PENDAHULUAN
1
7. Apa saja kegunaan dari aluminium dan senyawanya dalam kehidupan?
8. Apa saja kelebihan dan kekurangan aluminium?
9. Bagaimana dampak penggunaan aluminium dalam kehidupan serta
pengaruhnya pada lingkungan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu logam aluminium dan sejarahnya?
2. Untuk mengetahui bagaimana nama dan rumus kimia senyawaan yang
menjadi sumber aluminium di alam?
3. Untuk mengetahui bagaimana cara-cara ekstraksi aluminium dari sumbernya?
4. Untuk mengetahui bagaimana konfigurasi elektron serta sifat-sifat dari logam
aluminium?
5. Untuk mengetahui bagaimana cara-cara pembuatan aluminium di labor dan
industri?
6. Untuk mengetahui apa saja senyawa dari aluminium dan cara pembuatan serta
sifat senyawanya?
7. Untuk mengetahui apa saja kegunaan dari aluminium dan senyawanya dalam
kehidupan?
8. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan aluminium?
9. Untuk mengetahui bagaimana dampak penggunaan aluminium dalam
kehidupan serta pengaruhnya pada lingkungan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Aluminium adalah elemen (8,13%) logam yang paling melimpah di
kerak bumi dan setelah oksigen dan silikon, yang paling berlimpah ketiga dari
semua unsur di kerak. Karena afinitas yang kuat untuk oksigen , tidak ditemukan
dalam keadaan unsur tetapi hanya dalam bentuk kombinasi seperti oksida atau
silikat.
Unsur ini terletak pada golongan IIIA dan periode 3 sistem periodik.
Sejarah Aluminium
4
Gambar 2.1 De Morveau
(Sumber : http://www.wikipedia.com)
Pada tahun 1807, Sir Humphrey Davy mengusulkan nama untuk logam
aluminium ini, dan kemudian disetujui untuk menggantinya dengan aluminium.
(Sumber : http://www.wikipedia.com)
5
Gambar 2.3 Henry Christian Oersted
(Sumber : http://www.wikipedia.com)
6
proses Hall-Heroult, telah berhasil bertahan banyak upaya untuk
menggantikannya, ia tetap satu-satunya metode untuk memproduksi aluminium.
Alum (nama dimana unsur alumunium diambil) telah diketahui sejak dulu.
POTT (1746) menunjukkan Al berasal dari Alumina bumi yang khas yang
diisolasi oleh Margref (1754) dari tanah liat (lempung).
Alumina tersebut adalah oksida logam yang diselidiki oleh Davy (1808)
yang diisolasi dari Alumunium, logam tak murninya.
Logam murninya diperoleh Oersted (1824) dengan pemanasan
Ornalgame, dari kalsium dan alumunium klorida. Logam murni diperoleh oleh
Wohler (1827) dengan oksi kalium pada AlCl3. Busen (1854) menyediakannya
dengan elektrolisis, tetapi penyediaannya pertama kali secara skala industry
dengan 2 metode yaitu :
1) Deville (1854) dengan jalan reduksi dari Natrium Ammonium Klorida (NaICl4).
2) Pada tahun 1886 produksi Al dengan elektrolisis dari Alumina yang dilarutkan
dalam leburan kryolit yang dimulai secara serempak oleh Heroult (Prancis) dan
Charles Martin Hall (Amerika).
7
Gambar 2.2 Sell Hall-Heroult. (Sumber :http://ib.znate.ru/docs/index-
106476.html)
8
mineral yang telah disebut di atas, ia juga ditemukan di granit dan mineral-
mineral lainnya.
Aluminium merupakan logam yang paling banyak ditemukan di kerak
bumi (8.1%), tetapi tidak pernah ditemukan secara bebas di alam. Selain pada
mineral yang telah disebut di atas, ia juga ditemukan di granit dan mineral-
mineral lainnya. Bijih aluminium yang digunakan untuk produksi aluminium
adalah bauksit. Bauksit mengandung hidrat aluminium oksida, Al2O3.H2O, dan
Al2O3.3H2O serta oksida besi, silikon, titanium, sedikit tanah liat dan silikat.
Kadar Aluminium Oksida (Alumina) dapat mencapai 35% – 60%.
Sumber mineral aluminium adalah kriolit : Na3AlF6 dan bauksit :
Al2O3.2H2O Kriolit adalah sejenis campuran aluminium, natrium, dan kalsium
fluorida: (Na3AlF6). Bauksit adalah biji utama aluminium terdiri dari hydrous
aluminium oksida dan aluminium hidroksida.
Aluminium merupakan unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi setelah
oksigen dan silikon. Aluminium juga merupakan logam terpenting dari golongan
IIIA. Namun demikian aluminium tergolong logam yang relatif mahal karena
mineral yang dapat dijadikan sebagai sumber Aluminium sangat terbatas dan
senyawa aluminium sukar direduksi. Di alam aluminium terutama terdapat dalam
bentuk senyawa aluminosilikat (Al2Si2O5)(OH)4, yaitu suatu mineral yang
mengandung aluminium, silikon dan oksigen. Mineral itu tidak mempunyai nilai
komersial karena sukar diolah. Adapun mineral yang merupakan sumber
aluminium hanyalah bauksit (Al2O3nH2O). Mineral lainnya yang cukup bernilai
yaitu kriolit (Na3AlF6) dan veldspath/spat padang (KAlSi3O8). Di Indonesia bijih
aluminium (bauksit) terdapat di pulau bintan Riau dan Kalimantan Barat
(Zirkonium, https://nicechemistry.wordpress.com/2011/06/12/21/, 2011).
Secara ekonomi, bijih tambang yang terpenting dari alumunium adalah
bauksit (Alumunium Oksida Hidrat) dengan rumus molekul Al2O3.nH2O (padat).
Bijih alumunium juga terdapat secara luas sebagai alumunium silikat (terkandung
dalam tanah lempung), kriolit (Na3AIF6), dan bijih mika (Ahmad, http://uhibbu-
ilaiki.blogspot.co.id/, 2013).
9
2.3 Cara-Cara Ekstraksi Aluminium dari Sumbernya
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. (Rasid,
http://rasidunimed.blogspot.co.id/2010/12/ekstraksi.html, 2010).
Pembuatan Aluminium terjadi dalam dua tahap:
1. Proses Bayer
Merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh aluminium
oksida (alumina).
Al2O3
Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zat-
zat pengotor terutama Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-
zat yang tidak dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amfoter dari Al2O3.
Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor
utama dalam bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2,
Fe2O3, dan TiO2. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan
natrium hidroksida (NaOH),
10
Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan
sehingga diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3)
2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g)
2. Proses Hall-Heroult
Merupakan tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui
proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult,
aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana
baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya
elektrolisis dilakukan pada suhu 950 °C. Sebagai anode digunakan batang
grafit.
Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah
elektrolisis leburan Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2
dan 2-8% kriolit (Na3AlF6) yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur
Al2O3 (titik lebur Al2O3 murni mencapai 2000 °C), campuran tersebut akan
melebur pada suhu antara 850-950 °C. Anode dan katodenya terbuat dari
grafit. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
11
dalam pot di mana pada pot tersebut terikat serangkaian batang karbon
dibagian atas pot sebagai katoda. Karbon anoda berada dibagian bawah pot
sebagai lapisan pot, dengan aliran arus kuat 5-10 V antara anoda dan
katodanya proses elektrolisis terjadi. Tetapi, arus listrik dapat diperbesar
sesuai keperluan, seperti dalam keperluan industri. Alumina mengalami
pemutusan ikatan akibat elektrolisis, lelehan aluminium akan menuju kebawah
pot, yang secara berkala akan ditampung menuju cetakan berbentuk silinder
atau lempengan. Masing – masing pot dapat menghasilkan 66.000-110.000 ton
aluminium per tahun(Anonymous,2009). Secara umum, 4 ton bauksit akan
menghasilkan 2 ton alumina, yang nantinya akan menghasilkan 1 ton
aluminium (Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium, 2016).
Dalam sumber lain, dinyatakan juga metoda untuk mengambil logam
aluminium adalah dengan cara mengelektrolisis alumina yang terlarut dalam
cryolite. Metoda ini ditemukan oleh Hall di AS pada tahun 1886 dan pada saat
yang bersamaan oleh Heroult di Perancis. Cryolite, bijih alami yang ditemukan
di Greenland sekarang ini tidak lagi digunakan untuk memproduksi aluminium
secara komersil. Penggantinya adalah cariran buatan yang merupakan
campuran natrium, aluminium dan kalsium fluorida.
Aluminium merupakan logam yang paling banyak ditemukan di kerak
bumi (8.1%), tetapi tidak pernah ditemukan secara bebas di alam. Selain pada
mineral yang telah disebut di atas, ia juga ditemukan di granit dan mineral-
mineral lainnya.
Aluminium adalah salah satu logam terpenting yang tedapat dalam
kerak bumi. Bijih aluminium yang digunakan untuk produksi aluminium
adalah bauksit. Bauksit mengandung hidrat aluminium oksida, Al2O3.H2O, dan
Al2O3.3H2O serta oksida besi, silikon, titanium, sedikit tanah liat dan silikat.
Kadar Aluminium Oksida (Alumina) dapat mencapai 35% – 60%.
12
Al2O3(s) + 2OH-(aq) 2AlO2-(aq) + H2O(l)
SiO2(s) + 2OH-(aq) SiO32-(aq) + H2O(l)
Reaksi pemurnian:
Al2O3(s) + 2OH-(aq) + 3H2O(l) 2[Al(OH)4]-(aq)
SiO2(s) + 2OH-(aq) SiO32-(aq) + H2O(l)
2 [Al(OH)4]- + CO2 2 Al(OH)3(s) + CO32-(aq)
2 Al(OH)3 Al2O3 + 3 H2O
Elektrolisis:
Sel elektrolisis dibuat dari basa yang dilapisi grafit (katode), sedangkan
anode dibuat dari karbon.
13
Secara sederhana reaksi pada elektroda dapat ditulis sebagai berikut:
Katoda : 2 Al3+ + 6e 2Al
2-
Anoda : 3O 3/2 O2 + 6e
Dengan basa yang lebih kuat dari air seperti S2- atau CO32- akan
terbentuk endapan hidroksida.
14
anoda sedangkan elektroda yang menerima elektron dinamakan katoda. Jadi,
sebuah sel selalu terdiri dari dua bagian atau dua elektroda, setengah reaksi
oksidasi akan berlangsung pada anoda dan setengah reaksi reduksi akan
berlangsung pada katoda (Ahmad, http://uhibbu-ilaiki.blogspot.co.id/, 2013).
(Sumber : http://www.academiaedu.com)
16
2Al +N2 2AlN
4Al + 6S 2Al2O3
Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus
makanan, obat, dan rokok.
Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti
Duralium (campuran Al, Cu, mg) untuk pembuatan badan peswat.
Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O3.
Kekerasan
17
Kekerasan gabungan dari berbagai sifat yang terdapat dalam suatu
bahan yang mencegah terjadinya suatu deformasi terhadap bahan tersebut
ketika diaplikasikan suatu gaya. Kekerasan suatu bahan dipengaruhi oleh
elastisitas, plastisitas, viskoelastisitas, kekuatan tensil, ductility, dan
sebagainya. Kekerasan dapat diuji dan diukur dengan berbagai metode.
Yang paling umum adalah metode Brinnel, Vickers, Mohs, dan Rockwell.
Kekerasan bahan aluminium murni sangatlah kecil, yaitu sekitar
65 skala Brinnel, sehingga dengan sedikit gaya saja dapat mengubah
bentuk logam. Untuk kebutuhan aplikasi yang membutuhkan kekerasan,
aluminium perlu dipadukan dengan logam lain dan/atau diberi perlakuan
termal atau fisik. Aluminium dengan 4,4% Cu dan diperlakukan
quenching, lalu disimpan pada temperatur tinggi dapat memiliki tingkat
kekerasan Brinnel sebesar 135.
Ductility
Ductility didefinisikan sebagai sifat mekanis dari suatu bahan
untuk menerangkan seberapa jauh bahan dapat diubah bentuknya secara
plastis tanpa terjadinya retakan. Dalam suatu pengujian tensil, ductility
ditunjukkan dengan bentuk neckingnya; material dengan ductility yang
tinggi akan mengalami necking yang sangat sempit, sedangkan bahan yang
memiliki ductility rendah, hampir tidak mengalami necking. Sedangkan
dalam hasil pengujian tensil, ductility diukur dengan skala yang disebut
elongasi. Elongasi adalah seberapa besar pertambahan panjang suatu bahan
ketika dilakukan uji kekuatan tensil. Elongasi ditulis dalam persentase
pertambahan panjang per panjang awal bahan yang diujikan.
Aluminium murni memiliki ductility yang tinggi. Aluminium
paduan memiliki ductility yang bervariasi, tergantung konsentrasi
paduannya, namun pada umumnya memiliki ductility yang lebih rendah
dari pada aluminium murni, karena ductility berbanding terbalik dengan
kekuatan tensil, serta hampir semua aluminum paduan memiliki kekuatan
tensil yang lebih tinggi dari pada aluminium murni.
18
Dalam simber lain Zirkonium (2011), juga dijelaskan :
1. Aluminium Murni
Aluminium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan dicetak
dalam keadaan biasa, hanya memiliki kekuatan tensil sebesar 90 MPa, terlalu
lunak untuk penggunaan yang luas sehingga seringkali aluminium dipadukan
dengan logam lain.
Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan
dapat ditempa dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga
abu- abu, tergantung kekasaran permukaannya. Aluminium memiliki berat
sekitar satu pertiga baja, mudah ditekuk, diperlakukan dengan mesin, dicor,
ditarik (drawing), dan diekstrusi. Resistansi terhadap korosi terjadi akibat
fenomena pasivasi, yaitu terbentuknya lapisan Aluminium Oksida ketika
Aluminium terpapar dengan udara bebas. Lapisan Aluminium Oksida ini
mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh. Aluminium paduan dengan tembaga
kurang tahan terhadap korosi akibat reaksi galvanik dengan paduan
Tembaga.
Aluminium juga merupakan konduktor panas dan elektrik yang baik.
Jika dibandingkan dengan massanya, Aluminium memiliki keunggulan
dibandingkan dengan Tembaga, yang saat ini merupakan logam konduktor
panas dan listrik yang cukup baik, namun cukup berat. Aluminium murni
100% tidak memiliki kandungan unsur apapun selain Aluminium itu sendiri,
namun Aluminium murni yang dijual di pasaran tidak pernah mengandung
100% Aluminium, melainkan selalu ada pengotor yang terkandung di
dalamnya. Pengotor yang mungkin berada di dalam Aluminium murni
biasanya adalah gelembung gas di dalam yang masuk akibat proses
peleburan dan pendinginan / pengecoran yang tidak sempurna, material
cetakan akibat kualitas cetakan yang tidak baik, atau pengotor lainnya akibat
kualitas bahan baku yang tidak baik (misalnya pada proses daur ulang
Aluminium). Umumnya Aluminium murni yang dijual di pasaran adalah
Aluminium murni 99%, misalnya Aluminium Foil.
2. Aluminium Paduan
Elemen paduan yang umum digunakan pada aluminium adalah silikon,
magnesium, tembaga, seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970.
19
Secara umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu
akan meningkatkan kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik
lebur. Jika melebihi konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik
disertai meningkatnya kerapuhan akibat terbentuknya senyawa, kristal, atau
granula dalam logam.
Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya bergantung
pada konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses
perlakuannya hingga aluminium siap digunakan, apakah dengan penempaan,
perlakuan panas, penyimpanan, dan sebagainya.
a. Paduan Aluminium-Tembaga
a. Paduan Aluminium-Silikon
20
konsentrasi silikon lebih tinggi dari 15%, tingkat kerapuhan logam akan
meningkat secara drastis akibat terbentuknya kristal granula silika.
b. Paduan Aluminium-Magnesium
c. Paduan Aluminium-Tembaga
d. Paduan Aluminium-Mangan
e. Paduan Aluminium-Seng
21
lainnya, Aluminium dengan 5,5% seng dapat memiliki kekuatan tensil
sebesar 580 MPa dengan elongasi sebesar 11% dalam setiap 50mm bahan.
Bandingkan dengan aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki
kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi sebesar 6% setiap
50 mm bahan.
f. Paduan Aluminium-Lithium
g. Paduan Aluminium-Skandium
h. Paduan Aluminium-Besi
Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai
suatu "kecelakaan". Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran
dengan menggunakan cetakan besi yang tidak dilapisi batuan kapur atau
keramik. Efek kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya kekuatan
tensil secara signifikan, namun diikuti dengan penambahan kekerasan dalam
jumlah yang sangat kecil. Dalam paduan 10% silikon, keberadaan Fe sebesar
2,08% mengurangi kekuatan tensil dari 217 hingga 78 MPa, dan menambah
22
skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini terjadi akibat terbentuknya kristal
Fe-Al-X, dengan X adalah paduan utama aluminium selain Fe.
Felspar :
1. Felspar Orthoclase = Orthoclase K (AlSi3O8), Selsion
Ba(Al2Sc2O8)
2. Felspar Plangioklas = Albite Na (AlSi3O8), Anorthite Ca (Al2Sc2O8)
Mika :
1. Muschovite = mika putih CaI2(OH)2(AlSi3O10)
2. Biotite = Mika hitam KFe3(OH)2(AlSi3O10)
3. Margarite = CaAl2(OH)2(AlSi3O10)
4. Phlogopite = KMg3(OH)2(AlSi3O10)
Turmalin :
1. Augit AlSiO3
23
2. Ambligonit Li(AlF)PO4
3. Epidot Ca2(AlFe)2(AlOH)(SiO4)3
4. Hauyin (Na, Ca)4SO4(AlSiO4)3
5. Nosean Na4SO4(AlSiO4)3
6. Klorit (Mg, Fe)5Al(OH)8Si3O10
7. Agalmatolit Al2(OH)8Si3O10
2. Kaolin Al4(OH)8Si4O10
3. Natroline Na2(Al2Si3O10).2H2O
4. Heulandites Ca(Al2Si7O18).6H2O
5. Kabazite Ca(Al2Si4O12).6H2O
6. Analsite Na(AlSi2O6)H2O
7. Ultramarine Nag(AlSiO4)6S2
8. Sodalit Nag(AlSiO4)6Cl2
9. Moseon Nag(AlSIO4)6SO4
10. Slate : Batu tulis (lempung yang keras yang dibuat berlapis-lapis dengan
tekanan)
11. Oksida : Lorondum Al2O3, Diaspore Al2O3H2O, Gibbsite Al2O3.3H2O,
Bauksite (campuran dari Diaspore dan Gibbsote)
25
-Al2O3 bercampur dengan ion-ion logam transisi membentuk batu
permata (gem). Jenis campuran menentukan warna permata tersebut.
Contoh :
Ruby = - Al2O3 dan Cr3+ = merah.
Sapphire (nilon) = -Al2O3, Fe2+ dan Tc4+ = biru
Topaz (AL12Si6O25F10) = -Al2O3 dan Fe3+ = kuning
Amethyst = -Al2O3 dan Mn3+ = coklat-ungu.
26
Gambar 2.6 Topaz (Sumber: www.jewelinfo4u.com)
27
(Al(OH3)2) bersifat amfoter. Jika direaksikan dengan asam membentuk
geram-garam Aluminium
AlCl3 dapat terhidrolisis oleh air karena Al(OH)3 adalah basa lemah.
Al(OH)3 dapat larut (bereaksi) dengan larutan alkalis dari (NaOH dan KOH)
menghasilkan Alumina
3. Aluminat
Aluminat dapat dibuat denagn mereaksikan Al(OH)3 denagn basa
(NaOH, KOH, dll)
Al(OH)3 + NaOH NaAlO2 + 2H2O [Al(OH)4]-
Jika larutan ini ditambah butiran Al2O3 dan CO2 dalam larutan Alkalis
dan atom terbentuk Al2O3 (dilihat proses Bayer pada produksi Al).
CH3CH2-COOH CH3CH2-CH2OH
Asam propanoat
29
CH3.CH=CH-CHO CH3-CH=CH-CH2OH
Buta-2-enal 2 buten-1-ol
30
Aluminium panas dengan mengalirkan uap kasbomil klorida atau uap
klorida dan klor.
Cl Cl Cl
Al Al
Cl Cl Cl
Cl
Al
Cl Cl
31
Hidrat aluminium klorida larut cepat dalam air menghasilkan ion
[Al(OH)2]63+dan Cl-. Tidak seperti anhidratnya ia tak larut dalam pelarut-
pelarut organic dan tidak memiliki aktivitas katalis. Dimer kovalen
aluminium klorida dengan cepat pecah dalam kehadiran dari molekul yang
memiliki pasangan electron bebas untuk contoh dengan eter membentuk
aluminium klorida-eter tetra hedral dengan octet sempurna.
32
12. Aluminium nitrat (Al(NO3)3.9H2O)
Aluminium nitrat adalah garam yang dibuat dengan melarutkan
Al(OH)3 dalam asam nitrat encer, kemudian dipanaskan dan dikristalkan.
Al(OH)3 + HNO3 + H2O Al(NO3)3.9H2O
Terurai pada pemanasan membentuk alumina. Digunakan sebagai
mardan dan untuk penambahan pada thorium oksida dalam pembuatan gas
mentol.
Al Al
17. Bauksit
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral
dengan susunan terutama dari oksida alumunium, yaitu berupa mineral
bauhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3.3H2O). secara umum bauksit
mengandung (Al2O3) sebanyak 45-65%, SiO2 1-12%, Fe2O3 2-25%, TiO2>
3%, dan H2O 14-36%.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan
memungkinkan pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan
sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar
kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali.
Batuan tersebut yang berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan
serpihan batuan. Batuan tersebut akan mengalami proses laterisasi, yang
kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.
35
18. Mika
Mika adalah sejenis mineral. Kata “Mika” berasal dari bahasa latin
Micore “bergemerlapan”. Sebab mineral satu ini terlihat gemerlap
(khususnya saat berskala kecil).
Maka memiliki kuat dielektrik yang tinggi dan stabilitas kimiawi yang
sempurna,. Mika sering dijadikan bahan pembuatan kondensator untuk
penerapan frekuensi radio. Selain digunakan sebagai insulator dalam alat
listrik tegangan tinggi, mika yang juga merupakan bias ganda digunakan
untuk membuat lempeng gelombang paruh.
Karena tahan panas, mikalah yang digunakan (bukan kaca) dalam
berbagai jendela untuk kompor dan pemanas minyak tanah. Mika juga
dipakai untuk memisahkan konduktor listrik dalam kabel yang dirancang
untuk memiliki sebuah tingkat tahan api agar menyediakan integritas sirkuit.
Idenya adalah mencegah untuk bersatunya konduktor yang terbuat dari
logam agar tidak terjadi konsleting sehingga kabel tetap operasional saat
kebakaran, ini penting untuk berbagai aplikasi seperti penerangan darurat.
Peleburan ini menggunakan sel elektrolisis yang terdiri atas wadah dari
besi berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode (-) sedangkan
anode (+) adalah grafit. Campuran AL2O3 dengan kryolit dan AlF3
dipanaskan sehingga mencair pada suhu 9500C, kemudian dielektrolisis. Al
yang terbentuk berupa zat cair dan terkumpul di dasar wadah lalu
dikeluarkan secara periodic ke dalam cetakan untuk mendapatkan
alumunium batangan. Anode grafit terus menerus dihabiskan karena bereaksi
dengan O2 sehingga harus diganti dari waktu ke waktu.
Untuk mendapatkan alumunium kembali, dengan cara peleburan
Alumunium lebih boros energi dari pada daur ulang. Karena harus mengolah
logam alumunium dalam kandungan bauksit yaitu masih harus memisahkan
alumunium dari logam-logam lain yang terdapat dalam senyawa bauksit /
Aluminasilikat. Sedangkan pada daur ulang, Alumunium hanya
36
membutuhkan energy sedikit karena hanya alumunium bebas yang
diolahnya.
20. Anodizing
37
Peleburan Alumina
Peleburan ini menggunakan sel elektrolisis yang terdiri atas wadah dari besi
berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode (-) sedangkan anode (+)
adalah grafit. Campuran AL2O3 dengan kryolit dan AlF3 dipanaskan sehingga
mencair pada suhu 9500C, kemudian dielektrolisis. Al yang terbentuk berupa zat
cair dan terkumpul di dasar wadah lalu dikeluarkan secara periodic ke dalam
cetakan untuk mendapatkan alumunium batangan. Anode grafit terus menerus
dihabiskan karena bereaksi dengan O2 sehingga harus diganti dari waktu ke
waktu.
Untuk mendapatkan alumunium kembali, dengan cara peleburan
Alumunium lebih boros energi dari pada daur ulang. Karena harus mengolah
logam alumunium dalam kandungan bauksit yaitu masih harus memisahkan
alumunium dari logam-logam lain yang terdapat dalam senyawa bauksit /
Aluminasilikat. Sedangkan pada daur ulang, Alumunium hanya membutuhkan
energy sedikit karena hanya alumunium bebas yang diolahnya.
Anodizing
Sebenarnya alumunium merupakan logam yang aktif dari pada besi,
alumunium berkarat dengan cepat membentuk oksida alumunium (Al2O3).
Walaupun alumunium mudah bereaksi dengan oksigen, namun permukaan Al
akan segera dilapisi oleh alumunium oksida yang sangat tipis sekitar 10-10 dari
sifat Al2O ini sangat lama, stabil dan tidak berpori sehingga dapat melindungi Al
di bawahnya dari oksidasi lebih lanjut.
2Al(s) + 3H2O Al2O3(s) + 6H+ + 6e-
Perlindungan terhadap logam Al dapat diperbesar dengan cara mempertabal
lapisan oksidanya melalui proses yang disebut anodasi (Anodising). Alumunium
hasil anodising tahan terhadap korosi dan goresan, lapisan ini tidak menghantar
listrik dan transparan. Pada proses ini alumunium yang dianodasi bertindak
sebagai anoda dalam proses elektrolisis larutan asam sulfat encer. Dan sebagai
katoda dapat digunakan baja, timbale dan alumunium.
Lapisan oksida hasil anodasi dapat mencapai ketebalan sekitar 10-5 m.
lapisan ini mengandung sedikit ion sulfat dan mempunyai pori-pori yang jaraknya
38
teratur. Pori-pori ini dapat menyerap zat warna, sehinga alumunium dapat diberi
zat warna.
Untuk mencegah pengotoran, pori-pori hasil anodasi alumunium ini perlu
ditutup dengan cara memasukkannya dalam air mendidih selama beberapa menit.
Pada pemanasan ini sebagai oksida mengalami hidraksi kemudian mengembang
dan menutupi pori-pori.
Contoh-contoh alumunium anodizing yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu;
Untuk membuat panic dan berbagai perkakas dapur
Bingkai
Kerangka bangunan (panel dinding)
Kusen pintu dan jendela
AlCl3 + K Al + 3KCl
Sekarang Alumunium diproduksi secara industri dengan metode Hall-
Herdult. Mineral yang menjadi sumber komersial aluminium adalah bauksit
Bauksit mengandung aluminium dalam bentuk aluminium oksida (Al2O3).
Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni .Pada proses ini dapat
dilakukan melalui dua tahap yaitu:
1. Tahap pemurnian bauksit sehingga diperoleh aluminium oksida murni
(alumina)
2. Tahap peleburan alumina dengan elektrolisis
39
bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2.
Caranya dengan melarutkan bauksit dalam larurtan Natrium Hidroksida
(NaOH).
𝐴𝑙203(𝑠) + 2𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) + 3𝐻2𝑂(𝑙) 2𝑁𝑎𝐴𝑙(𝑂𝐻)4(𝑎𝑞)
2. Elektrolisis
Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi
melalui proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult.
Sel elektrolisis terbuat dari Baja. Sebagai anode digunakan batang
grafit, sedangkan katodenya adalah wadah sel yag terbuat dari Baja yag
40
berlapis grafit. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan
dalam lelehan kriolit (Na3AlF6).
41
yaitu dengan cara melarutkan oksida ke dalam kriyolit cair (Na3AlFe), titik
didih tersebut turun menjadi 8000C - 10000C dengan bantuan arus listrik.
ion Al3+ yang berukuran kecil dan bermuatan besar menarik elektron dalam
ikatan kordinan O-H dari air, sehingga bertindak sebagai basa menerima
proton. Ion Alumunium Hidrat bertindak sebagai atom dalam larutan air.
Jika larutan berisi basa yang lebih kuat seperti CO32- atau S2-
akan terbentuk
endapan hidroksida.
Reaksi yang sama juga terjadi jika ditambah NaOH (basa lebih kuat).
Jika NaOH berlebih, maka NaOH akan larut. Reaksinya adalah sebagai
berikut:
42
4Al + 3O2 2Al2O3
2Al + N2 AlN
Dapat mereduksi Fe2O3 disertai pelepasan panas yang besar (proses Alumino
thermi), untuk mengelas baja :
Gambar 2.8 Bauksit, sepanjang 4 cm dan ditambang di Little Rock, Arkansas, Amerika Serikat.
(Sumber :http://lib.znate.ru/docs/index-106476.html)
27
Isotop aluminium yang terdapat di alam adalah isotop Al, dengan
persentase sebesar 99,9%. Isotop 26Al juga terdapat di alam meski dalam jumlah
yang sangat kecil. Isotop 26Al merupakan radioaktif dengan waktuparuh sebesar
720000 tahun. Isotop aluminium yang sudah ditemui saat ini adalah aluminium
43
27
dengan berat atom relatif antara 23 hingga 30, dengan isotop Al merupakan
isotop yang paling stabil.
Difusi atom di tentukan oleh macam atom, tetapi pada umumnya sangat
lambat pada temperature biasa dengan pencelupan dingin kekosongan atom
tetap ada, jadi dengan berjalannya waktu struktur atom bisa berubah, yang
menghasilkan perubahan sifat-sifatnya. Perubahan sifat-sifat dengan berjalannya
waktu pada umumnya di namakan penuaan. Apabila proses itu berjalan pada
temperature kamar di namakan penuaan ilmiah, sedangkan apabila proses itu
terjadi pada temperatur lebih tinggi dinamakan penuaan buatan.
44
2.7 Kegunaan dari Aluminium dan Senyawanya
Aluminium banyak sekali kegunaannnya, sesuai sifat-sifatnya seperti :
2. Ringan, tahan korosi, dan tidak beracun, maka digunakan untuk alat-alat
rumah tangga, seperti panci, wajan, dan lain-lain.
(Sumber : http://www.blogspot.com)
4. Daya hantar listrik 2 kali lebih besar dari tembaga, maka aluminium
digunakan sebagai kabel pada tiang listrik.
5. Paduan aluminium dengan logam lain menghasilkan logam yang kuat dan
tegar, seperti duralim (campuran Al, Cu, dan Mg) digunakan untuk rangka
bangunan
45
6. Tawas digunakan untuk proses penjernihan air dan pengolahan tahu
47
Dalam bentukpowder (bubuk) mudah terbakar dengan mengeluarkan
dinar yangsangat terang dan meledak di udara jika dipanaskan.
Dapat merusak kulit jika terkena panasnya
Dapat merusak otak (menyebabkan Alzheimer)
Dapat menyebabkan kerusakkan DNA
Dapat disfungsi ginjal, serta diduga dapat memicu kanker payudara
Dapat menyebabkan kerusakan otak, luka usu dan lambung, penyakit
gastrointestinal, Parkinson's Disease, masalah kulit, retardasi mental
pada bayi, gangguan belajar pada anak, penyakit hati, sakit kepala, mual
mulas, sembelit, kurangnya energi dan perut kembung.
2. Senyawa Aluminium
48
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aluminium ialah unsur kimia dengan lambangnya ialah Al, dan nomor
atomnya 13 dan termasuk logam yang paling berlimpah.
Aluminium adalah logam terbanyak yang terdapat pada mineral batuan
kerak bumi tetapi unsur ini tidak terdapat di alam dalam keadaan bebas
tetapi dalam bentuk senyawa
Pembuatan Alumunium dilakukan dengan mineral yang menjadi sumber
komersial aluminium yaitu bauksit. Bauksit mengandung aluminium dalam
bentuk aluminium oksida (Al2O3). Pengolahan aluminium menjadi
aluminium murni .Pada proses ini dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu:
1. Tahap pemurnian bauksit sehingga diperoleh aluminium oksida murni
(alumina)
2. Tahap peleburan alumina dengan elektrolisis
Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan
untuk alat-alat rumah tangga, seperti panci, wajan, dan lain-lain. Selain itu,
dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus makanan,
obat-obatan, rokok, dan lain-lain. Digunakan juga sebagai kabel pada tiang
listrik. Serbuk alumunium digunakan sebagai serbuk untuk pengelas atau
penghasil energi untuk endorong pesawat ulang-alik (reaksi ternit). Paduan
aluminium dengan logam lain seperti duralim (campuran Al, Cu, dan Mg)
digunakan untuk rangka bangunan. Digunakan untuk aliasi untuk bahan
bangunan kendaraan mobil dan bangunan.
49
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia.2001. Kimia Unsur dan Radio Kimia. Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti
51