SejarahG30S/PKI 1965
1.
3.Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia)
4.Organisasi Penulis dan Artis
5.Pergerakan sarjana
Diauditkan bahwa PKI saat itu mempunyai lebih dari 20 juta jiwa anggota dan
pendukung. Selain memiliki banyak anggota dan pendukung, PKI juga
merupakan partai komunis yang paling dekat dan mendapat sokongan penuh
dari Presdien Pertama RI, yaitu Sukarno. PKI benar-penar memiliki kekuatan
penuh, pada saat itu seperti bunuh diri jika ingin membubarkan PKI
2.
PKI pada peristiwa 30 September dari berbagai sumber, salah satunya dari
buku yang ditulis John Hughes, yang berjudul Indonesian Upheaval.
Isu keterlibatan Soeharto
Sampai saat ini belum ada bukti yang kuat tentang peran aktif Soeharno dalam
aksi penculikan para perwira-periwa tinggi Angkatan Darat. Satu-satunya bukti
bahwa sudah ada kolaborasi ketika pertemuan Soeharto, yang saat ini
menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat
(Pangkostrad) dengan Kolonel Abdul Latief di Rumah Sakit Angkatan Darat.
Korban
Berikut ini nama-nama korban yang terbunuh dari gerakan 30 September di
lubang buaya:
1.Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf
Komando Operasi Tertinggi)
2.Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang
Administrasi)
3.Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang
Perencanaan dan Pembinaan)
3.
4.Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang
Intelijen)
5.Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang
Logistik)
6.Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal
Angkatan Darat)
Diatas adalah keenam nama perwira tinggi Angkatan Darat yang terbunuh dan
dibuang ke Lubang Buaya di Pondok Gede, Jakarta. Mayat mereka ditemukan
pada 3 Oktober. Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang merupakan sasaran
utama pada peristiwa ini berhasil selamat setelah memanjat halaman
rumahnya, namun putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan dia, Lettu
CZI Pierre Andreas Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
4.
Selain itu pada sore hari tanggal 1 oktober 1965, PKI membunuh Kolonel
Katamso (Komandan Korem 072/Yogyakarta) dan Letnan Kolonel Sugiyono
(Kepala Staf Korem 072/Yogyakarta) karena sudah menolak berhubungan
dengan Dewan Revolusi. Presiden Sukarno dan Sekjen PKI Aidit menanggapi
pembentukan para Dewan Revolusioner sebagai pembenrontakan. Dan
memutuskan berpindah ke Pangkalan Angkatan Udara Halim untuk mencari
perlindungan.
5.
yang tertinggi sebagai haluan negara Republik Indonesia. Dan oleh karena
Manipol-USDEK ini adalah haluan daripada negara Republik Indonesia, maka
dia harus dijunjung tinggi, dijalankan, dipupuk oleh semua kita. Oleh Angkatan
Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Kepolisian Negara. Hanya
jikalau kita berdiri benar-benar di atas Panca Azimat ini, kita semuanya, maka
barulah revousi kita bisa jaya.
Soeharto, sebagai panglima Angkatan Darat, dan sebagai Menteri dalam
kabinetku, saya perintahkan engkau, kerjakan apa yang kuperintahkan
kepadamu dengan sebaik-baiknya. Saya doakan Tuhan selalu beserta kita dan
beserta engkau!.
6.
2.Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil
(APRA)
Ratu Adil adalah mitologi yang sakral di dalam masyarakat Indonesia. Ratu Adil
berasal dari ramalan Jayabaya, yaitu pemimpin yang akan memerintah rakyat
dengan adil dan bijaksana, sehingga keadaan akan aman dan rakyat makmur
sejahtera. Namun, bagaimana jika mitologi tersebut justru dijadikan sebagai
salah satu propaganda politik, seperti yang dilakukan oleh Westerling beserta
Angkatan Perang Ratu Adil nya (APRA). Dengan menggunakan embel-embel
Ratu Adil, Westerling mencoba mencari simpati rakyat untuk melakukan
pemberontakan terhadap pemerintah Republik Indonesia.
Pada titik inilah, kaum reaksioner yang subversif memanfaatkan situasi untuk
terus menyebar hasutan guna merongrong pemerintah Indonesia.
7.
Raymond Westerling
pemimpin APRA
Westerling dikenal sebagai seorang militer yang berpengalaman dan kejam.
8.
Bebas dari tugas militer, Westerling justru membentuk gearakan dengan
namaRatu Adil. Dengan nama ini gerakan Westerling semakin mendapat
simpati rakyat. Dalam waktu yang realtif singkat, ia telah berhasil
mengumpulkan modal dan pengikut sebanyak 8.000 orang termasuk para
bekas pasukan Belanda.
9.
Pasukan APRA di Bandung
Gerombolan APRA berhasil menduduki Markas Staf Divisi Siliwangi,
pertempuran tidak berimbang pun terjadi antara 150 orang APRA melawan 18
orang anggota TNI. Pertempuran itu menyebabkan 15 orang, termasuk Lenan
Kolonel Lemboh gugur, sedangkan hanya 3 orang yang berhasil melarikan diri.
10.
Setelah terdesak, gerombolan APRA pergi meninggalkan Bandung. Setelah
meninggalkan Bandung, gerombolan APRA menyebar ke berbagai wilayah dan
terus dikejar oleh Apris. Dengan bantuan rakyat,, gerombolan APRA yang telah
berceceran berhasil dilumpuhkan oleh TNI.
Supaya publik tertipu, Sultan Hamid II juga akan ditembak di tangan atau
kakinya agar orang mengira bahwa ia juga termasuk yang akan dibunuh
Westerling. Sultan Hamid II dijanjikan oleh Westerling akan dijadikan Menteri
Pertahanan jika rencana itu sukses.
Akan tetapi berkat kesigapan APRIS, usaha APRA di Jakarta juga menemui
kegagalan. Meskipun demikian Westerling dengan gerombolannya masih
terus mencoba untuk mencapai tujuannya. Tetapi usahanya tetap berujung
pada kegagalan.
11.
Sementara itu Sultan Hamid II yang ikut serta dalam rencana makar tersebut
baru tertangkap pada 5 April 1960.
12.
Pada 24 Maret 1950, pemerintah RIS meresmikan pembubaran Negara
Sumatra Selatan dan daerahnya dimasukkan ke lingkungan provinsi Sumatra
Selatan di bawah RI.
13.
Di Kalimantan Selatan juga terjadi pergolakan menuntut unitarise.
Penggabungan tersebut dilakukan setelah bubarnya Dewan Banjar. Peristiwa
penggabungan itu juga disaksikan oleh dr. Murdjani.
14.
3.DI/TII
Negara Islam Indonesia (disingkat NII; juga dikenal dengan nama Darul Islam
atau DI) yang artinya adalah "Rumah Islam" adalah gerakan politik yang
diproklamasikan pada 7 Agustus 1949 (ditulis sebagai 12 Syawal 1368 dalam
kalender Hijriyah) oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah,
Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Diproklamirkan saat Negara Pasundan buatan belanda mengangkat Raden Aria
Adipati Wiranatakoesoema sebagai presiden.
Gerakan ini bertujuan menjadikan Republik Indonesia yang saat itu baru saja
diproklamasikan kemerdekaannya dan ada pada masa perang dengan tentara
Kerajaan Belanda sebagai negara teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar
negara. Dalam proklamasinya bahwa "Hukum yang berlaku dalam Negara Islam
Indonesia adalah Hukum Islam", lebih jelas lagi dalam undang-undangnya
dinyatakan bahwa "Negara berdasarkan Islam" dan "Hukum yang tertinggi
adalah Al Quran dan Hadits". Proklamasi Negara Islam Indonesia dengan tegas
menyatakan kewajiban negara untuk membuat undang-undang yang
berlandaskan syari'at Islam, dan penolakan yang keras terhadap ideologi selain
Alqur'an dan Hadits Shahih, yang mereka sebut dengan "hukum kafir", sesuai
dalam Qur'aan Surah 5. Al-Maidah, ayat 50.
Dalam perkembangannya, DI menyebar hingga di beberapa wilayah, terutama
Jawa Barat (berikut dengan daerah yang berbatasan di Jawa Tengah), Sulawesi
Selatan, Aceh dan Kalimantan. Setelah Kartosoewirjo ditangkap TNI dan
dieksekusi pada 1962, gerakan ini menjadi terpecah, namun tetap eksis secara
diam-diam meskipun dianggap sebagai organisasi ilegal oleh pemerintah
Indonesia
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat ( Darul Islam/Tentara Islam Indonesia)
Pada tanggal 7 Agustus 1949 di suatu desa di Kabupaten Tasikmalaya ( Jawa
Barat ). Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo memproklamirkan berdirinya
Negara Islam Indonesia. Gerakannya di namakan Darul Islam (DI) sedang
tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia ( TII ). Gerakan ini dibentuk
pada saat Jawa Barat di tinggal oleh Pasukan Siliwangi yang berhijrah ke
15.
Yogyakarta dan Jawa Tengah dalam Rangka melaksanakan ketentuan dalam
Perundingan Renville
16.
1.Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat (7 Agustus 1949)
Untuk menghancurkan gerombolan DI/TII ini pada bulan Januari 1950 dibentuk
suatu Komando Operasi yang dinamakan Gerakan Banteng Negara (GBN).
Kekuatan DI/TII di daerah GBN semula sudah hampir dapat dipatahkan, namun
menjadi kuat lagi setelah bergabungnya sia-sia AUI, Batalyon 426, dan MMC.
17.
3.Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan (10
Oktober 1950)
Pada akhirnya pada akhir tahun 1959, pasukan pemberontak Ibnu Hajar
berhasil dihancurkan dan Ibnu hajar sendiri dapat ditangkap.
Tuntutan ini tidak sepenuhnya dikabulkan, yang dapat diterima jadi anggota
APRIS hanyalah yang lulus dalam penyaringan.
Dalam operasi tanggal 3 Februari 1965 yang dilakukan oleh pasukan TNI, Kahar
Muzakar berhasil ditembak mati.
Daud Beureueh sebagai tokoh utama dan bekas Gubernur Militer Daerah
Istimewa Aceh mudah untuk mencari pengikut, maka setelah pernyataan
19.
maklumat tersebut segera diadakan gerakan serentak untuk menguasai kota-
kota yang ada di Aceh.
20.
4.GAM
Secara umum Latar belakang Konflik di aceh yang paling jelas adalah
Perbedaan budaya antara Aceh dan banyak daerah lain di Indonesia.
Disamping itu, banyak kebijakan sekuler dalam administrasi pada masa
Presiden Soeharto (Orde Baru) sangat tidak disukai di Aceh, di mana banyak
tokoh Aceh tidak menyukai kebijakan pemerintahan Orde Baru yang
mempromosikan satu "budaya Indonesia". Kemudian lokasi provinsi Aceh yang
terletak di ujung Barat Indonesia menimbulkan anggapan yang meluas di
provinsi Aceh bahwa para pemimpin di Jakarta yang jauh tidak mengerti dan
memperhatikan masalah yang dimiliki Aceh serta tidak bersimpati pada
kebutuhan dan adat istiadat di Aceh yang berbeda.
Pada awalnya, gerakan ini terdiri dari sekelompok intelektual yang merasa
kecewa atas model pembangunan di Aceh. Hal ini terkait dengan
penyelenggaraan pemerintahan di bawah orang-orang Jawa. Kelompok
intelektual ini berpendapat bahwa telah terjadi kolonialisasi Jawa atas
masyarakat dan kekayaan alam tanah Aceh. Untuk mendapatkan dukungan
dari masyarakat, kalangan pemuda, serta tokoh-tokoh agama di Aceh, Hasan di
Tiro kemudian membuat gagasan anti-kolonialisasi Jawa. Gagasan Hasan Tiro
ini semakin memuncak setelah pemerintah orde baru meng-eksplorasi
kekayaan gas alam dan minyak bumi di Aceh Utara pada awal 1970an.
21.
Sebab lain terjadinya gerakan separatisme GAM di Aceh, di perkuat oleh
dukungan yang datang dari para tokoh Darul Islam (DI) di Aceh yang belum
terselesaikan secara tuntas di zaman orde lama. beberapaTokoh DI/TII yang
gagal melakukan pemberontakan di Aceh, merasa bahwa dengan memberikan
dukungan terhadap GAM, nantinya Aceh dapat memperoleh kemerdekaannya.
22.
Teungku Ilyas Leube: Menteri Kehakiman
Dr Zaini Abdullah: Menteri Kesehatan
Dr Husaini M. Hasan: Menteri Pendidikan dan Informasi
Malik Mahmud: Menteri Luar Negeri
Dr Zubir Mahmud: Menteri Sosial
Amir Mahmud Rasyid: Menteri Perdagangan
Teungku Muhamad Usman Lampoih Awe: Menteri Keuangan
Amir Ishak: Menteri Komunikasi
Dr Asnawi Ali: Menteri Pekerjaan Umum dan Industri
Serangan pertama GAM pada tahun 1977 dilakukan terhadap Mobil Oil
Indonesia yang merupakan pemegang saham PT Arun NGL, dimana PT Arun
NGL adalah operator ladang gas Arun yang berlokasi di Lhokseumawe, Aceh
Utara. Pada saat itu jumlah pasukan yang dimobilisasi oleh GAM sangatlah
terbatas. Meskipun sudah ada ketidakpuasan cukup besar di Aceh namun hal
tersebut tidak mengundang partisipasi aktif massa untuk mendukung GAM.
Dalam pengakuan Hasan di Tiro sendiri, pada awalnya hanya 70 orang yang
bergabung dengannya dan mereka kebanyakan berasal dari kabupaten Pidie,
terutama dari desa di Tiro sendiri, yang bergabung karena loyalitas pribadi
kepada keluarga Hasan di Tiro, sementara sisanya bergabung karena faktor
kekecewaan pada pemerintah pusat.
Pada akhir tahun 1979, tindakan penekanan yang dilakukan militer Indonesia
telah memukul telak GAM, para komandan GAM banyak yang berakhir di
dibunuh, pengasingan, atau dipenjara. pengikut GAM lantas tercerai berai,
bersembunyi dan melarikan diri. Para pemimpinnya seperti Dr Husaini M.
Hasan (menteri pendidikan GAM), Malik Mahmud (menteri luar negeri GAM)
dan Di Tiro, Zaini Abdullah (menteri kesehatan GAM) sudah kabur ke luar
negeri dan kabinet GAM tang resmi tidak lagi menjalankan fungsinya.
23.
Meskipun tidak mendapatkan dukungan yang luas, tindakan kelompok GAM
yang lebih agresif ini membuat pemerintah Indonesia bertindak represif.
Periode antara tahun 1989-1998 kemudian dikenal sebagai era Daerah Operasi
Militer (DOM) Aceh ketika militer Indonesia meningkatkan operasi kontra-
pemberontakan di Aceh. Langkah Pemberlakuan DOM di Aceh ini meskipun
secara taktik sukses menghancurkan kekuatan gerilya GAM, namun telah
menyebabkan korban di kalangan penduduk sipil lokal di Aceh dan rakyat Aceh
merasa terasing dari Republik Indonesia.
Pada tahun 1999 saat terjadi kekacauan di Jawa dan pemerintah pusat yang
tidak efektif hal tersebut memberikan kesempatan bagi GAM untuk
melancarkan pemberontakan kembali di Aceh, namun kali ini dengan
dukungan yang besar dari masyarakat Aceh. Sebenarnya pada tahun 1999
diumumkan penarikan pasukan, namun karena situasi keamanan yang
memburuk di Aceh kemudian menyebabkan pengiriman ulang tentara dalam
jumlah yang besar ke Aceh. pada pertengahan 2002 GAM dikatakan telah
menguasai 70 persen pedesaan di penjuru Aceh.
Memburuknya kondisi keamanan di Aceh menyebabkan tindakan pengamanan
keras dilakukan pada tahun 2001-2002. Pemerintah Megawati pada tahun
24.
2003 juga meluncurkan operasi militer untuk mengakhiri konflik dengan GAM
untuk selamanya dan keadaan darurat diberlakukan di Provinsi Aceh. Pada
November 2003 darurat militer diperpanjang lagi selama 6 bulan karena GAM
belum dapat dihancurkan sepenuhnya. Menurut laporan Human Rights Watch
akibat dari di adakannya darurat militer di Aceh menyebabkan sekitar 100.000
orang mengungsi pada 7 bulan pertama darurat militer dan beberapa
pelanggaran HAM.
Konflik ini sebenarnya masih berlangsung pada akhir 2004, namu saat itu tiba-
tiba bencana Tsunami terjadi pada 24 Desember 2004 dan
memporakporandakan segala infrastruktur di provinsi Aceh, sehingga secara
tidak langsung bencana alam terbesar dalam sejarah Indonesia tersebut
berhasil membekukan konflik yang terjadi di Aceh.
25.
pada tanggal 15 Desember 2006, setelah suksesnya pemilihan daerah gubernur
Aceh yang pertama.
26.
pihak sehingga gencatan senjata dan perjanjian damai merupakan kebutuhan
bersama untuk membangun Aceh.
Pergantian kepemimpinan Indonesia 2004, dan Keseriusan nya dalam Resolusi
Damai.
Kemenangan pemilu presiden 2004 oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan
Jusuf Kalla mendorong kebijakan pemerintah untuk melakukan negosiasi untuk
mencapai perdamaian. Kingsbury, penasihat resmi untuk GAM, juga menyebut
terpilihnya SBY dan Kalla tahun 2004 sebagai prakarsa upaya damai konflik
Aceh yang berakhir dengan perjanjian resmi.
Sejak dari akhir Januari hingga Juli 2005, Pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono dan Jusuf Kalla sangat serius melakukan Perjanjian damai dan
mulai melakukan beberapa babak pembicaraan informal dengan pihak GAM
untuk melakukan perundingan sebagai cara damai guna menyelesaikan konflik
di Aceh. Pembicaaan informal ini difasilitasi oleh CMI yang dipimpin oleh
Martti Ahtisaari (mantan pesiden Finlandia). Dimana pembicaraan / perjanjian
damai tersebut dikemudian hari dikenal dengan nama perjanjian Helsinki.
27.
5.OPM
Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah organisasi yang didirikan
pada tahun 1965 untuk mengakhiri pemerintahan provinsi Papua dan Papua
Barat yang saat ini di Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai Irian
Jaya,dan untuk memisahkan diri dari Indonesia.
Sejarah
Selama Perang Dunia II, Hindia Belanda (kelak menjadi Indonesia) dipandu oleh
Soekarno untuk menyuplai minyak demi upaya perang Jepang dan langsung
menyatakan merdeka dengan nama Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Nugini Belanda (Nugini Barat) dan Australia yang menjalankan pemerintahan di
teritori Papua dan Nugini Britania menolak penjajahan Jepang dan menjadi
sekutu pasukan Amerika Serikat dan Australia sepanjang Perang Pasifik.
Hubungan Belanda dan Nugini Belanda sebelum perang berakhir dengan
diangkatnya warga sipil Papua ke pemerintahan sampai pemerintahan
Indonesia diaktifkan tahun 1963. Meski sudah ada perjanjian antara Australia
dan Belanda tahun 1957 bahwa teritori milik mereka lebih baik bersatu dan
merdeka, ketiadaan pembangunan di teritori Australia dan kepentingan
Amerika Serikat membuat dua wilayah ini berpisah. OPM didirikan bulan
Desember 1963 dengan pengumuman, "Kami tidak mau kehidupan modern!
Kami menolak pembangunan apapun: rombongan pemuka agama, lembaga
kemanusiaan, dan organisasi pemerintahan. Tinggalkan kami sendiri! [sic]"
28.
Nugini Belanda mengadakan pemilu pada Januari 1961 dan Dewan Nugini
dilantik pada April 1961. Akan tetapi, di Washington, D.C., Penasihat
Keamanan Nasional McGeorge Bundy melobi Presiden A.S. John F. Kennedy
untuk menegosiasikan transfer pemerintahan Nugini Barat ke Indonesia.
Perjanjian New York dirancang oleh Robert Kennedy dan ditandatangani oleh
Belanda, Indonesia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan Agustus 1962.
29.
gudang, dan meledakkan bom di sejumlah fasilitas perusahaan. Freeport
memperkirakan kerugiannya mencapai $123.871,23.
Tahun 1982, Dewan Revolusi OPM (OPMRC) didirikan dan di bawah
kepemimpinan Moses Werror, OPMRC berusaha meraih kemerdekaan melalui
kampanye diplomasi internasional. OPMRC bertujuan mendapatkan
pengakuan internasional untuk kemerdekaan Papua Barat melalui forum-
forum internasional seperti PBB, Gerakan Non-Blok, Forum Pasifik Selatan, dan
ASEAN.
Tahun 1984, OPM melancarkan serangan di Jayapura, ibu kota provinsi dan
kota yang didominasi orang Indonesia non-Melanesia. Serangan ini langsung
diredam militer Indonesia dengan aksi kontra-pemberontakan yang lebih
besar. Kegagalan ini menciptakan eksodus pengungsi Papua yang diduga
dibantu OPM ke kamp-kamp di Papua Nugini.
Dalam insiden terpisah pada bulan Januari dan Agustus 1996, OPM menawan
sejumlah orang Eropa dan Indonesia; pertama dari grup peneliti, kemudian
dari kamp hutan. Dua sandera dari grup pertama dibunuh dan sisanya
dibebaskan.
30.
Bulan Juli 1998, OPM mengibarkan bendera mereka di menara air kota Biak di
pulau Biak. Mereka menetap di sana selama beberapa hari sebelum militer
Indonesia membubarkan mereka. Filep Karma termasuk di antara orang-orang
yang ditangkap.
31.
Tanggal 1 Juli 2012, patroli keamanan rutin yang diserang OPM mengakibatkan
seorang warga sipil tewas. Korban adalah presiden desa setempat yang
ditembak di bagian kepala dan perut. Seorang anggota TNI terluka oleh
pecahan kaca.
Tanggal 9 Juli 2012, tiga orang diserang dan tewas di Paniai, Papua. Salah satu
korban adalah anggota TNI. Dua lainnya adalah warga sipil, termasuk bocah
berusia 8 tahun. Bocah tersebut ditemukan dengan luka tusuk di bagian dada.
32.
Karena persaingan, Roemkorem meninggalkan markasnya dan pergi ke
Belanda. Selama ini, Prai mengambil alih kepemimpinan. John Otto Ondawame
(waktu itu ia meninggalkan sekolah hukum di Jayapura karena diikuti dan
diancam untuk dibunuh oleh ABRI Indonesia siang dan malam) menjadi tangan
kanan dari Jacob Prai. Itu inisiatif Prai untuk mendirikan Komandan Regional
OPM. Dia menunjuk dan memerintahkan sembilan Komandan Regional.
Sebagian besar dari mereka adalah anggota pasukannya sendiri di kantor pusat
PEMKA, perbatasan Skotiau, Vanimo-Papua Barat.
Pada tahun 2009, sebuah kelompok perintah OPM yang dipimpin oleh Jenderal
Goliat Tabuni (Kabupaten Puncak Jaya) sebagai fitur pada laporan menyamar
tentang gerakan kemerdekaan Papua Barat.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), adalah sayap militer dari
Organisasi Papua Merdeka (OPM). TPNPB dibentuk pada 26 Maret 1973,
setelah Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat 1 Juli 1971 di Markas Victoria.
Pembentukan TPNPB adalah Tentara Papua Barat berdasarkan Konstitusi
Sementara Republik Papua Barat yang ditetapkan 1971 pada Bab V bagian
Pertahanan dan Keamanan. Sejak 2012 melalui reformasih TPN, Jenderal.
Goliath Tabuni diangkat menjadi Panglima Tinggi Tentara Pembebasan
Nasional Papua Barat
33.
6.RMS
34.
Di sana, sebagian gerakan RMS melakukan serangan teror di Belanda. Sejumlah
penelitian berpendapat bahwa serangan ini muncul akibat frustrasi tidak
adanya dukungan dari pemerintah Belanda.
Sejak 1980-an sampai sekarang, belum ada serangan baru yang dilancarkan
RMS
Presiden
Presiden pertama RMS dalam pengasingan adalah Prof. Johan Manusama
(1966–1993).
Dr. Chris Soumokil J.D. adalah Presiden RMS yang pada tahun 1954
bersembunyi dan memimpin perjuangan gerilya di Pulau Seram. Ia ditangkap
ABRI di Seram pada tanggal 2 Desember 1962. Soumokil diadili di pengadilan
militer di Jakarta dan dihukum mati. Ia dieksekusi pada tanggal 12 April 1966.
Pemerintah RMS dalam pengasingan masih berdiri di bawah pimpinan Frans
Tutuhatunewa M.D. pada tahun 1993–2010. Mereka tetap tidak menyerukan
aksi kekerasan terhadap Belanda maupun Indonesia. Presiden dalam
pengasingan menyatakan bahwa generasi muda harus berfokus pada
pendidikan dan pengembangan diri mereka di Belanda jika benar-benar ingin
mendukung dan membangun Maluku Selatan.
35.
Duta besar Indonesia untuk Belanda Junus Effendi Habibie, adik presiden
ketiga Indonesia, mengatakan bahwa ia akan mengusahakan sebisanya untuk
membantu pemulangan generasi pertama suku Maluku ke tanah airnya jika
mereka berhenti menuntut kemerdekaan.
John Wattilete menjadi Presiden RMS pada bulan April 2010. Ia adalah
presiden pertama yang berasal dari generasi kedua suku Maluku di Belanda
dan dianggap lebih pragmatis ketimbang presiden-presiden sebelumnya
Bendera
Bendera RMS terdiri dari warna biru, putih, hijau, dan merah (1:1:1:6) dan
memiliki proporsi 2:3. Bendera ini pertama kali dikibarkan tanggal 2 Mei 1950
pukul 10.00. Dua hari kemudian, pemerintah merilis penjelasan tentang arti
bendera. Warna biru melambangkan laut dan kesetiaan, putih kesucian,
perdamaian, dan pantai putih, hijau tumbuh-tumbuhan, dan merah nenek
moyang dan darah rakyat
36.
dan dianggap lebih pragmatis dibanding presiden-presiden sebelumnya. Akan
tetapi, sehari sebelum kunjungan kenegaraan Presiden Indonesia Susilo
Bambang Yudhoyono ke Belanda, pertama kali sejak 1970,[9] Wattilete
mengeluarkan perintah hukum agar Presiden ditahan setelah menginjakkan
kaki di Belanda. Meski sejumlah pakar hukum menyebut aksi ini tidak
berperasaan dan gagal, Presiden Yudhoyono membatalkan kunjungannya
keesokan harinya.[10]
37.