Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KUNJUNGAN MONUMEN

PANCASILA

Jl. Monumen Pancasila Sakti, RT.1/RW.9, Lubang Buaya, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13810
Monumen Pancasila Sakti dibangun atas gagasan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto. Dibangun di
atas tanah seluas 14,6 hektare. Monumen ini dibangun dengan tujuan mengingat perjuangan para
Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila
dari ancaman ideologi komunis.
Peristiwa sejarah yang ada di Indonesia selalu di ingat oleh masyarakat bahkan selalu di
wariskan turun temurun hingga kini agar peristiwa tersebut tidak hilang. Salah satu bentuk
pelestarian sejarah tersebut adalah dengan didirikanya sebuah musium atau monumen.
Monumen Pancasila Sakti adalah salah satu bentuk monumen yang didirikan untuk
mengenang peristiwa G 30 S PKI. Oleh karena itu, untuk mempelajari sebuah sejarah dan
melestarikanya kami melakukan perjalanan karya wisata ke Monumen pancasila. Lebih tepatnya
ke musium lubang buaya.

Monumen Pancasila Sakti dibangun di atas lahan bekas peristiwa G30S-PKI, atas prakarsa
Presiden ke-2 RI, Soeharto. Monumen ini dibangun untuk mengingat perjuangan para Pahlawan
Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari
ancaman ideologi komunis. Ideologi komunis terutama dibawah pengaruh Partai Komunis
Indonesia yang pada era tahun 60-an memiliki kekuatan yang cukup besar karena memiliki
pemilih yang banyak pada pemilu.

Monumen yang berada di area seluas 14,3 hektar ini diresmikan Presiden Soeharto pada Agustus
1973, bertepatan dengan peringhati Hari Kesaktian Pancasila. Tiga tahun kemudian, berdasar
Surat Keputusan Menpangad No. KEP.977/9/1996 tanggak 17 September 1966, setiap tahun
dimulai tradisi memperingati Hari Peringatan Kesaktian Pancasila. Dan akhirnya, pada 1980,
Pusjarah TNI, atau dulu Pusjarah ABRI, mendapat mandat menjadi pengelola Monumen
Pancasila Sakti berdasarkan Kepres No. 51/1980.

Monumen ini terletak Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Di
sebelah selatan tempat ini terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap,
berbatasan di sebelah utara adalah Bandar Udara Halim Perdanakusuma, yang pada saat
peristiwa G30S-PKI menjadi pusat kekuatan PKI, sedangkan sebelah timur adalah Pasar Pondok
Gede, dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah.

Sebelum menjadi sebuah monumen dan museum, tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong
yang dijadikan sebagai pusat pelatihan milik Partai Komunis Indonesia. Kemudian, tempat itu
dijadikan sebagai tempat penyiksaan dan pembuangan mayat para korban Gerakan 30 September
1965 (G30S/PKI). Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur tua sedalam 12
meter yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S/PKI. Sumur tua itu
berdiameter 75 cm.
Sejarah Dibangunnya Monumen Pancasila Sakti
Monumen ini dibangun di atas lahan seluas 9 Hektar, atas prakarsa Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Dibangun untuk mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan
ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.

Monumen ini terletak Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Di
sebelah selatan terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, sebelah utara
adalah Bandar Udara Halim Perdanakusuma, sedangkan sebelah timur adalah Pasar Pondok
Gede, dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah.

Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang
dijadikan sebagai tempat pembuangan terakhir para korban Gerakan 30 September 1965 (G30S).

Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur tua sedalam 12 meter yang
digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S. Sumur tua itu berdiameter 75 Cm.

Monumen Pancasila Sakti

Monumen Pancasila Sakti berbentuk setengah lingkaran yang diatasnya berdiri 7 patung Jenderal
pahlawan revolusi yang salah satu menunjuk ke arah sumur di depan monumen. Yang menjadi
latar belakang adalah sebuah dinding besar, yang di sisi atasnya terdapat patung garuda
pancasila. Terdapat pula relief yang menceritakan tentang peristiwa gerakan 30 september PKI.

Relief menceritakan mulai dari kekejaman PKI dalam menyiksa para Jenderal, lalu menimbun
mayat ke dalam sumur. PKI juga digambarkan melakukan kekejaman kepada rakya Indonesia.
Kemudian relief menceritakan bagaimana TNI menumpas gerakan PKI di bawah komando
Pangkostrad Soeharto. PKI digambarkan telah kalah kepada pasukan TNI.

Terdapat Pesan dalam relief yang berbunyai, “Waspada ...... dan mawas diri agar
peristiwasematjam ini tidak terulang lagi.” Pesan ini ditujukan kepada seluruh masyarakat
indonesia, agar di kemudian hari peristiwa pemberontakan PKI tidak terjadi lagi. Bersama pesan
disematkan gambaran mengenai peristiwa penyiksaan Para Jenderal AD di Lubang Buaya.

Dan relief berakhir dengan menunjukkan sosok seorang Soeharto. Soeharto dalam relief,
digambarkan sebagai sosok penyelamat yang menyelamatkan rakyat dari kebiadaban PKI. Di
depan munumen terdapat semacam pelataran atau altar yang biasa digunakan pengunjung
monumen untuk mengabadikan gambar di depan monumen.
Sumur Maut

Terletak persis di depan monumen adalah sumur lubang buaya. Sumur yang digunakan untuk
membuang mayat para Jenderal. Sumur ini berdiameter 75 cm dan memiliki kedalaman sekitar
12 meter. Di kiri kanan sumur terdapat pagar yang membatasi pengunjung untuk menghindarkan
pengunjung untuk membuang seseuatu ke dalam sumur. Di sebelah sumur juga terdapat
semacam prasasti kecil yang menjelaskan tentang sumur maut ini.

Keberadaan sumur ini pada saat terjadi peristiwa 30 September sebenarnya sangat misterius.
Sebab keberadaan sumur tidak diketahui karena PKI menghapus jejak dengan membuat puluhan
sumur yang serupa. Sumur lubang buaya yang asli pada saat peristiwa 30 Semptember ditimbun
dengan tanah dan sampah, kemudian di atasnya dijadikan jalan yang digunakan untuk lalu lalang
kendaraan. Itulah yang membuat keberadaan sumur ini tidak diketahui.

Yang mengetahui letak sumur ini adalah seorang petugas kepolisian yang pada saat peristiwa 30
semtember sempat berkeliling di kompleks lubang buaya. Tanpa diketahui oleh pasukan PKI
petugas kepolisian ini menyaksikan perbuatan kejam PKI ini. Benda-benda kepunyaan petugas
kepolisian ini masih tersimpan di ruang paseban. Diantaranya sepeda yang digunakan untk
berkeliling dan senjata api serta pentungan dari kayu.

Rumah Tempat Penyiksaan


Persis di samping sumur lubang buaya terdapat rumah tempat penyiksaan para Jenderal. Rumah
ini dulunya merupakan rumah salah satu simpatisan PKI. Jenderal-jenderal yang diculik oleh
pasukan Cakrabirawa dan pasukan PKI ini ditawan di rumah tersebut. Kemudian diinterogasi
perihal isu resolusi dewan Jenderal yang berencana untuk menggulingkan Presiden Soekarno.
Hingga akhirnya para Jenderal ini dibunuh dan mayatnya dimasukkan ke dalam sumur yang
digali tepat di samping rumah tersebut.

Rumah yang terdapat pada kompleks monumen pancasila saat ini merupakan rumah tiruan,
rumah asli sudah hancur saat penyerbuan TNI ke lubang buaya. Dalam rumah terdapat diorama
yang menggambarkan tentang penyiksaan yang terjadi pada malam 30 September 1965. Terdapat
beberapa orang yang menginterogasi. Masing-masing jenderal ditutup matanya kemudian
disiksa. Dalam diorama, para Jenderal dibawa hanya mengenakan baju tidur biasa dan ada yg
berkain sarung
Museum Pengkhianatan PKI
Musium ini terletak sekitar 300 meter dari lokasi sumur lubang buaya. Museum ini berbentuk
menyerupai sebuah joglo besar. Museum Pengkhianatan PKI ini Berisi diorama-diorama yang
menggambarkan tentang peristiwa G30S PKI. Mulai dari awal sampai akhir. Museum dengan 3
lantai ini merangkum semua gerak gerik PKI di berbagai tempat. Rangkuman sebagian besar
menggunakan diorama, sebagian lagi menggunakan gaeri foto yang dipajang di ruangan terpisah.

Tapi terdapat sedikit kejanggalan dalam museum ini. PKI digambarkan dengan begitu buruk oleh
museum. Pelabelan pengkhianat dicapkan kepada PKI secara menyeluruh, bahkan hingga sampai
pada simpatisan-simpatisan di daerah. Museum ini melupakan beberapa jasa PKI yang tidak bisa
dimunafikkan bahwa mereka juga ikut melawan kapitalisme yang oleh Soekarno dilawan dengan
gigih demi mencapai perekonomian yang berdikari.

Selepas museum pengkhianatan PKI, terdapat salah satu ruang yakni ruang paseban. Ruang ini
menyimpan benda-benda peninggalan Jenderal yang terbunuh pada malam 30 September.
Diantara benda kebanyakan pakaian atau seragam yang dipakai pada waktu eksekusi. Banyak
benda/pakaian yang dipamerkan masih memiliki noda darah. Untuk memberi tahu bagi semua
pengunjung bagaimana kondisi para perwira ABRI ini pada saat peristiwa G30S-PKI.

Benda-benda yang dipajang diantaranya baju seragam, senjata, peralatan memancing dan hobi
dari perwira-perwira lainnya. Juga terdapat beberapa benda seperti sepeda yang digunakan oleh
seorang polisi jaga yang pertama kali memergoki peristiwa G30S-PKI. Semua benda tersimpan
rapi di dalam sebuah lemari kaca yang besar.

Ruang Pamer Terbuka


Selain ruangan yang tertutup, Monumen Pncasila juga memiliki area pameran terbuka. Beberapa
benda yang memiliki peranan dalam peristiwa G30SPKI dipajang di beberapa tempat di area di
sekitar monumen. Salah satu yang dipamerkan misalnya kendaraan angkut yang digunakan untuk
mengangkut pasukan yang memberantas pemberontakan PKI di Lubang Buaya. Juga Tank yang
diletakkan di sisi jalan masuk menuju kompleks Monumen.

Beberapa benda yang dipajang merupakan benda benda yang berukuran besar yang sulit jika
harus dimasukkan ke dalam arena Museum. Selain kemdaraan tempur dan tank, terdapat juga
senjata berat seperti senjata artileri. Dari beberapa benda yang terpajang hampir semuanya sudah
tidak berfungsi.

Anda mungkin juga menyukai