Anda di halaman 1dari 14

Laporan

Kunjungan
keacmadyanian
Jakarta, 15 Juni 2022
Nama nama Kelompok

-Hanifah Khoirunisa 5111211093


-Robie Hermawan 5111211095
-Egi Septia P 5111211110
-Abdul Aziz A 5111211111
-Sindi Tonia 5111211115
Pembukaan
● Pada hari kamis, 15 Juni 2022 mata
kuliah keachmadyanian akan
melaksanakan kunjungan kebeberapa
tempat yaitu:
● Museum Lubang Buaya
● Museum Sasmitaloka
● Kota tua
Dimana para mahasiswa untuk
berkumpul pada pukul 06.00 di kampus
unjani.
Lokasi Kunjungan

Museum Lubang Museum Sasmitaloka


Buaya A.Yani

Museum Penghianatan
PKI
Lubang Buaya
Museum Lubang Buaya atau yang disebut dengan
Museum Monumen Pancasila Sakti merupakan
museum untuk mengenang peristiwa G30S PKI
1965. Museum ini terletak di kelurahan Lubang
Buaya, Kabupaten Cipayung, Jakarta Timur.
Tempat yang menjadi saksi bisu peristiwa G30S
PKI ini dibangun pada pertengahan Agustus 1967 di
atas tanah 14,6 hektar. Pembangunan selesai dan
diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1 Oktober
1973. Peresmian tersebut bertepatan dengan hari
Peringatan Kesaktian Pancasila.
Tempat ini dulunya merupakan lokasi dibuangnya
jenazah tujuh jenderal dan perwira korban PKI. Tujuh
jenderal tersebut dibuang ke dalam sebuah sumur
berdiameter 75 cm dan berkedalaman 12 m yang terletak
di Kelurahan Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.
Jenderal yang diculik dan dibunuh di tempat ini adalah
R. Suprapto, Siswondo Parman, Pierre Tendean serta
Sutoyo Siswomihardjo. Sementara itu Jenderal Ahmad
Yani, MT Haryono dan di Panjaitan dibunuh di rumah
kediamannya.
Peristiwa tersebut kemudian dikenal dengan Sejarah
Lubang Buaya. Wilayah Lubang Buaya sendiri awalnya
merupakan pusat pelatihan dari pasukan Partai
Komunis Indonesia (PKI). Setelah peristiwa tersebut
dibangunlah museum untuk mengenang dan
menghormati pahlawan yang gugur dan tewas di Lubang
Buaya ini.
Bukti Dokumentasi
Diorama tempat
penyiksaan Diorama tempat Dapur Umum
Museum Penghianatan PKI

Pada 30 September 1965 menjadi salah satu kejadian yang


mencekam di indonesia. Karena pada penghujung september itu
menjadi tragedi terjadinya banyak pembunuhan para perwira tni
yang disebut dengan G30S/PKI. Dengan adanya kejadian tersebut,
pada masa pemerintahan presiden soeharto 1 Oktober 1992 beliau
meresmikan sebuah museum yang terletak didaerah jakarta utara.
Tujuan dibuatnya museum tersebut sebagai sarana informasi dan
penggambaran visual pada masyarakat luas, bahwa pada zaman
G30S/PKI itu sangat kejam.
Beberapa dokumentasi yang ada di dalam museum pengkhianatan PKI
Museum Sasmitaloka A. Yani
Museum Sasmita Loka Ahmad Yani dibangun sekitar tahun
1930-1940an ketika masa pengembangan wilayah Menteng
dan Gondangdia. Semula gedung ini dipergunakan sebagai
rumah tinggal pejabat maskapai swasta Belanda atau Eropa.

Pada tahun 1950-an tempat ini dikelola oleh Dinas


Perumahan Tentara, kemudian dihuni oleh Letjen Ahmad
Yani sebagai perwira tinggi TNI AD dengan jabatan terakhir
Menteri/ Panglima Angkatan Darat RI. Rumah ini kemudian
menjadi museum sejarah sebagai peringatan atas terbununya
Letjen A. Yani dalam peristiwa G-30S/PKI. Museum
Sasmita Loka Ahmad Yani ini diresmikan pada 1 Oktober
1966 oleh Menpangad Mayjen Soeharto, sesaat setelah
rumah beserta isinya diserahkan oleh Ibu A Yani dan putera-
puterinya kepada negara.
Museum ini memajang foto di bagian belakang rumah,
di antaranya adalah rekonstruksi penembakan dan
penculikan oleh Pasukan Cakrabirawa terhadap Letjen
Ahmad Yani, serta koleksi foto-
foto pengangkatan jenazah para Pahlawan Revolusi oleh
KKO (Marinir) pada 4 Oktober 1965, upacara pemakaman
pada 5 Oktober 1965, foto- foto keluarga, penyerahan Kota
Magelang pada 1949 dari Belanda diwakili Letkol van
Santen kepada Letkol Ahmad Yani, dan foto-foto karier
militer Ahmad Yani lainnya.

Di dalam kamar tidur Letjen A. Yani tersimpan pula


memorabilia, senjata otomatis Thompson Cakrabirawa yang
menewaskannya, lengkap dengan sisa pelurunya, senjata LE
Cal 7,62 buatan Cekoslovakia yang dipakai untuk
membunuh Letjen TNI Anumerta S. Parman, dan senjata
Owengun yang digunakan untuk menembak DN Aidit dan
tokoh PKI lainnya, serta replika pakaian tidur lengan
pendek yang digunakan Ibu
A. Yani untuk membersihkan lantai dari lumuran darah
suaminya, gaji terakhir bulan Obtober 1965 sebesar Rp.
120.000, cincin, kaca mata, keris, dan tongkat komando.
Dukumentasi Museum Sasmitaloka
Dokumentasi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai