Anda di halaman 1dari 19

PROTEKSI ANODIK

Tugas Makalah Mata Kuliah Korosi

Disusun oleh:

Roben Haposan (14-2005-032)

Hadi Nugraha (14-2005-035)

Riza Martwan (14-2006-033)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI

INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI

NASIONAL BANDUNG

2009
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korosi adalah proses degradasi material (logam) akibat adanya
interaksi dengan lingkungannya (dimana logam itu berada) dan prosesnya
berlangsung secara alamiah.
Korosi basah adalah korosi yang terjadi dalam suatu lingkungan
yang masih mengandung fasa cair. Korosi ini biasanya terjadi pada reaktor-
reaktor atau peralatan pabrik lain yang lingkungannya basah. Korosi basah
dibagi menjadi dua yaitu:
1. Korosi merata yaitu salah satu bentuk korosi dimana semua permukaan
logam mengalami korosi pada laju yang sama.
2. Korosi lokal yaitu salah satu bentuk korosi dimana bagian-bagian tertentu
dari logam mengalami korosi dengan laju yang jauh lebih tinggi
dibandingkan daerah lainnya.
Korosi lokal dibagi dua yaitu:
Makroskopik
i. Korosi galvanik terjadi bila dua logam atau lebih yang berbeda
berada dalam suatu lingkungan dan secara listrik saling
berhubungan
ii. Korosi celah yaitu korosi setempat pada daerah celahan.
Penyebabnya adalah adanya perbedaan konsentrasi oksigen antaa
daerah celahan dan sekitarnya.
iii. Korosi sumuran yaitu serangn secara setempat membentuk pits.
Ciri-cirinya adalah diameter pit relative kecil sekali, diameter
lebih kecil dari kedalamannya, tumbuh mengikuti arah gravitasi
dan pitting factor.
iv. Korosi selektif yaitu terlarutnya satu unsur (umumnya yang
lebih aktif) dari suatu paduan akibat proses korosi.
v. Korosi erosi yaitu gejala percepatan atau peningkatan karena
adanya aliran fluida yang bersifat korosif di permukaan logam.
Mikroskopik
i. Korosi antar butir ditandai dengan menurunnya kekuatan
logam
ii. Korosi tegangan yaitu korosi yang terjadi akibat aksi tegangan
dari lingkungan yang bersifat korosi dengan adanya beban.
Dampak dari korosi tersebut bisa sangat merugikan. Korosi dapat
merusak peralatan di industri, sehingga peralatan tersebut harus diganti
dengan yang baru. Jika terlambat ditangani, korosi dapat menimbulkan
kecelakaan yang fatal, sehingga bukan hanya berdampak pada kerusakan alat,
namun juga keselamatan manusia.
Dengan adanya berbagai jenis korosi di atas, diperlukan adanya
pengendalian korosi yang bertujuan untuk mengurangi atau mencegah
terjadinya korosi pada suatu logam.
Ada beberapa cara pengendalian korosi yaitu sebagai berikut:
a. Lapisan pelindung yang bertujuan untuk memisahkan logam
dari lingkungannya.
b. Proteksi katodik adalah cara perlindungan logam terhadap
serangan korosi dengan jalan membanjiri logam tersebut
dengan elektron sehingga potensial logam terhadap lingkungan
turun sampai potensial proteksi dimana logam secara teknis
tidak terkorosi lagi.
c. Proteksi anodik adalah salah satu cara pengendalian korosi
yang hanya dapat diterapkan untuk logam-logam yang bersifat
aktif pasif. Dalam hal ini proteksinya dilakukan pada daerah
pasifnya.
d. Pengendalian korosi dengan proses inhibisi dilakukan dengan
cara menambahkan inhibitor ke dalam medianya. Inhibitor
adalah bahan yang dapat memperlambat terjadinya reaksi
korosi.
e. Pemaduan logam

Pada makalah ini, akan dijelaskan salah satu cara pengendalian korosi
yaitu proteksi anodik yang menyangkut definisi, operasi dan aplikasinya.

1.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
proses dari pengendalian korosi dengan metode proteksi anodik dan
aplikasinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua,


yaitu yang berasal dari bahan (logam) itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari
bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur lain
yang ada dalam bahan, teknik pencampuran dan sebagainya. Faktor dari
lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan
zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang
dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam. Dalam lingkungan
dengan tingkat pencemaran yang tinggi, logam seperti besi-baja semakin mudah
rusak, bahkan hancur karena korosi.
Proses korosi tidak dapat dicegah atau dihilangkan, tetapi dapat
dikendalikan dengan menerapkan teknik pengendalian korosi. Salah satu teknik
pengendalian korosi yang dapat dilakukan adalah proteksi anodik.

2.1 Pengenalan Proteksi Anodik


Proteksi anodik merupakan salah satu cara pengendalian korosi yang
relatif lebih baru dibandingkan proteksi katodik. Proteksi anodik baru
dikembangkan pada era 1960-an. Pada tahun 1976, Magna Corporation and
Chemetics menerapkan proteksi anodik pada alat pendingin asam yang mereka
rancang.
Proteksi anodik merupakan dasar pembentukan lapisan protektif pada
logam (proteksinya dilakukan pada daerah pasifnya) yang menerapkan arus
anodik secara eksternal. Teknik ini dikembangkan menggunakan prinsip elektroda
kinetik dimana teknik ini hanya dapat diterapkan pada logam yang bersifat aktif-
pasif.
Sebagian besar logam akan terkorosi dalam rentang pH dan potensial
elektrolit larutan tertentu. Pada potensial yang lebih negatif dari rentang tersebut,
korosi akan terhenti, peristiwa tersebut disebut proteksi katodik. Sedangkan pada
potensial yang lebih positif dari rentang tersebut, beberapa logam menjadi pasif.
Untuk logam-logam ini, potensial dapat berubah secara elektro positif menjadi
rentang pasif melalui proteksi anodik (AP).
Jika permukaan suatu baja terkorosi secara aktif dan potensial larutannya
berubah secara elektonegatif sebagaimana pada kasus proteksi katodik, maka
korosi dapat dihambat. Jika potensial korosi logam menunjukkan perlakuan aktif
pasif, dalam beberapa situasi dapat berubah dalam arah anodic (elektropositif)
untuk menghasilkan permukaan pasif dan karenanya reduksi yang besar dalam
laju korosi.
Logam-logam yang sering dilindungi dengan cara ini adalah besi, nikel,
aluminium, titanium, molibdenum, zirkonium, hafnium, dan niobium, lengkap
dengan paduan-paduan yang sebagian besar terdiri dari logam-logam ini.
Proteksi anodik dari korosi, logam akan dilindungi secara ringkas akan
membuat positif untuk membentuk lapisan oksida pada permukaan. Lapisan
oksida yang stabil kemudian melindungi logam dasar dari korosi. Ini sangat
efektif untuk berbagai baja. Logam lain seperti aluminium membentuk lapisan
pelindung untuk dirinya sendiri. Logam aluminium sangat reaktif terhadap
oksigen, tetapi kehadiran oksigen secara spontan dan sangat cepat terbentuk
lapisan tahanan dari oksida aluminium dimana akan melindungi dari serangan
korosi.
Contoh pasifasi pada logam salah satunya adalah pada stainless steel.
Pasifasi stainless steel terjadi secara spontan dalam udara. Lapisan oksida hampir
secara langsung terbentuk diudara yang membuat stainless steel menjadi pasif dan
menjadikan stainless steel tersebut mempunyai ketahanan koros yang tipis, begitu
juga dengan lapisan oksida Cr-Fe-Ni. Cr adalah unsur pelengkap dari ketahanan
korosi. Lapisan oksida Cr-Fe-Ni yang terbentuk di udara juga dapat menjadikan
stainless steel menjadi pasif. Lapisan oksida dapat ditingkatkan dan propertisnya
dapat diganti sebagai anodisasi. Anodisasi adalah proses dimana aluminium dapat
dibuat menjadi anoda dari sel alektrolisis yang digunakan larutan elektrolit asam
untuk beberapa menit pada densitas yang rendah. Lapisan oksida yang dihasilkan
membuat aluminium lebih tahan terhadap korosi. Lapisan ini dapat juga diwarnai
dengan bahan pewarna karena lapisan ini sangat porous dan menyerap.
Gambar 2.1
Hubungan antara potensial terhadap kerapatan arus

Gambar 2.1 menunjukkan peralihan secara aktif-pasif dari logam yang


terpolarisasi dalam arah elektropositif. Dalam tahap tersebut, potensial dari logam
berpindah ke dalam daerah pasif ketika berubah menjadi daerah elektropositif
setelah aliran langsung (DC) digunakan. Permukaan lapisan pasif terbentuk,
menghasilkan sebuah penurunan dalam densitas aliran korosi (DC) dan kecepatan
korosi. Kenaikan polarisasi anodik ke dalam rentang transpasif dapat
mengakibatkan keretakan pada lapisan pasif dan mengarah pada korosi tipe
pitting.
Titik O pada gambar diatas merupakan daerah awal terjadi korosi secara
bebas. Daerah dibawah garis O sampai E kor merupakan daerah katodik artinya
daerah tersebut belum terjadi korosi.
Dari titik O sampai Epp merupakan daerah aktif dimana oksidator akan
terus naik yang mengakibatkan laju korosi akan semakin besar. Dari titik Epp
akan terjadi penurunan laju korosi sampai titik lg i pasif yang diakibatkan logam
sudah tertutup korosi tapi belum sempurna. Dan pada titik lg i pasif laju korosi
akan tetap sampai titik dimana laju korosi akan kembali meningkat, yang
disebabkan karena logam sudah tertutup korosi secara sempurna. Dan daerah
tersebut disebut daerah pasif dimana proteksi anodik diterapkan pada daerah
tersebut.Daerah transpasif merupakan daerah yang akan merusak logam karena
laju korosi terus naik sehingga akan menyebabkan kerusakan logam.
Penentuan harga-harga Epp, ipas, dan imaks untuk kombinasi-kombinasi yang
sungguh mempunyai sifat yang sangat penting. Perhatikan bahwa kedua harga
kerapatan arus itu saling berkaitan yait harga yang diperlukan untuk memasifkan
logam. Dalam banyak kasus, imaks mungkin 100 sampai 1000 kali lebih besar dari
ipas. Jadi dapat disimpulkan bahwa mula-mula kita menbutuhkan kerapatan arus
yang tinggi, tetapi begitu logam terpasifkan, permukaannya yang cukup luas dapat
terlindung secara efisien dengan kerapatan arus yang sangat kecil.

2.2 Prinsip Proteksi Anodik


Sebagian besar logam yang berada pada lingkungan berfasa cair yang
korosif dapat dilindungi dari serangan korosi menggunakan teknik pencegahan
elektro kimia baik dengan proteksi katodik maupun dengan proteksi anodik.
Prinsip proteksi anodik yaitu membuat logam menjadi pasif dengan cara
memberikan arus agar potensial logam menjadi lebih anodik dan masuk ke daerah
pasif (harga potensialnya lebih besar dari potensial korosi). Agar rapat arus korosi
yang dihasilkan rendah dan sangat stabil maka potensial logam harus dijaga agar
tetap berada dalam rentang yang mendatangkan kondisi pasif (potensial konstan).
Untuk mencapai kondisi ini dibutuhkan suatu alat yang disebut
“potentiostat”. ”potentiostat” merupakan alat elektronik yang terdiri dari tiga
terminal, dimana satu dikontakkan terhadap tangki, satu terhadap katoda
tambahan dan yang ketiga dikontakkan terhadap elektroda reference. Dalam
operasinya ”potentiostat” berfungsi menjaga agar potensial logam tetap konstan.
Gambar 2.2
Skematik Sistem Proteksi Anodik pada Tangki

Gambar 2.2 menunjukkan sebuah skematik umum proteksi anodik untuk


sebuah tangki atau bejana. Aliran proteksi anodik disediakan oleh sebuah power
supply pengontrol potensial yang dibutuhkan untuk mempertahankan struktur
pada potensial yang sudah ditentukan dalam rentang pasif. Umumnya set point
yang ideal untuk operasi ditentukan dengan tes laboratorium atau yang lebih
disukai dengan menjalankan kurva polarisasi potensiostatik anodik dalam bejana
yang sebenarnya.
Elektroda reference dibutuhkan untuk menyediakan sebuah ukuran
potensial feedback untuk perbandingan pada potensial yang telah di-set. Tipe dari
elektroda reference yang digunakan tergantung pada kecocokannya dengan media
cair. Elektroda referece yang khas adalah platinum, calomel, perak/perak klorida
(AgCl), merkuri sulfat (Hg/HgSO4), dan SS.
Bahan katoda juga dipilih dengan mengacu pada ketahanannya dalam
media cair, terutama karena katoda sering melalui daerah uap dan dengan mudah
meninggalkannya ke korosi atmosferik yang agresif. Bahan utama katoda adalah
baja, chronium-nikel baja, Hastelloy C, dan platinum clad brass.
2.3 Komponen/ Intalasi dari Proteksi Anodik

Gambar 2.3
Komponen/ Intalasi dari Proteksi Anodik

Sumber Aliran : Pengontrol sumber aliran dapat dipasang di sebelah bejana


atau di dalam ruang pengendali di dekatnya. Pengontrol
tersebut dapat meralat dan mengubah aliran AC tahap
tunggal atau fasa tiga menjadi aliran DC bertegangan
rendah. Keluarannya dapat digunakan untuk memelihara
feedback elektroda reference pada set penentuan awal yang
potensial. Sumber aliran dihubungkan dengan sebuah
sensor ketinggian cairan dalam tangki untuk mematikan
unit pada ketinggian cairan yang rendah dengan tujuan
untuk menghindari sparking. Ukuran dari sumber aliran
proposional untuk ukuran dari bejana karakteristik asam.

Katoda : Katoda digunakan untuk mengembalikan aliran yang


bersifat melindungi dari permukaan bejana yang tercelup.
Jumlah katoda yang dibutuhkan untuk melindungi sebuah
tanki tergantung sumber aliran dan ukuran bejana. Katoda
yang digunakan untuk sistem merupakan baja padat dengan
bagian tengah mempunyai diameter maksimal ’0.5’ dan
mempunyai kelengkapan sebagai berikut:
Dirancang dengan jelas untuk mencegah
kemungkinan sparking.
Dimasukkan ke dalam bejana melalui mulut pipa
pada bagian atap.

References : References digunakan untuk menentukan potensial


elektrokimia dan bisa menutup control putaran dari aliran
protektif yang telah diberhentikan. Sistem proteksi anodik
menggunakan sebuah elektroda reference platinum yang
biasanya dipasang melalui atap dari bejana dan tidak
memerlukan personil masuk untuk pemasangannya. Paling
tidak dua references disediakan tiap bejana tetapi lebih juga
mungkin dibutuhkan (tergantung ukuran dari bejana)

Remote Monitoring : Proteksi anodik bukan merupakan fokus utama dalam


sebuah pabrik. Sebagai tugas personil pabrik dan perubahan
prioritas, operasi dari sistem proteksi anodik tidak bisa
dilupakan. Setiap sistem disediakan dengan sebuah telepon
yang tidak mahal atau internet yang berdasarkan sistem
remote monitoring yang memungkinkan peralatan korosi
meentukan kelayakan sistem operasi. Sistem akan
dihubungi tiap minggu dan akan diberitahukan pada
pemilik secara langsung jika ada kesalahan pada sistem.

Proteksi anodik memiliki keuntungan yang unik, pertama arus yang


digunakan biasanya sebanding dengan kecepatan korosi dari sistem yang
diproteksi. Proteksi ini pun tidak hanya melindungi, tetapi juga memberikan
tanggapan langsung pada saat memonitor kecepatan korosi dari suatu sistem.
Proteksi anodik dapat mengurangi kecepatan korosi secara substansial.
Sebagai contoh dapat dilihat pada tabel di bawah yang menjelaskan perbandingan
laju korosi pada baja tahan karat austenitic pada 30 0C dalam larutan asam sulfur
yang mengandung ion klorin dengan dan tanpa proteksi anodik.

corrosion rate, mpy


Anodically
Alloy type Enviroment (air exposed) N Unprotected protected
H2SO4 + 10 M NaCl 14 0.025
N H2SO4 + 10 M NaCl 2.9 0.045
304 N H2SO4 + 10 M NaCl 3.2 0.2
(19Cr-9Ni) 10N H2SO4 +10 M NaCl 1930 0.016
10N H2SO4 +10 M NaCl 1125 0.04
10N H2SO4 +10 M NaCl 77 0.21

Pemeriksaan pada tabel menunjukkan bahwa proteksi menyebabkan


100X lipat penurunan dalam serangan korosi pada sistem tertentu. Keuntungan
dari proteksi anodik adalah penggunaannya pada lingkungan yang sangat korosif
dan kebutuhan arus yang rendah.

Perbandingan Proteksi Anodik dan Katodik


Pada dasarnya setiap metode memiliki keuntungan dan kerugian. Proteksi
anodik dan katodik cenderung saling melengkapi satu sama lainnya. Namun,
terdapat beberapa perbedaan penting antara proteksi anodik dan katodik yang
dapat dilihat pada tabel dibawah:

Proteksi Katodik Proteksi Anodik


Dapat digunakan untuk semua Hanya dapat diterapkan pada
logam logam aktf-pasif
Biaya instalasi murah Biaya instalasi mahal
Biaya operasi relatif mahal Biaya operasi relatif murah
Hanya dapat digunakan dalam Dapat digunakan dalam
kondisi lingkungan lemah lingkungan yang sangat korosif
sampai menengah
Kondisi operasi harus Kondisi operasi dapat dengan
ditentukan melalui tes secara mudah dikontrol
empirik

o Tingkat korosi
Proteksi anodik dapat digunakan dalam rentang korosi dari lemah
sampai sangat korosif karena menggunakan arus yang kecil, sedang
katodik terbatas untuk bahan dengan kondisi korosi yang menengah
karena kebutuhan arusnya yang tinggi yang akan meningkat seiring
dengan kekorosifan lingkungan yang meningkat.
o Biaya Instalasi
Proteksi anodik membutuhkan instrumensasi kompleks termasuk
sebuah potentiostat dan elektroda reference sehingga biaya instalasinya
tinggi, sedang katodik biaya instalasinya relatif tidak mahal karena
komponen-komponennya tidak mahal dan dapat diinstalasi dengan
mudah.
o Biaya Operasi
Biaya operasi dari kedua sistem berbeda karena adanya perbedaan
dalam hal kebutuhan arus. Proteksi anodik memiliki biaya operasi
lebih murah dibandingkan katodik.
Tetapi, proteksi anodik ini juga mempunyai kekurangan yaitu kegagalan
atau terhentinya daya listrik bisa sangat merusak karena logam akan segera
menjadi aktif kembali. Disamping itu, diperlukannya arus listrik membuat metode
ini tidak berguna untuk perlindungan dalam lingkungan zat cair organik atau
komponen-komponen yang tidak terendam secara terus menerus.
BAB III
APLIKASI PROTEKSI ANODIK DI INDUSTRI

Proteksi anodik mempunyai beberapa aplikasi secara ektensif untuk


melindungi peralatan yang digunakan di industri kimia, pulp and paper, dan
industri fertilisasi.Teknik ini juga telah digunakan secara luas untuk melindungi
alat-alat yang digunakan untuk menyimpan dan memelihara asam sulfat.
Penjualan alat penukar panas yang memakai proteksi anodik telah banyak
digunakan untuk peralatan di pabrik asam sulfat dan telah mewakili satu dari
banyak usaha sukses untuk teknologi ini. Penukar panas ini dijual lengkap dengan
sistem proteksi anodik yang telah dipasang dan mempunyai keuntungan komersil
dengan harga lebih murah pada materialnya.
Proteksi anodik sering digunakan untuk melindungi baja ringan, tangki
penyimpanan, pendingin dan piping pada pabrik asam sulfat. Beberapa contoh
aplikasi dari proteksi anodik di Industri:

Alat pendingin asam atau cooler


Salah satu penaggulangan korosi di industri pupuk telah diterapkan
dengan proteksi anodik pada alat pendingin asam. Asam sulfat yang dihasilkan
dari proses reaksi mempunyai suhu berkisar 100 oC. Pada suhu tersebut
tergolong sangat korosif sehingga untuk mentransfer atau menyimpan asam
sulfat tersebut diperlukan pipa dan tangki yang terbuat dari material khusus
yang sangat mahal. Oleh karena itu asam sulfat tersebut harus didinginkan
terlebih dahulu sebelum ditransfer ke tangki penyimpanan. Dengan aplikasi
yang tepat, sistem proteksi anodik dapat menurunkan biaya operasi 10 kali
lipat dibandingkan biaya operasi tanpa proteksi anodik.
Aplikasi proteksi anodik juga terjadi pada peralatan industri asam sulfat.
Sebagai contoh alat pendingin asam tipe shell&tube yang terbuat dari SS 316L
yang dilewati oleh asam terlindungi secara anodik dimana hastelloy
ditempatkan diantara dua tube yang berperan sebagai katodanya. Sebagai
tambahan pada head box baja karbon yang dibuka untuk mendinginkan air
dilindungi dengan anoda galvanik.
Aplikasi proteksi anodik juga terjadi pada peralatan industri asam sulfat.
Sebagai contoh alat pendingin asam tipe shell&tube yang terbuat dari SS 316L
yang dilewati oleh asam terlindungi secara anodik dimana hastelloy
ditempatkan diantara dua tube yang berperan sebagai katodanya. Sebagai
tambahan pada head box baja karbon yang dibuka untuk mendinginkan air
dilindungi dengan anoda galvanik. Hastelloy merupakan paduan dari logam-
logam nikel-molibdenum-kromium.
Baja Tahan Karat Austenitik
Baja tahan karat merupakan baja yang tahan terhadap korosi. Ketahanan
korosi ini dimiliki karena baja tahan karat memiliki perilaku korosi aktif-pasif
yang bergantung pada kestabilan selaput permukaan pasif yang transparan dan
sangat tipis yang terbentuk oleh adanya pengaruh unsur paduan chromium.
Aplikasi penggunaan di dalam lingkungan klorida perlu diperhatikan karena
ion klorida yang terkandung dapat mengganggu kestabilan dari selaput
permukaan pasif tersebut dan mempercepat laju korosi yang terjadi. Pada
umumnya paduan baja tahan karat yang dikenal adalah Austenitic Stainless
Steel karena ketahanan korosinya. Untuk mengetahui perilaku korosi aktif-
pasif baja tahan karat austenitik dilakukan pengujian dengan metode
elektrokimia dengan teknik polarisasi dalam lingkungan klorida. Pengujian
potentiodynamic dilakukan terhadap baja tahan karat austenitik AISI tipe 304,
309, 316 dalam larutan 3,5% berat NaCl dengan menggunakan Gamry
Instrument sebagai sarana pengujian. Output dari pengujian tersebut adalah
kurva polarisasi dari masing-masing material uji. Pengamatan terhadap kurva
polarisasi, menunjukkan bahwa ketiga material uji memiliki kepasifan yang
mantap dimana kecenderungan untuk terpasifkan paling besar dimiliki oleh
tipe 316 dan daerah pasivasi paling kecil ditunjukkan oleh tipe 304.
Berdasarkan hasil analisa Tafel pada daerah anodik-katodik pada kurva
polarisasi didapatkan laju korosi untuk tipe 304 adalah 0.384 mm/year, tipe
309 adalah 0.206 mm/year dan tipe 316 adalah 0.094 mm/year. Laju korosi
dan daerah pasivasi dari ketiga material uji tersebut dapat digunakan sebagai
dasar dalam pemilihan material dan potensial proteksi anodik untuk aplikasi
dalam lingkungan klorida yang mengandung 3,5% berat NaCl.

Tangki Penyimpanan dengan Bahan Baja Karbon


Proteksi anodik merupakan teknik yang efektif untuk melindungi tanki
baja dari korosi dan asam dari kontaminasi besi.
Baja karbon dalam larutan asam sulfurik terkonsentrasi berpotensial
dalam daerah aktif korosi. Sebuah sumber dari luar dari aliran langsung
memindahkan larutan potensial dari daerah aktif korosi ke dalam daerah
pasivasi dimana kecepatan korosi jauh lebih kecil.

Lapisan yang dibentuk dan dipertahankan oleh sebuah sistem proteksi


anodik membatasi laju korosi. Proteksi anodik juga efektif pada daerah basah
ataupun kering selama lapisan pelindung masih ada untuk jumlah waktu yang
terbatas setelah tingkat keasaman turun.
Awalnya tingkat aliran yang tinggi dibutuhkan untuk membentuk
lapisan pasif pada dinding bejana yang tercelup. Sekali bejana menjadi pasif,
aliran yang dibutuhkan untuk mempertahankan pasitivitas menjadi 1% sampai
5% dari aliran pasivasi.

Peralatan Proses Alkali


Penggunaan proteksi anodik dalam lingkungan alkali hampir
seluruhnya terbatas pada pulp dan industri kertas untuk perlindungan pada
pulp dan penanganan tangki penyimpanan caustic kraft liquor, yang
merupakan campuran dari Sodium Hidroksida (NaOH) dan sodium sulfit
(Na2S). CS juga bisa dilindungi secara anodik dalam larutan NaOH pada suhu
tinggi. Sebagai contoh dalam savcor pulp & paper menggunakan sistem
proteksi anodik untuk mencegah terjadinya korosi tegangan, korosi celahan
pada peralatan stainless steel pada saat proses pemucatan, yang mengontrol
kandungan udara dalam proses pulping.
BAB IV
KESIMPULAN

Sistem elektrokimia proteksi anodik menyediakan sebuah proses dengan


alat pengendali korosi yang kuat yang bisa digunakan pada alat terbuka dalam
lingkungan fasa cair bervariasi, terutama H2SO4. proteksi anodik dapat dipasang
pada saat pengkonstruksian atau dengan retro fitting. Sistem ini membutuhkan
tenaga listrik dari luar dan harus dioperasikan secara kontinyu supaya efektif.
Proteksi anodik juga sering memudahkan perancang alat-alat industri
untuk menggunakan logam alloy rendah daripada logam tahan korosi pada
penghematan biaya secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai