Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT-SIFAT UNSUR

Disusun Oleh:
Nama : Muhammad Bahrain Burhan
Stambuk : 09320230116
Kelas/Kelompok : C4/4 (Empat)

Asisten

(Annisa Nurul Faradillah)

LABORATORIUM KIMIA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sifat-sifat tanah pada areal bekas tambang bauksit perlu diketahui guna
menentukan metode reklamasi yang tepat. Dengan melakukan analisis
laboratorium terhadap sifat-sifat kimia dan fisik tanah bekas tambang bauksit,
unsur-unsur hara yang menyebabkan menurunnya kesuburan tanah dapat
diketahui. Unsur-unsur alkali dalam sistem periodik merupakan golongan IA
yang meliputi Litium, Natrium, Kalium, Rubidium, Cesium, dan Fransium. Yang
paling banyak terdapat di alam adalah Natrium dan Kalium, masing-masing
menempati peringkat ke-6 dan ke-7 sebagai atom terbanyak pada kulit bumi.
Yang paling sedikit dijumpai adalah Fransium, sebab bersifat radioaktif sehingga
mudah berubah menjadi unsur lain (sastra sembiring 2020).
Unsur-unsur alkali tanah (golongan IIA) terdiri dari Berilium, Magesium,
Kalsium,Stronsium, Barium, dan Radium. Yang terbanyak di alam adalah
kalsium dan magnesium, yang menempati peringkat ke-5 dan ke-8 pada kulit
bumi. Adapun radium yang bersifat radioaktif merupakan unsur alkali tanah yang
paling sedikit didapatkan. Hampir semua unsur hara pada bekas tambang bauksit
dalam kondisi sedang kecuali unsur C dan N sangat rendah dan menjadi faktor
penghambat bagi pertumbuhan tanaman di lokasi penelitian. Hasil analisis
selanjutnya menunjukkan bahwa unsur-unsur hara terkandung pada tanah bekas
tambang bauksit tidak dapat diserap secara langsung oleh akar tanaman, hal ini
juga mejadi penghambat bagi pertumbuhan tanaman.
Dari pemaparan diatas mengenai unolongan unsur-unsur golongan IA dan
golongan IIA, tentunya kita masih menerka-nerka mengenai bagaimana sifat-sifat
yang dapat kita teliti dan mampu menunjukkan dari masing-masing unsur dari
golongan alkali (I A) alkali tanah (II A) (Ahmad Abrin 2019).
1.2 Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mempelajari sifat-sifat unsur golongan alkali (IA) dan
alkali tanah (IIA)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Unsur
Unsur adalah suatu zat yang tidak dapat dipisahkan lagi menjadi zat-zat yang
lebih sederhana dengan cara kimia. Unsur berfungsi sebagai zat pembangun
untuk semua zat-zat kompleks yang akan dijumpai, mulai dari garam dapur
sampai senyawa protein yang sangat kompleks. Semua zat dibentuk dari
sekumpulan unsur-unsur yang terbatas, pada unsur telah ada 118 unsur yang telah
di identifikasi. Pada huruf pertama lambang unsur selalu huruf besar, tetapi huruf
kedua tidak pernah ditulis dengan huruf besar. Sebagai contoh, Co adalah
lambang 13 unsur kobalt, Fe (besi), Au (emas) dan Na (natrium). Setiap unsur
memiliki nama yang berbeda-beda dan umumnya berupa singkatan serta
memiliki lambang yang terdiri dari satu atau dua huruf (Ratulani Juwita 2020).
Unsur merupakan zat murni yang tidak dapat dibagi lagi menjadi zat lain yang
lebih sederhana dengan reaksi kimia biasa. Dalam kimia, unsur merupakan zat
paling sederhana yang menyusun zat lain yang lebih kompleks. Unsur-unsur
kimia terdiri dari atom, yang merupakan partikel dasar yang tidak dapat diubah
lagi, unsur kimia ini juga dapat ditemukan dalam bentuk alami di bumi, seperti
oksige(O) yang merupakan unsur yang paling banyak terdapat di dalam kerak
bumi. Unsur-unsur kimia dikelompokkan menjadi dua kumpulan utama yaitu
logam dan bukan logam.
A. Logam
Sebagian besar unsur dalam tabel perodik adalah logam. Dalam kimia,
sebuah logam adalah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan
memiliki ikatan logam, serta kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan
kation di awan elektron. Logam memiliki banyak sifat fisis yang berbeda dari
sifat fisika padatan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari daya hantar dan sifat-
sifat mekanik yang dimiliki oleh logam. Logam biasanya cenderung untuk
membentuk kation dengan menghilangkan elektronnya, kemudian dengan
bereaksi oksigen di udara untuk membentuk oksida basa. Untuk mengetahui
sifat dari suatu logam dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya
adalah dengan cara mereaksikannya dengan pereaksi tertentu termasuk reaksi
oksidasi reduksi. Logam umumnya bersifat sebagai reduktor karena logam
sangat mudah dioksidasi.
Logam pada golongan utama dalam sistem periodik umumnya
merupakan pereduksi kuat, sedangkan logam yang berada pada golongan
transisi, memiliki sifat pereduksi yang relatif rendah dari golongan utama.
Hal ini diengaruhi oleh letaknya dalam sistem periodik. Logam dengan jari-
jari atom yang besar umumnya lebih reaktif, dan kemampuan untuk melepas
elektron kulit terluarnya lebih besar. Dari logam alkali dan alkali tanah
terhadap air berbeda-beda. Logam alkali dan alkali dapat bereaksi dengan air
dan membentuk senyawa basa dan gas H2. Dalam satu golongan dari atas ke
bawah jumlah kulit semakin bertambah dan mengakibatkan kerapatan inti
atom dan elektron kulit terluar semakin lemah dan elekteron kulit terluar bisa
mudah terlepas dari elektron (Rachma Surya M 2021).
B. Non logam
Dalam kimia, Non logam adalah sebuah unsur kimia yang umumnya
tidak memiliki sifat logam yang dominan, mereka berkisar dari gas tak
berwarna (seperti hidrogen) hingga padatan mengkilap dengan titik lebur
yang tinggi. Elektron pada nonlogam berperilaku berbeda dari elektron pada
logam. Dengan beberapa pengecualian, nonlogam tetap pada tempatnya,
sehingga nonlogam biasanya menjadi konduktor panas dan listrik yang buruk
serta rapuh saat berbentuk padat. Elektron dalam logam umumnya bergerak
bebas dan inilah mengapa logam adalah konduktor yang baik dan sebagian
besar mudah diratakan menjadi lembaran dan ditarik menjadi kabel. Atom
nonlogam memiliki keelektronegatifan sedang hingga tinggi, mereka
cenderung menarik elektron dalam reaksi kimia dan membentuk senyawa
asam pada suatu logam.
2.2 Unsur Alkali Dan Alkali Tanah
Unsur-unsur alkali dan alkali tanah merupakan logam-logam yang sangat
reaktif, hal ini disebabkan karena alkali dan alkali tanah masing-masing
mempunyai satu dan dua elektron di kulit terluar. Maka tidaklah aneh mengapa
kemudian unsur-unsur golongan I A dan II A ini tidak ditemukan di alam dalam
keadaan bebas. Pada kulit bumi mereka terdapat dalam wujud bijih-bijih oksida,
karbonat atau sulfida (Zahira Firdaus 2021).
logam alkali dan alkali tanah baru dikenal sejak abad ke-19, nama alkali
sendiri berasal dari abad pertengahan. nama alkali berasal dari bahasa Arab, al-
qali, yang artinya abu, sebab Abu Musa Jabir bin Hayyan (700-778) memperoleh
soda dari abu tumbuhan laut. Logam-logam alkali dikhususkan pada logam Li,
Na, K, Rb dan Cs dengan konfigurasi elektron terluar (ns1, n≥2). Logam alkali
mempunyai energi ionisasi rendah dan kecenderugannya kuat melepaskan
elektron valensi tunggalnya, cukup reaktif sehingga jarang ditemukan secara
bebas di alam. Logam alkali dapat bereaksi dengan air membentuk hidroksida
logam alkali dengan melepaskan gas hidrogen, dapat membentuk oksida,
peroksida, bahkan superoksida yang ketiganya menghilangkan bentuk kilapan
logamnya. Selain Litium yang hanya dapat membentuk oksida, maka logam
alkali yang lain dapat membentuk peroksida dan untuk K, Rb, dan Cs dapat pula
membentuk superoksida logam alkali artinya reaktifitas logam alkali dengan
oksigen meningkat dari atas ke bawah dalam golongannya.
Alasan bahwa perbedaan jenis oksida yang terbentuk adalah ketika logam
alkali bereaksi dengan oksigen haruslah berkaitan kestabilan oksida tersebut
dalam keadaan padat. Karena oksida ini seluruhnya adalah senyawa ionik,
kestabilannya bergantung pada seberapa kuat kation dan anion saling tertarik satu
sama lain. Litium cenderung untuk membentuk litium oksida yang demikian
karena senyawa ini lebih stabil dibandingkan litium peroksida. Pembentukan
oksida logam alkali yang lain dapat dijelaskan dengan cara yang sama. Sifat kimia
logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi logam alkali tanah
kurang reaktif dari logam alkali seperiode.Jadi, berilium kurang reaktif
dibandingkan litium, magnesium kurang reaktif dibandingkan terhadap natrium,
dan seterusnya. Hal itu disebabkan jari-jari atom logam alkali tanah lebih kecil
sehingga energi pengionan lebih besar. Lagi pula logam alkali tanah hanya
satu.Kereaktifan kalsium, stronsium,dan barium dan tidak terlalu berbeda dari
logam alkali, tetapi berilium dan magnesium jauh kurang aktif.
Logam-logam alkali tanah adalah: Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba, logam ini juga
cukup reaktif namun tidak sereaktif jika dibandingkan dengan logam alkali.
Konfigurasi elektron terluarnya adalah (ns2, ≥ 2), memiliki kecenderungan
melepaskan kedua elektron terluarnya untuk membentuk ion M+ dengan bentuk
konfigurasinya menyerupai konfigurasi gas mulia yang stabil dan karakter ini
meningkat dari Berilium ke Barium dan khusus untuk Berilium di alam lebih
cenderung berbentuk molekular dibanding berbentuk ionik terutama oksidanya
berbentuk oksida amfoter (Sriatun dan Taslimah 2018).
Berilium dan magnesium membentuk oksida (BeO dan MgO) hanya pada
suhu tinggi, sedangkan CaO, SrO, dan BaO terbentuk pada suhu kamar. Kalsium,
Strontium,dan Barium juga bereaksi dengan asam menghasilkan gas hidrogen.
Tetapi, karena logam-logam ini juga menyerang air, dua reaksi yang berbeda akan
Sifat-sifat kalsium dan stronsium memeberi suatu contoh menarik tentang
kemiripan golongan dalam tabel periodik Stronsium-90, suatu isotop radioaktif,
adalah produk utama dari ledakan bom atom. Jika suatu bom atom diledakkan di
atmosfer, Stronsium-90 yang terbentuk akan tercampur dengan tanah dan air, dan
masuk kedalam tubuh kita lewat rantai makanan yang relatif pendek.
Unsur-unsur golongan II A tersebar di alam dalam bentuk batuan
A. Magnesium Mineral utama yang mengandung magnesium adalah carnelitte,
magnesite, dan dolomite. Kelimpahan magnesium terdapat pada urutan
kedelapan pada kulit bumi. Magensium merupakan salah satu mineral penting
yang tubuh perlukan untuk menjalankan berbagai fungsi biologis. Salah satunya
pemeliharaan fungsi otot dan saraf.
B. Kalsium ditemukan dalam kalsium, limestone, gypsum, fluorite, stalaktit
dan stalaknit, mengandung kalsium karbonat. Kelimpahan kalsium terletak pada
urutan kelima pada kulit bumi.

2.3 Sifat-Sifat Sistem Periodik unsur


Sifat periodik unsur adalah sifat-sifat yang mempunyai kecendrungan untuk
berubah secara teratur. Terdapat beberapa sifat-sifat sistem periodik unsur yaitu :
A. Sifat logam Berdasarkan sifat, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi
logam, non-logam dan metaloid. Unsur-unsur logam memiliki sifat-sifat
konduktor panas dan listrik, titik leleh relatif tinggi, cenderung melepaskan
elektron kepada unsur non-logam. Unsur-unsur non-logam memiliki sifat-
sifat non-konduktor panas dan listrik, rapuh, kebanyakan berwujud gas pada
temparatur kamar, cenderung menerima elektron dari unsur logam. Sifat
logam semakin berkurang dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas sistem
periodik unsur, kecuali hidrogen. Unsur-unsur metaloid berada antara unsur-
unsur logam dan nonlogam.
B. Jari-jari atom Jari-jari atom adalah setengah dari jarak antara dua inti dari dua
atom logam yang sejajar atau dalam sebuah molekul diatomik. Dalam satu
golongan, dari atas ke bawah, jari-jari atom cenderung semakin besar
(pertambahan kulit elektron). Dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari
atom cenderung semakin kecil (pertambahan muatan inti efektif).
C. Energi ionisasi Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan oleh sebuah
atom atau ion dalam fase gas untuk melepaskan sebuah elektronya. Dalam
satu golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi pertama cenderung semakin
kecil, sebagaimana jarak dari inti ke elektron terluar oleh inti berkurang.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan.
Dalam tabel periodik, energi ionisasi unsur meningkat dari bawah ke atas, hal
tersebut dikarenakan makin sedikit elektron, maka makin kuat ikatannya,
sehingga memerlukan energi ionisasi yang besar (Heny Ekawati Haryono 2019).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

Gambar 3.1 Pipet tetes Gambar 3.2 Tabung reaksi Gambar 3.3 Pipet skala

Gambar 3.4 Rak tabung Gambar 3.5 Lampu spritus Gambar 3.6 Jepit tabung reaksi

3.2 Bahan
A. MgCl2, CaCl2, SrCl2, BaCl2, dengan konsentrasi 0,5 M
B. Magnesium dan Kalsium
C. H2SO4 0,5 M
D. NaOH 0,5 M
E. Indikator pp
F. Aquadest
3.3 Cara Kerja
A. Reaktifitas Unsur
Langkah pertama, menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Lalu, siapkan dua buah tabung reaksi, kemudian masing-masing tabung
reaksi diisi dengan 2 mL aquadest. Magnesium dan kalsium dalam jumlah
tertentu dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian mengamati reaksi yag
terjadi, jika tidak terjadi reaksi (ditandai dengan adanya gelembung-
gelembung gas), tabung reaksi kemudian dipanaskan dengan bantuan alat
penjepit kayu hingga terjadinya reaksi. Setelah itu kita mendinginkan tabung
reaksi, kemudian menambahkan tambahkan indikator PP, dan amati
perubahan yang terjadi.
B. Kelarutan Garam Sulfat
Langkah pertama, menyiapkan 4 buah tabung reaksi. Lalu, mengisi
tabung reaksi (I) dengan larutan MgC12, tabung reaksi (Il) dengan larutan
CaC12, tabung reaksi (Ill) dengan larutan SrC12, dan pada tabung reaksi (IV)
dengan larutan BaC12, masing-masing isi larutan sebanyak 2 mL.
Menambahkan setiap tabung reaksi dengan larutan H2S04 0,5M sebanyak 1
mL. Kemudian mengamati setiap perubahan yang terbentuk, dan
membandingkan dengan endapan yang terbentuk pada setiap tabung
Kelarutan Garam Hidroksida .
C. Kelarutan Garam Hidroksida
Langkah pertama, menyiapkan 4 buah tabung reaksi. Kemudian
mengisi masing-masing pada tabung reaksi (I) dengan larutan MgC12, tabung
reaksi (Il) diisi dengan larutan CaC12, tabung reaksi (Ill) dengan larutan
SrC12, dan tabung reaksi (IV) dengan larutan BaC12. Kemudian mengisi pada
setiap tabung larutan sebanyak 1 mL. Lalu menambahkan setiap tabung reaksi
larutan NaOH (),5 M sebanyak 1 mL. Setelah itu amati endapan yang
terbentuk, dan membandingkan dengan endapan yang terbentuk pada setiap
tabung.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel Reaksi


A. Reaktifitas unsur
Unsur Aquadest Pemanasan Penambahan Keterangan
Indikator PP
Magnesium Tidak bereaksi Bereaksi Merah muda Bereaksi
Kalsium Bereaksi Tidakbereaksi Merah muda Bereaksi

B. Pengendapan garam sulfat

Larutan Penambahan H2SO4 Keterangan

MgCl2 Tidak bereaksi Tidak mengendap


CaCl2 Bereaksi Mengendap
SrCl2 Bereaksi Mengendap
BaCl2 Tidak bereaksi Tidak mengendap

C. Pengndapan garam hikrosida


Larutan Penambahan NaOH Keterangan

MgCl2 Bereaksi Endapan sangat sedikit


CaCl2 Bereaksi Endapan sedikit
SrCl2 Bereaksi Endapan banyak
BaCl2 Bereaksi Endapan sangat banyak
4.2 Reaksi

A. Reaktifitas unsur

Mg + 2H2O Mg (OH)2 + H2

Ca + 2H2O Ca (OH)2 + H2

B. Pengendapan Garam Sulfat

MgCl2 + H2SO4 MgSO4 + 2 HCl

CaCl2 + H2SO4 CaSO4 + 2 HCl

SrCl2 + H2SO4 SrSO4 + 2 HCl

BaCl2 + H2SO4 BaSO4 + 2 HCl

C. Pengendapan garam hidroksida

MgCl2+ 2NaOH Mg(OH)2 + 2 NaCl

CaCl2 + 2NaOH Ca(OH)2 + 2 NaCl

SrCl2 + 2NaOH Sr(OH)2 + 2 NaCl

BaCl2 + 2NaOH Ba(OH)2 + 2 NaCl

4.3 Pembahasan

Pada percobaan pertama ini bertujuan untuk mengetahui kereaktifan logam


pada logam alkali dan alkali tanah dengan menggunakan logam Mg dan Ca. Pada
saat kedua logam ini dimasukkan kedalam tabung reaksi yang masing-masing telah
diisi aquadest, logam ini tidak bereaksi. Setelah dipanaskan maka dari kedua tabung
reaksi akan terbentuk gelembung yang merupakan gas H2 ini menunjukkan telah
terjadi reaksi. Ketika dimasukkan indikator pp ke dalam larutan tersebut, larutan
tersebut berubah warna, hal ini menandakan bahwa larutan itu bersifat basa.
Pada percobaan kedua ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan garam sulfat
pada golongan IIA, yang pertama dilakukan adalah menambahkan H2SO4 0,5 M
pada MgCl2, SrCl2 BaCl2 dan CaCl2. Pada BaCl2 yang telah ditambahkan H2SO4,
terbentuk larutan yang keruh dan banyak terdapat endapan putih. Sedangkan pada
CaCl2 yang telah ditambahkan H2SO4 larutannya sedikit agak keruh dan hanya
terdapat sedikit endapan. Terbentuknya endapan manandakan bahwa kelarutan
senyawa tersebut adalah lebih kecil. Dengan membandingkan banyaknya endapan
yang terbentuk maka dapat diketahui bahwa kelarutan garam sulfat dari golongan
IIA adalah cenderung akan berkurang atau menurun dari atas ke bawah.
Pada percobaan ketiga bertujuan untuk mengetahui kelarutan garam
hidroksida pada golongan IIA, yang pertama dilakukan adalah menambahkan
NaOH 0,5 M pada MgCl2, SrCl2, BaCl2 dan CaCl2 Pada larutan BaCl2 yang telah
ditambahkan NaOH, terbentuk larutan yang keruh namun endapan yang terbentuk
tidak terlalu banyak. Sedangkan pada larutan CaCl2 yang ditambah NaOH larutan
menjadi keruh dan terdapat lebih banyak endapan. Sehingga dari percobaan ini
dapat diketahui bahwa kelarutan garam hidroksida pada golongan IIA adalah
kelarutannya cenderung akan bertambah atau meningkat dari atas ke bawah.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa ikatan ion dan ikatan
kovalen dapat dibedakan berdasarkan terjadinya endapan apabila terbentuk
endapan maka termasuk ikatan ion dan apabila tidak terbentuk endapan maka
termasuk ikatan kovalen akan semakin kuat apabila tingkat keasaman suatu
senyawa semakin tinggi.
Senyawa kompleks dan bukan kompleks dapat dibedakan dengan dua cara
yaitu adanya pengendapan dan adanya perubahan warna termasuk senyawa
kompleks yaitu jika terjadi perubahan warna atau terbentuk endapan begitupun
sebaliknya bukan senyawa kompleks apabila tidak terjadi perubahan warna atau
pengendapan pada suatu zat.

5.2 Saran
A. Saran untuk laboratorium
Sebaiknya bahan dan alat yang diujikan ditambah agar semua dapat
melakukan praktikum dan tidak saling bergantian dan waktu untuk
praktikum di tambahkan agar tidak terburu buru saat mengerjakan
prakrikum.
B Saran untuk asisten
Saran saya untuk kakak kakak agar sabarnya ditingkatkan dalam
membimbing kami dan saat menjelaskan materi tidak terlalu cepat agar kami
dapat lebih jelas untuk memahami materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Abrin. (2019). “menganalisis sifat-sifat unsur kimia pada tanah.” Jurnal kima
Profesi Pendidikan 4 (1).
Heny Ekawati Haryono. 2019. BUKU AJAR KIMIA DASAR. Sleman-Yogyakarta:
DEEPUBLISH Group Penerbitan CV BUDI UTAMA.
Rachma Surya M. 2021. “Reaksi logam serta sifat logam menurut pemahaman siswa”
9.
Ratulani Juwita. 2020. KIMIA DASAR. SUMATERA BARAT.
sastra sembiring. 2020. “sifat kimia dan fisik tanah pada areal bekas tambang bauksit.”
Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli Vol. V No. 2 : 123-134, 2020.
Sriatun dan Taslimah. 2018. Kimia Unsur. Jl. Poncowolo Barat VI / 570 Semarang:
UPT UNDIP Press Semarang.
Zahira Firdaus, Disusun. 2021. “LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
STOIKIOMETRI: PENENTUAN RUMUS KIMIA.” Universitas Jenderal
Soedirman.
AYAT YANG BERHUBUNGAN

Artinya:
“Dialah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh
tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu” (Q.S.
An-Nahl : 10)
DOKUMENTASI

SIFAT-SIFAT UNSUR
C4/4 (EMPAT)

Anda mungkin juga menyukai