Disusun oleh:
- Rosalia Dominique (XI IPA 1/21)
- Samuel Kristian (XI IPA 1/22)
- Samuel Taniel Mulyadi (XI IPA 1/23)
- Santika Desriyani (XI IPA 1/24)
- Sherlin Lowrencia (XI IPA 1/25)
Kelompok 21-25
ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
1.6.1 Objek..........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
2.1.2 Hipotesis....................................................................................................................7
2.2.1. Keuntungan-Keuntungan...........................................................................................7
BAB III...........................................................................................................................................9
iii
3.3. Pembahasan.....................................................................................................................15
BAB IV..........................................................................................................................................22
4.1. Metode............................................................................................................................22
4.2. Fasilitas...........................................................................................................................23
4.1.2. Sarana......................................................................................................................23
4.1.3. Peralatan..................................................................................................................23
BAB V...........................................................................................................................................26
5.1. Kesimpulan.....................................................................................................................26
5.2. Saran................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................29
LAMPIRAN.................................................................................................................................30
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Virus yang mewabah saat ini mengguncang dunia, merambah seluruh aspek kehidupan,
terlebih lagi pada bidang sosial dan ekonomi. Sebagai makhluk sosial, manusia yang
membutuhkan persekutuan dan peran orang lain, yang selalu membentuk pengelompokan sosial,
yang berjaya dan bergerak dalam roda dunia dengan organisasi, yang tidak pernah bisa terpisah
dari kelompoknya harus dipaksakan untuk menutup diri dari lingkungan masyarakat.
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), atau yang lebih dikenal
dengan nama virus corona atau COVID-19, menyerang pada sistem pernapasan dan dapat
mengakibatkan kematian. Virus ini bisa menyerang siapa saja, pertama kali ditemukan di China,
tepatnya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei pada 8 Desember 2019. Pada pengujung tahun 2019 itu
pula, World Health Organization (WHO) di China mendapatkan pemberitahuan tentang adanya
sejenis wabah yang penyebabnya tidak diketahui. Sejak saat itu, kasus COVID-19 di Cina
menunjukkan angka yang signifikan. Pemerintah Cina pun sejak 3 Januari telah melaporkan
wabah pneumonia tersebut ke World Health Organization (WHO).
Perkembangan dan pelaporannya secara teratur menjadi perhatian WHO, dan barulah pada
tanggal 30 Januari 2020, WHO mengumumkan darurat kesehatan masyarakat global dan
tepatnya 11 Februari 2020, WHO mengumumkan virus baru ini disebut ”COVID-19”.
Perkembangan kasus COVID-19 merambah ke seluruh dunia. Kasus COVID-19 ini pun mulai
merambah ke tanah air. Pada tanggal 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo pun mengumumkan
secara resmi di Istana Negara. Kasus COVID-19 di di Indonesia ini diawali dengan dua warga
negara Indonesia yang mengadakan kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke
Indonesia dan di tanggal 11 Maret 2020. Sesudah virus ini masuk di Indonesia, gugus yang
bertugas percepatan penangan COVID-19 terus melakukan upaya penanganan sampai sekarang.
Peningkatan kasus COVID-19 juga berdampak pada bidang pendidikan. Pembelajaran tidak
lagi dapat dilakukan dalam bentuk tatap muka. Upaya pemerintah untuk tetap melakukan proses
pembelajaran yaitu dilakukan secara jarak jauh atau online atau lebih dikenal dengan
pembelajaran daring. Proses pembelajaran secara daring ini dibutuhkan adanya fasilitas internet
yang pihak keluarga pelajar, sekolah, dan pemerintah harus berikan. Sekolah ditutup, para
pegawai bergiliran ke kantor dan tenaga fungsional melakukan tugasnya di rumah, yang lebih
1
2
dikenal dengan Work From Home (WFH). Untuk anak-anak yang kondisi ekonomi keluarganya
mampu dapat melakukan proses pembelajarannya dengan baik, tetapi untuk orangtua dari
kondisi keluarga dengan ekonomi lemah, pada akhirnya harus bekerja tambahan untuk
menunjang proses pembelajaran anak.
Proses pembelajaran jarak jauh atau online mulai berdampak di sekolah. Semua aktivitas,
baik itu KBM maupun kerja kelompok dilakukan secara daring. Guru pun melakukan pekerjaan
dari rumah atau Work From Home (WFH) dan dituntut untuk dapat seefektif mungkin dalam
melakukan tugas tanggung jawabnya. Pelajar dan guru dituntut untuk tanggap teknologi.
Kenyataannya, pelajar merasa sekolah secara online dianggap tidak efektif karena berbagai
faktor, baik itu jaringan, biaya dan bahkan ilmu yang diperoleh juga tidak maksimal. Guru juga
merasa aplikasi-aplikasi yang digunakan secanggih apapun tidak seperti ketika mereka bertatap
muka langsung dengan anak didiknya. Proses pembimbingan pun dilakukan secara online dan
dialami baik itu oleh pelajar maupun guru sangat tidak maksimal. Berdasarkan fenomena-
fenomena yang diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh dan
memberikan judul untuk penelitian yaitu “Pengaruh COVID-19 dalam Bidang Pendidikan.”
d. Bagaimana caranya mengatasi kendala dari proses pembelajaran online di masa pandemi
COVID-19?
e. Apa yang diperlukan untuk mencapai keuntungan yang maksimal dalam keefisienan,
keefektivitasan, dan kenyamanan?
pembelajaran secara konvensional. Pembelajaran online lebih menekankan pada ketelitian dan
kejelian siswa dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online.
- Suka dan duka dalam proses pembelajaran secara online termasuk kendala sinyal,
paket internet, kondisi lingkungan yang tidak memadai.
- Tanggapan pemerintah kepada dunia pendidikan.
- Langkah-langkah yang dilaksanakan guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
- Orangtua yang ikut andil dalam memantau proses pembelajaran putra dan putri.
2 Jenis-Jenis Kegiatan
Dalam penelitian ini jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan yaitu:
- Membuat form pada Google Form yang berisikan angket berkaitan dengan
pengaruh COVID-19 terhadap bidang pendidikan.
- Selain membuat form, juga menciptakan hipotesis terhadap data yang akan
diperoleh dari angket tersebut.
- Menyebarluaskan form ke pihak-pihak yang berkaitan melalui social media dan
relasi pribadi.
- Merekap data-data yang didapatkan dari angket yang sudah disebarluaskan.
- Menguji hipotesis dan menganalisa dengan teori yang didapatkan dari studi
pustaka.
- Dari hasil tersebut menarik kesimpulan.
- Kesimpulan yang didapatkan diterapkan pada objeknya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis dan Hipotesis
2 Kerangka Teoritis
a. COVID-19 / Coronavirus Disease 19
Penyakit Virus Corona 2019 (bahasa Inggris: Coronavirus Disease 2019,
disingkat COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2,
salah satu jenis Coronavirus. Penyakit ini mengakibatkan pandemi COVID-19.
Penderita COVID-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernapas.
Sakit tenggorokan, pilek, atau bersin-bersin lebih jarang ditemukan. Pada penderita
yang paling rentan, penyakit ini dapat berujung pada pneumonia dan kegagalan multi
organ.
Infeksi menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet) dari
saluran pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin. Waktu dari paparan
virus hingga timbulnya gejala klinis berkisar antara 1–14 hari dengan rata-rata 5 hari.
Metode standar diagnosis adalah uji reaksi berantai polimerase transkripsi-balik (rRT-
PCR) dari usap nasofaring atau sampel dahak dengan hasil dalam beberapa jam
hingga 2 hari. Pemeriksaan antibodi dari sampel serum darah juga dapat digunakan
dengan hasil dalam beberapa hari. Infeksi juga dapat didiagnosis dari kombinasi
gejala, faktor risiko, dan pemindaian tomografi terkomputasi pada dada yang
menunjukkan gejala pneumonia.
Mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dari orang yang batuk, dan tidak
menyentuh wajah dengan tangan yang tidak bersih adalah langkah yang disarankan
untuk mencegah penyakit ini. Disarankan untuk menutup hidung dan mulut dengan
tisu atau siku yang tertekuk ketika batuk. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan kepada
orang-orang yang menduga bahwa mereka telah terinfeksi untuk memakai masker
bedah dan mencari nasihat medis dengan memanggil dokter dan tidak langsung
mengunjungi klinik. Masker juga direkomendasikan bagi mereka yang merawat
seseorang yang diduga terinfeksi tetapi tidak untuk digunakan masyarakat umum.
6
Beberapa negara telah berhasil membuat vaksin COVID-19. Tetapi, masih diteliti
dan dikembangkan lebih lanjut.tata laksana yang diberikan meliputi pengobatan
terhadap gejala, perawatan suportif, dan tindakan eksperimental. Angka fatalitas
kasus diperkirakan antara 1–3%.
yang muncul termasuk akses yang lebih luas terhadap konten multimedia yang lebih
kaya, dan berkembangnya metode pembelajaran baru yang tidak lagi dibatasi oleh
ruang dan waktu. Di sisi lain kemajuan teknologi dengan beragam inovasi digital yang
terus berkembang juga menghadirkan tantangan baru bagi penyelenggara pendidikan
untuk terus menyesuaikan infrastruktur pendidikan dengan teknologi baru tersebut.
Pendidikan jarak jauh bukan metode baru dalam sistem pendidikan. Metode
pembelajaran ini telah digunakan di Amerika Serikat sejak tahun 1892 ketika
Universitas Chicago meluncurkan program pembelajaran jarak jauh pertamanya untuk
tingkat pendidikan tinggi. Metode pembelajaran jarak jauh terus berkembang dengan
menggunakan berbagai teknologi komunikasi dan informasi termasuk radio, televisi,
satelit, dan internet. Meluasnya penggunaan internet oleh publik di berbagai negara
pada tahun 1996 menjadi suatu fenomena yang berkembang dan diikuti oleh
kemunculan berbagai konten digital di dalamnya. Pada tahun yang sama, John Bourne
mengembangkan Asynchronous Learning Network Web yang merujuk kepada
kemampuan untuk memberikan pendidikan kapan saja dan di mana saja melalui
internet.
3 Hipotesis
Hipotesis yang dapat dibuat untuk penelitian ini yaitu:
1. Korban pengaruh COVID-19 yang melakukan pembelajaran online memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang lebih tinggi dibandingkan yang melakukan
pembelajaran tatap muka.
2. Korban pengaruh COVID-19 yang melakukan pembelajaran tatap muka memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang lebih tinggi dibandingkan yang melakukan
pembelajaran online.
3. Korban pengaruh COVID-19, baik yang melakukan pembelajaran tatap muka atau
pembelajaran online, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sama.
4. Pengaruh COVID-19 dalam bidang pendidikan memiliki keuntungan yang lebih
baik dibandingkan tanpa pengaruh COVID-19.
5. Pengaruh COVID-19 dalam bidang pendidikan tidak memiliki keuntungan
dibandingkan tanpa pengaruh COVID-19.
8
3. Kemungkinan Kerugian
Penelitian ini juga memiliki kemungkinan kerugian sebagai berikut:
- Dalam melaksanakan penelitian, kemungkinan yang dapat terjadi yaitu hanya
kerusakan sarana dan prasarana akibat kesalahan dari anggota, seperti tinta bocor,
kerusakan media piranti, dan hal lainnya.
- Penelitian yang dilakukan dapat memiliki kesalahan sehingga dapat menghasilkan
hasil penelitian yang tidak benar menjadikan masyarakat sekitar dapat kurang
mempercayai hasil penelitian dan melakukan aksi protes kepada para anggota.
- Penelitian yang dilakukan dapat mengundang aksi dari masyarakat yang menolak
keberadaan COVID-19 dan mengambil aksi illegal, seperti di Amerika Serikat.
9
BAB III
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dibawah ini sesuai dengan metode penelitian pada Bab IV.
Pelaksanaan Penelitian, berikut data yang diambil dari angket / form yang telah dibuat
berdasarkan metode penelitian. Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian faktor-
faktor yang mempengaruhi minat wirausaha mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan
dengan mendistribusikan kuesioner. Dari kuesioner yang telah diisi oleh responden
didapat data identitas responden. Penyajian data mengenai identitas responden untuk
memberikan gambaran tentang keadaan diri dari pada responden
25
20
15
10
0
Profesi
10
11
30
25
20
15
10
0
Proses Belajar-Mengajar
20
15
Jumlah
10
0
Sarana Media Handphone / Tablet / Laptop / Komputer
13
Grafik 5. Prasarana
25
20
15 Pulsa
Jumlah
Wi-Fi
10
0
Prasarana
3. Profesi
25
20
15
10
0
Profesi
responden (8%) mendapatkan tugas yang terlalu banyak, dan 6 responden (17%) tidak
mengalami kendala apapun. Hal tersebut juga dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
30
25
20
Kendala Internet
Jumlah
Lokasi:
28 93%
Rumah
16
Sarana:
5 17%
Handphone / Tablet / Laptop / Komputer bersama (keluarga)
Prasarana:
8 27%
Pulsa
Profesi:
26 86%
Pelajar
3.3. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang yang dianggap mampu mewakili pihak-
pihak yang terdampak COVID-19 dalam bidang pendidikan untuk menganalisa proses
pembelajaran yang sejak terjadinya pandemi COVID-19 sudah dilakukan secara
daring/online. Beberapa diantaranya ada yang berprofesi sebagai pelajar, mahasiswa,
dan guru/dosen. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil angket dengan informan pelajar, mahasiswa, dan guru/dosen, hasil
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Untuk responden yang pertama sampai yang terakhir yang disingkat dengan R1
sampai dengan R30, memberikan jawaban yang sama yaitu bentuk pembelajaran onlinenya
dengan menggunakan aplikasi. Aplikasi yang digunakan adalah Google Meet, Zoom,
Google Classroom dan Whatsapp Group.
Untuk responden yang pertama (R1) memberikan pernyataan sebagai berikut: “Ada
keuntungan dan kerugian. Tetapi tak luput dari kendala. Baik dari sinyal, maupun aplikasi
error. Keuntungannya lebih cepat mengirim tugas, daripada melalui private chat Whatsapp.”
Untuk responden yang ketiga (R3) memberikan pernyataan bahwa: “Akan lebih baik
jika ada pengurangan tugas atau memporsikan tugas sesuai dengan kemampuan siswa siswi
baik itu dari segi deadline dan internet, tidak semua siswa siswi selalu memegang
elektronik, karena banyak aktivitas rumah yang dikerjakan walau kita belajar online, dan
juga untuk masalah KBM daring, banyak siswa siswi yang merasa tidak mampu mengejar
materi hanya lewat Zoom atau Google Meet, karena semua orang mempunyai gaya belajar
18
masing masing dan semua orang mempunyai muatan otak yang berbeda jadi ada yang cepat
tanggap ada yang tidak, dan masalah tanya jawab lewat Zoom mungkin seorang siswa
tersebut bingung ingin bertanya apa karena ia tidak mengerti materi tersebut dari awal atau
saja ia malu bertanya kepada guru”
Berdasarkan hasil angket untuk pertanyaan penelitian yang kedua dapat disimpulkan
bahwa bentuk pembelajaran online selama masa pandemi COVID-19 adalah menggunakan
aplikasi. aplikasi yang digunakan dalam proses perkuliahan online selama masa pandemi
COVID-19 adalah aplikasi Google Meet, Zoom, Google Classroom dan whatsapp group.
kepada responden agar dapat dianalisa oleh peneliti. untuk responden dapat menjawab survei
melalui Google Form dikarenakan keadaan pandemi COVID-19 sehingga tidak dapat
bertemu langsung dengan responden.
Berdasarkan hasil angket dengan informan pelajar, mahasiswa, dan guru/dosen, hasil
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Untuk responden yang pertama (R1) memberikan pernyataan sebagai berikut: “Ada
keuntungan dan kerugian. Tetapi tak luput dari kendala. Baik dari sinyal, maupun aplikasi
error. Keuntungannya lebih cepat mengirim tugas, daripada melalui private chat
Whatsapp.”
Untuk responden yang ketiga (R3) memberikan pernyataan sebagai berikut: “Akan
lebih baik jika ada pengurangan tugas atau memporsikan tugas sesuai dengan kemampuan
siswa siswi baik itu dari segi deadline dan internet, tidak semua siswa siswi selalu
memegang elektronik, karena banyak aktivitas rumah yang dikerjakan walau kita belajar
online, dan juga untuk masalah KBM daring, banyak siswa siswi yang merasa tidak mampu
mengejar materi hanya lewat Zoom atau Google Meet, karena semua orang mempunya gaya
belajar masing masing dan semua orang mempunyai muatan otak yang berbeda jadi ada
yang cepat tanggap ada yang tidak, dan masalah tanya jawab lewat Zoom mungkin seorang
siswa tersebut bingung ingin bertanya apa karena ia tidak mengerti materi tersebut dari awal
atau saja ia malu bertanya kepada guru”
Untuk responden yang keempat (R4) memberikan pernyataan bahwa: “Menurut saya,
pembelajaran online itu membuat waktu istirahat saya berkurang. Misal ada tugas, tugasnya
itu menguraikan banyak pertanyaan, sehingga tugasnya itu bisa berlembar-lembar. Bagi
saya, tugas seperti itu sangat menyita waktu istirahat saya. Saya juga terkadang merasa
20
heran, mengapa ada guru yang memberikan link meet tetapi memberikan tugas juga?
Menurut saya itu pemborosan. Dimana seharusnya kuota dipakai untuk meet atau tugas saja,
ini dipakai dua duanya. Saat nge-meet pula, saya sering mendapat masalah pada jaringan
internet yang membuat saya terhambat dalam belajar. Semoga pandemi ini cepat selesai,
agar semua kembali dengan normal.”
Berdasarkan pemaparan dari ketiga pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen, dapat
dikemukakan bahwa kendala dalam proses pembelajaran online adalah:
1. Aplikasi yang digunakan. Untuk aplikasi Google Meet, Whatsapp Group dan Google
Classroom bisa dikatakan efektif karena informasi bisa dishare dengan cepat dan pelajar
serta mahasiswa bisa langsung meresponnya, baik itu terkait jadwal perkuliahan, materi
ataupun informasi mendetail terkait tugas dan ujian. Tetapi Google Classroom juga
terdapat error sewaktu-waktu. Untuk aplikasi Zoom, menjadi kendala bagi pelajar.
Mahasiswa, guru, dan dosen karena jaringan. Materi tidak tersampaikan dan waktu yang
digunakan tidak efektif karena hanya berlaku 40 menit, serta tidak efektif untuk
menyerap ilmu yang diberikan oleh dosennya.
2. Jaringan internet yang tidak stabil. Pelajar dan mahasiswa sebagian besar telah difasilitasi
dengan kuota belajar, baik itu dari pihak sekolah atau universitas dan juga pemerintah.
Tetapi karena kuota yang terbatas, hal tersebut dapat menghambat pelajar dan
21
mahasiswa baik itu untuk menerima materi, maupun dalam proses upload tugas dan
hasil-hasil ujian. jaringan yang tidak stabil ini juga mengakibatkan jadwal KBM
terganggu, dikarenakan guru atau dosen berupaya mencari solusi waktu yang terbaik
dalam melakukan proses KBM.
3. Ilmu yang diberikan belum tersampaikan secara baik. Hal tersebut terjadi karena kendala
jaringan, suara guru atau dosen ketika mengajar tidak terdengar jelas, Power Point yang
dibagikan juga terdapat kendala dan penjelasan-penjelasan ilmiah terlewatkan karena
kendala tersebut.
Untuk responden yang ketiga (R3) memberikan pernyataan sebagai berikut: “Akan
lebih baik jika ada pengurangan tugas atau memporsikan tugas sesuai dengan kemampuan
siswa siswi baik itu dari segi deadline dan internet, tidak semua siswa siswi selalu memegang
elektronik, karena banyak aktivitas rumah yang dikerjakan walau kita belajar online, dan juga
untuk masalah KBM daring, banyak siswa siswi yang merasa tidak mampu mengejar materi
hanya lewat Zoom atau Google Meet, karena semua orang mempunya gaya belajar masing
masing dan semua orang mempunyai muatan otak yang berbeda jadi ada yang cepat tanggap
ada yang tidak, dan masalah tanya jawab lewat Zoom mungkin seorang siswa tersebut
bingung ingin bertanya apa karena ia tidak mengerti materi tersebut dari awal atau saja ia
malu bertanya kepada guru”
mendapat bagian bersuara dalam meet, setidaknya dipilih saat bagian berdoa, mendengarkan
pendapat dan masukan para siswa agar terjadinya komunikasi yang baik antara guru dan
siswa. Seperti pemberian tugas dan meet yang berselang seling (tidak bersamaan).”
Saran yang dapat diberikan oleh responden untuk proses pembelajaran online selama
pandemi COVID-19 adalah proses pembelajaran akan lebih efektif jika semua fasilitas
tersedia. Guru dan dosen sudah menggunakan wi-fi dan mendapatkan kuota belajar dari
pemerintah, siswa dan mahasiswa juga sudah mendapat kuota belajar dari pihak
sekolah/universitas dan pemerintah, diharapkan proses pembelajaran online kedepan lebih
baik lagi, baik dalam proses pembelajaran dan hasil yang diperoleh, baik itu kinerja guru dan
dosen maupun prestasi pelajar dan mahasiswa tetap dapat ditingkatkan walaupun dalam masa
pandemi COVID-19.
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN
4.1. Metode
Objek dalam penelitian ini meliputi pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen yang
menghadapi pengaruh COVID-19 dalam proses KBM; Tidak hanya pelajar, mahasiswa,
guru, dan dosen tetapi juga pekerja dalam bidang pendidikan seperti pendidikan informal
terlebih lagi dalam ekstrakurikuler yang biasa diadakan oleh sekolah.
Sampel penelitiannya adalah pengaruh COVID-19 itu sendiri dimana virus COVID-19
yang menjadi subjeknya.
Penelitian ini menggunakan teknik angket (kuesioner) serta studi pustaka. Pada teknik
angket, subjek akan diberikan lembar pertanyaan yang akan dijawab oleh subjek, hal ini
dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih banyak dengan cepat terlebih lagi dengan
berkembangnya teknologi, dengan begitu dalam waktu yang singkat dapat terkumpul data
yang sesuai dengan masyarakat Indonesia. Dengan teknik studi pustaka, dapat menggunakan
data yang sudah tersedia dari berbagai sumber, sehingga mendapatkan hasil yang maksimal
dan untung dengan bantuan dari penjuru negara, dengan variasi data yang didapatkan, akan
menghasilkan hasil yang lebih memuaskan.
Pengumpulan data dengan teknik angket dapat menggunakan Google Form yang dapat
diberikan dengan mudah, kerugiannya kevaliditasan data kemungkinan rendah karena
susahnya mengkonfirmasi kebenaran data yang ada, tetapi dengan aplikasi internet yang ada
23
24
dapat dipilih data-data yang benar. Selain itu, untuk teknik studi pustaka dapat menggunakan
berita dan artikel dari berbagai penjuru negara dan mengambil saran serta tanggapan, dan
menganalisis cara yang lebih baik untuk mengatasi masalah yang ada, dengan begitu
masyarakat Indonesia terlebih lagi pada sektor pendidikan bisa mendapatkan keuntungan
yang lebih baik dari sebelumnya. Tentunya semua ini hanya dapat berhasil jika terdapat
koordinasi dengan masyarakat secara baik.
4.2. Fasilitas
4.1.2. Sarana
Dalam penelitian ini, sarana yang diperlukan yaitu:
1. Google Form yang dapat digunakan untuk melakukan pemilihan suara tentang
persetujuan melakukan pembelajaran di sekolah atau online.
2. Ruang lingkup sekolah berfungsi sebagai tempat pengujian data serta untuk
mengetahui jika melakukan pembelajaran di sekolah, itu efektif atau menambah
jumlah penularan.
4.1.3. Peralatan
Dalam penelitian ini, peralatan dan bahan yang diperlukan yaitu:
1. Kertas
2. Tinta
3. Pulpen
4. Printer
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan
adalah sebagai berikut:
1. Akibat pandemi COVID-19 mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar dan aspek-
aspek yang berkaitan dengan proses tersebut.
2. Proses pembelajaran yang dilakukan selama COVID-19 adalah proses pembelajaran
online. Bentuk pembelajaran online selama pandemi COVID-19 adalah penggunaan
aplikasi. Aplikasi yang digunakan adalah aplikasi Zoom, Google Classroom dan
Whatsapp Group
3. Solusi untuk mengatasi keterbatasan sinyal dan paket data siswa dengan diterapkannya
sistem pembelajaran online yaitu dengan diberikannya subsidi lebih terutama kepada
masyarakat yang pada umumnya didominasi dengan penggunaan pulsa untuk kebutuhan
belajar. Solusi yang lain yaitu sekolah/universitas/kantor harus memberikan subsidi pulsa
yang lebih kepada pengguna pulsa dengan mengisi form atau mengajukkan permohonan
kepada instansi tersebut.
4. Kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran online adalah
a. Aplikasi yang digunakan. Untuk aplikasi Whatsapp Group dan Google Classroom bisa
dikatakan efektif karena informasi perkuliahan terdistribusi secara cepat. Untuk
aplikasi Zoom, menjadi kendala bagi mahasiswa, terkadang materi tidak tersampaikan
dan waktu yang tidak efektif karena hanya 40 menit, serta tidak efektif untuk
menyerap ilmu yang diberikan oleh dosennya;
b. Jaringan internet yang tidak stabil. Pelajar, mahasiswa sebagian besar telah difasilitasi
dengan kuota belajar. Tetapi karena kuota yang terbatas, terkadang menghambat
pelajar, dan mahasiswa dalam proses pembelajarannya;
c. Ilmu yang diberikan belum tersampaikan secara baik.
Solusi untuk kendala aplikasi dapat diselesaikan dengan cara brainstorming aplikasi-
aplikasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran online. Brainstorming yang dilakukan
harus diadakannya partisipasi dari pihak yang berkaitan, bukan hanya instansi tersebut.
26
27
Setelah brainstorming, hal yang dilakukan yaitu menentukan keuntungan dan kerugian tiap
aplikasi, lalu memilih aplikasi yang optimal untuk semua pihak. Dengan solusi tersebut,
kita dapat menemukan aplikasi yang lebih baik dan dapat digunakan dengan mudah oleh
semua pihak yang bersangkutan.
Solusi yang kedua untuk jaringan internet yang tidak stabil yaitu dapat dengan
memodifikasi atau mengganti SIM card individu dengan SIM card yang lebih optimal di
daerah tersebut, untuk kuota yang terbatas dapat diselesaikan dengan
sekolah/universitas/kantor memberikan subsidi pulsa yang lebih kepada pengguna pulsa
dengan mengisi form atau mengajukkan permohonan kepada instansi tersebut.
Solusi untuk yang ketiga yaitu memberikan survei atau voting cara sistem pembelajaran
yang terbaik kepada pelajar dan mahasiswa yang dipercaya oleh instansi memiliki motif
yang baik dan untuk mendapatkan ilmu yang seharusnya diberikan secara maksimal, cara
tersebut dapat melalui video pembelajaran, sesi one on one setiap akhir jam sekolah/kuliah,
dan lain-lainnya.
5. Yang diperlukan untuk mencapai keuntungan yang maksimal dalam keefisienan,
keefektivitasan, dan kenyamanan untuk setiap pihak yaitu dengan adanya kerja sama yang
baik satu sama lain dan menggantikan pola pikir yang selalu memilih solusi yang mudah
untuk mencapai tujuan menjadi pola pikir yang selalu memilih solusi yang terbaik dan
benar untuk mencapai tujuan tersebut.
6. Saran yang dapat diberikan oleh responden untuk proses pembelajaran online selama
pandemi COVID-19 adalah proses pembelajaran akan lebih efektif jika semua fasilitas
tersedia. Guru dan dosen sudah menggunakan wi-fi dan mendapatkan kuota belajar dari
pemerintah, siswa dan mahasiswa juga sudah mendapat kuota belajar dari pihak
sekolah/universitas dan pemerintah, diharapkan proses pembelajaran online kedepan lebih
baik lagi, baik dalam proses pembelajaran dan hasil yang diperoleh, baik itu kinerja guru
dan dosen maupun prestasi pelajar dan mahasiswa tetap dapat ditingkatkan walaupun
dalam masa pandemi COVID-19.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 12 Februari 2020. Penyakit koronavirus 2019. Jakarta: Wikipedia.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penyakit_koronavirus_2019.
2. Frilvanti. 24 September 2015. Pendidikan jarak jauh. Jakarta: Wikipedia.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_jarak_jauh.
3. Manteo, Hana. 1 April 2020. Pembatasan sosial berskala besar. Jakarta: Wikipedia.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembatasan_sosial_berskala_besar.
4. Rodliyah, Ummir. 29 Februari 2016. Upaya Menumbuhkan Jiwa Wirausaha di Kalangan
Mahasiswa. Surabaya: Digital Library. http://digilib.uinsby.ac.id/349/7/Bab%204.pdf.
30
LAMPIRAN
31
32
Gambar 5. Survei