Anda di halaman 1dari 39

I.

JUDUL PERCOBAAN : Klor, Brom, dan Iod


II. TANGGAL PERCOBAAN
Mulai : Selasa, 27 Februari 2019; pukul 09.30 WIB
Selesai : Selasa, 27 Februari 2019; pukul 12.00 WIB
III. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui sifat-sifat klor, brom, iod dan senyawanya.
2. Mengitentifikasi klor, brom, iod dan senyawanya.
3. Mengetahui cara pembuatan gas klor, brom, iod.
IV. TINJAUAN PUSTAKA :
Halogen merupakan golongan yang berada pada golongan
VIIA. Halogen berasal dari kata“halit” yang artinya garam, Halogen sendiri dapat
diartikan sebagai pembentuk garam. Golongan halogen merupakan golongan yang
sangat reaktif menangkap elektron (oksidator). Pada umumnya golongan
halogen menangkap satu elektron untuk memenuhi kulit terluarnya. Karena
kereaktifannya sangat tinggi halogen tidak mungkin ada dalam keadaan bebas di
alam. Contoh unsur yang berada pada golongan ini antara lain Klorin (Cl), Bromin
(Br),dan Iodium (I) (Lutfi, 2016).
Berikut sifat fisik dan kimia dari beberapa unsur golongan halogen :
Tabel 1. Sifat fisik halogen
Tabel 2. Sifat kimia halogen

1. Klorin
Di alam, klor ditemukan hanya dalam keadaan bersenyawa, terutama
dengan natrium sebagai garam (NaCl), karnalit dan silfit. Klor tergolong dalam
grup unsur halogen (pembentuk garam)dan diperoleh dari garam klorida dengan
mereaksikan zat oksidator atau lebih sering dengan proses elektrolisis.
Merupakan gas berwarna kuning kehijauan dan dapat bersenyawa dengan
hampir semua unsur. Pada suhu 10oC, satu volume air dapat melarutkan 3.10
volume klor, sedangkan pada suhu 30oC hanya 1.77 volume. Kebanyakan klor
diproduksi untuk digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi,
pemutihan kertas, desinfektan, dan proses tekstil. Lebih jauh lagi, klor digunakan
untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon tetraklorida, dan ekstraksi brom.
Klor juga digunakan secara besar-besaran pada proses pembuatan kertas, zat
pewarna, tekstil, produk olahan minyak bumi, obat-obatan, antseptik,
insektisida, makanan, pelarut, cat, plastik, dan banyak produk lainnya (Lee,
1991).
Cara pembuatan, identifikasi & sifat :
a. Asam sulfat pekat : klorida itu terurai banyak dalam keadaan dingin.
Penguraian akan sempurna pada pemanasan, yang disertai dengan pelepasan
hydrogen klorida.
Cl + H2SO4 HCl + HSO4-
Produk ini dapat dikenali :
 Dari baunya yang merangsang & dihasilkannya asap putih, yang terdiri
dari butiran halus asam klorida, ketika kita menutup melintasi mulut
tabung.
 Dari pembentukan kabut putih ammonium klorida, bila sebatang kaca
yang dibasahi dengan laritan ammonia dipegang dekat mulut.
 Dari sifatnya yang mengubah kaertas lakmus biru menjadi merah.
b. Mangan dioksida & asam sulfat pekat : jika klorida padat dicampur dengan
mangan dioksida. Produk pengendapan yang sama banyaknya, lalu
ditambahkan asam sulfat pekat dan campuran dipanaskan perlahan-lahan.
Klor akan dibebaskan yang dapat diidentiikasi dri baunya yang menyesakkan
nafas, wananya yang kehijauan, sifatnya yang memutihkan kertas lakmus
basah, dan mengubah kertas kalium iodide kanji menjadi biru. Hidrogen
klorida yang mula-mula terbentuk, dioksidasikan menjadi klor.
MnO2 + 2H2SO4 + 2Cl- Mn2+ + Cl2 + 2SO42- +H2O
c. Larutan perak nitrat : endapan perak klorida, AgCl yang seperti dadih & putih.
Ia tak larut dalm air dan dalam asam nitrat encer, tetapi larut dalam larutan
amnia encer dan dalam larutan-larutan kalium sianida dan tiosulfat.
Cl- + Ag+ AgCl
AgCl + 2NH3 [Ag(NH3)2]+ + Cl-
[Ag(NH3)2] + Cl- + 2H+ AgCl + 2NH4+
Jika endapan perak klorida ini disaring, dicuci dengan air suling, dan lalu
dikocok dengan larutan natrium arsenat, endapan diubah menjadi perak
arsenit yang kuning (perbedaan dari perak bromide dan perak iodide, yang
tak dipengaruhi oleh pengolahan ini). Reaksi ini boleh dipakai sebagai uji
pemisahan terhadap klorida.
3AgCl + AsO33- Ag3AsO3 + 3Cl- (Vogel, 1985)

Senyawa klorin juga dapat dibuat dalam skala labooratorium dengan cara :
a. Proses Weldon
Dengan memanaskan campuran MnO2, H2SO4, dan NaCl
Na2SO4 + MnSO4 + H2O + Cl2→MnO2 + 2H2SO4 + 2NaCl
b. Mereaksikan CaOCl2 dan H2SO4
CaSO4 + H2O + Cl2→CaOCl2 + H2SO4
c. Mereaksikan KMnO4 dan HCl
2KCl + MnCl2 + 8H2O + 5Cl2→KMnO4 + HCl
2. Bromida
Brom termasuk ke dalam golongan halogen. Diperoleh air garam alamiah
dari sumber mata air di Michigan dan Arkansas. Brom juga diekstrak dari air
laut, dengan kandungan hanya sebesar 82 ppm. Brom adalah satu-satunya unsur
cair non logam. Sifatnya berat, mudah bergerak, cairan berwarna coklat
kemerahan, mudah menguap pada suhu kamar menjadi uap merah dengan bau
yang sangat tajam, menyerupai klor, dan memiliki efek iritasi pada mata dan
tenggorokan. Brom mudah larut dalam air atau karbon disulfida, membentuk
larutan berwarna merah, tidaak sekuat klor tapi lebih kuat dari iod. Dapat
bersenyawa dengan banyak unsur dan memiliki efek pemutih. Ketika brom
tumpah ke kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom mengakibatkan
bahaya kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja harus
diperhatikan selama menanganinya (Sugiyarto, 2004).
Cara pembuatan, identifikasi & sifat :
a. Asam sulfat pekat : jika asam sulfat pekat dituangkan ke atas kalium bromida
padat, mula-mula terbentuk larutan coklat-kemerahan, kemudian uap brom
yang coklat-kemerahan menyertai hydrogen pbromida (berasap dalam udara
lembab) yang dilepaskan :
KBr + H2SO4 HBr + HSO4- + K+
2KBr + 2H2SO4 Br2 + SO2 + SO42- + 2K+ + 2H2O
Reaksi-reaksi ini dipercepat dengan memanaskan.
b. Mangan dioksida & asam sulfat pekat : Bila campuran suatu bromide padat,
mangan dioksida produk pengendapan, dan asam sulfat pekat dipanaskan, uap
brom yang coklat-kemerahan dilepaskan, dan brom dikenali :
 Dari baunya yang sangat merangsang
 Dari sifatnya yang memutihkan kertas lakmus
 Dari sifatnya menodai kertas kanji menjadi merah-jingga
 Dari perwarnaan merah yang dihasilkan diatas kertas saring yang dijenuhi
fluoresin
c. Larutan perak nitrat : endapan seperti dadih yang berwarna kuning-pucat,
perak bromida AgBr, yang sangat sedikit larut dalam larutan ammonia encer,
tetapi mudah larut salam larutan ammonia pekat. Endapan juga larut dalam
larutan kalium sianida dan natrium tiosulfat, tetapi tidak larut dalam asam
nitrat encer.
Br- + Ag+ AgBr
d. Air klor : penambahan reagensia ini setetes demi setetes kepada larutan suatu
bromide akan membebaskan brom bebas, yang mewarnai larutan itu merah-
jingga. Jika karbon disulfide, kloroform, membentuk larutan coklat-
kemerahan dibawah lapisan air yang tak berwarna. Dengan air klor
berlebihan, brom diubah menjadi brom monoklorida yang kuning, atau
menjadi asam hipobromit, atau bromate yang tak berwarna, serta dihasilkan
larutan yang kuning pucat atau tak berwarna (perbedaan dari iodide)
2Br- + Cl2 Br2 +2Cl-
Br2 + Cl2 2BrCl
Br2 +Cl2 + 2H2O 2OBr- + 2Cl- + 4H+
Br2 + 5Cl2 + 6H2O 2BrO3- + 10Cl- + 12H+
(Vogel, 1985)
3. Iodida
Iod atau Yodium yang sangat murni dapat diperoleh dengan mereaksikan
kalium iodida dengan tembaga sulfat. Ada pula metode lainnya yang sudah
dikembangkan.
Iod adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap
pada suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk
senyawa dengan banyak unsur, tapi tidak sereaktif halogen lainnya, yang
kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Iod
mudah larut dalam kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfida yang
kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut
dalam air (Sugiyarto, 2004).
a. Asam sulfat pekat : dengan iodide padat, iod akan dibebaskan, pada
pemanasan, uap lembayung dilepaskan, yang mengubah kertas kanji menjadi
biru. Sedikit hydrogen iodide terbentuk, ini dapat dilihat dengan meniup
melintasi mulut bejana, pada mana dihasilkan asap putih, tetapi kebanyakan
darinya mereduksi asam sulfat itu menjadi belerangg dioksida, hydrogen
sulfide, dan belerang, yang perbandingan relative mereka bergantung pada
konsentrasi reagensia-reagensia.
2I- + 2H2SO4 I2 +SO42- + 2H2O
I- + H2SO4 HI + HSO4-
6I- + 4H2SO4 3I2 + S + 3SO42- + 4H2O
8I- + 5H2SO4 4I2 + H2S + 4SO42- + 4H2O
b. Larutan perak nitrat : endapan seperti dadih yang kuning, yaitu perak iodide
AgI, yang mudah larut dalam larutan kalium sianida dan dalam larutan
natrium tiosulfat, sangat sedikit larut dalam larutan ammonia pekat, dan tak
larut dalam asam nitrat encer.
I-+ Ag+ AgI
AgI + 2CN- [Ag(CN)2]- + I-
AgI + 2S2O32- [Ag(S2O3)2]3- + I-
c. Air klor : bila reagensia ini ditambahkan setetes demi setetes kepada larutan
iodide, iod dibebaskan yang mewarnai larutan coklat, setelah dikocok dengan
karbon disulfide, kloroform, atau CCl4. Iod ini melarut membentuk larutan
lembayung, yang turun ke sebelah bawah lapisan air. Iod bebas juga bisa
diidentifikasi dari warna biru khas yang dibentuknya dengan larutan kanji.
Jika air berlebihan ditambahkan, iod ini dioksidasikan menjadi emas iodat
yang tak berwarna.
2I- +Cl2 I2 + 2Cl-
I2 + 5Cl2 + 6H2O 2IO3- + 10Cl- + 12H+
(Vogel, 1985)

V. ALAT DAN BAHAN :


A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Spatula kaca - 1 buah
2. Tabung reaksi - 5 bauh
3. Pembakar spirtus - 1 buah
4. Tabung reaksi pipa samping - 1 buah
5. Karet penutup lubang tengah - 1 buah
6. Karet penutup tertutup - 1 buah

Statif dan klem - 1 set

Penjepit kayu - 1 buah

Corong - 1 buah

Selang plastik - 1 buah

Korek api - 1 buah

Stopwatch - 1 buah

Pipet tetes - 5 buah

Gelas kimia 100 mL 2 buah

Gelas kimia 250 mL 1 buah

B. Bahan
No. Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1. Serbuk MnO2 - Secukupnya
2. NaCl Padatan Secukupnya
3. KBr Padatan Secukupnya
4. Larutan H2SO4 0,1 M Secukupnya
5. Larutan KI - 5 mL
6. Larutan amilum - 5 mL
7. Larutan NaCl - 2 mL
8. Larutan AgNO3 0,1 M 5 tetes
9. Larutan HgNO3 0,1 M 5 tetes
10. Larutan Pb(CH3COO)2 0,1 M 5 tetes
11. Larutan KBr - 2 mL
12. Larutan HCl 0,1 M 0,1 M 5 tetes
13. Larutan H2SO4 Pekat 5 mL
14. Larutan CS2 - 3 mL
15. Larutan HCl Pekat 2 mL
16. Kaporit - Secukupnya
17. Kertas lakmus - Secukupnya
18. Kertas saring - Secukupnya
19. Kertas berwarna - Secukupnya
20. Aquades - Secukupnya

VI. ALUR PERCOBAAN :


1.
Serbuk batu kawi

- Diambil sebanyak seujung sendok the


- Dicampurkan dengan beberapa butir NaCl ke dalam tabung
reaksi
- Ditambahkan sedikit larutan H2SO4 0,1 M
- Diamati perubahan yang terjadi
- Dipanaskan perlahan-lahan
- Diamati warna gas yang dihasilkan

Hijau kekunimgan

- Dipegang kertas saring yang telah dibasahi larutan KI dan


larutan amilum
- Diletakkan di atas gas tersebut
- Diamati perubahan yang terjadi
- Diulangi percobaan ini dengan mengganti larutan NaCl
dengan larutan KBr

Kertas saring KI + amilum berwarna biru keunguan

MnO2(s) + 2NaCl(aq) + 2H2SO4(aq) → MnSO4(aq) + 2H2O(l) +


Na2SO4(aq) + Cl2(g)
2KI(aq) + Cl2(g) → I2(g) + 2KCl(aq)
MnO2(s) + 2KBr(aq) + 2H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + 2H2O(l) + MnSO4(aq)
+ Br2(g)
2KI(aq) + Br2(g) → I2(g) + 2KBr(aq)
Larutan NaCl
2.

- Dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi


masing-masing 1 mL

Tabung I Tabung II Tabung III

- Ditambahkan - Ditambahkan
- Ditambahkan
beberapa tetes larutan beberapa tetes larutan
beberapa tetes larutan
HgNO3 0,1 M Pb(CH3COO)2 0,1 M
AgNO3 0,1 M
- Diamati - Diamati
- Diamati perubahannya
perubahannya perubahannya

Endapan putih Endapan putih Endapan putih

- Dilakukan percobaan yang sama untuk


larutan KBr
- Dibandingkan warna semua endapan

Hasil

NaCl(aq) + AgNO3(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)


2NaCl(aq) + 2HgNO3(aq) → Hg2Cl2(s) + 2NaNO3(aq)
2NaCl(aq) + Pb(CH3COO)2(aq) → PbCl2(s) + 2CH3COONa(aq)
KBr(aq) + AgNO3(aq) → AgBr(s) + KNO3(aq)
2KBr(aq) + 2HgNO3(aq) → Hg2Br2(s) + KNO3(aq)
2KBr(aq) + Pb(CH3COO)2(aq) → PbBr2(s) + 2CH3COOK(aq)
3. Kaporit (CaOCl2)

- Diambil sebanyak seujung sendok kecil


- Dicampurkan dengan setabung reaksi air di dalam gelas
kimia
- Diaduk
- Disaring

Filtrat Residu

- Dibagi ke dalam 2 tabung reaksi

Tabung reaksi I Tabung reaksi II

- Ditambahkan dan dimasukkan sehelai - Ditambahkan beberapa tetesHCl


kertas berwarna 0,1 M
- Dibiarkan di udara terbuka - Ditambahkan dan dimasukkan
- Diamati dan dicatat perubahannya sehelai kertas berwarna
- Diamati dan dicatat perubahannya
Warna kertas memudar Warna kertas memudar (+++)

CaOCl2(s) + 2H2O(l) → 2HOCl(aq) + Ca(OH)2(aq)


HOCl(aq) + HCl(aq) → Cl2(g) + H2O(l)

4. NaCl
- Diambil sebanyak 1 sendok teh dan dimasukkan ke tabung reaksi
- Ditambah sedikit H2SO4 pekat
- Ditutup tabung reaksi dengan karet penutup dan dihubungkan menggunakan
selang dengan gelas kimia yang berisi sedikit air sambil dipanaskan dengan
hati-hati
- Ditunggu beberapa menit dan diperhatikan yang keluar dari kaca penghubung
- Diuji air dalam gelas kimia dengan kertas lakmus
- Diulangi dengan mengganti NaCl dengan KBr kemudian KI
Hasil

- Diuji gas yang kelaur dengan kertas lakmus


- Diuji gas yang keluar dengan kertas saring yang ditetesi larutan KI dan amilum

Hasil
NaCl(s) + H2SO4(aq) → HCl(g) + NaHSO4(aq)
2KBr(s) + H2SO4(aq) → HBr(g) + K2SO4(aq)
2KI(s) + H2SO4(aq) → 2HI(g) + K2SO4(aq)

5. 1 mL larutan 1 mL larutan 1 mL larutan


NaCl KBr KI

- Dimasukkan ke - Dimasukkan ke - Dimasukkan ke


dalam tabung reaksi dalam tabung reaksi dalam tabung reaksi
I I I
- Disalurkan perlahan- - Disalurkan perlahan- - Disalurkan perlahan-
lahan gas Cl2 di lahan gas Cl2 di lahan gas Cl2 di
dalamnya dalamnya dalamnya
- Ditambahkan larutan - Ditambahkan larutan - Ditambahkan larutan
CS2 CS2 CS2
- Diamati dan dicata - Diamati dan dicata - Diamati dan dicata
reaksi dan reaksi dan reaksi dan
perubahannya perubahannya perubahannya

Hasil Hasil Hasil

- Dibandingkan perubahan warna larutan yang terjadi

Hasil

NaCl(aq) + Cl2(g) → NaCl(aq) + Cl2(g)


2NaCl(aq) + CS2(aq) → Na2CS(aq) + Cl2(g)
2KBr(aq) + Cl2(aq) → 2KCl(aq) + Br2(g)
2KBr(aq) + CS2(aq) → K2CS(aq) + Br2(g)
2KI(aq) + Cl2(g) → 2KCl(aq) + I2(g)
2KI(aq) + CS2(aq) → K2CS(aq) + I2(g)
6. Iodin padat (I2)

- Diambil sepucuk spatula kecil


- Diamati bentuk dan warnanya
- Dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi
- Diperiksa kelarutannya

Tabung I Tabung II Tabung III

- Ditambahkan - Ditambahkan KI - Ditambahkan


HCl pekat - Diamati dan aquades
- Diamati dan dicatat kelarutan - Diamati dan
dicatat kelarutan dan perubahan dicatat kelarutan
dan perubahan warna larutan dan perubahan
warna larutan warna larutan

Sedikit larut Sangat larut Tidak bereaksi

- Dibandingkan kelarutannya dan perubahan warnanya

Hasil

I2(s) + H2O →
I2(s) + KI(aq) → KI3(aq)
I2(s) + HCl(aq) → 2HI(aq) + Cl2(g)
VII. HASIL PENGAMATAN :
Hasil Pengamatan
No. Procedure Percobaan Dugaan Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. MnO2(s) = Percobaan NaCl:  MnO2(s) +  Dari percobaan ini
Serbuk batu kawi
serbuk hitam MnO2(s) + NaCl(s) 2NaCl(s) + didapatkan gas
NaCl(s) = = campuran tidak 2H2SO4  klorin dari reaksi
- Diambil sebanyak seujung sendok the
- Dicampurkan dengan beberapa butir kristal tercampur MnSO4(aq) + antara MnO2 +
NaCl ke dalam tabung reaksi berwarna putih + H2SO4 = larutan 2H2O(l) + NaCl + H2SO4
- Ditambahkan sedikit larutan H2SO4
H2SO4(aq) = berwarna hitam, Na2SO4(aq) + dengan pemanasan,
0,1 M
- Diamati perubahan yang terjadi jernih, tak MnO2 tak larut Cl2 (g) terbentuknya gas
- Dipanaskan perlahan-lahan berwarna semua  2 KI(aq) + Cl2(g) Cl2 ditandai dengan
- Diamati warna gas yang dihasilkan
KI (aq) = Dipanaskan =  I2(g) + berubahnya kertas
jernih, tak timbul gelembung 2KCl(aq) saring menjadi biru
Hijau kekunimgan
berwarna gas keunguan.
- Dipegang kertas saring yang telah Amilum = + Kertas saring yang  Dari percobaan ini
dibasahi larutan KI dan larutan
jernih, tak dibasahi didapatkan gas
amilum
- Diletakkan di atas gas tersebut berwarna KI+Amilum = biru brom dari reaksi
- Diamati perubahan yang terjadi KBr(s) = kristal, keunguan antara MnO2 + KBr
- Diulangi percobaan ini dengan putih
Percobaan KBr: + H2SO4 dengan
mengganti larutan NaCl dengan
larutan KBr MnO2(s) + KBr(s) =  MnO2(s) + pemanasan,
Kertas saring KI + amilum berwarna biru campuran tidak 2KBr(s) + terbentuknya gas
keunguan tercampur 2H2SO4  Br2 ditandai dengan
+ H2SO4 = larutan MnSO4(aq) + berubahnya kertas
berwarna hitam, 2H2O(l) + saring menjadi biru
MnO2 tak larut K2SO4(aq) + Br2 keunguan
semua (g)
Dipanaskan = 2 KI(aq) + Br2(g)
timbul gelembung  I2(g) +
gas 2KBr(aq)
+ Kertas saring yang
dibasahi
KI+Amilum = biru
keunguan (++)
2.  NaCl(aq) = tak Percobaan NaCl:  NaCl (aq) + Pada percobaan ini
Larutan NaCl
berwarna  NaCl + AgNO3 = AgNO3 (aq)  terbentuk endapan

- Dimasukkan ke dalam  KBr(aq) = terbentuk endapan, AgCl (s) + AgCl > PbCl2 > HgCl
3 tabung reaksi berwarna putih (1 NaNO3 (aq) dan AgBr > PbBr2 >
jernih, tak
masing-masing 1 mL
berwarna tetes)  NaCl (aq) + HgBr
 AgNO3(aq) =  NaCl + HgNO3 = HgNO3 (aq) 
Tabung I Tabung II Tabung III tak berwarna, tidak berwarna (100 HgCl (s) +
jernih tetes) NaNO3 (aq)
- Ditambahka - Ditambahka - Ditambahka  HgNO3(aq) =  NaCl + Pb asetat =  2NaCl (aq) +
n beberapa n beberapa n beberapa
tetes larutan tetes larutan tetes larutan tak berwarna larutan keruh dan Pb(CH3COO)2
AgNO3 0,1 HgNO3 0,1 Pb(CH3CO
M M O)2 0,1 M  Pb(CH3COO)2 terbentuk endapan (aq)  PbCl2 (s)
- Diamati - Diamati - Diamati
perubahanny = tak berwarna putih (2 tetes) + 2CH3COONa
perubahanny perubahanny
a a a  Hasil Perbandingan (aq)
Endapan Endapan putih Endapan putih = endapan AgCl > Ksp HgCl2 (2 x 10-
putih 2
PbCl2 > HgCl ) > PbCl2 (1,7 x
10-5) > AgCl (1,8 x
- Dilakukan
Percobaan KBr: 10-10)
percobaan yang
sama untuk larutan  KBr + AgNO3 =
KBr
terbentuk endapan,
- Dibandingkan
Hasil berwarna putih  KBr (aq) +
AgNO3 (aq) 
kekuningan (++) (1 AgBr (s) +
tetes) KNO3 (aq)
 KBr + HgNO3 =  KBr (aq) +
larutan keruh (50 HgNO3 (aq) 
tetes) HgBr (s) +
 KBr + Pb asetat = KNO3 (aq)
terbentuk endapan  2KBr (aq) +
putih (+) (1 tetes) Pb(CH3COO)2
 Hasil Perbandingan (aq)  PbBr2 (s)
= endapan AgBr > + 2CH3COOK
PbBr2 > HgBr (aq)

Ksp PbBr2 (6,3 x


10-6) > AgBr (4 x
10-13) > Hg2Br2
(6,2 x 10-20)
3.  Kaporit =  Kaporit + aquades = 2CaOCl2(s) + 2H- Dari percobaan
Kaporit 
serbuk putih keruh , terdapat 2O(l) tersebut dapat
(CaOCl2)
- Diambil sebanyak seujung  aquades = endapan. 2HOCl(aq) + disimpulkan bahwa
sendok kecil jernih, tak  + diaduk = larut 2Ca(OH)2(aq) gas klor memiliki
- Dicampurkan dengan
setabung reaksi air di dalam berwarna sebagian sifat dapat
gelas kimia
- Diaduk  HCl = tak  + disaring = HOCl (aq) + memudarkan kertas
- Disaring berwarna Filtrat = tak HCl(aq)  Cl2 (g) berwarna lebih cepat.

 Kertas berwarna + H2O(l) Dengan penambahan

berwarna = Residu = putih HCl pada larutan


Filtrat Residu membantu
berwarna Filtrat 1:
- Dibagi ke dalam merah muda  + kertas berwarna = mempercepat proses
2 tabung reaksi
(++) larutan jernih, tak pemudaran pada

berwarna, kertas kertas warna.

merah muda sedikit


Tabung Tabung
reaksi I reaksi II pudar
- Ditambahkan dan - Ditambahkan
Filtrat 1:
dimasukkan sehelai beberapa tetesHCl
kertas berwarna 0,1 M  HCl = larutan jernih,
- Dibiarkan di udara - Ditambahkan dan
terbuka dimasukkan sehelai tak berwarna+
- Diamati dan dicatat kertas berwarna kertas berwarna =
perubahannya - Diamati dan dicatat
perubahannya kertas merah muda
memudar
Warna kertas Warna kertas
memudar memudar (+++)
4.  serbuk NaCl = Percobaan NaCl:  NaCl(s) + Pada percobaan ini
NaCl berwarna putih  NaCl+H2SO4  tak H2SO4(aq) → menghasilkan I2, Br2,
- Diambil sebanyak 1 sendok teh dan  H2SO4 pekat = larut, larutan HCl(g) + dan Cl2. terjadi reaksi
dimasukkan ke tabung reaksi tak berwarna berwarna kuning NaHSO4(aq) pendesakan gas Cl2
- Ditambah sedikit H2SO4 pekat
 Kertas lakmus  Dipanaskan = NaCl  2KBr(s) + dan Br2 yang dapat
- Ditutup tabung reaksi dengan karet
penutup dan dihubungkan = biru larut sebagian, H2SO4(aq) → mendesak ion I- yang
menggunakan selang dengan gelas
 Larutan KI = timbul gelembung HBr(g) + dideteksi dari
kimia yang berisi sedikit air sambil
dipanaskan dengan hati-hati tak berwarna didalam tabung K2SO4 terbentuknya warna
- Ditunggu beberapa menit dan  Amilum = tak reaksi yang berisis  2KI(s) + ungu kehitaman pada
diperhatikan yang keluar dari kaca
berwarna air, asap putih H2SO4(aq) → kertas saring.
penghubung
- Diuji air dalam gelas kimia dengan  Hablur KBr =  Air diuji dengan 2HI(g) +
kertas lakmus lakmus = K2SO4(aq)
Kristal putih
- Diulangi dengan mengganti NaCl
dengan KBr kemudian KI  Hablur KI = Biru  merah
Hasil
kristal putih merah  merah

- Diuji gas yang kelaur dengan kertas  Kertas saring =  gas diuji dengan
lakmus tak berwarna kertas saring + KI +
- Diuji gas yang keluar dengan kertas amilum = kertas
saring yang ditetesi larutan KI dan
amilum saring menjadi
Hasil berwarna biru
keunguan
Percobaan KBr:
 KBr+H2SO4  tak
larut, tidak
berwarna.
 Dipanaskan = KBr
larut sebagian,
larutan berwarna
kuning kemerahan
 Air diuji dengan
lakmus =
Biru  merah
Merah  merah
 gas diuji dengan
kertas saring + KI +
amilum = kertas
saring menjadi
berwarna biru
keunguan
Percobaan KI:
 KI+H2SO4 
berwarna coklat
pekat, serbuk tidak
larut.
 Dipanaskan =
larutan berwarna
kuning
kecoklatan,terbentuk
gelembung
 Air diuji dengan
lakmus =
merah  merah
Biru  biru
 gas diuji dengan
kertas saring + KI +
amilum = kertas
saring menjadi
berwarna biru
keunguan
5.  NaCl = jernih, Percobaan NaCl:  NaCl(aq) + Dari percobaan ini
1 mL 1 mL 1 mL
tak berwarna  NaCl + gas Cl2 = tak Cl2(g)  dapat diperoleh
larutan NaCl larutan KBr larutan KI
 KBr = jernih, berwarna NaCl(aq) + perbedaan warna dari
- Dimasukka - Dimasukk tak berwarna  + CS2 = larutan tak Cl2(g) percobaan NaCl tak
- Dimasukka
n ke dalam an ke
n ke dalam
tabung dalam  KI = jernih, tak berwarna, terbentuk  NaCl(aq) + berwarna dan
tabung
reaksi I tabung
reaksi I
reaksi I berwarna dua fasa berupa Cl2(g) + CS2(aq) terbentuk gelembung
- Disalurkan - Disalurkan
- Disalurka  NaCl(aq) +
perlahan- perlahan-  Gas Cl2 = asap gelembung tak tak berwarna,
lahan gas n
lahan gas
Cl2 di perlahan- putih berwarna Cl2(g) + CS2 (aq) percobaan KBr tak
Cl2 di
dalamnya lahan gas
dalamnya
Cl2 di  CS2 = jernih, Percobaan KBr: berwarna dan
- Ditambahk - Ditambahk
dalamnya
an larutan an larutan tak berwarna  KBr + gas Cl2 = tak  KBr(aq) + Cl2(g) terbentuk gelembung
CS2 - Ditambah
CS2
- Diamati - Diamati
kan berwarna  KBr(aq) + tak berwarna,
dan dicata larutan
reaksi dan
dan dicata
CS2  + CS2 = larutan tak Cl2(g) percobaan KI tidak
reaksi dan
- Diamati
perubahann perubahann berwarna, terbentuk  2KBr(aq) + berwarna dan
ya dan dicata
ya terbentuk gelembung
reaksi dan dua fasa berupa Cl2(g) + CS2(aq)
perubahan
Hasil Hasil Hasilnya gelembung tak  2KCl(aq) + tak berwarna.

berwarna Br2(g) + CS2 (aq) Dimana Gas Cl2 > I2


Percobaan KI: > Br2

 KI+ gas Cl2 = tidak  2KI(aq) + Cl2(g)


- Dibandingkan perubahan
warna larutan yang berwarma  KCl(aq) +
Hasil + CS2 = tidak I2(g)
berwarna , terbentuk
dua fasa berupa 2KI(aq) + I2(g)
gelembung tak + CS2(aq) 
berwarna 2KCl(aq) +
I2(g) + CS2 (aq)
6.  Iodin padat = Tabung 1:  I2(s) + H2O(l)  Dari percobaan ini
Iodin padat (I2)
Kristal abu  iodin padat + air = tidak bereaksi diperoleh kesimpulan
- Diambil sepucuk spatula kehitaman larutan coklat bahwa Kristal iodin
kecil
- Diamati bentuk dan mengkilap. kekuningan, iod mudah larut dalam KI
warnanya
- Dimasukkan ke dalam 3  aquades = tidak larut maupun HCl pekat
tabung reaksi
- Diperiksa kelarutannya tidak berwarna sempurna. tetapi tidak sempurna.
 KI = tidak Tabung 2:  I2(s) + KI(aq)  . Tingkat
berwarna  iodin padat + KI = KI3(aq) kelarutannya = KI >
Tabung I Tabung II Tabung III
 HCl pekat = larutan berwarna HCl > air
- Ditambahk - Ditambahk - Ditambahka tidak berwarna coklat kekuningan,
an HCl an KI n aquades
pekat - Diamati - Diamati dan iod sedikit larut (++)
- Diamati dan dicatat dicatat
dan dicatat kelarutan kelarutan Tabung 3:
kelarutan dan dan
dan perubahan perubahan
iodin padat + air = I2(s) + HCl(aq) 
perubahn warna warna 2HI(aq) + Cl2(g)
warna larutan
larutan kuning
larutan
larutan
kecoklatan, iod sedikit
Sedikit larut Sangat Tidak bereaksi larut (+)
larut

- Dibandingkan kelarutannya
dan perubahan warnanya

Hasil
VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN :
Percobaan yang telah dilakukan berjudul” Klor, Brom, dan Iod”, dimana
ketiga unsur tersebut termasuk dalam golongan halogen. Halogen berada pada
golongan VIIA. Halogen berasal dari kata“halit” yang artinya garam, Halogen
sendiri dapat diartikan sebagai pembentuk garam. Berikut adalah perbedaan
karakteristik dari ketiga unsur tersebuut :

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk (1) mengetahui sifat-sifat klor, brom,
iod dan senyawanya; (2) mengitentifikasi klor, brom, iod dan senyawanya; serta (3)
mengetahui cara pembuatan gas klor, brom, iod.
Pada percobaan ini, prosedur akan dibagi menjadi 6 percobaan, dimana
masing-masing percobaan akan dilakukan sekali tanpa pengulangan.
Sebelum percobaan dilakukan, terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan. Persiapan ini dilakukan untuk mempermudah dan mempersingkat
waktu percobaan. Pastikan jika alat-alat yang akan digunakan telah dicuci terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan agar tidak ada bahan pengotor yang ikut dalam percobaan,
yang dapat mempengaruhi hasil akhir.
1. Percobaan 1
Pada percobaan pertama, bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan
gas klor dan brom serta mengidentifikasi gas tersebut dengan cara menguji
dengan kertas saring yang dibasahi larutan KI dan amilum. Pada percobaan ini
pembuatan gas klor disebut dengan proses Weldon. Perlu dicatat jika
percobaan 1 pada pembuatan gas klor ini sebaiknya dilakukan bersamaan
dengan percobaan 5. Hal ini karena gas dihasilkan dari percobaan 1 ini
digunakan sebagai sumber gas klor untuk percobaan 5.
 Tabung 1
Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan seujung
spatula serbuk batu kawi (MnO2) yang berwarna hitam ke dalam tabung
reaksi pipa samping. Selanjutnya ditambahkan dengan beberapa butir
NaCl yang berupa kristal putih. Kemudian ditambahkan larutan H2SO4 0,1
M yang merupakan larutan tak berwarna. Dihasilkan larutan berwarna
hitam dengan asap putih yang keluar dari larutan, sedangkan serbuk MnO2
tidak larut sempurna. Berikutnya tabung reaksi pipa samping ditutup
dengan penutup karet agar gas yang dihasilkan tidak menguap dan
terbuang ke udara. Tabung ini kemudian dihubungkan dengan selang
plastik yang tidak berwarna. Selang ini berfungsi untuk mengalirkan gas
klor yang terbentuk, atau dengan kata lain untuk wadah akumulasi gas
sehingga memudahkan untuk mengidentifikasinya. Setelah selang
dipasang, selanjutnya tabung reaksi pipa samping dipanaskan diatas
pembakar spirtus. Pemanasan ini dilakukan untuk mempercepat terjadinya
raksi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
MnO2(s) + NaCl(aq) + H2SO4(aq) Na2SO4(aq) + MnSO4(aq) + H2O(aq) + Cl2(g)

+4 reduksi +2

-1 oksidasi 0
Dalam hal ini terjadi reaksi redoks, dimana MnO2 akan berfungsi
sebagai pengoksidator yang akan mengubah bilangan oksidasi Cl dari -1
menjadi 0. Selanjutnya NaCl akan bertindak sebagai reduktor, dimana
akan mengubah bilangan oksidasi dari Mn +4 menjadi +2. Melalui reaksi
inilah terbentuk gas klor yang diharapkan. Penambahan H2SO4 dalam hal
ini berfungsi sebagai pelarut.
Terbentuknya gas klor dapat diidentifikasi secara kualitatif dengan
uji menggunakan kertas saring yang telah ditetesi dengan larutan KI dan
amilum yang sama-sama tak berwarna. Kertas saring ini diletakkan
diujung selang dalam beberapa menit, dan dihasilkan noda berwarna biru
keunguan pada kertas saring tersebut. Warna biru keunguan ini
diakibatkan karena adanya pembebasan iod oleh gas klor. Reaksi yang
terjadi sebagai berikut : 2I-(aq) + Cl2(g) I2(aq) + 2 Cl-(aq)

Gambar 1. Uji kualitatif gas klor


Gas klor yang dihasilkan akan bereaksi dengan larutan KI hingga
dihasilkan larutan iod. Iod inilah yang akan bereaksi dengan indikator
amilum yang membentuk kompleks iod amilum yang berwarna biru
keunguan. Reaksi yang terjadi adalah sebgai berikut :
I2(aq) + amilum kompleks iod-amilum (ungu)
 Tabung 2
Langkah pertama adalah memasukkan seujung serbuk batu kawi
(MnO2) yang berwarna hitam ke dalam tabung reaksi pipa samping.
Selanjutnya ditambahkan dengan beberapa butir KBr yang berupa kristal
berwarna putih. Kemudian ditambahkan larutan H2SO4 0,1 M yang
merupakan larutan tak berwarna. Dihasilkan larutan berwarna hitam
dengan asap putih yang keluar dari larutan, sedangkan sebuk MnO2 tidak
larut sempurna . Berikutnya tabung reaksi pipa samping ditutup dengan
penutup karet agar gas yang dihasilkan tidak menguap dan terbuang ke
udara. Tabung ini kemudian dihubungkan dengan selang plastik yang tidak
berwarna. Setelah selang dipasang, selanjutnya tabung reaksi pipa
samping dipanaskan diatas pembakar spirtus. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
MnO2(s) + 2KBr(s) + 2H2SO4(aq) → MnSO4(aq) + Br2(g) + Na2SO4(aq) + 2H2O(l)

+4 reduksi +2

-1 oksidasi 0
Dalam hal ini terjadi reaksi redoks, dimana MnO2 akan berfungsi
sebagai pengoksidator yang akan mengubah bilangan oksidasi Br dari -1
menjadi 0. Selanjutnya KBr akan bertindak sebagai reduktor, dimana akan
mengubah bilangan oksidasi dari Mn dari +4 menjadi +2. Melaalui reaksi
inilah terbentuk gas brom yang diharapkan. Penambahan H2SO4 dalam hal
ini berfungsi sebagai pelarut.
Terbentuknya gas brom dapat diidentifikasi secara kualitatif dengan
uji menggunakan kertas saring yang telah ditetesi dengan larutan KI dan
amilum yang sama-sama tak berwarna. Kertas saring ini diletakkan
diujung selang dalam beberapa menit, dan dihasilkan noda berwarna biru
keunguan (++) pada kertas saring tersebut. Warna biru keunguan ini
diakibatkan karena adanya pembebasan iod oleh gas brom. Reaksinya
dalah sebagai berikut : 2I- (aq) + Br2 (g) I2 (g) + 2Br- (aq)

Gambar 2. Uji kualitatif gas brom


Saat ini gas brom yang dihasilkan akn bereaksi dengan larutan KI
hingga dihasilkan larutan iod. Iod inilah yang akan bereaksi dengan
indicator amilum yang membentuk kompleks iod amilum yang berwarna
ungu. Reaksi yang terjadi adalah sebgai berikut :
I2(aq) + amilum kompleks iod-amilum (ungu)
Perubahan warna kertas saring pada tabung 1 dan 2, membuktikan bahwa gas
klor dan brom dapat berhasil dibuat. Hal tersebut dibuktikan dengan :
a. Bahwa gas yang keluar merupakan gas klor dan gas brom dimana serbuk
batu kawi yang berfungsi sebagai pengoksidator mengoksidasi Cl- menjadi
Cl2 dan Br- menjadi Br2.
b. Kertas saring yang ditetesi dengan larutan KI dan amilum berubah warna
menjadi biru keunguan yang menandakan terbentuknya I2 pada kertas
saring. Terbentuknya I2 ini dikarenakan terjadi oksidasi dari I- menjadi I2
oleh Cl2 dan Br2.
2. Percobaan 2
Pada percobaan kedua, bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat gas klor
dan brom serta senyawanya atau mengetahui reaksi ion halogen dengan ion
perak, ion raksa, serta ion timbal.
 Gas Cl2
Langkah pertama mempipet 1 mL larutan natrium klorida yang tidak
berwarna kemudian dimasukkan dalam 3 tabung reaksi yang berbeda.
Pada tabung pertama ditambah larutan perak nitrat yang tidak berwarna
dan menghasilkan larutan berwarna putih serta terbentuk endapan (++).
Volume yang dibutuhkan AgNO3 untuk terbentuk endapan putih sebanyak
1 tetes. Tabung kedua ditambah larutan raksa (I) nitrat dan menghasilkan
larutan sedikit keruh. Volume yang dibutuhkan HgNO3 untuk terbentuk
endapan putih sebanyak 100 tetes. Tabung ketiga ditambah larutan timbal
(I) asetat yang tidak berwarna dan menghasilkan larutan keruh serta
terbentuk endapan putih (+). Volume yang dibutuhkan Pb(CH3COO)2
untuk terbentuk endapan putih sebanyak 2 tetes.

Gambar 3. Endapan dari reaksi antara unsur halogen dengan logam


Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Tabung I : AgNO3(aq) + NaCl(aq) NaNO3(aq) + AgCl(s)
Tabung II : HgNO3(aq) + NaCl(aq) NaNO3(aq) + HgCl(s)
Tabung III : (CH3COO)2Pb(aq) + 2NaCl(aq) 2CH3COONa(aq)+ PbCl2(s)
Dari percobaan diatas dapat dikatakan, jika suatu unsur halogen
direaksikan dengan logam, maka akan dihasilkan suatu endapan. Dimana
banyak/tidaknya endapan ditentukan oleh harga Ksp. Ksp adalah hasil
perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh, masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien ionisasinya.
Jika harga KSP besar, maka kelarutannya juga besar (mudah larut).
Jika harga KSP kecil, maka kelarutan juga kecil (sukar larut). Berikut
adalah nilai Ksp dari masing-masing endapan :
Endapan Ksp
HgCl 1,2 x 10-18
AgCl 1,6 x 10-10
PbCl2 1,7 x10-5
Kelarutan HgCl< AgCl < PbCl2 (kelarutan besar = endapan sedikit)
Endapan Teori Percobaan
HgCl +++ Sangat sedikit
AgCl ++ ++
PbCl2 + +
Berdasarkan data diatas, terdapat sedikit perbedaan antara teori dan
percobaan, hal ini mungkin terjadi mungkin dikarenakan larutan yang
tersedia sudah rusak atau kesalahan praktikan saat pengamatan.
 Gas Br2
Percobaan kedua yaitu mengulangi percobaan pertama dengan
mengganti larutan natrium klorida dengan kalium bromida. Sehingga
mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabung I : AgNO3(aq) + KBr(aq) KNO3(aq) + AgBr(s)
Larutan putih (++)
Tabung II : HgNO3(aq) + KBr(aq) KNO3(aq) + HgBr(s)
Larutan putih
Tabung III : (CH3COO)2Pb(aq) + 2KBr(aq) 2CH3COOK(aq) + PbBr2(s)
Larutan putih (+)

Gambar 4. Endapan dari reaksi antara unsur halogen dengan logam


Dari percobaan diatas dapat dikatakan, jika suatu unsur halogen
direaksikan dengan logam, maka akan dihasilkan suatu endapan. Dimana
banyak/tidaknya endapan ditentukan oleh harga Ksp. Ksp adalah hasil
perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh, masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien ionisasinya.
Jika harga KSP besar, maka kelarutannya juga besar (mudah larut).
Jikaharga KSP kecil, maka kelarutan juga kecil (sukar larut). Berikut adalah
nilai Ksp dari masing-masing endapan :
Endapan Ksp
HgBr 6.2 x 10-20
AgBr 5,35 x 10-13
PbBr2 4 x10-11
Kelarutan HgBr < AgBr < PbBr2 (kelarutan besar = endapan sedikit)
Endapan Teori Percobaan
HgBr +++ Sangat sedikit
AgBr ++ ++
PbBr2 + +

Berdasarkan data diatas, terdapat sedikit perbedaan antara teori dan


percobaan, khususnya untuk AgBr dengan PbBr2, hal ini mungkin terjadi
dikarenakan larutan yang tersedia sudah rusak atau kesalahan praktikan
saat pengamatan.
3. Percobaan 3
Pada percobaan ketiga, bertujuan untuk mengetahui pembuatan gas klor
dengan mereaksikan kaporit dengan larutan asam yang mengandung klor, yang
ditandai memudarnya kertas warna jika dicelupkan dalam larutan ini. Kaporit
biasanya digunakan sebagai zat disinfektan air. Senyawa ini relatif stabil dan
memiliki klorin bebas yang lebih banyak daripada natrium hipoklorit (cairan
pemutih).
Proses pertama yaitu melarutkan seujung spatula padatan kaporit
(CaOCl2) kedalam air kemudian larutan disaring sehingga menghasilkan filtrat
jernih tak berwarna. Air ini berfungsi sebagai pelarut. Kemudian filtrat dibagi
dalam 2 tabung reaksi, tabung pertama ditambah kertas warna dan dibiarkan di
udara terbuka sehingga kertas warna memudar dan yang menandakan telah
dihasilkannya gas klor.
CaOCl2(s) + H2O(l) CaCO3(aq)+ HOCl(aq) + CaCl2 (aq)
Tabung kedua ditambah larutan asam klorida dan kertas warna lebih
cepat pudar dan dihasilkan gas klor, hal ini disebabkan penambahan larutan
asam yang mengadung klor akan menambah komposisi klor dalam larutan
sehingga mempercepat pembentukan gas klor dan kertas warna lebih cepat
memudar. Selain itu pada penambahan HCl, terbentuknya asam hipoklorit yang
merupakan oksidator kuat menyebabkan memudarnya kertas berwarna.
Sebenarnya kaporit (kalsium hipoklorit) merupakan oksidator tapi tidak sekuat
asam hipoklorit.
HOCl(aq) + HCl (aq) Cl2(g) + H2O(l)

Gambar 5. Hasil uji dengan kertas warna


Pada percobaan ketiga terjadi kesalahan dalam pengujian air kaporit
dengan kertas warna, yang seharusnya lama waktu perendaman dikontrol oleh
praktikan. Tetapi dalam percobaan yang telah dilakukan waktu perendaman
tidak dikontrol oleh praktikan sehingga lama waktu kertas warna mengalami
pemudaran tidak dapat diketahui secara kuantitatif.
4. Percobaan 4
Pada percobaan keempat, bertujuan untuk mengetahui pembuatan gas
HCl, HBr, dan HI yang diidentifikasi dengan lakmus biru dan merah, serta
kertas saring yang dibasahi larutan KI dan amilum.
 Tabung I
Langkah pertama, tabung reaksi diisi dengan sedikit padatan natrium
klorida dan ditambahkan sedikit larutan asam sulfat pekat kemudian
ditutup dengan sumbat yang diberi selang dan dipanaskan. Asam sulfat
ditambahkan berfungsi sebagai pelarut NaCl. Penambahan asam sulfat
pekat dilakukan di dalam lemari asam untuk keselamtan praktikan.
Selanjutnya gas yang terbentuk dialirkan kedalam gelas kimia yang berisi
air. Setelah larutan dipanaskan akan terbentuk gas HCl. Gas HCl
adalah gas tidak berwarna yang membentuk kabut putih asam
klorida ketika melakukan kontak dengan kelembaban udara. Gas hidrogen
klorida dan asam klorida adalah senyawa yang penting dalam bidang
teknologi dan industri. Gas ini berbahaya dan beracun sehingga ketika
percobaan dipastikan memakai masker/pelindung.
NaCl(s) + H2SO4(aq) HCl(g) + NaHSO4(aq)

Gambar 6. Uji kualitatif pembentukan gas HCl


Gas HCl akan merubah kertas lakmus biru menjadi merah karena sifatnya
asam, dan kertas saring yang dibasahi KI + amilum seharusnya tidak
berubah warna karena tidak dapat terjadi pembentukan iod. Akan tetapi
dalam percobaan ini, kertas saring ikut berubah menjadi ungu. Hal ini
mungkin dipengaruhi oleh :
- adanya kontaminan dalam percobaan
- kurang telitinya praktikan
- gas yang dihasilkan bukan HCl akan tetapi gas klor. Sehingga gas klor
akan bereaksi dengan larutan KI membentuk iod. Kesalahan ini dapat
terjadi karena volume H2SO4 yang digunkaan berlebihan.
 Tabung II
Tabung kedua diberikan perlakuan yang sama seperti tabung I tetapi
padatan natrium klorida diganti padatan kalium bromida. Setelah larutan
dipanaskan tidak terbentuk gas HBr tetapi terbentuk gas Br2, karena asam
sulfat oksidator kuat yang akan mengoksidari HBr menjadi Br2. Hal ini
ditunjukkan dari kertas lakmus yang berubah dari biru menjadi merah dan
kertas saring yang dibasahi KI + amilum berubah menjadi biru keunguan
karena terjadi pembebasan iod oleh gas brom seperti persamaan berikut :
2KBr(s) + H2SO4(aq) → Br2(g) + K2SO4(aq)
2 KI(aq) + Br2(g) → I2 (aq) + 2 KBr(aq)
I2 + amilum akam menyebabkan warna ungu

Gambar 7. Uji kualitatif pembentukan gas HCl


 Tabung III
Tabung ketiga diberikan perlakuan yang sama seperti tabung I tetapi
padatan natrium klorida diganti padatan kalium iodida. Setelah larutan
dipanaskan tidak terbentuk HI tetapi I2, karena asam sulfat termasuk
oksidator kuat yang akan mengoksidasi HI menjadi I2. Hal ini ditunjukkan
tidak adanya perubahan warna lakmus biru, dan kertas saring yang
dibasahi KI+amilum berubah warna menjadi biru keunguan karena I2 dan
I- akan membentuk polihalida I3-. Sesuai persamaan reaksi berikut :
2 KI(s) +H2SO4(aq) I2(g) + K2SO4(aq)
I2 + amilum akam menyebabkan warna ungu

Gambar 8. Uji kualitatif pembentukan gas HCl


Berdasarkan ketiga percobaan diatas dikatakan jika Pembuatan HCl dalam
bentuk gas dapat menggunakan pereaksi H2SO4. Sedangkan pembuatan gas
HBr dan gas HI tidak dapat menggunakan pereaksi H2SO4 karena H2SO4
merupakan oksidator kuat yang akan mengoksidasi HBr menjadi Br2 dan
mengoksidasi HI menjadi I2, jadi untuk gas HBr dan HI digunakan pereaksi
H3PO4.
5. Percobaan 5
Pada percobaan kelima yaitu untuk menguji reaksi pendesakkan oleh
gas klor terhadap garam halogen. Halogen yang terletak lebih atas dalam
golongan VIIA dalam keadaan diatomik mampu mendesak ion halogen dari
garamnya yang terletak dibawahnya. Percobaan dilakukan dengan mengisi
tabung I dengan larutan natrium klorida dialiri gas klor dan ditambah larutan
CS2 yang merupakan larutan tidak berwarna. Menghasilkan larutan jernih tak
berwarna, ada gelembung, larutan terpisah menjadi 2 fasa. Perbedaan fasa ini
juga diakibatkan karena perbedaan kepolaran dari campuran yang ada
sehingga tidak dapat bercampur. Larutan CS2 merupakan non polar dengan
massa jenis yang lebih ringan akan berada dibagian atas, membentuk
cekungan ke dalam, sedangkan larutan NaCl yang merupakan larutan polar
dengan massa jenis yang lebih besar akan berda pada lapisan bawah. Reaksi
yang terjadi sebagai berikut:
NaCl(aq) + Cl2(g) + CS2(aq) → NaCl(aq) + Cl2(g) + CS2(aq)
Gas klor mendesak ion Cl- sehingga terbentuk garam natrium klorida.
Tabung II diisi larutan kalium bromida dialiri gas klor dn ditambah
larutan CS2. Menghasilkan larutan jernih tak berwarna, ada gelembung,
larutan terpisah menjadi 2 fasa. Larutan CS2 merupakan non polar dengan
massa jenis yang lebih ringan akan berada dibagian atas, membentuk
cekungan ke dalam, sedangkan larutan NaCl yang merupakan larutan polar
dengan massa jenis yang lebih besar akan berda pada lapisan bawah. Reaksi
yang terjadi sebagai berikut:
2KBr(aq) + Cl2(g) + CS2(aq) → 2KCl(aq) + Br2(g) + CS2(aq)
Gas klor mendesak ion Br- sehingga terbentuk garam kalium klorida dan gas
Br2.
Tabung III diisi larutan kalium iodida dialiri gas klor dan ditambah
larutan CS2. Menghasilkan larutan jernih tak berwarna, ada gelembung,
larutan terpisah menjadi 2 fasa. Larutan CS2 merupakan non polar dengan
massa jenis yang lebih ringan akan berada dibagian atas, membentuk
cekungan ke dalam, sedangkan larutan NaCl yang merupakan larutan polar
dengan massa jenis yang lebih besar akan berda pada lapisan bawah. Reaksi
yang terjadi sebagai berikut:
2KI(aq) + Cl2(g) + CS2(aq) → 2KCl(aq) + I2(g) + CS2(aq)
Gas klor mendesak ion I- sehingga terbentuk garam kalium klorida dan gas
I2.

Gambar 9. Larutan terbentuk 2 fase yang menandakan adanya


gas Cl2, Br2, dan I2
Terbentuknya dua lapisan tersebut disebabkan oleh penambahan CS2.
Larutan CS2 ini berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat jalannya reaksi
sehingga lebih cepat untuk memperoleh senyawa atau keadaan yang
dimaksud. Selain itu CS2 berfungsi untuk mempertahankan keadaan gas klor
sehingga terbentuk 2 lapisan. Dari persamaan reaksi yang telah dituliskan
dapat diketahui bahwa Cl2 merupakan oksidator kuat yang mampu mendesak
Br2 dan I2 (Cl2 > I2 > Br2).
6. Percobaan 6
Pada percobaan keenam, yang bertujuan untuk mengetahui kelarutan I2 dalam
larutan. Dengan memasukkan padatan I2 yang berwarna abu kehitaman dalam
3 tabung yang berbeda.
 Tabung I ditambah air sehingga larutan berwarna coklat kekuningan dan
iod tidak larut sempurna, hal ini karena I2 tidak larut dalam air.
I2(s) + H2O(l) → I2(s) + H2O(l)
Warna kuning larutan dapat disebabkan oleh debu yang menempel.
 Tabung II ditambah larutan KI sehingga larutan berwarna coklat
kekuningan (++) dan iod sedikit larut. I2 yang ditambah larutan KI akan
membentuk ion polihalida I3- sehingga lebih cepat larut. Adanya sedikit
endapan pada larutan dapat disebabkan terlalu banyaknya padatan I2 yang
direaksikan sehingga membutuhkan waktu yang lama.
I2(s) + KI(aq) → KI3(aq)
 Tabung III ditambah HCl sehingga larutan berwarna coklat kekuningan
(+) dan dan iod sedikit larut. Iod akan larut tetapi membutuhkan waktu
yang lebih lama, karena kelarutan HCl lebih kecil dari KI. I2 akan
mengoksidasi ion Cl- sehingga terbentuk gas klor sesuai persamaan
berikut:
I2(s) + HCl(aq) → HI(aq) + Cl2(g)
Tingkat kelarutan iodin dengan 3 pelarut tersebut dari yang cepat larut
adalah KI > HCl > H2O.

Gambar 10. Hasil kelarutan I2 dalam air, KI dan HCl

IX. KESIMPULAN :
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembuatan gas klor, brom, dan iod dapat dilakukan dilaboratorium dengan
cara,
a. NaCl dan asam sulfat dengan serbuk batu kawi sebagai pengoksidasi
dimana akan dihasilkan gas klor yang bewarna putih. Hal tersebut juga
dapat dilakukan untuk membuat gas brom yaitu dengan mengganti NaCl
dengan KBr.
b. Pembuatan HCl dalam bentuk gas dapat menggunakan pereaksi H2SO4.
Sedangkan pembuatan gas HBr dan gas HI tidak dapat menggunakan
pereaksi H2SO4 karena H2SO4 merupakan oksidator kuat yang akan
mengoksidasi HBr menjadi Br2 dan mengoksidasi HI menjadi I2, jadi
untuk gas HBr dan HI digunakan pereaksi H3PO4.
2. Identifikasi gas klor, brom, iod dan senyawanya dapat dilakuka melalui uji
kertas saring, dimana gas yang terbentuk dialirkan pada kertas saring yang
telah dibasahi larutan KI dan amilum, yang mana akan menghasilkan noda
berwarna biru keunguan. Selain itu juga dapat dilakukan dengan menguji
larutan yang dilaliri gas klor, brom atau iod dengan kertas lakmus merah.
3. Gas klor dan senyawanya memiliki sifat sebagai berikut :
a. Halogen yang bereaksi dengan Pb2+, Ag+, dan Hg+ akan membentuk garam
yang tidak larut dalam air dan menghasilkan endapan berwarna putih
dadih.
b. Kemampuan klor untuk memudarkan warna pada kertas warna tergantung
pada sedikit banyaknya komposisi gas klor. Semakin banyak komposisi
gas klor, maka semakin cepat larutan untuk memudarkan warna.
c. Gas klor dapat mengalami reaksi pendesakan. Dengan mendesak Br dan I
dari kalium bromida dan kalium iodida dan mengusir Cl dari natrium
klorida. Karena halogen yang terletak lebih atas dalam golongan VII A
dalam keadaan diatomik mampu mendesak ion halogen dari garamnya
yang terletak dibawahnya, sehingga membentuk garam klor.
d. Iodin tidak laut dalam air tetapi larut sempurna dalam larutan KI dan
sedikit larut/larut kurang sempurna dalam larutan HCl pekat. Karena
dalam larutan KI, iodin akan membentuk ion polihalida I3-.

X. DAFTAR PUSTAKA :
Lee, J.D. 1991. Concise Inorganic Chamistry fourth edition. Oxford UK : Black
well science Ltd.
Lutfi, Achmad, dkk. 2016. Kimia Anorganik. Surabaya : FMIPA UNESA.
Sugiyarto, Kristian. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta : JICA.
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.

XI. JAWABAN PERTANYAA :


1. Jelaskan pembuatan gas klor di laboratorium?
2. Sebutkan kegunaan gas klor dan senyawanya?
3. Tuliskan persamaan reaksi pada semua percobaan?
4. Mengapa iod tidak dapat larut dalam air tetapi larut dalam larutan kalium
iodida?
5. Bagaimana endapan yang dihasilkan pada percobaan no 2?
6. Mengapa pada percobaan 4 tidak dihasilkan HBr dan HI?
Jawaban :
1. a. Proses Weldon
Dengan memanaskan campuran MnO2, H2SO4, dan NaCl
Reaksi : MnO2 + 2H2SO4 + 2 NaCl → Na2SO4 + MnSO4 + H2O + Cl2
b. Mereaksikan CaOCl2 dan H2SO4
CaOCl2 + H2SO4 → CaSO4 + H2O + Cl2
c. Mereaksikan KMnO4 dan HCl
KMnO4 + HCl → 2KCl + MnCl2 + 8H2O + 5Cl2

2. Pembuatan plastic (PVC) ; pembuatan pelarut untuk cat, untuk membersihkan


logan dari lemak, dry cleaning ; pembuatan unsur (Mg, Ti, Br2) ; pembuatan
senyawa organic, insektisida ; HCl digunakan pada industri logam. Untuk
mengekstrasi logam tersebut ; NaCl digunakan sebagai garam dapur ; KCl
sebagai pupuk tanaman ; NH4Cl sebagai bahan pengisi batu baterai; NaClO
digunakan sebagai pengelontang ( breaching agent )untuk kain dan kertas,
[Ca(OCl2)2] sebagai zat disienfektan pada air ledeng ; KCl bahan pembuat
mercon dan korek api.

3. Reaksi 1 : MnO2 + 2H2SO4 + 2NaCl → Na2SO4 + MnSO4 + H2O + Cl2


MnO2 + 2H2SO4 + 2KBr → Na2SO4 + MnSO4 + H2O + Br2
Reaksi 2 : AgNO3 + NaCl → NaNO3 + AgCl
HgNO3 + NaCl → NaNO3 + HgCl
Pb(CH3COO)2 + NaCl → 2CH3COONa + PbCl2
AgNO3 + KBr → KNO3 + AgBr
HgNO3 + KBr → KNO3 + HgBr
Pb(CH3COO)2 + KBr → 2 CH3COOK + PbBr2
Reaksi 3 : CaOCl2 + H2O + CO2 → CaCO3 + HOCl + CaCl2
OCl - + H + → HOCl
HOCl + HCl → H2O + Cl2
Reaksi 4 : H2SO4 + NaCl → 2 NaHSO4 + HCl
2 H2SO4 + 2 KBr → 2 K+ + SO2 + SO42- + H2O + Br2
2 H2SO4 + 2 I- → SO4 2- + 2 H2O + I2
Reaksi 5 : NaCl + Cl2 → NaCl + Cl2
2 KBr + Cl2 → 2 KCl + Br2
2 KI + Cl2 → 2 KCl + I2
Reaksi 6 : I2 + H2O → 2 HI + O2
I2 + KI → KI3
I2 + 2 HCl → 2 HI + Cl2

4. Karena iod yang dilarutkan dalam KI membentuk polihalida I3- sehingga dapat
larut dalam KI, sedangkan iod dalam air tidak dapat larut karena air tidak dapat
mengoksidasi iod sehingga tidak terjadi reaksi antara keduanya.

5. AgNO3 + NaCl → NaNO3 + AgCl (endapan putih ++)


HgNO3 + NaCl → NaNO3 + HgCl (endapan putih +)
Pb(CH3COO)2 + NaCl → 2 CH3COONa + PbCl2 (endapan putih +++)
AgNO3 + KBr → KNO3 + AgBr (endapan putih +++)
HgNO3 + KBr → KNO3 + HgBr (endapan putih +)
Pb(CH3COO)2 + KBr → 2 CH3COOK + PbBr2 (endapan putih +++)

6. Senyawa HI dan HBr tidak dapat dibuat dengan menggunakan pereaksi H2SO4,
karena asam sulfat merupakan oksidator kuat yang akan mengoksidasi HBr
menjadi Br2 dan mengoksidasi HI menjadi I.

Anda mungkin juga menyukai