Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT-SIFAT UNSUR

Disusun oleh :

Nama : Yustira Renytha Putri


Stambuk 09320220246
Kelas/Kelompok : C8/1(satu)
Asisten

( Siti Nur Annisa )

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Unsur kimia adalah sebuah zat yang hanya mengandung 1 (satu) jenis atom.
Variasi yang luar biasa yang mengelilingi jagat raya tersusun atas substansi-
substansi yang bisa juga disebut dengan unsur. Singkatnya unsur adalah suatu
bahan murni yang terdiri dari proton, neutron, dan elektron sebagai pembentuk
unsur. Unsur tersebut harus berkombinasi dahulu baru dapat membentuk senyawa
unsur kimia.
IA Unsur-unsur alkali tanah (golongan IIA) terdiri dari Berilium, Magnesium,
Kalsium, Stronsium, Barium, dan Radium. Yang terbanyak di alam adalah
kalsium dan magnesium, yang menempati peringkat ke-5 dan ke-8 pada kulit
bumi. Adapun radium yang bersifat radioaktif merupakan unsur alkali tanah yang
paling sedikit didapatkan.
Oleh karena itu, praktikum ini perlu dilakukan untuk mengetahui perbedaan
reaktivitas Kalium dan Magnesium, mengetahui sifat kelarutan golongan IIA, dan
mengetahui pengaruh periode terhadap kereaktifan unsur agar selanjutnya
praktikan dan pembaca dapat memanfaatkan dengan maksimal unsur golongan
dan IIA di dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, praktikum ini perlu dilakukan untuk mengetahui perbedaan
reaktivitas Kalium dan Magnesium, mengetahui sifat kelarutan golongan IIA, dan
mengetahui pengaruh periode terhadap kereaktifan unsur agar selanjutnya
praktikan dan pembaca dapat memanfaatkan dengan maksimal unsur golongan IA
dan IIA di dalam kehidupan sehari-hari (Dwinata 2017).
1.2 Tujuan Percobaan
Mempelajari sifat-sifat unsur golongan Alkali(IA) dan Alkali Tanah(IIA).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Materi Percobaan unsur-unsur kimia
Alam sistem periodik, unsur-unsur alkali dan alkali tanah merupakan unsur
yang sangat reaktif. Unsur alkali terletak pada golonga IA yaitu litium, natrium,
kalium, rubidium, sesium, dan fransium. Unsur alkali ini mempunyai satu
elaktron valensi. Didalam unsur alkali tidak ditemukan dalam keadaan bebas,
melainkan dalam keadaan terikat dalam bentuk senyawa.
Unsur yang banyak ditemui adalah natrium dan kalium. Kedua unsur ini
banyak ditemukan dalam air tanah dalam bentuk garam tanah yang terdapat pada
silvite (KCl),karnalite (KCl-MgCl ∙ 6H 2O). Unsur logam alkali sangat reaktif ,
bereaksi hebat dengan air, oksigen , hidrogen, dan halogen. Diudara pun unsur-
unsur itu bereaksi dengan oksigen dan uap air. Karena sangat reaktifnya unsur
alkali dengan air, maka gas hidrogen yang dibebaskan akan segera terbakar
disertai nyala api dan ledakan-ledakan kecil. Itulah sebabnya, unsur alkali
disimpan dalam minyak tanah atau hidrokarbon yang inert. Karena mempunyai 1
elektron valensi dan jari-jari atom yang relatif besar, energi ionisasi logam ini
kecil. Akibatnya, logam ini mudah melepas elektron dan bersifat sangat reaktif,
sekali gas bersifat reduktor kuat. Dari atas kebawah (dari Li ke Cs) jari-jari atom
bertambah, energi ionisasi makin kecil, bearti makin mudah melepas elektron
sehingga makin reaktif.
Logam alkali bersifat lunak seperti karet penghapus sehingga dapat diiris
dengan pisau. Hal itu terjadi karena unsur alkali hanya mempunyai satu elektron
valensi yang terlibat dalam pembentukan ikatan logam sehingga logam ini
mempunyai ikatan logam yang lemah. Dalam satu golongan, dari Li ke Cs jari-
jari atom makin besar, ikatan logam makin kecil sehingga makin lunak. Itulah
sebabnya,jari-jari atom alkali makin besar (dari atas kebawah) sehingga titik leleh
dan titik didihnya makin kecil.
Jika logam alkali dibakar akan menghasilkan warna nyala yang khas. Litium
akan menghasilkan warna nyala merah, natrium menghasilkan warna nyala
kuning, Kalium menghasilkan warna nyala ungu/violet , rubidium menghasilkan
warna nyala merah dan sesium denga warna nyala biru.

A(+) = 2Cl– + e– Cl2 + 2e– Logam alkali mempunyai beberapa sifat


yang dapat digolongkan menjadi sifat fisis dan sifat kimia. Sifat fisis dari logam
alkali adalah dari bawah keatas, jari-jari atom, dan massa jenis (kerapatan)
berkurang, sedangkan titik didih dan titik cair bertambah. Sementara itu dari atas
kebawah energi pengionan dan keelktronegatifan berkurang. Potensial elektrode
(besaran yang menggambarkan daya reduksi dalam larutan) dari atas
kebawahcenderung bertambah kecuali litium. Sedangkan sifat kimia dari logam
alkali adalah logam alkali merupakan golongan logam yang paling reaktif.
Kereaktifan meningkat dari atas kebawah. Kereaktifan logam alkali berkaitan
dengan energi ionisasi yang rendah, sehingga mudah melepas elektron. Selain
sifat-sifta itu, unsur logam alkali merupakan unsur logam putih, mengkilat seperti
perak, padat tetapi lunak pada suhu normal kecuali Cs dan Fr berwujud cair.
Unsur-unsur logam alkali sangat reaktif. Oleh karena itu, unsur-unsur logam
alkali tidak terdapat dalam keadaan bebas dialam, malainkan selalu terdapat
dalam bentuk senyawa seperti (I2SiO3, Al2, (SiO3)3 (spodumene)). Natrium dialam
banyak terdapat dalam bnetuk NaCl pada air laut juga pada logam batu sebagai
kriolit Na3AlF6 dan sebagai soda Na2CO3. Kalium terdapat sebagai KCl pada bijih
sulvit kamalit (KCl ∙ MgCl2 ∙ 6H2O) dan sebagai veltspath (K2O ∙ Al2O3 ∙ 3SiO3).
Logam-logam alkali yang lain hanya sedikit terdapat dialam. Unsur-unsur logam
alkali dibuat dengan jalan elektrolis cairan garamnya misalnya logam Na dibuat
dengan jalan elektrolisis cairan NaCl denga katode besi dan anode karbon.
NaCl Na+ + Cl–
x2 K(-) = Na+ +
e– Na x2
2NaCl 2Na + Cl2
Natrium yang terbentuk pada katode adalah cair kemudian dialirkan dan
ditampung dalam minyak tanah. Dalam proses ini,bejana elektrolisis dipanaskan
dari luar dan dijaga agar Na yang terbentuk tidak bersinggungan dengan udara
karena akan terbakar. Harga potensial electrode (Eº) logam alkali sangat kecil
(sangat negatif). Hal itu berarti logam alkali merupakan reduktor kuat. Kekuatan
reduktor bertambah dari atas kebawah. Hanya saja ada pengecualian, Li
mempunyai potensial electrode paling negative. Hal itu karena kecilnya jari-jari
atom Li sehingga menunjukkan penyimpangan. Jadi, dalam alkali reduktor
terkuata adalah Li dan reduktor paling lemah adalah N.
Dalam sistem periodik, panjang unsur-unsur alkali tanah terletak pada
golongan IIA yaitu satu lajur disebelah kanan golongan logam alkali. Unsur-
unsur golongan ini disebut alkali tanah karena unsur ini bersifat alkalis (basa)
sepert golongan IA. Unsur golongan IIA adalah Berilium, Magnesium, Kalsium,
Stronsium, Barium, dan Radium. Unsur-unsur ini mempunyai susunan elektron
valensi ns2 sama halnya dengan golongan IA bersifat reduktor karena mudah
melepaskan elektron kulit terluarnya. Disamping itu unsur alkali tanah pada suhu
biasa dapat bereaksi dengan air akan membentuk basa dan hidrogen, kecuali Mg
yang jika bereaksi dengan air panas akan membentuk oksida dan gas
hidrogen dan berilium tidak dapat beraksi dengan air biasa maupun air panas.
Logam alkali dan alkali tanah termasuk unsur blok s dan keduanya
cenderung melepas elektron untuk mencapai konfogurasi elektron gas mulia
(oktet). Alkali melepas 1 elektron dan alkali tanah melepas 2 elektron valensinya
sehingga terbentuk ion +1 dan +2.
Logam alkali tanah mempunyai beberapa sifat fisis dan sifat kimia. Sifat
fisisnya yaitu dari berilium ke barium jari-jari atom meningkat secara beraturan,
pertambahan jari-jari menyebabkan penurunan energi pengionan dan
keelektronegatifan. Potensial elektrode juga meningkat dari kalsium ke barium.
Akan tetapi, berilium menunjukan penyeimbangan karena potensial elektrodenya
relatif kecil. Hal ini disebabkan energi ionisasi berilium yang relatif besar. Titik
didih dan titik cair cenderung menurun dari atas kebawah. Sifat-sifat fisis seperti
titik cair , rapatan, dan kekerasan,logam alkali tanah labih besar jika dibanding
denga logam alkali seperiode. Hal itu disebabkan karena logam alkali tanah
mempunyai 2 elektron valensi sehingga ikatan logamnya lebih kuat. Sifat
kimianya yaitu kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari berilium ke barium.
Oleh karena itu, dari berilium ke barium jari-jari atom bertambah besar sehingga
energi ionisasi keelektronegatifannyaberkurang. Akibatnya, kecenderungan untuk
melepaskan elektron membentuk senyawa ion semakin besar. Semua senyawa
dari kalsium, stronsium, dan barium, yaitu logam alkali tanah yang bagian bawah
berbentuk senyawa ion, tetapi magnesium membentuk senyawa kovalen
sedangkan senyawa-senyawa berilium bersifat kovalen.
Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi
logma alkali tanah kurang reaktif dari alkali seperiode. Jadi, berilium kurang
reaktif dibandingkab terhadap litium, magnesium kurang reaktif dibandingkan
terhadap natrium dan seterusnya.
Didalam sistem periodik panjang unsur-unsur alkali tanah terletak pada
golongan IIA yaitu satu jalur disebelah kanan golongan logam alkali. Unsur-
unsur golongan ini bersifat alkalis (basa) seperti unsur golongan IA.
Ø Sifat-sifat Unsur Alkali Tanah
a. unsur-unsur alkali tanah merupakan unsur-unsur logam yang
paling reaktif. Oleh karena itu, dialam tidak terdapat dalam
keadaan bebas.
b. Mempunyai dua elektron pada kulit terluarnya. Oleh karena
itu, bilangan oksidasi unsur alkali dalam senyawa adalah +2.
c. Pada suhu biasa berupa zat padat, berwarna putih
mengkilap seperti perak.
d. Dapat bereaksi dengan air pada suhu biasa, membentuk basa
dan gas hidrogen.
M + 2H2O M (OH)2 + H2
Kecuali Mg hanya bereksi dengan air mendidih, membentuk oksida, dan
gas H2. Be tidak bereksi dengan air.
e. Basa yang berasal dari unsur-unsur alkali tanah adalah basa kuat
kecuali Mg (OH)2 basa lemah dan Be (OH) 2 basa amfoter. Sifat
basa logam alkali tanah makin kebawah makin kuat.
f. Unsur radium sedikit sekali terdapat dialam dan bersifat radioaktif.
Pada umumnya,unsur logam alkali tanah diperoleh dengan jalan
elektrolisis cairan garam kloridanya, seperti pada pembuatan unsur alkali.
Contohnya adalah Mg dibuat dengan elektrolisis cairan MgCl2 menggunakan
elektrode Fe sebagai katode dan elektrode sebagai anode.
Reaksinya :
MgCl2 Mg2+ + 2Cl–
K (-) = Mg2+ + 2e– Mg
A (+) = 2Cl –
CO2 + 2e
MgCl2 Mg+ + Cl2
Reaksi-reaksi logam alkali
1) Reaksi dengan air
Semua logam alkali bereaksi dengan air membentuk basa dan gas
hydrogen. Litium bereaksi agak pelan, sedangkan natrium bereaksi hebat.
Kalium, rubidium, dan sesium meledak jika dimasukkan ke dalam air.
2L + 2H2O ’ 2 LOH + H2 (L=logam alkali)
Oleh karena reaksi itu sangat eksoterm, maka gas hirogen yang terbentuk
segera terbakar. Janganlah sekali-sekali memegang logam alkali, karena logam
itu dapat bereaksi dengan air pada tangan yang dapat menimbulkan api atau
ledakan.
2) Reaksi dengan hydrogen
Jika dipanaskan, logam alkali dapat bereaksi dengan gas hydrogen
membentuk hibrida, suatu senyawa ion yang hidrogennya membentuk hibrida,
suatu senyawa ion yang hidrogennya mempunyai bilangan oksidasi -1.
2L + H2 ’ 2LH
3) Reaksi dengan oksigen
Logam alkali terbakar dalam oksigen membentuk oksida, peroksida, atau
superoksida.
4L + O2 ’ 2L2O (L=logam alkali)
Jika oksigen berlebihan, natrium dapat membentuk
peroksida.
2Na + O2 ’ Na2O2

Kalium, rubidium, dan sesium dapat membentuk superoksida dalam


oksigen berlebihan :

L + O2 ’ LO2
Oleh Karena sangat mudah bereaksi dengan air dan oksigen, maka logam
alkali biasanya disimpan dalam cairan yang inert misalnya minyak tanah
(kerosin) atau dalam botol yang diisolasi. Walaupun demikian, permukaan logam
itu sedikit demi sedikit bereaksi juga. Logam kalium yang telah disimpan lama
akan ditutupi lapisan peroksida. Memotong logam kalium yang sudah tertutup
lapisan peroksida harus dilakukan dengan hati-hati karena mata pisau dapat
menekan lapisan peroksida sehingga masuk ke dalam lapisan kalium dan
menimbulkan reaksi eksoterm.
KO2+ 3K ’ 2K2O
Kalor yang dibebaskan reaksi itu dapat mendidihkan kalium yang segera
bereaksi dengan oksigen atau uap air diudara, yang dapat menimbulkan ledakan.
4) Reaksi dengan halogen
Logam alkali bereaksi hebat dengan halogen membentuk garam halide.
2L + X2 ’ 2LX
Natrium cair terbakar dalam gas klorin menghasilkan nyala berwarna
kuning khas logam natrium.
Reaksi
1. Rektifitas unsur
Mg + 2H2O Mg (OH)2 + H2
2K + 2H2O 2KOH + H2
2. Kelarutan Garam Sufat
MgCl2 + H2SO4 MgSO4 + 2HCl
CaCl2 + H2SO4 CaSO4 + 2HCl
Sr(NO3)2 + H2SO4 SrSO4 + HNO3
BaCl2 + H2SO4 BaSO4 + 2HCl
3. Kelarutan Garam Hidroksida
MgCl2 + 2NaOH Mg (OH)2 + 2NaCl
CaCl2 + 2NaOH Ca (OH)2 + 2NaCl
Sr(NO3)2 + 2NaOH Sr(OH)2 + 2NaNO3

BaCl2 + 2NaOH Ba (OH)2 + 2NaCl


Percobaan kali ini adalah mengamati kereaktifan golongan IA dan IIA
serta kelarutan golongan IIA dalam garam sulfat dan garam hidroksida.
Keraktifan logam alkali dan alkali tanah dari atas kebawah adalah besar.
Hal ini disebabkan karena semakin kebawah, energi ionisasinya semakin rendah.
Selain itu, dalam satu golongan dari atas kebawah, jumlah kulit semakin banyak
karena jumlah elektron banyak. Semakin banyak jumlah kulit maka pengaruh
daya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil, akibatnya elektron terluar
sukar tertarik keinti jadi ukuran atom semakin besar. Semakin besar ukuran atom
maka energi ionisasinya semakin kecil dan kereaktifan semakin besar.
Kereaktifan logam alkali lebih besar dari pada logam alkali tanah, hal ini
disebabkan karena elektron valensi yang hanya berjumlah satu sedangkan alkali
tanah elektron valensinya 2, serta jari-jari atom alkali yang relatif besar
dibandingkan alkali tanah teman seperiode.
Dalam satu periode, jumlah elektron pada kulit yang sama atau dari kiri
kekanan semakin bertambah, muatan inti juga bertambah sehingga elektron-
elektron pada kulit terluar tidak saling melindungi dari pengaruh tarikan inti pada
eletron terluar, akibatnya elektron-elektron berkumpul didekat inti dan ukuran
atom menjadi semakin kecil. Semakin kecil suatu ukuran atom, maka energi
ionisasinya semakin besar sehingga kereaktifan dari kiri kekanan semakin kecil.
Sifat fisis dari logam alkali adalah dari atas kebawah, jari-jari atom dan
massa jenis (kerapatan) bertambah, sedangkan titik didih dan titik cair berkurang.
Sementara itu, energi pengionan dan kelektronegatifan berkurang. Potensial
elektrode dari atas kebawah cenderung bertambah kecuali litium. Sedangkan sifat
kimia dari logam alkali adalah golongan logam alkali paling reaktif. Kereaktifan
meningkat dari atas kebawah. Kereaktifan logam alkali berkaitan dengan energi
ionisasinya.
Sifat fisis dari logam alkali tanah adalah dari berilium ke barium jari-jari
atom meningkat secara beraturan, pertambahan jari-jari menyebabkan penurunan
energi pengionan dan keelektronegatifan. Potensial elektrode juga meningkat dari
kalsium ke barium, akan tetapi berilium menunjukkan penyimpangan karena
potensial elektrodenya relatif kecil.
Titik cair dan titik didih cenderung menurun dari atas kebawah .
sedangkan sifat kimianya adalah kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari
berilium ke barium. Oleh karena, dari berilium ke barium jari-jari atom
bertambah besar sehingga energi ionisasinya berkurang. Semua senyawa dari
kalsium, stronsium, dan barium yaitu logam alkali tanah yang bagian bawah
berbentuk senyawa ion, tetapi megnesium membentuk senyawa kovalen.
Pada percobaan kereaktifan unsur, unsur Mg yang ditambah air dingin
akan terjadi reaksi, yaitu adanya gelembung udara disekitar pita Mg, kemudian
larutan tersebut ditetesi indikator PP yang menyebabkan larutan tersebut berubah
warna menjadi warna merah, hal ini membuktikan bahwa larutan tersebut adalah
basa.
Pada perlakuan yang sama, tetapi menggunakan unsur K (kalium) yang
dimasukkan kedalam aquades terjadi reaksi yang ditandai dengan adanya
gelembung-gelembung yang lebih banyak dibandingkan dengan Mg yang
dimasukkan kedalam aquades atau air yang sebelumnya tak lama terjadi ledakan
kecil dan setelah ditambahkan indikator PP warna larutan tersebut berubah
menjadi merah pekat. Hal ini membuktikan bahwa unsur K (kalium) merupakan
basa kuat.
Pada larutan CaCl2 bila ditambah 2 ml larutan H 2SO4 tidak akan terjadi
suatu reaksi yang menghasilkan endapan dan tidak terjadi perubahan warna, pada
larutan BaCl2 bila ditambah 2 ml larutan H2SO4 akan terjadi suatu reaksi yang
menghasilkan endapan dan terjadi perubahan warna putih, pada larutan NaCl 2 bila
ditambah 2 ml larutan H2SO4 tidak terjadi suatu reaksi juga dan terjadi endapan,
sedangkan SrCl2 bila ditambahkan 2 ml larutan H2SO4 akan terjadi suatu reaksi
yang menghasilkan sedikit endapan. Hal ini terjadi karena CaCl2 dan
MgCl2 memiliki kelarutan garam sulftat yang lebih besar dari pada kelarutan
garam sulfat BaCl2 dan SrCl2.

Kelarutan garam hidroksida. Pada larutan CaCl2 bila ditambahkan 2 mol


larutan NaOH akan menghasilkan suatu reaksi yang membentuk agak sedikit
endapan. Pada kelarutan BaCl2 bila ditambahkan 2 mol larutan NaOH
menghasilkan suatu rekasi yang membentuk lebih sedikit endapan. Pada larutan
MgCl2 bila ditambah 2 mol larutan NaOH akan menghasilkan suatu reaksi yang
membentuk sedikit ada endapan.
Sedangkan pada kelarutan SrCl 2 bila ditambahkan 2 mol larutan NaOH
akan menghasilkan suatu reaksi yang kurang sedikit endapan. Hal ini, karena
kelarutan garam hidroksida pada larutan BaCl 2 dan SrCl2, lebih besar dari pada
kelarutan garam hidroksida larutan CaCl2 dan MgCl2. Indikator PP atau
fenolflatein memiliki trayek PH sebagai berikut : 8,0-9,6.
Ø PP + KOH
Ø PP + H2SO4
2

+ 2NaCl
Sr(NO3)2 + 2NaOH Sr(OH)2 +
– Reaksi-reaksi Alkali dan Alkali tanah adalah sebagai berikut :
1. Rektifitas unsur
Mg + 2H2O Mg (OH)2 + H2
2K + 2H2O 2KOH + H2
2. Kelarutan Garam Sufat
MgCl2 + H2SO4 MgSO4 + 2HCl
CaCl2 + H2SO4 CaSO4 + 2HCl
Sr(NO3)2 + H2SO4 SrSO4 + HNO3
BaCl2 + H2SO4 BaSO4 + 2HCl
3. Kelarutan Garam Hidroksida
MgCl2 + 2NaOH Mg (OH)2 + 2NaCl
CaCl2 + 2NaOH Ca (OH) 2NaNO3
BaCl2 + 2NaOH Ba (OH)2 + 2NaCl
Pada system periodic dapat dilihat bahwa unsure-unsur golongan IA
adalah logam alkali memiliki konfigurasi electron terluar yang mirip, masing-
masing memiliki inti gas mulia dan konfigurasi ns 1 untuk electron terluarnya.
Demikian pula pada golongan 2A, yaitu logam alkali tanah juga mempunyai inti
gas mulia dan konfigurasi. Electron terluar ns2. electron terluar suatu atom, yang
terlibat dalam ikatan kimia, sering disebut electron valensi (valenci electron).
Jumlah electron valensi yang sama menentukan kemiripan perilaku kimia antara
unsure-unsur dalam setiap golongan. Pengamatan ini juga berlaku untuk halogen (
unsur-unsur golongan 7A), yang memiliki konfigurasi electron terluar ns2, np5 dan
menunjukkan sifat-sifat sangat mirip. Tetapi dalam meramalkan sifat-sifat
golongan 3A hingga 6A haruslah berhati-hati, sebagai contoh, unsure-unsur
dalam golongan 4A memiliki konfigurasi electron terluar yang sama , ns 2np4,
tetapi terdapat lebih banyak keragaman dalam sifat-sifat kimia di antara unsure-
unsur ini. Konfigurasi electron Kation dan Anion
Karena banyak senyawa ionic yang terbentuk dari anion dan kation
monoatomik, akan sangat membantu untuk mengetahui bagaimana menulis
konfigurasi electron spesi-spesi ion ini. Prosedur untuk menulis konfigurasi.
Karbon adalah nonlogam, silicon, dan gemanium adalah metaloid, timah, dan
timbale.
Sebagai satu golongan gas mulia berperilaku sangat mirip. Dengan
pengecualian krypton dan xenon, unsure-unsur ino secara kimia bersifat imert.
Alasannya adalah bahwa seluruh unsure ini subkulit terluarnya ns2np6, terisi
penuh yaitu suatu keadaan yang menggambarkan kestabilan yang tinggi.
Walaupun konfigurasi electron terluar logam transisi tidak selalu sama dalam
golongan dan tidak ada pola yang teratur dalam perubahan konfigurasi electron
dalam satu logam ke logam lain dalam periode yang sama, seluruh logam transisi
memiliki subkulit d yang tidak terisi penuh. Demikian pula dalam deretnya
karena mempunyai subkulit f yang tidak terisi penuh. Konfigurasi electron Kation
dan Anion
Karena banyak senyawa ionic yang terbentuk dari anion dan kation
monoatomik, akan sangat membantu untuk mengetahui bagaimana menulis
konfigurasi electron spesi-spesi ion ini. Prosedur untuk menulis
konfigurasi electron ion-ion memerlukan metode yang hanya sedikit diperluas
dari metode yang digunakan untuk atom netral. Dalam hal ini ion-ion dibagi
dalam dua kelompok.
- Ion yang dihasilkan dari unsure golongan utama
Pada pembentukan kation dari atom netral unsure golongan utama, satu
electron atau lebih dikeluarkan dari kulit n terluar yang masih terisi. Konfigurasi
electron beberapa atom netral atau kation-kationnya yang terkait sebagai berikut.
Na : [Ne] 3s1 Na+ : [Ne]
Ca : [Ar] 4s2 Ca2+ : [Ar]
Al : [Ne] 3s2 3p1 Al3+ : [Ne]
Perhatikan bahwa setiap ion mempunyai konfigurasi gas mulia yang
stabil. Dalam pembentukan anion, satu electron atau lebih ditambahkan ke kulit n
terluar yang terisi sebagian. Contoh-contoh sebagai berikut :
H : 1s1 H- : 1s2 atau [He]
F : 1s2, 2s2, 2p5 R- : 1s2, 2s2, 2p6 atau [Ne]
O : 1s2, 2s2, 2p4 O2- : 1s2, 2s2, 2p6 atau [Ne]
N : 1s2, 2s2, 2p3 N3- : 1s2, 2s2, 2p6 atau [Ne]
Sekali lagi, semua anion mempunyai konfigurasi electron gas mulia
yang stabil. Jadi satu cirri khusus dari hamper semua unsure golongan utama
adalah bahwa ion-ion yang dihasilkan dari atom-atom netrlnya mempunyai
konfigurasi electron terluas gas mulia ns2 np6. ion-ion, atau atom-atom dan ion-
ion, yang mempunyai jumlah electron yang sama, dan oleh karena itu
konfigurasi electron tingkat dasarnya sama disebut isoelektron (isoelectronic).
Jadi H- dan He adalah isoelektron, F, Na2, dan Ne adalah isoelektron, dan
seterusnya.
- Kation yang dihasilkan golongan utama
Orbital 4s selalu diisi lebih dahulu sebelum orbital 3d. Mangan yang
konfigurasi elektronnya adalah [Ar] 4s 2 3d5. jika terbentuk ion Mn2+, mungkin
dapat diduga dua electron dapat dikeluarkan dari orbital 3d untuk
menghasilkan [Ar] 4s2 3d5. pada kenyataannya, konfigurasi Mn2+ ialah [Ar] 3d5!
Alasannya adalah interaksi elektron-elektron dan electron inti pada atom netral
berbeda dengan interaksi ionnya. Jadi, meskipun dalam Mn orbital 4s selalu terisi
lebih dahulu sebelum 3d, electron dikeluarkan dari 4s pada pembentukan Mn 2+,
karena orbital 3d lebih stabil dari pada orbital 4s dalam ion logam transisi,
electron yang dilepaskan pertama-tama selalu dari orbital ns dan kemudian baru
dari orbital (n-1)d.
Harap diingat bahwa kebanyakan logam transisi dapat membentuk lebih
dari satu kation dan bahwa sering kali kation tersebar tidak isoelektron dengan
gas mulia.
Keragaman periodic dalam sifat-sifat fisika
- Muatan inti efektif
Konsep muatan inti efektif memungkinkan kita untuk menjelaskan efek
perisai pada sifat-sifat periodic. Misalnya, atom Helium yang mempunyai
konfigurasi electron 1s2. kedua proton helium memberikan muatan +2
kepada inti,
tetapi gaya tarik penuh dari muatan ini terhadap dua electron 1s sebagian
diimbangi oleh tolak-menolak electron-elektron. Akibatnya, dapat dikatakan
bahwa setiap electron 1s diperisai dari inti atom electron 1s lainnya. Muatan inti
efektif, Zeff , dinyatakan dengan ;
Zeff = Z - s
Dengan Z adalah muatan inti sebenarnya (yaitu nomor atomnya)
dan s (sigma) disebut konstanta perisai (shielding contant). s lebih besar dari nol
tetapi lebih kecil dari Z .
Salah satu contoh dari perisai electron adalah energi yang diperlukan
untuk mengeluarkan satu electron dari atom berelektron banyak. Hasil
pengukuran menunjukkan bahwa diperlukan energi sebesar 2372 KJ untuk
mengeluarkan electron pertama dari satu mol atom He dan energi sebesar 5251
KJ untuk mengeluarkan electron kedua dari satu electron He +. Alasan
diperlukannya lebih banyak energi untuk mengeluarkan electron kedua adlah
bahwa dengan hanya terdapat atu electron, maka tidak ada perisai, dan electron
itu merasakan seluruh pengaruh dari muatan inti +2.
Untuk atom-atom dengan juga electron atau lebih, electron pada kulit
tertentu diperisai oleh electron pada kulit bagian dalam (yaitu, kulit yang lebih
dekat dengan inti), tetapi tidak oleh electron pada kulit bagian luar. Jadi, unsure
unsure litium yang konfigurasi elektronnya 1s 1 2s1 , electron 2s diperisai oleh
elekktron 1s, tetapi electron 2s tidak memberi efek perisai terhadap electron 1s,
sebagai tambahan, kulit bagian dalam yang terisi penuh memerisai electron
bagian
luar dengan lebih efektif dari pada sub kulit yang menghasilkan konsekuensi
yang penting untuk ukuran atom dan pembentukan ion-ion dan molekul-molekul.
- Jari-jari atom
Sejumlah sifat fisika, termasuk kerapatan, titik leleh, dan titik didih,
berhubungan dengan atom, namun ukuran atom sukar untuk didefinisikan. Secara
praktis kita membayangkan ukuran atom sebagai volume yang mengandung
sekitar 90 % dari selusuh kerapatan electron di sekitar inti.
Beberapa teknik memungki kan kita untuk memperkirakan ukuran satu
atom. Pertama-tama perhatikan unsure logam. Struktur logam sangat bervariasi,
tetapi semua logam sama-sama memiliki satu cirri struktur : atom-atomnya terkait
satu dengan yang lainnya dalam satu jaringan juga dimensi yang meluas. Jadi,
jari-jari atom yang berdekatan, untuk unsure-unsur yang berupa molekul
diatomic, jari-jari atomnya adalah setengah jarak antara inti dua atom dalam
molekul tertentu. Pada periodic cenderung terlihat jelas, dalam mempelajarinya
perlu di ingat bahwa jari-jari atom terutama ditentukan oleh bagaimana kuatnya
electron kuat bagian luar di jangan oleh inti. Makin besar muatan inti negative,
makin kuat electron-elektron ini di tahan dan semakin kecil jari-jari atomnya.
Perhatikan unsure-unsur periode kedua dari Li dan F. Dari kiri ke kanan,
ditemukan bahwa jumlah electron dalam kulit bagian dalam (1s 2) adalah tetap,
sedangkan muatan inielectron-elektron yang ditambahkan untuk mengimbangi
bertambahnya muatan inti tidak efektif dalam memeriksai satu sama lainnya.
Akibatnya, muatan inti efektif bertambah terus-menerus sedangkan bilangan
kuantum utamanya tetap (n=2). Misalnya, electron 2s pada bagian luar pada
litium di perisai dari inti (yang mempunyai 3 proton) oleh dua electron 1s.
Sebagai pendekatan, di asumsikan bahwa efek perisai dari dua electron 1s
meniadakan dua muatan positif dalam inti. Jadi, electron 2s hanya merasakan
gaya tarik yang disebabkan oleh satu proton dalam inti, atau muatan inti
efektifnya adalah +1. Dalam Berilium (1s 2 2s2) setiap electron 2s diperisai oleh
dua electron 1s bagian dalam, yang meniadakan dua dari empat muatan positif
dalam inti.
- Jari-jari ion
Jari-jari atom ion adalah jari-jari kation atau anion. Jari-jari ion
mempengaruhi sifat-sifat fisika dan kimia suatu senyawa ionic. Misalnya, struktur
berdimensi tiga dari suatu senyawa ionic bergantung pada ukuran relative kation
dan anionnya.
- Energi ionisasi
Kestabilan electron terluar ini tercermin secara langsung pada energi
ionisasi atom tersebut. Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan
untuk melepaskan satu electron dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya.
Besarnya energi ionisasi merupakan ukuran usaha yang diperlukan untuk
memaksa satu atom untuk melepaskan elektronnya.
- Kecenderungan umum dalam sifat-sifat kimia
Kecenderungan perilaku kimia unsure-unsur golongan utama adalah
hubungan diagonal. Hubungan diagonal merujuk pada kemiripan yang ada antara
pasangan unsur pada golongan dan periodic yang berbeda pada tabel periodik.
Secara khusus, tiga anggota utama peridik kedua (Li, Be dan B) memperlihatkan
banyak kemiripan dengan unsure-unsur yang terletak secara diagonal dibawahnya
dalam tabel periodic.
Dalam membandingkan sifat-sifat unsur dalam golongan yang sama, harus
diingat bahwa pembandingan paling berlaku dengan unsure-unsur sejenis. Paduan
ini berlaku untuk unsure-unsur golongan 1 A dan 2A, yang seluruhnya logam, dan
golongan 7A seluruhnya non logam.
Definisi unsur yaitu suatu zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi
zat-zat lain yang lebih sederhana dengan reaksi kimia sederhana. Sedangkan
sistem periodik unsur adalah susunan yang menggambarkan suatu letak keadaan,
periode, golongan, dan unsur kimia. Sistem periodik unsur disusun berdasarkan
kenaikan nomor atom (kenaikan jumlah proton dan muatan inti). Sistem periodik
dibagi menjadi periode yaitu unsur-unsur yang terletak dalam baris yang
horizontal dan golongan yaitu unsur yang terletak dalam kolom yang vertikal.

A. Golongan IA (Alkali)
Disebut juga unsur alkali karena sifat logam ini membentuk basa-basa
yang kuat. Dalam sistem periodik terletak terletak pada lajur paling kiri. Unsur-
unsur alkali merupakan unsur-unsur logam dengan satu elektron pada elektron
terluarnya. Unsur-unsur yang terletak dalam logam alkali adalah Litium (Li),
Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs), dan Fransium (Fr).
Dibandingkan dengan unsur-unsur lain yang seperiode unsur-unsur alkali
adalah unsur yang paling elektropositif. Paling mudah melepaskan elektron
valensinya. Hal ini sesuai dengan sifat keperiodikan unsur dalam sistem periodik.
Unsur-unsur alkali yang nomor atomnya terkecil dibanding unsur lain yang
seperiode. Gaya tarik intinya paling lemah dan untuk mencapai susunan elektron
gas mulia cukup melepaskan 1 elektron valensinya. Dalam golongan unsur-unsur
alkali makin ke bawah makin kuat sifat logamnya. Hal ini disebabkan karena
makin lemahnya gaya tarik intinya terhadap elektron-elektronnya yang terjauh,
maka makin mudah melepaskan elektronnya. Unsur-unsur yang banyak terdapat
di alam adalah unsur Natrium (Na) dan Kalium (K). Sedangkan yang paling
sedikit adalah unsur Fransium (Fr) yang bersifat radioaktif sehingg sehingga
mudah berubah menjadi unsur lain.
1. Sifat-Sifat Unsur Alkali
a. Unsur alkali adalah unsur-unsur logam putih mengkilap seperti kaca atau
perak, padat tapi lunak pada suhu normal kecuali Kalium (K) dan
Fransium (Fr) cair. Logam berwarna putih keperakan dengan kilap logam
yang khas. Tapi, permukaan yang baru diiris segera menjadi buram karena
bereaksi dengan udara.
b. Unsur-unsur alkali dapat bereaksi dengan air pada suhu biasa membentuk
basa dan gas hidrogen yang disertai pembebasab banyak energi.
Reaksinya:
2M + 2H2 Þ 2MOH + H2
 Natrium dan Kalium mengapung di atas air, karena massa jenis logam
lebih kecil daripada air.
 Reaksi antara Natrium dan Kalium dengan air bersifat eksoterm. Kalor
reaksinya menyebabkan logam Kalium dan Natrium yang belum bereaksi
mencair. Hal itu juga bahwa titik air logam itu bersifat relatif rendah.
 Reaksi Natrium dan Kalium dengan air membentuk basa dan hidrogen.
c. Unsur-unsur alkali bervalensi 1 dalam semua senyawa.
d. Basa yang berasal dari logam alkali adalah basa kuat. Semakin
bertambah atomnya, makin kuat sifat kebebasannya.
e. Logam-logam alkali bersifat reduktor kuat, makin ke bawah makin kuat
reduktornya.
f. Dengan unsur-unsur elektronegatif membentuk senyawa ionik dan
dengan asam membentuk garam.
g. Merupakan unsur yang sangat reaktif.
2. Sifat-sifat kimia atau reaksi-reaksi logam alkali juga sangat
bersamaan. Berikut hasil-hasil reaksi logam alkali:
a. Reaksi dengan air. Telah disebutkan bahwa logam alkali bereaksi dengan
air membentuk basa dan gas hidrogen. 2L + 2H2O Þ 2LOH + H2 (L= logam
alkali).
b. Reaksi dengan Hidrogen. Logam alkali dengan Hidrogen membentuk
vindna, suatu senyawa ion yang hidrogennya mempunyai biloks-1.
c. Reaksi dengan Oksigen. Logam alkali dalam Oksigen membentuk oksida,
perioksida, atau superoksida. Dari Litium ke Cesium, daya ikat terhadap
Oksigen meningkat. Litium membentuk oksida biasa. Suatu senyawa ion
yang mengandung ion 02- (bilangan oksida= -2). Oleh karena itu sangat
mudah bereaksi dengan air dan Oksigen, maka logam alkali biasanya
disimpan dalam cairan yang inert seperti minyak tanah (kerosin) atau di
dalam botol yang diisolasi. Walaupun demikian, permukaan logam itu
sedikit demi sedikit bereaksi juga.
3. Jari-jari Atom
Dari Li sampai Fr jari-jari atom semakin besar. Hal ini sesuai dengan
kenaikan nomor atomnya. Dengan semakin besarnyajari-jari atom maka jarak
antara inti atom dan elektron valensinya semakin besar pula. Oleh karena itu
elektron valensinya makin lemah dan makin mudah melepas elektronnya.
4. Energi Ionisasi
Karena dari Li sampai Fr elektron valensinya makin mudah dilepas maka
energi ionisasinya semakin kecil dari Li sampai Fr. Hal ini disebabkan energi
yang diperlukan untuk melepas elektron valensi semakin kurang.
5. Keelektronegatifan
Unsur-unsur alkali adalah unsur-unsur elektronegatif. Dengan demikian
besar keelektronegatifannya relatif rendah dibandingkan unsur lainnya. Dari Li
sampai Fr keelektronegatifannya berkurang. Hal ini disebabkan jari-jarinya
semakin berkurang. Unsur-unsur logam alkali tidak terdapat dalam keadaan bebas
di alam, melainkan terdapat dalam bentuk NaCl pada air laut juga pada garam. Na
dan K adalah unsur keenam dan ketujuh paling banyak dalam kerak bumi. Kedua
unsur ini sangat penting dalam kehidupan. Sedangkan unsur-unsur yang lain
hanya sedikit terdapat di alam.
B. Golongan IIA (Alkali Tanah)
Dalam sistem periodik unsur alkali tanah terdapat pada golongan IIA,
yaitu lajur di sebelah kanan golongan logam alkali. Unsur-unsur golongan ini
disebut logam alkali tanah karena unsur-unsur ini bersifat alkali (basa) seperti
unsur-unsur golongan IA, unsur-unsur golongan IIA (alkali tanah) yaitu:
a. Berilium (Be)
b. Magnesium (Mg)
c. Kalsium (Ca)
d. Stronsium (Sr)
e. Barium (Ba)
f. Radium (Ra)
Seperti halnya unsur-unsur alkali tanah sangat reaktif walaupun tak sereaktif
unsur alkali.
1. Sifat-Sifat Unsur Alkali Tanah
a. Merupakan unsur-unsur logam reaktif oleh karena itu di dalam alam tak
terdapat dalam keadaan bebas.
b. Pada suhu biasa merupakan zat padat berwarna putih mengkilap seperti
perak.
c. Merupakan logam bivalen yang memiliki a elektron pada kulit terluarnya,
oleh karena itu bilangan oksidasi unsur alkali tanah dalam senyawa adalah
+2.
d. Unsur-unsur alkali tanah sangat reaktif.
e. Dapat bereaksi dengan air pada suhu biasa, membentuk basa dan
Hidrogen, tetapi biasanya jauh lebih kecil dibanding logam alkali.
f. Reaksinya: M + 2H2O Þ M(OH)2 + H2
g. Dapat membentuk garam dengan energi unsur elektronegatif.
h. Basa yang dari unsur-unsur alkali tanah adalah basa kuat, kecuali
Mg(OH)2. Basa lemah dan Ba(OH)2 basa atmosfer, artinya disamping
dapat bereaksi dengan asam, dapat juga bereaksi dengan basa kuat,
sifatnya basa logam alkali tanahmakin ke bawah makin kuat.
2. Jari-Jari Atom
Seperti pada logam alkali, dari Ba sampai Ra jari-jari atom bertambah
besar sehingga kedua elektron valensinya semakin mudah dilepas.
3. Energi Ionisasi
Unsur-unsur logam alkali tanah mempunyai 2 elektron valensi.
Ionisasinya dapat terjadi dengan melepaskan satu elektron valensi (energi ionisasi
pertama) dan kedua (energi ionisasi kedua).
M Þ M+ + e– (ionisasi ke-1)
M Þ M2+ + 2e– (ionisasi ke-2)
Ionisaisnya dari atas ke bawah semakin kecil karena jari-jari semakin
besar.
4. Keelektronegatifan
Unsur-unsur alkali tanah lebih keelektronegatifan ketimbang alkali. Hal
ini disebabkan jari-jari atomnya semakin besar, sehingga semakin sulit untuk
mengikat elektronnya.
C. Materi dan Sifatnya
Benda-benda yang telah disampaikan di atas, dalam ilmu kimia dapat
dimasukkan ke dalam konsep materi. Semua benda di alam ini, baik
tumbuhtumbuhan, hewan maupun manusia termasuk materi. Materi adalah segala
sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Istilah materi meliputi segala
sesuatu yang dapat dilihat dan disentuh (seperti air, pohon, dan tanah), serta yang
tidak dapat dilihat dan disentuh (seperti udara). Setiap materi memiliki sifat
tertentu yang khas, yang memudahkannya untuk dikenali dan dibedakan dengan
zat lainnya. Sifat materi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sifat fisika dan
sifat kimia. Sifat fisika suatu materi dapat dilihat dan diukur secara langsung,
yang termasuk sifat fisika misalnya warna, bau, kerapatan, titik leleh, titik beku,
kelenturan, dan kekuatan. Sifat kimia ialah sifat yang berhubungan dengan
kemampuan sebuah zat untuk bereaksi atau berubah menjadi zat lain. Untuk
mengukur dan mengamati sifat kimia hanya dapat dilakukan melalui reaksi.
Contohnya, gas hidrogen dapat berubah menjadi air jika direaksikan dengan gas
oksigen. Setelah gas hidrogen dan gas oksigen bereaksi, dihasilkan zat baru, yaitu
air yang sifatnya berbeda dengan sifat zat pembentuknya. Untuk membedakan
antara sifat fisika dan sifat kimia, contohnya kita lihat pada besi. Besi memiliki
titik leleh sebesar 1000oC. Titik leleh tersebut disebut sebagai sifat fisika,
sedangkan kemampuan besi untuk berubah menjadi karat besi disebut dengan
sifat kimia. Selain dapat digolongan berdasarkan sifat fisika dan kimia, sifat
materi dapat dikelompokkan menjadi sifat ekstensif dan sifat intensif. Sifat
ekstensif adalah sifat materi yang bergantung pada jumlah zat tersebut, semakin
banyak jumlahnya berarti semakin berat. Contoh, gula pasir yang beratnya 1000
gram jumlahnya lebih banyak dibandingkan gula pasir yang beratnya 500 gram.
Sifat ekstensif materi, meliputi berat, panjang, volume, molaritas, dan normalitas.
Sifat intensif materi adalah sifat materi yang tidak bergantung pada jumlah zat.
Contohnya, berapapun jumlahnya warna dari gula pasir adalah putih. Sifat
intensif materi meliputi kerapatan, temperatur, warna, bau, dan rasa.
D. Perubahan Materi
Materi dapat mengalami perubahan. Air akan berubah menjadi uap air bila
didihkan dan akan berubah menjadi es bila dibekukan. Uap air bila didinginkan
akan berubah menjadi air dan es bila dipanaskan akan berubah kembali menjadi
air. Perubahan wujud yang terjadi pada air termasuk ke dalam perubahan fisika,
yaitu perubahan materi yang tidak menghasilkan zat baru. Pada perubahan fisika,
susunan komponen zat tidak berubah. Contoh perubahan fisika lainnya adalah
kapur barus menyublim menjadi gas, gandum yang digiling menjadi tepung
terigu, benang diubah menjadi kain, batang pohon dipotong-potong menjadi kayu
balok dan triplek. Perubahan wujud dari cair, padat dan gas.
1. Padat menjadi cair disebut mencair, contohnya es krim yang mencair.
2. Cair menjadi gas disebut menguap, contohnya air bila dipanaskan akan
menguap.
3. Gas menjadi padat disebut menghablur/mengkristal contohnya pembuatan
pupuk ammonium nitrat, garam dari air laut.
4. Padat menjadi gas disebut menyublim, contohnya kapur barus
5. Gas menjadi cair disebut mengembun, contohnya embun di pagi hari pada
daun-daun.
6. Cair menjadi padat disebut membeku, contohnya pembuatan agar-agar
atau jely.
Bila kita memperhatikan warna daun pada pohon kelapa, kita akan
mengetahui adanya perubahan warna pada daun kelapa. Ketika daun tersebut baru
tumbuh, daun tersebut bewarna kuning, kemudian semakin lama semakin hijau,
dan bila sudah kering akan bewarna coklat. Perubahan yang terjadi pada daun
tersebut merupakan perubahan yang bersifat tetap, daun yang sudah bewarna
coklat tidak akan berubah kembali menjadi bewarna hijau. Perubahan materi
seperti ini disebut perubahan kimia, yaitu perubahan materi yang menghasilkan
jenis dan sifat materi yang berbeda dengan zat asalnya. Perubahan materi secara
kimia akan menyebabkan terbentuknya zat baru. Pada perubahan kimia, susunan
komponen zat berubah. Gejala yang menyertai terjadinya perubahan kimia adalah
terjadinya perubahan warna, terjadinya endapan, terbentuk gas, dan perubahan
suhu. Contoh perubahan kimia adalah proses fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan
yang merubah karbohidrat, air dengan bantuan sinar matahari menjadi makanan,
membuat masakan yang mencampurkan bahan-bahan masakan sesuai resep
menjadi masakan yang dapat dimakan. Perubahan fisika hanyalah sementara
sedangkan perubahan kimia tidak dapat dikembalikan menjadi bentuk semula.
Pada perubahan fisika dan perubahan kimia, berlaku hukum kekekalan massa,
yaitu massa zat sebelum berubah dan setelah mengalami perubahan adalah tetap.
E. Pembagian Materi
Secara fisika, berdasarkan wujudnya, materi dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu padat, cair dan gas. Wujud zat padat, zat cair dan gas zat padat
sifat yang dimiliki oleh zat padat adalah mempunyai bentuk dan volume tertentu,
partikel-partikel zat padat mempunyai energi yang sangat rendah, jarak
partikelnya sangat rapat sehingga partikelnya tidak dapat bergerak bebas. Jika zat
padat dipanaskan, terjadi penambahan energi yang menyebabkan partikel-
partikelnya bervibrasi (bergetar). Jika suhu dinaikkan maka getaran semakin cepat
sehingga terjadi. Wujud Zat Padat, Zat Cair, dan Gas proses pemuaian dan jarak
partikelnya semakin merenggang dan menjauh, yang menyebabkan perubahan
fase padat mulai mencair. Zat cair Sifat yang dimiliki oleh zat cair adalah
mempunyai volume tertentu, tetapi tidak memiliki bentuk yang tetap. Jarak antar
partikelnya lebih renggang, memiliki energi yang lebih besar daripada zat padat,
dan partikelnya dapat bergerak bebas. Bila dilakukan pemanasan, getaran antar
partikelnya semakin cepat, ikatan antar partikelnya semakin lemah sehingga
partikelnya dapat bergerak bebas dan saling menjauh satu sama lain. Jika
pemanasan terus dilakukan maka akan terjadi perubahan zat cair menjadi gas. Gas
Molekul zat gas selalu bergerak, ikatan dari antarpartikel semakin lemah dan
semakin menjauh sehingga jarak antarpartikel semakin besar karena bergerak
sangat bebas dan mempunyai susunan tidak beraturan. Keadaan akan semakin
menjauhkan molekul satu dengan lainnya dan bergerak bebas di mana keadaan
tersebut akan terjadi bila suhu dinaikkan. Secara kimia, materi dapat
dikelompokkan ke dalam zat tunggal dan campuran. Zat tunggal dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu unsur dan senyawa. Sedangkan campuran
dikelompokkan menjadi campuran homogen dan heterogen. Zat Tunggal atau Zat
Murni diketahui bahwa materi dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat tunggal (zat
murni) dan campuran. Zat tunggal adalah bentuk materi yang memiliki komposisi
yang tetap dan sifat yang khas. Contohnya, air, emas, oksigen, dan garam dapur.
Zat tunggal dapat dibedakan dengan zat tunggal lainnya dengan melihat
komposisinya dan dapat diidentifikasi melalui penampakannya, baunya, rasanya,
dan sifat lainnya. Zat tunggal dapat dikelompokkan menjadi unsur dan senyawa.
a. Unsur Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi
zat-zat lain dengan reaksi kimia biasa (bukan reaksi nuklir).
Alam semesta ini mengandung unsur yang sangat banyak, tetapi yang baru
diketahui dan dipelajari oleh para ahli adalah sebanyak 118 macam unsur dimana
diantaranya lebih dari 22 unsur adalah merupakan unsur buatan. Daftar dari
nama- nama unsur tersebut dapat diketahui dalam daftar Periodik unsur-unsur
Sistem berkala. Unsur dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu unsur logam
dan unsur non logam. Contoh unsur logam adalah besi, emas, perak, alumunium,
tembaga, natrium, kalium, dan magnesium. Unsur-unsur logam tersebut memiliki
sifatsifat, seperti semua unsur logam berupa zat padat (kecuali raksa yang
berwujud cair), merupakan penghantar listrik dan panas yang baik, memiliki titik
leleh dan titik lebur yang tinggi, dapat ditempa dan memiliki kilap khusus
dipermukaannya. Sedangkan unsur non logam tidak memiliki sifat-sifat tersebut.
Contoh unsur non logam adalah oksigen, nitrogen, belerang, karbon, klorin dan
iodium. Unsur-unsur dapat diberi nama berdasarkan nama penemunya, tempat
atau sifat unsur tersebut. Unsur-unsur yang diberi nama berdasarkan nama
penemunya misalnya curium (ditemukan oleh Piere dan Marie Curie), mendelium
(ditemukan oleh Mendeleev), dan Einstenium (ditemukan oleh Albert Einsten).
Unsur-unsur yang diberi nama sesuai dengan nama tempat misalnya Californium
(dari kata California), Europium (dari kata Eropa), dan Francium (Prancis).
Unsur-unsur yang diberi nama berdasarkan sifatnya, contohnya manganese
(bersifat magnet), astatin (dari kata ”astatos” yang berarti tidak stabil) dan
kalsium (dari bahasa Latin ”Calx” yang artinya kapur). Para ahli kimia bersepakat
untuk menggunakan simbol atau lambang untuk memudahkan penulisan unsur.
Penulisan lambang unsur ditemukan oleh Jons Jacob Berzellius 1813. Unsur
dilambangkan dengan satu, dua atau tiga huruf. Huruf pertama dari lambang
unsur selalu ditulis dengan huruf kapital dan huruf kedua atau ketiga ditulis
dengan huruf kecil. Contoh penulisan lambang unsur cobal dilambangkan dengan
Co. Nama dan lambang unsur lainnya misalnya B Boron (B), Berilium (Be),
Barium (Ba), Bismuth (Bi), Bromium (Br) dan Berkelium (Bk), Mendelevium
(Md), Einstenium (Es), Germanium (Ge), Polonium (Po), Ameresium (Am),
Californium (Cf), Curium (Cm), Nobelium (No), Plutonium (Po), Neptunium
(Np). Jika huruf kedua dari suatu lambang adalah huruf besar maka lambang
tersebut bukanlah lambang unsur, melainkan lambang senyawa. Perhatikan
contoh berikut : Co adalah lambang unsur cobal sedangkan CO adalah senyawa
karbon monooksida; Hf adalah lambang unsur hafnium sementara HF adalah
senyawa Hidrogen Fluorida. Tabel Periodik Umum Pada literatur lain telah
ditemukan pada urutan 117 adalah Uus dan tabel ini akan selalu berkembang dan
berubah.
b. Senyawa Senyawa adalah zat kimia yang terbentuk dari dua atau lebih unsur.
Oleh karena itu, senyawa dapat diuraikan menjadi zat lain yang lebih
sederhana melalui proses kimia. Perhatikan contoh berikut: molekul air yang
memiliki rumus kimia H2O merupakan suatu senyawa yang tersusun dari 2 buah
atom hidrogen dan 1 buah atom oksigen. Molekul air dihasilkan dari reaksi antara
gas hidrogen dan gas oksigen, menurut persamaan reaksi berikut: 2H2(g) + O2(g)
 2H2O(c) melalui proses elektrolisis, molekul air yang terbentuk dari reaksi
tersebut dapat diuraikan kembali menjadi gas hidrogen dan gas oksigen. 2H2O(c)
 2H2(g) + O2(g) Sifat zat yang menyusun senyawa berbeda dengan sifat
senyawa yang terbentuk. Pada contoh di atas, gas oksigen dan gas hidrogen
berwujud gas dan mudah terbakar, sedangkan air berwujud cair dan digunakan
untuk memadamkan api.
Hal lain yang harus diperhatikan ketika membahas tentang senyawa
adalah bahwa senyawa terbentuk dari unsur-unsurnya dengan perbandingan yang
tetap. Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukannya, Joseph Louis Proust
menyatakan bahwa perbandingan massa unsur-unsur yang menyusun suatu
senyawa adalah tetap. Postulat tersebut dikenal sebagai hukum perbandingan
tetap. Sebagai contoh, perbandingan massa gas hidrogen dengan massa gas
oksigen dalam air adalah 1:8, di mana rumus air adalah H2O, massa atom (MA)
H
= 2 × MA, Hidrogen (1) sedangakan O = 1 × massa oksigen 16). Jadi, 2 : 16 = 1 :
8. Senyawa kimia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu senyawa yang berasal
dari benda tak hidup yang disebut senyawa anorganik dan senyawa yang berasal
dari benda hidup yang disebut senyawa organik.
5. Campuran
Campuran adalah kombinasi atau gabungan beberapa zat yang terbentuk
tanpa melalui reaksi kimia. Misalnya, bila kita mencampurkan 1 gelas pasir
dengan 2 gelas serbuk besi maka akan terbentuk campuran pasir dan besi. Contoh
lainnya, bila garam dapur dilarutkan dalam air, maka akan terbentuk campuran
antara air dengan garam yang disebut larutan garam.
(a) Campuran besi-pasir dapat dipisahkan dengan magnet
(b) Campuran air-garam, dapat diperoleh garam kembali dengan menguapkan
airnya.
Untuk mendapatkan campuran pasir-serbuk besi, kita dapat pula
mencampurkan satu sendok pasir dengan satu atau dua sendok serbuk besi. Hal
ini menunjukkan bahwa zat-zat yang campurannya tidak memiliki komposisi
yang tetap, artinya kita dapat membentuk campuran dengan mencampurkan
berbagai zat dengan perbandingan yang tidak tetap. Pada campuran pasir-serbuk
besi, kita masih dapat melihat dan membedakan antara besi dan pasir. Hal ini
berarti, sifat asli dari zat-zat pembentuk campuran masih tampak sehingga
komponen penyusun campuran tersebut dapat dikenali. Bagaimana dengan
larutan garam? Apakah sifat zat penyusunnya masih dapat diamati? Dapatkah
pasir dan serbuk besi yang telah dicampur dipisahkan kembali? Bagaimana
caranya? Ya benar, campuran pasir-serbuk besi dapat dipisahkan dengan melihat
sifat dari pasir dan besi. Serbuk besi mempunyai sifat dapat ditarik oleh magnet,
sedangkan pasir tidak dapat ditarik oleh magnet, sehingga pemisahan antara
campuran pasir- serbuk besi dapat dilakukan dengan menggunakan magnet.
Untuk mendapatkan kembali garam dapur dari larutan garam dapat dilakukan
dengan metode
kristalisasi, yaitu menguapkan air sehingga ketika sampai pada titik jenuh garam,
garam tersebut akan mengkristal.
Campuran terbagi menjadi dua, yaitu campuran homogen dan heterogen.
Campuran homogen adalah campuran yang serba sama, contohnya udara, larutan
garam dapur, campuran alkohol 70% dengan air, dan bensin, dimana zat
penyusun campurannya sangat sulit untuk dibedakan dan tidak terlihat lagi bahan
semulanya. Campuran heterogen yaitu campuran antara dua zat atau lebih, masih
nyata sifat masing-masing, contoh campuran terigu dan gula pasir, serbuk besi-
pasir. Komponen-komponen dalam campuran dapat dipisahkan secara fisika.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memisahkan campuran adalah
dengan cara:
1. Penyaringan (filtrasi),
2. Penyulingan (destilasi),
3. Pengkristalan (kristalisasi)
4. Kromatografi,
5. Sublimasi.
Penyaringan (filtrasi) merupakan pemisahan campuran yang didasarkan
pada perbedaan ukuran partikel-partikel zat yang bercampur. Penyulingan
(destilasi) adalah metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan
titik didih dari zat cair yang bercampur. Pengkristalan (kristalisasi) dapat
dilakukan pada campuran dengan salah satu zat yang bercampur pada keadaan
lewat jenuh (pekat) sehingga akan membentuk kristal. Pemisahan dengan cara
kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat (koefisien
distribusi) antara partikel-partikel zat yang bercampur dalam satu medium diam
ketika dialiri suatu medium gerak, sedangkan sublimasi didasarkan pada
campuran zat yang salah satu komponennya dapat menyublim.
F. Partikel Materi
Bagian yang terkecil dari suatu materi disebut partikel. Partikel-partikel
materi dikelompokkan menjadi atom, molekul, dan ion. Atom merupakan partikel
terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat unsur tersebut. Atom terdiri
atas inti dan kulit atom. Inti atom terdiri dari proton (bermuatan positif) dan
neutron (netral). Elektron (bermuatan negatif) berada di dalam kulit atom.
Atom Partikel Ion Massa Proton +1 1 Elektron -1 0 Neutron 0 1 Molekul
adalah bagian terkecil dari suatu senyawa kimia murni yang masih
mempertahankan sifat kimia dan fisik yang unik. Suatu molekul terdiri dari dua
atau lebih atom yang terikat satu sama lain. Molekul dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu molekul unsur dan molekul senyawa. Molekul unsur
merupakan gabungan dari 2 atau lebih atom unsur yang sama. Contohnya O2, H2,
P4, dan S8. Molekul senyawa merupakan gabungan dari 2 atau lebih atom unsur
yang berbeda. Contohnya molekul H2O, NaCl, H2SO4, dan Ca(OH) 2. Ion
merupakan atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Berdasarkan jenis
muatan listriknya, dikenal istilah kation yaitu ion yang bermuatan positif
(misalnya kation kalium K+ ) dan anion yaitu ion yang bermuatan negatif
(misalnya klorida Cl− ).
G. Pembelajaran Materi dan Sifatnya
Untuk mengajarkan tentang konsep sifat-sifat materi, perubahan materi,
dan campuran dapat dilakukan melalui kegiatan eksperimen. Dengan metode ini,
dapat mengalami dan melihat secara langsung bagaimana suatu materi dapat
berubah dan bagaimana gejala atau ciri-ciri yang menyertai perubahan suatu
materi. Siswa akan dapat membedakan dan mengklasifikasikan perubahan fisika
dan perubahan kimia. Sebagai contoh, eksperimen sederhana yang dapat
dilakukan, misalnya untuk menunjukkan gejala terjadinya perubahan kimia,
dengan membakar kertas, melarutkan urea dalam air, meneteskan air sabun pada
pakaian yang terkena noda kunyit, dan masih banyak eksperimen sederhana.
Untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam, agar dapat membedakan
antara unsur, senyawa, dan campuran, dapat memberikan suatu ilustrasi yang
menggambarkan unsur, senyawa, dan campuran. Sebagai contoh, galium, emas,
perak (unsur); air (senyawa); dan garam dimasukkan dalam air (campuran).
Unsur-unsur alkali dan alkali tanah merupakan logam-logam yang
sangatreaktif, hal ini disebabkan karena alkali dan alkali tanah masing-masing
mempunyai satu dan dua elektron di kulit terluar. Maka tidaklah aneh mengapa
kemudian unsur-unsur golongan I A dan II A ini tidak ditemukan di alam dalam
keadaan bebas. Pada kulit bumi mereka terdapat dalam wujud bijih-bijih oksida,
karbonat atau sulfida (Irfan,1986). Ketika Antonie Laurent Lavoiser (1743-1794)
menysun unsur-unsur pada tahun 1789, bijih-bijih alkali dan alkali tanah masih
dianggap sebagai ”unsur”,sebab pada saaat itu zat-zat tersebut memang tidak
dapat diuraikan lebih lanjutmenjadi zat lain yang lebih sederhana. Setelah cara
elektrolisa ditemukan pada awal abad ke-19, barulah unsur alkali dan alkali
tanah dibuat dari senyawa-senyawanya (Irfan,1986). Sir Humphry Davy (1778-
1829) adalah orang pertama yang berhasil memperoleh logam-logam I A dan II
A. Pada tahun 1807-1808 ia mengelektrolisalelehan beberapa beberapa zat yang
saat itu bernama soda, kali, magnesia, calx, strontia, dan barit. Davy ternyata
memperoleh unsur-unsur yang sebelumnya tidak pernah dikenal oleh manusia.
Keenam unsur baru tersebut dinamai sodium (natrium), kalium, magnesium,
kalsium, stronsium, dan barium (Irfan,1986). Kemudian Johannes Afzelius
Arvidson (1792-1841) dari Swedia menemukan Litium pada tahun 1817, dan
disusul oleh penemu Berilium padatahun 1828 oleh Vauquelin. Dua orang sarjana
Jerman, Robert Wilhelm Bunsen (1811-1899) dan Gustaf Robert KIrchoff (1824-
1877) pada tahun 1861 menemukan Cessium, dan Rubidium. Lalu Pierre dan
Merie Curie menambah perbendaharaan denga menemukan Radium pada tahun
1989. Akhiry, unsur Fransium ditemukan oleh Maguerite Perey pada tahun 1939
(Irfan,1986). Sekalipun logam alkali dan alkali tanah baru dikenal sejak abad ke-
19, nama alkali sendiri berasal dari abad pertengahan. nama alkali berasal dari
Bahasa Arab, al-qali, yang artinya abu, sebab Abu Musa Jabir bin Hayyan (700-
778) memperoleh soda dari abu tumbuhan laut (Irfan,1986).Logam-logam alkali
dikhususkan pada logam Li, Na, K, Rb dan Cs dengan konfigurasi elektron terluar
(ns1, n≥2).
Logam alkali mempunyai energi ionisasi rendah dan kecenderugannya
kuat melepaskan elektron valensi tunggalnya, cukup reaktif sehingga jarang
ditemukan secara bebas di alam. Logam alkali dapat bereaksi dengan air
membentuk hidroksida logam alkali dengan melepaskangashidrogen, dapat
membentuk oksida, peroksida, bahkan superoksida yang ketiganya
menghilangkan bentuk kilapan logamnya. Selain Litium yang hanya dapat
membentuk oksida, maka logam alkali yang lain dapat membentuk peroksida dan
untuk K, Rb, dan Cs dapat pula membentuk superoksida logam alkali artinya
reaktifitas logam alkali dengan oksigen meningkat dari atas ke bawah dalam
golongannya (Tim Dosen Kimia, 2017).
Alasan bahwa perbedaan jenis oksida yang terbentuk adalah ketika logam
alkali bereaksi dengan oksigen haruslah berkaitan kestabilan oksida tersebut
dalam keadaan padat. Karena oksida ini seluruhnya adalah senyawa ionik,
kestabilannya bergantung pada seberapa kuat kation dan anion saling tertarik satu
sama lain.
Litium cenderung untuk membentuk litium oksida yang demikian karena
senyawa ini lebih stabil dibandingkan litium peroksida. Pembentukanoksida
logam alkali yang lain dapat dijelaskan dengan cara yangsama (Chang, 2003).
Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi logam
alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali seperiode. Jadi, berilium kurang
reaktif dibandingkan litium, magnesium kurang reaktif dibandingkan terhadap
natrium, dan seterusnya. Hal itu disebabkan jari-jari atom logam alkalitanah lebih
kecil sehingga energi pengionan lebih besar. Lagi pula logam alkali tanah hanya
satu. Kereaktifan kalsium, stronsium, dan barium dan tidak terlalu berbeda dari
logam alkali, tetapi berilium dan magnesium jauh kurang aktif (Anonim, 2017).
Logam-logam alkali tanah adalah: Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba, logam ini juga
cukup reaktif namun tidak sereaktif jika dibandingkan dengan logam alkali.
Konfigurasi elektron terluarnya adalah (ns2, ≥ 2), memiliki kecenderungan
melepaskan kedua elektron terluarnya untuk membentuk ion M+ dengan bentuk
konfigurasinya menyerupai konfigurasi gas mulia yang stabil dan karakter ini
meningkat dari Berilium ke Barium dan khusus untuk Berilium di alam
lebihcenderung berbentuk molekular dibanding berbentuk ionik terutama
oksidanya berbentuk oksida amfoter bukan oksida logam yang bersifat basa (Tim
Dosen Kimia, 20118.
Berilium dan magnesium membentuk oksida (BeO dan MgO) hanya pada
suhu tinggi, sedangkan CaO, SrO, dan BaO terbentuk pada suhu kamar. Kalsium,
Strontium, dan Barium juga bereaksi dengan asam menghasilkan gas hidrogen.
Tetapi, karena logam-logam ini juga menyerang air, dua reaksi yang berbeda akan
terjadi secara serentak (Chang,2017).
Sifat-sifat kalsium dan stronsium memeberi suatu contoh menarik tentang
kemiripan golongan dalam tabel periodik Stronsium-90, suatu isotop radioaktif,
adalah produk utama dari ledakan bom atom. Jika suatu bom atom diledakkan
diatmosfer, Stronsium-90 yang terbentuk akan tercampur dengan tanah dan air,
dan masuk kedalam tubuh kita lewat rantai makanan yang relatif pendek
(Chang,2017).
Unsur-unsur golongan II A tersebar di alam dalam bentuk batuan (Sri
Wardhani, 2014):1. Magnesium Mineral utama yang mengandung magnesium
adalah carnelitte, magnesite,dan dolomite. Kelimpahan magnesium terdapat pada
urutan kedelapan pada kulit bumi. Kalsium ditemukan dalam kalsium, limestone,
gypsum, fluorite, stalaktit dan stalaknit, mengandung kalsium karbonat.
Kelimpahan kalsium terletak pada urutan kelima pada kulit bumi.
2.2 Kecenderungan umum dalam sifat-sifat kimia
Kecenderungan perilaku kimia unsur-unsur golongan utama adalah
hubungan diagonal. Hubungan diagonal merujuk pada kemiripan yang ada antara
pasangan unsur pada golongan dan periodik yang berbeda pada tabel periodik.
Secara khusus, tiga anggota utama peridik kedua (Li, Be dan B) memperlihatkan
banyak kemiripan dengan unsure-unsur yang terletak secara diagonal dibawahnya
dalam tabel periodic. Dalam membandingkan sifat-sifat unsure dalam golongan
yang sama, harus diingat bahwa pembandingan paling berlaku dengan unsure-
unsur sejenis. Paduan ini berlaku untuk unsure-unsur golongan 1A dan 2A, yang
seluruhnya logam, dan golongan 7A seluruhnya non logam.
2.3 Ion yang dihasilkan dari unsur golongan utama
Pada pembentukan kation dari atom netral unsur golongan utama, satu
elektron atau lebih dikeluarkan dari kulit n terluar yang masih terisi. Konfigurasi
elektron beberapa atom netral atau kation-kationnya yang terkait sebagai berikut:
Na : [Ne] 3s1 Na+ : [Ne]
Ca : [Ar] 4s2 Ca2+ : [Ar]
Al : [Ne] 3s2 3p1 Al3+ : [Ne]
Perhatikan bahwa setiap ion mempunyai konfigurasi gas mulia yang
stabil. Dalam pembentukan anion, satu elektron atau lebih ditambahkan ke kulit n
terluar yang terisi sebagian. Contoh-contoh sebagai berikut :
H : 1s1 H- : 1s2 atau [He]
F : 1s2, 2s2, 2p5 R- :
1s2, 2s2, 2p6 atau [Ne]
O : 1s2, 2s2, 2p4 O2- : 1s2, 2s2, 2p6 atau [Ne]
N : 1s2, 2s2, 2p3 N3- : 1s2, 2s2, 2p6 atau [Ne]
Sekali lagi, semua anion mempunyai konfigurasi elektron gas mulia yang
stabil. Jadi satu ciri khusus dari hampir semua unsur golongan utama adalah
bahwa ion-ion yang dihasilkan dari atom-atom netralnya mempunyai konfigurasi
elektron terluas gas mulia ns 2 np6. ion-ion, atau atom-atom dan ion-ion, yang
mempunyai jumlah eletron yang sama, dan oleh karena itu konfigurasi elektron
tingkat dasarnya sama disebut isoelektron (isoelectronic). Jadi H - dan He adalah
isoelektron, F, Na2, dan Ne adalah isoelektron, dan seterusnya.
2.4 Kation yang dihasilkan golongan utama
Orbital 4s selalu diisi lebih dahulu sebelum orbital 3d. Mangan yang
konfigurasi elektronnya adalah [Ar] 4s 2 3d5. jika terbentuk ion Mn2+, mungkin
dapat diduga dua electron dapat dikeluarkan dari orbital 3d untuk
menghasilkan [Ar] 4s2 3d5. pada kenyataannya, konfigurasi Mn2+ ialah [Ar] 3d5!
Alasannya adalah interaksi elektron-elektron dan electron inti pada atom netral
berbeda dengan interaksi ionnya.
Jadi, meskipun dalam Mn orbital 4s selalu terisi lebih dahulu sebelum 3d,
electron dikeluarkan dari 4s pada pembentukan Mn 2+, karena orbital 3d lebih
stabil dari pada orbital 4s dalam ion logam transisi, electron yang dilepaskan
pertama-tama selalu dari orbital ns dan kemudian baru dari orbital (n-1)d. Dan
jangan lupa bahwa kebanyakan logam transisi dapat membentuk lebih dari satu
kation dan bahwa sering kali kation tersebar tidak isoelektron dengan gas mulia.
2.5 Muatan inti efektif
Konsep muatan inti efektif memungkinkan kita untuk menjelaskan efek
perisai pada sifat-sifat periodik. Misalnya, atom Helium yang mempunyai
konfigurasi electron 1s2. kedua proton helium memberikan muatan +2
kepada inti,
tetapi gaya tarik penuh dari muatan ini terhadap dua electron 1s sebagian
diimbangi oleh tolak-menolak electron-elektron. Akibatnya, dapat dikatakan
bahwa setiap electron 1s diperisai dari inti atom electron 1s lainnya. Muatan inti
efektif, Zeff , dinyatakan dengan :
Zeff = Z - s

Dengan Z adalah muatan inti sebenarnya (yaitu nomor atomnya)


dan s (sigma) disebut konstanta perisai (shielding contant). S lebih besar dari nol
tetapi lebih kecil dari Z .
Salah satu contoh dari perisai elektron adalah energi yang diperlukan untuk
mengeluarkan satu elektron dari atom berelektron banyak. Hasil pengukuran
menunjukkan bahwa diperlukan energi sebesar 2372 KJ untuk mengeluarkan
elektron pertama dari satu mol atom He dan energi sebesar 5251 KJ untuk
mengeluarkan elektron kedua dari satu elektron He +. Alasan diperlukannya lebih
banyak energi untuk mengeluarkan elektron kedua adlah bahwa dengan hanya
terdapat atu elektron, maka tidak ada perisai, dan elektron itu merasakan seluruh
pengaruh dari muatan inti +2.
Untuk atom-atom dengan juga electron atau lebih, elektron pada kulit
tertentu diperisai oleh elektron pada kulit bagian dalam (yaitu, kulit yang lebih
dekat dengan inti), tetapi tidak oleh elektron pada kulit bagian luar. Jadi, unsur-
unsur litium yang konfigurasi elektronnya 1s1 2s1 , elektron 2s diperisai oleh
elekktron 1s, tetapi electron 2s tidak memberi efek perisai terhadap electron 1s,
sebagai tambahan, kulit bagian dalam yang terisi penuh memerisai elektron
bagian luar dengan lebih efektif dari pada sub kulit yang menghasilkan
konsekuensi yang penting untuk ukuran atom dan pembentukan ion-ion dan
molekul-molekul.
2.6 Jari-jari atom
Sejumlah sifat fisika, termasuk kerapatan, titik leleh, dan titik didih,
berhubungan dengan atom, namun ukuran atom sukar untuk didefinisikan. Secara
praktis kita membayangkan ukuran atom sebagai volume yang mengandung
sekitar 90 % dari selusuh kerapatan electron di sekitar inti.
Beberapa teknik memungki kan kita untuk memperkirakan ukuran satu
atom. Pertama-tama perhatikan unsure logam. Struktur logam sangat bervariasi,
tetapi semua logam sama-sama memiliki satu ciri struktur : atom-atomnya terkait
satu dengan yang lainnya dalam satu jaringan juga dimensi yang meluas. Jadi,
jari-jari atom yang berdekatan, untuk unsur-unsur yang berupa molekul diatomik,
jari-jari atomnya adalah setengah jarak antara inti dua atom dalam molekul
tertentu.
Pada periodik cenderung terlihat jelas, dalam mempelajarinya perlu di ingat
bahwa jari-jari atom terutama ditentukan oleh bagaimana kuatnya electron kuat
bagian luar di jangan oleh inti. Makin besar muatan inti negatif, makin kuat
elektron-elektron ini di tahan dan semakin kecil jari-jari atomnya. Perhatikan
unsur-unsur periode kedua dari Li dan F. Dari kiri ke kanan, ditemukan bahwa
jumlah elektron dalam kulit bagian dalam (1s 2) adalah tetap, sedangkan muatan
ini bertambah. elektron-elektron yang ditambahkan untuk mengimbangi
bertambahnya muatan inti tidak efektif dalam memeriksai satu sama lainnya.
Akibatnya, muatan inti efektif bertambah terus-menerus sedangkan
bilangan kuantum utamanya tetap (n=2). Misalnya, elektron 2s pada bagian luar
pada litium di perisai dari inti (yang mempunyai 3 proton) oleh dua elektron 1s.
Sebagai pendekatan, di asumsikan bahwa efek perisai dari dua electron 1s
meniadakan dua muatan positif dalam inti. Jadi, elektron 2s hanya merasakan
gaya tarik yang disebabkan oleh satu proton dalam inti, atau muatan inti
efektifnya adalah +1. Dalam Berilium (1s 2 2s2) setiap elektron 2s diperisai oleh
dua elektron 1s bagian dalam, yang meniadakan dua dari empat muatan positif
dalam inti.
Jari-jari atom merupakan jarak antara inti atom sampai dengan elektron
dikulit terluar. Menurut teori atom modern jari-jari atom adalah setengah jarak
antara dua inti atom sejenis. Perhatikan ilustrasi ukuran jari-jari atom (dalam ρm)
berikut:
Gambar 3.2.1 Perbandingan sifat jari-jari atom
2.7 Jari-jari ion
Jari-jari atom ion adalah jari-jari kation atau anion. Jari-jari ion
mempengaruhi sifat-sifat fisika dan kimia suatu senyawa ionik. Misalnya, struktur
berdimensi tiga dari suatu senyawa ionik bergantung pada ukuran relative kation
dan anionnya.
2.8 Energi ionisasi
Kestabilan elektron terluar ini tercermin secara langsung pada energi
ionisasi atom tersebut. Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan
untuk melepaskan satu elektron dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya.
Besarnya energi ionisasi merupakan ukuran usaha yang diperlukan untuk
memaksa satu atom untuk melepaskan elektronnya.
Unsur-unsur logam alkali tanah mempunyai 2 elektron valensi.
Ionisasinya dapat terjadi dengan melepaskan satu elektron valensi (energi ionisasi
pertama) dan kedua (energi ionisasi kedua).
M Þ M+ + e – (ionisasi ke-1)
M Þ M2+ + 2e– (ionisasi ke-2)
Ionisaisnya dari atas ke bawah semakin kecil karena jari-jari semakin besar.
Contoh:
Kalsium mempunyai energi ionisasi pertama, IE1 adalah 590 kJ / mol
Ca (g) + 590 kJ → 𝐶𝑎+(g) + 𝑒−
Energi ionisasi kedua (IE2) adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk
melepaskan elektron kedua

Ca+ (g) + 1145 kJ → Ca 2+ (g) + e–


IE2 selalu lebih besar dari IE1 karena lebih sulit untuk melepaskan
elektron dari ion bermuatan positif. Kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur
dalam satu golongan atau satu perioda dapat dipelajari melalui gambar grafik
berikut:

Gambar 3.2.2 Grafik energi ionisasi pertama unsur golongan utama


Unsur-unsur yang segolongan, energi ionisasi makin ke bawah makin
kecil, karena elektron terluar makin jauh dari inti, sehingga elektron terluar makin
mudah di lepaskan.
Unsur-unsur yang seperiode, energi ionisai pada umumnya makin ke
kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan proton maka gaya tarik
menarik elektron terluar dengan inti akan semakin besar, elektron semakin
sukar terlepas sehingga energi untuk melepas elektron semakin besar,sehingga
energi ionisasinya besar.
2.9 Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang diperlukan ketika
mengikat satu elektron dari bentuk atom netral dalam wujud gas sehingga
terbentuk ion
dengan muatan -1. Contohnya:
Cl (g) + 1e- → Cl- (g) (– 349 kJ)
Jika 1 mol atom klorin menangkap 1 mol elektron untuk membentuk 1
mol ion klorin, energi yang akan dibebaskan adalah sebesar 349 kJ. Jadi, harga
afinitas elektron untuk klorin adalah sebesar – 349 kJ/mol.
Unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai
kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas
elektronnya bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas elektron, berarti
makin besar kecenderungan menyerap elektron. Perhatikan grafik berikut:

Gambar 3.2.3 Afinitas elektron unsur-unsur golongan utama


Dalam satu periode dari kiri ke kanan, afinitas elektron semakin besar
karena jari-jari semakin kecil dan gaya tarik inti terhadap elektron semakin besar,
dan atom semakin mudah menarik elektron dari luar. Pada satu golongan dari atas
ke bawah, afinitas elektron semakin kecil karena jari-jari atom makin besar,
sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, dan atom semakin sulit
menarik elektron dari luar.
2.10 Elektronegatifitas
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik
elektron ke dalam ikatannya ketika atom-atom tersebut membentuk ikatan.
Keelektronegatifan diukur dengan menggunakan skala Pauling yang besarnya
antara 0,7 sampai 4. Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan besar,
cenderung menerima elektron dan akan membentuk ion negatif. Unsur yang
mempunyai harga keelektronegatifan kecil, cenderung melepaskan electron dan
akan membentuk ion positif.
Unsur-unsur yang segolongan, keelektronegatifannya semakin ke bawah
semakin kecil, karena gaya tarik-menarik inti semakin lemah. Unsur-unsur yang
seperiode, keelektronegatifannya semakin ke kanan semakin besar.
Keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A
(unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat pada fluor (F)
yakni 4,0 dan harga terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
2.11 Sifat logam dan non logam
Sifat-sifat unsur logam yang spesifik adalah mengilap, menghantarkan
panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat
direntangkan menjadi kawat/kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut merupakan
pembeda dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam dalam sistem
periodik, semakin ke bawah semakin bertambah dan semakin ke kanan semakin
berkurang.

Gambar 3.2.4 Data harga keelektronegatifan unsur


Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam
menunjukkan sifat ganda, misalnya saja:
a. Berilium dan aluminium adalah logam yang memiliki beberapa sifat
bukan logam. Zat-zat ini disebut unsur-unsur amfoter,
b. Boron dan silikon adalah unsur bukan logam yang memiliki beberapa sifat
logam yang disebut metaloid (semilogam).
2.12 Titik Leleh dan Titik Didih
Mendidih dan meleleh adalah suatu peristiwa lepasnya ikatan gaya Tarik-
menarik antara inti atom dan elektronnya.
a. Titik Leleh
Titik leleh didefinisikan sebagai temperatur dimana zat padat berubah
menjadi cairan pada tekanannya satu atmosfer. Titik leleh suatu zat padat tidak
mengalami perubahan yang berarti dengan adanya perubahan tekanan. Oleh
karena itu tekanan biasanya tidak dilaporkan pada penentuan titik leleh, kecuali
kalau perbedaan dengan tekanan normal terlalu besar. Pada umumnya titik leleh
senyawa organik mudah diamati sebab temperatur dimana pelelehan mulai terjadi
hampir sama dengan temperatur dimana zat telah meleleh semuanya. Contohnya:
suatu zat dituliskan dengan range titik leleh 122,1°-122,4°C dari pada titik
lelehnya 122,2°C. Jika zat padat yang diamati tidak murni, maka akan terjadi
penyimpangan dari titik leleh senyawa murninya. Penyimpangan itu berupa
penurunan titik leleh dan perluasan range titik leleh. Misalnya : suatu asam murni
diamati titik lelehnya pada temperatur 122,1°C – 122,4°C penambahan 20% zat
padat lain akan mengakibatkan perubahan titik lelehnya dari temperatur 122,1°C
– 122,4°C menjadi 115°C - 119°C. Rata – rata titik lelehnya lebih rendah 5°C dan
range temperatur akan berubah dari 0,3°C jadi 4°C.
Atom-atom unsur alkali terikat dalam struktur terjenjal oleh ikatan logam
yang lemah, karena setiap atom hanya mempunyai satu elektron ikatan dan
bertambah lemah jika jari-jari bertambah besar. Oleh sebab itu titik leleh
berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan. Sedangkan pada unsur
halogen yang berada dalam keadaan padat berupa kristal terikat oleh Gaya Van
der Waals yang lemah. Gaya ini bertambah jika jari- jari bertambah besar. Oleh
sebab itu titik leleh bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan. Titik
leleh bargantung pada kekuatan relatif dari ikatan. Semakin kuat ikatan yang
dibentuk, semakin besar energi yang diperlukan untuk memutuskannya. Dengan
kata lain, semakin tinggi juga titik lebur unsur tersebut. Perbedaan titik leleh
antara senyawa-senyawa pada golongan yang sama dapat dijelaskan dengan
perbedaan elektronegativitas unsur-unsur pembentuk senyawa tersebut. Dalam
satu golongan unsur transisi dari atas ke bawah kekuatan ikatan bartambah, jadi
titik leleh bertambah. Unsur C dan Si yang mempunyai struktur kovalen yang
sangat besar mempunyai titik leleh tinggi. Titik leleh dari gas mulia ditentukan
oleh besarnya nomor atom. Semakin besar nomor atom maka titik lelehnya makin
tinggi. Itu berarti ikatan Van der Waals sangat lemah. Sifat fisika dari karbon
yaitu pada titik lelehnya adalah titik leleh dari karbon sangat tinggi, sehingga
karbon berbeda dengan non logam lainnya.
b. Titik Didih
Titik didih suatu cairan adalah temperatur pada tekanan uap yang
meninggalkan cairan sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap sama dengan
tekanan luar (tekanan yang dikenakan), mulai terbentuk gelembung-gelembung
uap dalam cairan. Karena tekanan uap dalam gelembung sama dengan tekanan
udara, maka gelembung itu dapat mendorong diri lewat permukaan dan bergerak
ke fase gas di atas cairan, sehingga cairan itu mendidih. Titik didih air (dalam
cairan lain) beranekaragam menurut tekanan udara. Dipergunakan titik didih air
kurang dari 100°C, karena tekanan udara kurang dari 1 atm. Saat air berada dalam
keadaan mendidih, gelembung-gelembung besar mulai terbentuk dalam cairan
akan naik ke permukaan. Bila gelembung itu telah terbentuk, cairan yang tadinya
menempati ruang ini didorong dan permukaan cairan pada wadah dipaksa naik
untuk melawan tekanan ke bawah yang ditimbulkan oleh atmosfer. Suhu pada
saat cairan mendidih disebut “titik didih”. Jadi titik didih adalah temperatur
dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Penambahan kecepatan panas
pada cairan yang mendidih akan mempercepat terbentuknya gelembung uap air.
Cairan pun akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Titik didih
cairan tergantung pada besarnya tekanan atmosfer. Titik didih pada tekanan 1 atm
(760 torr) dinamakan sebagai “titik didih normal”. Pada tekanan yang lebih
besar maka titik didihnya juga lebih tinggi, dan begitu juga sebaliknya. Suhu yang
tetap konstan dari cairan yang mendidih dapat dibuktikan bila kita merebus
makanan. Waktu air mendidih, suhu akan tetap selama ada air disekeliling
makanan tersebut berarti selama airnya belum habis makanan tak ada yang
hangus. Itu membuktikan bahwa titik didih berubah dengan berubahnya tekanan.
Titik didih dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa
kuatnya. Gaya tarik antara molekul cairan. Cairan yang gaya tarik antar
molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tariknya lemah
maka titik didihnya rendah. Adanya ikatan hidrogen antarmolekul menyebabkan
titik senyawa relatif lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa lain yang memilki
berat molekul sebanding. Titik didih senyawa golongan alkohol lebih tinggi
daripada senyawa golongan alkana, demikian juga titik didih air lebih tinggi
daripada aseton. Pengaruh ikatan hidrogen terhadap titik leleh tidak begitu besar
karena pada wujud padat jarak antarmolekul cukup berdekatan dan yang paling
berperan terhadap titik leleh adalah berat molekul zat dan bentuk simetris
molekul.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
1. Tabung Reaksi

2. Pipet Tetes

3. Spritus
4. Rak Tabung

5. Pipet Skala

3.2 Bahan
1. MgCl2, CaCl2, SrCl2, BaCl2, denfan konsentrasi 0,5 M
2. Magnesium dan Kalsium
3. H2SO4 0,5 M
4. NaOH 0,5 M
5. Aquadest
3.3 Cara Kerja
1. kelarutan garam sulfat
a. Siapkan 4 buah tabung reaksi
b. Tabung reaksi (I) diisi dengan larutan MgCl 2, tabung reaksi (II) dengan
larutan CaCl2, tabung reaksi (III) dengan larutan SrCl 2, dan pada tabung
reaksi (IV) diisi dengan larutan BaCl2, masing-masing diisi larutan
sebanyak 1 ml.
c. Setiap tabung reaksi ditambahkan dengan larutan H 2SO4 0,5 M sebanyak
1ml.
d. Diamati setiap perubahan yang terbentuk, dan kemudian dibandingkan
dengan endapan yang terbentuk pada setiap tabung.

Anda mungkin juga menyukai