Anda di halaman 1dari 29

TUGAS BAHASA INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi syarat UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) yaitu


dengan membuat tugas makalah pada mata kuliah Bahasa Indonesia

Nama : Sholihatun Nur Khasanah

Nim : 2030101032

Lokal : PAI-A

Dosen Pengampu :

Noflismen Anas, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

2020 M / 1442 H
ABSTRAK

Krisis ekonomi adalah suatu keadaan dimana menurunnya perekonomian


disuatu negara yang disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang tutup dan
meningkatnya jumlah pengangguran. Krisis ekonomi saat ini disebabkan oleh
menyebarnya virus hampir ke seluruh negara di dunia. Menyebarnya virus ini
menyebabkan banyak permasalahan di setiap negara. Virus tersebut adalah Corona
Virus atau COVID-19 yang sudah dinyatakan sebagai pandemi karena sudah meluas
diseluruh negara. Indonesia adalah salah satu negara yang tertular COVID-19 dan
saat ini perekonomian di Indonesia pun sedang mengalami penurunan karena banyak
usaha-usaha yang tutup karena sepinya pengunjung dan pekerja yang mengalami
PHK karena pemiliki usaha tidak mampu menggaji. Pandemi ini tidak hanya
menimbulkan masalah ekonomi saja akan tetapi masalah social juga karena dengan
adanya COVID-19 tingkat mortalitas atau kematian semakin meningkat tiap hari nya
dan masyarakat diberi batasan untuk melakukan sosialisasi guna mencegah
menyebarnya COVID-19.

Katakunci: Krisis ekonomi, covid-19, mortalitas

i
ABSTRAK ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB 1: PENDAHULUAN ........................................................................... iv

1.1 Latar Belakang ............................................................... iv

1.2 Rumusan Masalah ............................................................... vi

1.3 Tujuan ............................................................... vii

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 1

2.1 Virus COVID-19 ............................................................... 1

2.2 Bonus Demografi ............................................................... 4

2.3 Krisi Ekonomi ............................................................... 6

2.4 Moralitas ............................................................... 7

BAB 3 : PEMBAHASAN ........................................................................... 9

3.1 Kondisi Indonesia sebagai Negara yang Mendapat Bonus Demografi


Ditengah Ancaman Krisis Ekonomi Akibat Pandemic COVID-
19 ................................................................................................... 9

3.2 Upaya Pemerintah dalam Menangani Krisis Ekonomi Saat Pandemi


COVID-19 .......................................................................... 13

3.3 Upaya Mayarakat yang Menjadi Bonus Demografi di Indonesia dalam


Menghadapi Krisis Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19
................................................................................................... 17

ii
3.3.1 Melakukan usaha informal berbasis aplikasi ............... 18

3.3.2 Memanfaatkan situasi melalui inovasi ............... 18

3.3.3 Memanfaatkan media sosial untuk berbisnis dan berinovasi

....................................................................................... 18

BAB 4 : PENUTUP ....................................................................................... 19

4.1 Kesimpulan ........................................................................... 19

4.2 Saran ........................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Baru-baru ini Indonesia digemparkan dengan berita menyebarnya sebuah


virus yang berasal dari China. Virus merupakan sebuah bahasa yang berasal dari
Yunani yaitu Venom yang berarti racun dan dapat dengan cepat menular ke tubuh
manusia dengan berbagai cara. Virus yang berasal dari China ini dikenal dengan
nama Coronavirus. Coronavirus merupakan salah satu virus yang serupa dengan
common cold atau pilek yang dapat menyebabkan penyakit ringan hingga serius.
Sedangkan virus yang menggegerkan di Negara Indonesia yang berasal dari
China merupakan Virus Corona. Virus corona baru ditemukan menyebabkan
penyakit coronavirus Covid-19. Covid-19 ini merupakan penyakit menular dan
baru diketahui ketika wabah ini dimulai dari Wuhan, China pada bulan Desember
2019.

Virus ini merupakan virus yang berasal dari hewan seperti kelelawar yang
ditularkan kemanusia di Kota Wuhan, China dimana akibat dari masyarakat
disana yang gemar memakan makanan-makanan yang tidak lazim untuk dimakan
seperti kelelawar tersebut. Virus ini pun akhirnya menyebar hingga seluruh dunia
bahkan indonesia. World Health Organization (WHO) telah menetapkan bahwa
Covid-19 atau coronavirus ini merupakan pandemi yang telah menyebar ke
seluruh dunia. Ini adalah virus pertama yang sampai menyebar ke seluruh penjuru
dunia dan menyebabkan banyak permasalahan seperti sosial, ekonomi dan
menyebabkan kenaikan mortalitas (kematian) pada masyarakat. Virus ini
menyebar dengan sangat serta gejala yang dirasakan umumnya adalah demam,
kelelahan dan batuk kering. Gejala yang dirasakan biasanya ringan dan mulai

iv
secara bertahap, pemerintah mengatakan gejala Covid-19 ini dinyatakan positif
setelah 14 hari.

Dengan munculnya Covid-19 pemerintah Indonesia mulai menegaskan bahwa


masyarakat di himbau untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah upaya untuk
menghindari meningkatnya penyebaran Covid-19. Cara yang dilakukan
pemerintah adalah dengan melakukan social distancing dan PSBB atau
Pembatasan Sosial Berskala Besar. Untuk saat ini masyarakat Indonesia sudah
mulai mengikuti dan mematuhi perintah yang diberikan pemerintah meskipun
masih banyak orang-orang yang belum bisa mematuhinya.

Akan tetapi dari kebijakan tersebut dan akibat dari pandemi virus ini muncul
permasalahan yang dirasakan dari berbagai kalangan baik kalangan atas,
menengah dan bawah. Namun, tentu saja kalangan bawah merasakan dampak
yang begitu besar, pasalnya mereka menjadi kesulitan dalam mencari nafkah dan
kesulitan untuk mendapatkan alat pencegahan Covid-19 seperti handsanitizer dan
masker sehingga mereka mudah terkena virus sehingga menyebebakan kematian.
Pemerintah pun berupaya semaksimal mungkin agar bisa menangani pasien-
pasien Covid-19 dengan baik dan juga memberikan alat pencegahan kepada
kalangan bawah.

Selain itu kondisi saat ini dimana Indonesia sebagai negara yang memiliki
bonus demografi yang seharusnya sedang dalam kondisi membangun sebuah
kekuatan ekonomi yang sangat besar harus mengalami keterlambatan ekonomi
akibat dari wabah virus ini dimana, kondisi saat ini membuat perekonomian
negara menjadi terganggu. Selain itu adanya program PSBB serta progran
Physical Distancing diberbagai daerah sebagai langkah negara dalam mencegah
penularan virus tersebut ternyata memiliki dampak yang buruk dalam segi
pertumbuhan ekonomi.

v
Dimana kodisi saat ini secara tidak langsung membuat ekspor dan impor
produk menjadi tergangu, serta berkurangnya atau melambatnya laju investasi.
Hal ini terjadi akibat dari sulitnya masuk investasi dari luar akibat pengaruh
wabah virus ini. Selain itu banyaknya tenaga kerja produktif yang harus
mengalami putus hubungan kerja akibat dari kondisi saat ini yang membuat
berbagai bidang khususnya industri mengalami penurunan penjualan dan
permintaan pasar seperti industri tekstiel dan industri garme dalam basis
pembuatan pakaian secara masal. Banyaknya yang mengalami pemutusan
hubungan kerja ini membuat tingginya jumlah angka pengangguran.

Hal ini lah yang mennjadi ancaman bagi ekonomi di Negara Indonesia dimana
pertumbuhan ekonomi yang telah mengalami pelambatan ditambah kurangnya
laju investasi serta banyaknya pengangguran dan penuhnya kebutuhan medis
dalam rangka mengatasi permasalahan virus corona membuat sebuah masalah
bari di negeri ini. Sebagai negara yang mendapatkan bonus demografi di tahun ini
seharusnya Indonesia mampu membangun ekonomi dengan baik akan tapi
bagaimana proses pembangunan tersebut dapat terjadi. Oleh karena itu artikel ini
dibuat untuk membasah bagaimana indonesia sebagai negara yang memiliki
bonus demografi menghadapi masalah ekonomi ditengah krisis akibat penyebaran
virus corona.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi Indonesia sebagai negara yang mendapat bonus


demografi ditengah ancaman krisis ekonomi akibat pandemic covid-19?

2. Bagaimana upaya pemerintah dalam menangani krisis ekonomi pada saat


pandemi covid-19 ?

3. Bagaimana upaya masyarakat yang menjadi bonus demografi di Indonesia


dalam menghadapi krisis ekonomi akibat pandemic covid-19?

vi
1.3 Tujuan

1. Mengetahui kondisi perekonomian di Indonesia sebagai negara yang


mendapatkan bonus demografi ditengah acamanan penyebaaran virus
covid-19

2. Mengetahui peran pemerintah dalam menangani krisis ekonomi saat


pandemi covid-19

3. Mengetahui peran masyarakat khususnya masyarakat yang menjadi bagian


dari bonus demografi di Indonesia dalam menanggapi krisis ekonomi saat
pandemi covid-19

vii
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Virus COVID-19

Virus merupakan sebuah partikel yang masih belum diketahui dan dibicarakan
statusnya apakah ia termasuk makhluk hidup atau benda mati. Dikatakan makhluk
hidup karena virus dapat memperbanyak diri dalam tubuh dan dikatakan benda
mati karena virus dapat dikristalkan. Para ahli biologi menetapkan bahwa virus
merupakan organisme non-seluler karena ia tidak mempunyai kelengkapan seperti
sitoplasma, organel sel dan tidak bisa membelah diri sendiri. Ada beberapa tokoh
telah melakukan penemuan virus pertamanya seperti Dmitri Ivanovski (1892,
Rusia) mengatakan bahwa ia mencoba menyaring getah tanaman yang sakit
dengan filter bakteri sebelum disemprotkan ke tanaman sehat. Hasilnya, tanaman
sehat tetap tertular. Ia menyimpulkan bahwa ada partikel yang lebih kecil lagi dari
bakteri yang lolos saringan yang menularkan penyakit.

Hal tersebut menyatakan bahwa virus berupa bakteri yang sangat kecil
sehingga keberadaannya sangat sulit untuk dijangkau bahkan ia masih dapat lolos
meskipun sudah diberikan disinfektan. Virus mempunyai bentuk yang berbeda-
beda seperti ada yang berbentuk bulat, oval,memanjang, silindaris dan ada juga
berbentuk T. Variasinya pun bermacam-macam dari segi ukuran, bentuk dan
komposisi kimiawinya. Untuk melihat virus harus menggunakan mikrosop
elektron sebab virus ukurannya sangat kecil dibanding bakteri dan berkisar dari
0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer.

Dalam proses perkembangbiakan virus membutuhkan metabolisme sel


penjamur untuk membantu penggabungan virus lainnya. Sehingga virus dapat
berkembangbiak dengan cepat didalam tubuh inang. Virus sendiri tidak melulu
dapat menimbulkan penyakit di dalam tubuh akan tetapi ada virus yang memiliki

1
peran mikroorganisme yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Virus yang
menguntungkan bagi tubuh adalah virus yang berperan penting dalam rekayasa
genetika karena dapat digunakan sebagai pengganti gen (reproduksi DNA yang
secara genetis identik). Misalnya virus yang digunakan dalam terapi gen terhadap
manusia guna menyembuhkan penyakit gen (penyakit bawaan sejak lahir) seperti
diabetes dan kanker. Sedangkan virus yang merugikan adalah virus yang dapat
menyebabkan berbagai jenis penyakit pada makhluk hidup seperti manusia,
tumbuhan dan hewan. Virus yang merugikan dan dapat menyebabkan penyakit
adalah virus hepatitis, virus hepatitis A (HAV), Human Immunodeficiency Virus
(HIV) dan sebagainya.

Dalam penyebarannya virus dapat menyebar melalui berbagai jaringan :

 Melalui saluran pernafasan

 Melalui saluran pencernaan

 Melalui kulit

 Melalui plasenta

Covid-19 atau Coronavirus Disease 2019 adalah penyakit baru yang dapat
menyebabkan gangguan pernapasan dan radang paru. Covid-19 disebabkan oleh
infeksi Severse Acute Respritory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
Coronavirus pertama kali di temukan di Wuhan, China tepatnya di pasar hewan
Huanan, Wuhan. Umumnya masyarakat Wuhan terbiasa mengkonsumsi daging
hewan liar, mereka bahkan menjual hewan tersebut dalam kondisi hidup sehingga
dari mengkonsumsi daging hewan liar tersebut masyarakat Wuhan mengalami
gejala yang akhirnya dinyatakan positif coronavirus. Sebab coronavirus awalnya
menular dari hewan ke manusia namun kemudian diketahui bahwa coronavirus
juga menular dari manusia ke manusia. Awal mulanya kemunculan coronavirus

2
diduga merupakan penyakit pneumonia karena memiliki gejala yang sama seperti
flu pada umumnya. Akan tetapi virus corona ini mampu berkembang sangat cepat
sehingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ.

Gejala yang dimunculkan umumnya sangat beragam seperti batuk, pilek, nyeri
tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala dan yang sangat parah adalah pneumonia
atau sepsis. Sehingga coronavirus diartikan sebagai kumpulan virus yang bisa
menginfeksi system pernapasan. Selain disebabkan oleh virus SARS ditemukan
juga virus penyebab lainnya yaitu virus MERS atau Middle-East Respritory
Syndrome, kedua virus itu termasuk kedalam kelompok virus yang sama yaitu
coronavirus. Covid-19 dengan SARS dan MERS memiliki perbedaan yaitu
kecepatan penyebaran dan keparahan gejala yang ditimbulkan. Virus ini dapat
menyebar ke siapa saja, akan tetapi akan sangat berbahaya jika coronavirus terjadi
pada orang yang lanjut usia, ibu hamil dan orang yang memiliki penyakit tertentu
seperti perokok, asma, kanker dan tentu saja pada orang yang memiliki imunitas
tubuh yang lemah.

Karena coronavirus ini mudah menyebar dan menginfeksi siapapun, bahkan


tenaga medis pun dapat dengan sangat mudah terinfeksi coronavirus yang
ditularkan dari pasien pengidap coronavirus diperlukannya APD untuk para
tenaga medis agar mereka terhindar dari penyakit coronavirus tersebut. Dalam
melakukan pemeriksaan kepada orang – orang yang dianggap mengidap
coronavirus para tenaga medis melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah
orang tersebut positif atau tidak, pemeriksaannya tersebut melalui beberapa test
seperti :

 Rapid Test bertujuan sebagai penyaring.

 Swab Tes atau Tes PCR bertujuan untuk mendeteksi virus corona di
dalam dahak.

3
 CT Scan bertujuan untuk mendeteksi infiltrate atau cairan di paru-paru.

Dalam melakukan pencegahan agar tidak terkena coronavirus masyarakat


dianjurkan untuk menghindari factor – factor yang dapat menyebabkan
coronavirus, yaitu dengan :

 Menggunakan Masker

 Menjaga jarak

 Rutin mencuci tangan

 Tidak menyentuh mata, mulut dan hidung sebelum mencuci tangan

 Menjaga kondisi tubuh dengan minum vitamin

 Hindari kontak dengan penderita covid-19

 Tutup mulut dan hidung ketika bersin dan batuk

 Jaga kebersihan rumah dan lingkungan

2.2 Bonus Demografi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bonus di definisikan sebaga upah


tambahan di luar gaji atau upah sebagai hadiah atau perangsang gaji/upah. Yang
pelu digaris bawahi mengenai definisi ini adalah tambahan atau hadiah.Kalau kita
mendapat tambahan atau upah atau hadiah berarti merupakan suatu keuntungan
bagi kita.

4
Bonus demografi bukan merupakan upah ataupun bukan merupakan
uang.Tetapi bonus demografi diartikan sebagai keuntungan yaitu keuntungan
ekonomi yang disebabkan rasio ketergantungan. Rasio ketergantungan pada saat
bonus demografi adalah yang paling rendah yang terjadi hanya satu kali dalam
sejarah perjalanan penduduk.

Rasio ketergantungan atau dependency ratio yang rendah berarti penduduk


usia produktif (usia 15 – 64 th) proporsinya besar. Bila penduduk usia produktif
proporsinya besar, ini dapat menguntungkan negara. Karena mereka yang dapat
menghasilkan (dari bekerja), sehingga roda perekonomian berputar dengan baik.
Sedangkan usia non produktifnya (0-14 th dan diatas 65 th) proporsinya sedikit.
Artinya mereka yang tidak menghasilkan ini ditanggung oleh usia yang
prroduktif.

Terminologi bonus demografi masih asing bagi warga masyarakat. Di


kalangan akademisi pun banyak yang belum memahami apa dan bagaimana
bonus demografi itu, serta apa urgensinya bagi Indonesia. Padahal, para pakar
kependudukan memprediksi bahwa Indonesia akan mendapat bonus demografi
pada tahun 2020-2030 mendatang, yakni jumlah penduduk usia produktif sangat
besar sedangkan jumlah penduduk usia muda sangat kecil sementara jumlah
penduduk lanjut usia belum banyak.

Besarnya proporsi penduduk usia produktif yakni yang berada pada rentang
usia 15 tahun sampai 64 tahun dalam evolusi kependudukan tersebut,
menyebabkan proporsi penduduk usia produktif menjadi modal penting dan
berharga dalam mengemban kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
di Indonesia di masa mendatang. Namun, pencapaian bonus demografi tersebut
bukanlah hal yang mudah, oleh karena keberhasilan pembangunan dari saat
sekarang ini menentukan pencapaiannya.

5
2.3 Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi yaitu lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak


perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur.
Sebelumnya sekitar tahun 1997-1998 Indonesia pernah mengalami krisis moneter
yang berlangsung cukup lama sehingga menimbulkan krisis ekonomi yang parah
saat itu. Pada saat itu Indonesia mengalami krisis moneter dikarenakan jatuhnya
nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sehingga Bank – Bank mulai kehabisan
modal karena banyaknya kredit yang tertunda. Sehingga Indonesia menjadi
negara paling buruk dibandingkan negara lain.

Pada situasi tersebut tentu menimbulkan dampak yang sangat buruk terhadap
roda perekonomian Indonesia dan membawa trauma tersendiri bagi masyarakat.
Indonesia tidak hanya mengalami krisis ekonomi saja tetapi krisis social – politik,
fenomena saat itu disebut dengan ‘Krisis Multidimensional’ karena berdampak
buruk hampir keseluruh sistem Indonesia. Tahun 2008-2009 terjadi krisis
ekonomi global yang dianggap sebagai krisis finansial terburuk sepanjang sejarah
selama 80 tahun terakhir, krisis tersebut disebut dengan ‘’The Mother of All
Crisis’’.

‘’The Mother of All Crisis’’ bermula dari Amerika dan kemudian meluas
hampir ke seluruh dunia salah satu negara yang terkena dampak dari krisis
ekonomi global adalah Indonesia. Indonesia kembali lagi mengalami krisis
ekonomi karena Indonesia memiliki perekonomian terbuka dan saling
ketergantungan antar negara, oleh karena itu Indonesia mudah terkena dampak
eksternal. Namun pada krisis 2008 – 2009 dampak yang dirasakan oleh Indonesia
tidak begitu besar karena saat itu Indonesia hanya memiliki rasio ekspor atas PDB
sekitar 29%. Hal itu merupakan keuntungan bagi Indonesia sendiri..

Menurut Rohmad Hadiwijoyo (Ketua Dewan Direktur CIDES) UMKM


Indonesia telah berperan penting sebagai backbone dan buffer zone yang

6
menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan ekonomi meskipun UMKM belum
signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional. Seperti yang
diperlihatkan dalam data BPS bahwa pascakrisis tahun 1997-1998 jumlah
UMKM tidak mengalami pengurangan melainkan meningkat, tercatat pada tahun
2012 ada 85 juta hingga 107 tenaga kerja dan jumlah total pengusaha di Indonesia
sebanyak 56.539.560 unit. Namun pada tahun 2020 ini Indonesia dikhawatirkan
akan mengalami kembali krisis ekonomi untuk ketiga kalinya karena pandemic
Covid-19. Oleh karena itu pemerintah mulai melakukan banyak cara untuk
mengantisipasi terjadinya krisis ekonomi.

2.4 Mortalitas

Kematian atau mortalitas merupaka salah satu dari tiga komponen proses
demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tinggi rendahnya
tingkat mortalitas penduduk di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi
pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut (Bagus, 2008).

Kematian tidak hanya terjadi pada usia tua akan tetapi kematian dapat
menimpa siapa saja baik muda dan tua. Kematian berkaitan dengan masalah
social, ekonomi, adat istiadat dan masalah lingkungan. Mati ialah peristiwa
hilangnya tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup, demikian mati selalu diawali dengan adanya kehidupan.
Mati tidak pernah ada kalau tidak ada kehidupan sedangkan hidup selalu dimulai
dengan lahir hidup (Live Birth) (Bagus, 2008).

Lahir hidup adalah peristiwa keluarnya bayi dari rahim seorang ibu secara
lengkap tanpa memandang lama kehamilan dan setelah perpisahan tersebut
terjadi, bayi bernafas dan memiliki tanda kehidupan seperti detak jantung,

7
gerakan otot dan lain-lain. Selain lahir hidup ada juga yang namanya lahir mati,
lahir mati adalah peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari bayi
sebelum bayi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya.

Untuk mengetahui suatu kematian didaerah atau tempat diperlukannya data


yang mencatat kematian tersebut. Sumber data yang mencatat kematian diperoleh
dari hasil registrasi vital akan tetapi di Indonesia masih belum berjalan. Oleh
karena itu sensus penduduk, survey, rumah sakit, dinas pemakanan dan kantor
polisi menjadi sumber data yang mencatat kematian seseorang disuatu daerah saat
ini.

Untuk saat ini tingkat kematian di Indonesia meningkat dikarenakan


menyebarnya virus COVID-19. Orang-orang yang rentan seperti lanjut usi dan
memiliki riwayat penyakit genetis (jantung, asma, kanker) memiliki dampak yang
serius jika terkena COVID-19 dapat menyebabkan kematian.Tidak hanya lansia
atau orang yang memiliki riwayat penyakit saja tetapi orang yang imunitasnya
kurang baik juga dapat menyebabkan kematian ketika mereka terkena COVID-19.
Oleh karena itu pandemi ini sangat mengkhawatirkan masyarakat Indonesia sebab
virus yang memiliki gejala seperti penyakit pilek ini dapat menyebabkan
kematian jika masyarakat menghiraukannya.

Seperti yang diketahui kematian berkaitan dengan masalah ekonomi, saat


pandemi COVID-19 muncul di Indonesia perekonomian pun mulai terguncang
banyak usaha yang gulung tikar dan pekerja di PHK. Hal tersebut menyebabkan
sebagian masyarakat kehilangan pendapatan sehingga sulit untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya permasalahan tersebut tidak
memungkinkan untuk terjadinya kematian.

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Indonesia sebagai Negara yang Mendapat Bonus Demografi


Ditengah Ancaman Krisis Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19

Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7,4 miliar jiwa dimana Indonesia


menyumbang sebesar 255.182.144 juta jiwa atau sekitar 28,98% penduduk dunia
adalah penduduk Indonesia. Berdasarkan data Survai Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 255,18 juta jiwa.
Jumlah ini bertambah setiap tahunnya dalam jangka waktu lima belas tahun yaitu
tahun 2000 hingga 2015, jumlah penduduk Indonesia mengalami penambahan
sekitar 50,06 juta jiwa atau rata-rata 3,33 juta setiap tahun.

Komposisi penduduk Indonesia berdasarkan SUPAS menunjukkan bahwa


sebagian besar penduduk Indonesia berada pada kelompok umur muda. Hal ini
disebabkan masih tingginya angka kelahiran atau fertilitas di Indonesia.
Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami penurunan yaitu dari 1,4 %
tahun 2000-2010 menjadi 1,43% tahun 2010-2015. Sebagai sebuah negara yang
memiliki jumlah penduduk dalam usia produktif yang sangat banyak dan bahkan
diprediksi hingga beberapat tahun kedepan Negara Indonesia merupakan salah
satu negara yang mendapatkan bonus demografi.

Sebagai sebuah negara yang memiliki proporsi penduduk produktif rentang


usia antara 15 - 40 tahun dalam evolusi kependudukan yang dialaminya,
Indonesia sebagai negara yang mendapat bonus demografi, dimana merupakan
masa transisi demografi, yaitu terjadinya penurunan tingkat kematian yang diikuti

9
dengan penurunan tingkat kelahiran dan dapat digunakan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan penduduk usia produktif secara
optimal. Dengan demikian, bonus demografi akan menjadi kesempatan besar, jika
banyaknya penduduk usia produktif seimbang dengan ketersediaan lapangan
pekerjaan (Noor, tth: 124).

Bangsa Indonesia diperkirakan mengalami bonus demografi pada tahun 2012-


2028. Hal tersebut menjelaskan bahwa Indonesia saat ini di tahun 2020 telah
memasuki dan berda pada masa bonus demografi tersebut. Sebagai negara yang
mendapatkan bonus demografi akan menyebabkan ketergantungan penduduk
dimana tingkat penduduk produktif menanggung penduduk nonproduktif (usia tua
dan anak-anak) akan sangat rendah atau sekitar 10 penduduk usia produktif akan
menanggung 3-4 penduduk usia non produktif. Hal ini akan menguntungkan bagi
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara apabila sumberdaya
manusia terutama usia produktif berkualitas.

Oleh karena itu seperti halnya kemajuan yang terjadi pada Negara Korea
Selatan dimana kemajuan negara tersebut terjadi setelah mengalami masa bonus
demografi pasca mengalami kehancuran pada perang dunia. Dengan sudah
memasuki era bonus demografi, Indonesia harus bersiap siap memanfaatkan
bonus demografi ini dengan sebaik baiknya, agar bonus demografi ini benar benar
bermanfaat sehingga dapat menjadi anugerah (kemajuan ekonomi).

Akan tetapi kondisi Negara Indonesia pada saat ini sedang dalam kondisi
terancam terkena krisis ekonomi akibat wabah dari pandemi COVID-19. Virus
yang pertama kali muncul pada masyarakat Wuhan dinyatakan sebagai penyebab
timbulnya corona virus pada Desember 2019. Saat itu hanya beberapa orang yang
dinyatakan positif terkena corona virus namun semakin hari semakin banyak
orang-orang yang terkena virus tersebut dikarenakan interaksi yang dilakukan
oleh penderita yang belum mengetahui bahwa dirinya terkena virus sehingga

10
ketika mereka melakukan aktifitas sehari-hari tanpa sadar orang-orang yang
berinteraksi dengan mereka tertular penyakit tersebut. Hingga virus ini semakin
menyebar bukan hanya masyarakat Wuhan saja yang terkena corona virus tetapi
hampir semua negara di dunia termasuk Indonesia mendapatkan dampak nya.
WHO menyatakan bahwa corona virus adalah pandemi karena menyebar ke
seluruh negara di dunia sebanyak 185 negara yang terjangkit corona virus. Hal ini
tentu sangat merugikan negara-negara yang tidak tahu menahu sehingga mereka
merasakan dampaknya.

Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki dampak dari pandemi
COVID-19 ini mengalami banyak kerugian seperti dalam hal social, ekonomi dan
budaya bahkan dengan adanya virus ini tidak sedikit orang-orang dari berbagai
negara yang telah meninggal karena daya tahan tubuh mereka yang tidak kuat
melawan virus tersebut. Di Indonesia, data hingga Senin (6/4/2020) jumlah orang
yang terinfeksi mencapai 2.491 orang, 209 meninggal dan 192 orang dinyatakan
sembuh. Akibat dari pandemi ini Indonesia pun ikut terkena dampak dalam segi
ekonomi dimana dampaknya membuat setiap negara harus mengeluarkan
kebijakan guna mencegah penularan virus tersebut. Berbagai kebijakan
dikeluarkan oleh berbagai negara mulai dari social distancing, Physical
distancing, Lock Down, dan terkini di Indonesia dibuat regulasi Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) menyusul terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor
21 Tahun 2020.

Kondisi ini tentu berdampak pada turunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi


global. Berbagai lembaga internasional memprediksi turunnya proyeksi ekonomi
global tahun ini. Internasional Monetary Found (IMF) menyebutkan penyebaran
virus Corona yang cepat akan menghapus harapan pertumbuhan ekonomi 2020.
Imbas dari kebijakan setiap negara dan kebijakan negara itu sendiri menimbulkan
kelumpuhan sebagian sistem perekonomian seperti halnya sistem ekspor dan

11
impor yang tertunda, serta penuutupan sejumlah lapangan pekerjaan guna
mencegah penyebarann virus tersebut.

Kondisi ini membuat Negara Indonesia mengalami berbagai persoalan


ekonomi diberbagai sektor dimana, sektor-sektor yang ikut terkena dampak dari
wabah virus ini adalah sektor lembaga keuangan di Indonesia seperti perbankan
hingga konsumsi rumah tangga yang menurun. Di sektor konsumsi rumah tangga
terjadi ancaman kehilangan pendapatan masyarakat karena tidak dapat bekerja
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Terutama rumah tangga miskin dan rentan
serta sektor informal. Kemudian, penurunan lainnya juga terjadi pada UMKM.
Pelaku usaha ini tidak dapat melakukan kegiatan usahanya sehingga terganggu
kemampuan memenuhi kewajiban kredit.

Selain itu menurut Menteri Keuangan RI bahwa ekonomi Indonesia mendapat


pengaruh virus corona. Dimana pada dasarnya Indonesia merespons apa yang
berkembang di dunia ini terutama dari G-20 bahwa suasana perekonomian dunia
sangat terpengaruh oleh kondisi virus corona yang sampai hari ini masih belum
dipastikan ini akan menjadi seberapa panjang. Dalam menghadapi masalah ini
berbagai negara lain sudah membuat skenario untuk mengantisipasi penurunan
pertumbuhan ekonomi akibat virus corona, termasuk Indonesia.

Skenario tersebut perlu segera dibuat karena, Negara Indonesia mengalami


kesulitan dalam segi ekonomi dimana kebutuhan akan pentingnya biaya kesehatan
dan logistik masyarakat yang harus terpenuhi oleh masyarakat, serta
menimbulkan banyaknya pemutusan hubungan kerja akibat banyak lapangan
pekerjaan khususnya di Indonesia dalam bidang industri yang mengalami berhenti
produksi akibat tidak adanya pesanan dari luar akibat wabah virus ini. Selain itu
usaha industri kreatif dan rumahan juga mengalami dampak akibat sulitnya
mendapatkan konsumen akibat kondisi kesulitan saat ini. Hal ini membuat kondisi
di Indonesia sebagai negara yang mendapatkan bonus demografi mengalami

12
kesulitan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi akibat masalah pandemi
virus ini.

Selain itu tingkat kematian yang terus menaik kini menjadikan masyarakat
semakin khawatir karena pemerintah akan memberikan waktu lebih lama lagi
untuk melakukan Lock Down sehingga semakin banyak para pekerja kesulitan
mencari penghasilan karena pemberlakuan yang diterapkan oleh pemerintah. Kini
masyarakat berharap akan menurunnya tingkat kematian yang disebabkan
COVID-19 agar Indonesia cepat ‘sembuh’ dari pandemi ini dan tidak ada lagi
pekerja yang kehilangan pekerjaan atau sulit untuk mencari penghasilan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.

3.2 Upaya Pemerintah dalam Menangani Krisis Ekonomi Saat Pandemi


COVID-19

Sebagai sebuah negara yang memiliki bonus demografi di era ini, ditambah
dengan posisi indonesia sebagai negara anggota G20 yang mewakili wilayah Asia
Tenggara, serta telah dimasukannya isu bonus demografi ke dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Termasuk
menjabarkan kerangka pelaksanaannya. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena
bonus demografi telah disadari dan mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Salah satu upaya pemerintah untuk menghadapi era bonus demografi ini
melalui pemerataan pendidikan dasar bagi seluruh penduduk Indonesia dengan
memberikan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebesar
1,3 Triliun. Pemerataan akses pendidikan dasar terutama bagi penduduk yang ada
di pelosok dan kurang mampu secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia.

13
Selain itu dicanangkannya pendidikan kependudukan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menjadi salah satu upaya untuk memberikan
pengetahuan, kesadaran, dan tingkah laku tentang komponen-komponen dalam
demografi dan kependudukan. Dengan mengetahui, setidaknya penduduk usia
non produktif (penduduk usia sekolah sampai 15 tahun) menjadi sadar dan
akhirnya akan mempengaruhi perilaku mereka yang serba bertanggung jawab
terhadap pertambahan penduduk di Indonesia.

Akan tetapi saat ini seluruh dunia bahkan Negara Indonesia sedang dihadapi
dengan isu penyebaran wabah virus corona, dimana wabah ini telah mengancam
pertumbuhan ekonomi dunia bahwa Indonesia. Oleh karena ini sebagai sebuah
negara yang sedang merancang pembangunan ekonominya melalui bonus
demografi, Indonesia harus segera membuat langkan atau skenario guna dapat
mengatasi masalah pandemi corona. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa
ditengah pandemi virus ini dibutuhkan langkah yang tepat guna mengatasi
masalah ekonomi dinegara ini.

Berbagai kebijakan perlu dibuat dan dilakukan oleh Indonesia guna dapat
mampu menekan angka stabilitas ekonomi di Indonesia. Pada saat ini dimana
Indonesia sedang di hadapkan oleh krisis ekonomi akibat lambatnya laju
pertumbuhan ekonomi serta banyaknya masyarakat yang bekerja terpaksa
dirumahkan akibat banyaknya lapangan pekerjaan yang tutup sementara akibat
masalah pandemi ini maka pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan
bersamaan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah khususnya
daerah yang saat ini menjalankan kebijakan PSBB guna menanggulangi
penyebaran virus tersebut.

Pemerintah pusat mengeluarkan beberapa kebijakan ekonomi guna mengatasi


masalah akibat Pandemi COVID-19 diantaranya yang pertama, Presiden
memerintahkan seluruh menteri, gubernur dan wali kota memangkas rencana

14
belanja yang bukan belanja prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kedua,
melalui Presiden meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk
mengalokasikan ulang anggarannya untuk mempercepat pengentasan dampak
corona, baik dari sisi kesehatan dan ekonomi. Langkah tersebut sesuai dengan
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2020 tentang Tentang Refocussing
Kegiatan, Realokasi Anggaran serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka
Percepatan Penanganan Virus Corona.

Ketiga, pemerintah pusat serta pemerintah daerah menjamin ketersediaan


bahan pokok, diikuti dengan memastikan terjaganya daya beli masyarakat,
terutama masyarakat lapisan bawah. Bantu para buruh, pekerja harian, petani,
nelayan, dan pelaku usaha mikro dan kecil agar daya belinya terjaga. Salah
satunya seperti halnya yang dilakukan di Provinsi Jawa Barat dimana pemerintah
derah mebagikan logistik kepada setiap masyarakat yang membutuhkan ditengah
wabah virus COVID-19. ujar Jokowi. Keempat, pemerintah mendorong program
Padat Karya Tunai diperbanyak dan dilipatgandakan, dengan catatan harus diikuti
dengan kepatuhan terhadap protokol pencegahan virus corona, yaitu menjaga
jarak aman satu sama lain. selain itu pemerintah juga mengeluarkan kebijakan
melaui kartu prakerja sebagai salah satu upaya dalam mengatasi masalah ditengan
penyebaran ekonomi, walaupun kebijakan ini dirasa tidak sesuai dengan fungsi
dari dibuatnya kebijakan ini pada awal masa kampanye presiden.

Kelima, pemerintah memberikan tambahan sebesar Rp 50.000 pada pemegang


kartu sembako murah selama enam bulan. Dengan demikian, peserta kartu
sembako akan menerima Rp 200.000 per keluarga per bulan. Untuk menjalankan
alokasi tambahan kartu sembako ini, pemerintah menganggarkan biaya Rp 4,56
triliun. Keenam, pemerintah juga membayarkan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21
yang selama ini dibayar oleh wajib pajak (WP) karyawan di industri pengolahan.
Alokasi anggaran yang disediakan mencapai Rp 8,6 triliun. Ketujuh, Otoritas Jasa

15
Keuangan (OJK) memberikan relaksasi kredit di bawah Rp 10 miliar untuk Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Relaksasi tersebut berupa penurunuan
bunga dan penundaan cicilan selama setahun, baik dari perbankan dan industri
keuangan non bank. Selain itu, penangguhan cicilan selama setahun juga berlaku
bagi ojek, supir taksi dan nelayan yang memiliki cicilan kendaraan.

Dari ketuju kebijakan tersebut masih dirasa belum efektif untuk tetap
menekan dampak buruk dari virus corona ini dalam aspek ekonomi. Indonesia
dituntut untuk dapat menciptakan berbagai skenario yang mungkin dapat
digunakan untuk menekan masalah ekonomi ini. Hal ini karena dampak dari
penyebaran virus corona ini tidak diketahui kapan akan berhenti. Salah satu
skenario yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah melalui pembuatan paket
kebijakan pariwisata. Kebijakan ini berisi mengenai pemberian paket-paket
pariwisata untuk mencegah dampak terlalu besar terhadap jumlah kunjungan
pariwisata ke Indonesia. Hal ini karena kunjungan itu berpengaruh pada restoran,
hotel, maka kebijakan ini akan memfokuskan kepada daerah-daerah yang kena
dampak langsung itu. Itu dipaket-paket seperti paket pariwisata terkait diskon
pesawat, untuk travel agen, untuk daerah sendiri juga malam ini formulasinya
sedang difinalkan.

Akan tetapi kebijakan tersebut menuai kritik yang keras dari masyarakat dan
para akademis serta para pihak pihak kesehatan. Hal ini karena kebijakan tersebut
dapat menimbulkan penyebaran virus covid-19 kesetiap daerah yang memiliki
objek wisata. Hal ini akan berdampak fatal karena dengan biaya paket wisata
murah makan banyak masyarakat yang tergiur dan akan pergi berwisata dan
akhirnya dapat menimbulkan masalah abru yaitu mudahnya penyebaran virus
corona dari program tersebut. Sehingga program ini pun harus segera di respon
oleh pemerintah untuk dikaji ulang agar mencegah terjadinya permasalahan dan
kegaduhan di masyarakat.

16
3.3 Upaya Mayarakatyang Menjadi Bonus Demografi di Indonesia dalam
Menghadapi Krisis Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19

Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7,4 miliar jiwa dimana Indonesia


menyumbang sebesar 255.182.144 juta jiwa atau sekitar 28,98% penduduk dunia
adalah penduduk Indonesia. Modal manusia yang sangat besar ini harus
dimanfaatkan sebaik baiknya untuk membangun Indonesia. Karena sejak tahun
2015 Indonesia telah masuk ke era bonus demografi dimana jumlah penduduk
usia produktif sangat banyak. Penduduk usia produktif ini adalah merupakan
tenaga kerja yang dapat dimanfaatkan untuk membangun Indonesia. Tenaga kerja
yang jumlahnya meningkat ini dapat dimanfaatkan apabila mereka terdidik,
terampil, sehat dan ada lapangan pekerjaannya.

Dalam perjalannya saat ini sebagai sebuah negara yang memiliki bonus
demografi, Indonesia mengalami masalah ancaman krisis ekonomi akibat wabah
virus COVID-19 yang tengan terjadi di seluruh dunia saat ini. Permasalahan ini
pula menyebabkan banyaknya para golongan yang termasuk kelompok bonus
demografi mengalami putus kerja akibat banyaknya lapangan pekerjaan yang
tutup akibat penyebaran virus ini. Oleh karena itu sebagai golongan generasi
muda diharapkan mampu memberikan solusi atas masalah yang terjadi serta
dalam hal memenuhi kebutuhan hidup di kondisi masyarakat saat ini mereka
diharapkan mampu menciptakan langkah yang tetap dapat menimbulkan kondisi
yang produktif walaupun saat ini tengah berada di tengah wabah COVID-19.

Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh para golongan generasi muda
yang menjadi bonus demografi negara bisa melakukan upaya guna tetap
meningkatkan produktifitas dan juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Langkah yang dapat diambil diantaranya:

17
3.3.1 Melakukan usaha informal berbasis aplikasi. Langkah ini dianggap
efektif dalam meningkatkan produktifias karena ditengah kondisi saat
ini banyak masyarakat yang tidak bisa keluar rumah untuk membeli
bahan kebutuhannya sehingga dengan melalui media belanjan online
mereka bisa tetap mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan juga
golongan yang mennjadi bonus demografi dapat menjadi tetap
produktif ditengah kondisi saat ini.
3.3.2 Memanfaatkan situasi melalui inovasi. Langkah ini harus dilakukan
guna dapat mendorong diri setiap golongan generasi muda yang
menjadi bonus demografi negara untuk tetap produkif diantaranya
adalah dengan membuat kelompok dalam berbisnis atau membuat
inovasi via aplikasi atau onlie seperti halnya di kota bandung dimana
sekelompok pemuda membuat aplikasi untuk para warga berbelanja
kebutuhan di pasar tradisional sehingga mereka bisa membatu dua
golongan sekaligus yaitu pedagang pasar dan juga warga yang menjadi
konsumen dimana kelompok ini menjadi pelantara diantara keduanya.
3.3.3 Memanfaatkan media sosial untuk berbisnis dan berinovasi . Di era
saat ini banyak langkah yang dapat ditempuh oleh para generasi muda
diantaranya yaitu melalui bisnis berbasis media sosial dimana dengan
melalui media sosial tidak akan terciptanya kontak langsung dan dapat
mencegah penularan virus serta tetap menjadi golongan yang
produktif.

18
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dengan demikian sebagai sebuah negara yang mendapatkan bonus demografi


saat ini, Negara Indonesia harus mampu menanfaatkan posisi tersebut walaupun
saat ini Indonesia sedang berada titengah ancaman krisis ekonomi akibat wabah
virus corona dimana di saat ini, posisi pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang
mengalami perlambatan serta berbagai persoalan akibat wabah virus corona
seperti halnya banyaknya pemutusan hubungan kerja, serta perlambatan laju
investasi.

Sebagai sebuah negara yang memiliki bonus demografi di era ini, Indonesia
harus mampu menjaga pertumbuhan ekonominya guna dapat meningkatkan
pembangunan negara walaupun saat ini Indonesia berada ditengan kondisi
ketidakstabilan ekonomi akibat penyebaran virus corona, Indonesia harus mampu
menjalankan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai
kebijaakan yang dirasa efektif guna mencegah perlambatan pertumbuhan
ekonomi dan menjadi masalah diwaktu yang akan datang.

Dengan demikian sebagai bagian dari masyarakat yang menjadi bonus


demografi Indonesia, dalam menjalankan dan tetap meningkatkan kondisi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia para bagian dari masyarakat yang menjadi
bagian dari bonus demografi dapat melakukan berbagai inovasi dan kegiatan yang
dapat tetap meningkatkan produktifitas dan keuntungan melalui media sosial dan
dunia maya yang dimanfaatkan guna mendapatkan keuntungan ditengan wabah
covid-19 saat ini.

19
4.2 Saran

Sebagai negara yang memiliki bonus demografi saat ini, Indonesia seharusnya
mampu mengatasi masalah krisis ekonomi. Salah satu cara dalam mengatasi
masalah ini adalah dengan memanfaatkan masyarakat yang menjadi bagian dari
bonus demografi untuk ikut berkontribusi dalam mengatasi masalah ini salah
satunya dapat dilakukan melalui industri kreatif pembuatan masker atau hand
sanitaizer sebagai langkah dalam mengatasi tingkat pengangguran dan
kemiskinan serta sebagai langkah dalam meningkatkan posisi perkembangan
ekonomi guna mencegah terjadinya krisis ekonomi.

Selain itu melaluin pemanfaatan kebijakan dengan baik juga harus dilakukan
agar dapat mengatasi masalah ini serta dengan memberikan kesempatan
masyarakat dalam bagian bonus demografi untuk mengembangkan usaha inovatif
informal maka akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi serta melalui
pemberian bantuan langsung tunai juga dapat meningkatkan kebutuhan masyakat
serta dapat menjadi sebuah modal awalan dalam menciptakan usaha di kondisi
saat ini.

20
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/48298-ID-profil-


penduduk-indonesia-hasil-supas-2015.pdf.

(n.d.).

Falikhah, N. (n.d.). Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia. Bonus Demografi, 1-3.

Ihsanuddin. (n.d.). 9 Kebijakan Ekonomi Jokowi di Tengah Pandemi COVID-19:


Penangguhan Cicilan hingga Relaksasi Pajak. Retrieved from Kompas.com:
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/26/07412441/9-kebijakan-
ekonomi-jokowi-di-tengah-pandemi-covid-19-penangguhan-cicilan?page=3.

Problematika Pemerintah Dalam Menyongsong Bonus Demografi Di Indonesia.


(2018). Jurnal Potret - Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam.

Q&A on Coronaviruses (COVID19). (2020, April 17). Retrieved from World Healt
Organizatioj: https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses

Septia, M. D. (2016). Kajian Penyebab Tingkat Kematian. 1-2.

Tarmidi, L. T. (1999). Krisis Moneter Indonesia Sebab, Dampak, Peran Dan Sasaran .
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 1-3.

Virus. (n.d.). Retrieved from


https://duns.ac.id/repository/docs/ajar/BAB_IV_virus.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai