+
2𝐴𝑙(𝑠) + 6𝐻2 𝑂(𝑙) → 𝐴𝑙2 𝑂3(𝑠) + 6𝐻3 𝑂(𝑎𝑞) + 6𝑒
(reaksi ini tidak berlanjut manakala anode Al telah terlapis rata oleh Al2O3)
+
6𝐻3 𝑂(𝑎𝑞) + 6𝑒 → 6𝐻2 𝑂(𝑙) + 𝐻2(𝑔)
- Proses Bayer
- Proses Hall-Heroult
Bijih aluminum yang penting sebagai sumber aluminum adalah bauksit.
Bauksit yang dihasilkan dari tambang dihancurkan kemudian dihaluskan menjadi
serbuk menggunakan alat-alat tertentu, biasanya Ballmil. Setelah halus
ditambahkan larutan NaOH pekat untuk melarutkan Al2O3 yang ada dalam bauksit
sedangkan zat lain tidak larut.
Al2O3(s) + 2NaOH(aq) ―→ 2NaAlO2(aq) + H2O(l)
Setelah dilakukan pemisahan larutan NaAlO2 diasamkan sehingga terbentuk
endapan Al(OH)3.
NaAlO2(aq) + H2O(l) + HCl(aq) ―→ Al(OH)3(s) + NaCl(aq)
Al2O3 inilah yang akan direduksi menjadi aluminium secara elektrolisis dalam
suatu bejana yang disebut sel Hall-Heroult. Sebelum proses elektrolisis
dilangsungkan alumina dilelehkan terlebih dahulu dalam kriolit. Fungsi kriolit
disini untuk menurunkan titik leleh alumina yang awalnya sekita 2000°C menjadi
900°C.Lelehan alumina yang diperoleh kemudian dimasukan ke dalam suatu
bejana untuk proses elektrolisis yang disebut sel Hall-Heroult. Bejana yang
digunakan terbuat dari besi dilapisi grafit yang sekaligus bertindak sebagai katoda.
Sedangkan anoda digunakan batang-batang grafit yang dicelupkan ke dalam
larutan.
Ketika arus listrik dijalankan ion-ion Al3+ yang ada dalam larutan akan
bergerak menuju katoda, yang kemudian direduksi menjadi aluminium cair
sedangkan ion-ion O2ˉ akan bergerak menuju anoda kemudian dioksidasi menjadi
gas oksigen. Berikut reaksi yang terjadi dalam sel elektrolisis
Al2O3(l) ―→ 2Al3+(aq) + 3O2‾(aq)
Katoda : Al3+(l) + 3e ―→Al(l) × 4
Anoda : 2O2‾(l) ―→ O2(g) + 4e × 3
Alat :
1. Larutan NaOH 1M
Reaksi:
2Al(s) + 2NaOH(l) + 6H2O(aq) 2Na[Al(OH)4] + 3H2
3Hg2+ + 2Al 2Al3+ + 6Hg
2. Sepotong kecil Al
Tabung reaksi 1:
Tabung reaksi 2:
Tabung reaksi 3:
3. 1 ml Larutan Al(SO4)3
0,1M
- Dimassukkan ke tabung reaksi
- Diamati
Hasil
Reaksi:
4. 1 ml larutan percobaan 3
Endapan
Endapan
5. 1 ml larutan Al2(SO4)3
-Disaring
Residu Filtrat
- Dipindahkan kedalam
tabung reaksi
- Ditambahkan NaOH
sampai larut
Hasil
Reaksi:
6(NH4)2SO4(aq)
Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. - NaOH: larutan - Lar NaOH + Al (s) + NaOH (aq) Reaksi Al dengn
1 mL larutan NaOH 1 M tak berwarna Lempeng Al : → NaAlO3 (aq) + H2 NaOH menghasilkan
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Lempeng ada gelembung (g) gas H2, hal ini
- Dimasukkan sepotong kecil lempeng
Aluminium : gas, larutan menunjukkan bahwa
aluminium 3 Al (s) + 3 HgCl2
perak tidak berwarna aluminium bersifat
(aq) → 2 AlCl3 (aq)
Timbul gas mengkilap - Lempeng reaktif. Selain itu
+ 3 H2 (g)
mengkilap dibuktikan dengan
- Diambil lempeng aluminium
- Dicuci dengan air dicuci : Al (s) + Hg (aq) → terbentuknya
AlHg (amalgam)
- Digosok dengan kapas yang lempeng amalgam.
dibasahi HgCl2 0,1 M mengkilap
- Dibiarkan beberapa menit sampai
- Kapas dibasahi
kering
- Diamati perubahan HgCl2 : kapas
menghitam,
Hasil pengamatan
lempeng Al
berwarna abu –
abu
- Lempeng Al
semakin rapuh
2. Reaksi Al dengan NaOH, Na2CO3, dan - Lempeng Al: - Al + NaOH: Al (s) + NaOH (aq) Logam Al dapat
HCl
berwarna larutan tidak → NaAlO3 (aq) + H2 bereaksi dengan
Tabung Tabung Tabung perak berwarna, (g) NaOH, Na2CO3, dan
1 2 3
mengkilap timbul HCl membentuk
2Al (s) + 2Na2CO3
- (+) - (+) - (+) - Larutan NaOH gelembung gas gelembung gas.
NaOH NaOH NaOH (aq) → 2NaAl(OH)4
0,1 M: tidak (+++) Urutan kereaktifan
0,1 M 0,1 M 0,1 M (aq) + CO2 (aq) + H2
1mL 1mL 1mL berwarna - Al + Na2CO3 Al adalah :
(g)
- (+) - Larutan panas: larutan NaOH > Na2CO3 >
sepotong - (+) - (+)
sepotong sepoto Na2CO3 0,1 M: tidak berwarna, 2 Al (s) + 6 HCl (aq) HCl
logam Al
logam Al ng tidak berwarna timbul → 2 AlCl3 (s) + 3 H2
Hasil Hasil logam
- Larutan HCl gelembung gas (g)
Al
Hasil
0,1 M: tidak (++)
berwarna - Al + HCl:
larutan tidak
berwarna,
timbul
gelembung gas
(+)
3. Reaksi Lar. Al2(SO4)3 dengan kertas - Larutan Kertas lakmus biru Kertas lakmus Berdasarkan
Lakmus
Al2(SO4)3: berubah menjadi berubah menjadi percobaan ini dapat
Larutan Al2(SO4)3
tidak berwarna merah dan kertas merah disimpulkan bahwa
- Dimasukkan tabung reaksi - Kertas lakmus lakmus merah senyawa Al2(SO4)3
- Diuji dengan kertas lakmus : merah tetap menjadi bersifat asam
4. Reaksi Lar. Al2(SO4)3 dengan NaOH dan - Al2(SO4)3 + Al2(SO4)3 (aq) + 6 Senyawa Al (larutan
- Larutan
HCl
NaOH (10 NaOH (aq) → 2 Al2(SO4)3 ) dapat
Al2(SO4)3 :
1 mL larutan Al2(SO4)3 0,1 M
tetes): lar. Putih Al(OH)3 (s) + 3 bereaksi dengan
larutan tidak
- Dimasukkan ke dalam tabung ada endapan Na2SO4 (aq) asam maupun basa.
berwarna
reaksi - + 20 tetes Senyawa ini bersifat
- Ditambah larutan NaOH 1 M - NaOH : Al(OH)3 (s) + NaOH
tetes demi tetes NaOH : amfoter.
larutan tidak (aq) → Na[Al(OH)4]
endapan larut,
berwarna (aq)
Terdapat endapan larutan tak
- HCl : larutan
tidak berwarna berwarna Na[Al(OH)4] (aq) +
- Ditambah larutan NaOH 1 M
sampai endapan larut - + 15 tetes HCl: HCl (aq) → Al(OH)3
- Ditambah beberapa tetes larutan larutan putih (s) + H2O (l) + NaCl
HCl 1 M sampai terbentuk endapan
ada endapan (aq)
- Ditambahkan HCl lagi hingga
endapan larut - + 25 tetes HCl :
Al(OH)3 (s) + 3 HCl
- Dihitung dan dibandingkan jumlah endapan larut,
tetesan (aq) → AlCl3 (aq) +
larutan tak
3 H2O (l)
Hasil pengamatan berwarna
5. Reaksi Lar. Al2(SO4)3 dengan (NH4)2S - Larutan - Al2(SO4)3 (aq) Al2(SO4)3 (aq) + Al2(SO4)3 dapat
Al2(SO4)3 0,1 + (NH4)2S: (NH4)2S (aq) + 6 bereaksi dengan
1 mL larutan Al2(SO4)3 0,1 M M: tidak larutan H2O (l) → 2 (NH4)2S membentuk
- Ditambah sedikit larutan berwarna berwarna Al(OH)3 (s) + 3 H2S senyawa Al(OH)3
(NH4)2S - Larutan kuning (g) + 3 (NH4)2SO4 yang ditandai dengan
- disaring (NH4)2S: tidak - Filtrat: lar (aq) endapan putih.
berwarna berwarna Al(OH)3 (s) + NaOH Endapan ini larut
Residu Filtrat - Larutan NaOH kuning (aq) → Na[Al(OH)4] ketika ditambahkan
0,1 M : tidak - Residu (aq) NaOH.
berwarna berwarna
kuning
Residu
- Residu + dicuci
- Dicuci dengan air panas : residu
- Dipindahan pada tabung
berwarna kunig
reaksi dengan sedikit air
- + NaOH 0,1 M sampai keputihan
endapan larut kembali - + Aquades : lar
(dihitung jumlah tetesan)
tidak berwarna.
Endapan larut Ada endapan
- + NaOH 3 mL :
lar berwarna
putih endapan
larut
VIII. Analisis dan Pembahasan
Pada percobaan yang dilakukan pada hari Selasa, 16 April 2019 pukul
09.30-12.00 dengan judul “Alumunium” yang bertujuan untuk mengetahui sifat-
sifat alumunium dan senyawanya. Aluminium murni adalah logam berwarna putih
keperakan dengan banyak karakteristik yang diinginkan. Aluminium ringan, tidak
beracun (sebagai logam), nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium sangat
lunak dan kurang keras. Aluminium adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan
pada harga potensial reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam.
Aluminium adalah unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak
ditemukan dalam bentuk unsur bebas. Walaupun senyawa aluminium ditemukan
paling banyak di alam, selama bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang
ekonomis untuk memperoleh logam aluminium dari senyawanya (Achmad,
Hiskia. 2018)
Langkah pertama yaitu dengan menyiapkan alat dan bahan. Kemudian alat-
alat yang diguankan untuk percobaan dicuci dan di bersihakan agar terhindar dari
kontaminan yang bisa menyebabkan dan mempengaruhi hasil percobaan. Terdapat
4 percobaan.
Percobaan 1
Setelah alumuium bereaksi dengan NaOH dan menghasilkan gas H2. Adanya
gas H2 menunjukkan bahwa alumunium bersifat reaktif. Alumunium pada tabung
reaksi, diambil menggunakan spatula. Kemudian disiapkan kapas, lalu ditetesi
larutan HgCl2. Setelah kapas tersebut basah, alumunium tersebut di letakkan pada
kapas yang telah ditetesi larutan HgCl2. Digosok-gosokkan antara kapas dan
alumunium. Fungsi dilakukan penggosokan yaitu agar alumunium bereaksi
dengan larutan HgCl2. Reaksi yang terjadi yaitu
Al (s) + Hg2+ (aq) → AlHg (amalgaam)
Percobaan 2
Larutan tidak berwarna dan timbul gelembung gas (+++). Gas yang dihasilkan
yaitu gas H2, ditandai dengan tidak ada warna dari gas tersebut dan tidak berbau.
Pada tabung reaksi kedua, ditambahkan larutan Na2CO3 0,1 M yang sebelumnya
telah dipanaskan menggunakan pembakar spirtus. Fungsi pemanasan yaitu
melarutkan logam Al. kemudian, larutan Na2CO3 di pipet sebanyak 1 mL dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Reaksi yang terjadi yaitu
Pada tabung reaksi ketiga, ditambahkan larutan HCl 0,1 M menggunakan pipet
sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 3. Reaksi yang terjadi
yaitu
Yang dihasilkan yaitu larutan tidak berwarna dan timbul gelembung gas (++).Gas
yang dihasilkan yaitu gas H2, ditandai dengan tidak ada warna dari gas tersebut
dan tidak berbau.
Percobaan 3
Percobaan 4
Endapan putih terbentuk karena hasil reaksi antara Al2(SO4)3 dengan NaOH yakni
Al(OH)3. Ksp dari senyawa Al(OH)3 yakni Ksp = 2x10-32 mol4/L4 sehingga
senyawa tersebut sukar larut.Kemudian, ditambahkan lagi larutan NaOH 0,1M
tetes demi tetes ke dalam tabung reaksi. Penambahan larutan NaOH ditambahkan
sampai endapan larut. jumlah tetesan NaOH yaitu 20 tetes, endapan tepat larut.
Reaksi yang terjadi yaitu
Na[Al(OH)4] (aq) + HCl (aq) → Al(OH)3 (s) + H2O (l) + NaCl (aq)
Setelah itu, ditambahkan lagi larutan HCl 0,1 M tetes demi tetes sampai endapan
yang terbentuk larut. Jumlah tetesan yaitu 25 tetes
Percobaan 5
Al2(SO4)3 (aq) + (NH4)2S (aq) + 6 H2O (l) → 2 Al(OH)3 (s) + 3 H2S (g) + 3
(NH4)2SO4 (aq)
Perubahan yang terjadi dari reaksi diatas yaitu larutan berwarna kuning dengan
adanya endapan kuning. Larutan yang dihasilkan memiliki bau yang menyengat.
Kemudian larutan pada tabung reaksi disaring menggunakan kertas saring
sehingga mendapatkan residu dan filtrate. Filtrate yang di dapat yaitu larutan
berwarna kuning dan residu yaitu berwarna kuning. Residu yang berada pada
kertas saring di cuci menggunakan air panas menggunakan pipet. Fungsi
pencucian yaitu untuk melarutkan (NH4)2SO4 sehingga hanya ada endapan
Al(OH)3. perubahan yang terjadi yaitu endapan berwarna putih. Residu yang telah
dicuci, dipindahkan pada tabung reaksi yang lain dan ditambahkan larutan NaOH
0,1M sebanyak 3 mL. perubahan yang terjadi yaitu larutan berwarna putih dan
endapan larut. Reaksi yang terjadi yaitu
Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia . Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti.
Lee, J.D.. 1996. Concise Inorganic Chemistry 4th edition. London: Chapman &
Hall.
Ranawijaya, J. (1985). Ilmu Kimia 2. Jakarta: Depdikbud.