Anda di halaman 1dari 3

Kronologi G30SPKI

28 September 1965
Rapat PKI yang menghasilkan misi penculikkan 7 perwira tinggi
Pada tanggal 28 September 1965, pimpinan PKI beserta simpatisnya memutuskan mengadakan rapat
yang membahas tentang rencana untuk menculik para perwira Angkatan darat yang anti komunis.
Saat itu,ketua Biro khusus PKI yang bernama Sjam Kamaruzaman dan Letkol Untung S. telah
Menyusun nama nama yang akan menjadi target penculikan mereka. Nama nama target mereka
adalah :
1. Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani
2. Mayor Jenderal TNI Raden Soeprapto
3. Mayor jenderal TNI Mas Tirtodarmo Haryono
4. Mayor jenderal TNI Siswondo Parman
5. Brigadir jenderal TNI Donald Isaac Panjaitan
6. Brigadir jenderal TNI Sutoyo Siswomihardjo
7. Jenderal Abdul Haris Nasution
Pada saat itu pula letkol Untung telah berhasil mengumpulkan prajurit militer yang pembelot sekitar
2.130 orang, kekuatan sipil dan ormas pendukung lain 2000 orang, sehingga total pasukan yang
terkumpul sekitar 4.130-an orang.
Letkol Untung kemudian membagi tiga pasukan, yang pertama pasukan Pasopati yang terdiri dari
Cakrabirawa dan Abrigade Infanteri yang bertugas untuk menculik para jenderal, yang kedua pasukan
Bimasakti yang bertugas mengawal kawasan Monas dan merebut Radio Republik Indonesia (RRI)
dan Telekomunikasi, dan yang ketiga pasukan Pringgodani atau Gatotkaca yang terdiri dari pasukan
pembela pangkalan dan sukarelawan yang bertugas menjaga lubang buaya.

29 September 1965
Rapat terakhir dan persiapan
Pada tanggal 29 September 1965, PKI mengadakan rapat terakhir mereka sekaligus melakukan
persiapan di daerah Lubang Buaya.

30 September 1965
PKI mempersiapkan perlengkapan dan seluruh pasukan
Pada tanggal 30 September 1965, PKI yang telah menyiapkan seluruh pasukan serta
perlengkapannya,mereka pun mulai melaksanakan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Yaitu
menculik para target yang merupakan Dewan Jendral Angkatan Darat yang anti komunis. Mereka
memulai pergerakan mereka di subuh hari pada tanggal 1 Oktober 1965.
1 Oktober 1965
Misi penculikkan berhasil dengan 3 korban ditembak dirumah dan 4 lainnya ditangkap hidup
hidup. Selain itu PKI berhasil mengambil alih studio RRI pusat dan kantor pusat
telekomunikasi. Namun berhasil direbut Kembali oleh RPKAD.
Pada tanggal 1 Oktober 1965 sekitar pukul 3 pagi, Letkol Untung menunjuk Letnal Dul Arif untuk
memimpin pasukan Pasopati dengan tujuan menangkap dalam keadaan hidup atau mati para target.
Letnan Dul Arif pun membagi pasukan Pasopati menjadi 7 bagian yang masing-masing bertugas
menculik satu taget pada waktu yang bersamaan. Penculikkan ini sukses karena mereka berhasil
menculik 6 perwira tinggi Angkatan darat dan 1 letnan, yaitu Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani,
Mayor Jenderal TNI Raden Suprapto, Mayor Jenderal TNI Mastirto Darmo haryono, Mayor Jenderal
TNI Siswondo Parman, Brigadir Jenderal TNI Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal TNI Sutoyo
Miharjo, dan Letnan 1 Pierre Andreas Tendean yaitu ajudannya Jenderal Abdul Haris Nasution.
Setelah semua pasukan berhasil menculik,mereka semua pun Kembali ke lubang buaya. Dari 7 korban
mereka, 3 diantaranya sudah dibunuh di rumah mereka masing masing, yaitu Letjen Ahmad
Yani,Mayjen Haryono dan Brigjen Panjaitan. 4 korban lainnya yang masih hidup yaitu mayjen
Suprapto, mayjen s Parman, brigjen Sutoyo dan letnan Tendean. Mereka disiksa dengan brutal lalu
dibunuh dan jasadnya dilemparkan ke dalam sumur tua di Lubang Buaya itu.
Tak lama setelah pembantaian tersebut,PKI langsung menguasai dua sarana komunikasi penting pada
saat itu,yakni studio RRI pusat dan kantor pusat Telekomunikasi. PKI langsung menyiarkan kronologi
G30S sebagai upaya penyelamatan negara dari para dewan jenderal yang ingin mengkudeta negara.
Disaat itu juga,PKI mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi yang diketuai oleh Letkol Untung
Sutopo.
Siang hari paska kejadian, dimulailah operasi penumpasan G30S PKI dengan merebut kembali
gedung RRI pusat dan kantor pusat telekomunikasi yang dilakukan oleh kesatuan RPKAD (Resimen
Pasukan Komando Angkatan Darat) yang dipimpin kolonel Sarwo Edi Wibowo.
Setelah berhasil merebut kedua sarana komunikasi tersebut, panglima komando cadangan strategis
Angkatan Darat Mayor Jenderal Soeharto menyampaikan bahwa Gerakan 30 September adalah
golongan kontra revolusioner yang telah menculik beberapa perwira tinggi Angkatan Darat dan telah
mengambil alih kekuasaan negara dari Presiden / panglima tertinggi ABRI.

2 Oktober 1965
Basis PKI di daerah Halim Perdana berhasil direbut oleh RPKAD
Pada jam 12 siang tanggal 2 Oktober 1965 , Basis PKI yang diketahui berada di daerah Halim
Perdana Kusuma direbut Kembali oleh RPKAD di bawah komando kolonel Sarwo Edi atas perintah
Mayjen Soeharto.

3 Oktober 1965
Daerah lubang buaya berhasil direbut oleh RPKAD dan dilakukan investigasi
Pada tanggal 3 Oktober 1965, Pasuka RPKAD yang dipimpin oleh mayor C.I. Santoso berhasil
menguasai daerah lubang buaya. Mereka dapat menemukan lokasi tersebut atas informasi yang
diberikan oleh Sukirman yang selamat dari tawanan G30SPKI. Akhirnya kudeta yang dilancarkan
oleh PKI berhasil dikalahkan. Pasukan mayor Santoso pun langsung melakukan pencarian di sekitar
daerah lubang buaya dan di saat itulah mereka menemukan sebidang tanah yang dipenuhi tumpukan
daun seperti habis digunakan. Mereka pun mengorek” daun tersebut dan menemukan adanya sumur
tua sempit dengan kedalaman sekitar 12 meter.

4 Oktober 1965
Penggalian sumur untuk mengeluarkan jenazah para korban.
Pada tanggal 4 Oktober 1965, proses penggalian sumur tersebut dilanjutkan oleh pasukan amfibi
KKO Al disaksikan pimpinan sementara TNI angkatan darat mayjen Soeharto dan mereka berhasil
mengeluarkan jenazah 7 perwira negara yang telah gugur dalam aksi pemberontakan PKI.

5 – 6 Oktober 1965
Pemakaman para perwira yang gugur dan menaikkan pangkat mereka.
Pada tanggal 5 Oktober 1965, Jenazah para perwira negara tersebut kemudian langsung dimakamkan
di taman makam pahlawan Kalibata dan mereka ditetapkan sebagai pahlawan revolusi. Pada tanggal 6
oktobernya melalui surat keputusan pemerintah dalam sidang Kabinet Dwikora, 7 perwira korban
G30SPKI diberikan kenaikan pangkat satu angka secara Anumerta.

Anda mungkin juga menyukai