PENGAMANAN LANUMA HALIM PERDANAKUSUMA (2 OKTOBER 1965) Panglima Kostrad Mayjen TNI Soeharto mengeluarkan perintah untuk segera mengamankan Lapangan Udara Halim Perdanakusuma mengingat kekuatan G.30.S/PKI berpusat dipangkalan tersebut Pasukan yang akan melaksanakan tugas pengamanan terdiri atas 1 Yon RPKAD, 1 Yon Para Kujang Siliwangi yang diperkuat 1 kompi pancer. Pasukan bergerak pukul 03 00 tanggai 2 Oktobe, 1965 dari Markas Kostrad menuju Lapangan Udara Halim Perdanakusuma dari arah timur. Mereka tiba ditempat sasaran pukul 06.00 pagi tanggal 2 Oktober 1965. Lapangan Halim Perdanakusuma dijaga oleh Yon 454/Diponegoro yang diperalat G.30.S/PKI. Beberapa orang anggota RPKAD berhasil menyusup sampai ketempat parkir pesawat-pesawat terbang, sedang anggota lainnya sudah berada di depan Yon 454. Dengan gerakan pendadakan, maka pasukan RPKAD dan Kujang berhasil melumpuhkan pasukan Yon 454. Pukul 06.10 Halim berhasil dikuasai oleh RPKAD dan Yon Para Kujang dan gerakan
PELANTIKAN JENDERAL TNI SOEHARTO SEBAGAI PEJABAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (12 MARET 1967)
Pada tanggal 22 Februari 1967 Pres Mendataris MPRS/Panglima Tertinggi ABRI dengan resmi menyerahkan kekuasaan pemerintahan sehari kepada Jenderal TNI Soeharto. Sidang Istimewa MPRS tanggal 12 Maret 1967 menghasilkan Ketetapan MPRS Nomor : XXXIII/MPRS /1967, tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden Soekarno dan mengangkat Jenderal TNI Soeharto Pengemban Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966 sebagai Pejabat Presiden.
Pertahanan Nasional mengadakan Penataran, Kewaspadaan Nasional (Tarpadnas) Sejak tanggai 19 September 1991 Tarpadnas diikuti oleh w,ikil-wakil pemuda dari 27 Propinsi dan berbagai organisasi massa pemuda.
Tujuh foto pahlawan revolusi setengah badan dalam ukuran besar yaitu foto Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI Soeprapto, Mayjen TNI M.T Harjono, Mayjen TNI S. Parman, Brigjen TNI D.I. Pandjaitan, Brigjen TNI Soetojo Siswomihardjo, dan Lettu Pierre Andries Tendean.
RUANG RELIK
Ruang Relik berisi barang-barang peninggalan para pahlawan revolusi terutama pakaian yang dikenakan pada saat beliau gugur, petikan visum dokter, peluru yang diketemukan dalam tubuhnya, tali pengikat dan lain-lain. Di ruangan ini disajikan pula Aqualung (alat bantu pernafasan) dan sebuah radio lapangan yang pernah digunakan Jenderal Soeharto pada waktu memimpin penumpasan G.30.S/PKI.
RUANG TEATER
Diruangan ini disajikan pertunjukan vidio digital (VCD) yang berisi rekaman bergelar pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi dari sumur tua di Lubang Buaya, pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Sidang Mahmillub serta pengangkatan Jenderal Soeharto menjadi Pejabat Presiden RI pada tanggal 12 Maret 1967 VCD ini 30 menit.
Sumur Tua
DIORAMA PENYIKSAAN
Menggambarkan penyiksaan para korban yang masih dalam keadaan hidup. Mereka adalah Mayor Jenderal TNI R. Soeprapto, Mayor Jenderal TNI Parman, Brigjen TNI Soetojo Siswomihardjo dan Lettu Czi Pierre Andries Tendean.
RUMAH POS KOMANDO Rumah ini milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb. Pada waktu meletusnya gerakan 30 September PKI tahun 1965, dipakai oleh pimpinan gerakan yaitu eks Letkol Untung dalam rangka mempersiapkan penculikan terhadap 6 Jenderal dan 1 perwira pertama TNI-AD. Pada tanggal 30 September 1965 pukul 24 .00 WIB, dirumah Pos Komando Pasukan Pasopat, dibriefing mengenai pelaksanaan gerakan. Pasukan Pasopati bergerak menuju sasaran muda. setelah selesai menerima pengarahan dari Dul Arief. Sebagai bukti sejarah bagi generasi rumah Haji Sueb diabadikan di Monumen Pancasila Sakti, untuk mengingat betapa kejamnya PKI terhadap para Pahlawan Revolusi. Di dalam rumah Pos Komando masih terdapat peninggalan b a r a n g - b a r a n g a s l i an ta ra lain : 3 buah lampu Petromaks, mesin jahit, dan lemari kaca.
DAPUR UMUM
Rumah Dapur Umum merupakan salah satu rumah bersejarah yang ada dilokasi Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya. Rumah tersebut dilestarikan sebagai koleksi benda bersejarah karena merupakan bagian dari sarana yang dipakai oleh PKI untuk menunjang terlaksananya kegiatan penganiayaan dan pembunuhan terhadap tujuh orang perwira TNI AD dalam peristiwa G.30.S/PKI. Rumah yang statusnya milik Ibu Amroh itu dipakai oleh PKI sebagai tempat penyediaan sarana konsumsi gerombolan G.30.S/PKI di Lubang Buaya. Sebelum PKI menguasai Desa Lubang Buaya ( Sekarang lokasi Monumen Pancasila Sakti), mereka mengadakan pendekatan terlebih dahulu terhadap penduduk yang tinggal dilokasi Monumen. Untuk dapat mencapai tujuan, PKI memerintahkan para penduduk mengungsi untuk sementara, karena disekitar mereka sedang ada latihan perang secara besar-besaran balk siang maupun malam Oleh karena itu kira-kira tiga hari sebelum peristiwa G.30.S/PKI meletus, Ibu Amroh yang sehan-hari sebagai pedagang pakaian keliling (cingkau) meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan tanpa menerima uang saku sepeserpun. Mereka menuruti segala kemauan PKI karena dijanjikan atas keamanan rumah dan isinya Walaupun akhirnya mereka tahu bahwa mereka dibohongi oleh PKI Setelah mengungsi bebei apa nari ketempat sanak famili, mereka kembah ke Lubang Buaya atas saran dari pamong desa tempat mengungsi Alangkah terkejutnya mereka ketika mereka mehhat keadaan rumah berantakan tidak karuan. Sebagian perabot rumah tangga dalam keadaan rusak dan sebagian hilang, sebagian lagi tercecer dihalaman dan kebun.
MUSEUM SATRIAMANDALA Sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam rangka merebut dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memakan waktu yang cukup panjang dengan pengorbanan jiwa dan raga maupun harta benda yang tak ternilai harganya. Perjuangan bangsa Indonesia dengan TNI sebagai intinya, berjuang secara bahu membahu dalam suasana kebersamaan. Dalam perjalanan sejarah dapat disarikan bahwa sejarah perjuangan nasional termasuk didalam sejarah TNI mempunyai peran penting dalam meningkatkan jiwa dan semangat serta memperkuat jati diri bangsa dalam mencapai tujuan nasional. Karena dengan belajar sejarah masyarakat bangsa diharapkan mampu bersikap serta bertindak arif dan bijaksana dalam menghadapi masa depan. Oleh karenanya minat prajurit dan masyarakat untuk memahami dan menempatkan kehidupan berbangsa dan bernegara senantiasa harus ditumbuhkembangkan. Museum-museum, monumen, dan perpustakaan di lingkungan Pusjarah TNI, menyajikan peninggalan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya sejarah perjuangan TNI dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan melalui dioramadiorama. Diantaranya diorama yang menggambarkan tentang kejayaan Nusantara dan cita-cita mempersatukan bangsa tersaji di Museum Keprajuritan Indonesia. Sedangkan diorama-diorama yang terdapat sejarah di Museum Satriamandala Nasional menggambarkan Indonesia (TNI). tentang Yang di kelahiran Tentara
dalamnya terdapat Gedung Waspada Purbawisesa yang menyajikan diorama yang menggambarkan perjuangan TNI bersama-sama rakyat dalam menumpas gerombolan separatis DI/TII. Selanjutnya
penyajian diorama tentang peristiwa pemberontakan G30S/PKI terhadap NKRI terdapat di Monumen Pancasila Sakti. Selain itu koleksi-koleksi sumber tertulis, seperti buku-buku dan majalahmajalah yang berkaitan dengan sejarah perjuangan TNI tersedia di Perpustakaan TNI. Melalui masyarakat museum-museum, aan memahami monumen, perjuangan dan perpustakaan, Indonesia
bangsa
khususnya sejarah perjuangan TNI dan sekaligus menumbuhkan motivasi untuk meneladani semangat juang para pahlawan bangsa.
RUANG SENJATA Museum Satriamandala terletak di Jalan Jenderal Gatot Subroto no.14, Jakarta Selatan. Gedung museum ini sebelumnya dikenal sebagai Wisma Yaso yaitu tempat kediaman Ratna Sari Dewi Soekarno dan tempat Bung Karno disemayamkan sebelum dimakamkan di Blitar, Jawa Timur. Di museum ini tersimpan berbagai benda sejarah yang berkaitan dengan perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tahun 1945 sampai sekarang, seperti aneka senjata berat maupun ringan, atribut ketentaraan, panji-panji dan lambang-lambang di lingkungan TNI, kendaraan perang seperti tank dan panser, berbagai jenis pesawat terbang peninggalan masa lalu. Satu diantaranya adalah pesawat Cureng
yang pernah diterbangkan oleh Agustinus Adisutjipto serta tandu yang dipergunakan Panglima Besar Jenderal Sudriman saat bergerilya melawan penjajah.Di dalam museum terdapat 74 diorama yang menggambarkan peranan TNI dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
MUSEUM IPTEK TMII Ilmu pengetahuan merupakan fondasi bagi teknologi sedangkan teknologi adalah tulang punggung pembangunan. Ilmu pengetahuan dan teknologi atau IPTEK merupakan segi yang tidak dapat dikesampingkan dari kehidupan dan kesejahteraan manusia. Di TMII pada tanggal 10 November 1995 diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Disadarai bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia berkembang sangat cepat, dan perkembangan ini harus disadari adanya dan diketahui arahnya. Pendirian pusat peragaan ini dimaksudkan untuk menyadarkan masyarakat akan adanya perkembangan ini dan ikut maju bersama perkembangan tersebut. Dengan peragaan ini pula masyarakat dapat melihat dari dekat, bahkan ikut berperan serta di dalamnya dan memahami bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi itu berjalan. Dengan peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, pengunjung dapat mengembangkan motivasinya dalam memahami prinsip-prinsip IPTEK. Banyak benda peragaan IPTEK yang dapat dimainkan sendiri oleh pengunjung di pusat peragaan ini. Dengan sistem ini. pengunjung akan secara langsung menjadi pelaku atau pelaksana ilmu pengetahuan dan teknologi. Bagi siswa, bahkan umum pun, Pusat Peragaan IPTEK merupakan arena yang mengasyikkan dan sekaligus mendorong untuk lebih mendalami makna dan peran IPTEK dalam kehidupan dan kesejahteraan manusia. Bersama Pusat Peragaan IPTEK ini diharapkan berkembang pula apresisasi masyarakat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahwa IPTEK bukan sesuatu yang menakutkan akan tercermin dari peragaan di pusat ini.