Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

KITOPATEA : KOMBINASI KITOSAN – PATI - TEH HIJAU


SEBAGAI EDIBLE COATING UNTUK PENGAWETAN BUAH

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Rifky Daffa Ramadhan; 21030118130107; 2018
Leonardo Subianto; 21030118130112; 2018
Faizhal Dimas Leksono; 20130118130095; 2018

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................2
1.4 Urgensi Penelitian.....................................................................................2
1.5 Temuan Penelitian.....................................................................................2
1.6 Luaran yang Diharapkan...........................................................................3
1.7 Manfaat Penelitian.....................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
2.1 Edible Coating...........................................................................................3
2.2 Kitosan sebagai zat edible coating............................................................3
2.3 Zat Antioksidan daun teh hijau.................................................................4
2.4 Pati.............................................................................................................4
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................5
3.1 Tahapan Penelitian....................................................................................5
3.2 Bahan dan Alat..........................................................................................6
3.2.1 Bahan yang Digunakan....................................................................6
3.2.2 Alat yang Digunakan........................................................................6
3.3 Penetapan Variabel....................................................................................6
3.3.1 Variabel Bebas.................................................................................6
3.3.2 Variabel Terikat................................................................................6
3.3.3 Variabel Tetap..................................................................................6
3.4 Prosedur Penelitian....................................................................................6
3.4.1................................................................ Ekstraksi Daun Teh hijau
.........................................................................................................6
3.4.2 Ekstraksi Kitosan dari Limbah Kulit Udang....................................7
3.4.3 Pembuatan Larutan Edible Coating.................................................7
3.4.4 Pelapisan Edible Coating Pada Buah Tomat....................................8
3.4.5 Uji Kualitas Coating.........................................................................8
3.4.6 Uji Kualitas Buah.............................................................................8
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN..................................................9
4.1 Anggaran Biaya.........................................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10

iii
LAMPIRAN.........................................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping.....................11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan....................................................18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas............20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti.................................................21

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian………………………………………….....6

v
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya…………………………………………… 9


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan……………………………………………………….. 9

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengemasan merupakan salah satu faktor penting yang diperlukkan
pada suatu produk makanan. Selain untuk melindungi produk dari
kontaminasi lingkungan, pengemasan juga dapat memberikan tampilan yang
menarik. Bahan kemasan yang berasal dari polimer petrokimia (plastik)
merupakan bahan yang paling banyak digunakan. Selain kuat dan fleksibel,
plastik juga tergolong murah dan mudah untuk didapatkan. Tetapi plastik
juga memiliki kelemahan yaitu sifatnya yang non-biodegradable sehingga
membahayakan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan alternatif untuk
pengembangan kemasan yang bersifat biodegradable yang terdegradasi
dalam lingkungan salah satunya yaitu dengan menggunakan edible coating
(Mustapa dkk., 2017).
Penelitian mengenai pelapisan produk pangan dengan edible
coating/film telah banyak dilakukan dan terbukti dapat memperpanjang masa
simpan dan memperbaiki kualitas produk. Materi polimer untuk edible
coating/film yang paling potensial dan sudah banyak diteliti adalah yang
berbasis pati-patian.
Pati merupakan salah satu jenis polisakarida yang tersedia melimpah di
alam, bersifat mudah terurai (biodegradable), mudah diperoleh, dan murah.
Sifat-sifat pati juga sesuai untuk bahan edible coating/film karena dapat
membentuk film yang cukup kuat. Namun, edible film berbasis pati
mempunyai kelemahan, yaitu resistensinya terhadap air rendah dan sifat
penghalang terhadap uap air juga rendah karena sifat hidrofilik pati dapat
memengaruhi stabilitas dan sifat mekanisnya (Garcia et al., 2011).
Rendahnya stabilitas film akan memperpendek daya simpan sehingga kurang
optimal karena uap air dan mikroba yang masuk melalui film akan merusak
bahan pangan. Untuk meningkatkan karakteristik fisik maupun fungsional
dari film pati, perlu dilakukan penambahan biopolimer atau bahan lain, antara
lain bahan yang bersifat hidrofobik dan atau yang memiliki sifat antimikroba.
Salah satu biopolimer hidrofobik yang direkomendasikan untuk memperbaiki
karakteristik film dari pati sekaligus mempunyai aktivitas antimikroba adalah
kitosan (Chillo et al., 2008).
Berdasarkan masalah di atas, masyarakat indonesia membutuhkan
koating makanan untuk menaga makanan tetap awet dan tidak busuk namun
tidak berbahaya bagi kesehatan baik manusia maupun lingkungan. Oleh
karena itu penulis bermaksud melakukan melakukan penelitian tentang
koating berbasis campuran pati dan kitosan dengan penambahan antioksidan
2

dari daun teh hijau sehingga dapat meningkatkan resistensi dari pati terhadap
air.
1.2. Perumusan Masalah
Selain keunggulan, edible coating/film memiliki kelemahan. Film dari
pati, misalnya, mudah rusak/sobek karena resistensinya yang rendah terhadap
air dan mempunyai sifat penghalang yang rendah terhadap uap air karena sifat
hidrofilik dari pati (Garcia et al., 2011). Sifat mekanik lapisan film dari pati
juga kurang baik karena mempunyai elastisitas yang rendah.Untuk
meningkatkan karakteristiknya, biasanya pati dicampur dengan biopolimer
yang bersifat hidrofobik atau bahan tahan air seperti kitosan
Oleh sebab itu, diperlukan bahan campuran untuk memperbaiki
karakteristik edible film pati dengan penambahan kitosan. Penambahan ini
bertujuan untuk meningkatkan stabilitas bahan edible koting supaya bisa lebih
tahan lama dan depat meningkatkan resistansi terhadap air serta memiliki
sifat antioksidan.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
1. Memperoleh edible coating berbasis pencampuran pati dengan
kitosan.
2. Memperoleh edible coating berbasis pencampuran pati dan kitosan
dengan penambahan antioksidan dari ekstrak daun teh hijau.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengaruh pelapisan ediblecoatingterhadap ketahanan
kualitas buah.
2. Mengetahui pengaruh jenis ediblecoating terhadap kualitas buah.
3. Mengetahui konsentrasi optimum penambahan ekstrak daun teh
hijau terhadap kualitas aktivitas antioksidan edible coating.
1.4 Urgensi Penelitian
Edible film berbasis pati mempunyai kelemahan, yaitu resistensinya
terhadap air rendah dan sifat penghalang terhadap uap air juga rendah karena
sifat hidrofilik pati dapat memengaruhi stabilitas dan sifat mekanisnya.
Rendahnya stabilitas film akan memperpendek daya simpan sehingga kurang
optimal karena uap air dan mikroba yang masuk melalui film akan merusak
bahan pangan. Untuk meningkatkan karakteristik fisik maupun fungsional
dari film pati, perlu dilakukan penambahan biopolimer atau bahan lain, antara
lain bahan yang bersifat hidrofobik dan atau yang memiliki sifat antimikroba.
Salah satu biopolimer hidrofobik yang direkomendasikan untuk memperbaiki
karakteristik film dari pati sekaligus mempunyai aktivitas antimikroba adalah
kitosan
1.5 Temuan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan edible coating berbasis
campuran pati dan kitosan dengan antioksidan dari ekstrak daun hijau sebagai
3

tambahan untuk meningkatkan stabilitas bahan edible koting supaya bisa


lebih tahan lama dan depat meningkatkan resistansi terhadap air serta
memiliki sifat antioksidan.
1.6 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan
kontribusi ilmiah melalui artikel ilmiah yang akan dipublikasikan pada
Journal of Materials Science terindeks SCOPUS serta dipresentasikan pada
seminar ICST 2020 (International Conference on Science and Technology) di
Universitas Gajah Mada.
1.7 Manfaat Penelitian
Secara umum, manfaat dari penelitian ini untuk menghasilkan edible
coating berbasis campuran pati dan kitosan dengan antioksidan dari ekstrak
daun hijau sebagai tambahan untuk meningkatkan stabilitas bahan
ediblecoating supaya bisa lebih tahan lama dan depat meningkatkan resistansi
terhadap air serta memiliki sifat antioksidan. Manfaat khusus dari penelitian
ini, antara lain:
1. Membuat edible coating dengan bahan-bahan alami dan non-toxic.
2. Dapat menjadi alternatif solusi dalam pengawetan buah yang aman dan
terjangkau.
3. Berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan serta kemajuan inovasi pangan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Edible coating
Edible coatingmerupakan lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat
dimakan. Edible coatingdapat dibuat dari berbagai bahan termasuk
polisakarida, protein dan lipid. Coatingdapat diterapkan secara langsung
untuk bahan makanan atau dibuat menjadi edible filmyang kemudian
digunakan untuk melapisi permukaan makanan. Mekanisme utama
penggunaan edible coatingpada makanan yaitu meningkatkan kualitas dan
memperpanjang umur simpan yang bertindak sebagai penghalang terhadap
oksigen dan air, sehingga memperlambat pertumbuhan bakteri (Ouattara et
al., 2007).
2.2. Kitosan sebagai zat edible coating
Menurut Wardaniati dan Setyaningsih (2009), kitosan sangat berpotensi
untuk dijadikan sebagai bahan antibakteri, karena mengandung enzim lysosim
dan gugus aminopolysacharida yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
dan efisiensi daya hambat kitosan terhadap bakteri. Hardjito (2006)
menyatakan mekanisme kerja larutan kitosan yang bersifat bakteriostatik
yaitu menghambat metabolisme kerja sel bakteri sehingga dapat menghambat
pertumbuhannya. Menurut Fernández dan Kim(2008), kitosan memberikan
4

aktivitas antibakteri terhadap E. coli, S. aureus, Pseudomona aeruginosa dan


Salmonella paratyphi.
Manfaat kitin dan kitosan diberbagai bidang industri modern cukup
banyak, diantaranya dalam industri farmasi, pangan seperti pengemas
makananberupa edible coating, kertas dan tekstil sebagai aditif, kosmetik, dan
kesehatan (Marganov, 2003). Salah satu pemanfaatan kitosan kulit udang
yaitu sebagai pengemas makanan alami berupa edible coating.
2.3. Zat antioksidan daun teh hijau
Senyawa yang mampu menghambat oksidasi molekul lain adalah
senyawa antioksidan. Menurut Jin-yeum dkk., (2010) dalam Purwaningsih
(2012), dalam sistem biologis mekanisme antioksidan didalam plasma
tergantung dari beberapa faktor, yaitu sifat oksidan yang dikenakan pada
sistem biologis sifat sinergis atau interaksi dari antioksidan dan aktivitas dan
jumlah antioksidan. Kerja antioksidan melalui detoksifikasi serta
mengaktifkan enzim-enzim antioksidan (katalase, dismutase, glutation
peroksidase superoksid) termasuk kadar glutation reduksi (GSH) serta
mekanisme pemutusan rantai radikal bebas, (Harliansyah, 2005). Vitamin,
mineral, dan fitokimia merupakan beberapa bentuk antioksidan (Nurjanah,
2011).
Antioksidan dalam pangan berperan penting untuk mempertahankan
mutu produk, mencegah ketengikan, perubahan nilai gizi, perubahan warna
dan aroma, serta kerusakan fisik lain yang diakibatkan oleh reaksi oksidasi
(Widjaya, 2003). Antioksidan yang dihasilkan tubuh manusia tidak cukup
untuk melawan radikal bebas, untuk itu tubuh memerlukan asupan
antioksidan dari luar (Dalimartha dan Soedibyo, 1999).
2.4. Pati
Pati terdiri atas dua jenis polimer, yakni rantai lurus Dglukan amilosa dan
rantai bercabang amilopektin. Kedua jenis polimer tersebut memiliki sifat
yang berbeda dalam pembentukan gel dan kristal. Amilosa dan amilopektin
secara fisik membentuk ikatan silang inter- dan intramolekul untuk
membentuk jaringan makromolekul yang lebih besar pada pembuatan gel
(Maizura et al.. 2007). Ikatan-ikatan silang yang terdapat pada jaringan
makromolekul pati terutama dibentuk dari domain mikrokristal amilosa, yang
berkontribusi pada kekuatan dan daya peregangan yang tinggi pada film yang
dihasilkan (Rindlay-Wastling et al.. 1998).
Edible coating/film yang dibuat dari polisakarida (karbohidrat) seperti
pati memiliki banyak keunggulan seperti biodegradable, dapat dimakan,
biocompatible, penampilan yang estetis, dan kemampuannya sebagai
penghalang (barrier) terhadap oksigen dan tekanan fisik selama transportasi
dan penyimpanan. Edible coating/film berbahan dasar polisakarida berperan
sebagai membran permeabel yang selektif terhadap pertukaran gas O2 dan
CO2 sehingga dapat menurunkan tingkat respirasi pada buah dan sayuran
(Krochta et al..1994). Aplikasi coating polisakarida dapat mencegah
5

dehidrasi, oksidasi lemak, dan pencoklatan pada permukaan serta mengurangi


laju respirasi dengan mengontrol komposisi gas CO2 dan O2 dalam atmosfer
internal. Keuntungan lain coating berbahan dasar polisakarida adalah
memperbaiki rasa, tekstur, dan warna, meningkatkan stabilitas selama
penjualan dan penyimpanan, memperbaiki penampilan, dan mengurangi
tingkat kebusukan (Krochta et al.. 1994).

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tahapan Penelitian

Persiapan Bahan dan


Alat

Ekstraksi Kitosan
dan Daun Teh
Hijau

Pembuatan
Coating
Uji Kualitas
Coating
Pengujian Pada
Tomat

Dengan Coating Tanpa Coating

Penyimpanan 8 Hari
Uji Kualitas
Coating
Analisa Data

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


6

3.2. Alat dan Bahan yang Digunakan


3.2.1. Alat yang Digunakan
1. Termometer 9. Baskom
2. Refractometer 10. Desikator
3. FTIR 11. Ayakan 80 mesh
4. Timbangan digital 12. Cawan porselin
5. Gelas ukur 13. Beaker glass
6. Erlenmeyer 14. Kertas saring Whatman No.1
7. Pipet tetes 15. Oven
8. Pengaduk 16. Labu takar
3.2.2. Bahan yang Digunakan
1. Daun teh hijau 7. HCl
2. Kulit udang 8. Etanol 95%
3. CH3COOH 9. Tomat matang
4. Gliserol 10. Iodin
5. NaOH 11. DPPH
6. Aquadest

3.3. Penetapan Variabel


3.3.1. Variabel Bebas
1. Pemakaian coating(Tanpa pemakaian dan dengan pemakaian)
2. Jenis coating(Pati, Kitosan, Pati-Kitosan)
3. Konsentrasi penambahan ekstrak daun teh hijau (0%, 3%, 6%)
(v/v)
3.3.2. Variabel Terikat
1. Aktivitas antioksidan
2. Susut bobot buah
3. Total padatan terlarut
4. Kadar vitamin C
3.3.3. Variabel Tetap
1. Jenis dan kematangan buah
2. Lama penyimpanan 8 hari
3. Temperatur penyimpanan suhu ruang

3.4. Prosedur Kerja


3.4.1. Ektraksi Daun Teh Hijau
Metode ekstraksi daun teh hijau mengacu pada Das, Dutta, dan
Mahanta (2012), dengan kadar aktivitas antioksidan hasil ekstraksi
sebesar 92%. Daun teh hijau dicuci menggunakan air sampai bersih
lalu dikeringkan dibawah sinar matahari selama 3 jam agar kandungan
airnya hilang. Daun teh hijau yang telah kering dihaluskan sampai
menjadi bubuk dengan ayakan 80 mesh. Bubuk daun teh hijau
7

ditambahkan dengan komposisi 2% (b/v) disertai pengadukan pada


suhu 70°C selama 2 menit. Setelah itu, disaring menggunakan kertas
saring Whatman No. 1 dan diambil filtratnya.
3.4.2. Ektraksi Kitosan dari Limbah Kulit Udang
Metode ekstraksi kitosan mengacu pada Budiutami, Sari, dan
Priyanto (2012), dengan kadar kitosan yang didapat sebesar 94%.
Kulit udang yang sudah kering dihaluskan dan diayak menggunakan
ayakan 80 mesh sampai berbentuk bubuk. Bubuk tersebut lalu
direndam dalam larutan NaOH 0,5% (b/v) pada suhu 80°C selama 10
menit untuk menghilangkan kandungan protein dalam kulit udang.
Setelah itu, padatan disaring menggunakan kertas saring lalu direndam
menggunakan larutan HCl 7,3% (v/v) pada suhu ruang selama 60
menit. Padatan disaring menggunakan kertas saring dan didapatkan
zat kitin dari hasil penyaringan. Kitin lalu dideasetilasi dengan
merendamnya dalam larutan NaOH 50% (b/v) pada suhu 100°C
selama 60 menit. Padatan disaring menggunakan kertas saring lalu
dicuci menggunakan aquadest untuk menetralkan pH. Padatan lalu
dioven pada suhu 50°C selama 6 jam.
3.4.3. Pembuatan Larutan Edible coating
1. Larutan kitosan
Larutan kitosan dibuat dengan melarutkan padatan kitosan
1% (b/v) dalam CH3COOH 0,1 M dengan pengadukan selama 15
menit. Padatan disaring untuk menghilangkan suspensi yang tidak
larut. Selanjutnya, gliserol 0,64% (b/v) ditambahkan sebagai
plasticizer dan ekstrak daun teh hijau ditambahkan (0%, 3%, 6%)
(v/v) lalu diaduk kembali selama 15 menit lalu pH larutan diatur
ke pH 5.
2. Larutan pati beras
Larutan pati beras dibuat dengan melarutkan pati beras 2%
(b/v) dalam gliserol 0,64% (b/v) kemudian dipanaskan pada suhu
125°C selama 30 menit disertai pengadukan. Lalu ditambahkan
ekstrak daun teh hijau (0%, 3%, 6%) (v/v) dan dilakukan
pengadukan selama 10 menit. Selanjutnya, pH larutan diatur ke
pH 5.
3. Larutan kitosan-pati beras
Larutan kitosan yang telah dibuat dicampurkan dengan
larutan pati beras dengan konsentrasi ekstrak daun teh hijau yang
sama kemudian diaduk dengan pengadukan skala 5 selama 10
menit.
8

3.4.4. Pelapisan Edible Coating Pada Buah Tomat


Buah tomat yang sudah matang dicelupkan dalam larutan edible
coating selama 15 menit. Kemudian tomat dikeringkan selama 10
menit dan disimpan pada suhu ruang selama 8 hari.

3.4.5. Uji Kualitas Coating


1. Aktivitas Antioksidan
Metode uji aktivitas antioksidan edible coating mengacu pada
Tang et al (2002) dalam Suryanto dkk (2004). Larutan coating
ditambahkan dalam 1 ml 0,2 mM 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl
(DPPH) dalam etanol. Setelah didiamkan 30 menit, diukur
adsorbansinya pada 517 nm dalam spektofotometer Shimadzu UV
16601 UV-Vis. Larutan 1 ml DPPH dalam 4 ml etanol digunakan
sebagai kontrol. Aktivitas antioksidan dihitung dengan rumus :
absorbansi sampel pada 517 nm
%Antioksidan = (1 - ¿ x 100%
absorbansi kontrol pada 517 nm
2. Analisis Gugus Fungsi dan Morfologi
Analisis gugus fungsi dilakukan dengan FTIRuntuk
mengetahui gugus fungsi dalam larutan edible coating. Sampel
ditempatkan pada set holder, kemudian dicari spektrum yang
sesuai. Hasilnya akan didapatkan difraktogram hubungan antara
bilangan gelombang dengan intensitas. Spektrum FTIR direkam
menggunakan spektrofotometer pada suhu ruang. Sedangkan
untuk morfologi menggunakan analisa SEM.
3.4.6. Uji Kualitas Tomat
1. Susut Bobot
Pengukuran susut bobot tomat dilakukan dengan
membandingkan selisih bobot pada akhir penyimpanan (Wt)
dibandingkan dengan bobot awal sebelum penyimpanan (Wo),
yang selanjutnya susut bobot dihitung menggunakan rumus
berikut:
Wt−Wo
Sb = x 100 %
Wo
Keterangan :
Sb = Susut bobot (%)
Wo = Berat sebelum penyimpanan (g)
Wt = Berat setelah penyimpanan (g)
2. Total Padatan Terlarut
Pengukuran total padatan dilakukan dengan menggunakan
refractometer.Refractometer diarahkan ke cahaya untuk melihat
nilai di dalamnya, pengambilan nilai dilakukan dengan 3 kali
ulangan dengan mengambil cairan dari buah tomat. Pengamatan
9

dilakukan setiap interval 2 hari dan nilai yang didapatkan


dinyatakan dalam satuan °Brix.
3. Vitamin C
Pengujian vitamin C mengacu pada Ifmalinda, Chatib, dan
Suparani (2019). Pengujian dilakukan sesudah dan sebelum
pengawetan untuk mengetahui perubahan kadar vitamin C dalam
tomat. 25 gram buah tomat dihancurkan dalam blender lalu
diencerkan sampai 250 ml. Larutan lalu disaring dengan kertas
saring dan filtratnya diambil. 25 ml filtrat ditambahkan 3 tetes pati
1 %, kemudian dititrasi dengan larutan iod 0,01 N sampai timbul
warna biru ungu. Setiap ml iod sebanding dengan 0,88 mg asam
askorbat (Vit C). Perhitungan kadar dapat dilakukan dengan
rumus:
ml iod x 0,88 x F x 100
Vitamin C =
g sampel
Keterangan :
F = Faktor pengenceran
1 ml 0,01 N iod = 0,88 mg asam askorbat

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

3.1. Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya
No
Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
.
1 Jenis Perlengkapan 6.380.000
2 Bahan Habis 2.665.000
3 Perjalanan 600.000
4 Lain – lain 2.735.000
Jumlah 12.390.000

3.2. Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
No Jenis Kegiatan Bulanke -
1 2 3 4
1 Studiliteratur
2 Pembuatan Proposal
3 Persiapan alat dan bahan
4 Pelaksanaan Penelitian
5 Analisahasilpenelitian
6 Penyusunan laporan kemajuan
7 Seminar
8 Evaluasi
10

DAFTAR PUSTAKA

Budiutami, A., Sari, N. K., dan Priyanto, S. 2012. Optimasi Proses Ekstraksi
Kitin Menjadi Kitosan dari Limbah Kulit Ulat Hongkong (Tenebrio Molitor).
Jurnal Teknik Kimia dan Industri, Vol. 1 No. 1, Tahun 2012, Hal. 46-53.
Chillo, S., S. Flores, M. Mastromatteo, A. Conte, Lý´a Gerschenson, and M.A. del
Nobile. 2008. Influence of Glycerol and Chitosan on Tapioca Starch-Based
Edible Film Properties. J. Food Engin. 88: 159–168.
Das, D. K., Dutta, H., and Mahanta, C. L. 2013.Development of A Rice Starch-
Based Coating With Antioxidant and Microbe-barrier Properties and study of
its effect on tomatoes stored at room temperature. Food Sci. 50: 272-278.
Garcia, N.L., L. Ribbon, A. Dufresne, M. Aranguren, and S. Goyanes. 2011.
Effect of Glycerol on The Morphology of Nanocomposites Made from
Thermoplastic Starch and Starch Nanocrystals. Carbohydrate Polymers
84(1): 203−210.
Gennadios, A. and C.L. Weller. 1990. Edible Films and Coating from Wheat and
Corn Proteins.Food Technol. 44: 10: 63−69.
Ifmalinda, Chatib, O. C., dan Soparani, D. M. 2019. Aplikasi Edible Coating Pati
Singkong Pada Pepaya (Carica papaya L.) Terolah Minimal Selama
Penyimpanan. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol. 23 No.1.
Krochta, J.M., E.A. Baldwin, and M.O. Nisperos-Carriedo. 1994. Edible Coatings
and Films to Improve Food Quality. Lancaster Pa. Technomic Publishing.
Maizura, M., A. Fazilah, M.H. Norziah, and A.A. Karim. 2007. Antibacterial
Activity and Mechanical Properties of Partially Hydrolyzed Sago Starch-
Alginate Edible Film Containing Lemongrass Oil. J. Food Sci. 72: 6:
c324−c330.
Mustapa, R., Restuhadi, F., dan Efendi, R. 2017. Pemanfaatan Kitosan Sebagai
Bahan Dasar Pembuatan Edible Film dari Pati Ubi Jalar Kuning. Jom
Faperta Vol. 4 No. 2.
Rindlay-Wastling, A., M. Stading, A.M. Hermasson, and P. Gatenttolm. 1998.
Structure, Mechanical Barrier Properties of Amylose and Amylopectin Films.
Carbohydrate Polymer 31: 21−24.
Suryanto, E., Sastrohamidjojo, H., Raharjo, S., and Tranggono. 2004. Antiradical
Activity of Andaliman Fruit Extract. Indonesian Food and Nutrition Progress
Vol. 11 No. 1.
Swastawati, F., Wijayanti, I., dan Susanto, E. 2008. Pemanfaatan Limbah Kulit
Udang Menjadi Edible Coating Untuk Mengurangi Pencemaran Lingkungan.
Jurnal Perikanan Vol. 4 No. 4.
11

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pembimbing
12
13
14

Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Nita Aryanti, ST., MT., Ph.D.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NIP/ NIDN 197501172000032001/0017017502
5 Tempat & tanggal lahir Semarang, 17-01-1975
6 Alamat email nita.aryanti@gmail.com
7 No. telepon/HP 081228356698

B. Riwayat Pendidikan
No Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Institut University of
Universitas
1 Nama Institusi Teknologi Leeds
Diponegoro
Bandung
2 Jurusan/Prodi Teknik Kimia Teknik Kimia Teknik Kimia
Tahun Masuk-
3 1993-1997 1998-2001 2004-2009
Lulus

C. Rekan Jejak Tri Dharma PT


C.1 Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Kimia Organik Wajib 3
2 Bahasa Ingris Wajib 2
3 Proses Industri Kimia Wajib 2

C.2 Penelitian
Penyandang Tahun
No Judul Penelitian
Dana
15

Potential Of Plant-Derived
Biosurfactant In Micellar-Enhanced Internal
1 2018
Ultrafiltration Membrane For Universitas
Reactive Dyes Removal
Optimalisasi Proses Ultrafiltrasi
Berbasis Membran
2018
2 Polyethersulfone untuk Purifikasi Kemenristekdikti
Crude Gliserin dari Produk
Samping Produksi Biodiesel
Development of Sago Starch
Oxidation Using Non Residual
4
Ozone to Improve Its Internal
Physicochemical Properties Universitas 2018
PRODUCTION AND
CHARACTERIZATION OF
2018
5 MODIFIED PES-Nano ZnO Internal
MEMBRANE FOR RUBBER Universitas
WASTE WATER TREATMEN
ANALISIS MEKANISME
FOULING MISELA MINYAK
2018
PADA MEMBRAN
6 Kemenristekdikti
ULTRAFILTRASI UNTUK
DEGUMMING CRUDE PALM
OIL
Evaluation of Integrated modified
nanohybrid polyethersulfone-ZnO
Internal 2018
7 membrane with single stage and
Universitas
double stage system for produced
water treatment into clean water
Analisis Fouling minyak Surfaktan
8 pada pemisahan Emulsi Minyak air Internal Fakultas
2018
engan membran ultrafiltrasi
FUNCTIONALIZED PVDF 2018
NANOCOMPOSITE
ULTRAFILTRATION Internal
9
MEMBRANE WITH Universitas
NANOPARTICLES ADDITIVE
(TiO2/SiO2-LiCl)
10 Teknologi Kimia untuk Pengolahan Internal Fakultas 2017
16

Sumber Daya Alam Indonesia,


judul: Optimasi Proses Dealuminasi
Modernite sebagai Katalis
Perengkahan Minyak Goreng
Bekas menjadi Biofuel
11 AIP Conference Proceedings, judul: Internal 2017
Fouling Reduction by Ozone- Universitas
Enhanced Backwashing Process in
Ultrafiltration of Petroleum-Based
Oil in Water Emulsion
12 Characteristics and Performance of Internal 2016
pH-Sensitive Modified Universitas
Glucomannan Hydrogel as an
Excipient for Vitamin C Controlled
Release
13 EVALUATION OF MICELLAR- Internal 2016
ENHANCED Universitas
ULTRAFILTRATION
MEMBRANE (MEUF) FOR
REMOVING REACTIVE DYE
14 Produksi Ekstrak Padat Antosianin Kemenristekdikti 2016
dari Bunga Rosella sebagai Bahan
Tambahan Pangan Alami Berfungsi
Ganda (Pewarna dan Penstabil
Emulsi)

C.3 Pengabdian kepada Masyarakat


No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Pengembangan Sistem Penilaian Internal Fakultas 2018
Capaian Pembelajaran Mahasiswa
Berbasis Outcome pada Departemen
Teknik Kimia
2 Aplikasi Pengaduk yang Terintegrasi Kemenristekdikti 2018
pada Alat Pemasak sebagai upaya
Peningkatan Efisiensi Produksi
Sambal Seafood di Kota Semarang
3 PENINGKATAN EFISIENSI PADA Internal Universitas 2018
PRODUKSI SAMBAL MELALUI
SCALE-UP ALAT PENGGILING
BAHAN BAKU
17

4 Evaluation of Integrated modified Internal Universitas 2018


nanohybrid polyethersulfone-ZnO
membrane with single stage and
double stage system for produced
water treatment into clean water
Anggota Internal Universitas
5 Peningkatan Produksi UKM Bandeng Internal Fakultas 2018
Presto 'DIPA" di Banyumanik
6 Pelatihan Teknologi Distilasi dan Internal Universitas 2017
Aplikasi bagi Guru dan Siswa di
SMK Negeri I Terucuk Kab. Klaten
2017
7 Perbaikan Proses Produksi pada Internal Fakultas 2017
Home Industri Makanan Kecil
8 Implementasi Penggunaan Pewarna Internal Fakultas 2017
Alami pada Produk Jajanan Anak di
UKM Difa Snack, Kelurahan
Banyumanik , Kecamatan
Banyumanik
9 Pendidikan Karakter (PENDIKAR) Internal Fakultas 2017
Departemen Teknik Kimia Undip
2017
10 Pelatihan pembuatan minuman siap Internal Fakultas 2017
saji Dari susu sapi yang higienis

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan proposal program kreatvitas
mahasiswa.

Semarang, 21-11-2019
Dosen Pendamping

(Nita Aryanti, ST., MT., Ph.D.)


NIDN. 0017017502
18
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan Nilai (Rp)


(Rp)
Termometer 1 buah 30.000 30.000
Baskom 3 buah 15.000 45.000
Timbangan digital 1 buah 100.000 100.000
Pengaduk 3 buah 10.000 30.000
3 buah (30
Plat Besi 50.000 150.000
cm x 30 cm)
Gelasukur 100 ml (Pyrex) 2 buah 100.000 200.000
Labu Takar 250 ml 2 buah 90.000 180.000
Labu Takar 500 ml 1 buah 185.000 185.000
Elenmeyer 250 ml 5 buah 60.000 300.000
Cawan Porselin 250 ml 1 buah 30.000 30.000
Beaker Glass 9 buah 40.000 360.000
Refraktometer 108 kali 5000 540.000
Scanning Electron 3 kali sampel
300.000 900.000
Microscope (SEM) (sewa) terbaik
Fourier Transform Infra Red 6 kali
250.000 1.500.000
(FTIR) (sewa) sampelterbaik
Blender 1 buah 200.000 200.000
Mixer 1 buah 200.000 200.000
54 kali
Oven (sewa) 20.000 1.080.000
sampel
Magnetic Stirrer (sewa) 1 buah 100.000 100.000
Sieve Ayakan 80 mesh 1 buah 250.000 250.000
- SUB TOTAL (Rp) 6.380.000

2. Bahan Habis Volume Harga Satuan Nilai (Rp)


11.500 / 100
Larutan HCl 2,5 N 1000 ml 115.000
ml
100.000 / 100
Larutan NaOH 1000 ml 100.000
ml
CH3COOH 500 ml 50.000 50.000
Gliserol 1000 ml 50.000 50.000
Minyak Zaitun 500 ml 165.000 165.000
Ethanol 96% 1000 ml 35.000 35.000
Kulit Udang 20 kg 5000 / kg 100.000
Tomat Matang 10 kg 20.000/kg 200.000
Pati Sorgum 3 kg 40.000/kg 120.000/kg
Daun Teh hijau 5 kg 0 0
Gliserol 2 liter 120.000 120.000
Asam Asetat 1 liter 75.000 75.000
Aquades 20 liter 1000 20.000
Kertas Saring Whatman 100 buah 1650 165.000
DPPH 50 mg 750.000 750.000
Iodin 100 mg 600.000 600.000
19

- SUB TOTAL (Rp) 2.665.000

3. Perjalanan Volume Harga Satuan Nilai (Rp)


(Rp)
Transportasi dalam kota 3 orang 100.000 300.000
Transportasi luar kota 3 orang 100.000 300.000
- SUB TOTAL (Rp) 600.000

4. Lain-lain Volume Harga Satuan Nilai (Rp)


(Rp)
Kertas A4 80 g 1 rim 35.000 35.000
1 paket
Tinta printer (hitam dan 100.000 100.000
warna)
Pencetakan roll up banner
1 buah 300.000 300.000
60x160 cm
Pendaftaran HKI 1 paket 250.000 250.000
Cetak poster 80 x 100 cm
2 buah 75.000 150.000
dan banner
Fotokopi 5 eksemplar 30.000 150.000
Publikasi Seminar 1 event 1.750.000 1.750.000
- SUB TOTAL (Rp) 2.735.000

TOTAL 1+2+3+4 (Rp) 12.390.000

(Dua Belas Juta Tiga Ratus Sembilan Puluh Ribu


Rupiah )

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

N Nama / NIM Progra Bidang Alokasi Uraian Tugas


o m Ilmu Waktu
Studi (jam/mingg
20

u)
1 Rifky Daffa Tekni Eksak 10 Ketua Pelaksana,
Ramadhan/ k ta koordinator tugas,
jam/mingg
210301181301 studiliteratur,
Kimia u
07 desainpenelitian,
pelaku penelitian,
analisis hasil penelitian,
penyusunanlaporanakhi
r
2 Leonardo Tekni Eksak 10 Analisis permasalahan
Subianto/ k ta danhasilkarakterisasied
jam/mingg
ible coating, pelaku
210301181301 Kimia u
penelitian,
12
penyusunlaporankemaj
uan, draft publikasi dan
artikel ilmiah
3 Faizhal Dimas Tekni Eksak 10 Bendahara, pembelian
Leksono/ k ta bahan, pelaku
jam/mingg
penelitian, pembuatan
210301181300 Kimia u
power point, desain
95
poster, dan
dokumentasi
21

Anda mungkin juga menyukai