Anda di halaman 1dari 4

Sejarah Indonesia

Tugas Teks Informatif Sejarah Peninggalan Pemberontakan PKI

Disusun oleh:
Samuel Taniel Mulyadi (XII IPA 2/26)

SMA Mardi Waluya Cibinong


Jl. Mayor Oking No.15, Cibinong-Bogor
Tahun Pelajaran 2021/2022
Monumen Pancasila Sakti yang lebih dikenal sebagai Museum Lubang Buaya adalah salah satu
tempat bersejarah dalam kejadian G30S/PKI. Di tempat inilah jenazah tujuh perwira militer
Indonesia dimasukkan ke dalam sebuah sumur. Monumen Pancasila Sakti dibangun atas
gagasan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto. Dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektare.
Monumen ini dibangun dengan tujuan mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang
berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman
ideologi komunis.[1]
Ketujuh pahlawan revolusi tersebut adalah:
 Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI (Jenderal TNI (Anumerta)) Ahmad
Yani,
 Mayor Jenderal TNI (Letnan Jenderal TNI (Anumerta)) R. Suprapto
 Mayor Jenderal TNI (Letnan Jenderal TNI (Anumerta)) M.T. Haryono
 Mayor Jenderal TNI (Letnan Jenderal TNI (Anumerta)) Siswondo Parman
 Brigadir Jenderal TNI (Mayor Jenderal TNI (Anumerta)) DI Panjaitan
 Brigadir Jenderal TNI (Mayor Jenderal TNI (Anumerta)) Sutoyo Siswomiharjo
 Perwira TNI Letnan Satu (Kapten CZI (Anumerta)) Pierre Tendean Ajudan Jenderal
TNI A.H. Nasution
Jenderal TNI A.H. Nasution juga disebut sebagai salah seorang target namun dia selamat dari
upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan AH
Nasution, Letnan Satu Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Monumen yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini, berisikan
bermacam-macam hal dari masa pemberontakan G30S - PKI, seperti pakaian asli para Pahlawan
Revolusi.
Monumen ini dibangun di atas lahan seluas 14,6 hektare pada pertengahan Agustus 1967 dan
diresmikan pada 1 Oktober 1973 oleh Presiden Soeharto bertepatan dengan hari Peringatan
Kesaktian Pancasila. Bentuk monumen berupa tujuh patung Pahlawan Revolusi dengan patung
burung Garuda di belakangnya.

Monumen dibangun atas usulan Soeharto dan dibuat oleh maestro seni Indonesia, Edhi
Sunarso.Monumen di kawasan Cipayung, Jakarta Timur ini memiliki beberapa objek yang
menjadi perhatian masyarakat. Di sebelah selatan lokasi monumen tersebut terdapat sebuah
markas besar TNI Cilangkap, kemudian di sebelah utara terdapat Bandara Halim
Perdanakusuma, lalu di sebelah t imur terdapat Pasar Pondok Gede, dan di sebelah barat terdapat
Taman Mini Indonesia Indah.
Monumen ini terletak Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Di
sebelah selatan terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, sebelah utara
adalah Bandar Udara Halim Perdanakusuma, sedangkan sebelah timur adalah Pasar Pondok
Gede, dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah.
Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang
dijadikan sebagai tempat pembuangan terakhir para korban Gerakan 30 September 1965 (G30S).
Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur tua sedalam 12 meter yang
digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S. Sumur tua itu berdiameter 75 cm.[2]
Di Monumen Pancasila Sakti ini terdapat beberapa fasilitas yang terbilang cukup lengkap,
beberapa diantaranya adalah area parkir kendaraan cukup luas, kemudian juga terdapat sebuah
hotel dan penginapan, lalu juga terdapat kamar mandi, tempat istirahat, sehingga Anda bisa
beristirahat untuk menghilangkan lelah.

Monumen ini sebenarnya buka setiap hari dari pukul 8 pagi sampai pukul 4 sore. Namun karena
penerapan PSBB ketat di Jakarta, dilansir dari akun Instagram resminya, Monumen Pancasila
Sakti untuk sementara tutup sampai batas waktu yang ditentukan untuk mencegah penyebaran
Covid-19.

Kompleks Monumen
Monumen ini berdiri di atas lahan seluas 14,6 Hektar dan terdiri dari beberapa tempat yang
bersejarah seperti Museum Pengkhianatan PKI, Sumur Tua tempat membuang jenazah
tujuh Pahlawan Revolusi, Rumah Penyiksaan, Pos Komando, Dapur Umum, Mobil-Mobil tua
peninggalan Pahlawan Revolusi, dan Museum Paseban.
Museum Pengkhianatan PKI
Museum Pengkhianatan PKI menceritakan sejarah pemberontakan-pemberontakan PKI yang
bertujuan menggantikan dasar negara Pancasila dengan komunis yang bertentangan dengan
Pancasila, sampai pada pemberontakan kedua yang terkenal dengan nama Gerakan Tiga Puluh
September atau G-30-S/PKI, diawal pintu masuk kita akan disambut dengan beberapa koleksi
foto Pemberontakan PKI, Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan revolusi, dan
beberapa diorama yang menceritakan tentang Pemberontakan PKI di
berbagai Daerah di Indonesia.
Sumur Maut
Sumur Tua ini adalah tempat membuang 7 Pahlawan Revolusi: - Jenderal TNI Anumerta Ahmad
Yani - Letnan Jenderal TNI Anumerta M.T. Haryono - Letnan Jenderal
TNI Anumerta Siswandono Parman - Letnan Jenderal TNI Anumerta Suprapto - Mayor Jenderal
TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan - Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo
Siswomiharjo - Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean
Jenazah ke-7 pahlawan itu ditemukan di sebuah sumur tua yang sekarang dinamai Lubang Buaya
, di daerah Lubang Buaya , dekat lapangan terbang Halim Perdanakusumah, Jakarta. Sedangkan
jenazah Kolonel (Brigadir Jenderal TNI Anumerta) Katamso Dharmakusumo dan Letnan
Kolonel (Kolonel Anumerta Sugiyono Mangunwiyoto ditemukan di Desa Kentungan,
Yogyakarta. Selain itu, gugur pula Brigadir Polisi (Ajun Inspektur Polisi Tingkat
II Anumerta Brigade Mobil Karel Sadsuitubun dan Ade Irma Suryani Nasution, putri
dari Jenderal TNI A.H: Nasution.
Rumah Penyiksaan
Rumah Penyiksaan adalah tempat para Pahlawan Revolusi disiksa untuk menandatangani surat
pernyataan untuk mendukung komunisme di Indonesia, mereka disiksa seblum akhirnya
dibunuh, ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan 7 pahlawan Revolusi beserta kisah
dimulainya Pemberontakan PKI, dahulu tempat ini merupakan sebuah sekolah rakyat atau
sekarang lebih dikenal SD dan dialih fungsikan oleh PKI sebagai
tempat penyiksaan kejam para Pahlawan Revolusi.
Pos Komando
Tempat ini adalah milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb. Tempat
ini dipakai oleh pimpinan G/30S/PKI yaitu Letnan Kolonel Untung dalam rangka
perencanaan Penculikan terhadap 7 Pahlawan Revolusi, di dalamnya masih ada barang-barang
asli yang menjadi saksi bisu kekejaman PKI seperti: 3 buah Petromaks, Mesin Jahit,
dan Lemari Kaca.
Dapur Umum
Tempat ini sebenarnya sebuah rumah yang dialihfungsikan oleh PKI sebagai Dapur Umum,
rumah yang statusnya milik Ibu Amroh ini dipakai sebagai tempat
sarana konsumsi anggota G30S/PKI, oleh karena itu Ibu Amroh yang sehari-harinya
berjualan Pakaian keliling meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan diperintahkan
oleh para anggota PKI untuk meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci, tetapi saat
kembali ternyata rumahnya sudah dalam keadaan berantakan, hampir semua benda di rumah
tersebut menghilang.
Museum Paseban
Museum Paseban yang terletak di Kompleks Monumen Pahlawan Revolusi ini diresmikan
oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan Dwi Windu Hari
Kesaktian Pancasila, di dalam ruangan ini terdapat beberapa diorama sebagai berikut:
 Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan (September 1965)
 Latihan sukarelawan di Lubang Buaya (5 Juli-30 September 1965)
 Penculikan Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani (1 Oktober 1965)
 Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)
 Pengamanan Lanuma Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)
 Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi (4 Oktober 1965)
 Proses lahirnya Supersemar (11 Maret 1966)
 Pelantikan Jenderal TNI Soeharto sebagai Presiden (12 Maret 1967)
 Tindak Lanjut Pelarangan PKI (26 Juni 1982)
Usaha terhadap Pemerintah RI dan mengganti dasar negara Pancasila telah dua kali dijalankan,
yang pertama pada tahun 1948, dikenal sebagai pemberontakan PKI Muso di Madiun dan yang
kedua ialah pemberontakan G30S/PKI dalam bulan September 1965. Selain itu tempat ini juga
terdapat foto ketujuh Pahlawan Revolusi, yang ukuran foto tersebut sudah diperbesar dari
aslinya.
Dan adanya Ruang Relik yang merupakan tempat dipamerkannya barang-barang,
terutama pakaian yang mereka kenakan ketika mereka di culik, di siksa, sampai akhirnya
di bunuh, berikut dengan hasil visum dari dokter. Selain itu terdapat pula Aqualung sebuah alat
bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat jenazah 7 Pahlawan Revolusi dari dalam
sumur tua.
Selain itu terdapat pula Ruang Teater yang memutar rekaman
bersejarah pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi, Pemakaman ke Taman Makam Pahlawan
Kalibata, dan lain-lain, masa putar rekaman ini kurang lebih 30 menit.
Dan terdapat Ruang pameran Foto yang menyajikan foto-foto pengangkatan Jenazah Pahlawan
Revolusi dan pemakamannya di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Anda mungkin juga menyukai