Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Karya Tulis
Oleh:
Nama : Sarah Nisa Mardhiya
Kelas : XII MIPA 2
No. Induk : 16.3119
Ikan Kembung
Mengetahui,
Risang Danardana L.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan
tulis yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Daging Biji Kluwek sebagai Pengawet
Ikan Kembung”.
Penulis tidak akan mampu membuat karya tulis ini tanpa bantuan dan
dukungan berbagai pihak, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua penulis, Bapak Triwisaksana dan Ibu Lilia Sari, atas dukungan,
4. Ibu Suhemah, selaku pembimbing materi, atas segala masukan dan ilmu yang
5. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan
ii
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat berarti bagi penulis
agar dapat membuat karya tulis ini dan lainnya pada masa depan lebih baik.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 33
LAMPIRAN ..................................................................................................... 35
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara maritim agraris dengan luas lautan 1.904.569 km# ,
sehingga sumber daya perikanan Indonesia sangat melimpah. Tak jarang perikanan
menjadi sumber mata pencaharian penduduk. Oleh karena itu, ikan sangat mudah
ditemui di pasaran. Ikan-ikan yang mudah dijangkau dan sering dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia antara lain adalah tongkol, tuna, teri, kakap, baronang, dan
tenggiri.
Daging ikan mengandung nutrisi protein dan lemak yang dibutuhkan oleh
tubuh. Selain mudah didapat, harga ikan juga relatif murah jika dibandingkan
dengan sumber protein hewani lainnya. Oleh karena itu, daging ikan sangat
bahan makanan yang mudah rusak, sehingga diperlukan upaya pengawetan agar
dagingnya dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan yang layak dikonsumsi.
penyimpanan pada suhu rendah. Dalam metode ini, dapat digunakan es atau
refrigerator. Metode ini termasuk cara yang paling mudah juga efektif dalam
1
beberapa daerah di Indonesia. Metode ini juga kurang efektif untuk tangkapan ikan
dalam skala besar karena banyaknya dana dan tempat yang dibutuhkan untuk
Pemakaian formalin di dalam makanan sangat tidak dianjurkan karena adanya zat
formaldehida yang dapat menjadi racun di dalam tubuh. Kandungan formalin yang
tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti iritasi lambung,
untuk menemukan pengawet yang bersifat alami sehingga aman dikonsumsi oleh
tubuh manusia. Salah satu contoh pengawet alami adalah pengasapan, namun
metode ini relatif mahal. Bahan alternatif lainnya adalah dengan menggunakan
ditemui di Indonesia, salah satunya adalah kluwek. Oleh karena itu, penulis ingin
sebagai berikut:
2
1. Kandungan zat apakah yang terdapat dalam biji kluwek sehingga dapat
3. Berapa lamakah daging ikan yang telah diberi biji kluwek dapat tetap segar?
kluwek?
1. Kandungan zat yang terdapat dalam biji kluwek sehingga dapat mengawetkan
daging ikan.
3. Durasi waktu daging ikan yang telah diberi biji kluwek dapat tetap segar.
3
3. Dapat dijadikan bahan referensi bagi civitas akedemika SMA Labschool
4
BAB II
LANDASAN TEORI
wilayah Indonesia. Kluwek juga sering pula disebut pakem (di Bali, Jawa,
Kalimantan), pacung atau picung (Sunda), pucung atau kluwak (Jawa), gempangi
atau hapesong (Toba), kayu tuba buwah (Lampung), kapencueng, kapecong, atau
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledoneae
Bangsa : Parietales
Famili : Floucortiaceae
Marga : Pangium
300-1000 meter, contohnya: daerah pinggiran sungai, hutan jati, tanah kering
ataupun tanah tergenang air, tanah berlempung, dan tanah berbatu. Selain di
5
Indonesia, Kluwek juga banyak tumbuh di Malaysia, Kepulauan Melanesia, dan
Kepulauan Micronesia.
satu meter. Bagian puncak pohon memiliki banyak cabang, cabang yang masih
muda berbulu dan cabang yang tua tidak berbulu. Kulit batangnya berwarna coklat
dan memiliki celah yang mengeras. Daun tanaman kluwek berukuran cukup besar
dan berbentuk seperti jantung bagian yang terletak dekat tangkai lebar dan mengecil
di ujung. Bagian tepi daunnya rata, bagian atasnya licin mengkilap dan bagian
6
Tanaman kluwek memiliki bunga hermafrodit. Bunga dari tanaman ini
berbentuk tandan yang terdiri dari 4-9 bunga. Tangkai bunga berbulu, berwarna
coklat kemerahan dengan panjang 5-12 cm. Kelopak bunga kaku dan kasar di
segitiga dengan panjang 5 cm. Biji-biji tersebut tertutup daging buah yang berwarna
Bentuk bunga, buah, dan biji kluwek terdapat pada gambar 2 – 4 di bawah
ini.
7
Gambar 3: Buah tanaman kluwek
8
3. Penggunaan daunnya untuk obat cacing
Zat aditif bahan pangan merupakan suatu substansi bukan gizi yang
ditambahkan ke dalam bahan pangan dengan sengaja, umumnya pada jumlah kecil,
Substansi yang ditambahkan dan memiliki nilai gizi seperti vitamin dan mineral
tidak dimasukkan ke dalam golongan zat aditif. Namun, dalam saat tertentu, suatu
zat kimia yang ditambahkan ke dalam bahan pangan untuk mempengaruhi kualitas
yang dikehendaki atau keperluan lainnya juga dapat memiliki nilai gizi.
Zat aditif adalah suatu substansi atau campuran substansi yang berbeda
dengan bahan pangan dasar yang terdapat dalam suatu bahan pangan hasil produksi,
kontaminan.
Kualitas makanan ditentukan oleh cita rasa, tekstur, warna dan nilai gizi.
mikroorganisme pembusuk.
bisa diperoleh dari bahan makanan segar seperti bawang putih, gula, garam dan
asam. Golongan kedua adalah pengawet kimia. Pengawet ini merupakan hasil
sintesis secara kimia. Bahan pengawet kimia mempunyai sifat lebih stabil, lebih
pekat dan penggunaannya lebih sedikit. Kelemahan pengawet sitetis adalah efek
negatif bagi kesehatan, seperti memicu pertumbuhan sel kanker akibat senyawa
karsinogenik dalam pengawet. Penambahan pengawet alami jauh lebih baik karena
enzim khususnya yang merusak daging dan ikan. Selain itu penggaraman
mengakibatkan cairan yang ada dalam tubuh ikan mengental serta kadar
10
menurunkan kadar mikroorganisme. Jika dicelup pada konsenstrasi 70% maka
3. Pengasaman, yaitu proses pengolahan yang dilakukan dengan cara diberi asam
langsung misalnya asam propionate, asam sitrat, asam asetat, asam benzoat dll
atau penambahan makanan yang bersifat asam seperti tomat. Contoh produk
4. Pengeringan, yaitu proses yang dilakukan dengan cara dijemur atau dioven
dengan tujuan untuk menurunkan kadar air/aktivitas air (AW) sampai kadar
15% – 20% karena bakteri tidak dapat tumbuh pada nilai AW dibawah 0,91
dan jamur tidak dapat tumbuh pada AW dibawah 0,70 – 0,75. Makanan yang
zat warna rusak, akan tetapi kandungan protein, karbohidrat, lemak dan
mineralnya tinggi.
5. Pendinginan, yaitu teknik yang paling terkenal karena sering digunakan oleh
masyarakat umum di desa dan di kota. Konsep dari sistem pendinginan adalah
dengan memasukkan makanan pada tempat atau ruangan yang bersuhu sangat
11
Berbeda dengan pengawet alami, pengawet kimia adalah setiap zat kimia
yang bila ditambahkan ke dalam bahan pangan cenderung untuk mencegah atau
Setiap zat kimia yang ditambahkan ke dalam bahan pangan selama proses
bila udara di dalam kaleng diganti dengan nitrogen, gas tersebut tidak dianggap
sebagai suatu zat pengawet kimia yang ditambahkan pada bahan pangan.
3. Antibiotika
7. Pelilinan
dalam marga Rastrelliger, suku Scombridae. Meskipun bertubuh kecil, ikan ini
12
masih sekerabat dengan tenggiri, tongkol, tuna, madidihang, dan makarel.
Di Ambon, ikan ini dikenal dengan nama lema atau tatare, di Makassar
disebut banyar atau banyara. Dari sini didapat sebutan kembung banjar.
bagi nelayan lokal. Kembung biasanya dijual segar atau diproses menjadi ikan
pindang dan ikan asin yang lebih tahan lama. Ikan kembung yang masih kecil juga
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinoprerygii
Ordo : Perciformes
Famili : Scombridae
Genus : Rastrelliger
Ikan kembung memiliki bentuk tubuh ramping dan panjang seperti torpedo.
Bagian tubuhnya ditutupi sisik halus dan sokselet di bagian belakang sirip dada dan
terdapat selaput lemak pada kelompok bagian mata. Lapisan insang tampak terlihat
jelas bila mulut dibuka dengan jumlah mencapai 30-46 buah, sisik pada rusuk
13
berjumlah 120-150 buah. Sirip punggung kedua berjari-jari keras dengan jumlah 10
buah dan sirip punggung berjari-jari lemah berjumlah 11-12 bah serta sirip dubur
atas/punggung dan bagian bawah/perut memiliki warna putih. Ikan ini memiliki dua
garis hitam di bagian punggung, satu garis hitam dekat sirip dada, bagian badan
berwarna gelap memanjang di atas garis rusuk. Bagian sirip punggung memiliki
warna abu-abu kekuningan, sirip ekor dan dada berwarna puth. Panjang maksimum
Komposisi dari daging ikan kembung terdapat pada tabel di bawah ini.
14
Komponen Jumlah
Air 60,0%-84,0%
Protein 18,0%-30,0%
Lemak 0,1%-2,2%
Karbohidrat 0%-1,0%
Vitamin 3,0%-4,5%
Mineral 2,0%-2,52%
Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang mudah rusak. Pada
umumnya, ikan yang dijual di pasaran adalah dalam bentuk ikan segar (tidak
dibekukan). Ikan segar adalah ikan yang baru saja ditangkap dan diangkat dari air
dan belum mengalami perubahan yang menyebabkan kerusakan berat pada daging
ikan. Setelah mati, ikan akan mengalami perubahan enzimatis, kimiawi, dan fisika
yang berkaitan dengan kesegaran ikan dan berpengaruh terhadap mutu ikan
tersebut.
Setelah kematian (post mortem) pada ikan, peredaran darah terhenti dan
menghasilkan suatu rangkaian reaksi yang kompleks hasil perubahan jaringan otot
autolisis, dan penyerangan bakteri. Fase yang terjadi pada ikan yang baru
mengalami kematian disebut pre-rigor. Perubahan pada fase ini ditandai dengan
15
terlepasnya lendir dari kelenjar di bawah permukaan kulit ikan yang membentuk
lapisan bening tebal di sekeliling tubuh ikan. Keadaan ini terjadi pada saat jaringan
otot berubah menjadi lembut dan lentur, secara biokimia ditandai dengan
menurunnya kadar ATP dan kretain fosfat seperti halnya pada reaksi aktif glikolisis.
mengejangnya tubuh ikan setelah mati sebagai hasil perubahan biokimia kompleks
dalam otot ikan. Hilangnya kelenturan ikan berhubungan dengan aktomiosin yang
berlangsung lambat pada tahap awal dan menjadi cepat pada tahap selanjutnya..
Lamanya tingkat rigor dipengaruhi oleh kandungan glikogen dalam tubuh ikan dan
proses rigor. Fase rigor mortis dianggap penting dalam pembuatan produk karena
pada fase ini belum terjadi pembusukan oleh mikroba. Hal ini juga dikenal sebagai
dari proses pembusukan yang meliputi autolisis dan pembusukan oleh bakteri.
Proses autolisis adalah terjadinya penguraian daging ikan sebagai akibat dari getah-
getah pencernaan ikan. Hal ini terjadi terutama pada ikan yang disimpan tanpa
Autolisis terjadi setelah rigor, cirinya adalah adanya amoniak dalam tubuh
ikan, yang tidak dapat ditemui pada fase pre-rigor. Proses autolisis akan
16
peptida, asam amino, dan ammonia yang dapat menaikkan pH jaringan ikan.
Setelah proses autolisis selesai, daging ikan akan mulai ditumbuhi bakteri dan
mikroorganisme.
Hal tersebut bergantung pada beberapa faktor, yaitu jenis ikan, ukuran, isi perut,
jumlah bakteri pada lendir ikan, cara kematian, kondisi makanan ikan, dan suhu
lingkungan.
1. Amat segar bila ikan dalam keadaan pre rigor, fase rigor mortis, dan sesaat
2. Segar bila ikan dalam fase post rigor tetapi belum mengalami perubahan yang
4. Tidak layak dikonsumsi bila ikan telah mengalami proses pembusukan yang
Standar ikan segar disusun agar ikan yang beredar dan dikonsumsi baik oleh
masyarakat Indonesia ataupun diekspor. Namun dalam pengolahan ikan segar ini
masih menggunakan cara dan peralatan yang tidak memenuhi persyaratan teknis,
contohnya sanitasi.
17
Menurut SNI 01-2729.2-1992, persyaratan bahan baku ikan harus bersih,
bebas dari bau yang menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan
pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu, serta
cemerlang
Tekstur daging Elastis dan jika ditekan tidak Daging kehilangan elestisitas
ada bekas jari, serata padat nya atau lunak dan jika ditekan
18
berubaha menjadi bau busuk
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
campuran biji kluwek dan garam. Setelah itu, penulis akan mengamati perubahan
yang terjadi, terutama dalam kesegaran, dari semua daging ikan. Selain itu, penulis
kandungan biji kluwek dan pengawetan ikan dari buku dan internet.
campuran biji kluwek dan garam dan tanpa diberi pengawet. Penulis akan
mengamati objek tersebut setiap hari selama 5 hari. Aspek yang diamati meliputi
20
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
sampling, yaitu pengambilan sampel secara tidak acak. Ikan yang digunakan dalam
penelitian ini harus ikan segar dan memiliki rata-rata berat yang sama.
Teknis analisis data akan dilakukan secara kualitatif, semua data hasil
21
BAB IV
PEMBAHASAN PENELITIAN
1. Neraca : 1 buah
3. Blender : 1 buah
4. Kulkas : 1 buah
1 2
3 4
22
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
berikut:
4. Menyiapkan sembilan ekor ikan yang terdiri dari tiga ekor sampel A1, A2, dan
A3, tiga ekor sampel B1, B2, dan B3, serta tiga ekor sampel C1, C2, dan C3
7. Menyiapkan daging biji kluwek sebanyak 4% dari berat ikan A1, A2, dan A3
10. Melumurkan campuran daging biji kluwek dan garam ke seluruh permukaan
11. Menyimpan sampel A1, A2, dan A3 pada wadah plastik tertutup di tempat yang
23
12. Menyimpan sampel B1, B2, dan B3 pada wadah plastik tertutup di dalam
kulkas (5o C)
13. Menyimpan sampel C1, c2, dan C3 pada wadah plastik tertutup di tempat yang
14. Membuka tutup wadah plastik sampel selama lima menit setiap hari
15. Mencuci sampel A1, A2, dan A3 dan mengganti campuran kluwek setiap hari
16. Mengamati perubahan yang terjadi pada sampel dan mencatat hasilnya
1 2
3 6
24
7 7,8
9 10
Hasil dari penelitian yang dilakukan terdapat di subbab 4.2.1 – 4.2.2 bawah
ini.
1. A1: Ikan memiliki berat 100 gram. Ikan dilumuri campuran 4 gram kluwek dan
2 gram garam dan disimpan di dalam wadah plastik tertutup di tempat yang
2. A2: Ikan memiliki berat 100 gram. Ikan dilumuri campuran 4 gram kluwek dan
2 gram garam dan disimpan di dalam wadah plastik tertutup di tempat yang
25
3. A3: Ikan memiliki berat 100 gram. Ikan dilumuri campuran 4 gram kluwek dan
2 gram garam dan disimpan di dalam wadah plastik tertutup di tempat yang
4. B1: Ikan memiliki berat 100 gram. Ikan disimpan di dalam wadah plastik
5. B2: Ikan memiliki berat 100 gram. Ikan disimpan di dalam wadah plastik
6. B3: Ikan memiliki berat 100 gram. Ikan disimpan di dalam wadah plastik
7. C1: Ikan memiliki berat 100 gram. Ikan disimpan pada wadah plastik tertutup
di tempat yang tidak terpapar sinar matahari pada suhu kamar (25o C)
8. C2: Ikan memiliki berat 100 gram. Ikan disimpan pada wadah plastik tertutup
di tempat yang tidak terpapar sinar matahari pada suhu kamar (25o C)
9. C3: Ikan memiliki berat 100 gram. Ikan disimpan pada wadah plastik tertutup
di tempat yang tidak terpapar sinar matahari pada suhu kamar (25o C)
Data perubahan rata-rata yang terjadi pada sampel A1, A2, dan A3 terdapat
Perubahan
Indikator
Hari ketiga Hari kelima
26
Berwarna agak coklat dan Berwarna coklat dan
Kulit
melekat pada daging. mengelupas.
Data perubahan rata-rata yang terjadi pada sampel B1, B2, dan B3 terdapat
Perubahan
Indikator
Hari ketiga Hari kelima
27
Tabel 4: Data perubahan pada sampel B
Data perubahan rata-rata yang terjadi pada sampel C1, C2, dan C3 terdapat
Perubahan
Indikator
Hari ketiga Hari kelima
Analisis dari data yang didapat saat penelitian terdapat pada subbab 4.3.1 –
28
4.3.1 Daya Tahan Ikan
Dari percobaan yang sudah dilaksanakan, ikan yang diberi kluwek dapat
bertahan segar selama tiga hari penyimpanan. Hal tersebut dapat dilihat dari data
pada hari ketiga, Keadaan mata, kulit, lendir, daging, dan bau sampel A cenderung
masih segar mirip dengan sampel B yang segar karena disimpan di kulkas dan
Sedangkan pada hari keempat dan kelima telah terjadi perubahan mata yang
menjadi berkabut dan cekung, bau yang menjadi amis, berkurangnya kekompakan
daging, dan kulit ikan mulai mengelupas yang menandakan ikan sudah tidak segar.
Jika dibandingkan dengan sampel lainnya, ikan yang disimpan pada suhu kamar
menjadi busuk pada hari kedua dan ikan yang disimpan di kulkas baru menunjukan
Ikan yang membusuk dapat didefinisikan sebagai ikan yang telah melewati
fase rigor mortis. Pada fase rigor mortis, daging ikan masih elastis dan kompak.
Ketika rigor mortis selesai, ikan akan melalui tahap autolisis. Pada fase tersebut,
protein akan terurai menjadi menjadi senyawa yang lebih sederhana. Hal ini akan
menyebabkan jaringan otot menjadi longgar sehingga tekstur daging ikan menjadi
kapsul bakteri yang terbentuk dari lendir akan menyebabkan ikan memproduksi
lendir yang berlebihan. Lendir yang dihasilkan juga akan menutupi permukaan
29
mata ikan sehingga mata ikan yang busuk tampak berkabut. Selain itu, bakteri juga
menguraikan urea menjadi amonia yang menghasilkan bau yang menusuk hidung.
Selain penguraian oleh mikroba, ikan juga melalui pembusukan yang terjadi
karena reaksi kimia. Lemak tak jenuh pada ikan akan bereaksi dengan oksigen
sehingga terjadi proses oksidasi. Hal tersebut akan menyebabkan perubahan warna
ikatan hidrogen. Jika Tanin dan protein berikatan maka protein tersebut menjadi
tidak aktif. Tanin akan bereaksi dengan protein pada membran sel bakteri yang
sel, tanin juga berikatan dengan enzim sehingga akan menghambat metabolisme sel
bakteri.
30
4.3.3 Pengaruh Penambahan Garam
membuat lingkungan di luar menjadi hipertonis sedangkan bagian dalam sel bakteri
menyebabkan sitoplasma bakteri akan keluar dari sel sehingga bakteri mati.
1. Senyawa tanin pada biji kluwek dapat mengubah warna kulit ikan menjadi
menyengat.
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dapat mempertahankan keadaan indikator kesegaran ikan berupa mata, kulit, lendir,
daging, dan bau tetap segar selama tiga hari. Sedangkan pada hari keempat dan
Jika dibandingkan dengan ikan yang disimpan pada suhu kamar tanpa
penambahan apapun, Ikan yang diberi biji kluwek jauh lebih segar, sedangkan jika
dibandingkan dengan ikan yang disimpan di dalam kulkas, ikan di dalam kulkas
5.2 Saran
32
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, Eddy dan Evi L iviawaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan .
Yogyakarta : Kanisius.
AVI.
Jakarta: Agriflo.
Sloman, Katherine A., Sigal Balshine, dkk. 2005. Fish Physiology: Behaviour and
http://agribisnisperikanansmkn2pinrang.blogspot.co.id/2012/04/anatomi-
morfology-dan-bentuk-sisik-ikan.html
http://blog.sina.com.cn/s/blog_a31319300101fzie.html
http://kph.or.id/index.php?pgid=kph_new_profile&kph_id=25&ref=b4ba6d8e9b0
28c5cf8f69b97ac676b32
http://www.phytoimages.siu.edu/imgs/pelserpb/r/Flacourtiaceae_Pangium_edule_
51691.html
http://www.ustbrands.com/product/waterproof-matches-4-pk/
https://anekaresepnusantara.info/resep-rawon-daging/
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Pangium_edule_seeds.JPG
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Pangium_edule.jpg
33
https://subroto1950.wordpress.com/2014/11/02/pohon-kulwek-biji-kluwek-
rawon/
34
LAMPIRAN
36
Gambar: Sampel B1, B2, dan B3 pada hari kedua
37
Gambar: Sampel A1, A2, dan A3 pada hari ketiga
38
Gambar: Sampel C1, C2, dan C3 pada hari ketiga
39
Gambar: Sampel B1, B2, B3 pada hari keempat
40
Gambar: Sampel A1, A2, dan A3 pada hari kelima
41
Gambar: Sampel C1, C2, dan C3 pada hari kelima
ikan 1 2 3 4 5
A1 Pupil hitam, Pupil hitam, Pupil hitam, Pupil hitam, Pupil hitam,
kornea jernih, kornea agak kornea agak kornea kuning, kornea kuning,
bola mata kuning, bola kuning, bola bola mata bola mata
cembung dan mata cembung mata cekung cekung dan cekung dan
A2 Pupil hitam, Pupil hitam, Pupil agak Pupil hitam, Pupil dan
kornea jernih, kornea agak kuning, kornea kornea kuning, kornea hancur,
bola mata kuning, bola agak kuning, bola mata bola mata
cembung dan mata cembung bola mata cekung dan cekung dan
cemerlang
42
A3 Pupil hitam, Pupil hitam, Pupil agak Pupil agak Pupil agak
kornea jernih, kornea agak kuning, kornea kuning, kornea kuning, kornea
bola mata kuning, bola agak kuning, agak kuning, kuning, bola
cembung dan mata cembung bola mata bola mata mata cekung
B1 Pupil hitam, Pupil hitam, Pupil hitam, Pupil agak Pupil agak
kornea jernih, kornea jernih, kornea agak kuning, kornea kuning, kornea
bola mata bola mata kuning, bola kuning, bola kuning, bola
cembung dan cembung dan mata cembung mata agak mata agak
cemerlang berkabut
B2 Pupil hitam, Pupil hitam, Pupil agak Pupil agak Pupil agak
kornea jernih, kornea agak kuning, kornea kuning, kornea kuning, kornea
bola mata kuning, bola kuning, bola kuning, bola kuning, bola
cembung dan mata cembung mata agak mata cekung mata cekung
cemerlang
B3 Pupil hitam, Pupil hitam, Pupil hitam, Pupil hitam, Pupil agak
kornea jernih, kornea agak kornea agak kornea agak kuning, kornea
bola mata kuning, bola merah, bola merah, bola merah, bola
cembung dan mata cembung mata cembung mata cekung mata cekung
C1 Pupil hitam, Pupil hitam, Pupil agak Pupil abu-abu, Pupil abu-abu,
kornea jernih, kornea putih, kuning, kornea kornea kuning, kornea kuning,
bola mata bola mata kuning, bola bola mata bola mata
cembung dan cembung dan mata cekung cekung dan cekung dan
43
C2 Pupil hitam, Pupil dan Pupil dan Pupil dan Pupil dan
bola mata terlihat, bola terlihat, bola kehitaman, bola bola mata
cembung dan mata cembung mata cekung mata cekung cekung dan
C3 Pupil hitam, Pupil hitam, Pupil dan Pupil dan Pupil dan
kornea jernih, kornea agak kornea tidak kornea hancur, kornea hancur,
bola mata merah, bola terlihat, bola bola mata bola mata
cembung dan mata cembung mata cembung cekung dan cekung dan
ikan 1 2 3 4 5
cemerlang, licin agak coklat, agak coklat, berwarna coklat terang, agak
cemerlang
44
cemerlang, luka agak cemerlang, cemerlang, luka cemerlang, luka
B1 Melekat kuat, Melekat kuat, Melekat kuat, Melekat kuat, Melekat agak
berwarna putih, berwarna putih, berwarna putih, berwarna putih, kuat, berwarna
cemerlang
B2 Melekat kuat, Melekat kuat, Melekat kuat, Melekat kuat, Melekat agak
berwarna putih, berwarna putih, berwarna putih, berwarna putih, kuat, berwarna
cemerlang
B3 Melekat kuat, Melekat kuat, Melekat kuat, Melekat kuat, Melekat agak
berwarna putih, berwarna putih, berwarna putih berwarna putih, kuat, berwarna
cemerlang cemerlang
tidak cemerlang
cemerlang
45
kuning, tidak merah, tidak merah, tidak
ikan 1 2 3 4 5
sedang sedang
sedang sedang
sedang sedang
46
C1 Transparan, Kuning, kental, Kuning, kental, Kuning, kental, Kuning, kental,
ikan 1 2 3 4 5
A1 Elastis, kompak Elastis, kompak Elastis, kompak Elastis, agak Agak elastis,
A2 Elastis, kompak Elastis, kompak Elastis, kompak Elastis, agak Agak elastis,
A3 Elastis, kompak Elastis, kompak Elastis, kompak Elastis, agak Agak elastis,
B1 Elastis, kompak Elastis, kompak Tidak elastis, Tidak elastis, Tidak elastis,
B2 Elastis, kompak Elastis, kompak Tidak elastis, Tidak elastis, Tidak elastis,
B3 Elastis, kompak Elastis, kompak Tidak elastis, Tidak elastis, Tidak elastis,
C1 Elastis, kompak Elastis, kompak Tidak elastis, Tidak elastis, Tidak elastis,
47
C2 Elastis, kompak Elastis, kompak Tidak elastis, Tidak elastis, Tidak elastis,
C3 Elastis, kompak Elastis, kompak Tidak elastis, Tidak elastis, Tidak elastis,
ikan 1 2 3 4 5
hidung menusuk
hidung
hidung menusuk
hidung
hidung menusuk
hidung
48