Anda di halaman 1dari 33

PKM-P 2015

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM

PEMANFAATAN KULIT PEPAYA SEBAGAI ALTERNATIF EDIBLE


COATING UNTUK MENINGKATKAN MASSA SIMPAN TOMAT

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Ailsa Azalia (1314051001 angkatan 2013)


Gita Ayu Ambarwati (1314051018 angkatan 2013)
Ridwan Cholik (1317011039 angkatan 2013)
Mia Oktasari (1417011064 angkatan 2014)
Shinta Tri Aji Nurayu (1417011088 angkatan 2014)

UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

iv i
HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1.Judul Kegiatan : Bioetanol Dari Alang-Alang (Imperata


Cylindrica (L.) Beauv) Sebagai Bahan
Bakar Alternatif Dengan
Menggunakan Metode Simultaneous
Saccharification And Fermentation
(SSF)
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Ridwan Cholik
b. NPM : 1314051039
c. Jurusan : Teknologi Hasil Pertanian
d. Universitas : Universitas Lampung
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Hi Agussalim Gg. Sadam Kel. Kelapa
Tiga, Kec. Tanjungkarang Pusat
Bandar Lampung / 089604236869
f. Alamat email : ridwancholik@ymail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 5 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir.Marniza, M.Si
b. NIDN : 196507051990032001
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perumahan Griya Kencana Blok. E No. 4
Rajabasa / 081369775049
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp 12.415.000
b. Sumber lain :-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Bandar Lampung, 05 Oktober 2015
Menyetujui
Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Ketua Pelaksana Kegiatan

Ir. Susilawati, M.Si Ridwan Cholik


NIP. 196108061987022001 NPM. 1314051039

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping


Dan Alumni

Prof. Dr. Sunarto DM, S.H., M.H Ir. Marniza, M.Si


NIP. 195411121986031003 NIP. 196507051990032001

ii
iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

RINGKASAN ................................................................................................. iv

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah ...................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2
1.3 Manfaat dan Luaran Penelitian .................................................................. 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tanaman Tomat ......................................................................................... 3
2.2 Kulit Buah Pepaya...................................................................................... 4
2.3 Pektin ......................................................................................................... 5
2.4. Ekstraksi Pektin......................................................................................... 6
2.5. Edible Coating .......................................................................................... 6

BAB III. METODE PELAKSANAAN


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 7
3.2 Bahan dan Alat ........................................................................................... 7
3.3 Metode Penelitian....................................................................................... 7
3.4 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 8
3.5 Pengamatan ................................................................................................ 8

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya .......................................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan ......................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iiiiv
RINGKASAN

Edible coating merupakan suatu lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang
dapat dimakan, dibentuk untuk melapisi makanan (coating) atau diletakkan di
antara komponen makanan yang berfungsi sebagai penghalang terhadap
perpindahan massa (kelembaban, oksigen, cahaya, lipid, zat terlarut), sebagai
pembawa aditif, untuk meningkatkan penanganan suatu makanan dan merupakan
barrier terhadap uap air dan pertukaran gas O2 dan CO2 (Bourtoom, 2008). Edible
coating juga dapat mencegah kerusakan bahan akibat penanganan mekanik,
membantu mempertahankan integritas structural dan mencegah hilangnya
senyawa-senyawa volatile, dan sebagai carrier zat aditif seperti zat antimikrobial
dan antioksidan pada bahan (Kester dan Fennema, 1988). Edible coating dapat
melindungi produk segar dan dapat juga memberikan efek yang sama dengan
modified atmosphere storage dengan menyesuaikan komposisi gas internal.
Keberhasilan edible coating untuk buah tergantung pada pemilihan film atau
coating yang memberikan komposisi gas internal yang dikehendaki sesuai untuk
produk tertentu (Park, 2002). Komponen edible coating terdiri dari tiga kategori
yaitu hidrokoloid, lipid dan kombinasinya. Hidrokoloid terdiri atas protein,
turunan selulosa, alginat, pektin, tepung (starch) dan polisakarida lainnya,
sedangkan lipid terdiri dari lilin (waxs), asilgliserol dan asam lemak (Krochta dan
Mulder-Johnston, 1997).
Pengolahan kulit buah pepaya diawali dengan mencuci dan menjemur kulit
buah pepaya dibawah sinar matahari atau dioven sampai kering, setelah kering
kulit buah pepaya di haluskan dengan menggunakan blender. Serbuk tepung kulit
pepaya diayak dengan ayakan 60 mesh. Penepungan kulit pepaya dilakukan untuk
memperoleh partikel yang berukuran kecil sehingga dapat memudahkan proses
ekstraksi pektin. Tahap ekstraksi dilakukan dengan cara : Sebanyak 10 gram
sampel serbuk kulit pepaya ditambahkan 500 ml asam sitrat 5%, di ekstraksi di
dalam penangas dengan suhu 90oC, selama 120 menit. Setelahnya, ekstrak di
saring menggunakan kain saring rangkap 8 dan disaring kembali menggunakan
kertas saring. Filtrat yang di peroleh diuapkan pada suhu 90oC sampai volume
mencapai setengahnya, selanjutnya didinginkan. Di tambahkan dengan etanol 96
% dan diendapkan pada suhu ruang selama 24 jam selanjutnya dilakukan
pemisahan antara filtrat dan residunya. Residu yang diperoleh dikeringkan dengan
oven pada temperatur 50 oC selama 24 jam. Pektin dihaluskan sehingga diperoleh
bubuk pectin (Nurviani et,al., 2014).

iv
1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah


Kebutuhan pasar untuk sayuran di Indonesia terutama buah tomat dari
tahun ke tahun selalu meningkat. Hal ini tercermin dari angka produksi tomat,
berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura
(2012) produksi tomat berturut-turut adalah 635.474 ton pada tahun 2007, 725.973
ton pada tahun 2008, 853.061 ton pada tahun 2009, kemudian meningkat lagi pada
tahun 2010 menjadi 891.616 ton, dan pada tahun 2011 mencapai 950.385 ton.
Peningkatan angka produksi tersebut menggambarkan bahwa peluang bisnis tomat
masih terbuka lebar karena persediaannya dari tahun ke tahun sebenarnya
mencukupi. Selain konsumsi dalam negeri yang cukup besar, tomat juga
merupakan salah satu komoditas ekspor sebagai sayuran segar maupun sayuran
olahan. Berdasarkan data ekspor dan impor tahun 2011 bahwa ekspor tomat
sebagai sayuran segar sebesar 578 ton dan 18 ton untuk impor, tetapi tomat
sebagai sayuran olahan sangat rendah, yaitu 13 ton untuk ekspor dan 8.651 ton
untuk impor (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2013).
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) termasuk buah klimaterik, yaitu
buah yang mengalami kenaikan respirasi setelah dipanen sehingga dapat matang
sempurna setelah dipanen. Komponen tertinggi dari buah tomat adalah air (lebih
dari 93 %), oleh karena itu buah tomat tergolong komoditas yang sangat mudah
rusak (veryperishable). Selama proses pematangan pada buah akan terjadi antara
lain peningkatan respirasi, kadar gula reduksi dan kadar air, sedangkan tingkat
keasaman turun, dan tekstur buah menjadi lunak. Buah tomat setelah matang
sempurna akan cepat menjadi rusak/busuk yakni setelah 3–4 hari penyimpanan
pada suhu kamar sehingga tanpa adanya penanganan khusus umur simpan buah
tomat relatif singkat/pendek (Musaddad, 2003).
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi cepatnya kerusakan
atau memperpanjang massa simpan buah tomat yaitu menggunakan edible
packaging. Salah satu jenis dari edible packaging yang dapat digunakan untuk
memperpanjang masa simpan buah tomat adalah edible coating. Edible coating
merupakan suatu lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan,
dibentuk untuk melapisi makanan (coating) atau diletakkan di antara komponen
makanan yang berfungsi sebagai penghalang untuk menambah umur simpan
bahan. Penggunaan edible coating telah dilakukan sejak lama, seperti pelapisan
lilin pada buah dan sayuran segar, juga pelapisan gula atau coklat pada produk
permen. Selain dapat memperpanjang masa simpan bahan pangan pasca panen
maupun pasca produksi, edible coating juga dapat meningkatkan nilai gizi bahan
pangan dan memperbaiki penampakannya. Jenis komponen yang dapat digunakan
sebagai edible coating yaitu hidrokoloid, lipid dan kombinasinya. Hidrokoloid
terdiri atas protein, turunan selulosa, alginat, pektin, tepung (starch) dan
2

polisakarida lainnya, sedangkan lipid terdiri dari lilin (waxs), asilgliserol dan
asam lemak (Yongki Alexandra dan Nurlina, 2014).
Sumber pektin yang berpotensi cukup besar untuk diolah menjadi edible
coating yaitu pektin dari pepaya. Tanaman pepaya termasuk salah satu komoditas
pertanian yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan data yang
ditunjukan oleh Badan Pusat Statistik yaitu produksi pepaya di Indonesia sebesar
675.801 ton pada tahun 2010 dan mengalami peningkatan produksi sebesar
955.078 ton pada tahun 2011 (BPS, 2015). Peningkatan produksi pepaya
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Dengan adanya
konsumsi pepaya yang tingi di Indonesia, dan peningkatan komoditas pepaya
yang semakin tinggi, membuat limbah kulit pepaya semakin banyak dan tidak
dimanfaatkan. Pektin terdapat dalam seluruh bagian tanaman pepaya seperti akar,
batang, daun, bunga, buah, dan kulit buah (Karyani, 2001).

Penelitian yang dilakukan oleh nurviani, dkk (2014) mengenai ekstraksi


dan karakterisasi pektin kulit buah pepaya varietas Cibinong, Jinggo dan
Semangka bertujuan untuk mengetahui potensi pektin dari beberapa varietas kulit
buah pepaya yang mutunya terbaik. Ekstraksi pektin dilakukan dengan variasi
waktu 60, 90, dan 120 menit dengan pelarut asam sitrat 5%. Rendemen pektin
tertinggi diperoleh pada waktu ekstraksi selama 120 menit dengan hasil 12,70%
pada kulit pepaya Semangka, dari hasil penelitian tersebut dapat terlihat bahwa
pektin yang terkandung dalam kulit pepaya sangat berpotensi untuk diekstrak dan
di jadikan sebagai bahan edible coating. Melihat potensi dari kulit pepaya sebagai
bahan pembuatan edible coating, maka dari itu dapat dilakukan percobaan
penggunaan kulit buah pepaya sebagai bahan yang dapat diolah menjadi edible
coating untuk memperpanjang masa simpan buah tomat. Namum, belum diketahui
konsentrasi dari kulit buah pepaya untuk menjadi pelapis dari tomat dan meode
yang digunakan dalam pembuatan edible coating.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan metode dalam
pembuatan edible coating dari kulit buah pepaya dan konsentrasi bahan yang
optimum dalam pembuatan edible coating dari kulit buah pepaya sehingga dapat
memperpanjang masa simpan dari buah tomat. Dengan memperpanjang masa
simpan dari tomat dengan menggunakan edible coating dari kulit buah pepaya
dapat mempertahankan dan meningkatkan nilai ekonomis dari buah tomat.

1.3. Manfaat dan Luaran Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah memperpanjang masa simpan dari buah
tomat dengan menggunakan pelapis edible coating sehingga buah tomat lebih
tahan lama dan meningkatkan nilai ekonomis dari buah tomat. Membuat edible
coating dengan memanfaatkan kulit buah pepaya sebagai bahan baku.
3

Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini yaitu


ditemukannya konsentrasi bahan yang optimum dalam pembuatan edible coating
dari kulit buah pepaya dan metode yang digunakan dalam pembuatan edible
coating dari kulit buah pepaya. Disamping itu, hasil penelitian ini akan
dipublikasikan pada jurnal ilmiah.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Tomat (Lycopersicon lycopersicum L.)


Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) adalah salah satu jenis
tanaman hortikultura yang mempunyai prospek cukup cerah untuk dibudidayakan.
Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai
ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal
peningkatan hasil dan kualitas buahnya. Buah tomat merupakan sumber berbagai
jenis vitamin dan mineral,dan hampir pada setiap masakan memerlukan buah
tomat sebagai pelengkap. Selain itu, buah tomat dapat digunakan untuk
pembuatan saos tomat dan minuman segar. Cara menanam tomat perlu dilakukan
intensif agar produksi optimal. Tanaman tomat termasuk komoditas multiguna,
selain berfungsi sebagai sayuran dan buah, tomat juga dimanfaatkan sebagai
bahan dasar kosmetik serta obat-obatan. Berdasarkan tipe pertumbuhannya
tanaman tomat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu determinate dan indeterminate.
Tipe determinate memiliki postur tanaman pendek, tandan bunga terletak di setiap
ruas batang serta di ujung tanaman. Sedangkan, tipe indeterminate memiliki
postur tanaman tinggi, tandan bunga terletak berseling di antara 2-3 ruas, ujung
tanaman tomat tumbuh pucuk muda. Tanaman tomat tipe indeterminate berbuah
besar (Pengemba, 2013).
Kematangan buah tomat dari tingkat yang masih muda sampai tua
berturut-turut yaitu hijau masak, pecah warna, kekuning-kuningan, merah pudar,
merah cerah, dan merah masak sempurna. Pada umumnya tomat siap dipanen
pada umur ± 75 hari setelah pindah tanam atau ± 3 bulan setelah menyebar benih.
Saat pemetikan buah yang tepat disesuaikan dengan tujuan konsumsi ataupun
sasaran pemasaran. Apabila tujuan pemasaran jarak jauh atau diekspor, buah
tomat dipanen pada waktu stadium hijau matang kira-kira 3-7 hari sebelum
menjadi merah. Apabila tujuan pemasaran jarak dekat (pasar lokal), dapat dipanen
sewaktu tomat berwarna kekuning-kuningan. Cara panen tomat adalah dipetik.
Panen dilakukan secara periodik yaitu satu atau dua kali seminggu tergantung
keadaan buah yang masak. Waktu panen buah tomat yang tepat adalah pada cuaca
terang (Marpaung, 1997).
Buah tomat yang telah dipanen akan tetap melangsungkan respirasi.
Prosesrespirasi yang menyebabkan pembusukan ini terjadi karena perubahan-
4

perubahan kimia dalam buah tomat dari pro-vitamin A menjadi vitamin A, pro-
vitamin C-menjadi Vitamin C, dan dari karbohidrat menjadi gula, yang
menghasilkan CO2, H2O, dan etilen. Akumulasi produk-produk respirasi inilah
yang menyebabkan pembusukan (Widianarko, 2000). Selain respirasi, buah tomat
juga masih melakukan transpirasi. Hal tersebut menyebabkan susut berat pada
buah tomat. Susut berat komoditas ini berakibat pada penampilan komoditas yang
semakin lama keriput dan melunak. Oleh karena itu, kelembaban udara harus
diperhatikan dalam penyimpanan buah tomat (Tranggono dan Sutardi, 1990).
Tomat merupakan komoditi yang mudah rusak karena kandungan airnya
yang cukup tinggi, bila penyimpanan tidak diperhatikan maka dapat menimbulkan
kerusakan yang akan mempercepat proses pembusukan. Buah tomat setelah
matang sempurna akan cepat menjadi rusak/busuk yakni setelah 3–4 hari
penyimpanan pada suhu kamar sehingga tanpa adanya penanganan khusus umur
simpan buah tomat relatif singkat/pendek. Kerusakan itu diantaranya kerusakan
mekanis, biologis dan mikrobiologis. Tomat sebaiknya disimpan pada suhu
rendah karena dengan penurunan suhu akan menghambat proses kerusakan-
kerusakan. Tapi penyimpanan dalam waktu yang lama di suhu rendah juga
menyebabkan buah menjadi keriput oleh karena terjadi kerusakaan sel dan
struktur jaringan pada buah. Maka penyimpanan sebaiknya tidak untuk waktu
yang lama (Desrosier,1998).
2.2 Kulit Buah papaya

Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari family Caricaceae


yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar
Mexsiko dan Coasta Rica. Tanaman papaya banyak ditanam orang, baik di daeah
tropis maupun sub tropis di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah
dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dpl). Buah pepaya merupakan buah
meja bermutu dan bergizi yang tinggi (Prihatman, 2000). Dalam sistematika
tumbuhan pepaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Cistales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
Nama lokal : Pepaya
(Tjitrosoepomo, 2004).
Pepaya saat ini dibudidayakan di banyak negara di seluruh dunia. Secara
normal tanaman ini dapat mencapai ketinggian hingga 8 meter. Pohon pepaya
umumnya tidak bercabang, dengan daun dan buah-buahan tumbuh langsung dari
5

batang pohon yang berdiameter hingga 20 cm. Pohon pepaya tumbuh sangat cepat
dan berkayu lunak. Tanaman tropis ini tidak tahan dingin, bila suhu mendekati nol
akan mati (Karyani, 2001).
Pepaya mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan didalam tubuh.
Seiring dengan berjalannya waktu masyarakat mulai sadar akan manfaat yang ada
dalam pepaya membuat konsumsi buah papaya setiap tahunnya semakin
meningkat. Namun, limbah dari buah pepaya itu sendiri yaitu kulit pepaya sampai
saat ini belum ada pengolahan serius yang dilakukan untuk memanfaatkan bahan
tersebut, sehingga masih banyak kulit pepaya yang terbuang percuma. Didalam
buah pepaya itu sendiri mengandung bahan yang sangat bermanfaat yaitu pektin.
Pektin terdapat dalam seluruh bagian tanaman pepaya seperti akar, batang, daun,
bunga, buah, dan kulit buah. Pada penelitian yang dilakukan oleh nurviani, dkk
(2014) mengenai ekstraksi dan karakterisasi pektin kulit buah pepaya varietas
Cibinong, Jinggo dan Semangka bertujuan untuk mengetahui potensi pektin dari
beberapa varietas kulit buah pepaya yang mutunya terbaik. Ekstraksi pektin
dilakukan dengan variasi waktu 60, 90, dan 120 menit dengan pelarut asam sitrat
5%. Rendemen pektin tertinggi diperoleh pada waktu ekstraksi selama 120 menit
dengan hasil 12,70% pada kulit pepaya Semangka, dari hasil penelitian tersebut
dapat terlihat bahwa pektin yang terkandung dalam kulit pepaya sangat berpotensi
untuk diekstrak dan dimanfaatkan.
2.3 Pektin
Pektin merupakan merupakan polimer dari asam D-galakturonat yang
dihubungkan oleh ikatan α -1,4 glikosidik. Pektin adalah segolongan polimer
heterosakarida yang diperoleh dari dinding sel tumbuhan darat. Pektin berwujud
bubuk berwarna putih hingga coklat terang. Pektin banyak dimanfaatkan pada
industri pangan sebagai bahan perekat dan stabilizer (dengan tujuan agar tidak
terbentuk endapan pada suatu larutan). Pektin pada sel tumbuhan merupakan
penyusun lamela tengah, yaitu lapisan penyusun awal dinding sel. Pada sel-sel
tertentu seperti buah atau kulit buah, cenderung mempunyai kandungan pektin
yang sangat banyak. Pektinlah senyawa yang mengakibatkan suasana ‗lengket‘
apabila seseorang mengupas buah atau kulit buah (Rouse, 1997).
Sebagian gugus karboksil pada polimer, pektin mengalami esterifikasi
dengan metal (metilasi) menjadi gugus metoksil. Senyawa ini disebut sebagai
asam pektinat atau pektin. Asam pektinat ini bersama gula dan asam pada suhu
tinggi akan membentuk gel seperti yang terjadi pada pembuatan selai. Pada asam
pektat, gugus karboksil asam galakturonat dalam ikatan polimernya tidak
teresterkan. Asam pektat dalam jaringan tanaman terdapat sebagai kalsium (Ca)
atau magnesium pektat (Rouse, 1997). Senyawa pectin menurut Caplin (2004),
dapat dibagi menjadi empat yaitu :
6

a) Protopektin adalah senyawa pektin yang tidak larut dalam air, dapat
dihidrolisa menjadi pectin dan asam pektinat.
b) Asam pektinat Asam pektinat adalah senyawa pektin asam
poligalakturonat yang mengandung metil ester.
c) Pektin Pektin adalah senyawa pektin asam poligalakturonat yang
mengandung 3-16% gugus metoksi, dapat larut dalam air, membentuk
jelly dengan gula dalam suasana asam.
d) Asam pektat Asam pektat adalah senyawa pektin yang tidak mengandung
gugus metalester dan terdapat pada buah yang terlalu matang serta sayuran
busuk

Pektin mempunyai sifat terdispersi dalam air, dan seperti halnya asam
pekat. Dalam bentuk garam, pectin berfungsi dalam pembuatan jeli dengan gula
dan asam. Pektin dengan kandungan metoksil rendah adalah asam pektinat yang
sebagian besar gugusan karboksilnya bebas tidak teresterkan. Pektin dengan
metoksil rendah ini dapat membentuk gel dengan ion-ion bervalensi dua. Untuk
membentuk gel pektin, harus ada senyawa pendehidrasi (biasanya gula) dan harus
ditambahkan asam dengan jumlah yang (Caplin, 2004). Pektin diperlukan untuk
membentuk gel (kekentalan) pada produk selai. Jumlah pektin yang ideal untuk
pembentukan gel berkisar 0,75%-1,5%. Kadar gula tidak lebih dari 65% dan
konsentrasi pektin 1% sudah dapat dihasilkan gel dengan kekerasan yang baik
(Lisdiana,1997).

2.4 Ekstraksi Pektin

Ekstraksi pektin merupakan proses pengeluaran pektin dari sel pada


jaringan tanaman. Proses ekstraksi pektin merupakan proses yang sederhana
terdiri dari 4 tahap yaitu ekstraksi, purifikasi ekstrak, pengendapan serta
pengeringan. Cara yang digunakan untuk mengekstrak pektin dari jaringan
tanaman sangat beragam. Pada umumnya ekstraksi pektin dilakukan dengan
menggunakan ekstraksi asam, baik asam mineral maupun asam organik, seperti
asam natrium heksametafosfat, asam sulfat, asam klorida, asam asetat, asam nitrat
dan asam sitrat ( Fitriani, 2003). Efisiensi pektin dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
suhu, waktu, pH larutan pengekstrak. Makin tinggi suhu ekstraksi, makin singkat
waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang maksimum. Tapi dalam hal
ini faktor keasaman yang digunakan tidak bisa diabaikan. Kisaran pH yang
direkomendasikan 1,5-3,0 (Krik dan Othmer, 1958 dalam Akhmalludin, dkk
2004).

2.5 Edible Coating


Edible coating merupakan suatu lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang
dapat dimakan, dibentuk untuk melapisi makanan (coating) atau diletakkan di
antara komponen makanan yang berfungsi sebagai penghalang terhadap
7

perpindahan massa (kelembaban, oksigen, cahaya, lipid, zat terlarut), sebagai


pembawa aditif, untuk meningkatkan penanganan suatu makanan dan merupakan
barrier terhadap uap air dan pertukaran gas O2 dan CO2 (Bourtoom, 2008). Edible
coating juga dapat mencegah kerusakan bahan akibat penanganan mekanik,
membantu mempertahankan integritas structural dan mencegah hilangnya
senyawa-senyawa volatile, dan sebagai carrier zat aditif seperti zat antimikrobial
dan antioksidan pada bahan (Kester dan Fennema, 1988). Edible coating dapat
melindungi produk segar dan dapat juga memberikan efek yang sama dengan
modified atmosphere storage dengan menyesuaikan komposisi gas internal.
Keberhasilan edible coating untuk buah tergantung pada pemilihan film atau
coating yang memberikan komposisi gas internal yang dikehendaki sesuai untuk
produk tertentu (Park, 2002). Komponen edible coating terdiri dari tiga kategori
yaitu hidrokoloid, lipid dan kombinasinya. Hidrokoloid terdiri atas protein,
turunan selulosa, alginat, pektin, tepung (starch) dan polisakarida lainnya,
sedangkan lipid terdiri dari lilin (waxs), asilgliserol dan asam lemak (Krochta dan
Mulder-Johnston, 1997).

BAB III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,


dan Laboratorium Analisi Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila). Waktu pelaksanaan penelitian
yaitu pada April- Juli 2016.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah pisau, saringan, oven, blender, ayakan 60


mesh, neraca analitik, gelas ukur 100 ml, 250 ml, dan 500 ml, gelas beaker,
thermometer, kain saring, kertas saring, ayakan bamboo (tirisan), kipas, lemari
pendingin (kulkas), tempat penyimpanan sempel (box plastik), pH Universal,
spatula, penjepit, sendok, dan hot plate.
Bahan-bahan yang digunakan adalah tomat, kulit pepaya, asam sitrat,
ethanol 96% dan aquades.
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak
kelompok Lengkap (RAKL) dengan 2 faktor yaitu konsentrasi Edible Coating
(0%, 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%) dan penyimpanan (suhu dan suhu dingin)
8

serta dilakukan tiga kali ulangan. Hasil pengamatan akan disajikan dalam bentuk
grafik dan dibahas secara deskriptif.

3.4. Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Ekstraksi Pektin Kulit Pepaya

Pengolahan kulit buah pepaya diawali dengan mencuci dan menjemur kulit
buah pepaya dibawah sinar matahari atau dioven sampai kering, setelah kering
kulit buah pepaya di haluskan dengan menggunakan blender. Serbuk tepung kulit
pepaya diayak dengan ayakan 60 mesh. Penepungan kulit pepaya dilakukan untuk
memperoleh partikel yang berukuran kecil sehingga dapat memudahkan proses
ekstraksi pektin. Tahap ekstraksi dilakukan dengan cara : Sebanyak 10 gram
sampel serbuk kulit pepaya ditambahkan 500 ml asam sitrat 5%, di ekstraksi di
dalam penangas dengan suhu 90oC, selama 120 menit. Setelahnya, ekstrak di
saring menggunakan kain saring rangkap 8 dan disaring kembali menggunakan
kertas saring. Filtrat yang di peroleh diuapkan pada suhu 90oC sampai volume
mencapai setengahnya, selanjutnya didinginkan. Di tambahkan dengan etanol 96
% dan diendapkan pada suhu ruang selama 24 jam selanjutnya dilakukan
pemisahan antara filtrat dan residunya. Residu yang diperoleh dikeringkan dengan
oven pada temperatur 50 oC selama 24 jam. Pektin dihaluskan sehingga diperoleh
bubuk pectin (Nurviani et,al., 2014).

3.4.2 Pembuatan Edible Coating

Ekstrak pektin yang telah didapat selanjutnya ditambahkan aquades sesuai


dengan konsentrasi edible coating pada setiap perlakuan yaitu 0%, 10%, 20%,
30%, 40%, dan 50% (%b/v).

3.4.3 Pelapisan Edible Coating pada Tomat

Aplikasi pelapisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelapisan


dengan cara pencelupan sampel tomat ke dalam setiap perlakuan. Kemudian
ditempatkan di atas wadah berlubang (anyaman bambu). Agar cepat kering,
sampel diberikan tiupan angin dari kipas. Selanjutnya disimpan sesuai dengan
perlakuan yaitu suhu ruang (25-30oC) dan suhu dingin (8-10oC).

3.5 Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah dejat keasaman (pH), susut
bobot serta penampilan fisik sampel berupa tingkat kekerasan, perubahan warna dan
kebusukan/kerusakan. Tingkat perubahan karakteristik mutu/kualitas sampel yang
diamati menggunakan skoring 1 - 5, untuk memudahkan analisis data secara statistik.
Pengamatan juga dilakukan secara deskriptif terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi selama masa penyimpanan mengacu pada Utama (2009). Skor (nilai) level
9

(tingkat) kekerasan yang dinilai yaitu: sangat keras (5), keras (4), sedikit lembut (3),
lembut (2) dan sangat lembut (1); skor penampilan perubahan warna yaitu: 0%
berubah (5), 25% berubah (4), 50% berubah (3), 75% berubah (2) dan 100% berubah
(1); skor penampilan tingkat kebusukan/kerusakan yaitu: 0% busuk (5), 25% busuk
(4), 50% busuk (3), 75% busuk (2) dan 100% busuk (1) dan untuk pH menggunakan
pH universal paper.

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 2.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang 1.595.000
2. Bahan Habis Pakai 2.640.000
3. Transportasi 450.000
3. Lain – lain 1.240.000
Total 5.925.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan akan dilaksanakan selama empat bulan dengan rincian kegiatan sebagai
berikut :
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
Kegiatan Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Konsultasi ke Dosen √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Persiapan Bahan/ Peralatan √ √
Pelaksanaan Penelitian √ √ √ √ √ √ √ √
Pengujian Produk √ √ √ √ √ √ √ √
Pengolahan Data √ √ √
Pembuatan laporan akhir √ √ √

DAFTAR PUSTAKA

Ardian, N.D., Endah, R.D., dan Sperisa, D., 2007, Pengaruh Kondisi Fermentasi
terhadap Yield Etanol pada Pembuatan Bioetanol dari Pati Garut. Jurnal
Gema Teknik 2:1.
10

Astuti, A. Dan Suwondo, T. 2012. Inovasi Starter dan Modifikasi Destilator untuk
Produksi Bioetanol dari Limbah Makanan. Spektrum Industri 10 (2) :192-
199.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). 2014. Indonesia Energy


Outlook 2014. Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi BPPT.
Jakarta. Hlm 2.

Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura. 2012. Produksi Sayuran
di Indonesia, halaman 3.

Badan Pusat Statistka dan Direktorat Jendral Hortikultura. 2013. Produksi Tomat
Menurut Profinsi Tahun 2008-2012.
http://www.bps.go.id/sector/agri/horti/index/.html. diakses pada tanggal 20
september 2015.

Badan Standardisasi Nasional. 2014. Menghemat Energi Meningkatkan


Keuntungan. http://www.bsn.go.id/main/berita/berita_det/5107/Menghemat-
energi--meningkatkan-keuntungan#.VfCMyxGqqko. Diakses pada tanggal
10 September 2015 pukul 04.00 WIB.

Bourtoom, T. 2008. Edible Film and Coating, Characteristics and Propeerties.


Departemen of Material Product Technology. Songkhala.

Bourtoom, T. 2008. Edible Films and Coating, Characteritics and Properties.


Department of Material Product Technology, Songkhala.
BPS.2015. http://www.bps.go.id. diakses pada tanggal 20 september 2015.

Caplin. 2004. Pectin extraction of papaya. Harper trophy . New York.

Desrosier, N. W (1998). Teknologi Pengawetan Pangan. Diterjemahkan Oleh M.


Mutahardjo, UI Press, Jakarta.
11

Dowe N, McMillan JD. 2008. SSF Experimental Protocols — Lignocellulosic


Biomass Hydrolysis and Fermentation. National Renewable Energy
Laboratory. Report no. NREL/TP-510-42630.
Fengel, D. dan G.Wegener. 1995. Kayu, Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-reaksiEdisi
1. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Fitriani, Vina. 2003. Ekstraksi dan Karakterisasi Pektin dari Kulit Jeruk Lemon (Citrus
medica var Lemon). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Garrity,D.P., Soekadi M., Van N., M. D. la Cruz, Pathak P., Gunasena H., Van S.,
Huijun G. and Majid N., “The Imperata Grasslands of TropicalAsia: Area,
Distribution, and Typology,‖ Agroforestry Systems 36 (1997) 3-29

Gozan, M. 2014. Teknologi Bioetanol Generasi-Kedua. Penerbit Elangga. Jakarta.

Hikmiyati N dan Yanie N.S. 2008. Pembuatan Bioetanol dari Limbah Kulit
Singkong melalui Proses Hidrolisa Asam. Skripsi. Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang.

Howard, R.L., Abotsi, E., Jansen van Rensburg, E.L., and Howard, S. 2003.
Lignocellulose biotechnology: issue of bioconversion and enzyme
production. African Journal of Biotechnology 2 (12) : 602-619.

Indartono, Y. 2005. Bioetanol, Alternatif Energi Terbarukan : Kajian Prestasi


Mesin dan Implementasi di Lapangan. Fisika. LIPI.
Kartikasari S.D., Sri Nurhatika, dan Anton Muhibuddin.2013.Potensi Alang-alang
(Imperata cylindrica (L.) Beauv) dalam Produksi Etanol Menggunakan
Bakteri Zymomonas mobilis.Jurnal.Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Karyani, D. 2001. Buku Pintar Terapi Pepaya. Jakarta: Ladang Pustaka & Intimedia.

Kester JJ, Fennema OR. 1988. Edible films and coatings. A review. Food
Technology 42:47-59

Krochta JM, Mulder-Johnston CD. 1997. Edible and biodegradable polymer


films: challenges and opportunities. Food Technology 51(2): 61-74.
12

Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI). Pemanfaatan


Teknologi Nuklir Guna Pemanfaatan Energi Terbarukan dalam Rangka
Meningkatkan Ketahanan Energi Nasional. Jurnal Kajian Lemhannas RI 16
: 11-23.

Lisdiana. 1997. Ekstraksi Pektin pada buah kakao (Theobroma Cacao): Skripsi.
Universitas Gadjah Mada . yogyakarta.
Marpaung, L. 1997. Pemanenan dan Penanganan Buah Tomat. Dalam Duriat A. S., W. W.
Hadisoeganda ,A. H. Permadi, R. M. Sinaga, Y. Hilman, dan R. S. Basuki (eds.).
Teknologi Produksi Tomat. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang.

medica var Lemon). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Musaddad., dan HARTUTI N. 2003. Produk Olahan Tomat, Penebar Swadaya,


Jakarta..
Novia, Windarti, A., Rosmawati. 2014. Pembuatan Bioetanol dari Jerami Padi
Dengan Metode Ozonolisis-Simultaneous Saccharification (SSF). Jurnal
Teknik Kimia 20 (3) : 38-48.

Octavia, S., Soerawidjaja, T.H., Purwadi, R. 2011. Review : Pengolahan Awal


Lignoselulosa Menggunakan Amoniak untuk Meningkatkan Perolehan Gula
Fermentasi. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia ―Kejuangan‖ ISSN
1693 – 4393. Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber
Daya Alam Indonesia. Yogyakarta.

Osvaldo Z. S., Panca Putra S., dan M. Faizal. 2012. Pengaruh Konsentrasi Asam
Dan Waktu Pada Proses Hidrolisis Dan Fermentasi Pembuatan Bioetanol
Dari Alang-Alan .Jurnal. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Sriwijaya

Park HJ. 2002. Edible coatings for fruits dalam Fruit and vegetable processing,
Improving quality, ed. Wim Jongen, CRC Press, Boca Raton

Prihatman, K. 2000, Februari. Pisang. Retrieved Juni 20, 2014, from


http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/pisang.pdf
13

Samsuri, M., Gozan1, M., Mardias, R., Baiquni, M., Hermansyah1, Prasetya, B,
Nasikin, M., and Watanabe, T. 2007. Ethanol production from bagasse with
combination of cellulose-cellubiase in simultaneous saccharification and
fermentation (SSF) using white rot fungi pre-treatment. Journal of Chem
and Nat Resources Engineering 3 : 20-32.
Sukumaran, R.K. 2008. Cellulase Production Using Biomassa Feed Stock and Its
Application in Lignocellulosa Saccharification for Bioethanol Production.
Renewable Energy 30:1-4.
Sun and Cheng. 2002. Hydrolysis of Lignocelulosic Materials for Ethanol
Production : A Review. Bioresources Technol. 83: 1-11.
Sutikno., Hidayati, S., Nawansih, O., Nurainy, F., Rizal, S., Marniza., dan Arion,
R. 2010. Tingkat Degradasi Lignin Bagas Tebu Akibat Perlakuan Basa
Pada Berbagai Kondisi.
http://blog.unila.ac.id/sutiknounila/category/research-activities.Diakses
pada tanggal 11 September 2015 pukul 05.00 WIB.

Sutiya, Wiwin T.I, Adi R., dan Sunardi, ―Kandungan Kimia dan Sifat Serat
Alang-Alang (Imperata Cylindrica) Sebagai Gambaran Bahan Baku Pulp
dan Kertas,”Bioscientiae Vol. 9, No. 1 (2012, Jan.) 8-19.

Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (spermatophyta). Cetakan ke


delapan. UGM Press Yogyakarta. hal. 244

Tranggono dan Sutardi. 1990. Biokimia, Teknologi Pasca Panen dan Gizi. PAU
Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

widianarko, Budi dkk. 2000. Teknologi, Produk, Nutrisi, & Keamanan. Jakarta.

Yuanisa, A., Ulumi, K.,Wardani, A.K. 2015. Pretreatment lignoselulosa batang


kelapa sawit sebagai langkah awal pembuatan bioetanol generasi kedua :
kajian pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri 3 (4) : 1620-1626.

.
14

LAMPIRAN
15

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok

1. Biodata Ketua Kelompok


A.Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ailsa Azalia
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4 NpM 1314051001
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandar Lampung, 7 September 1995
6 E-mail ailsaazalia.001@gmail.com
7 Nomor Telepon/Hp 081273792826

B.Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama SDN 2 Palapa SMP Negeri 1 SMA Negeri 1
Institusi Bandar Lampung Bandar Lampung Bandar Lampung
Jurusan IPA
Tahun
2001-2007 2007-2010 2010-2013
Masuk-Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah

Nama pertemuan Waktu dan


No. Judul Artikel Ilmiah
ilmiah/ seminar Tempat

1. - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)

Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan

1. -

2. -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
16

sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa.

Bandar lampung, 05 Oktober 2015


Pengusul,

Ridwan Cholik
NPM. 1314051039

2. Biodata Anggota Kelompok

A.Identitas Diri
1 Nama Lengkap Mulki Tresna Reza
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4 NPM 1314051032
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kota Bumi, 07 Januari 1996
6 E-mail mulkireza@gmail.com
7 Nomor Hp 089626558497

B.Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SD Negeri 4 SMP Negeri 7 SMA Negeri 1
Nama Institusi
Candimas Kota Bumi Abung Selatan

Jurusan IPA

Tahun Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah

No. Nama pertemuan ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah Waktu dan


seminar Tempat

1. - - -
17

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan

1. -

2.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa.

Bandar lampung, 05 Oktober 2015


Pengusul,

Mulki Tresna Reza


NPM. 1314051032

3. Biodata Anggota Kelompok

A.Identitas Diri
1 Nama Lengkap Amalia Mar‘atun Nadhifah
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4 NPM 1414051008
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandar Lampung, 12 Oktober 1997
6 E-mail amaliamn12@gmail.com
7 Nomor Hp 081239396778

B.Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri 1 SMPN 1 SMAN 1
Kalirejo Kalirejo Gadingrejo
18

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2014


C. Pemakalah Seminar Ilmiah

No. Nama pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan


ilmiah/ seminar Tempat

1. - - -

2. - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan

1. -

2. -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa.

Bandar lampung, 05 Oktober 2015


Pengusul,

Amalia Mar‘atun Nadhifah


NPM. 1414051008
19

4. Biodata Anggota Kelompok

A.Identitas Diri
1 Nama Lengkap Christa Bella Septarisanty
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi TeknologiHasilPertanian
4 NPM 1414051017
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandar Lampung, 21 September 1996
6 E-mail christabellas96@gmail.com
7 Nomor Hp 081930013900

B.Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Kartika II-5 SMPN 2 SMAN 2 Bandar
Bandar Lampung Bandar Lampung
Lampung
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah

No. Nama pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan


ilmiah/ seminar Tempat

1. - - -

2. - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan

1. -

2. -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
20

sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa.

Bandar lampung, 05 Oktober 2015


Pengusul,

Christa Bella Septarisanty


NPM. 1414051017

5. Biodata Anggota Kelompok

A.Identitas Diri
1 Nama Lengkap Riki Satria Rainaudi
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4 NPM 1414051083
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandar Lampung, 25 juli 1996
6 E-mail Riki.rainaudi@gmail.com
7 Nomor Hp 08967039596

B.Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Al-Kautsar SMP Al- SMA Al-Kautsar
Bandar Lampung Kautsar Bandar Bandar Lampung
Lampung
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah

No. Nama pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan


ilmiah/ seminar Tempat

1. - - -

2. - - -
21

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan

1. -

2. -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa.

Bandar lampung, 05 Oktober 2015


Pengusul,

Riki Satria Rainaudi


NPM. 1414051017

Biodata Dosen Pendamping

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan Ir. Marniza, M.Si.


gelar)
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4 NIM/NIP 196507051990032001
NIDN 0005076502
5 Tempat dan Tanggal Bukitbatabuh, 05 Juli 1965
Lahir
6 E-mail marniza_ags@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 0721-781823/081369775049
22

B. RiwayatPendidikan

2.1 S-1 S-2 S


Progra -
m: 3
2.2 Universitas Universitas Gajah Mada -
Nama Brawijaya
PT
2.3 Teknologi Pertanian Teknologi Hasil Perkebunan
Bidang
Ilmu
2.4. 1988 1997
Tahun
Lulus
2.5Jud Pengaruh Blanching KinerjaInokulumIsolatdanInokulumKomersiilp
ulSkrip danKonsentrasi Na- adaProduksiGasbiodariLimbahCairPabrikKelap
si/ benzoatterhadapDaya aSawit
Tesis/ SimpanJamuCabePuy
Diserta ang
si

C. Pengalaman Penelitian (BukanSkripsi, Tesis, maupunDisertasi)

N Ta JudulPenelitian Pendanaan
o. hu
n Sumber* Jml
(Jut
aRp
)
1 20 KajianPenggunaanGula BS 15
DipaUnila
13 sebagaiBahanbakuGulaSemut
2 20 Pemanfaatanlimbahagroindustriuntukmemproduk 50
12 sibioetanolsebagaipenggantibahanbakarminyak UnggulanUni
(Sutikno, OtikNawansih, Marniza) la

3 20 Kajianpembuatanberastiruandariubikayu (Subeki, DIPAFak.Per 7,5


12 OtikNawansih, Susilawati) tanian
4 20 Kajian Pembuatan Tempe Termodifikasi dengan DIKTI- 35
11 Penambahan Saccharomyces cerevisiae sebagai Hibah
Bahan Baku Produk Pangan Suplemen (Maria Fundamental
Erna danOtikNawansih)
5 20 Optimasi Kondisi Proses Produksi Pulp Non DIKTI- 35
10 Kayu Menggunakan Metode Acetosolve HibahBersai
(Zulferiyenni, Sri Hidayati, OtikNawansih) ngtahunkedu
a
23

6 20 Optimasi Produksi Biobutanol dari Biomasa Dikti- 80


09 Limbah Agroindustri Sebagai Pengganti Bahan HibahStrateg
Bakar Minyak (Sutikno, Marniza, OtikNawansih) is
7 20 Optimasi Kondisi Proses Produksi Pulp Non DIKTI- 35
09 Kayu Menggunakan Metode Acetosolve HibahBersai
(Zulferiyenni, Sri Hidayati, OtikNawansih) ng
8 20 Optimasi Proses Pengomposan Bagasse (Ketua) PT. GMP 50
07-
20
09

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat

Tah JudulPengabdianMasyarakat Pendanaan


un Sumber* Jml
(JutaR
p)
2014 IbM Unit Usaha DIKTI-DP2M 38
PupukOrganikGranuldariLimbahPertanian
(FibraNurainy, OtikNawansih, Sugiatno)
2013 IbM Kelompok Tani Kakao di Kec. Ketibung DIKTI-DP2M 30
Kabupaten Lampung Selatan. (Sri Hidayati, Otik
Nawansih, Sutikno, Fibra Nurainy)
2013 IbM Kelompok Tani Kakao di Kecamatan DIKTI-DP2M 35
Ketibung Kabupaten Lampung Selatan.
(Suharyono, Otik N, Sutikno, Sri Hidayati)
2013 Pengembangan Usaha LIPI 90
KelompokPengolahanGulaKelapaMelaluiPener
apanTeknologi Proses Pengolahan,
DiversifikasiProduk, danPerluasanPasar. (Otik
Nawansih, Dermiyati, Dyah Aring)
2013 Pendampingan Sertifikasi Kopi Di Ds. PT. Ulu Belu Cofco 18,5
Datatarajan Kec. Ulu Belu dan Ds. Ulu Payung Abadi
Kec. Kota Agung Barat Tanggamus (Otik
Lampung
Nawansih, Siti Nurdjanah, Sugiatno, Hamim
Sudarsono)
2012 Pendampingan Sertifikasi Kopi Di Ds. Ulu PT. Ulu Belu Cofco 20
Payung Kec. Kota Agung 7Barat Tanggamus Abadi
(Otik Nawansih, Siti Nurdjanah, Sugiatno,
Lampung
Hamim Sudarsono)
2012 Pelatihan Pembuatan Gula Semut sebagai DIPA APBN 5
Pengembangan Produk Olahan Nira Kelapa di
Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung
24

Timur. (Sutikno,Otik N, Zulferriyeni, Marniza)


2012 IbM Gabungan Kelompok Tani di Pujo Asri DIKTI-DP2M 50
Lampung Tengah. (Otik N, Marniza, Fibra N)
2010 PendampingKlaster Kopi Lampung (Anggota DinasPerindustrianP NA
- Tim) rovinsi Lampung
2012

E. PengalamanPenulisan Artikel Ilmiah

No Tahu JudulArtikelIlmiah Volu Nama Jurnal


. n me/
Nom
or
Jurnal
1. 2013 Pemberdayaan Petani Kopi melalui Prosiding Seminar
Sertifikasi Kopi Lestari di Kabupaten Nasional
Tanggamus (Otik N, Wan Abbas Z., PengabdianKepadaMasy
arakatUniversitas
Sugiatno, Hamim S., Siti N., Darwin
Lampung., LPM Unila
P., dan Novi R.) 3-4 Desember 2013.
ISBN 978-602-70050-0-
6
2. 2011 Kajian Pengawetan Krim Santan Prosiding Seminar
KelapaMenggunakan Natrium Nasional Sains MIPA
Bisulfit(Ketua) danAplikasinyaTahun
2011 FMIPA Universitas
Lampung. ISSN 2086-
2342.
3. 2010 Proses Pembuatan Pulp Vol.3 Jurnal RISET KIMIA
BerbasisAmpasTebudanBambudenga No.2 ISBN : 1978-628X
nMetodaAcetosolve (Anggota) Jurusan Kimia
UniversitasAndalas.
4. 2010 Tingkat Degradasi Lignin Bagas Prosiding Seminar
Tebu akibat Perlakuan Basa pada Nasional Teknologi
Berbagai Kondisi (Anggota) Tepat Guna
Agroindustri. Polinela
5-6 April 2010. ISBN :
978-979-98432-3-4

Seminar
5. 13-14 Seminar Hasil- Pema 13-14 September
Septe hasilPenelitiandanPengabdianKepad kalah
mber aMasyarakatdalamrangka Dies 2006
Nataliske 41 Unila. Bandar Lampung
2006

6 01-02- LokakaryaKomersialisasiPemanfaata Pesert 01-02-2007


. 2007 n Air Limbah Agro- a
25

IndustriSebagaiSumberEnergiTerbar
ukan. Unila-Bandarlampung

Dosen Pendamping

Ir. Marniza, M.Si


NIP. 196507051990032001

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Biaya

1.Peralatan Penunjang

Justifikasi Kua Harga (Rp)


No Nama Bahan Pemakaia ntita Satuan Jumlah
n
1 Lampu bunsen (buah) buah 1 50,000 50,000
2 Rak tabung, (buah) buah 2 50,000 100,000
3 Tips pipet mikro biru (pak) pak 1 200,000 200,000
4 Tips pipet mikro kuning (pak) pak 1 200,000 200,000
5 Jarum ose (buah) buah 2 15,000 30,000
6 Tabung semprot ( buah) buah 2 10,000 20,000
7 Cawan petri (buah) buah 12 40,000 480,000
8 Gelas Beker 250 mL (buah) buah 4 60,000 240,000
9 Erlenmeyer 1000 mL (buah) buah 4 200,000 800,000
10 Erlenmeyer 500 mL (buah) buah 2 100,000 200,000
11 Erlenmeyer 250 mL (buah) buah 16 80,000 1,280,000
12 Tabung reaksi bertutup ulir (buah) buah 20 20,000 400,000
Total Biaya Peralatan Penunjang 4,000,000
26

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Biaya

1.Peralatan Penunjang

Justifikasi Kua Harga (Rp)


No Nama Bahan Pemakaia ntita Satuan Jumlah
n
1 Blender (buah) buah 1 300,000 300,000
2 Gelas ukur 100 ml (buah) buah 2 50,000 100,000
3 Gelas ukur 250 ml (buah) buah 1 80,000 80,000
4 Gelas ukur 500 ml (buah) buah 1 100,000 100,000
5 Gelas Beaker 1 liter (buah) buah 2 100,000 200,000
6 Thermometer ( buah) buah 2 25,000 50,000
7 Kain Sarin (meter) meter 5 15,000 75,000
8 Spatula (buah) buah 4 10,000 40,000
9 Ayakan Bambu (buah) buah 2 25,000 50,000
10 Kipas (buah) buah 1 300,000 300,000
11 Box Plastik (buah) buah 2 50,000 100,000
12 Sendok (lusin) lusin 8 25,000 200,000
Total Biaya Peralatan Penunjang 1,595,000

2. Bahan Habis Pakai

Justifikasi Keb Harga (Rp)


No Nama Bahan Pemakaia utuh Satuan Total
n
1 Kulit Pepaya kg 10 5,000 50,000
2 Tomat kg 5 15000 75,000
3 Asam Sitrat buah 2 500,000 1,000,000
4 Ethanol 96% buah 2 550,000 1,100,000
5 Kertas Saring pak 1 100,000 100,000
6 pH Universal pak 1 100,000 100,000
7 Kertas 70 g rim 2 35,000 70,000
8 Log book buah 1 25,000 25,000
9 Tinta refill buah 4 30,000 120,000
Total biaya bahan habis pakai & peralatan 2,640,000
27

3.Perjalanan

Justifika Keb Harga (Rp)


No Nama Bahan
si utuh Satuan Total
1 Beli kulit Pepaya paket 3 50,000 150,000
2 Beli Tomat paket 3 50,000 150,000
3 Beli peralatan dan bahan kimia paket 5 10000 300,000
Total biaya perjalanan 450,000

4. Lain-lain

Keb Harga (Rp)


No Nama Bahan Satuan
utuh Satuan Total
1 Pemeliharaan lab bulan 2 120,000 240,000
2 Penelusuran pustaka bulan 1 150,000 150,000
3 Analisis data paket 1 350,000 350,000
4 Publikasi jurnal internasional artikel 1 250,000 250,000
6 Penggandaan laporan jilid 5 50,000 250,000
Total biaya lain-lain 1,240,000
28

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Kegiatan

Alokasi
Program Waktu
No Nama/ NPM Bidang Ilmu Uraian Tugas
Studi (Jam/
Minggu)
Ailsa Teknologi Manajemen proses
Manajemen
1 Azalia/13140 Hasil 12 penelitian yang
Proses
51001 Pertanian akan dilaksanakan
Gita Ayu Teknologi Melakukan
Penelitian
2 Ambarwati/ Hasil 10 penelitian sampel
Sampel
1314051018 Pertanian
Ridwan Teknologi Melakukan analisis
Analisis
3 Cholik/1314 Hasil 10 sampel
Sampel
051039 Pertanian
Mia Teknologi Mempersiapkan
Oktasari/141 Hasil sampel dan
Persiapan
4 4051064 Pertanian 10 membantu
Penelitian
melakukan
penelitian
Shinta Tri Teknologi Pengumpulan Melakukan
5 Aji Nurayu Hasil Dan Analisis 10 pengumpulan data
/1414051088 Pertanian Data dan analisis data
29

lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai