Musium ini terletak sekitar 300 meter dari lokasi sumur lubang buaya.
Museum ini berbentuk menyerupai sebuah joglo besar. Museum Pengkhianatan PKI
ini Berisi diorama-diorama yang menggambarkan tentang peristiwa G30S PKI. Mulai
dari awal sampai akhir. Museum dengan 3 lantai ini merangkum semua gerak gerik
PKI di berbagai tempat. Rangkuman sebagian besar menggunakan diorama,
sebagian lagi menggunakan gaeri foto yang dipajang di ruangan terpisah.
Tapi terdapat sedikit kejanggalan dalam museum ini. PKI digambarkan
dengan begitu buruk oleh museum. Pelabelan pengkhianat dicapkan kepada PKI
secara menyeluruh, bahkan hingga sampai pada simpatisan-simpatisan di daerah.
Museum ini melupakan beberapa jasa PKI yang tidak bisa dimunafikkan bahwa
mereka juga ikut melawan kapitalisme yang oleh Soekarno dilawan dengan gigih
demi mencapai perekonomian yang berdikari.
Selepas museum pengkhianatan PKI, terdapat salah satu ruang yakni ruang
paseban. Ruang ini menyimpan benda-benda peninggalan Jenderal yang terbunuh
pada malam 30 September. Diantara benda kebanyakan pakaian atau seragam
yang dipakai pada waktu eksekusi. Banyak benda/pakaian yang dipamerkan masih
memiliki noda darah. Untuk memberi tau bagi semua pengunjung bagaimana kondisi
para perwira ABRI ini pada saat peristiwa G30S-PKI.
Benda-benda yang dipajang diantaranya baju seragam, senjata, peralatan
memancing dan hobi dari perwira-perwira lainnya. Juga terdapat beberapa benda
seperti sepeda yang digunakan oleh seorang polisi jaga yang pertama kali
memergoki peristiwa G30S-PKI. Semua benda tersimpan rapi di dalam sebuah
lemari kaca yang besar.
5. Ruang Pamer Terbuka
Selain ruangan yang tertutup, Monumen Pncasila juga memiliki area pameran
terbuka. Beberapa benda yang memiliki peranan dalam peristiwa G30SPKI dipajang
di beberapa tempat di area di sekitar monumen. Salah satu yang dipamerkan
misalnya kendaraan angkut yang digunakan untuk mengangkut pasukan yang
memberantas pemberontakan PKI di Lubang Buaya. Juga Tank yang diletakkan di
sisi jalan masuk menuju kompleks Monumen.
Beberapa benda yang dipajang merupakan benda benda yang berukuran
besar yang sulit jika harus dimasukkan ke dalam arena Museum. Selain kemdaraan
tempur dan tank, terdapat juga senjata berat seperti senjata artileri. Dari beberapa
benda yang terpajang hampir semuanya sudah tidak berfungsi.
B. Koleksi Museum dan Monumen Pancasila Sakti
Berikut beberapa contoh koleksi Monumen Pancasila Sakti dan Museum
Pengkhianatan Komunis serta ruang pameran Paseban:
a. Ruang Intro
Dalam ruang terdapat 3 mozaik foto yang masing-masing menggambarkan:
1. Kekejaman PKI terhadap bangsa sendiri dalam pemberontakan Madiun.
2. Penggalian jenazah korban keganasan PKI dalam Gerakan 30 September 1965
3. Pengadilan gembong-gembong G.30.S/PKI oleh Mahkamah Militer Luar Biasa.
b. Diorama
Peristiwa Tiga Daerah (4 November 1945)
Cakrabirawa tiba disasaran pukul 04.00 dan berhasil melucuti regu pengawal.
Kemudian segera membawa ke kawasan Lubang Buaya
Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)
Dini hari tanggai 1 Oktober 1965 gerombolan G.30.S/PKI menculik 6 pejabat
teras TNI AD dan seorang perwira pertama. Di Lubang Buaya tubuh mereka dirusak
dengan benda-benda tumpul dan senjata tajam yan masih hidup disiksa satu demi
satu kemudian kepalanya ditembak. Sesudah disiksa para korban dilemparkan
kedalam sumur tua sempit. Penyiksaan dan pembunuhan itu dilakukan oleh anggota
Pemuda Rakyat (PR), Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) dan ormas-ormas PKI
lainnya.
Pengamanan Lanuma Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)
Panglima Kostrad Mayjen TNI Seoharto rnengeluarkan perintah untuk segera
mengamankan Lapangan Udara Halim Perdanakusuma mengingat kekuatan
G.30.S/PKI berpusat dipangkalan tersebut.Pasukan yang akan melaksanakan tugas
pengamanan terdiri atas 1 Yon RPKAD, 1 Yon Para Kujang Siliwangi yang diperkuat
1 kompi panser. Pasukan bergerak pukul 03.00 tanggal 2 Oktober 1965 dari Markas
Kostrad menuju Lapangan Udara Halim Perdanakusuma dari arah timur. Mereka
tiba dilempat sasaran pukul 06.00 pagi tanggal 2 Oktober 1965. Lapangan Halim
Perdanakusuma dijaga oleh Yon 454/Diponegoro yang diperalat G.30.S/PKI.
Beberapa orang anggota RPKAD berhasil menyusup sampai ketempat parkir
pesawat-pesawat terbang, sedang anggota lainya sudah berada didepan Yon 454.
Dengan gerakan pendadakan, maka pasukan RPKAD dan Kujang berhasil
melumpuhkan pasukan Yon 454. Pukul 06.10 Halim berhasil dikuasai oleh RPKAD
dan Yon Para Kujang dan gerakan selanjutnya ialah menguasai Lubang Buaya.
Pengangkatan Jenazah (4 Oktober 1965)
Setelah menguasai Halim Perdanakusuma, pasukan RPKAD melanjutkan
gerakan ke Lubang Buaya. Setelah daerah iu diamankan, mulai melakukan
pencarian jenazah perwira-perwira TNI-AD yang diculik oleh gerombolan
G.30.S/PKI. Sore hari tanggal 3 Oktober 1965 diperolah pentunjuk dari anggota
POLRI yang pernah ditawan oleh gerombolan G.30.S/PKI. la memberitahu bahwa
perwira-perwira tersebut jenazahnya dikubur di sekitar tempat pelatihan musuh.
Tindak Lanjut Pelarangan Partai Komunis Indonesia (26 Jnni 1982)
Pada tanggal 12 Maret 1966, Partai Komunis Indonesia berikut semua
organisasinya yang seazaz/berlindung/bernaung dibawahnya, dibubarkan oleh
Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/I966. Untuk mengantisipasi munculnya bahaya
laten komunis, berdasarkan Intruksi Presiden No. 10 tahun 1982, Komando Operasi
Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) berkerja sama dengan Lembaga
Pertahanan Nasional mengadakan Penataran Kewaspadaan Nasional (Tarpadnas).
Sejak tanggal 19 September 1991 Tarpadnas diikuti oleh wakil-wakil pemuda dari 27
Provinsi dan berbagai organisasi massa pemuda.
Foto Para Pahlawan Revolusi
Tujuh foto pahlawan revolusi setengah badan dalam ukuran besar yaitu foto
Letjen TNI Ahtnad Yani, Mayjen TNI Soeprapto, Mayjen TNI M. T. Harjono, Mayjen
TNI S. Parman, Brigjen D.I. Pandjaitan, Brigjen TNI Soetojo Siswomihardjo, dan
Lettu Pierre Andries Tendean.
Ruang Relik
Ruang Relik berisi barang-barang peninggalan para pahlawan revolusi
terutama pakaian yang dikenakan pada saat beliau gugur, petikan visum dokter,
peluru yang diketemukan dalam tubuhnya, tali pengikat dan lain-lain. Di ruangan ini
disajikan pula Aqualung (alat bantu pernafasan) dan sebuah radio lapangan yang
pernah digunakan Jenderal Soeharto pada waktu memimpin penumpasan
G.30.S/PKI,
Ruang Teater
Di ruangan ini disajikan pertunjukan video cassette digital (VCD) yang berisi
rekaman bersejarah sekitar pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi dari sumur
tua Lubang Buaya, pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Sidang
Mahmillub serta pengangkatan Jenderal Soeharto menjadi pejabat Presiden RI pada
tanggal 12 Maret 1967. Masa putar VCD ini kurang lebih 30 menit.
Ruang Pameran Foto
Ruang ini menyajikan foto-foto pengangkatan dan pemakaman jenazah
Pahlawan Revolusi ke Taman Makam Pahlwan Kalibata Jakarta.
d. Rumah-Rumah Bersejarah
Rumah Diorama Penyiksaan
Menggambarkan penyiksaan para korban yang masih dalam keadaan hidup.
Mereka adalah Mayor Jenderal TNI S. Parman, Brigjen TNI Soetojo Siswomihardjo,
dan Lettu Pierre Andries Tendean.
Rumah Pos Komando
Rumah ini milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb.
Pada waktu meletusnya G.30.S/PKI tahun 1965, dipakai oleh pimpinan gerakan
yaitu eks Letkol Untung dalam rangka mempersiapkan penculikan terhadap 7
perwira TNI-AD.
Dapur Umum
Rumah Dapur Umum merupakan salah satu rumah bersejarah yang ada di
lokasi Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya. Rumah tersebut dilestarikan
sebagai koleksi benda bersejarah karena merupakan bagian dari sarana yang
dipakai oleh PKI untuk menunjang terlaksananya kegiatan penganiayaan dan
pembunuhan terhadap 7 orang perwira TNI AD dalam peristiwa G.30.S/PKI. Rumah
yang statusnya milik ibu Amroh itu dipakai oleh PKI sebagai tempat penyediaan
sarana konsumsi gerombolan G.30.S/PKI di Lubang Buaya.
Mobil Dinas Pangkostrad Mayor Jenderal TNI Soeharto
Dengan menggunakan Jeep Toyota Kanvas Nomor : 04-62957/44-01, Mayor
Jenderal TNI Soeharto segera bertindak untuk menumpas G.30.S/PKI, yang
didalangi oleh eks Letkol Untung dan tokoh PKI yang lain. Mayor Jenderal TNI
Soeharto dari rumahnya di jalan Agus Salim menuju Markas Kostrad menggunakan
kendaraan dinas Jeep Toyota Kanvas yang disetir oleh Pra Soewondo.
Truk Dodge
Mobil truk yang digunakan olehntak G.30.S/PKI untuk membawa jenazah
Brigjen TNI D.I Pandjaitan, yang dipamerkan di lokasi Museum Pancasila Sakti
(pameran taman), adalah mobil truk Dodge tahun 1961 buatan Amerika Serikat
liburan bagi seluruh keluarga yang terjangkau, baik untuk masalah waktu maupun
masalah biaya.