Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR REAKSI ANORGANIK


“PREPARASI (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O (GARAM MOHR)”

NAMA : MIFTAH PATRIELA


NIM : 20036102
PRODI : KIMIA (NK)
KELOMPOK :7
ANGGOTA : 1. FENI KURNIA KHALIQ
2. JUVANI INDAH PUTRI
3. NADA FRISTA
DOSEN : 1. Dr. ANDROMEDA, M.Si
2. MIFTAHUL KHAIR, M.Si., Ph.D
ASISTEN DOSEN : 1. MUNADIA INSANI
2. RIZKA PURWANTI

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
Preparasi (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O (Garam Mohr)
A. Tujuan Praktikum
1. Melakukan preparasi kristal besi (II) ammonium sulfat heksahidrat (Garam Mohr).
2. Melakukan perhitungan dalam pembuatan garam mohr.

B. Waktu dan Tempat Praktikum


1. Hari / Tanggal : Kamis / 7 April 2022
2. Waktu : 13.20 – 15.50 WIB
3. Tempat : Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA UNP

C. Teori Dasar
Besi adalah logam yang menempati urutan kedua dari logam-logam yang
umum terdapat di kerak bumi. Logam ini cukup reaktif sehigga lebih cenderung terdapat
sebagai senyawa dengan unsur lain dalam bijihnya. Ada dua macam bijih besi terpenting
yang mengandung oksidanya yaitu hematite, Fe2O3 dan magnetit, Fe3O4. Dalam bentuk
senyawanya besi umumnya terdapat sebagai sebagai besi (II) dan besi (III). Kedua
kation itu banyak terdapat sebagai garam, dan yang terpenting adalah garam besi (II)
sulfat. Garam ini dapat diperoleh dengan cara melarutkan besi atau besi (II) sulfida
dalam asam sulfat encer, sesuai dengan reaksi.
Setelah larutan disaring, kemudian diuapkan, maka terbentuk kristal
FeSO4·7H2O berwarna hijau. Garam ini isomorf dengan garam Epsom, MgSO4.7H2O.
Dalam skala besar, garam ini ini dibuat dengan cara mengoksidasi FeS2 perlahanlahan di
udara yang mengandung air.
Garam besi (II) sulfat dapat bereaksi dengan garam sulfat dari logam alkali membentuk
garam rangkap dengan rumus umum : M2Fe(SO4) · 6H2O dengan M logam alkali tanah
K, Rb, Cs, atau NH4. Jika besi (II) sulfat dan ammonium sulfat dilarutkan dengan
jumlah mol masing-masing sama menghasilkan larutan jenuh maka akan terbentuk
garam (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O. Pada proses ini besi (II) sulfat dilarutkan dalam air panas
dan sedikit asam sulfat untuk mencegah oksidasi menjadi besi (III), kemudian larutan
dicampur dengan larutan amonium sulfat dengan perbandingan mol yang sama. Jika
campuran kedua larutan didinginkan akan terbentuk kristal garam (NH4)2FeSO4.6H2O
berwarna hijau kebiru-biruan. Garam ini dikenal sebagai garam Mohr. Salah satu
kelebihan garam Mohr dibndingkan dengan garam besi (II) sulfat atau besi (II) klorida
adalah kestabilan garam ini terhadap oksidasi. Kristal garam Mohr stabil di udara dan
larutannya tidak mudah dioksidasi oleh oksigen di atmosfir. Garam Mohr antara lain
digunakan dalam analisis volumetri untuk menstandarisasi kalium permanganat atau
kalium bikromat (Anorganik, 2022).
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan liat. Ia
melebur pada 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi
mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida dan sulfida dari besi, serta sedikit
grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi.
Besi dapat dimagnitkan. Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer
melarutkan besi. Pada Iana dihasilkan garam-garam besi(II) dan gas hidrogen (Vogel,
1979).
Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi Fe (III), maka merupakan zat
pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efek ini, dalam
suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasikan ion besi
(II). Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan dari oksida besi (III), Fe 2O3. Mereka
lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ yang
berwarna kuning muda; jika larutan mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat.
Zat-zat pereduksi mengubah ion besi (III) menjadi besi (II). Ion ferro [Fe(H2O)6]2+
memberikan garam berkristal.
Besi membentuk dua deret garam yang penting. Garam-garam besi (II) (atau
ferro) diturunkan dari besi (II) oksida , FeO. Dalam larutan, garam-garam ini
mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Ion-ion gabungan dan kompleks-
kompleks yang berwarna tua adalah juga umum. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasi
menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam
larutan itu, semakin nyatalah efek ini, dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen
dari atmosfer akan mengoksidasi ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam
bila ingin disimpan untuk waktu yang agak lama (Svehla, 1990).
Garam mohr dibuat dengan mencampurkan kedua garam sulfat dari besi (II)
dan ammonium, dimana masing-masing garam dilarutkan samapi jenuh dan pada besi
(II) ditambahkan sedikit asam. Pada saat pendinginan hasil campuran pada kedua garam
di atas akan diperoleh kristal yang berwarna hijau kebiru-biruan dengan bentuk
monoklin. Garam mohr tidak lain adalah garam rangkap besi (II) ammonium sulfat
dengan rumus molekul (NH4)2FeSO4 .6H2O atau (NH4)2(SO4)2 .6H2O (Azis, 2007).
Dalam suatu larutan, apabila jumlah mol besi (II) sulfat dan ammonium sulfat
sama, dan masing – masing garam tesebut dilarutkan sampai jenuh dengan air panas,
sedangkan kedalam larutan besi (II) sulfat ditambahkan sedikit asam sulfat akhirnya
kedua larutan tersebut dicampurkan satu sama lain maka proses pendinginannya akan
terbentuk kristal monoklin yang berwarna hijau kebiru-biruan, garam ini adalah garam
besi (II) ammonium sulfat dengan rumus: (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O. Senyawa ini lazim
disebut dengan garam mohr. Jika dibandingkan dengan garam besi (II) sulfat atau besi
(II) klorida, maka kristal garam Mohr lebih stabil diudara dan larutannya tak mudah
dioksidasi oleh oksigen di atmosfer (Harjadi, 2011).
Garam besi (II) yang relatif stabil adalah garam FeSO4.7H2O yang berwarna
hijau. Garam ini mudah larut dalam air dan sering digunakan sebagai bahan
pembentukan senyawa besi (II) yang lain. Namun, garam ini dapat teroksidasi menjadi
besi (III) yang berwarna kuning. Untuk meningkatkan kestabilan garam ini, maka dibuat
garam rangkap dengan cara menggabungkannya dengan garam sulfat yang mempunyai
kation K, Rb, Cs atau NH3. Garam mohr dengan rumus kimia M2Fe(SO4)2.6H2O tidak
mudah teroksidasi oleh oksigen di udara, oleh karena itu garam mohr dapat digunakan
sebagai standar baku pada analisis volumetri yaitu menstandarkan larutan kalium
permanganate atau kalium dikromat. Pada percobaan ini garam mohr dibuat dari logam
besi yang dilarutkan dalam asam sulfat menghasilkan besi (II) sulfat. Kemudian, larutan
ini direaksikan dengan sejumlah ekivalen larutan ammonium sulfat yang dibuat dari
reaksi asam sulfat dengan ammonia. Produk yang terbentuk dipekatkan dengan cara
menguapkan sebagian air dari larutan dan dibiarkan pada suhu ruang agar terbentuk
Kristal padat garam rangkap (Mulyani, 2020).

D. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Gelas Piala 250 ml
2. Gelas Ukur
3. Neraca
4. Pembakar Bunsen
5. Kaki Tiga + Kasa Asbes
6. Corong
7. Pipet Tetes

b. Bahan
1. Serbuk besi atau paku halus
2. H2SO4 10 %
3. Amonia
4. Kertas saring

E. Prosedur Kerja
Cara Kerja Pengamatan Reaksi
Larutan A Larutan A 1. Preparasi FeSO4
- Serbuk besi : Padatan - Fe(s) +
Ditimbang 3.5 gram abu-abu H2SO4(aq)FeSO4(aq) +
besi - Serbuk besi + H2SO4 H2(g)
10% : Larutan bening
Dilarutkan dalam 50 ml dengan serbuk 2. Preparasi (NH4)2SO4
H2SO4 10% berwarna abu-abu - H2SO4(aq) + 2NH3(aq)
- Dipanaskan : Larutan → (NH4)2SO4(aq)
Dipanaskan hingga larut keruh
- Disaring : Larutan hijau 3. Preparasi
Disaring saat masih (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
panas - FeSO4(aq) +
(NH4)2SO4(aq) +
(+) H2SO4 pekat ke 6H2O(l)
filtrat →(NH4)2Fe(SO4)2.6H2
O(S)
Diuapkan sampai
terbentuk Kristal hijau

Larutan B Larutan B
- H2SO4 10% : Larutan
50 ml H2SO4 10% Bening
dinetralkan dengan - Ammonia : Larutan
ammonia Bening
- Diuapkan:
Diuapkan larutan Terbentuknya Kristal
ammonium sulfat putih
sampai jenuh
Dicampurkan larutan A - Larutan A + Larutan B
dan B dalam keadaan : Larutan Hijau
panas

Didinginkan hingga - Didinginkan : Kristal


terbentuk Kristal warna hijau muda
hijau muda

Rekristalisasi untuk
memurnikan garam.

F. Perhitungan
1. Preparasi FeSO4
Berat serbuk Fe = 1,7534 g
Mol Fe =

= 0,0313 mol
Reaksi : Fe(s) + H2SO4 (aq)  FeSO4 (aq)

Mol FeSO4(aq)

= 0,0313 mol
2. Preparasi (NH4)2SO4
Berat H2SO4(aq) = volume x ρ
= 85 ml x 1,0061 g/mL
= 85, 5185 g
Mol H2SO4 =

= 0,873 mol
Reaksi: H2SO4(aq) + 2NH3(aq)  (NH4)2SO4(aq)

Mol (NH4)2SO4(aq)

= 0,873 mol
3. Preparasi (NH4)2FeSO4.6H2O
Mol FeSO4(aq) = 0,0313 mol
Mol (NH4)2SO4 = 0,873 mol
Reaksi:
FeSO4(aq) + (NH4)2SO4  (NH4)2FeSO4.6H2O
M: 0.0313 mol 0, 873 mol -
B: 0,0313 mol 0,0313 mol 0,0313 mol
S: - 0,8417 mol 0,0313 mol

4. Massa (NH4)2FeSO4.6H2O
Massa (NH4)2FeSO4.6H2O = mol x BM
= 0,0313 mol x 392,139 g/mol
= 12,2740 g

5. Persen Rendemen Hasil


Massa (NH4)2FeSO4.6H2O teoritis = 12,2740 g
Massa (NH4)2FeSO4.6H2O percobaan = 10,7022 g

% Rendemen hasil =

= 87,19%

G. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu preparasi garam mohr yang
bertujuan untuk Melakukan preparasi kristal besi (II) ammonium sulfat heksahidrat
(Garam Mohr) dan melakukan perhitungan dalam pembuatan garam mohr. Pada
percobaan ini didasarkan prinsip reaksi kristalisasi dengan perlakuan larutan dibuat
sampai mendekati keadaan jenuhnya dan saat didiamkan, maka akan terbentuk kristal.
Garam mohr merupakan suatu garam yang tersusun dari dua larutan garam tunggal yang
mempunyai ion (kation/anion) yang sama.
Pada percobaan ini dilakukan preparasi garam mohr yang merupakan hasil dari
reaksi antara dua larutan garam yang mempunyai anion yang sama, yaitu besi (II) sulfat
(FeSO4) dan ammonium sulfat (NH4)2SO4. Proses preparasi garam mohr dilakukan
dengan tiga tahapan yaitu pembuatan larutan A (FeSO4), pembuatan larutan (NH4)2SO4
dan mencampurkan kedua larutan garam tersebut.
Pada pembuatan larutan A (FeSO4) ini dengan melarutkan serbuk besi dengan
H2SO4 10% dan larutan ini menjadi warna abu-abu kehitaman. Kemudian larutan ini
dipanaskan untuk mempercepat proses pembentukan larutan besi (II) sulfat dan larutan
dengan perlahan berubah menjadi warna hijau bening. Pada percobaan ini H2SO4 10%
digunakan sebagai katalis dan juga berperan sebagai pembentukan Kristal logam Fe.
Pada larutan ini juga terbentuk geleumbung yang merupakan gas hidrogen. Reaksi yang
terjadi :
Fe(s) + H2SO4(aq)FeSO4(aq) + H2(g)
Proses pelarutan ditandai dengan larutan yang menjadi homogen dengan logam besi.
Kemudian larutan disaring dalam keadaan panas, untuk menghilangkan logam besi yang
belum larut. Filtrat hasil penyaringan ditambahkan larutan asam sulfat kembali untuk
mencegah terbentuknya kristal FeSO4 terlebih dahulu, karena kristal yang diinginkan
adalah saat telah dicampurkan dengan ammonium sulfat. Setelah itu, larutan dipanaskan
secara perlahan dan diuapkan untuk menjenuhkan larutan.
Pada pembuatan larutan B (ammonium sulfat ((NH4)2SO4)). Proses ini
dilakukan dengan mereaksikan 50 mL larutan H2SO4 10% dengan 25 ml ammonia
sampai larutan menjadi netral. Tetapi dalam percobaan ini larutan yang terbentuk
memiliki pH 8 kemudian untuk menetralkan larutan tersebut ditambahkan 10 ml H2SO4
10% dan larutan menjadi netral. Kemudian, larutan tersebut dijenuhkan di atas penangas
air suhu 100˚C, tidak boleh lebih, karena jika suhu lebih tinggi dikhawatirkan gas
ammonia akan menguap, dan larutan (NH4)2SO4 yang dihasilkan tidak sempurna.
Larutan diuapkan hingga jenuh dengan ditandai dengan berkurangnya volume larutan
dan terbentuknya kristal pada larutan (NH4)2SO4. Reaksi yang terjadi :
H2SO4(aq) + 2NH3(aq) → (NH4)2SO4(aq)
Adanya ammonia dalam garam mohr akan membuat garam mohr menjadi netral, dengan
demikian, akan menghambat oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+, sehingga hal ini membuat
garam besi (II) ini relative stabil jika dibandingkan dengan garam besi (II) yang lain
(Abood, 2017).
Pada pencampuran larutan A dan B dalam keadaan panas ini menghasilkan
perubahan warna larutan hijau muda bening. Kemudian, larutan tersebut didinginkan
pada suhu ruang hingga terbentuk kristal yang besar. Pada praktikum ini, larutan
dibiarkan pada suhu ruang agar interaksi antar ion terjadi dengan sempurna, sehingga
dapat terbentuk kristal yang diharapkan, yaitu besar dan mengkilat dengan warna hijau
biru kebiruan. Kristal yang terbentuk didiamkan semalaman. Reaksi yang terjadi :
FeSO4(aq) + (NH4)2SO4(aq) + 6H2O(l) → (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O(S)
Berdasarkan hasil kristal terbentuk didapatkan kristal garam mohr sebanyak
10,7022 gram dengan persentase rendemen yang didapatkan 87,19 %.

H. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Preparasi garam mohr dari pencampuran larutan A (FeSO4) dan B (ammonium
sulfat) dengan prinsip kristalisasi dengan teknik yang dilakukan untuk membuat
kristal dengan cara menurunkan suhu perlahan-lahan, sehingga kelarutannya
semakin rendah. Dengan demikian kristal akan terbentuk melalui proses
pengendapan.
2. Rendemen yang didapatkan pada preparasi garam mohr ini adalah 87,19 %.
Pertanyaan Responsif

1. Tuliskan dengan persamaan reaksi proses larutnya besi dalam larutan asam sulfat encer ?
Jawab :
Fe(s) + H2SO4(aq) + 7H2O(l)  FeSO4·7H2O(aq) + H2(g)

2. Tuliskan dengan persamaan reaksi pembentukan ammonium sulfat dengan menetralisir


asam sulfat encer dengan amoniak!
Jawab :
H2SO4(aq) + 2NH3(aq) → (NH4)2SO4(aq)

3. Bagaimana menurut Anda cara menentukan kemurnian garam Mohr yang dihasilkan ?
Jawab :
Dengan cara pengujian yang berhubungan dengan suhu yaitu titik leleh dan hasil yang
didapatkan dibandingkan garam mohr yang murni dengan rentang 1-3˚C dan dilakukan
juga pengujian kelarutan dengan beberapa pelarut.

4. Untuk mencegah oksidasi besi (II) menjadi besi (III) pada preparasi besi (II) sulfat
ditambahkan asam sulfat pekat. Kenapa ? Jelaskan dengan reaksi kimia!
Jawab :
Karena dengan penambahan asam sulfat pekat ini akan menyebabkan terbentuknya garam
besi (II).
Reaksi yang terjadi :
Fe(s) + H2SO4(aq)FeSO4(aq) + H2(g)
Daftar Pustaka

Abood. (2017). Study the Density of the Double Salt (Ammonium iron (II) Sulfate) Dissolved
in Water and Ethylene Glycol at Different Temperatures. Ibn Al-Haitham Journal for
Pure & Application Science 30(2), 141-145.

Anorganik, T. K. (2022). Penuntun Praktikum Kimia Anorganik 2. Padang: UNP.

Azis. (2007). Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Kendari: Universitas Haluoleo.

Harjadi. (2011). Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Erlangga.

Mulyani, M. (2020). Penuntun Praktikum Kimia Anorganik dan Analitik. Bandung: ITB.

Svehla, G. (1990). Vogel : Buku Teks Analisis Anorganik Makro dan Semimikro Bagian I.
Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

Vogel. (1979). Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT. Kalman
Media Pustaka.
Lampiran
Link video praktikum : https://www.youtube.com/watch?v=_928gB7Q-9M

Anda mungkin juga menyukai