuki dan berda pada
masa bonus demografi tersebut. Sebagai negara yang mendapatkan bonus demografi akan
menyebabkan ketergantungan penduduk dimana tingkat penduduk produktif menanggung

12
penduduk nonproduktif (usia tua dan anak-anak) akan sangat rendah atau sekitar 10
penduduk usia produktif akan menanggung 3-4 penduduk usia non produktif. Hal ini akan
menguntungkan bagi produktivitas dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara apabila
sumberdaya manusia terutama usia produktif berkualitas.

Oleh karena itu seperti halnya kemajuan yang terjadi pada Negara Korea Selatan dimana
kemajuan negara tersebut terjadi setelah mengalami masa bonus demografi pasca mengalami
kehancuran pada perang dunia. Dengan sudah memasuki era bonus demografi, Indonesia
harus bersiap siap memanfaatkan bonus demografi ini dengan sebaik baiknya, agar bonus
demografi ini benar benar bermanfaat sehingga dapat menjadi anugerah (kemajuan ekonomi).

Akan tetapi kondisi Negara Indonesia pada saat ini sedang dalam kondisi terancam terkena
krisis ekonomi akibat wabah dari pandemi COVID-19. Virus yang pertama kali muncul pada
masyarakat Wuhan dinyatakan sebagai penyebab timbulnya corona virus pada Desember
2019. Saat itu hanya beberapa orang yang dinyatakan positif terkena corona virus namun
semakin hari semakin banyak orang-orang yang terkena virus tersebut dikarenakan interaksi
yang dilakukan oleh penderita yang belum mengetahui bahwa dirinya terkena virus sehingga
ketika mereka melakukan aktifitas sehari-hari tanpa sadar orang-orang yang berinteraksi
dengan mereka tertular penyakit tersebut. Hingga virus ini semakin menyebar bukan hanya
masyarakat Wuhan saja yang terkena corona virus tetapi hampir semua negara di dunia
termasuk Indonesia mendapatkan dampak nya. WHO menyatakan bahwa corona virus adalah
pandemi karena menyebar ke seluruh negara di dunia sebanyak 185 negara yang terjangkit
corona virus. Hal ini tentu sangat merugikan negara-negara yang tidak tahu menahu sehingga
mereka merasakan dampaknya.

Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki dampak dari pandemi COVID-19 ini
mengalami banyak kerugian seperti dalam hal social, ekonomi dan budaya bahkan dengan
adanya virus ini tidak sedikit orang-orang dari berbagai negara yang telah meninggal karena
daya tahan tubuh mereka yang tidak kuat melawan virus tersebut. Di Indonesia, data hingga
Senin (6/4/2020) jumlah orang yang terinfeksi mencapai 2.491 orang, 209 meninggal dan
192 orang dinyatakan sembuh. Akibat dari pandemi ini Indonesia pun ikut terkena dampak
dalam segi ekonomi dimana dampaknya membuat setiap negara harus mengeluarkan
kebijakan guna mencegah penularan virus tersebut. Berbagai kebijakan dikeluarkan oleh
berbagai negara mulai dari social distancing, Physical distancing, Lock Down, dan terkini di

13
Indonesia dibuat regulasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menyusul terbitnya
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020.

Kondisi ini tentu berdampak pada turunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Berbagai
lembaga internasional memprediksi turunnya proyeksi ekonomi global tahun ini.
Internasional Monetary Found (IMF) menyebutkan penyebaran virus Corona yang cepat akan
menghapus harapan pertumbuhan ekonomi 2020. Imbas dari kebijakan setiap negara dan
kebijakan negara itu sendiri menimbulkan kelumpuhan sebagian sistem perekonomian seperti
halnya sistem ekspor dan impor yang tertunda, serta penuutupan sejumlah lapangan pekerjaan
guna mencegah penyebarann virus tersebut.

Kondisi ini membuat Negara Indonesia mengalami berbagai persoalan ekonomi diberbagai
sektor dimana, sektor-sektor yang ikut terkena dampak dari wabah virus ini adalah sektor
lembaga keuangan di Indonesia seperti perbankan hingga konsumsi rumah tangga yang
menurun. Di sektor konsumsi rumah tangga terjadi ancaman kehilangan pendapatan
masyarakat karena tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Terutama rumah
tangga miskin dan rentan serta sektor informal. Kemudian, penurunan lainnya juga terjadi
pada UMKM. Pelaku usaha ini tidak dapat melakukan kegiatan usahanya sehingga terganggu
kemampuan memenuhi kewajiban kredit.

Selain itu menurut Menteri Keuangan RI bahwa ekonomi Indonesia mendapat pengaruh virus
corona. Dimana pada dasarnya Indonesia merespons apa yang berkembang di dunia ini
terutama dari G-20 bahwa suasana perekonomian dunia sangat terpengaruh oleh kondisi virus
corona yang sampai hari ini masih belum dipastikan ini akan menjadi seberapa panjang.
Dalam menghadapi masalah ini berbagai negara lain sudah membuat skenario untuk
mengantisipasi penurunan pertumbuhan ekonomi akibat virus corona, termasuk Indonesia.

Skenario tersebut perlu segera dibuat karena, Negara Indonesia mengalami kesulitan dalam
segi ekonomi dimana kebutuhan akan pentingnya biaya kesehatan dan logistik masyarakat
yang harus terpenuhi oleh masyarakat, serta menimbulkan banyaknya pemutusan hubungan
kerja akibat banyak lapangan pekerjaan khususnya di Indonesia dalam bidang industri yang
mengalami berhenti produksi akibat tidak adanya pesanan dari luar akibat wabah virus ini.
Selain itu usaha industri kreatif dan rumahan juga mengalami dampak akibat sulitnya
mendapatkan konsumen akibat kondisi kesulitan saat ini. Hal ini membuat kondisi di
Indonesia sebagai negara yang mendapatkan bonus demografi mengalami kesulitan dalam
mendongkrak pertumbuhan ekonomi akibat masalah pandemi virus ini.

14
Selain itu tingkat kematian yang terus menaik kini menjadikan masyarakat semakin khawatir
karena pemerintah akan memberikan waktu lebih lama lagi untuk melakukan Lock Down
sehingga semakin banyak para pekerja kesulitan mencari penghasilan karena pemberlakuan
yang diterapkan oleh pemerintah. Kini masyarakat berharap akan menurunnya tingkat
kematian yang disebabkan COVID-19 agar Indonesia cepat ‘sembuh’ dari pandemi ini dan
tidak ada lagi pekerja yang kehilangan pekerjaan atau sulit untuk mencari penghasilan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Upaya Pemerintah dalam Menangani Krisis Ekonomi Saat Pandemi COVID-19

Sebagai sebuah negara yang memiliki bonus demografi di era ini, ditambah dengan posisi
indonesia sebagai negara anggota G20 yang mewakili wilayah Asia Tenggara, serta telah
dimasukannya isu bonus demografi ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019. Termasuk menjabarkan kerangka pelaksanaannya. Hal ini
menunjukkan bahwa fenomena bonus demografi telah disadari dan mendapatkan perhatian
dari pemerintah.

Salah satu upaya pemerintah untuk menghadapi era bonus demografi ini melalui pemerataan
pendidikan dasar bagi seluruh penduduk Indonesia dengan memberikan beasiswa dari
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebesar 1,3 Triliun. Pemerataan akses
pendidikan dasar terutama bagi penduduk yang ada di pelosok dan kurang mampu secara
tidak langsung akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Selain itu dicanangkannya pendidikan kependudukan oleh Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan menjadi salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, kesadaran, dan
tingkah laku tentang komponen-komponen dalam demografi dan kependudukan. Dengan
mengetahui, setidaknya penduduk usia non produktif (penduduk usia sekolah sampai 15
tahun) menjadi sadar dan akhirnya akan mempengaruhi perilaku mereka yang serba
bertanggung jawab terhadap pertambahan penduduk di Indonesia.

Akan tetapi saat ini seluruh dunia bahkan Negara Indonesia sedang dihadapi dengan isu
penyebaran wabah virus corona, dimana wabah ini telah mengancam pertumbuhan ekonomi
dunia bahwa Indonesia. Oleh karena ini sebagai sebuah negara yang sedang merancang
pembangunan ekonominya melalui bonus demografi, Indonesia harus segera membuat
langkan atau skenario guna dapat mengatasi masalah pandemi corona. Karena tidak dapat

15
dipungkiri bahwa ditengah pandemi virus ini dibutuhkan langkah yang tepat guna mengatasi
masalah ekonomi dinegara ini.

Berbagai kebijakan perlu dibuat dan dilakukan oleh Indonesia guna dapat mampu menekan
angka stabilitas ekonomi di Indonesia. Pada saat ini dimana Indonesia sedang di hadapkan
oleh krisis ekonomi akibat lambatnya laju pertumbuhan ekonomi serta banyaknya masyarakat
yang bekerja terpaksa dirumahkan akibat banyaknya lapangan pekerjaan yang tutup
sementara akibat masalah pandemi ini maka pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan
bersamaan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah khususnya daerah
yang saat ini menjalankan kebijakan PSBB guna menanggulangi penyebaran virus tersebut.

Pemerintah pusat mengeluarkan beberapa kebijakan ekonomi guna mengatasi masalah akibat
Pandemi COVID-19 diantaranya yang pertama, Presiden memerintahkan seluruh menteri,
gubernur dan wali kota memangkas rencana belanja yang bukan belanja prioritas dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). Kedua, melalui Presiden meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah
untuk mengalokasikan ulang anggarannya untuk mempercepat pengentasan dampak corona,
baik dari sisi kesehatan dan ekonomi. Langkah tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden
(Inpres) Nomor 4 Tahun 2020 tentang Tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran
serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka Percepatan Penanganan Virus Corona.

Ketiga, pemerintah pusat serta pemerintah daerah menjamin ketersediaan bahan pokok,
diikuti dengan memastikan terjaganya daya beli masyarakat, terutama masyarakat lapisan
bawah. Bantu para buruh, pekerja harian, petani, nelayan, dan pelaku usaha mikro dan kecil
agar daya belinya terjaga. Salah satunya seperti halnya yang dilakukan di Provinsi Jawa Barat
dimana pemerintah derah mebagikan logistik kepada setiap masyarakat yang membutuhkan
ditengah wabah virus COVID-19. ujar Jokowi. Keempat, pemerintah mendorong program
Padat Karya Tunai diperbanyak dan dilipatgandakan, dengan catatan harus diikuti dengan
kepatuhan terhadap protokol pencegahan virus corona, yaitu menjaga jarak aman satu sama
lain. selain itu pemerintah juga mengeluarkan kebijakan melaui kartu prakerja sebagai salah
satu upaya dalam mengatasi masalah ditengan penyebaran ekonomi, walaupun kebijakan ini
dirasa tidak sesuai dengan fungsi dari dibuatnya kebijakan ini pada awal masa kampanye
presiden.

Kelima, pemerintah memberikan tambahan sebesar Rp 50.000 pada pemegang kartu sembako
murah selama enam bulan. Dengan demikian, peserta kartu sembako akan menerima Rp

16
200.000 per keluarga per bulan. Untuk menjalankan alokasi tambahan kartu sembako ini,
pemerintah menganggarkan biaya Rp 4,56 triliun. Keenam, pemerintah juga membayarkan
pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 yang selama ini dibayar oleh wajib pajak (WP) karyawan di
industri pengolahan. Alokasi anggaran yang disediakan mencapai Rp 8,6 triliun. Ketujuh,
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan relaksasi kredit di bawah Rp 10 miliar untuk
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Relaksasi tersebut berupa penurunuan bunga
dan penundaan cicilan selama setahun, baik dari perbankan dan industri keuangan non bank.
Selain itu, penangguhan cicilan selama setahun juga berlaku bagi ojek, supir taksi dan
nelayan yang memiliki cicilan kendaraan.

Dari ketuju kebijakan tersebut masih dirasa belum efektif untuk tetap menekan dampak buruk
dari virus corona ini dalam aspek ekonomi. Indonesia dituntut untuk dapat menciptakan
berbagai skenario yang mungkin dapat digunakan untuk menekan masalah ekonomi ini. Hal
ini karena dampak dari penyebaran virus corona ini tidak diketahui kapan akan berhenti.
Salah satu skenario yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah melalui pembuatan paket
kebijakan pariwisata. Kebijakan ini berisi mengenai pemberian paket-paket pariwisata untuk
mencegah dampak terlalu besar terhadap jumlah kunjungan pariwisata ke Indonesia. Hal ini
karena kunjungan itu berpengaruh pada restoran, hotel, maka kebijakan ini akan
memfokuskan kepada daerah-daerah yang kena dampak langsung itu. Itu dipaket-paket
seperti paket pariwisata terkait diskon pesawat, untuk travel agen, untuk daerah sendiri juga
malam ini formulasinya sedang difinalkan.

Akan tetapi kebijakan tersebut menuai kritik yang keras dari masyarakat dan para akademis
serta para pihak pihak kesehatan. Hal ini karena kebijakan tersebut dapat menimbulkan
penyebaran virus covid-19 kesetiap daerah yang memiliki objek wisata. Hal ini akan
berdampak fatal karena dengan biaya paket wisata murah makan banyak masyarakat yang
tergiur dan akan pergi berwisata dan akhirnya dapat menimbulkan masalah abru yaitu
mudahnya penyebaran virus corona dari program tersebut. Sehingga program ini pun harus
segera di respon oleh pemerintah untuk dikaji ulang agar mencegah terjadinya permasalahan
dan kegaduhan di masyarakat.

C. Upaya Mayarakatyang Menjadi Bonus Demografi di Indonesia dalam Menghadapi


Krisis Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19

Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7,4 miliar jiwa dimana Indonesia menyumbang
sebesar 255.182.144 juta jiwa atau sekitar 28,98% penduduk dunia adalah penduduk

17
Indonesia. Modal manusia yang sangat besar ini harus dimanfaatkan sebaik baiknya untuk
membangun Indonesia. Karena sejak tahun 2015 Indonesia telah masuk ke era bonus
demografi dimana jumlah penduduk usia produktif sangat banyak. Penduduk usia produktif
ini adalah merupakan tenaga kerja yang dapat dimanfaatkan untuk membangun Indonesia.
Tenaga kerja yang jumlahnya meningkat ini dapat dimanfaatkan apabila mereka terdidik,
terampil, sehat dan ada lapangan pekerjaannya.

Dalam perjalannya saat ini sebagai sebuah negara yang memiliki bonus demografi, Indonesia
mengalami masalah ancaman krisis ekonomi akibat wabah virus COVID-19 yang tengan
terjadi di seluruh dunia saat ini. Permasalahan ini pula menyebabkan banyaknya para
golongan yang termasuk kelompok bonus demografi mengalami putus kerja akibat
banyaknya lapangan pekerjaan yang tutup akibat penyebaran virus ini. Oleh karena itu
sebagai golongan generasi muda diharapkan mampu memberikan solusi atas masalah yang
terjadi serta dalam hal memenuhi kebutuhan hidup di kondisi masyarakat saat ini mereka
diharapkan mampu menciptakan langkah yang tetap dapat menimbulkan kondisi yang
produktif walaupun saat ini tengah berada di tengah wabah COVID-19.

Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh para golongan generasi muda yang menjadi
bonus demografi negara bisa melakukan upaya guna tetap meningkatkan produktifitas dan
juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Langkah yang dapat diambil diantaranya:

1. Melakukan usaha informal berbasis aplikasi. Langkah ini dianggap efektif dalam
meningkatkan produktifias karena ditengah kondisi saat ini banyak masyarakat yang
tidak bisa keluar rumah untuk membeli bahan kebutuhannya sehingga dengan melalui
media belanjan online mereka bisa tetap mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
juga golongan yang mennjadi bonus demografi dapat menjadi tetap produktif ditengah
kondisi saat ini.
2. Memanfaatkan situasi melalui inovasi. Langkah ini harus dilakukan guna dapat
mendorong diri setiap golongan generasi muda yang menjadi bonus demografi negara
untuk tetap produkif diantaranya adalah dengan membuat kelompok dalam berbisnis
atau membuat inovasi via aplikasi atau onlie seperti halnya di kota bandung dimana
sekelompok pemuda membuat aplikasi untuk para warga berbelanja kebutuhan di
pasar tradisional sehingga mereka bisa membatu dua golongan sekaligus yaitu
pedagang pasar dan juga warga yang menjadi konsumen dimana kelompok ini
menjadi pelantara diantara keduanya.

18
3. Memanfaatkan media sosial untuk berbisnis dan berinovasi. Di era saat ini banyak
langkah yang dapat ditempuh oleh para generasi muda diantaranya yaitu melalui
bisnis berbasis media sosial dimana dengan melalui media sosial tidak akan
terciptanya kontak langsung dan dapat mencegah penularan virus serta tetap menjadi
golongan yang produktif.

1.

19
SIMPULAN

A. Kesimpulan

Dengan demikian sebagai sebuah negara yang mendapatkan bonus demografi saat ini, Negara
Indonesia harus mampu menanfaatkan posisi tersebut walaupun saat ini Indonesia sedang
berada titengah ancaman krisis ekonomi akibat wabah virus corona dimana di saat ini, posisi
pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang mengalami perlambatan serta berbagai persoalan
akibat wabah virus corona seperti halnya banyaknya pemutusan hubungan kerja, serta
perlambatan laju investasi.

Sebagai sebuah negara yang memiliki bonus demografi di era ini, Indonesia harus mampu
menjaga pertumbuhan ekonominya guna dapat meningkatkan pembangunan negara walaupun
saat ini Indonesia berada ditengan kondisi ketidakstabilan ekonomi akibat penyebaran virus
corona, Indonesia harus mampu menjalankan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
melalui berbagai kebijaakan yang dirasa efektif guna mencegah perlambatan pertumbuhan
ekonomi dan menjadi masalah diwaktu yang akan datang.

Dengan demikian sebagai bagian dari masyarakat yang menjadi bonus demografi Indonesia,
dalam menjalankan dan tetap meningkatkan kondisi pertumbuhan ekonomi di Indonesia para
bagian dari masyarakat yang menjadi bagian dari bonus demografi dapat melakukan berbagai
inovasi dan kegiatan yang dapat tetap meningkatkan produktifitas dan keuntungan melalui
media sosial dan dunia maya yang dimanfaatkan guna mendapatkan keuntungan ditengan
wabah covid-19 saat ini.

B. Saran

Sebagai negara yang memiliki bonus demografi saat ini, Indonesia seharusnya mampu
mengatasi masalah krisis ekonomi. Salah satu cara dalam mengatasi masalah ini adalah
dengan memanfaatkan masyarakat yang menjadi bagian dari bonus demografi untuk ikut
berkontribusi dalam mengatasi masalah ini salah satunya dapat dilakukan melalui industri
kreatif pembuatan masker atau hand sanitaizer sebagai langkah dalam mengatasi tingkat
pengangguran dan kemiskinan serta sebagai langkah dalam meningkatkan posisi
perkembangan ekonomi guna mencegah terjadinya krisis ekonomi. Selain itu melaluin
pemanfaatan kebijakan dengan baik juga harus dilakukan agar dapat mengatasi masalah ini

20
serta dengan memberikan kesempatan masyarakat dalam bagian bonus demografi untuk
mengembangkan usaha inovatif informal maka akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi
serta melalui pemberian bantuan langsung tunai juga dapat meningkatkan kebutuhan
masyakat serta dapat menjadi sebuah modal awalan dalam menciptakan usaha di kondisi saat

21
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/48298-ID-profil-


penduduk-indonesia-hasil-supas-2015.pdf.

(n.d.). Falikhah, N. (n.d.). Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia. Bonus Demografi, 1-3.

Ihsanuddin. (n.d.). 9 Kebijakan Ekonomi Jokowi di Tengah Pandemi COVID-19:


Penangguhan Cicilan hingga Relaksasi Pajak. Retrieved from Kompas.com:
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/26/07412441/9-kebijakan-ekonomi-
jokowi-di-tengah-pandemi-covid-19-penangguhan-cicilan?page=3.

Problematika Pemerintah Dalam Menyongsong Bonus Demografi Di Indonesia.


(2018). Jurnal Potret - Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam.

Q&A on Coronaviruses (COVID19). (2020, April 17). Retrieved from World Healt
Organizatioj: https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses

Septia, M. D. (2016). Kajian Penyebab Tingkat Kematian. 1-2.

Tarmidi, L. T. (1999). Krisis Moneter Indonesia Sebab, Dampak, Peran Dan Sasaran . Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan, 1-3.

Virus. (n.d.). Retrieved from https://duns.ac.id/repository/docs/ajar/BAB_IV_virus.pdf

  

22

Anda mungkin juga menyukai