Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

KIMIA
KELIMPAHAN UNSUR DIALAM
LOGAM ALKALI

Pembimbing : Ahmed Indra Saputra


Penyusun : Adil Muhammad Toyib
Bagus Alimin
Nur Ayni
Putri Nadia Maulami
Tsaroya Maulidan Nabila

MADRASAH ALIYAH PLUS WALISONGO

Jl. Ridho No. 03 Bandar Kagungan Raya Abung Selatan Lampung Utara
Tlep/Fax. (0724) 3260155, Kode Pos 34581, email; walisongolu@ymail.com
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
hanya dengan ijin dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok
pada mata pelajaran Fiqih ini dengan baik dan lancar.
Tugas dengan judul “Kelimpahan Unsur Dialam” ini disusun untuk
memenuhi nilai tugas mata pelajaran Al-qurqnhadist yang diajarkan oleh Bapak
Ahmed Indra Saputra.
Penyusun menucapkan terimakasih kepada Bapak Ahmed Indra Saputra
yang telah banyak membantu dalam membuat makalah Tugas kelompok ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya,
oleh karena itu sangat diharapkan saran perbaikan, agar pada tugas selanjutnya
selanjutnya dapat menjadi lebih baik.

Lampung utara
Rabu, 17 Oktober 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Logam alkali adalah logam golongan utama yang unsur-unsurnya terdapat


pada golongan IA dalam tabel periodik unsur. Dalam bahasa Arab, alkali berarti
abu.
Logam alkali terdiri atas enam buah unsur yaitu Litium (Li), Natrium (Na),
Kalium (K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan Fransium (Fr). Unsur logam alkali
tidak terdapat bebas di alam melainkan terdapat dalam bentuk senyawa. Hal ini
karena unsur logam alkali yang sangat reaktif disebut dengan logam alkali karena
membentuk basa kuat.
Natrium dan kalium terdapat pada kerak bumi, mineral, dan juga garam.
Natrium merupakan unsur dengan kelimpahan paling besar diantara unsur logam
alkali lainnya. Rubidium dan Cesium amat jarang sedangkan fransium unsur
terakhir dari golongan IA tidak terdapat dialam karena merupakan unsur
radioaktif. Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) tampak mengkilat,
bewarna keperakan, merupakan konduktor listrik dan panas yang baik, dan
merupakan logam yang bersifat sangat lunak.
Kelarutan garam alkali dalam air sangatlah besar. Logam alkali sangatlah
reaktif sehingga mudah bereaksi dengan air, dengan gas oksigen, dengan halogen,
dengan senyawa lain. Unsur Alkali umumnya bereaksi dengan unsur lain
membentuk senyawa halida, sulfat, karbonat, dan silikat. Dari konfigurasi
elektron unsur, masing-masing memiliki satu elektron valensi .
Dengan demikian, unsur Alkali cenderung membentuk ion positif
bermuatan satu (M+).Pada makalah ini akan dibahas pula sifat unsur-unsur logam
alkali, kelimpahan, sumber, kelarutan garam alkali, cara isolasi unsur-unsur alkali,
solvasi, kompleks alkali, serta kegunaan unsur-unsur logam alkali.

1.2  Rumusan Masalah


1.   Apa pengertian dari Alkali.
2.   Bagaimana latar belakang Alkali .
3.   Apa saja Sifat-sifat Alkali ..
4.   Apa saja Reaksi-Reaksi dalam Logam Alkali.
5.   Bagaimana Proses Ekstraksi Logam Alkali .
6.   Bagaimana Keberadaan Logam Alkali Di Alam.
7.   Apa manfaat dari Aplikasi Logam Alkali.

1.3 Tujuan Penulisan


1.   Untuk mengetahui sifat, cara pembuatan, dan kegunaan unsur golongan alkali.
2.   Untuk memenuhi nilai ketuntasan dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Definisi Logam Alkali


Logam alkali adalah kelompok unsur kimia pada Golongan 1 tabel
periodik, kecuali hidrogen. Kelompok ini terdiri dari: Litium (Li), Natrium (Na),
Kalium (K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan Fransium (Fr). Semua unsur pada
kelompok ini sangat reaktif sehingga secara alami tak pernah ditemukan dalam
bentuk tunggal. Untuk menghambat reaktivitas, unsur-unsur logam alkali harus
disimpan dalam medium minyak. Disebut logam alkali karena oksidanya dapat
bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline). Sebagai
contoh: Na2O(s) + H2O(l) → 2Na+(aq) + 2OH- (aq)
Unsur-unsur logam alkali merupakan logam yang sangat reaktif.
Kereaktifan tersebut berkaitan dengan elektronvalensinya. Logam alkali
mempunyai 1 elektron pada kulit terluarnya, untuk mencapai kestabilan maka
logam golongan ini lebih cenderung untuk melepas 1 elektron tersebut sehingga
logam ini mempunyai bilangan oksidasi +1. Kereaktifan logam alkali bertambah
besar sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya. Kecendrungan logam alkali
sangat beraturan, dari atas ke bawah, jari-jari atom dan massa jenis bertambah,
sedangkan titik leleh dan titik didih berkurang. Sementara energi ionisasi dan
keelektroneatifan berkurang. Li merupakan reduktor yang paling kuat dibanding
unsur-unsur segolongannya, sementara Li memiliki energi ionisasi yang terbesar
(terjadi penyimpangan), hal ini disebabkan karena potensial reduksi dan energi
ionisasi merupakan dua hal yang berbeda dan tidak terdapat keterkaitan satu sama
lain.
Salah satu ciri khas dari logam alkali adalah memiliki sprektum emisi.
Sprektum ini dihasilkan bila larutan garamnya dipanaskan dalam nyala Bunsen.
Ketika atom diberi energi (dipanaskan) elektronnya akan tereksitasi ke tingkat
yang lebih tinggi. Ketika energi itu dihentikan, maka elektronnya akan kembali
lagi ke tingkat dasar sehingga memancarkan energi radiasi elektromagnetik.

2.2  Sejarah Alkali


1. Litium
Litium (Yunani lithos, bererti "batu") telah ditemukan oleh Johann
Arfvedson pada 1817. Arfvedson menemukan unsur ini di dalam mineral
spodumen dan lepidolit (di dalam petalit), LiAl(Si2O5)2, semasa beliau
menganalisa spesimen di pulau Utö di Sweden. Litium merupakan unsur logam
teringan, dengan berat jenis sekitar setengahnya air. Pada tahun 1818 Christian
Gmelin merupakan orang pertama yang menemukan warna garam litium apabila
dibakar, warnanya menjadi merah terang. Arfvendson dan Gmelin mencoba
memisahkan unsur tersebut dengan garam namun yang terjadi kedua duanya
gagal. Unsur ini tidak dapat dipisahkan sehingga W.T. Brande dan Sir Humphrey
Davy menggunakan elektrolisis ke atas litium oksida. Penghasilan komersil logam
litium pula dapat dilakukan oleh serikat Jerman Metallgesellschaft AG melalui
elektrolisis ke atas litium klorida dan kalium klorida.

2. Natrium
Natrium (Inggris, soda; Latin, sodanum, obat sakit kepala). Sebelum Davy
berhasil mengisolasi unsur ini dengan cara elektrolisis soda kaustik, natrium
(unsur ini disebut sodium dalam bahasa Inggris), telah dikenal dalam berbagai
suatu senyawa.

3. Kalium
Ditemukan pada tahun 1807 oleh Sir Humphrey Davy, yang
menghasilkannya dari potasy kaustik (KOH). Dalam bahasa Inggris, unsur ini
disebut potassium. Kalium merupakan logam pertama yang diasingkan melalui
elektrolisis. Kalium tidak diketahui waktu zaman Roma, dan namanya bukan
Latin klasik, tetapi adalah neo-Latin. Nama kalium diambil dari perkataan
"alkali", yang berasal dari Bahasa Arab al qalīy = "abu terkalsin" .

4. Rubidium (Latin, rubidus, merah menyala)


Ditemukan oleh Bunsen dan Kirchoff pada tahun 1861 di dalam
mineral lepidolite dengan menggunakan spektroskop.

5. Sesium (Latin, caesius, biru langit)


Sesium ditemukan secara spektroskopik oleh Bunsen dan Kirchoff
pada tahun 1860 dalam air mineral dari Durkheim.

6. Fransium
ditemukan pada tahun 1993 oleh Marguerite Perey, ilmuwan Curie
Institute di Paris. Fransium yang merupakan unsur terberatdari logam-logam
alkali, muncul sebagai hasil disintegrasi unsur actinium. Ia juga bisa dibuat secara
buatan dengan membombardir thorium dengan proton-proton. Walau fransium
secara alami dapat ditemukan di mineral-mineral uranium, kandungan elemen ini
di kerak bumi mungkin hanya kurang dari satu ons. Fransium juga merupakan
elemen yang paling tidak stabil di antara 101 unsur pertama di tabel periodik. Ada
33 isotop fransium yang dikenal. Yang paling lama hidup 223Fr (Ac, K), anak
227
Ac, memiliki paruh waktu selama 22 menit. Ini satu-satunya isotop fransium
yang muncul secara alami. Karena isotop-isotop fransium lainnya sangat labil,
sifat-sifat fisik mereka diketahui dengan cara teknik radiokimia. Sampai saat ini
unsur belum pernah dipersiapkan dengan berat yang memadai atau diisolasi. Sifat-
sifat kimia fransium sangat mirip dengan Sesium.

2.3  Sifat-sifat Alkali


1. Sifat Fisika Logam Alkali
Semua unsur Golongan IA berwarna putih keperakan, berupa logam padat
kecuali Cesium yang meleleh pada 28oC sehingga menjadi cair pada siang hari.
Natrium adalah logam Lunak yang dapat dipotong dengan pisau, dan kalium lebih
lunak dari Natrium. Logam litium, Natrium, Kalium mempunyai kerapatan kurang
dari 1,0g/cm3 , akibatnya ketiga logam tersebut akan terapung dalam air, namun
ketiga logam tersebut sangat reaktif terhadap air dan reaksinya cukup dahsyat.

Sifat-sifat fisik logam, seperti lunak dan titik leleh rendah menjadi petunjuk
bahwa ikatan antar atom dalam logam sangat lemah. Lemahnya ikatan ini akibat
ukuran atom logam alkali relatif besar bila dibandingkan dengan unsur-unsur lain
yang seperioda. Kecenderungan ukuran ini didukung oleh fakta bahwa logam
alkali hanya memiliki satu elektron valensi. Bagaimana titik leleh menurun dari
litium ke Cesium. Hal ini boleh jadi diakibatkan oleh jari-jari atom yang
bertambah besar, sehingga mengurangi kekuatan ikatan antar atom logam.

2.  Sifat Kimia Logam Alkali


Sebagaimana telah diungkapkan, semua logam alkali secara kimia sangat
reaktif. Logam-logam tersebut merupakan zat pereduksi kuat, seperti ditunjukan
oleh potensial reduski standar yang sangat negatif. Dengan mempertimbangkan
kelektronegatifan yang rendah dari logam alkali, ini menunjukan bahwa logam
alkali cenderung membentuk senyawa ionik. Hal ini uga diperkuat oleh energi
ionisasi pertama ang relatif rendah,sedangkan energi ionisasi kedua sangat tinggi,
sehingga hanya ion dengan bilangan oksidasi +1 yang dapat dibentuk dalam
senyawa.

3.  Warna Nyala Logam Alkali


Logam alkali bila dipanaskan dapat menghasilkan warna nyala api yang
khas untuk masing-masing jenis logam alkali. Litium ( Li ) menghasilkan warna
nyala api merah, natrium ( Na ) menghasilkan warna nyala api kining atau oranye,
kalium ( K ) menghasilkan warna nyala api ungu, rubidium ( Rb ) menghasilkan
warna nyala api biru kemerahan dan cesium ( Cs ) menghasilkan warna nyala api
biru.
Warna nyala logam alkali adalah sebagai berikut :
Logam Alkali Warna
Li Merah
Na Kuning
K Ungu
Rb Merah
Cs Biru

1.  Litium (Li)
Mineral-mineral yang mengandung litium contohnya: lepidolite,
spodumeme, petalite, dan amblygonite.
 Sifat Litium (Li)
Nomor atom :3
Konfigurasi e- : [He] 2s1
Jari-jari atom : 1,52 Å
Jari-jari ion (M+) : 0,60 Å
Titik cair : 181 °C
Titik Didih : 1347 °C
Kelektronegatifan (skala pauling) : 1,0
Energi Ionisasi
Pertama : 520 kJ/mol
Kedua : 7298 kJ/mol
Warna nyala : merah-tua
Potensial reduksi standar : M + + e- → M E0 = 3,04 volt

2.   Natrium (Na)


Unsur ini merupakan logam terbanyak dalam golongan alkali.Unsur ini
merupakan terbanyak di permukaan bumi,dalam permukaan bumi terdapat 2,7 %
(Mohsin, 2006).
Sifat Natrium (Na)
Nomor atom : 11
Konfigurasi e- : [Ne] 3s1
Jari-jari ato : 1,86 Å
Jari-jari ion (M+) : 0,95 Å
Titik cair : 97,8 °C
Titik Didih : 883 °C
Keelektronegatifan (skala pauling) : 0,9
Energi Ionisasi
Pertama : 496 kJ/mol
Kedua : 4562 kJ/mol
Warna nyala : kuning
Potensial reduksi standar : M + + e- → M E0 = 2,71 volt

3.   Kalium (K)


Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut dalam air dan unsur kalium
sangat sulit diambil dari mineral-mineral tersebut. Mineral-mineral tertentu,
seperti sylvite, carnalite, langbeinite, dan polyhalite ditemukan di danau purba dan
dasar laut yang membentuk deposit dimana kalium dan garam-garamnya dengan
mudah dapat diambil. Kalium ditambang di Jerman, negara bagian-negara bagian
New Mexico, California, dan Utah
Sifat Kalium (K)
Nomor atom : 19
Konfigurasi e- : [Ar] 4s1
Jari-jari atom : 2,31 Å
Jari-jari ion (M+) : 1,33 Å
Titik cair : 63,6 °C
Titik Didih : 774 °C
Kelektronegatifan (skala pauling) : 0,8
Energi Ionisasi
Pertama : 419 kJ/mol
Kedua : 3051 kJ/mol
Warna nyala : ungu
Potensial reduksi standar : M + + e- → M E0 = 2,92 volt
4.      Rubidium (Rb)
Rubidium membentuk amalgam dengan raksa dan campuran logam
dengan emas, cesium dan kalium. Logam rubidium juga dapat dibuat dengan cara
mereduksi rubidium klorida dengan kalsium dan dengan beberapa metoda lainnya.

Sifat Rubidium (Rb)


Nomor atom : 37
Konfigurasi e- : [kr] 5s1
Jari-jari atom : 2,44 Å
Jari-jari ion (M+) : 1,48 Å
Titik cair : 38,9 °C
Titik Didih : 688 °C
Keelektronegatifan (skala pauling) : 0,8
Energi Ionisasi
Pertama : 403 kJ/mol
Kedua : 2632 kJ/mol
Warna nyala : merah-biru
Potensial reduksi standar : M + + e- → M E0 = 2,92 volt

5.   Cesium (Cs)


Cesium adalah elemen pertama yang ditemukan untuk spektroskopis,
hanya satu tahun setelah penemuan spektroskop oleh Bunsen dan Kirchhoff. Salah
satu sumber terkaya yang mengandung Sesium terdapat di danau Bernic di
Manitoba, Kanada.
Sifat Cesium (Cs)
Nomor atom : 55
Konfigurasi e- : [xe] 6s1
Jari-jari atom : 2,62 Å
Jari-jari ion (M+) : 1,69 Å
Titik cair : 28,4 °C
Titik Didih : 678 °C
Kelektronegatifan (skala pauling) : 0,7
Energi Ionisasi
Pertama : 376 kJ/mol
Kedua : 2420 kJ/mol
Warna nyala : biru
Potensial reduksi standar : M + + e- → M E0 = 2,92 volt

6. Fransium (Fr)
Fransium dihasilkan ketika unsur radioaktif aktinium meluruh melalui
reaksi sebagai berikut:
89[Ac]227→ 87 [Fr]223+ 2 [He]4
Selain itu fransium merupakan unsur logam berat yang angat elektropositif dan
merupakan unsur radioaktif alami yang isotop-isotopnya mempunyai massa atom
dalam rentang 204 sampai 224.
Sifat Fransium (Fr)
Nomor atom : 87
Konfigurasi e- : [Rn] 7s1
Titik cair : 27 °C
Titik Didih : 678 °C
Kelektronegatifan (skala pauling) : 0,7

2.4  Reaksi- Reaksi Logam Alkali


1. Reaksi Logam Alkali Dengan Air
Logam alkali bereaksi dengan air membentuk senyawa hidroksida dan gas
H2. Jika M adalah logam alkali, maka reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:
2M(s) + H2O(l) --> 2MOH(aq) + H2(g)
Reaksi berlangsung semakin hebat dengan pertambahan nomor atom dari Li ke
Cs. Hal ini disebabkan dalam satu golongan dari atas ke bawah jumlah kulit
semakin banyak sehingga semakin mudah melepaskan electron terluar yang
nantinya digunakan untuk berikatan dengan unsure atau senyawa lain. Contoh
reaksi logam alkali dengan air : 2Na(s) + H2O(l) --> 2NaOH(aq) + H2(g).

2.   Reaksi logam alkali dengan oksigen


Logam alkali bereaksi dengan oksigen membentuk senyawa oksida,
senyawa peroksida, dan senyawa superoksida. Persamaan umumnya adalah
sebagai berikut: Senyawa oksida (O2-)
4M(s) + O2(g) → 2M2O(s)
Contoh reaksi logam alkali dengan oksigen menghasilkan
oksida 4Na(s) + O2(g) → 2NaO(s)
Senyawa peroksida
(O22-)
2M(s) + O2(g) → M2O2(s)
Contoh reaksi logam alkali dengan oksigen menghasilkan peroksida
2K(s) + O2(g) → K2O2(s)
Senyawa superoksida (O2-)
M(s) + O2(g) → MO2(s)
Contoh reaksi logam alkali dengan oksigen menghasilkan oksida
Rb(s) + O2(g) → RbO2(s)
Senyawa oksida dihasilkan apabila reaksi melibatkan jumlah oksigen terbatas;
sedangkan senyawa peroksida dan superoksida diperoleh dari reaksi dengan
jumlah oksigen berlebih.

3. Reaksi logam alkali dengan halogen

Logam alkali bereaksi dengan halogen membentuk senyawa halida.


Persamaan umum reaksi antara logam alkali (M) dengan halogen (X) sebagai
berikut:
2M(s) + X2(g) → 2MX(s)
Contoh reaksi logam alkali dengan halogen:
2Li(s) + Cl2(g) → 2LiCl(s) (Litium klorida)

4. Reaksi logam alkali dengan hydrogen


Logam alkali bereaksi dengan hydrogen membentuk senyawa hidrida.
Senyawa hidrida merupakan senyawa ionic Kristal yang berwarna putih. Reaksi
umumnya adalah sebagai berikut:
2M(s) + H2(g) → 2MH(s)
Contoh reaksi logam alkali dengan hydrogen:
2Na(s) + H2(g) → 2NaH(s)

2.5  Proses Ekstraksi Logam Alkali


1. Lithium [Li] - Metode Elektrolisis
Metode yang dilakukan untuk mengekstraksi lithium adalah dengan
menggunakan metode elektrolisis. Sumber mineralnya dapat diperoleh
dari spodumen [LiAl(SiO)3].
Spodumen dipanaskan pada suhu 100oC, lalu dicampur dengan H2SO4 panas, dan
dilarutkan dalam air untuk memperoleh larutan Li2SO4. Selanjutnya,
Li2SO4 direaksikan dengan Na2CO3untuk membentuk Li2CO3 yang sukar larut.
Li2SO4 + Na2CO3 → Li2CO3(s) + Na2SO4 
Setelah itu, Li2CO3 direaksikan dengan HCl untuk membentuk LiCl. 
Li2CO3 + 2HCl → 2LiCl + H2O + O2 
Li dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan LiCl sebagai berikut: 
Katode: Li+(l) + e- → Li(l) 
Anode: Cl-(l) → ½ Cl2(g) + e- 
Karena titik leleh LiCl tinggi (> 600oC), biaya elektrolisis menjadi mahal. Namun,
biaya dapat ditekan dengan cara menambahkan KCl (55% KCl dan 45%LiCl)
yang dapat menurunkan titik leleh menjadi 430oC. 

Natrium [Na] - Metode Elektrolisis


Metode yang dilakukan untuk mengekstraksi natrium adalah dengan
menggunakan metode elektrolisis. Sumber utama logam natrium berasal dari
garam batu dan air laut. Natrium hanya dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan
NaCl menggunakan Sel Down. 
Katode: Na+(l) + e- → Na(l) 
Anode: Cl-(l) → ½ Cl2(g) + e- 

Kalium [K] - Metode Reduksi


Metode yang dilakukan untuk mengekstraksi kalium adalah dengan menggunakan
metode reduksi. sumber utama logam kalium adalah silvit atau biasa disebut KCl.
Logam kalium diperoleh dengan metode reduksi di mana lelehan KCl direaksikan
dengan logam Na pada suhu 850oC menurut reaksi: 
Na + KCl ↔ K + NaCl 
Reaksi ini berada dalam kesetimbangan. Karena kalium yang terbentuk mudah
menguap, maka kalium dapat dikeluarkan dari system dan kesetimbangan akan
bergeser ke kanan untuk memproduksi logam kalium. 

Rubidium [R] - Metode Reduksi


Metode yang dilakukan untuk mengekstraksi rubidium adalah dengan
menggunakan metode reduksi. logam rubidium dibuat dengan mereduksi lelehan
senyawa RbCl menurut reaksi: 
Na + RbCl ↔ Rb + NaCl  
Reaksi ini berada dalam kesetimbangan. Karena Rubidium mudah menguap, maka
rubidium dapat diproduksi terus-menerus dengan cara yang sama dengan proses
reduksi kalium

Sesium [Cs] - Metode Reduksi


Metode yang dilakukan untuk mengekstraksi sesium adalah dengan menggunakan
metode reduksi. logam sesium dibuat dengan mereduksi lelehan senyawa CsCl
menurut reaksi: 
Na + CsCl <--> Cs + NaCl 
Reaksi ini berada dalam kesetimbangan. Karena sesium mudah menguap, maka
sesium dapat diproduksi terus-menerus dengan cara yang sama dengan proses
reduksi kalium.

2.6     Keberadaan Logam Alkali Di Alam

Akibat kereaktifannya, unsur-unsur golongan IA selalu ditemukan dalam


bentuk senyawanya di alam, tidak pernah sebagai unsur bebas. Natrium dan
Kalium melimpah dalam batuan kulit bumi. Batuan-batuan ini tersusun dari
mineral aluminosilikat yang tidak larut, yaitu suatu zat yang mengandung silikon,
alumunium dan  oksigen dengan ion positif sebagai Na+ dan K+. Akibat keadaan
alam yang cenderung berubah, mineral yang tidak larut ini melepaskan ion logam
alkali sebagai garam terlarut, yang dalam perjalanannya, garam-garam tersebut
akhirnya ditemukan di lautan. Air laut secara prinsip merupakan larutan garam-
garam alkali dan alkali tanah dalam air, dengan natrium klorida sebagai penyusun
utamanya.
Berilium. Berilium tidak begitu banyak terdapat di kerak bumi, bahkan hampir
bisa dikatakan tidak ada. Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi
Mineral beril [Be3Al2(SiO 6)3], dan Krisoberil [Al2BeO4].
Magnesium. Magnesium berperingkat nomor 7 terbanyak yang terdapat di kerak
bumi, dengan 1,9% keberadaannya. Di alam magnesium bisa bersenyawa menjadi
Magnesium Klorida [MgCl2], Senyawa Karbonat [MgCO3], Dolomit
[MgCa(CO3)2], dan Senyawa Epsomit [MgSO4.7H2O]
Kalsium. Kalsium adalah logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak bumi.
Bahkan kalsium menjadi nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan
3,4% keberadaanya. Di alam kalsium dapat membentuk senyawa karbonat
[CaCO3], Senyawa Fospat [CaPO4], Senyawa Sulfat [CaSO4], Senyawa Fourida
[CaF]
Stronsium. Stronsium berada di kerak bumi dengan jumlah 0,03%. Di alam
strontium dapat membuntuk senyawa Mineral Selesit [SrSO4], dan Strontianit
Barium. Barium berada di kerak bumi sebanyak 0,04%. Di alam barium dapat
membentuk senyawa : Mineral Baritin [BaSO4], dan Mineral Witerit [BaCO3].
2.7  Aplikasi Logam Alkali

lampu penerang jalan, salah satu kegunaan logam alkali, natrium Oleh
karena Natrium merupakan zat pereduksi kuat, logam natrium sering digunakan
pada pembuatan logam lain seperti  Titan dan dalam pembuatan senyawa organik.
Sejumlah kecil Natrium digunakan untuk lampu Uap Natrium berwarna kuning,
sebagaimana digunakan untuk penerang jalan raya. Natrium juga digunakan
sebagai zat transfer kalor misalnya dalam reaktor Nuklir.
Kegunaan logam Litium yang sudah dikebangkan adalah paduan Litium-
Alumunium. Kaeran paduan tersebut ringan (kerapatan litium sekitar 1/5 dari
alumunium), paduan ini digunakan untuk membuat kerangka pesawat terbang.
Kegunaan lain dari logam litium adalah sebagai anoda pada baterai. Karena litium
kerapatannya rendah dan potensial  reduksi standarnya sangat negative, maka
dipusatkan sebagai sumber energi listrik. Sejumlah kecil Kalium diproduksi
terutama untuk pembuatan kalium Superoksida (K2O) yang digunkaan dalam
masker gas. Masker gas terdiri dari system tertutup, dimana udara disirkulasi
melalui kaleng KO2. Oksigen dilepas ketika uap hasil pernafasan bereaksi dengan
superoksida.

Selain itu juga berguna untuk :

1. Karena memiliki titik leleh yang rendah, logam Na digunakan sebagai


pendingin dalam reaktor nulkir, dimana Na menyerap panas dari reaktor
nuklir kemudian Na panas mengalir melalui saluran menuju reservoar yang
berisi air. Selanjutnya air dalam reservoar menguap dan uapnya dialirkan
pada pembangkit listrik tenaga uap.
2. Sebagai pengembang kue (NaHCO3), jika dibakar mengeluarkan gas CO2.
3. KO2 digunakan sebagai konverter CO2 pada alat bantuan pernafasan. Gas
CO2 yang dihembuskan masuk kedalam alat dan bereaksi dengan KO2
menghasilkan O2.
4. Logam Na digunakan dalam pembuatan tetra etil timbal, zat ini mengurangi
ketukan pada bensin.
5. NaCl (garam dapur); digunakan sebagai bahan baku pembuatan NaOH,
Na2CO3, logam Na, dan gas klorin.
BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan yang telah dibahas dalam BAB II, dapat ditarik
kesimpulan bahwa Dalam sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom
pertama paling kiri sering juga disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri dari:
lithium (Li), sodium (Na), potassium (K), rubidium (Rb), cesium (Cs) dan
francium (Fr). Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air
menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline). Logam Alkali juga memiliki
sifat-sifat fisika dan kimia, seperti logam alkali berbentuk padatan kristalin,
merupakan penghantar panas dan listrik yang baik, merupakan reduktor paling
kuat, mudah bereaksi dengan air, sehingga logam harus disimpan dalam minyak
tanah, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai