Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT-SIFAT UNSUR

Disusun oleh :

Nama : Muh. Reza Aprisa


Stambuk : 09320230276
Kelas/Kelompok : C8/1(satu)

Asisten

( Annisa Achmad )

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unsur kimia adalah sebuah zat yang hanya mengandung 1 (satu) jenis
atom. Variasi yang luar biasa yang mengelilingi jagat raya tersusun atas
substansi-substansi yang bisa juga disebut dengan unsur. Singkatnya unsur
adalah suatu bahan murni yang terdiri dari proton, neutron, dan elektron
sebagai pembentuk unsur. Unsur tersebut harus berkombinasi dahulu baru
dapat membentuk senyawa unsur kimia.
IA Unsur-unsur alkali tanah (golongan IIA) terdiri dari Berilium,
Magnesium, Kalsium, Stronsium, Barium, dan Radium. Yang terbanyak di
alam adalah kalsium dan magnesium, yang menempati peringkat ke-5 dan ke-
8 pada kulit bumi. Adapun radium yang bersifat radioaktif merupakan unsur
alkali tanah yang paling sedikit didapatkan.
Oleh karena itu, praktikum ini perlu dilakukan untuk mengetahui
perbedaan reaktivitas Kalium dan Magnesium, mengetahui sifat kelarutan
golongan IIA, dan mengetahui pengaruh periode terhadap kereaktifan unsur
agar selanjutnya praktikan dan pembaca dapat memanfaatkan dengan
maksimal unsur golongan dan IIA di dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, praktikum ini perlu dilakukan untuk mengetahui
perbedaan reaktivitas Kalium dan Magnesium, mengetahui sifat kelarutan
golongan IIA, dan mengetahui pengaruh periode terhadap kereaktifan unsur
agar selanjutnya praktikan dan pembaca dapat memanfaatkan dengan
maksimal unsur golongan IA dan IIA di dalam kehidupan sehari-hari(Dwinata
2019). Unsur yang banyak ditemui adalah natrium dan kalium. Kedua unsur
ini banyak ditemukan dalam air tanah dalam bentuk garam tanah yang terdapat
pada silvite (KCl),karnalite (KCl-MgCl ∙ 6H2O). Unsur logam alkali sangat
reaktif , bereaksi hebat dengan air, oksigen , hidrogen, dan halogen. Diudara
pun unsur-unsur itu bereaksi dengan oksigen dan uap air.

1.2 Tujuan Percobaan


Mempelajari sifat-sifat unsur golongan Alkali(IA)dan Alkali Tanah(IIA).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Materi Percobaan unsur-unsur kimia

Alam sistem periodik, unsur-unsur alkali dan alkali tanah merupakan


unsur yang sangat reaktif. Unsur alkali terletak pada golonga IA yaitu litium,
natrium, kalium, rubidium, sesium, dan fransium. Unsur alkali ini mempunyai
satu elaktron valensi. Didalam unsur alkali tidak ditemukan dalam keadaan
bebas, melainkan dalam keadaan terikat dalam bentuk senyawa.
Unsur yang banyak ditemui adalah natrium dan kalium. Kedua unsur ini
banyak ditemukan dalam air tanah dalam bentuk garam tanah yang terdapat
pada silvite (KCl),karnalite (KCl-MgCl ∙ 6H 2O). Unsur logam alkali sangat
reaktif , bereaksi hebat dengan air, oksigen , hidrogen, dan halogen. Diudara
pun unsur-unsur itu bereaksi dengan oksigen dan uap air. Karena sangat
reaktifnya unsur alkali dengan air, maka gas hidrogen yang dibebaskan akan
segera terbakar disertai nyala api dan ledakan-ledakan kecil. bearti makin
mudah melepas elektron sehingga makin reaktif.
Logam alkali bersifat lunak seperti karet penghapus sehingga dapat
diiris dengan pisau. Hal itu terjadi karena unsur alkali hanya mempunyai satu
elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan ikatan logam sehingga
logam ini mempunyai ikatan logam yang lemah. Dalam satu golongan, dari Li
ke Cs jari-jari atom makin besar, ikatan logam makin kecil sehingga makin
lunak. Itulah sebabnya,jari-jari atom alkali makin besar (dari atas kebawah)
sehingga titik leleh dan titik didihnya makin kecil.
Jika logam alkali dibakar akan menghasilkan warna nyala yang khas.
Litium akan menghasilkan warna nyala merah, natrium menghasilkan warna
nyala kuning, Kalium menghasilkan warna nyalaungu/violet , rubidium
menghasilkan warna nyala merah dan sesium denga warna nyala biru.
A(+) = 2Cl– + e– Cl2 + 2e–Logam alkali mempunyai beberapa sifat
yang dapat digolongkan menjadi sifat fisis dan sifat kimia. Sifat fisis dari
logam alkali adalah dari bawah keatas, jari-jari atom, dan massa jenis
(kerapatan) berkurang, sedangkan titik didih dan titik cair bertambah.
Sementara itu dari atas kebawah energi pengionan dan keelktronegatifan
berkurang. Potensial elektrode (besaran yang menggambarkan daya reduksi
dalam larutan) dari atas kebawahcenderung bertambah kecuali litium.
Sedangkan sifat kimia dari logam alkali adalah logam alkali merupakan
golongan logam yang paling reaktif. Kereaktifan meningkat dari atas kebawah
sium kurang reaktif dibandingkan terhadap natrium dan seterusnya.
Didalam sistem periodik panjang unsur-unsur alkali tanah terletak pada
golongan IIA yaitu satu jalur disebelah kanan golongan logam alkali. Unsur-
unsur golongan ini bersifat alkalis (basa) seperti unsur golongan IA.
Ø Sifat-sifat Unsur Alkali Tanah
a. unsur-unsur alkali tanah merupakan unsur-unsur logam yang paling
reaktif. Oleh karena itu, dialam tidak terdapat dalam keadaan bebas.
b. Mempunyai dua elektron pada kulit terluarnya. Oleh karena itu,
bilangan oksidasi unsur alkali dalam senyawa adalah +2.
c. Pada suhu biasa berupa zat padat, berwarna putih mengkilap seperti
perak.
d. Dapat bereaksi dengan air pada suhu biasa, membentuk basa dan gas
hidrogen.
M + 2H2O M (OH)2 + H2
Kecuali Mg hanya bereksi dengan air mendidih, membentuk oksida,
dan gas H2. Be tidak bereksi dengan air.
e. Basa yang berasal dari unsur-unsur alkali tanah adalah basa kuat
kecuali Mg (OH)2 basa lemah dan Be (OH)2 basa amfoter. Sifat basa
logam alkali tanah makin kebawah makin kuat.
f. Unsur radium sedikit sekali terdapat dialam dan bersifat radioaktif.
Pada umumnya,unsur logam alkali tanah diperoleh dengan
jalan elektrolisis cairan garam kloridanya, seperti pada pembuatan
unsur alkali. Contohnya adalah Mg dibuat dengan elektrolisis cairan
MgCl2 menggunakan elektrode Fe sebagai katode dan elektrode
sebagai anode.
Reaksinya :
MgCl2 Mg2+ + 2Cl–
K (-) = Mg2+ + 2e– Mg

A (+) = 2Cl CO2 + 2e
+
MgCl2 Mg + Cl2
Reaksi-reaksi logam alkali
1. Reaksi dengan air
Semua logam alkali bereaksi dengan air membentuk basa dan gas
hydrogen. Litium bereaksi agak pelan, sedangkan natrium bereaksi
hebat. Kalium, rubidium, dan sesium meledak jika dimasukkan ke dalam
air.
2L + 2H2O ’ 2 LOH + H2 (L=logam alkali)
Oleh karena reaksi itu sangat eksoterm, maka gas hirogen yang
terbentuk segera terbakar. Janganlah sekali-sekali memegang logam
alkali, karena logam itu dapat bereaksi dengan air pada tangan yang
dapat menimbulkan api atau ledakan.
2. Reaksi dengan hydrogen
Jika dipanaskan, logam alkali dapat bereaksi dengan gas hydrogen
membentuk hibrida, suatu senyawa ion yang hidrogennya membentuk
hibrida, suatu senyawa ion yang hidrogennya mempunyai bilangan
oksidasi -1.
2L + H2 ’ 2LH
3. Reaksi dengan oksigen
Logam alkali terbakar dalam oksigen membentuk oksida, peroksida,
atau superoksida.
4L + O2 ’ 2L2O (L=logam alkali)
Jika oksigen berlebihan, natrium dapat membentuk peroksida.
2Na + O2 ’ Na2O2

Kalium, rubidium, dan sesium dapat membentuk superoksida


dalam oksigen berlebihan :

L + O2 ’ LO2
Oleh Karena sangat mudah bereaksi dengan air dan oksigen, maka
logam alkali biasanya disimpan dalam cairan yang inert misalnya minyak
tanah (kerosin) atau dalam botol yang diisolasi. Walaupun demikian,
permukaan logam itu sedikit demi sedikit bereaksi juga. Logam kalium yang
telah disimpan lama akan ditutupi lapisan peroksida. Memotong logam kalium
yang sudah tertutup lapisan peroksida harus dilakukan dengan hati-hati karena
mata pisau dapat menekan lapisan peroksida sehingga masuk ke dalam lapisan
kalium dan menimbulkan reaksi eksoterm.
KO2+ 3K ’ 2K2O
Kalor yang dibebaskan reaksi itu dapat mendidihkan kalium yang segera
bereaksi dengan oksigen atau uap air diudara, yang dapat menimbulkan
ledakan.
4) Reaksi dengan halogen
Logam alkali bereaksi hebat dengan halogen membentuk garam halide.
2L + X2 ’ 2LX
Natrium cair terbakar dalam gas klorin menghasilkan nyala berwarna
kuning khas logam natrium.
Reaksi
1. Rektifitas unsur
Mg + 2H2O Mg (OH)2 + H2
2K + 2H2O 2KOH + H2
2. Kelarutan Garam Sufat
MgCl2 + H2SO4 MgSO4 + 2HCl
CaCl2 + H2SO4 CaSO4 + 2HCl
Sr(NO3)2 + H2SO4 SrSO4 + HNO3
BaCl2 + H2SO4 BaSO4 + 2HCl
3. Kelarutan Garam Hidroksida
MgCl2 + 2NaOH Mg (OH)2 + 2NaCl
CaCl2 + 2NaOH Ca (OH)2 + 2NaCl
Sr(NO3)2 + 2NaOH Sr(OH)2 + 2NaNO3

BaCl2 + 2NaOH Ba (OH)2 + 2NaCl


Percobaan kali ini adalah mengamati kereaktifan golongan IA dan IIA
serta kelarutan golongan IIA dalam garam sulfat dan garam hidroksida.
Kelarutan garam hidroksida. Pada larutan CaCl2 bila ditambahkan 2 mol
larutan NaOH akan menghasilkan suatu reaksi yang membentuk agak sedikit
endapan. Pada kelarutan BaCl2 bila ditambahkan 2 mol larutan NaOH
menghasilkan suatu rekasi yang membentuk lebih sedikit endapan. Pada
larutan MgCl2 bila ditambah 2 mol larutan NaOH akan menghasilkan suatu
reaksi yang membentuk sedikit ada endapan.
Sedangkan pada kelarutan SrCl2 bila ditambahkan 2 mol larutan NaOH
akan menghasilkan suatu reaksi yang kurang sedikit endapan. Hal ini, karena
kelarutan garam hidroksida pada larutan BaCl2 dan SrCl2, lebih besar dari
pada kelarutan garam hidroksida larutan CaCl 2 dan MgCl2. Indikator PP atau
fenolflatein memiliki trayek PH sebagai berikut : 8,0-9,6.
Ø PP + KOH
Ø PP + H2SO4
2

+ 2NaCl
Sr(NO3)2 + 2NaOH Sr(OH)2 +
– Reaksi-reaksi Alkali dan Alkali tanah adalah sebagai berikut :
1. Rektifitas unsur
Mg + 2H2O Mg (OH)2 + H2
2K + 2H2O 2KOH + H2
2. Kelarutan Garam Sufat
MgCl2 + H2SO4 MgSO4 + 2HCl
CaCl2 + H2SO4 CaSO4 + 2HCl
Sr(NO3)2 + H2SO4 SrSO4 + HNO3
BaCl2 + H2SO4 BaSO4 + 2HCl
3. Kelarutan Garam Hidroksida
MgCl2 + 2NaOH Mg (OH)2 + 2NaCl
CaCl2 + 2NaOH Ca (OH) 2NaNO3
BaCl2 + 2NaOH Ba (OH)2 + 2NaCl
Pada system periodic dapat dilihat bahwa unsure-unsur golongan IA
adalah logam alkali memiliki konfigurasi electron terluar yang mirip, masing-
masing memiliki inti gas mulia dan konfigurasi ns 1 untuk electron terluarnya.
Demikian pula pada golongan 2A, yaitu logam alkali tanah juga mempunyai
inti gas mulia dan konfigurasi. Electron terluar ns2. electron terluar suatu .
1. Sifat-Sifat Unsur Alkali
a. Unsur alkali adalah unsur-unsur logam putih mengkilap seperti kaca atau
perak, padat tapi lunak pada suhu normal kecuali Kalium (K) dan
Fransium (Fr) cair. Logam berwarna putih keperakan dengan kilap logam
yang khas. Tapi, permukaan yang baru diiris segera menjadi buram karena
bereaksi dengan udara.
b. Unsur-unsur alkali dapat bereaksi dengan air pada suhu biasa membentuk
basa dan gas hidrogen yang disertai pembebasab banyak energi.
Reaksinya:
2M + 2H2 Þ 2MOH + H2
 Natrium dan Kalium mengapung di atas air, karena massa jenis logam
lebih kecil daripada air.
 Reaksi antara Natrium dan Kalium dengan air bersifat eksoterm. Kalor
reaksinya menyebabkan logam Kalium dan Natrium yang belum bereaksi
mencair. Hal itu juga bahwa titik air logam itu bersifat relatif rendah.
 Reaksi Natrium dan Kalium dengan air membentuk basa dan hidrogen.
c. Unsur-unsur alkali bervalensi 1 dalam semua senyawa.
d. Basa yang berasal dari logam alkali adalah basa kuat. Semakin bertambah
atomnya, makin kuat sifat kebebasannya.
e. Logam-logam alkali bersifat reduktor kuat, makin ke bawah makin kuat
reduktornya.
f. Dengan unsur-unsur elektronegatif membentuk senyawa ionik dan dengan
asam membentuk garam.
g. Merupakan unsur yang sangat reaktif.
2. Sifat-sifat kimia atau reaksi-reaksi logam alkali juga sangat
bersamaan. Berikut hasil-hasil reaksi logam alkali:
a. Reaksi dengan air. Telah disebutkan bahwa logam alkali bereaksi dengan air
membentuk basa dan gas hidrogen. 2L + 2H2O Þ 2LOH + H2 (L= logam
alkali).
b. Reaksi dengan Hidrogen. Logam alkali dengan Hidrogen membentuk
vindna, suatu senyawa ion yang hidrogennya mempunyai biloks-1.
c. Reaksi dengan Oksigen. Logam alkali dalam Oksigen membentuk oksida,
perioksida, atau superoksida. Dari Litium ke Cesium, daya ikat terhadap
Oksigen meningkat. Litium membentuk oksida biasa. Suatu senyawa ion
yang mengandung ion 02- (bilangan oksida= -2). Oleh karena itu sangat
mudah bereaksi dengan air dan Oksigen, maka logam alkali biasanya
disimpan dalam cairan yang inert seperti minyak tanah (kerosin) atau di
dalam botol yang diisolasi. Walaupun demikian, permukaan logam itu
sedikit demi sedikit bereaksi juga.
3. Jari-jari Atom
Dari Li sampai Fr jari-jari atom semakin besar. Hal ini sesuai dengan
kenaikan nomor atomnya. Dengan semakin besarnyajari-jari atom maka jarak
antara inti atom dan elektron valensinya semakin besar pula. Oleh karena itu
elektron valensinya makin lemah dan makin mudah melepas elektronnya.
4. Energi Ionisasi
2.2 Kecenderungan umum dalam sifat-sifat kimia
Kecenderungan perilaku kimia unsur-unsur golongan utama adalah
hubungan diagonal. Hubungan diagonal merujuk pada kemiripan yang ada
antara pasangan unsur pada golongan dan periodik yang berbeda pada tabel
periodik. Secara khusus, tiga anggota utama peridik kedua (Li, Be dan B)
memperlihatkan banyak kemiripan dengan unsure-unsur yang terletak secara
diagonal dibawahnya dalam tabel periodic.Dalam membandingkan sifat-sifat
unsure dalam golongan yang sama, harus diingat bahwa pembandingan paling
berlaku dengan unsure-unsur sejenis. Paduan ini berlaku untuk unsure-unsur
golongan 1A dan 2A, yang seluruhnya logam, dan golongan 7A seluruhnya
non logam.

2.3 Ion yang dihasilkan dari unsur golongan utama

Pada pembentukan kation dari atom netral unsur golongan utama, satu
elektron atau lebih dikeluarkan dari kulit n terluar yang masih terisi.
Konfigurasi elektron beberapa atom netral atau kation-kationnya yang terkait
sebagai berikut:
Na : [Ne] 3s1 Na+ : [Ne]
Ca : [Ar] 4s2 Ca2+ : [Ar]
Al : [Ne] 3s2 3p1 Al3+ : [Ne]
Perhatikan bahwa setiap ion mempunyai konfigurasi gas mulia yang
stabil. Dalam pembentukan anion, satu elektron atau lebih ditambahkan ke
kulit n terluar yang terisi sebagian. Contoh-contoh sebagai berikut :
H : 1s1 H- : 1s2 atau [He]
F : 1s2, 2s2, 2p5 R- : 1s2, 2s2, 2p6 atau [Ne]
O : 1s2, 2s2, 2p4 O2- : 1s2, 2s2, 2p6 atau [Ne]
N : 1s2, 2s2, 2p3 N3- : 1s2, 2s2, 2p6 atau [Ne]
Sekali lagi, semua anion mempunyai konfigurasi elektron gas mulia
yang stabil. Jadi satu ciri khusus dari hampir semua unsur golongan utama
adalah bahwa ion-ion yang dihasilkan dari atom-atom netralnya mempunyai
konfigurasi elektron terluas gas mulia ns2 np6. ion-ion, atau atom-atom dan
ion-ion, yang mempunyai jumlah eletron yang sama, dan oleh karena itu
konfigurasi elektron tingkat dasarnya sama disebut isoelektron (isoelectronic).
Jadi H- dan He adalah isoelektron, F, Na2, dan Ne adalah isoelektron, dan
seterusnya.
2.4 Kation yang dihasilkan golongan utama
Orbital 4s selalu diisi lebih dahulu sebelum orbital 3d. Mangan yang
konfigurasi elektronnya adalah [Ar] 4s2 3d5. jika terbentuk ion Mn2+, mungkin
dapat diduga dua electron dapat dikeluarkan dari orbital 3d untuk
menghasilkan [Ar] 4s2 3d5. pada kenyataannya, konfigurasi
Mn2+ ialah [Ar] 3d5! Alasannya adalah interaksi elektron-elektron dan electron
inti pada atom netral berbeda dengan interaksi ionnya.
Jadi, meskipun dalam Mn orbital 4s selalu terisi lebih dahulu sebelum 3d,
electron dikeluarkan dari 4s pada pembentukan Mn2+, karena orbital 3d lebih
stabil dari pada orbital 4s dalam ion logam transisi, electron yang dilepaskan
pertama-tama selalu dari orbital ns dan kemudian baru dari orbital (n-1)d.
2.5 Muatan inti efektif
Konsep muatan inti efektif memungkinkan kita untuk menjelaskan efek
perisai pada sifat-sifat periodik. Misalnya, atom Helium yang mempunyai
konfigurasi electron 1s2. kedua proton helium memberikan muatan +2 kepada
inti, tetapi gaya tarik penuh dari muatan ini terhadap dua electron 1s sebagian
diimbangi oleh tolak-menolak electron-elektron. Akibatnya, dapat dikatakan
bahwa setiap electron 1s diperisai dari inti atom electron 1s lainnya. Muatan
inti efektif, Zeff , dinyatakan dengan :

Zeff = Z - s

Dengan Z adalah muatan inti sebenarnya (yaitu nomor atomnya)


dan s (sigma) disebut konstanta perisai (shielding contant). S lebih besar dari
nol tetapi lebih kecil dari Z .
Salah satu contoh dari perisai elektron adalah energi yang diperlukan
untuk mengeluarkan satu elektron dari atom berelektron banyak. Hasil
pengukuran menunjukkan bahwa diperlukan energi sebesar 2372 KJ untuk
mengeluarkan elektron pertama dari satu mol atom He dan energi sebesar
5251 KJ untuk mengeluarkan elektron kedua dari satu elektron He +. Alasan
diperlukannya lebih banyak energi untuk mengeluarkan elektron kedua adlah
bahwa dengan hanya terdapat atu elektron, maka tidak ada perisai, dan
elektron itu merasakan seluruh pengaruh dari muatan inti +2.
Untuk atom-atom dengan juga electron atau lebih, elektron pada kulit
tertentu diperisai oleh elektron pada kulit bagian dalam (yaitu, kulit yang lebih
dekat dengan inti), tetapi tidak oleh elektron pada kulit bagian luar. Jadi,
unsur-unsur litium yang konfigurasi elektronnya 1s1 2s1 , elektron 2s diperisai
oleh elekktron 1s, tetapi electron 2s tidak memberi efek perisai terhadap
electron 1s, sebagai tambahan, kulit bagian dalam yang terisi penuh memerisai
elektron bagian luar dengan lebih efektif dari pada sub kulit yang
menghasilkan konsekuensi yang penting untuk ukuran atom dan pembentukan
ion-ion dan molekul-molekul.
2.6 Jari-jari atom
Sejumlah sifat fisika, termasuk kerapatan, titik leleh, dan titik didih,
berhubungan dengan atom, namun ukuran atom sukar untuk didefinisikan.
Secara praktis kita membayangkan ukuran atom sebagai volume yang
mengandung sekitar 90 % dari selusuh kerapatan electron di sekitar inti.
bertambahnya muatan inti tidak efektif dalam memeriksai satu sama lainnya.
Akibatnya, muatan inti efektif bertambah terus-menerus sedangkan
bilangan kuantum utamanya tetap (n=2). Misalnya, elektron 2s pada bagian
luar pada litium di perisai dari inti (yang mempunyai 3 proton) oleh dua
elektron 1s. Sebagai pendekatan, di asumsikan bahwa efek perisai dari dua
electron 1s meniadakan dua muatan positif dalam inti. Jadi, elektron 2s hanya
merasakan gaya tarik yang disebabkan oleh satu proton dalam inti, atau
muatan inti efektifnya adalah +1. Dalam Berilium (1s 2 2s2) setiap elektron 2s
diperisai oleh dua elektron 1s bagian dalam, yang meniadakan dua dari empat
muatan positif dalam inti.
Jari-jari atom merupakan jarak antara inti atom sampai dengan elektron
dikulit terluar. Menurut teori atom modern jari-jari atom adalah setengah jarak
antara dua inti atom sejenis. Perhatikan ilustrasi ukuran jari-jari atom (dalam
ρm) berikut:
Gambar 3.2.1 Perbandingan sifat jari-jari atom
2.7 Jari-jari ion
Jari-jari atom ion adalah jari-jari kation atau anion. Jari-jari ion
mempengaruhi sifat-sifat fisika dan kimia suatu senyawa ionik. Misalnya, struktur
berdimensi tiga dari suatu senyawa ionik bergantung pada ukuran relative kation
dan anionnya.
2.8 Energi ionisasi
Kestabilan elektron terluar ini tercermin secara langsung pada energi
ionisasi atom tersebut. Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan
untuk melepaskan satu elektron dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya.
Besarnya energi ionisasi merupakan ukuran usaha yang diperlukan untuk
memaksa satu atom untuk melepaskan elektronnya.
Unsur-unsur logam alkali tanah mempunyai 2 elektron valensi. Ionisasinya
dapat terjadi dengan melepaskan satu elektron valensi (energi ionisasi pertama)
dan kedua (energi ionisasi kedua).
M Þ M+ + e– (ionisasi ke-1)
M Þ M2+ + 2e– (ionisasi ke-2)
Ionisaisnya dari atas ke bawah semakin kecil karena jari-jari semakin besar.
Contoh:
Kalsium mempunyai energi ionisasi pertama, IE1 adalah 590 kJ / mol
Ca (g) + 590 kJ → Ca+¿¿ (g) + e−¿¿
Energi ionisasi kedua (IE2) adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk
melepaskan elektron kedua

Ca+ (g) + 1145 kJ → Ca 2+ (g) + e–


IE2 selalu lebih besar dari IE1 karena lebih sulit untuk melepaskan
elektron dari ion bermuatan positif. Kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur
dalam satugolongan atau satu perioda dapat dipelajari melalui gambar grafik
berikut:

Gambar 3.2.2Grafik energi ionisasi pertama unsur golongan utama


Unsur-unsur yang segolongan, energi ionisasi makin ke bawah makin
kecil,karena elektron terluar makin jauh dari inti, sehingga elektron terluar makin
mudah di lepaskan.
Unsur-unsur yang seperiode, energi ionisai pada umumnya makin ke
kananmakin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan proton maka gaya tarik
menarik elektron terluar dengan inti akan semakin besar, elektron semakin
sukar terlepas sehingga energi untuk melepas elektron semakin besar,sehingga
energi ionisasinya besar.
2.9 Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang diperlukan ketika
mengikat satuelektron dari bentuk atom netral dalam wujud gas sehingga
terbentuk ion
dengan muatan -1. Contohnya:
Cl (g) + 1e- → Cl- (g) (– 349 kJ)
Jika 1 mol atom klorin menangkap 1 mol elektron untuk membentuk 1
mol ion klorin, energi yang akan dibebaskan adalah sebesar 349 kJ. Jadi, harga
afinitas elektron untuk klorin adalah sebesar – 349 kJ/mol.
Unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai
kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas
elektronnya bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas elektron, berarti
makin besar kecenderungan menyerap elektron. Perhatikan grafik berikut:

Gambar 3.2.3Afinitas elektron unsur-unsur golongan utama


Dalam satu periode dari kiri ke kanan, afinitas elektron semakin besar
karenajari-jari semakin kecil dan gaya tarik inti terhadap elektron semakin besar,
danatom semakin mudah menarik elektron dari luar. Pada satu golongan dari atas
ke bawah, afinitas elektron semakin kecil karena jari-jari atom makin besar,
sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, dan atom semakin sulit
menarik elektron dari luar.
2.10 Elektronegatifitas
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik
elektron ke dalam ikatannya ketika atom-atom tersebut membentuk ikatan.
Keelektronegatifan diukur dengan menggunakan skala Pauling yang besarnya
antara 0,7 sampai 4. Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan besar,
cenderung menerima elektron dan akan membentuk ion negatif. Unsur yang
mempunyai harga keelektronegatifan kecil, cenderung melepaskan electron dan
akan membentuk ion positif.
Unsur-unsur yang segolongan, keelektronegatifannya semakin ke bawah
semakin kecil, karena gaya tarik-menarik inti semakin lemah. Unsur-unsur yang
seperiode, keelektronegatifannya semakin ke kanan semakin
besar.Keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII
A (unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat pada fluor (F)
yakni 4,0 dan harga terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
2.11 Sifat logam dan non logam
Sifat-sifat unsur logam yang spesifik adalah mengilap, menghantarkan
panasdan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat direntangkan
menjadi kawat/kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut merupakan pembeda
dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam dalam sistem periodik,
semakin ke bawah semakin bertambah dan semakin ke kanan semakin berkurang.

Gambar 3.2.4 Data harga keelektronegatifan unsur


Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam
menunjukkan sifat ganda, misalnya saja:
a. Berilium dan aluminium adalah logam yang memiliki beberapa sifat bukan
logam. Zat-zat ini disebut unsur-unsur amfoter,
b. Boron dan silikon adalah unsur bukan logam yang memiliki beberapa sifat
logam yang disebut metaloid (semilogam).

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
1. Tabung Reaksi

2. Pipet Tetes

3. Spritus

4. Rak Tabung
5. Pipet Skala

3.2 Bahan
1. MgCl2, CaCl2, SrCl2, BaCl2, denfan konsentrasi 0,5 M
2. Magnesium dan Kalsium
3. H2SO4 0,5 M
4. NaOH 0,5 M
5. Aquadest

3.3 Cara Kerja


1. kelarutan garam sulfat
a. Siapkan 4 buah tabung reaksi
b. Tabung reaksi (I) diisi dengan larutan MgCl2, tabung reaksi (II) dengan
larutan CaCl2, tabung reaksi (III) dengan larutan SrCl 2, dan pada tabung
reaksi (IV) diisi dengan larutan BaCl2, masing-masing diisi larutan
sebanyak 1 ml.
c. Setiap tabung reaksi ditambahkan dengan larutan H2SO4 0,5 M sebanyak
1ml.
d. Diamati setiap perubahan yang terbentuk, dan kemudian dibandingkan
dengan endapan yang terbentuk pada setiap tabung.

Anda mungkin juga menyukai