DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
1. RISKI NOORANJAS S 21030114140192
2. APRISANDA ANDARANI 21030116140142
3. SILMI KAFFAH` 21030116120022
4. OKTAVIANI FAJAR H 21030116120023
5. MUHAMAD NAUFAL A 21030116130109
Penulis menyadari bahwa selama melaksanakan dan menyusun makalah ini menemui
banyak kendala, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya semua ini bisa penulis
atasi. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih setulusnya kepada :
1. Ibu Dyah Hesti Wardhani, ST. MT. yang telah membimbing penulis dalam
menyusun makalah ini.
2. Orang tua penulis yang telah memberi petunjuk, saran, dan masukan besar dalam
penulisan makalah ini.
Semoga bantuan yang telah diberikan dibalas oleh Allah SWT dan menjadi ibadah
hendaknya. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi terwujudnya
kesempurnaan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis kristal. Berbagai jenis
tambang kristal tersebar di Indonesia. Karena kristal merupakan material yang banyak
dimanfaatkan terutama dalam industri dan Indonesia memiliki potensi besar sebagai
industri yang berpengaruh di dunia, maka pengetahuan tentang kristal merupakan hal
yang cukup penting untuk mengoptimalkan dalam pembuatan dan penggunaan kristal.
Susunan yang sempurna ada di keseluruhan material kristal pada skala atom
tidaklah ada. Semua bahan padat mengandung sebagian besar cacat atau
ketidaksempurnaan. Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat sifat
elektrik khas, seperti efek feroelektrik atau efek piezoelektik. Kebanyakan material
kristalin memiliki cacat kristalografis. Jenis dan struktur cacat tersebut dapat berefek
besar pada sifat-sifat material tersebut.
I.2. Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis cacat kristal dan penyebabnya
2. Mengetahui manfaat cacat kristal dan aplikasinya
3. Mengetahui impuritas pada kristal
4. Mengetahui sifat-sifat cacat kristal
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Kristal
Kristal terbetuk dari komposisi atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul zat padat
yang memiliki susunan berulang dan jarak yang teratur dalam tiga dimensi. Pada
hubungan lokal yang teratur, suatu kristal harus memiliki rentang yang panjang pada
koordinasi atom-atom atau ion dalam pola tiga dimensi sehingga menghasilkan rentang
yang panjang sebagai karakteristik dari bentuk kristal tersebut. Diperlukan berjuta-juta
atom untuk membentuk satu kristal. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila
terdapat cacat atau ketidakteraturan dalam tubuh kristal. Cacat-cacat inilah yang ikut
menentukan sifat bahan secara keseluruhan.
Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan.
Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam
padatannya "terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi secara umum
kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan
polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari merupakan
polikristal. Kristal terbentuk karena proses kristalisasi. Pengertian kristalisasi sendiri
yaitu proses pembentukan kristal yang terjadi pada saat pembekuan, perubahan dari fasa
cair ke fasa padat.
b. Grain Boundaries
Jenis lain dari cacat interfacial adalah grain boundaries yaitu batas
yang memisahkan dua grain kecil atau Kristal yan g memiliki struktur
Kristal yang berbeda dalam bahan polikristalin. Didalam daerah batas,
dimana terdapat jarak cukup lebar diantara atom, terdapat beberapa
atom yang hilang dalam transisi dari orientasi Kristal dalam satu grain
ke grain yang berdekatan.
Bermacam-macam ketidak sejajaran kristalografi diantara grain
yang berdekatan merupakan hal yang mungkin. Ketika orientasi yang
tidak cocok ini diabaikan atau derajatnya kecil maka bentuk sudut
kecil grain boundaries digunakan.Batas ini dapat digambarkan dalam
bentuk susunan dislokasi. Salah satu contoh sederhana dari sudut kecil
grain boundaries dibentuk ketika dislokasi tepi disejajarkan seperti
pada gambar 1. Jenis ini disebut tilt boundaries atau batas kemiringan.
Jika sudut kecil dibentuk dari susunan dislokasi screw maka disebut
twist boundaries.
Atom-atom disekitar batas diikat dengan jumlah kurang dari yang
diperlukan dan konsekuensinya terdapat energy grain boundary yang
serupa dengan energy permukaan eksternal. Besarnya energy ini
merupakan fungsi dari derajat misorientasi dan menjadi besar jika
sudut batasnya besar. Grain boundaries sifat kimianya lebih reaktif
dari grain-grain itu sendiri sebagai akibat dari kehadiran energy
tersebut. Lebih jauh lagi atom-atom yang tidak murni terpisahkan
secara khusus karena tingkat energinya yang lebih besar. Energi
interfacial total material bergrain kasar lebih kecil daripada material
bergrain halus karena pada grain kasar memiliki area batas grain total
yang kecil. Jumlah grain meningkat dengan meningkatnya s uhu untuk
mengurangi energy total batas.
Kita dapat membedakan antara sudut batas grain kecil dan sudut
batas grain besar. Hal ini mungkin untuk menjelaskan sudut batas kecil
grain sebagai kesatuan dislokasi. Gambar disamping merupakan
transmisi mikroskop electron dari kemiringan sudut batas grain kecil
silicon. Garis merah menandakan dislokasi tepi atau edge dislocation
dab garis biru mengindikasikan kemiringan sudut. Jenis lain dari cacat
permukaan dalam kisi adalah stacking fault dimana rentetan bidang
atom memiliki kesalahan.
Walaupun susunan atom tidak teratur dan ikatan yang seharusnya
sangat kurang, material polikristalin sangat kuat. Gaya kohesif
didalam dan sepanjang batas terbentuk. Lebih jauh,
densitas polikristalin sebenarnya serupa dengan Kristal tunggal pada
bahan yang sama
c. Twin Boundaries
Twin boundaries atau batas kembar merupakan jenis khusus dari
grain boundaries dimana terdapat cermin kisi yang simetri. Atom
dalam satu sisi batas ditempatkan sebagai cermin atom pada sisi yang
lainnya. Daerah diantara dua sisi tersebut terbentuk bidang twin. Batas
kembar dihasilkan dari perpindahan atom yang diproduksi oleh gaya
mekanik yang dikerjakan pada bahan (mechanic twin) dan juga
terbentuk selama proses annealing panas yang mengikuti deformasi
(annealing twins). Perkembaran terjadi pada bidang Kristal tertentu
dan arah tertentu juga dan keduannya tergantung pada struktur Kristal.
Annealing twin adalah tipe yang ditemukan dalam metal yang
berstruktur FCC dan mechanic twin dapat di observasi pada logam
berstruktur BCC dan HCP.
D. Cacat Ruang
Cacat ruang adalah ketidaksempurnaan kristal pada seruang atom yaitu
timbulnya rongga antara batas butir karena orientasi butir dan dapat dilihat
secara langsung. Kehadiran volume defect di dalam materiaal biasanya
memberikan suatu implikasi (misalnya terhadap sifat material) yang akan
menyebabkan perubahan densitas material (terutama dengan adanya pori -
pori ataupun fasa kedua pada material). Cacat ruang pada material dapat
berupa : crack (retak)/pori -pori, inklusi, presipitat, fasa kedua, porositas ,
retak dan rongga.
5. Creep
Keramik juga bisa mengalami creep jika bekerja pada temperatur tinggi, sama
halnya seperti logam . (Ulfa, Yusstyah dkk)
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Carter, C. Barry and Norton, M. Grant. 2007. Ceramic material science and engineering
Wahyu Fitra, dkk (2011) Makalah Ilmu Logam Cacar Kristal dan Manfaatnya
Yusstyah Ulfa, dkk. 2010. Makalah Fisika Bahan Imperfection ( Cacat Kristal).Surabaya
https://www.academia.edu/8358295/BAB_II_Cacat_Kristal_DOC
http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/bab10-mt.
http://www.virginia.edu/bohr/mse209/chapter4.htm
http://aziscahyono.blogspot.co.id/2015/12/macam-macam-cacat-struktur-pada-material.html
http://yayanteknikelektro.blogspot.co.id/2013/02/semikonduktor.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Deformasi_(teknik)