Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

LAPORAN PRAKTIK
PRAKTIKUM
UM

DASAR REAKSI ANORGANIK

OKSIDASI REDUKSI : PENGARUH ASAM BASA PADA


LOGAM

OLEH :

KELOM
ELOMP
POK : 6

ANGG
ANGGOT
OTA
A : 1. HAFZ
HAFZHA
HATUL
TUL HUSN
HUSNA
A

2. FINNY RAHMATANIA

3. SERLI
SERLI SUKMA
SUKMA YULI
YULI

4. RIZKI
RIZKI ANGGI SUHAIRAH
SUHAIRAH NASUTION

DOSEN : MIFTAHUL KHAIR,S.Si,M.Sc,Ph.D

ASISTEN : 1. AULIA RAHMAN

2. MUTIA
MUTIA NURUL
NURUL

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNVERSITAS NEGERI PADANG

2018
Oksidasi Reduksi: Pengaruh
Pengaruh Asam
Asam basa pada
pada logam

A. Tujua
juan

Untuk mempelajari pengaruh asam dan basa terhadap logam

B. Wa
Wakt
ktu
u dan
dan temp
tempat
at

Hari / tanggal : Rabu / 07 Mare


aret 2018
Waktu : 07 – 9.40
 – 9.40 Wib
Tempat : LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK, FMIPA UNP

C. Dasa
Dasarr teor
teorii
• Asam

Asam adalah spesi yang dapat mendonorkan proton (donor proton). Asam kuat
mendonorkan semua protonnya.
protonnya. Mineral asam seperti
se perti HCl, HNO3, dan H3PO4 adalah
+
asam-asam kuat. Asam dapat bertindak sebagai agen pengoksidasi. H adalah agen
pengoksidasi (dan tereduksi menjadi H 2).
• Logam

Logam cenderung membentuk kation (ion positif) baik didalam larutan maupun
senyawa. Logam padat bereaksi dengan asam membentuk kation dan melepas satu
atau lebih elektron.
+
M(s) →Mn (aq) + ne
- 2-
elektron yang
yang dilepaskan ditangkap oleh agen pengoksidasi
pengoksidasi (H+, NO3 , SO4 ) dan
melepaskan gas. Deret aktivitas logam terlihat pada Table 4.1 Deret unsur pada atas
(kiri) dapat mereduksi unsur-unsur yang ada dibawahnya (kanan). Jadi, kalium (K)
adalah agen pereduksi
pereduksi yang paling kuat yang dapat mengganti semua semua logam di bawah
+ +
reaksi: nK(s) + Mn (aq) → nK  (aq) + M(s)
(kanan) dalam deret aktivitas, berdasarkan reaksi:
dan sebaliknya, semua logam yang berada di atas (kiri) hidrogen dapat menggantikan
asam (sebagai contoh diganti
diganti dengan H+) dan semua logam di bawah bawah (kanan) hydrogen
akan bereaksi dengan asam pengoksidasi.
•   Alkali

Alkali merupakan basa kuat dengan rumus M(OH)n, dimana M adalah l ogam alkali
(seperti Na, K) atau logam alkali tanah (seperti Ca, Mg), dan nilai n adalah 1 (untuk 
alkali) atau 2 (untuk alkali
alkali tanah). Beberapa logam
logam bereaksi dengan larutan alkali. Reaksi
alkali menunjukkan sifat “semi logam” dari unsur -unsu
unsur -unsurnya.
rnya. Sifat semi logam
logam adalah
gabungan antara sifat logam dan non-logam. Dalam Dalam beberapa kasus,
kasus, ditemukan bahwa
bahwa
oksida logam bereaksi dengan asam dan basa. Oksida Logam  –  oksida logam tersebut
disebut
disebut dengan
dengan oksida
oksida amfoter.
amfoter. Unusr
Unusr yang
yang mempunya
mempunyaii oksida
oksida amfoter
amfoter juga dapat
dapat
bereaksi dengan alkali
alkali dan asam untuk
untuk menghasilkan gas H2. Zink juga dapatdapat bereaksi
degan asam dan basa dengandengan cara yang
yang sama, tetapi lambat dan relative susah untuk 
melihat keberadaan
keberadaan gas H2 yang dihasilkan. Untuk Untuk membuktikan bahwa
bahwa zink telah larut,
tambahkan ion sulfida untuk menghasilkan
menghasilkan endapan zink sulfida.
(T et al., 2017)
Reaksi setengah-sel yang melibatkan hilangnya elektron disebut reaksi oksidasi
(oxidation reaction). Istilah “oksidasi” pada awalnya di gunakan oleh kimiawan untuk 
menjelaskan kombinasi unsur dengan oksigen. Namun, istilah tersebut sekarang
memiliki arti yang lebih luas, termasuk untuk reaksi-reaksi yang tidak melibatkan
oksigen. Reaksi setengah-sel yang melibatkan penangkapan elektron disebut reaksi
reduksi (reduction reaction). Dalam pembentukan kalsium oksida, kalium teroksidasi.
Kalium bertindak sebagai suatu zat pereduksi (reducing agent) karena memberikan
elektron kepada oksigen dan menyebabkan oksigen tereduksi. Oksigen terduksi dan
bertingkat sebagai zat pengoksidasi (oxidizing agent) karena menerima elektron dari
kalsium yang menyebabkan kalium teroksidasi. Perhatikan bahwa ti ngkat oksidasi dalam
reaksi redoks harus sama dengan tingkat reduksi yaitu, jumlah elektron yang hilang oleh
zat pereduksi harus sama dengan jumlah elektron yang diterima oleh zat pengoksidasi.
Suatu jenis reaksi redoks yang umum adalah reaksi antara logam dengan asam,
ditulliskan sebagai
Logam + asam garam + molekul hidrogen
hidrogen (Chang, 2004
2004 : 100).
100).
Kedua reaksi ini selalu terjadi secara bersamaan, serentak
serentak artinya ada spesies yang
teroksidasi dan spesies lainnya tereduksi; oleh karena itu lebih tepat dinyatakan sebagai
reaksi reduksi-oksidasi atau disingkat reaksi redoks. Sebagai contoh apabila sebatang
tembaga dicelupkan ke dalam larutan perak nitrat, maka lapisan putih mengkilat akan
terjadi pada permukaan batang tembaga dan larutan berubah menjadi biru. Hal ini
bilangan ksidasi tembaga naik dari nol menjadi +2 dan bilangan ksidasi perak turun dari
+1 menjadi nol, tembaga mengalami oksidasi perak dan mengalami reduksi. Walaupun
setengah reaksi tersebut sesungguhnya tidak pernah ada dalam arti berdiri sendiri, namun
pemahaman ini menjadi justru sangat penting dan merupakan langkah awal untuk 
menuyusun kelengkapan reaksi redoks secara utuh,
utuh, termasuk penyetaraan koefisien
reaksi yang bersangkutan. Penyetaraan koefisien yang menyangkut jenis atom dan
muatan listrik suatu persamaan reaksi redoks sering merupakan problem yang cukup
rumit (Sugiyarto,2004).
Pada umumnya,
umumnya, tiap reaksi
reaksi reduksi-oksid
reduksi-oksidasi
asi dapat dianggap
dianggap sebagai
sebagai jumlah tahap
tahap
oksidasi dan reduksi. Harus ditekankan bahwa tahap-tahap individu ini tak dapat
berlangsung sendiri; tiap tahap oksidasi harus disertai suatu tahap reduksi
reduksi dan
sebaliknya. Tahap reduksi ataupun oksidasi, yang melibatkan pelepasan
pelepasan ataupun
ataupun
pengambilan elektron sering disebut reaksi setengah sel (atau lebih sederhana sel-
setengah) karena dari gabungan mereka dapat disusun sel galvani (baterai). Semua reaksi
3+
oksidasi-reduksi yang digunakan berlangsung dalam satu arah tertentu, misalnya Fe
2+ 2+ 4+
dapat direduksi oleh Sn , tetapi reaksi kebalikannya, oksidasi Fe dan Sn tidak akan
terjadi. Inilah sebabnya digunakan tanda panah tunggal dalam semua reaksi, termasuk 
proses setengah-sel juga. Namun jika diperiksa satu reaksi setengah-sel secara tersendiri,
3+
dapatlah dikatakan bahwa biasanya reaksi ini reversibel. Jadi sementara Fe dapat
2+ 2+ 2+
direduksi (misalnya oleh Sn ) menjadi Fe , demikian pula Fe dapat dioksidasi
3+ - 2+
menjadi Fe dengan
dengan zat yang
yang sesuai
sesuai (misalnya
(misalnya MnO
MnO4 ) menjadi Fe . Sangatlah logis
untuk menyatakan reaksi-reaksi setengah sel ini sebagai kesetimbangan kima yang juga
melibatkan elektron misalnya
3+ - 2+
Fe + e Fe
(Svehla,1985 : 109-110).
Tingginya kemasaman tanah
tanah sulfat masam merupakan permasalahan
permasalahan utama yang muncul
untuk pertanaman padi, agar tanaman padi tumbuh optimal diperlukan penggenangan
tanah pada beberapa fase pertumbuhan vegetatifnya. Da lain sisi upaya penggenangan
3+
secara tidak langsung akan mendorong terjadinya reduksi besi yaitu berubanya Fe
2+
menjadi Fe . Pada kondisi tergenang ketersedian oksigen menjadi sangat terbatas karena
laju difusi oksigen dapat berjalan 10.000 kali lebih lalmbat dari pada kondisi aerob
sedangkan oksigen diperlukan oleh mikroorganisme untuk melakukan aktivitasnya,
3+
akibatnya Fe direduksi untuk dijadikan sebagai akseptor elektron oleh bakteri pereduksi
besi agar didapatkan energi untuk kelangsungan hidupnya. Pada kondisi tereduksi
3+
mikroorganisme akan menggunakan Fe sebagai penerima elektron sehingga konsentrasi
2+ 3+ 2+
Fe meningkat. Berikut adalah reaksi reduksi Fe menjadi Fe dengan bantuan bahan
organik :
+ 2+
Fe(OH)3 + ¼CH2O + 2H Fe + ¼CO2 + ¼H2O
+ 2+
Fe2O3 + ½CH2O + 4H 2Fe + ½CO2 + H2O
Pada kondisi oksidatif (kering) Fe 2O3 (hematite) berada dalam kondisi yang lebih stabil,
2+
penggenangan (kondisi reduktif) menyebabkan Fe 2O3 tereduksi menjadi Fe yang lebih
bersifat meracun bagi tanaman. Rendahnya larutan posfat (P) di tanah sulfat masam juga
dihubungkan dengan tingginya kelarutan besi pada tanah ini, kelarutan posfat pada tanah
sulfat masam sangat ditentukan oleh keberadaan besi (Fahmi, 2008).
Salah satu zat yang terdapat dalam air yang dapat mengganggu kesehatan manusia baik 
dari konsentrasi ataupun dari segi psikologis
psikologis adalah Fe, dimana
dimana Fe dalam air dapat
menyebabkan air berubah menjadi kekuningan. Fe dalam air dapat bersumber dari :
proses oksidasi yaitu adanya bakteri besi (Crenothrix) yang mempunyai kemampuan
2+ 3+
untuk mengoksidasi Ferro (Fe ) menjadi Ferri (Fe ), korosif
korosif atau perkarat
perkaratan
an dari besi
besi
yang terdapat dalam air atau sistem perpipaan yang membuat kandungan Fe bertambah,
dan mineral-mineral yang terkandung di dalam tanah (Abidin, 2008 ).
Pemberian arus searah ke dalam larutan menyebabkan terjadi proses reduksi pada katoda
dan oksidasi pada anoda. Agar proses ini dapat berlangsung diperukan pengaturan
potensial yang diberikan. Agar terjadi pengendapan maka diperlukan data-data berupa
harga potensial reduksi pada logam-logam yang terlibat dalam proses tersebut. Sebagai
3+ 2+ 2+
contoh potensial reduksi dari besi (Fe  / Fe ) adalah 0,771 volt ; Fe  /Fe adalah -440
2+ 6+ 3+ 3+
volt ; Zn  /Zn adalah -0,763 volt ; Cr  / Cr adalah 1,3600 volt ; Cr  /Cr adalah -0,744
2+ 2+
volt ; Pb  /Pb adalah -0,126 volt ; dan Cu  /Cu adalah 0,337 volt. Logam dengan
potensial reduksi besar akan terendapkan di katoda terlebih dahulu. Pada potensial
tertentu (2,5-4 volt) logam-logam berat dalam limbah dapat tereduksi pada logam besi
yang digunakan sebagai katoda (Marwati, 2009 ).
Kadang-kadang oksidator
oksidator dan reduktor dalam suatu reaksi merupakan
merupakan unsur yang sama,
sama,
seperti contoh berikut :
Pb + PbO2 + 2H2SO4 2PbSO4 + 2H2O
4+
Reaksi di atas, oksidatirnya Pb dari PbO dan reduktornya logam Pb, baik reduktor
2+
maupun oksidator berubah menjadi Pb dalam PbSO4. Reaksi ini terjadi dalam
akumulator mobil yang sedang menghasilkan arus listrik. Bila aki tersebut “sudah habis”
berarti sudah terlalu banyak yang berubah menjadi PbSO 4, maka perlu untuk di-charge
dengan memaksakan reaksi
reaksi di atas berjalan ke arah sebaliknya,
sebaliknya, yaitu sebagai berikut :
2PbSO4 + 2H2O Pb + PbO2 + 2H2SO4
Reaksi di atas juga merupakan reaksi redoks, baik oksidator maupun reduktornya
2+ 0 2+
merupakan unsur yang sama yaitu Pb yang direduksi menjadi Pb , sedang Pb sebagai
4+
reduktor dioksidasi menjadi Pb . Reaksi demikian dinamakan oksidator dan reduktor zat
yang sama pula dinamakan reaksi disproposionisasi atau auto oksidasi -reduksi
(Tim Dosen, 2016).
Dalam sel galvanik, listrik dihasilkan lewat reaksi kimia spontan. Oksidasi pada
anoda dan reduksi pada
pada katoda berlangsung secara terpisah, dan elektron mengalir lewat
rangkaian eksternal. Kedua bagian ini dari sel galvanik adalah setengah-sel, dan reaksi
pada elektroda adalah reaksi setengah-sel. Jembatan garam memungkinkan ion mengalir
diantara setengah-sel. Arus listrik mengalir dari anoda ke katoda karena ada selisih
energi potensial listrik diantara kedua elektroda. Aliran arus listrik ini analog dengan air
yang jatuh dari air tejun karena ada selisih energi potensial gravitasi, atau aliran gas dari
wilayah bertekanan tinggi ke wilayah bertekanan rendah. Dalam percobaan selisih
potensial listrik diantara anoda dan katoda di ukur dengan voltmeter dan angkanya
(dalam volt) disebut voltase sel. Namun, dua istilah lain, gaya elektromotif atau emf (E)
dan potensial sel juga digunakan untuk menyatakan voltase sel. Voltase suatu sel
bergantung tidak hanya pada jenis elektroda dan ion-ionnya, tetapi juga pada konsentrasi
ion di sel bekerja mana Notasi konvensional untuk menyatakan sel galvanik ialah
diagram sel (Chang,2004).
(Chang,2004).
D.  Alat dan Bahan

Alat :
− Tabung Reaksi
− Rak Tabung reaksi
− Paku besi
− Pipet pencet
− Gelas kimia
Bahan:
− Logam Fe, Zn, Cu
− Larutan Na2S2O3
− Larutan HNO2 5M
− Larytan HCl 5M

E.  Prosedur Percobaan
1. Siapkan
Siapkan spotong
spotong kecil logam
logam Fe, Zn,
Zn, dan Cu.
Cu. Brsihkan
Brsihkan logam tersbut
tersbut
menggunakan sabut baja (ampelas) dan tempatkan sample tersebut ke dalam tabung-
tabung scara berpisah.
2. Tambahkan
Tambahkan 3 ml larutan
larutan HCl
HCl 5M kedalam
kedalam tabung
tabung tes dan
dan catat perubahan
perubahan yang
terjadi pada table lembar kerja dan t ulis prsamaan reaksinya.
3. Jika tidak terjadi,
terjadi, panask
panaskan
an tabung
tabung-tabu
-tabung
ng t es tersebu
tersebutt secara
secara hati-hati
hati-hati dan catat
catat
prubahan yang terjadi
4. ulang
ulangii langkah
langkah-la
-lang
ngkah
kah terseb
tersebut
ut untuk
untuk logam-
logam-log
logam
am lain
lain
5. ulangi
ulangi cara krja
krja pada langkah
langkah 1-4 dengan
dengan menggunak
menggunakan
an larutan
larutan HNO3
HNO3 5M
sebagai pengganti larutan HCl. Catat semua pengamatan dan tulis pula persamaan
reaksinya.
6. ulangi
ulangi cara kerja
kerja pada langkah
langkah 1-4
1-4 dengan
dengan mengguna
menggunakan
kan larutan
larutan HCl.
HCl. Catat hasil
hasil
pengamatan.
7. Ke dalam
dalam tabung
tabung tersebut
tersebut , tambahkan
tambahkan 2 ml Na2S2O
Na2S2O3
3 amati perub
perubahan
ahan yang
yang
terjadi.
F. TABEL PENGMATAN

Asam Logam Pengamatan Persamaan Reaksi


Dingin Panas
HCl Zn Timbul gas H2 brwarna putih. Zn (s) + 2HCl
Zn larut dalam HCl dan (aq) → ZnCl2 (s) +
mnghasilkan
mnghasilkan panas,
panas, (+) H2 (g)

Fe(pak
Fe(paku)
u) Timbul
Timbul gas H2 tapi
tapi raks
raksii lebi
lebih
h Fe (s)
(s) + 2HCl
2HCl
lambat. Larutan brwarna hijau (aq) → Fe2+ + 2Cl-
bning. (s) +H2 (g)

Cu Tidak bereaksi Cu tidak larut, Cu (s)


(s) + 2HCl
2HCl
larutan (aq) → CuCl (s)
berubah +H2 (g)
menjadi
kuning bening
HNO3 Zn Larut, tapi lebih lambat dari 3Zn (s) +8HNO3
dngan menggunakan HCl. Ada (aq) → 3Zn 2+ +
sedikit gelembung gel-gel 2NO + 6NO3-
6NO3- +
menghasilkan panas , larutan 4H2O (g)
brwarna orange bening.
Fe Bereaksi le
lebih cepat dari HCl. Fe (s)
(s) +HNO
+HNO3
3 (aq
(aq))
Terdapat gelembung gas. → F3+ +NO
Larutan berwarna coklat +2H2O (g)
kehitaman.
Cu Bereaksi sa
sangat la
lambat ad
ada ga
gas Cu (s) + HNO3
berwarna coklat kekuningan (aq) → Cu(NO3)2
dan larutan brwarna biru muda (s) + H2 (g)
bening.

Logam Pengamatan dan Persamaan Reaksi


Pngaruh alkali Pengaruh Sulfida
Zn Zn + NaOH → terdapat endapan Zn +NaOH
seperti gelatin putih, +Na2S2O3 →tidak 
bereaksi
Fe Fe +NaOH → terd
terdap
apat
at enda
endapa
pan
n put
putih
ih,, Fe + NaO
NaOH
H
+Na2S2O3 →tidak 
bereaksi
Cu Cu + NaOH → ter
terdap
dapat enda
endap
pan biru
iru Cu + NaOh
NaOh +
tembaga(II) hidroksida. Na2S2O3 →tidak bereaksi
Bila dipanaskan endapan diubah
menjadi tembaga(II) oksida hitam.

Persamaan
Persamaan Reaks
Reaksii :
Zn (s) + 2HCl (aq) → ZnCl2 (s) + H2 (g) ↑
Fe (s)
(s) + 2HC
2HCll (aq
(aq)) → Fe2+ + 2Cl- +H2 (g) ↑
2Cl- (s) +H
Cu (s) + 2HCl (aq) → CuCl (s) +H2 (g) ↑
4H2O (g) ↑
3Zn (s) +8HNO3 (aq) → 3Zn 2+ + 2NO + 6NO 3- + 4H2O
Fe (s) +HNO
HNO3 (aq) → F3+ +NO +2H2O (g) ↑
Cu (s) + HNO 3 (aq) → Cu(NO3)2 (s) + H 2 (g) ↑
Zn2+
Zn2+ (s) + S2-
S2- (aq
(aq)) -> ZnS(s
ZnS(s))
Cu2+
Cu2+ (s) + S2-
S2- (aq
(aq)) -> CuS
CuS (s)
(s)
Fe(s
Fe(s)) +2
+2OH aq)) → Fe(OH)2 ↓
OH-- (aq
Cu2+ (s) +2OH- (aq)  → Cu(OH)2 ↓
(s) +2OH-
Zn(s) +2OH- (aq) ↔Zn(OH)2 ↓

G. PEMB
PEMBAHAHASASAN
AN
Pada praktikum kali ini membahas tentang pengaruh asam dan basa pada logam.
Asam merupakan spesi yang mendonorkan proton, sedangkan
sedangkan basa merupakan
merupakan spesi yang
menerima proton. Keterkaitan asam dengan logam yaitu, logam cenderung
cenderung membentuk kation
+
dan menjadi agen pengoksidasi dari H . Ada lima logam yang akan diuji pengaruhnya
terhadap asam dan basa. Kelima logam tersebut adalah Zn, Fe/Paku, Cu, Al, dan Pb.

Pada pengujian kelima logam tersebut, ada empat larutan yang akan digunakan.
Larutan tersebut adalah HCl, HNO 3, NaOH, dan H 2S. Pada pengujian dengan asam tepatnya
pada pengujian dengan HCl didapatkan hasil bahwa Zn, Fe, dan Al bereaksi pada keadaan
dingin. Sedangkan Cu dan Pb baru dapat bereaksi ketika HCl dipanaskan. Hal ini
dikarenakan Cu dan Pb tidak dapat bereaksi atau mengalami oksidasi pada suhu kamar. Pada
pengujian dengan HNO 3, Zn, Fe dan Cu dapat bereaksi pada suhu dingin, sedangkan Al dan
Pb dapat bereaksi pada suhu panas atau dilakukannya pemanasan. Pada penambahan HNO 3
dapat dilakukan di dalam ruangan terbuka. Hanya saja pada pemanasan harus dilakukan di
 fume hood, karena aroma yang menyengat yang dihasilkan oleh HNO 3 yang dipanaskan.

Kemudian pada pengujian


pengujian dengan NaOH didapatkan hasil bahwa hanya Zn yang
dapat bereaksi dengan basa. Dapat dideteksi keberadaan gas H 2, hanya saja tidak terlalu
terlihat. Oleh karena itu, diuji dengan menggunakan larutan H 2S apakah nantinya akan
berikatan dengan sulfida.
Selanjutnya pada pengujian Na 2S, tujuan penambahan Na 2S yaitu untuk menguji
apakah logam tersebut bereaksi dan menghasilkan gas H 2. Pada penambahan Na 2S
didapatkan
didapatkan uji positif
positif pada
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal., Ferizal Masra, dan Imam Santosa. 2008. Pengaruh Kombinasi Resin
(Mangan zeolit) dengan Pasir dalam Menurunkan Kadar Fe (Besi) pada Air.  Jurnal
Kesehatan. Vol. 1, No. 2. Hal. 165-166

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 1 . Jakarta : Erlangga
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 2 . Jakarta : Erlangga
Fahmi, Arifin., dan Eko Hanudin. 2008. Pengaruh Kondisi Redoks Terhadap Stabilitas
Kompleks Organik-Besi pada Tanah Sulfat Masam.  Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Lingkungan . Vol.
8, No. 1. Hal. 49-50
Marwati, Siti., Regina Tutuk Padmaningrum, dan Marfuatun. 2009. Pemanfaatan Ion Logam
Berat Tembaga (II), Kromium (III), Timbal (II), dan Seng (II) dalam Limbah Cair Industri
Electroplating Untuk Pelapisan Logam Besi . Jurnal Penelitian Saintek . Vol. 14, No. 1. Hal.
22
Sugiyarto, Kristian H. 2004 . Kimia Anorganik I . Yogyakarta: JICA
Svehla
Svehla,, G.
G. 1985 Vogel :  Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro . Yogyakarta :
1985.. Vogel
PT. Kalman
Kalman Media
Media Pustaka
Pustaka
Tim Dosen Kimia Dasar. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Dasar Lanjut . Makass Makassar:
ar: FMIPA
FMIPA
UNM
T, L., K, K., Fauziah, R., Si, M., Laelasari, E., & Pd, S. (2017). P enuntun P raktikum.
PADANG : FMIPA UNP.

Anda mungkin juga menyukai