Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT-SIFAT UNSUR

Disusun Oleh:
Nama : Nur Aqil Fachri
Stambuk : 09320230133
Kelas/Kelompok : C4/4 (Empat)

Asisten

(Annisa Nurul Faradillah)

LABORATORIUM KIMIA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sifat-sifat tanah pada areal bekas tambang bauksit perlu diketahui guna
menentukan metode reklamasi yang tepat. Dengan melakukan analisis
laboratorium terhadap sifat-sifat kimia dan fisik tanah bekas tambang bauksit,
unsur-unsur hara yang menyebabkan menurunnya kesuburan tanah dapat
diketahui. Unsur-unsur alkali dalam sistem periodik merupakan golongan IA
yang meliputi Litium, Natrium, Kalium, Rubidium, Cesium, dan Fransium.
Yang paling banyak terdapat di alam adalah Natrium dan Kalium, masing-
masing menempati peringkat ke-6 dan ke-7 sebagai atom terbanyak pada kulit
bumi. Yang paling sedikit dijumpai adalah Fransium, sebab bersifat radioaktif
sehingga mudah berubah menjadi unsur lain (sastra sembiring 2020).
Unsur-unsur alkali tanah (golongan IIA) terdiri dari Berilium,
Magesium, Kalsium,Stronsium, Barium, dan Radium. Yang terbanyak di alam
adalah kalsium dan magnesium, yang menempati peringkat ke-5 dan ke-8
pada kulit bumi. Adapun radium yang bersifat radioaktif merupakan unsur
alkali tanah yang paling sedikit didapatkan. Hampir semua unsur hara pada
bekas tambang bauksit dalam kondisi sedang kecuali unsur C dan N sangat
rendah dan menjadi faktor penghambat bagi pertumbuhan tanaman di lokasi
penelitian. Hasil pengamatan kita lalu analisis selanjutnya menunjukkan
bahwa unsur-unsur hara terkandung pada tanah bekas tambang bauksit tidak
dapat diserap secara langsung oleh akar tanaman, hal ini juga mejadi
penghambat bagi pertumbuhan tanaman.
Dari pemaparan diatas mengenai unolongan unsur-unsur golongan IA
dan golongan IIA,kita dapat mengetahui ataumemahami sifat yang kita
pelajari tentunya kita masih menerka-nerka mengenai bagaimana sifat-sifat
yang dapat kita teliti dan mampu menunjukkan dari masing-masing unsur dari
golongan alkali (I A) alkali tanah (II A) (Ahmad Abrin 2019).
1.2 Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mempelajari sifat-sifat unsur golongan alkali (IA) dan
alkali tanah (IIA)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alkali

Kata “alkali” berasal dari bahasa Arab ‘al-qaly’ yang berarti abu
dikalsinasi, mengacu pada sumber asli zat alkali. Golongan alkali merupakan
unsur yang berada pada golongan IA, kecuali hidrogen. Semua golongan ini
memiliki elektron valensi 1. Persamaan ini menyebabkan unsur-unsur alkali
memiliki sifat kimia yang mirip. walaupun memiliki sifat yang mirip, logam
alkali tidak ditemukan di tempat yang sama.
Kalium sangat melimpah di kerak bumi, sedangkan Litium, rubidium, dan
Cesium sini Adapun, Fransium sangat sulit ditemukan sifat radioaktif-nya.
Natrium dapat melalui klorida klorida yang terkandung di dalam air laut,
sendawa ditemukan cabai, trona, boraks, dan mirabilit.
Logam alkali adalah logam golongan utama yang unsur-unsurnya terdapat
pada golongan IA dalam tabel periodik unsur. Logam alkali terdiri dari atas
enam buah unsur, yaitu litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb),
sesium (Cs), dan fransium (Fr). Logam alkali sangat reaktif, sehingga mudah
bereaksi dengan halogen dan oksigen, bahkan juga bereaksi dengan hidrogen
dan air. Reaksi logam alkali dengan air menghasilkan basa dan gas H2, serta
akan dibebaskan kalor.
Kalsium didapat sebagai mineral silvit, mineral karnalit dan fel dspar.
Tidak ada Rb dan Cs yang dihasilkan sebagai hasil samping proses pengolahan
Li dari mineralnya. Tidak pada golongan ini berkecenderungan membentuk
konfigurasi gas mulia dengan melepaskan satu elektron sehingga membentuk
kation. Ukuran kemampuan melepaskan elektron disebut energi ionisasi. Atom-
atom golongan logam alkali mempunyai energi ionisasi yang rendah. Materi
adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Setiap materi
memiliki sifat fisika, yaitu sifat yang dapat dilihat dan diukur secara langsung,
dan sifat kimia, yaitu sifat yang hanya dapat diamati melalui reaksi kimia.
Selain dapat digolongan berdasarkan sifat fisika dan kimia.
Selain itu, jari-jari ion pada tidak - unsur logam alkali tanah lebih kecil
dari pada jari-jari ion unsur-unsur logam alkali. Tidak yakin golongan alkali
tanah juga akan memberikan warna warna yang khas jika garam dari unsur
tidak terbakar. Dalam satu golongan, Litium sampai Sesium, jari-jari unsur
akan meningkat. Letak elektron valensi terhadap inti atom semakin jauh. Oleh
sebab itu, kekuatan tarik menarik antara inti atom dengan elektron valensi
semakin lemah. Dengan demikian, energi ionisasi akan menurun dari Litium
sampaiSesium. Hal yang serupa juga ditemukan pada sifat keelektronegatifan
unsur. Secara umum unsur Alkali memiliki titik leleh yang cukup rendah dan
lunak, sehingga logam Alkali dapat diiris dengan pisau. Unsur Alkali sangat
reaktif, sebab mudah melepaskan elektron (teroksidasi) agar mencapai
kestabilan (konfigurasi dektron ion Alkali menyerupai konfigurasi elektron
Gas Mulia). Dengan demikian, unsur Alkali jarang ditemukan bebas di alam
Unsur Alkali sering dijumpai dalam bentuk senyawanya. Unsur Alkali
umumnya bereaksi dengan unsur lain membentuk senyawa halida, sulfat,
karbonat, dan silikat.
2.2 Golongan Logam Alkali dan Alkali Tanah
Alam sistem periodik, unsur-unsur alkali dan alkali tanah merupakan
unsur yang sangat reaktif. Unsur alkali terletak pada golongan IA yaitu litium,
natrium, kalium, rubidium, sesium, dan fransium. Unsur alkali ini mempunyai
satu electron valensia. Di dalam unsur alkali tidak ditemukan dalam keadaan
bebas, melainkan dalam keadaan terikat dalam bentuk senyawa dan unsur.
Kata alkali berasal berasal dari Bahasa arab yang berarti abu. Air abu
bersifat basa, oleh karena itu logam-logam golongan IA membentuk basa -
basa kuat yang larut dalam air. Logam alkali Litium (Li), Natrium (Na),
Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs), Fransium (Fr).
Unsur yang banyak ditemui adalah natrium dan kalium. Kedua unsur ini
banyak di temukan dalam air tanah dalam bentuk garam tanah yang terdapat
pada silvite (KCL), Karnalite (KCL-MgCI. 6H2O). Unsur logam alkali sangat
reaktif, bereaksi hebat dengan air, oksigen, hidrogen, dan halogen. Di udara
pun unsur unsur itu bereaksi dengan oksigen dan uap air. Karena sangat
reaktifnya unsur alkali dengan air, maka gas hidrogen yang di bebaskan akan
segera terbakar disertai nyala api dan ledakan-ledakan kecil. Itulah sebabnya,
unsur alkali disimpan dalam minyak tanah atau hidrokarbon yang inert.
Karena mempunyai 1 elektron valensi dan jari – jari atom yang relative besar,
energi ionisasi logam ini kecil. Akibatnya, logam ini mudah melepas elektron
dan bersifat sangat reaktif, sekali gas bersifat reduktor kuat. Dari atas
kebawah (dari Li ke Cs) jari-jari atom bertambah, energi ionisasi makin kecil,
berarti makin mudah melepas elektron sehingga makin reaktif. Golongan
lithium, natrium, kalium, rubidium dan cesium Muatan positif pada inti
berkurang akibat kenegatifan elektron- electronterdalam. Ini juga berlaku bagi
atom atom lain dalam golongan I.selajutnya kalian harus memahami
keelektronegatifan merupakan ukuran kecenderungan sebuah atom untuk
menarik sepasang elektronikatan. Keelektronegatifan biasanya diukur dalam
skala pauling, dimana pada skala ini unsur yang paling elektronegatif
(fluorine) diberi nilai kelektronegatifan 4,0. Semua unsur memiliki
keelektronegatifan yang sangat rendah.
2.3 Materi dan Sifatnya
Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati
ruang. Istilah materi meliputi segala sesuatu yang dapat dilihat dan disentuh
(seperti air, pohon, dan tanah), serta yang tidak dapat dilihat dan disentuh
(seperti udara). Setiap materi memiliki sifat tertentu yang khas, yang
memudahkannya untuk dikenali dan dibedakan dengan zat lainnya. Sifat
materi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sifat fisika dan sifat kimia.
Sifat fisika suatu materi dapat dilihat dan diukur secara langsung, yang
termasuk sifat fisika misalnya warna, bau, kerapatan, titik leleh, titik beku,
kelenturan, dan kekuatan. Sifat kimia ialah sifat yang berhubungan dengan
kemampuan sebuah zat untuk bereaksi atau berubah menjadi zat lain. Untuk
mengukur dan mengamati sifat kimia hanya dapat dilakukan melalui reaksi.
Contohnya, gas hidrogen dapat berubah menjadi air jika direaksikan dengan
gas oksigen. Setelah gas hidrogen dan gas oksigen bereaksi, dihasilkan zat
baru, yaitu air yang sifatnya berbeda dengan sifat zat pembentuknya. Untuk
membedakan antara sifat fisika dan sifat kimia, contohnya kita lihat pada besi.
Besi memiliki titik leleh sebesar 1000°C. Titik leleh tersebut disebut sebagai
sifat fisika, sedangkan kemampuan besi untuk berubah menjadi karat besi
disebut dengan sifat kimia. Selain dapat digolongan berdasarkan sifat fisika
dan kimia, sifat materi dapat dikelompokkan menjadi sifat ekstensif dan sifat
intensif. Sifat ekstensif adalah sifat materi yang bergantung pada jumlah zat
tersebut, semakin banyak jumlahnya berarti semakin berat. Contoh, gula pasir
yang beratnya 1000 gram jumlahnya lebih banyak dibandingkan gula pasir
yang beratnya 500 gram. Sifat ekstensif materi, meliputi berat, panjang,
volume, molaritas, dan normalitas. Sifat intensif materi adalah sifat materi
yang tidak bergantung pada jumlah zat. Contohnya (hari, bayu sapa, 2019).
2.4 Alkali
Kata "alkali" berasal dari bahasa Arab al-qaly yang berarti abu
dikalsinasi,mengacu pada sumber asli zat alkali. Golongan alkali merupakan
unsur yang berada pada golongan LA, kecuali hidrogen. Semua golongan ini
memiliki elektron valensi 1. Persamaan ini menyebabkan unsur-unsur alkali
memiliki sifat kimia yang mirip, walaupun memiliki sifat yang mirip, logam
alkali tidak ditemukan di tempat yang sama.
Tidak dan K sangat melimpah di kerak bumi, sedangkan Li, rb, dan C
sini Adapun, Fr sangat sulit ditemukan sifat radioaktif nya. Natriumdapat
melalui klorida klorida yang terkandung di dalam air laut, sendawa ditemukan
cabai trona, boraks, dan mirabilitLogam alkali adalah logam golongan utama
yang unsur-unsurnya terdapat pada golongan IA dalam tabel periodik unsur.
Logam alkali terdiri dari atas enam buah unsur, yaitu litium (Li), natrium
(Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr). Logam
alkali sangat reaktif, sehingga mudah bereaksi dengan halogen dan oksigen,
bahkan juga bereaksi dengan hidrogen dan air. Reaksi logam alkali dengan air
menghasilkan basa dan gas H2, serta dibebaskan kalor. Kalsium didapat
sebagai mineral silvit, mineralkamalit, dan feldspar. Tidak ada Rb dan Cs
yang dihasilkan sebagai hasil samping proses pengolahan Li dari mineralnya.
Tidak pada golongan ini berkecenderungan membentuk konfigurasi gas mulia
dengan melepaskan satu elektron sehingga membentukkation. Ukuran
kemampuan melepaskan suatu elektron disebut energi ionisasi. Atom-atom
golongan logam alkali mempunyai energi ionisasi rendah sehingga bersifat
elektronegatif.kation. Ukuran kemampuan untuk bisa melepaskan elektron
disebut energi ionisasi.
2.5 Alkali Tanah
Selain dengan air dan halogen logam alkali sebenarnya juga bisa
bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrida, dan juga bisa bereaksi dengan
oksigen. Unsur-unsur golongan IIA disebut juga alkali tanah: sebab tidak
unsur tersebut bersifat basa dan banyak ditemukan dalam mineral tanah logam
alcali tanah umumnya reaktif, tetapi kurang reaktif jika dibandingkan dengan
logan alkali. Unsur-unsur golongan IIA disebut logam alkali tanah karena
apabila berada dalam larutan akan bersifat alkalispH> 7 atau basa dan ternyata
unsu unsur ini banyak terdapat dalam perut bumi. Logam ini juga memiliki
kecenderungan membentuk konfigurasi dengan gas mulia seperti logam alkali
di alam, unsur-unsur alkali tanah terdapat dalam bentuk senyawa. Magnesium
dan kalsium terdapat dalam batuan silikat dan aluminosilikat sebagai kationik
nya. Oleh karena kation-kation dalam silikat itu larut dalam air dan terbawa
oleh air hujan ke laut maka ionion Ca dan Mg banyak di laut, terutama pada
kulit kerang sebagai CaCO. Unsur-unsur pada logam alkali tanah adalah versi
yang kurang reaktif dari unsur-unsur logam alkali, namun mereka memiliki
sifat amfoter, dan menghasilkan gas hidrogen. Jika suatu logam alkali
bereaksi secara eksplosif terhadap air dingin dan bahkan secara spontan
dengan udara, maka berbeda dengan logam alkali tanah yang hanya bereaksi
dengan air yang sangat memiliki suhu panas. Reaktivitas yang lebih rendah
ini dikarenakan suatu konfigurasi elektron pada atom-atomyang dari logam
alkali tanah yang memiliki dua elektron pada kulit terluarnya. Selain itu,untuk
jari-jari ion pada unsur-unsur logam alkali tanah lebi yang khas jika garam
dari unsur- unsurnya dibakar. Logam pada golongan utama dalam sistem
periodik umumnya merupakan pereduksi kuat,sedangkan logam yang berada
pada golongan transisi (yarifuddin, S. P. 2021).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

Gambar 3.1 Pipet tetes Gambar 3.2 Tabung reaksi Gambar 3.3 Pipet skala

Gambar 3.4 Rak tabung Gambar 3.5 Lampu spritus Gambar 3.6 Jepit tabung reaksi

3.2 Bahan
A. MgCl2, CaCl2, SrCl2, BaCl2, dengan konsentrasi 0,5 M
B. Magnesium dan Kalsium
C. H2SO4 0,5 M
D. NaOH 0,5 M
E. Indikator PP
F. Aquadest
3.3 Cara Kerja
A. Reaktifitas Unsur
Langkah pertama, menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Lalu, siapkan dua buah tabung reaksi, kemudian masing-masing tabung
reaksi diisi dengan 2 mL aquadest. Magnesium dan kalsium dalam jumlah
tertentu dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian mengamati reaksi
yag terjadi, jika tidak terjadi reaksi (ditandai dengan adanya gelembung-
gelembung gas), tabung reaksi kemudian dipanaskan dengan bantuan alat
penjepit kayu hingga terjadinya reaksi. Setelah itu kita mendinginkan
tabung reaksi, kemudian menambahkan tambahkan indikator PP, dan
amati perubahan yang terjadi.
B. Kelarutan Garam Sulfat
Langkah pertama, menyiapkan 4 buah tabung reaksi. Lalu, mengisi
tabung reaksi (I) dengan larutan MgC12, tabung reaksi (Il) dengan larutan
CaC12, tabung reaksi (Ill) dengan larutan SrC12, dan pada tabung reaksi
(IV) dengan larutan BaC12, masing-masing isi larutan sebanyak 2 mL.
Menambahkan setiap tabung reaksi dengan larutan H2SO4 0,5M sebanyak
1 mL. Kemudian mengamati setiap perubahan yang terbentuk, dan
membandingkan dengan endapan yang terbentuk pada setiap tabung
Kelarutan Garam Hidroksida .
C. Kelarutan Garam Hidroksida
Langkah pertama, menyiapkan 4 buah tabung reaksi. Kemudian
mengisi masing-masing pada tabung reaksi (I) dengan larutan MgC12,
tabung reaksi (Il) diisi dengan larutan CaC12, tabung reaksi (Ill) dengan
larutan SrC12, dan tabung reaksi (IV) dengan larutan BaC12. Kemudian
mengisi pada setiap tabung larutan sebanyak 1 mL. Lalu menambahkan
setiap tabung reaksi larutan NaOH 0,5 M sebanyak 1 mL. Setelah itu amati
endapan yang terbentuk, dan membandingkan dengan endapan yang
terbentuk pada setiap tabung.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel Reaksi


A. Reaktifitas unsur
Unsur Aquadest Pemanasan Penambahan Keterangan
Indikator PP
Magnesium Tidak Bereaksi Merah muda Bereaksi
bereaksi
Kalsium Bereaksi Tidakbereaksi Merah muda Bereaksi

B. Pengendapan garam sulfat

Larutan Penambahan H2SO4 Keterangan

MgCl2 Tidak bereaksi Tidak mengendap


CaCl2 Bereaksi Mengendap
SrCl2 Bereaksi Mengendap
BaCl2 Tidak bereaksi Tidak mengendap

C. Pengndapan garam hikrosida

Larutan Penambahan NaOH Keterangan

MgCl2 Bereaksi Endapan sangat sedikit


CaCl2 Bereaksi Endapan sedikit
SrCl2 Bereaksi Endapan banyak
BaCl2 Bereaksi Endapan sangat
banyak
4.2 Reaksi

A. Reaktifitas unsur

Mg + 2H2O Mg (OH)2 + H2

Ca + 2H2O Ca (OH)2 + H2

B. Pengendapan Garam Sulfat

MgCl2 + H2SO4 MgSO4 + 2 HCl

CaCl2 + H2SO4 CaSO4 + 2 HCl

SrCl2 + H2SO4 SrSO4 + 2 HCl

BaCl2 + H2SO4 BaSO4 + 2 HCl

C. Pengendapan garam hidroksida

MgCl2+ 2NaOH Mg(OH)2 + 2 NaCl

CaCl2 + 2NaOH Ca(OH)2 + 2 NaCl

SrCl2 + 2NaOH Sr(OH)2 + 2 NaCl

BaCl2 + 2NaOH Ba(OH)2 + 2 NaCl

4.3 Pembahasan

Pada percobaan pertama ini bertujuan untuk mengetahui kereaktifan


logam pada logam alkali dan alkali tanah dengan menggunakan logam Mg dan
Ca. Pada saat kedua logam ini dimasukkan kedalam tabung reaksi yang masing-
masing telah diisi aquadest, logam ini tidak bereaksi. Setelah dipanaskan maka
dari kedua tabung reaksi akan terbentuk gelembung yang merupakan gas H2 ini
menunjukkan telah terjadi reaksi. Ketika dimasukkan indikator pp ke dalam
larutan tersebut, larutan tersebut berubah warna, hal ini menandakan bahwa
larutan itu bersifat basa.
Pada percobaan kedua ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan garam
sulfat pada golongan IIA, yang pertama dilakukan adalah menambahkan H2SO4
0,5 M pada MgCl2, SrCl2 BaCl2 dan CaCl2. Pada BaCl2 yang telah ditambahkan
H2SO4, terbentuk larutan yang keruh dan banyak terdapat endapan putih.
Sedangkan pada CaCl2 yang telah ditambahkan H2SO4 larutannya sedikit agak
keruh dan hanya terdapat sedikit endapan. Terbentuknya endapan manandakan
bahwa kelarutan senyawa tersebut adalah lebih kecil. Dengan membandingkan
banyaknya endapan yang terbentuk maka dapat diketahui bahwa kelarutan
garam sulfat dari golongan IIA adalah cenderung akan berkurang atau menurun
dari atas ke bawah.
Pada percobaan ketiga bertujuan untuk mengetahui kelarutan garam
hidroksida pada golongan IIA, yang pertama dilakukan adalah menambahkan
NaOH 0,5 M pada MgCl2, SrCl2, BaCl2 dan CaCl2 Pada larutan BaCl2 yang telah
ditambahkan NaOH, terbentuk larutan yang keruh namun endapan yang
terbentuk tidak terlalu banyak. Sedangkan pada larutan CaCl2 yang ditambah
NaOH larutan menjadi keruh dan terdapat lebih banyak endapan. Sehingga dari
percobaan ini dapat diketahui bahwa kelarutan garam hidroksida pada golongan
IIA adalah kelarutannya cenderung akan bertambah atau meningkat dari atas ke
bawah.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa ikatan ion dan ikatan
kovalen dapat dibedakan berdasarkan terjadinya endapan apabila terbentuk
endapan maka termasuk ikatan ion dan apabila tidak terbentuk endapan maka
termasuk ikatan kovalen akan semakin kuat apabila tingkat keasaman suatu
senyawa semakin tinggi.
Senyawa kompleks dan bukan kompleks dapat dibedakan dengan dua
cara yaitu adanya pengendapan dan adanya perubahan warna termasuk
senyawa kompleks yaitu jika terjadi perubahan warna atau terbentuk endapan
begitupun sebaliknya bukan senyawa kompleks apabila tidak terjadi
perubahan warna atau pengendapan pada suatu zat.

5.2 Saran
A. Saran untuk laboratorium
Sebaiknya bahan dan alat yang diujikan ditambah agar semua
dapat melakukan praktikum dan tidak saling bergantian dan waktu
untuk praktikum di tambahkan agar tidak terburu buru saat mengerjakan
prakrikum.
B. Saran untuk asisten
Saran saya untuk kakak kakak agar sabarnya ditingkatkan dalam
membimbing kami dan saat menjelaskan materi tidak terlalu cepat agar
kami dapat lebih jelas untuk memahami materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Abrin. (2019). “menganalisis sifat-sifat unsur kimia pada tanah.” Jurnal
kima Profesi Pendidikan.
Bagtayan, Z. A. (2021). Cerita Rakyat Gorontalo Janjia Lo U Duluwo. Ideas:
Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya.
Hari, Bayu Sapa. (2019). Jurnal Materi dan Perubahan. Jakarta: Penerbit Duta.

Rohamnddk.(2019). Makalah Alkali dan Alkali tanah


Tantri Ambarsari.(2020). Modul Pembelajaran SMA Kimia Kelas XII Tidak Yakin
Unsur Golongan : SMAN 1 BAYAT
Yarifuddin, S. P. (2021). Mudah Belajar Kimia. Deepublish
AYAT YANG BERHUBUNGAN

Ayat yang berhubungan (Q.S Al-Baqarah : 29)


“Dialah Allah yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian
dia menuju ke langit, lalu dia menyempurnakan menjadi tujuh langit. Dan dia maha
mengetahui segala sesuatu.” ( Al-Baqarah: 29 ).
Penjelasan : Dialah Allah yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu
kemudian dia menuju ke langit, lalu dia menyempurnakan menjadi tujuh langit. Dan
dia maha mengetahui segala sesuatu.
DOKUMENTASI

IKATAN KIMIA
C4/4 (EMPAT)

Anda mungkin juga menyukai