1
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
tersusun dalam bentuk cincin (biasanya terdiri dari 5 atau 6 anggota), proses ini
dikenal dengan pengkelatan. Spesi yang menghasilkannya disebut kelat dan
ligan multidentat disebut zat pengkelat (Sugiarto dkk, 2006).
b. Logam Transisi
Unsur logam transisi merupakan unsur yang menarik untuk dipelajari.
Unsur-unsur golongan transisi merupakan unsur logam yang memiliki orbital
elektron d atau f yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur
golongan transisi mempunyai 53 unsur dan terbagi atas 3 deret, yaitu deret
pertama (transisi ringan, unsur pada periode 4),deret kedua (transisi berat, unsur
pada periode 5), dan deret ketiga (golongan lantanida).
Unsur logam transisi memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu mempunyai biloks
lebih dari satu, orbital d terisi sebagian atau penuh sebagai orbital valensi, ionnya
berwarna-warni, dapat membentuk senyawa kompleks dan organologam,
banyak digunakan sebagai katalis.
Unsur-unsur ini disebut sebagai unsur transisi dikarenakan letaknya berada
diantara unsur-unsur logam (golongan 1 dan 2) dan unsur-unsur non logam
(golongan 13-18). Kondigurasi elektron unsur transisi penting diketahui karena
tingkat oksidasi, sifat magnetik, ikatan kimia, dan kereaktifan zat didasarkan
pada konfigurasi elektronnya.
Secara umum, penyerapan energi cahaya olehsenyawa logam transisi akan
menyebabkan electron tereksitasi dari tingkat energi dasar (ground
state) ketingkat energi yang lebih tinggi (excitation state). Eksitasi elektron yang
terjadi pada senyawa logam transisi melibatkan perubahan tingkat energi yang
setara dengan energi cahaya tampak. Menurut Teori Medan Kristal, perubahan
tingkat energi yang setara dengan energi cahaya tampak dimungkinkan oleh
adanya pemisahan tingkatan energi orbital-orbital d. Pada senyawa logam
utama, penyerapan energy cahaya melibatkan eksitasi elektron dari subkulit s.
Perbedaan tingkat energi yang terjadi antara subkulit s dan p lebih besar dari
energi cahaya tampak atau setara dengan energi sinar UV. Hal ini
yangmenyebabkan logam utama umumnya tidak berwarna (Riordan, 2005).
Sifat logam transisi d pada deret pertama (3d) sangat berbeda dengan
logam pada deret kedua (4d),namun perbedaan deret kedua dengan deret
2
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
ketiga(5d) tidak terlalu besar. Misalnya, jari-jari logam skandium sampai
tembaga memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan jari-jari logam
yttrium sampai perak. Namun, jari-jari logam yttrium sampai perak tidak
berbeda jauh dengan jari-jari logam pada deret kelima, yang mengandung unsur-
unsur golongan lantanida. Hal ini bisa terjadi disebabkan efek kontraksi
lantanoid. Senyawa logam transisi deret pertama jarang yang berkoordinasi
7,sedangkan senyawa logam transisi deret kedua dan ketiga dapat berkoordinasi
7-9 (Vogel’s, 1997).
Banyak aplikasi dari unsur – unsur transisi. Misalnya logam transisi
digunakan sebagai reduktor. Selain itu, dapat pula digunakan sebagai bahan
bangunan, contohnya alumunium. Logam Cu dan Hg bernilai mata uang. Emas
atau aurum banyak digunakan sebagai perhiasan.
Beberapa sifat umum unsur transisi :
1. Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin
bertambahnya elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik
intinya, Sehingga jarak elektron pada kulit terluar ke inti semakin kecil.
2. Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikit
fluktuatif, namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc ke
Zn. Kalau kita perhatikan, ada sesuatu hal yang unik terjadi pada pengisian
elektron pada logam transisi. Setelah pengisian elektron pada subkulit 3s dan
3p, pengisian dilanjutkan ke kulit 4s tidak langsung ke 3d, sehingga kalium
dan kalsium terlebih dahulu dibanding Sc. Hal ini berdampak pada grafik
energi ionisasinya yang fluktuatif dan selisih nilai energi ionisasi antar atom
yang berurutan tidak terlalu besar. Karena ketika logam menjadi ion, maka
elektron pada kulit 4s lah yang terlebih dahulu terionisasi.
3. Kecuali unsur Cr dan Cu, semua unsur transisi periode keempat mempunyai
elektron pada kulit terluar 4s2, sedangkan pada Cr dan Cu adalah 4s1.
4. Bilangan oksidasi
Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi (bilangan oksidasi)
yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi subkulit 3d dan 4s
yang hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi melepaskan elektron
pada subkulit 4s membentuk ion positif (kation), sejumlah elektron pada
3
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
subkulit 3d akan ikut dilepaskan. Bilangan oksidasi umum yang dijumpai
pada tiap unsur transisi periode keempat adalah +2 dan +3. Sementara,
bilangan oksidasi tertinggi pada unsur transisi periode keempat adalah +7
pada unsur Mangan (4s2 3d7). Bilangan oksidasi rendah umumnya ditemukan
pada ion Cr3+, Mn2+, Fe2+, Fe3+, Cu+, dan Cu2+, sedangkan bilangan oksidasi
tinggi ditemukan pada anion oksida, seperti CrO42-, Cr2O72-, dan MnO4-
(Sugiyarto, 2003).
c. Reaksi-Reaksi Ion Logam Transisi
Warna-warna logam transisi :
Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2%
massa kerak bumi) dan jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi
umumnya ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite
(Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4).
a. Reaksi ion besi dalam larutan
• Ion heksaaquobesi (II) – [Fe(H2O)6]2+.
• Ion heksaaquobesi (III) – [Fe(H2O)6]3+.
Keduanya bersifat asam, tetapi ion besi (III) lebih kuat sifat asamnya.
b. Reaksi ion besi dengan ion hidroksida
4
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Ion hidroksidadapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian
melekat pada ion besi. Setelah ion hidrogen dihilangkan, maka diperoleh
kompleks yang bermuatan kompleks netral. Kompleks netral ini tidak larut
dalam air dan terbentuk endapan.
5
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Pada kasus besi (III):
6
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Ion kompleks berperan sebagai asam dengan memberikan ion hidrogen
kepada molekul air dalam larutan. Air, sudah tentu, berperan sebagai basa
yang menerima ion hidrogen.
b. Reaksi ion heksaaquokrom(III) dengan ion hidroksida
Ion hidroksidadapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air kemudian
didempetkan pada ion krom. ion hidrogen dapat dihilangkan dari tiga molekul
air, maka akan memperoleh kompleks yang tidak bermuatan (komplek
netral). Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan endapan terbentuk.
Tetapi proses tidak berhenti sampai disini. Ion hidrogen yang lebih benyak
akan dihilangkan untuk menghasilkan ion seperti [Cr(H2O)2(OH)4]- dan
[Cr(OH)6]3-.Sebagai
contoh:
Endapan larut kembali karena ion tersebut larut dalam air. Pada tabung reaksi,
perubahan warna yang terjadi adalah:
7
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Krom dapat mengalami perubahan warna karena berubahnya biloks,
berikut penjabarannya :
Reduksi Cr6+ menjadi Cr3+
Perubahan biloks ditunjukkan oleh perubahan warna larutan. Sebagai conroh,
saat ion Cr6+ direduksi menjadi ion Cr3+ warna larutan berubah dari jingga
menjadi hijau.
Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6e- 2 Cr3+(aq) + 7H2O(l)
Mangan (Mn)
Mangan sangat reaktif secara kimiawi, dan terurai dengan air dingin
perlahan-lahan. Mangan digunakan untuk membentuk banyak alloy yang
penting.
a. Reaksi ion mangan dalam larutan
Ion yang paling sederhana dalam bentuk mangan dalam larutan adalah ion
heksaaquomangan (II) – [Mn(H2O)6]2+.
8
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
netral. Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan terbentuk endapan :
c. Reaksi ion heksaaquomangan(II) dengan larutan ammonia
Amonia dapat berperan sebagai basa maupun sebagai ligan. Pada gambar
dibawah ini, pada konsentrasi laboratorium yang biasa, amonia berperan
sebagai basa – dapat menghilangkan ion hidrogen dari kompleks aquo.
Kobalt (Co)
a. Reaksi Ion Kobalt (II) dalam air
Ion yang paling sederhana dalam bentuk kobal dalam larutan adalah ion
berwarna merah muda heksaaquokobal (II) – [Co(H2O)6]2+.
b. Reaksi ion heksaaquokobal(II) dengan ion hidroksida
Ion hidroksida dapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian
melekat ke ion kobal. Kompleks ini tidak larut dalam air dan terbentuk
endapan.
9
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
c. Reaksi-reaksi ion heksaaquokobalt(II) dengan larutan amonia
Amonia dapat berperan sebagai basa maupun ligan. Dengan jumlah kecil
amonia, ion hidrogen ditarik ion heksaaquo dengan tepat seperti pada kasus
perubahan ion hidroksida menjadi kompleks netral.
Perubahan warna
yg terjadi :
10
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
yang larut dalam reagensia berlebih
Ni(OH)2 + 6NH3 [Ni(NH3)6]2+ + 2OH-
Larutan berubah menjadi biru tua. Jika ada serta garam amonium tak terjadi
pengendapan, tetapi kompleks tersebut langsung terbentuk dengan segera.
Tembaga (Cu)
a. Reaksi ion hekasaquotembaga(II) dengan ion hidroksida
Ion hidroksida menggantikan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian
melekat pada ion tembaga. Hal ini dapat dilihat pada persamaan reaksi
berikut:
11
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Seng (Zn)
Zink merupakan logam dari golongan transisi yang sangat reaktif dan
strukturnya lunak. Garam Zn merupakan garam yang larut dalam air, larutan
kompleks ion Zn merupakan larutan yang tak berwarna. Kemudian, umumnya
padatan garamnya terhidrat. Selanjutnya penambahan basa menyebabkan
terbentuknya endapan putih gelatin zink hidroksida:
[Zn(H2O)3(OH)]+ + OH- Zn(OH)2 +3H2O
Tetapi endapan ini larut kembali dalam basa berlebih oleh karena sifat
amfoterik dengan membentuk ion kompleks:
Zn(OH)2 + 2OH- [Zn(OH)4]2-
Endapan zink hidroksida juga larut dalam amonia membentuk ion
kompleks menurut persamaan berikut:
Zn(OH)2 + 4NH3 [Zn(NH3)4]2+ +2OH-
(Housecroft, 2008)
12
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
2. Larutan NH4OH 2M Secukupnya
3. Larutan FeCl3 0,1 M Secukupnya
4. Larutan NaOH 0,6 M Secukupnya
5. Larutan NaOH 1M Secukupnya
6. Larutan NaOH 2M Secukupnya
7. Larutan NaOH 6M Secukupnya
8. Larutan FeSO4 0,1 M Secukupnya
9. Larutan CoCl2 0,1 M Secukupnya
10. Larutan CrCl3.6H2O 0,1 M Secukupnya
11. Larutan CuSO4.5H2O 0,1 M Secukupnya
12. Larutan CuCl2.2H2O - Secukupnya
13. Larutan DMG - Secukupnya
14. Larutan Fe(NH3)2SO4 0,1 M Secukupnya
15. Larutan Fe(NO3) 0,1 M Secukupnya
16. Larutan NiCl2 0,1 M Secukupnya
17. Larutan Etanol - Secukupnya
18. Larutan NaNO2 Jenuh Secukupnya
19. Larutan HCl 2M Secukupnya
20. Larutan HCl Pekat Secukupnya
21. Larutan HNO3 2M Secukupnya
22. Larutan HNO3 Pekat Secukupnya
23. Larutan K2Cr2O7 0,1 M Secukupnya
24. Larutan K4[Fe(CN)6] 0,1 M Secukupnya
25. Larutan KSCN Jenuh Secukupnya
26. Larutan ZnCl2 0,1 M Secukupnya
27. Larutan MnSO4 0,1 M Secukupnya
28. Larutan NH4SCN 0,1 M Secukupnya
29. Larutan 1,10-Phenanthrolin - Secukupnya
30. Larutan Ni(NO3)2 - Secukupnya
31. Butin Zn - Secukupnya
32. Aquades - Secukupnya
13
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
VI. ALUR PERCOBAAN
1. Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi
a.
1 mL CrCl3, Mn(SO4), Fe(NH3)2SO4, FeCl3, CoCl2, NiCl2, CuSO4
dan ZnCl2, yang konsentrasinya 0,1 M.
Hasil
Reaksi :
[Cr(H2O)6]3+(aq) + OH- [Cr(H2O)3(OH)3](s)
[Cr(H2O)3(OH)3](s) + OH- [Cr(H2O)3Cl2]+(aq) + 3H2O
[Mn(H2O)6]2+(aq) + OH- [Mn(H2O)4(OH)2](s)
[Mn(H2O)4(OH)2](s) + OH- [Mn(H2O)3(OH)3](s)
[Fe(H2O)6]2+(aq) + OH- Fe(H2O)4(OH)2](s)
[Fe(H2O)4(OH)2](s) + OH- [Fe(H2O)3(OH)3](s)
[Fe(H2O)6]3+(aq) + OH- [Fe(H2O)3(OH)3](s)
[Fe(H2O)3(OH)3](s) + OH- [Fe(H2O)2(OH)4](s)
[Co(H2O)6]2+(aq) + OH- → [Co(H2O)4(OH)2](s)
[Co(H2O)4(OH)2](s) + OH- → [Co(H2O)3(OH)3](s)
[Ni(H2O)6]2+(aq) + OH- [Ni(H2O)4(OH)2](s)
[Ni(H2O)4(OH)2](s) + OH- [Ni(H2O)3(OH)3](s)
[Cu(H2O)6]2+(aq) + OH- [Cu(H2O)4(OH)2](s)
[Cu(H2O)4(OH)2](s) + OH- [Cu(H2O)3(OH)3](s)
[Zn(H2O)6]2+(aq) + OH- [Zn(H2O)4(OH)2](s)
[Zn(H2O)4(OH)2](s) + OH- [Zn(H2O)3(OH)3]-(aq)
14
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
b.
1 mL CrCl3, Mn(SO4), Fe(NH3)2SO4, FeCl3, CoCl2, NiCl2, CuSO4
dan ZnCl2, yang konsentrasinya 0,1 M.
Hasil
Reaksi :
[Cr(H2O)6]3+(aq) + NH3 [Cr(H2O)3(OH)3](s)
[Cr(H2O)3(OH)3](s) + NH3 [Cr (NH3)6]3+(aq)
[Mn(H2O)6]2+(aq) + NH3 [Mn(H2O)4(OH)2](s)
[Mn(H2O)4(OH)2](s) + NH3 [Mn(NH3)4(H2O)2]2+(aq)
[Fe(H2O)6]2+(aq) + NH3 Fe(H2O)4(OH)2](s)
[Fe(H2O)4(OH)2](s) + NH3 [Fe(NH3)4(H2O)2]2+(aq)
[Fe(H2O)6]3+(aq) + NH3 [Fe(H2O)3(OH)3](s)
[Fe(H2O)3(OH)3](s) + NH3 [Fe(NH3 )2(OH)4](s)
[Co(H2O)6]2+(aq) + NH3 [Co(H2O)4(OH)2](s)
[Co(H2O)4(OH)2](s) + NH3[Co(NH3)4(H2O)2]2+(aq)
[Ni(H2O)6]2+(aq) + NH3 [Ni(H2O)4(OH)2](s)
[Ni(H2O)4(OH)2](s) + NH3 [Ni(H2O)2(NH3)4]2+(aq)
[Cu(H2O)6]2+(aq) + NH3 [Cu(H2O)4(OH)2](s)
[Cu(H2O)4(OH)2](s) + NH3 [Cu(H2O)2(NH3)4]2+(aq)
[Zn(H2O)6]2+(aq) + NH3 [Zn(H2O)4(OH)2](s)
[Zn(H2O)4(OH)2](s) + NH3 [Zn(H2O)2(NH3)4]2+(aq)
15
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
c.
1 mL CrCl3, Mn(SO4), Fe(NH3)2SO4, FeCl3, CoCl2, NiCl2, CuSO4
dan ZnCl2, yang konsentrasinya 0,1 M.
Hasil
Reaksi :
[Cr(H2O)6]3++6SCN-[Cr(H2O)5(SCN)6]2+(aq) +6H2O
[Mn(H2O)6]2++6SCN [Mn(H2O)5(SCN)]+ (aq) + 6H2O
[[Fe(H2O)6]2++6SCN [Fe(H2O)5(SCN)]+ (aq) +6H2O
[Fe(H2O)6]3+ + 6SCN-[Fe(H2O)5(SCN)]+ (aq) +6H2O.
[Co(H2O)6]2++ 6SCN-[Co(H2O)5(SCN)]+ (aq) + 6H2O
Ni(H2O)6]2++6SCN-[Ni(H2O)5(SCN)]+ (aq) +6H2O
[Cu(H2O)6]2++6SCN-[Cu(H2O)5(SCN)]+ (aq) +6H2O
[Zn(H2O)6]2++6SCN-[Zn(H2O)5(SCN)]+ (aq) +6H2O
*blanko
1 mL CrCl3, Mn(SO4), Fe(NH3)2SO4, FeCl3, CoCl2, NiCl2, CuSO4
dan ZnCl2, yang konsentrasinya 0,1 M.
Hasil
16
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
2. Pembentukan Ion Kompleks oleh Ion Logam Transisi
a. Kompleks Cr (III)
Hasil
Reaksi :
CrCl3.6H2O + Na2C2O4 (s) [Cr(C2O4)3]3-
O O 3-
-O O-
-O O
Cr
-O O- -O O
O O
[Cr(C2O4) 3]3-
Hasil
Reaksi :
Fe(NO3)2+Air + 1,10 phenantroline [Fe(1,10phenanthroline)3]2+
17
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Kemudian ketika direaksikan dengan 1,10-phenanthroline terbentuk
senyawa kompleks sebagai berikut:
2+
N N N
Fe
N
N N
Hasil
Reaksi :
FeCl3 + 3NH4CNS [Fe(CNS)3]2+ (coklat kemerahan) + 3NH4Cl
18
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Fe (CNS)3 + Na2C2O4 Fe(C2O4) + CNS - + 2Na+
Hasil
Reaksi :
19
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
1 mL larutan CoCl2 0,1 M
Hasil
reaksi :
1 mL larutan Ni (II)
Hasil
Reaksi :
NH2
H2 N 2+
H 2N
Ni
NH2
H 2N
NH 2
[Ni(en)3]2+
20
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
1 mL larutan Ni (II)
Hasil
Reaksi :
1 mL larutan Ni (II)
Hasil
Reaksi :
21
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
e. Kompleks Tembaga (II)
Hasil
1 mL larutan CuSO4
Reaksi :
NH2
H2 N 2+
H 2N
Cu
NH2
H 2N
NH 2
[Cu(en)3]2+
1 mL larutan CuSO4
22
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Reaksi :
1 mL larutan FeSO4
Reaksi :
2Fe2+(aq) + 4H+(aq) + NO3-(aq) → 2Fe3+(aq) + NO(g) +
2H2O(l)
2Fe3+(aq) + NO2+(aq) + H2O(l) → [Fe(H2O)6]3+(aq)
[Fe(H2O)6]3+(aq) + NaOH(aq) → [Fe(H2O)3(OH)3](s)
23
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
b. PerubahanCr6+ → Cr3+
Hasil
Reaksi :
Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6e- → 2Cr3+(aq) + 7H2O(aq)
24
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
VII. HASIL PENGAMATAN
Percobaan I
a. Reaksi Ion logam transisi dengan larutan NaOH 1 M
Pengamatan
Garam
Setelah penambahan Rumus senyawa yang Setelah penambahan berlebih Rumus ion kompleks
Sebelum reaksi
NaOH terbentuk NaOH yang terbentuk
+ 17 tetes (berlebih) : endapan
CrCl3 Larutan berwarna
+ 2 tetes : endapan hijau (++) [Cr(H2O)3(OH)3] larut. larutan berwarna hijau tua [Cr(H2O)2(OH)4]-
biru tua
kebiruan.
Mn(SO)4 Larutan tidak + 2 tetes : endapan kuning [Mn(H2O)4(OH)2] + 35 tetes (berlebih) ; endapan [Mn(H2O)3(OH)3]-
berwarna kecoklatan. larut. Larutan tidak berwarna
Fe(NH3)2SO4 Larutan berwarna + 1 tetes : endapan hijau tua. [Fe(H2O)4(OH)2] + 30 tetes (berlebih) : endapan [Fe(H2O)3(OH)3]-
kuning larut. Larutan berwarna kuning
pudar.
FeCl3 Larutan berwarna + 2 tetes : endapan coklat [Fe(H2O)3(OH)3] + 54 tetes (berlebih) : endapan [Fe(H2O)2(OH)4]-
kuning larut. Larutan berwarna jingga.
CoCl2 Larutan berwarna + 1 tetes : endapan biru tua [Co(H2O)4(OH)2] + 44 tetes (berlebih) : endapan [Co(H2O)3(OH)3]-
merah muda larut. Larutan berwarna biru tua.
NiCl2 Larutan berwarna + 1 tetes : endapan hijau [Ni(H2O)4(OH)2] + 20 tetes (berlebih) : endapan [Ni(H2O)3(OH)3]-
hijau pudar (+) larut. Larutan tidak berwarna.
CuSO4 Larutan berwarna + 1 tetes : endapan biru muda [Cu(H2O)4(OH)2] + 40 tetes (berlebih) : endapan [Cu(H2O)3(OH)3]-
biru larut. Larutan berwarna biru.
25
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
ZnCl2 Larutan tidak + 3 tetes :endapan putih [Zn(H2O)4(OH)2] + 40 tetes (berlebih) : endapan [Zn(H2O)3(OH)3]-
berwarna larut. Larutan tidak berwarna
Mn(SO)4 Larutan tidak + 1 tetes : endapan putih [Mn(H2O)4(OH)2] + 25 tetes : endapan larut. [Mn(H2O)3(OH)3]-
berwarna Larutan berwarna coklat.
Fe(NH3)2SO4 Larutan berwarna + 1 tetes : endapan hijau [Fe(H2O)4(OH)2] +22 tetes : endapan larut. [Fe(H2O)3(OH)3]-
kuning Larutan berwarna kuning pudar.
FeCl3 Larutan berwarna + 1 tetes : endapan coklat [Fe(H2O)3(OH)3] +21 tetes : endapan larut. [Fe(H2O)2(OH)4]-
kuning (+) Larutan berwarna kuning.
CoCl2 Larutan berwarna + 1 tetes : endapan hijau [Co(H2O)4(OH)2] + 82 tetes : endapan larut. [Co(H2O)3(OH)3]-
merah muda daun Larutan berwarna merah muda.
NiCl2 Larutan berwarna + 2 tetes : endapan biru [Ni(H2O)4(OH)2] + 9 tetes : endpan larut. Larutan [Ni(H2O)3(OH)3]-
hijau muda berwarna hijau muda.
26
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
CuSO4 Larutan berwarna + 2 tetes : endapan biru [Cu(H2O)4(OH)2] + 7 tetes : endapan larut. Larutan [Cu(H2O)3(OH)3]-
biru benhur berwarna biru muda.
ZnCl2 Larutan tidak + 1 tetes : endapan putih [Zn(H2O)4(OH)2] + 12 tetes : endapan larut. [Zn(H2O)3(OH)3]-
berwarna Larutan tidak berwarna.
27
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
c. Reaksi dengan larutan Ammonium Tiosianat 0,1 M
Warna larutan ammonium tiosianat:
Pengamatan
Larutan Garam
Sebelum reaksi Setelah penambahan NH4CNS Rumus ion kompleks
CrCl3 Larutan berwarna biru tua + 5 tetes : larutan berwarna biru kehijauan [Cr(H2O)5(SCN)]+
Fe(NH3)2SO4 Larutan berwarna kuning + 5 tetes : larutan berwarna coklat +++ [Fe(H2O)5(SCN)]+
FeCl3 Larutan berwarna kuning + 5 tetes : larutan berwarna kuning pudar [Fe(H2O)5(SCN)]+
CoCl2 Larutan berwarna merah muda + 5 tetes : larutan berwarna merah muda [Co(H2O)5(SCN)]+
28
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Blanko untuk percobaan reaksi garam transisi dengan Ammonium Tiosianat
Pengamatan
Larutan Garam
Sebelum reaksi Setelah penambahan air
CrCl3 Larutan berwarna biru tua Larutan berwarna biru tua
29
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Percobaan II : Pembentukan ion kompleks
a. Kompleks Cr (III)
Warna padatan CrCl3.6H2O : Kristal berwarna ungu
Warna larutan CrCl3.6H2O : larutan berwarna biru tua
Warna reagen yang
Reagen yang ditambahkan Pengamatan setelah bereaksi Rumus ion kompleks yang terbentuk
ditambahkan
Na2C2O4 (s) Larutan tidak berwarna Larutan berwarna hijau (+ 18 tetes) [Cr(C2O4)3]3-
30
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
b. Kompleks Fe(II)
Warna padatan Ferro sulfat : Kristal hijau muda
Warna larutan Ferro sulfat : kuning
Pengamatan
Garam Setelah penambahan Kristal 1,10 fenantrolin Rumus ion kompleks yang terbentuk
2+
N N N
Fe
N
N N
31
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
c. Kompleks Fe (III)
Warna padatan FeCl3 : serbuk kuning
Warna larutan FeCl3 : kuning
Pengamatan
Larutan Setelah penambahan tetes demi Rumus ion kompleks Rumus ion kompleks
Garam Setelah penambahan Na2C2O4
tetes NH4CNS yang terbentuk yang terbentuk
32
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
d. Kompleks Co (II)
Warna padatan CoCl2: : padatan biru langit
Warna larutan CoCl2: : larutan merah muda jernih
33
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
e. Kompleks Ni (II)
Warna padatan Ni(NO3)2: padatan putih
Warna larutan Ni(NO3)2: hijau
34
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
f. Kompleks Cu (II)
Warna CuSO4.5H2O : biru ++
Warna CuCl2.2H2O : biru +
35
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Percobaan III : Perubahan tingkat oksidasi
a. Perubahan Fe2+ menjadi Fe 3+
Warna padatan ferro sulfat : krista; hijau muda
Warna larutan ferro sulfat : kuning ++
Rumus ion kompleks yang
Perlakuan Pengamatan
terbentuk / reaksi yang terjadi
2 Fe 2+(aq) +4H+(aq)+ NO3-(aq)
Penambahan HNO3 pekat ........
Larutan berwarna kuning pudar + →2 Fe 3+ + NO2 (g)+ 2 H2O(l)
tetes
Fe2+ Fe3+ + e
[Fe (H2O)6] 3+
+ 3 OH-→[Fe
Penambahan larutan NaOH 2M Larutan berwarna coklat keruh
(H2O)3(OH)3]
36
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
b. Perubahan Cr6+ menjadi Cr 3+
Warna padatan K2Cr2O7: Kristal orange
Warna larutan K2Cr2O7 : jingga ++
Rumus ion kompleks yang terbentuk / reaksi
Perlakuan Pengamatan
yang terjadi
Penambahan bijih Zn Larutan berwarna abu-abu kehijauan terdaoat endapan hitam Cr2O72- + Zn+ + H+ → 2Cr3+ + Zn2+ + H2O
Penambahan HCl pekat Larutan berwarna hijau pekat +++ dan terdapat gelembung gas Cr2O72-(aq) + 4 H+ + 6 e →2Cr3+(aq) +7 H2O(l)
37
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Percobaan yang telah dilakukan berjudul “Reaksi-reaksi Logam Transisi”.
Pada percobaan ini bertujuan untuk mempelajari reaksi-reaksi garam logam
transisi, mengenal pembentukan ion kompleks logam transisi dan mengamati
perubahan warna karena perubahan bilangan oksidasi dari senyawa logam transisi.
Unsur-unsur golongan transisi merupakan unsur logam yang memiliki orbital
elektron d atau f yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur
golongan transisi mempunyai 53 unsur dan terbagi atas 3 deret, yaitu deret pertama
(transisi ringan, unsur pada periode 4),deret kedua (transisi berat, unsur pada
periode 5), dan deret ketiga (golongan lantanida). Unsur logam transisi memiliki
ciri-ciri yang khas, yaitu mempunyai biloks lebih dari satu, orbital d terisi sebagian
atau penuh sebagai orbital valensi, ionnya berwarna-warni, dapat membentuk
senyawa kompleks dan organologam, banyak digunakan sebagai katalis.
Pada percobaan ini prosedur kerja dibagi dalam 3 tahap, yaitu: (1) reaksi
beberapa ion logam transisi, (2) pembentukan ion kompleks oleh ion logam transisi,
dan (3) perubahan tingkat oksidasi. Dimana pada masing-masing prosedur kerja
dilakukan sekali tanpa pengulangan. Sampel yang digunakan dalam percobaan ini
adalah CuSO4, CoCl2, CrCl3, MnSO4, Fe(SO4), Fe(SO4)3, NiCl2, dan ZnCl2.
Sebelum percobaan dilakukan, terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan. Persiapan ini dilakukan untuk mempermudah dan mempersingkat
waktu percobaan. Pastikan jika alat-alat yang akan digunakan telah dicuci terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan agar tidak ada bahan pengotor yang ikut dalam percobaan,
yang dapat mempengaruhi hasil akhir. Gambar alat dan bahan yang diakan sebagai
berikut:
38
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
1. Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi
Pada percobaan “reaksi beberapa ion logam transisi” ini bertujuan untuk
mengetahui reaksi-reaksi garam logam transisi. Dimana garam logam transisi
direaksikan dengan larutan NaOH 0,1 M; larutan ammonia 2 M; dan NH2SCN
0,1 M, sehingga terbentuk kompleks hidroksokompleks (hidroksida amfoter),
amina dan kompleks tiosianat. Larutan sampel (garam logam transisi) yang
digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
Garam Warna larutan
Prinsip kerja yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berrikut:
39
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Reaksi Ion Logam Transisi dengan Larutan NaOH 0,1 M
Logam transisi jika direaksikan dengan logam alkali akan membentuk
endapan. Endapan tersebut merupakan endapan hidroksida. Hasil dari
percobaan ini akan menunjukkan hidroksida logam transisi manakah yang
bersifat amfoter dari 8 larutan tersebut. Hidroksida amfoter yang terbentuk
berupa endapan dari hidroksida logam, sedangkan pembentukan hidrokso
kompleks ditandai dengan larutnya endapan dari penambahan basa berlebih.
Pada percobaan ini dimulai dengan menyiapkan tabung reaksi sebanyak 8
buah, dan kemudian diisi dengan 8 larutan sampel (garam logam transisi) pada
tabung reaksi yang berbeda-beda.
a) CuSO4
Sebanyak 1 mL larutan CuSO4 0,1 M yang berupa larutan berwarna
biru dimasukkan kedalam tabung reaksi 1 dan ditambahkan larutan NaOH
1 M yang tidak berwarna sebanyak 1 tetes sehingga menghasilkan endapan
berwarna biru muda, dengan rumus senyawa hidroksida logam tersebut
adalah [Cu(H2O)4(OH)2]. Hal ini disebabkan ligan masuk pada orbital
kosongnya tepat sehingga diperoleh endapan. Endapan yang terbentuk
merupakan suatu hidroksida amfoter. Setelah ditambahkan NaOH berlebih
sebanyak 48 tetes menghasilkan endapan larut dan larutan berwarna biru,
hal ini menandakan telah terbentuk hidroksokompleks dengan rumus ion
kompleks yang terbentuk adalah [Cu(H2O)3(OH)3]. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut:
[Cu(H2O)6]2+(aq) + OH- → [Cu(H2O)4(OH)2](s)
biru muda
[Cu(H2O)4(OH)2](s) + OH- → [Cu(H2O)3(OH)3]- (s)
larutan biru
Struktur kompleks yang terbentuk:
Cu
Cu
40
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Gambar kerja yang dilakukan sebagai berikut:
OH
41
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Gambar 3. Larutan CoCl2, hasil penambahan NaOH,
dan hasil penambahan NaOH berlebih
c) CrCl3
Sebanyak 1 mL larutan CrCl3 0,1 M yang berupa larutan berwarna
biru tua dimasukkan kedalam tabung reaksi 3 dan ditambahkan larutan
NaOH 1 M yang tidak berwarna sebanyak 2 tetes sehingga menghasilkan
endapan berwarna hijau (++) dengan rumus senyawa hidroksida logam
adalah [Cr(H2O)3(OH)3]. Hal ini disebabkan ligan masuk pada orbital
kosongnya tepat sehingga diperoleh endapan. Endapan yang terbentuk
merupakan suatu hidroksida amfoter. Setelah ditambahkan NaOH berlebih
sebanyak 17 tetes menghasilkan endapan larut dan larutan berwarna hijau
tua kebiruan, hal ini menandakan bahwa telah terjadi pembentukan
hidroksokomplek dengan rumus ion kompleks yang terbentuk adalah
[Cr(OH)6]3-. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
[Cr(H2O)6]3+ (aq) + 3OH- → [Cr(H2O)3(OH)3] (s)
hijau (++)
[Cr(H2O)3(OH)3] (s) + 3OH-→ [Cr(H2O)3Cl2]+ (aq)
larutan hijau tua kebiruan
Dengan struktur ion kompleks yang terbentuk:
42
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
d) Mn(SO4)
Sebanyak 1 mL larutan Mn(SO4) 0,1 M yang berupa larutan tidak
berwarna dimasukkan kedalam tabung reaksi 4 dan ditambahkan larutan
NaOH 1 M yang tidak berwarna sebanyak 1 tetes sehingga menghasilkan
endapan kuning kecoklatan yang menunjukkan pembentukan hidroksida
amfoter mulai terbentuk dengan rumus senyawa yang terbentuk adalah
[Mn(H2O)4(OH)2]. Setelah ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 35 tetes
menghasilkan endapan larut dan larutan berwarna kuning kecokelatan yang
menunjukkan pembentukan hidroksida amfoter dengan rumus ion kompleks
yang terbentuk adalah [Mn(H2O)3(OH)3]. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
[Mn(H2O)6]2+ (aq) + OH- → [Mn(H2O)4(OH)2] (s)
kuning kecoklatan
[Mn(H2O)4(OH)2] (s) + OH-→ [Mn(H2O)3(OH)3]- (s)
larutan kuning kecokelatan
Dengan struktur kompleks yang dibentuk:
Mn
Mn
OH
43
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
[Fe(H2O)3(OH)3]. Setelah ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 54 tetes
menghasilkan endapan larut dan larutan berwarna orange yang menandakan
pembentukan hidroksida amfoter dengan rumus ion kompleks yang
terbentuk adalah [Fe(H2O)2(OH)4].. Ion hidroksida (larutan NaOH) dapat
menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian melekat pada ion
besi. Setelah ion hidrogen dihilangkan, diperoleh kompleks tidak muatan-
kompleks netral. Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan terbentuk
endapan. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
[Fe(H2O)6]2+ (aq) + OH- → [Fe(H2O)4(OH)2] (s)
coklat
[Fe(H2O)4(OH)2] (s) + OH- → [Fe(H2O)3(OH)3]- (aq)
larutan orange
Dengan struktur kompleks yang dibentuk:
OH
44
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
endapan larut dan larutan berwarna kuning pudar yang menunjukkan bahwa
senyawa kompleks telah terbentuk dengan rumus ion kompleks yang
terbentuk adalah [Fe(H2O)3(OH)3]. Ion hidroksida (larutan NaOH) dapat
menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian melekat pada ion
besi. Setelah ion hidrogen dihilangkan, diperoleh kompleks tidak muatan-
kompleks netral. Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan terbentuk
endapan. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
[Fe(H2O)6]3+ (aq) + OH- → [Fe(H2O)3(OH)3] (s)
hijau tua
[Fe(H2O)3(OH)3] (s) + OH- → [Fe(H2O)4(OH)2]- (aq)
larutan kuning pudar
Dengan struktur kompleks yang dibentuk:
OH
45
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
kompleks yang terbentuk adalah [Ni(H2O)4(OH)2]. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut:
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + OH- → [Ni(H2O)4(OH)2] (s)
hijau pudar (+)
[Ni(H2O)4(OH)2] (s) + OH- → [Ni(H2O)3(OH)3]- (s)
larutan tidak berwarna
Struktur kompleks yang terbentuk:
Ni
OH
Ni
46
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Dengan struktur ion kompleks yang terbentuk:
2-
Zn
Zn
47
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Reaksi Ion Logam Transisi dengan Larutan Ammonia 2 M
Ammonia berperan sebagai basa maupun ligan. Dengan jumlah ammonia yang
sedikit, ion hidrogen tertarik oleh ion heksaaquo seperti pada kasus ion
hidroksida untuk menghasilkan kompleks netral yang sama.
a) CuSO4
Sebanyak 1 mL larutan CuSO4 0,1 M yang berupa larutan berwarna
biru dimasukkan kedalam tabung reaksi 1 dan ditambahkan larutan NH4OH
2 M yang tidak berwarna sebanyak 2 tetes sehingga menghasilkan endapan
berwarna biru dengan rumus senyawa yang terbentuk adalah
[Cu(H2O)4(OH)2]. Setelah ditambahkan NH4OH berlebih sebanyak 7 tetes
menghasilkan endapan hilang dan larutan berwarna biru muda. Hal ini
menunjukkan bahwa senyawa kompleks langsung terbentuk. Sebab, larutan
CuSO4 merupakan garam asam. Rumus senyawa ion kompleks yang
terbentuk yaitu: [Cu(NH3)6]2+. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
[Cu(H2O)6]2+ (aq) + 2NH3(aq)→ [Cu(H2O)4(OH)2] (s)+ NH4+
biru
[Cu(H2O)4(OH)2](s)+6NH3(aq)→[Cu(H2O)2(NH3)4]2+(aq)+2OH-+4H2O (l)
larutan biru muda
Struktur ion yangn terbentuk yaitu:
2+
Cu
48
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
b) CoCl2
Sebanyak 1 mL larutan CoCl2 0,1 M yang berupa larutan berwarna
merah muda dimasukkan kedalam tabung reaksi 2 dan ditambahkan larutan
NH4OH 2 M yang tidak berwarna sebanyak 1 tetes sehingga menghasilkan
endapan berwarna hijau daun dengan rumus senyawa yang terbentuk adalah
[Co(H2O)4(OH)2]. Reaksi yang terjadi yaitu:
2+
Co
49
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
c) CrCl3
Sebanyak 1 mL larutan CrCl3 0,1 M yang berupa larutan berwarna
biru tua dimasukkan kedalam tabung reaksi 3 dan ditambahkan larutan
NH4OH 2 M yang tidak berwarna sebanyak 1 tetes sehingga menghasilkan
endapan berwarna abu-abu dengan rumus senyawa yang terbentuk adalah
[Cr(H2O)3(OH)3]. Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida
amfoter. Setelah ditambahkan NH4OH berlebih sebanyak 40 tetes
menghasilkan endapan larut dan larutan berwarna hijau tua dengan rumus
ion kompleks yang terbentuk adalah [Cr(NH3)6]6+. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut:
3+
Cr
50
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
endapan berwarna putih dengan rumus senyawa yang terbentuk adalah
[Mn(H2O)4(OH)2]. Setelah ditambahkan NH4OH berlebih sebanyak 25 tetes
menghasilkan endapan larut dan larutan berwarna cokelat dengan rumus ion
kompleks yang terbentuk adalah [Mn(NH3)4(H2O)2]2+. Reaksi yang terjadi
adalah:
[Mn(H2O)6]2+ (aq) + NH3 → [Mn(H2O)4(OH)2] (s)
putih
[Mn(H2O)4(OH)2] (s) + 6NH3 → [Mn(NH3)4(H2O)2]2+ (aq)
Larutan coklat
Struktur kompleks yang dibentuk:
2+
H2O
Mn
H2O
51
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
kuning pudar dengan rumus ion kompleks yang terbentuk adalah
[Fe(NH3)4(H2O)2] 2+. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
[Fe(H2O)6]2+ (aq) + NH3 → [Fe(H2O)4(OH)2](s)
hijau
[Fe(H2O)4(OH)2](s) + 2NH3 → [Fe(NH3)4(H2O)2] 2+(aq)
larutan kuning pudar
Struktur kompleks yang dibentuk yaitu:
2+
H2O
Fe
H2O
52
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
[Fe(H2O)4(OH)2](s) + 2NH3 (aq) → [Fe(NH3)2(OH)4](s)
larutan kuning
Dengan struktur kompleks yang dibentuk:
OH
Fe
OH
53
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Dengan struktur ion kompleks yang terbentuk:
54
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Struktur ion kompleks yang terbentuk adalah:
2+
Zn
55
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
+
Cu
56
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Setelah itu membuat larutan blanko yang digunakan untuk
dibandingkan dengan larutan yang diuji dengan NH4SCN. Cara
membuatnya yaitu memasukkan 1 mL larutan CoCl2 0,1 M yang berupa
larutan berwarna merah muda pada tabung yang lain dan ditambahkan 5
tetes aquades yang tidak berwarna sehingga menghasilkan larutan berwarna
merah muda. Reaksi pada larutan blanko adalah tidak lain suatu logam yang
direaksikan oleh pelarut polar, seperti halnya proses pengenceran. Sehingga
hasil akhir larutan setelah penambahan tidak mengalami banyak perubahan.
Larutan CoCl2 tidak membentuk ion kompleks setelah direaksikan
dengan NH4SCN karena saat dibandingkan dengan larutan blanko tidak
terdapat perbedaan warna. Berikut adalah hasilnya :
57
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
NH4SCN karena saat dibandingkan dengan larutan blanko tidak terdapat
perbedaan warna yang signifikan. Berikut adalah hasilnya :
58
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
e) Fe(SO4)
Sebanyak 1 mL larutan Fe(SO4) 0,1 M yang berupa larutan berwarna
kuning dimasukkan kedalam tabung reaksi 5 dan ditambahkan larutan
NH4SCN 2 M yang tidak berwarna sebanyak 5 tetes sehingga menghasilkan
larutan berwarna coklat(+++) dengan rumus ion kompleks yang terbentuk
adalah [Fe(H2O)5(SCN)]+. Dalam hal ini larutan Fe(NH3)2SO4 membentuk
kompleks dengan NH4SCN. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)6]2+(aq)+ SCN- [Fe(H2O)5(SCN)]+(aq) + 6H2O (l)
Coklat (+++)
Dengan struktur ion kompleks yang dibentuk:
59
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
f) Fe(SO4)3
Sebanyak 1 mL larutan Fe(SO4)3 0,1 M yang berupa larutan berwarna
kuning dimasukkan kedalam tabung reaksi 6 dan ditambahkan larutan
NH4SCN 2 M yang tidak berwarna sebanyak 5 tetes sehingga menghasilkan
larutan berwarna kuning pudar dengan rumus ion kompleks yang terbentuk
adalah [Fe(H2O)5(SCN)]2+. Dalam hal ini larutan FeCl3 membentuk
kompleks dengan NH4CNS. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)6]3+ (aq)+ SCN-(aq) [Fe(H2O)5(SCN)]+ (aq) + 6H2O(l)
Kuning pudar
60
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Gambar 20. Larutan Fe(SO4)3, dan hasil penambahan NH4SCN 5 tetes
g) NiCl2
Sebanyak 1 mL larutan NiCl2 0,1 M yang berupa larutan berwarna
hijau dimasukkan kedalam tabung reaksi 7 dan ditambahkan larutan
NH4SCN 2 M yang tidak berwarna sebanyak 5 tetes sehingga menghasilkan
larutan berwarna hijau (+).Reaksinya sebagai berikut:
[Ni(H2O)6]2+ (aq)+ SCN-(aq) [Ni (H2O)5(SCN)]+ (aq)+ 6H2O(l)
hijau (+)
Setelah itu membuat larutan blanko yang digunakan untuk
dibandingkan dengan larutan yang diuji dengan NH4SCN. Cara
membuatnya yaitu memasukkan 1 mL larutan NiCl2 0,1 M yang berupa
larutan berwarna hijau pada tabung yang lain dan ditambahkan 5 tetes
aquades yang tidak berwarna sehingga menghasilkan larutan tidak
berwarna. Reaksi pada larutan blanko adalah tidak lain suatu logam yang
direaksikan oleh pelarut polar, seperti halnya proses pengenceran. Sehingga
hasil akhir larutan setelah penambahan tidak mengalami banyak perubahan.
Larutan NiCl2 tidak membentuk ion kompleks setelah direaksikan
dengan NH4SCN karena saat dibandingkan dengan larutan blanko tidak
terdapat perbedaan warna yang signifikan. Berikut adalah hasilnya :
61
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
membuatnya yaitu memasukkan 1 mL larutan ZnCl2 0,1 M yang berupa
larutan tidak berwarna pada tabung yang lain dan ditambahkan 5 tetes
aquades yang tidak berwarna sehingga menghasilkan larutan tidak
berwarna. Reaksi pada larutan blanko adalah tidak lain suatu logam yang
direaksikan oleh pelarut polar, seperti halnya proses pengenceran. Sehingga
hasil akhir larutan setelah penambahan tidak mengalami banyak perubahan.
Larutan ZnCl2 tidak membentuk ion kompleks setelah direaksikan
dengan NH4SCN karena saat dibandingkan dengan larutan blanko tidak
terdapat perbedaan warna. Berikut adalah hasilnya :
62
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
ion kompleks yang terbentuk yaitu [Cr(C2O4)3]3-. Berikut adalah warna yang
dihasilkan :
O O 3-
-O O-
-O O
Cr
-O O- -O O
O O
[Cr(C2O4) 3]3-
63
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Gambar 23. Warna larutan FeSO4 setelah
penambahan 1,10 phenanthroline
reaksi yang terjadi:
Fe(NO3)2 + H2O + 1,10-Phenantroline → [Fe(1,10-phenantroline)3]2+
1,10-phenanthroline merupakan ligan bidentat, yang dimana
perubahan warna diakibatkan adanya pergantian ligan (SO4)2- oleh 1,10
phenanthroline, sehingga terbentuk senyawa kompleks [Fe(phen)6]2+
sebagai berikut:
[Fe(phen)6]2+
Pada tabung yang lain dimasukkan 2 mL larutan encer Fe(SO4)3 yang
berwarna kuning dan ditambahkan 2 tetes larutan NH4SCN yang merupakan
larutan tidak berwarna. NH4SCN yang berfungsi memberikan warna gelap
sehingga menghasilkan larutan berwarna merah jingga dengan rumus ion
kompleks yang terbentuk yaitu [Fe(SCN)(H2O)5]2+, setelah itu ditambahkan
sedikit larutan Na2C2O4 yang tidak berwarna dan dikocok sehingga
menghasilkan larutan berwarna kuning keruh dengan rumus ion kompleks
yang terbentuk yaitu [Fe(C2O4)(SCN)(H2O)3]. Berikut adalah gambarnya :
64
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
kekuatan ligan C2O42-. Dan ketika larutan diberi NH4SCN berlebih, maka
akan terbentuk kompleks [Fe(SCN)6]3- dengan kembalinya warna gelap
pada larutan yaitu coklat kemerahan. Reaksi yang terjadi:
[Fe(SCN)6]3-
c. Kompleks Co(II)
Pada percobaan ini sebanyak 1 mL larutan CoCl2 0,1 M yang
berwarna merah muda jernih dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan 6 tetes larutan ethylendiaminyang tidak berwarna. Saat ini
larutan berubah menjadi jingga yang menunjukkan adanya pembentukan
kompleks dari [Co(H2O)6]2+ menjadi [Co(H2O)4(en)]2+. Satu ligan
ethylendiamin dapat menggantikan 2 ligan H2O pada CoCl2, karena
ethylendiamin merupakan ligan bidentat yang mendonorkan 2 pasangan
elektron pada logam.
65
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Selanjutnya 1 mL larutan CoCl2 0,1 M yang berwarna merah muda
jernih dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 8 tetes larutan
Na2EDTA yang berupa larutan tidak berwarna sehingga menghasilkan
larutan berwarna merah muda dengan rumus ion kompleks yang terbentuk
yaitu [Co(EDTA)]2+ dengan struktur:
[Co(EDTA)]2+
66
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
2+
H2O OH2
H2O Ni OH2
H2N NH2
H2C CH2
[Ni(H2O)4(en)]2+
[Ni(DMG)]2+
Berikut gambar yang dihasilkan:
67
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Gambar 27. Hasil warna larutan setelah penambahan
dimethylglioksime (DMG)
[Ni(EDTA)]2+
68
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
(++) dan CuCl2.2H2O merupakan kristal berwarna biru (+). Setelah
beberapa menit dibiarkan pada suhu ruang padatan berubah warna menjadi
hijau. Berikut adalah gambarnya :
[Cu(EDTA)2]2+
69
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Berikut gambarnya :
70
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Setelah itu larutan dipanaskan selama 1-2 menit sehingga
menghasilkan larutan berwarna pekat (+++) dan rumus ion kompleks yang
terbentuk yaitu [Fe(H2O)6]3+. Tujuan dari pemanasan adalah agar reaksi
antara Fe(SO4) dan HNO3 pekat tadi berlangsung dengan sempurna dari
pemanasan Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+. Berikut gambarnya :
Kuning coklat
71
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Dengan struktur yang dibentuk:
Berikut gambarnya :
+6 reduksi +3
0 oksidasi +2
72
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Kemudian dalam larutan ditambahkan HCl pekat yang berupa larutan
tidak berwarna sehingga dihasilkan larutan berwarna hijau (+++) dan
timbul gelembung, rekasi yang terjadi yaitu:
Cr3+ + HCl CrCl2 + H2(g) .
Fungsi Zn dan HCl pekat adalah sebagai reduktor untuk mereduksi
Cr6+ menjadi Cr3+. Berikut gambarnya :
73
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Berikut gambarnya :
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan, bahwa:
1. Reaksi logam-logam garam transisi dapat dipelajari dengan cara
mereaksikannya dengan NaOH, NH4OH, dan NH4SCN yang menghasilkan
perubahan seperti warna-warna yang khas dan endapan yang terbentuk juga
memiliki warna yang berbeda-beda sesuai dengan muatan logam pusat
senyawa kompleks tersebut.
2. Pembentukan ion kompleks logam transisi dapat dilakukan dengan
menambahkan larutan yang mengandung ligan-ligan dalam deret spektrokimia
seperti ion H2O, SCN-, EDTA, DMG dan ion oksalat.
3. Perubahan warna yang terjadi pada senyawa logam transisi adalah akibat
adanya perubahan bilangan oksidasi karena pengaruh masuknya ligan ligan
monodentat, bidentat maupun polidentat, seperti saat dilakukannya pemanasan
dan penambahan asam-basa kuat.
X. DAFTAR PUSTAKA
Housecroft, CE and Sharpe AG. 2008. Inorganic Chemistry. 3rd ed. Pearson
Prentice Hall. Hal.1060-1062.
Riordan, AR, Jansma, A, Fleischman, S, Green, DB,Mulford, DR. 2005. The
Chemical Educator . 10.Hal. 115-119
74
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
XI. JAWABAN PERTANYAAN
1. Tuliskan seluruh reaksi yang ada pada percobaan 1 sampai IV serta berikan
perubahan warnanya.
Jawab:
PERCOBAAN I: REAKSI BEBERAPA ION LOGAM TRANSISI
a. Reaksi dengan larutan NaOH 1 M
1. CrCl3
2. Mn(SO4)
3. Fe(NH3)2SO4
[Fe(H2O)6]2+(aq) + OH- → [Fe(H2O)4(OH)2](s)
4. FeCl3
[Fe(H2O)6]3+(aq) + OH- → [Fe(H2O)3(OH)3](s)
5. CoCl2
[Co(H2O)6]2+(aq) + OH- → [Co(H2O)4(OH)2](s)
75
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Pink jernih Endapan ungu
6. NiCl2
[Ni(H2O)6]2+(aq) + OH- → [Ni(H2O)4(OH)2](s)
7. Cu(SO4)
[Cu(H2O)6]2+(aq) + OH- → [Cu(H2O)4(OH)2](s)
8. ZnCl2
1. CrCl3
2. Mn(SO4)
76
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
[Mn(H2O)6]2+(aq) + OH- → [Mn(H2O)4(OH)2](s)
3. Fe(NH3)2SO4
4. FeCl3
5. CoCl2
6. NiCl2
7. Cu(SO4)
77
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
[Cu(H2O)6]2+(aq) + 2NH3 → [Cu(H2O)4(OH)2](s) + 2NH4+
8. ZnCl2
2. Mn(SO4)
3. Fe(NH3)2SO4
4. FeCl3
5. CoCl2
6. NiCl2
7. CuSO4
78
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
PERCOBAAN II : PEMBENTUKAN ION KOMPLEKS OLEH ION
LOGAM TRANSISI
a. Kompleks Cr (III)
N N N
Fe
N
N N
79
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
c. Kompleks Kobal(II)
d. Kompleks Ni(II)
NH2
H2 N 2+
H 2N
Ni
NH2
H 2N
NH 2
[Ni(en)3]2+
NH2
H2 N 2+
H 2N
Cu
NH2
H 2N
NH 2
[Cu(en)3]2+
80
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
PERCOBAAN III : PERUBAHAN TINGKAT OKSIDASI
a. Perubahan Fe2+ menjadi Fe3+
Fe2+ → Fe3+ + e
81
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Lampiran 1. Gambar Kerja
No. Gambar Kerja Keterangan
Persiapan Alat dan Bahan
1. Persiapan alat dan bahan
yang akan digunakan.
82
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
penambahan NaOH
berlebih endapan larut.
5. Penambahan NaOH pada
FeSO4 membentuk
endapan hijau tua, dan
penambahan NaOH
berlebih endapan larut.
6. Penambahan NaOH pada
Fe(SO4)3 membentuk
endapan coklat, dan
penambahan NaOH
berlebih endapan larut.
7. Penambahan NaOH pada
NiCl2 membentuk
endapan hijau pudar (+),
dan penambahan NaOH
berlebih endapan larut.
8. Penambahan NaOH pada
ZnCl2 membentuk
endapan putih, dan
penambahan NaOH
berlebih endapan larut.
b)
1. Penambahan NH4OH
pada CuSO4 membentuk
endapan biru, dan
penambahan NH4OH
berlebih endapan larut.
2. Penambahan NH4OH
pada CoCl2 membentuk
endapan hijau daun, dan
83
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
penambahan NH4OH
berlebih endapan larut.
3. Penambahan NH4OH
pada CrCl3 membentuk
endapan abu-abu, dan
penambahan NH4OH
berlebih endapan larut.
4. Penambahan NH4OH
pada MnSO4 membentuk
endapan putih, dan
penambahan NH4OH
berlebih endapan larut.
5. Penambahan NH4OH
pada FeSO4 membentuk
endapan hijau, dan
penambahan NH4OH
berlebih endapan larut.
6. Penambahan NH4OH
pada Fe(SO4)3
membentuk endapan
coklat(+) , dan
penambahan NH4OH
berlebih endapan larut.
7. Penambahan NH4OH
pada NiCl2 membentuk
endapan biru muda, dan
penambahan NH4OH
berlebih endapan larut.
8. Penambahan NH4OH
pada ZnCl2 membentuk
endapan putih, dan
84
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
penambahan NH4OH
berlebih endapan larut.
c)
1. Penambahan NH4SCN
pada CuSO4
menghasilkan larutan
hijau (++).
2. Penambahan NH4SCN
pada CoCl2
menghasilkan larutan
merah muda.
3. Penambahan NH4SCN
pada CrCl3 menghasilkan
larutan biru kehijauan.
4. Penambahan NH4SCN
pada MnSO4
menghasilkan larutan
tidak berwarna.
5. Penambahan NH4SCN
pada FeSO4
menghasilkan larutan
coklat (+++).
6. Penambahan NH4SCN
pada Fe(SO4)3
menghasilkan larutan
kuning pudar.
7. Penambahan NH4SCN
pada NiCl2 menghasilkan
larutan hijau (+).
85
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
8. Penambahan NH4SCN
pada ZnCl2
menghasilkan larutan
tidak berwarna.
Pembentukan Ion Kompleks Oleh Ion Logam Transisi
1. Kompleks Cr (III) Penambahan Na2C2O4
pada larutan CrCl3
menghasilkan larutan
berwarna hijau.
Penambahan Na2EDTA
pada CoCl2
Larutan CoCl2 menghasilkan larutan
berwarna merah muda.
86
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
4. Kompleks Nikel (II) Penambahan
dimethylglokoxime
(DMG) pada NiCl2
menghasilkan larutan
berwarna merah muda.
larutan NiCl2 Penambahan Na2EDTA
pada NiCl2 menghasilkan
larutan berwarna biru.
Penambahan
ethylendiamin pada
+ DMG +Na2EDTA +ethylendiamin
NiCl2 menghasilkan
larutan berwarna biru.
5. Kompleks Cu (II) Padatan CuSO4.5H2O +
CuCl2.2H2O
menghasilkan padatan
berwarna hijau.
Penambahan
Larutan CuSO4 Padatan ethylendiamin pada
CuSO4 menghasilkan
larutan berwarna
biru(+++).
Penambahan Na2EDTA
pada CuSO4
menghasilkan larutan
berwarna biru(++).
Pembuatan Tingkat Oksidasi
1. Perubahan Fe2+ Fe3+ Penambahan HNO3 pada
FeSO4 menghasilkan
larutan berwarna kuning
pudar(+). Setelah
dipanaskan berwarna
kuning pekat(+++).
87
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI
Pendinginan larutan pada
suhu ruang menghasilkan
larutan berwarna kuning
pudar jernih.
Penambahan larutan
NaOH 2M menghasilkan
larutan berwarna coklat
keruh (++).
2. Perubahan Cr6+ Cr3+ Pemanasan pada
K2Cr2O7 menghasilkan
larutan jingga(+++).
Penambahan biji Zn
menghasilkan larutan
abu-abu kehijauan
Setelah penambahan
(endapan hitam).
HCl pekat
Penambahan HCl
menghasilkan larutan
hijau (+++).
Pemanasan dan
penambahan HNO3
pekat menghasilkan
larutan berwarna
Diambil 1 ml dan + HNO3 pekat hijau(+).
dipindahkan tabung lain
88
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK: REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI