Anda di halaman 1dari 32

GOLONGAN ALKALI

oleh

Kelompok 5

Riandari Dewi Khanifah 1413023056

Roro Arum Setianingsih 1413023060

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan
makalah kimia anorganik dengan judul GOLONGAN ALKALI. Makalah ini disusun
dalam rangka memenuhi tugas kuliah.Atas bimbingan bapak/ibu dan saran dari
teman-teman maka disusunlah makalah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini
diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas
kami di perkuliahan. makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam
proses perkuliahan.

Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai
pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait.
Dalam menyusun karya tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan
untuk membuat karya tulis yang sebaik-baiknya. Sebagai pemula tentunya masih
banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh karenanya kami
mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.

Bandarlampung, 8 April 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER

PRAKATA

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3. Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sumber Dan Kelimpahan Golongan Alkali .............................................................. 3


2.2. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Logam Alkali ............................................................... 4
2.3. Cara Isolasi unsur-unsur logam Alkali ...................................................................... 6
2.4. Reaksi Logam Alkali ................................................................................................ 9
2.5. Senyawaan Unsure Unsur Golongan Alkali ........................................................... 12
2.6. Kegunaan Logam Alkali dan senyawaan ................................................................ 17
2.7 Kelarutan garam alkali ................................................................................................. 20
2.8 Solvasi Golongan Alkali ......................................................................................... 23
2.9 Kompleks Logam Alkali ......................................................................................... 25
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 28


DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Logam alkali adalah logam golongan utama yang unsur-unsurnya terdapat pada
golongan IA dalam tabel periodik unsur. Logam alkali terdiri dari enam unsur
yaitu Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan
Fransium (Fr). Sifat sifat logam alkali berlawanan dengan sifat logam biasanya
yaitu padatan yang keras dengan rapatan massa yang tinggi dan tidak reaktif.
Kelunakan logam alkali semakin bertambah seiring dengan naiknya nomor atom.
serta merupakan konduktor listrik dan panas yang baik. Sebagian besar logam
mempunyai titik leleh yang tinggi,tetapi logam alkali mempunyai titik leleh yang
rendah. Semakin besar nomor atom titik lelehnya semakin rendah. Logam alkali
merupakan logam yang paling reaktif atau mudah bereaksi dengan unsur lain.
Kereaktifan meningkat dari atas ke bawah (dari litium ke fransium).

Sifat fisik dan kimia logam alkali dihubungkan dengan keadaan logam. Sifat
kimia,termasuk kemampuan untuk membentuk senyawa ionik dengan unsure
bukan logam,dihubungkan dengan sifat sifat atom seperti energy ionisasi yang
rendah dan elektronegativitas yang rendah. Sifat fisik mencakup kerasan,titik
leleh,titik didih,dan kemampuan menghantar panas dan listrik merupakan
cerminan ikatan logam. Atom atom golongan IA,yang mempunyai electron
valensi tunggal yang mudah lepas,menunjukkan sifat kimia logam dengan tingkat
tertinggi. Pada saat yang sama,karena ukuran yang besar dan jumlah electron
valensi yang terbatas,ikatan ikatan antara atom atom logam alkali tidak sekuat

1
ikatan dalam logam pada umumnya,yang menjadi penyebab nilai rapatan,titik
leleh,titik didih,dan kekerasannya rendah atau lunak.

1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1. Bagaimana sumber dan kelimpahan golongan alkali?
2. Bagaimana sifat fisik dan kimia logam logam golongan alkali?
3. Bagaimana cara mengisolasi logam-logam alkali dari senyawaannya ?
4. Bagaimana reaksi dan persenyawaan pada logam-logam alkali ?
5. Bagaimana kelarutan garam alkali ?
6. Bagaimana solvasi dan hidrasi ion-ion alkali ?
7. Bagaimana persenyawaan kompleks logam alkali ?

1.3.Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1. Mengetahui kecenderungan sifat-sifat logam alkali dalam satu golongan
2. Mengetahui kelimpahan, sumber, dan kegunaan logam-logam alkali
3. Mengetahui cara mengisolasi logam-logam alkali dari senyawaannya
4. Mengetahui reaksi dan persenyawaan pada logam-logam alkali
5. Mengetahui kelarutan garam alkali
6. Mengetahui solvasi dan hidrasi ion-ion alkali
7. Mengetahui kemiripan sifat diagonal antara logam litium dengan logam
magnesium
8. Mengetahui persenyawaan kompleks logam alkali

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Sumber Dan Kelimpahan Golongan Alkali

Litium terdapat sekitar 0,006% dari masa kerak bumi,dan kira kira 0,1 ppm
terdapat dalam air laut. Sumber utama litium adalah mineral spodumene,
LiAlSi2O6. Natrium (Na) melimpah di litosfer dan ditemukan di bintang-bintang.
Natrium juga banyak ditemukan di bumi,yaitu terkandung sebanyak 2.83% di
kerak bumi. Natrium merupakan elemen terbanyak keempat di bumi setelah
Aluminium, Besi (Fe), dan Kalsium. Unsur ini merupakan unsur terbanyak dalam
golongan logam alkali. Sumber utama natrium adalah dalam garam batu NaCl,
senyawa Chili NaNO3, Karnalit KMgCl3.6H2O, trona Na5(CO3)2.(HCO3).2H20,
dan air laut. Kelimpahan kalium dikerak bumi adalah sekitar 2,4% dari kerak
bumi. Kalium merupakan logam ketujuh paling banyak yang terdapat dikerak
bumi. Sumber utama kalium adalah klorida KCl (silvit) dan campuran logam
klorida seperti KCl.MgCl2.6H2O (karnalit). Rubidium (Rb) dianggap sebagai
elemen ke-16 yang paling banyak ditemukan di kerak bumi. Rubidium berada
sekitar 0,028% dari massa kerak bumi. Rubidium dapat ditemukan dalam sumber
mineral – mineral seperti feldspar dan karnalit.Cesium(Cs) terdapat sedikit sekali
sekitar 0,00032% dari kerak bumi. Cesium terdapat pada mineral pollusit
(CsAl(SiO3)3). Fransium merupakan unsur radioaktif dengan waktu paruh
pendek sehingga cepat meluruh menjadi radioisotop lain. Fr merupakan hasil
luruhan Ac-277 dengan emisi sinar alfa.

3
2.2.Sifat Fisik dan Sifat Kimia Logam Alkali

Sifat umum senyawa logam alkali


Beberapa sifat umum senyawa logam alakali berkaitan dengan karakter ionic,
kestabilan anion-anion besar bermuatan rendah, hidrasi ion, dan kelarutan
sebagaimana diuraikan berikut ini.
(1) Karakter ionic : ion alkali selalu mempunyai tingkat oksidasi + 1, dan
sebagian besar senyawaannya berupa padatan ionic dan stabil.
Senyawa-senyawa nya tidak berwarna kecuali dengan anion
yang berwarna, misalnya kromanat dan permanganate.
(2) Hidrasi ion : semakin tinggi densitas muatan ion, semakin kuat ion
tersebut terhidrasi. Oleh karena logam-logam alkali mempunyai
densitas yang jauh lebih rendah daripada densitas logam-logam
pada umumnya, maka energy hidrasi senyawa-senyawaannya
juga sangat renda. Misalnya pada ion Li+ mempunyai energy
hidarasi sebesar 519 KJ mol-1, sedangkan ion Mg2+ energy
hidrasinya sebesar 1920 kJ mol-1. Energi hidrasi semakin kecil
dengan kenaikan jari-jari ion.
(3) Kelarutan : sebagian besar senyawa-senyawa logam alakali larut dalam
air, walaupun kelarutannya berbeda-beda. Sebagi contoh
larutan jenuh litium klorida (LiCl) mempunyai konsentrasi 14
mol L-1, tetapi larutan jenuh litium karbonat (Li2CO3)
mempunyai konsentrasi hanya 0,18 mol L-1

a. Sifat fisik
Sifat fisik Li Na K Rb Cs
Nomor atom 3 11 19 37 55
Jari jari ionic 76 102 138 149 170

Jari jari atomic 152 186 227 248 265

4
Sifat fisik Li Na K Rb Cs
Titik Leleh (Co) 181 98 64 39 29
Titik didih Co 1336 881 766 694 679
Energy ionisasi 520,2 495,9 418,8 403 375,7
pertama kJ/mol
Energy ionisasi 7298 4562 3052 2633 2234
kedua kJ/mol
Densitas g/cm3 0,534 0,968 0,856 1,532 1,90
∆Hatomisasi (KJ/mol) 162 110 90 88 79
Keelektronegatifan 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7
Kekerasan (skala
0,6 0,4 0,5 0,3 0,3
Mohs) A
Jari-jari atom unsur alkali dalam tabel periodik bertambah dari atas kebawah
demikian pula jari-jari ionnya.Titik leleh,titik didih,dan kekerasan semakin
menurun seiring dengan meningkatnya nomor atom. Hal ini disebabkan oleh
lemahnya ikatan antara atom atom logam alkali.. Densitas logam alkali yang
rendah karena jari jarinya besar,semakin bertambah dengan meningkatnya
nomor atom.

b. Sifat Kimia
 Warna Nyala

Semua logam alkali memiliki karakteristik nyala api yang berbeda beda.
Sejumlah energy terntentu dari nyala api diserap oleh elektron elektron atom
logam hingga terjadi eksitasi,dan kembalinya electron ke tingkat dasar
membebaskan sejumlah energi tertentu yang dipancarkan dalam bentuk
cahaya,memberikan warna khas pda nyala. Sebagai contoh,warna kuning pada
natrium yang dibakar berasal dari emisi foton (energi) yang dibebaskan ketika
electron yang berada pada orbital 3p1 (keadaan tereksitasi) kembali ke orbital 3s1
(keadaan dasar).

5
Gambar 3.1 Diagram terjadinya warna nyala kuning pada reaksi nyala senyawa
natrium; ion natrium, Na+, (a) menangkap elektron menjadi atom netral Na dalam
peringkat tereksitasi (b), kemudian kembali ke peringkat dasar (c) dengan disertai
pembebasan energi nyala kuning.

No Ion Logam Alkali Warna Nyala


1 Li+ Merah
2 Na+ Kuning
3 K+ Ungu
4 Rb+ Merah ungu
5 Cs+ Biru

2.3. Cara Isolasi unsur-unsur logam Alkali


a. Ioslasi Litium
Litium diakui sebagai anggota baru logam alkali oleh J.A. Arfvedsonpada
tahun 1817. Dia mencatat bahwa senyawa Li mirip dengan Na dan K tetapi
karbonat dan hidroksidanya sedikit larut dalam air. Lithium pertama kali
diisolasi dari lapisan silikat mineral petalite, LiAISi4O10, dan Arfvedson juga
menunjukkan bahwa Li juga terdapat dalam hadir dalam piroksen silikat
spodumene, LiAISi2O6, dan di mika lepidolite, yang memiliki perkiraan
Komposisi K2Li3A14Si7O21(OH,F)3.

6
Metode pokok pengadaan Litium mencakup elektrolisis garam cair, biasanya dari
flouridanya. Contohnya,

2LiF(𝑙) → 2Li(𝑙) + F2 (𝑔)


elektrolisis

Mineral Spodumene (LiAl(SiO3)2) merupakan mineral paling penting yang


mengandung litium. Pertama bentuk α (bentuk kurang padat) diubah menjadi
bentuk β (lunak) melalui pemanasan sekitar 1100°C,lalu dicuci dengan H2SO4
pada suhu 250oC dan diekstrak ke dalam air untuk membentuk larutan litium
sulfat (LiSO4). Sulfat dicuci dengan natrium karbonat (Na2CO3) untuk
membentuk endapan litium karbonat (Li2CO3) yang tidak terlarut.
Li2SO4(aq) + Na2CO3(aq) →Na2SO4(aq) + Li2CO3(s)
Berikut adalah reaksi antara litium karbonat dengan HCl sehingga membentuk
litium klorida (LiCl)
Li2CO3 + 2HCl → 2LiCl + CO2 + H2O
Logam litium diperoleh dari elektrolisis lelehan LiCl. LiCl memiliki titik leleh
yang tinggi (>6000°) sehingga sulit untuk meleleh untuk dielektrolisis. Sehimgga
dicampurkan dengan garam inert seperti KCl untuk menurunkan titik leleh
hingga hampir 500oC.

b. Natrium
Natrium merupakan logam alkali yang paling banyak dibutuhkan untuk keperluan
inndustri. Seperti logam logam alkali yang lain,nstrim tidak ditemukan dalam
keadaan murni dialam karena reaktivitasnya yang sangat tinggi. Logam putih
keperakan ini dalam pabrik biasanya diproduksi secara elektrometalurgi menurut
proses Downs,yaitu dengan mengelekrolisis lelehan NaCl yang mempnuyai titik
leleh 801oC.

7
Elektrolisis ini dikerjakan dalam sebuah sel silindrik dengan anode grafit
dipasang ditengah dan katode baja dibuat mengelilingi anode. Untuk
menurunkan suhu elektrolisis,ditambahkan CaCl2 yang mempunyai titik leleh
600oC sebagai campuran. Campuran 33% CaCl2 dan 67% NaCl menurunkan titik
leleh menjadi 580oC. Kedua elektroda dipisahkan dengan diafragma ayakan baja
silindrik sehingga lelehan natrium yang terbentuk mengapung pada bagian atas
katode dan tidak bersentuhan dengan gas klorin yang terbentuk pada ruang
anode. Natriu cair yang menngandung ~0,2% logam kalsium didinginkan hingga
110oC agar logam kalsium memadat dan terkumpul didasar wadah sehingga
natrium cair dapat dipompa kedalam wadah pencetak dingin tempat loham
natriium memadat. Persamaan reaksi elektrolisisnya adalah :
Katode : 2Na+ + 2e- 2Na(l)
Anode : 2Cl- Cl2(g) + 2e-

c. Kalium
Kalium tidak akan dibuat secara normal di laboratorium sebagai bahan komersial
yang siap guna. Semua sintesis memerlukan tahap elektrolitik dan sangat sulit
untuk ditambahkan electron pada ion K+ yang rendah elektronegativitasnya.
Kalium tidak dibuat sama seperti natrium. Ini karena logam kalium, dibentuk

8
sekali dengan elektrolisis dari cairan kalium klorida (KCl) dimana sangat larut
pada bentuk garamnya
Katoda : K+(l) + e- → K (l)
Anoda : Cl-(l) → 1/2Cl2 (g) + e-
Logam Kalium dapat dibuat dengan mereaksikan kloridanya dengan uap Na.
Reaksi antara logam natrium dengan logam kalium klorida terjadi pada 850OC
Na(g) + KCl(l) ⇌ K(g) + NaCl(l)
Dalam keadaan normal reaksi tersebut akan mencapai keadaan setimbang yang
hanya menghasilkan sedikit sedikit K,namun demikian reaksi dapat didorong
dengan cara mengeluarkan K dari system. Pengeluaran salah satu spesies yang
bereaksi dari suatu campuran kesetimbangan kimia menyebabkan produksi
spesies tersebut lebih banyak (prinsip Le Chatelier).
d. Rubididum dan Cesium
Rubidium, dan Cesium tidak dapat diperoleh dengan proses elektrolis karena
logam-logam yang terbentuk pada anoda akan segera larut kembali dalam larutan
garam yang digunakan. Oleh sebab itu untuk memperoleh rubidium, dan sesium
dilakukan melalui metode reduksi.
Isolasi untuk golongan logam alkali secara umum dapat dilakukan dengan
elektrolisis. Dalam laboratorium cesium dapat dibuat melalui proses elektrolisis
ekstrak mineral dalam bentuk sianida (cianyde) atau melalui pemanasan
hidroksida atau karbonat magnesium atau aluminium. Unsur ini juga dapat
diisolasi dengan cara elektrolisis fusi sianida dan dengan beberapa metoda
lainnya. Sesium murni yang bebas gas dapat dipersiapkan dengan cara
dekomposisi panas Sesium azida
2.4.Reaksi Logam Alkali

Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif dibanding logam
golongan lain. Hal ini disebabkan pada kulit terluarnya hanya terdapat satu
elektron dan energi ionisasi yang lebih kecil dibanding unsur golongan lain.
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, kereaktifan logam alkali makin
bertambah seirng bertambahnya nomor atom.

9
1. Reaksi dengan Air

Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air adalah gas
hidrogen dan logam hidroksida. Logam hidroksida yang dihasilkan
merupakan suatu basa kuat. Makin kuat sifat logamnya basa yang dihasilkan
makin kuat pula, dengan demikian basa paling kuat yaitu dihasilkan oleh
sesium. Reaksi antara logam alkali dan air adalah sebaga berikut:

2M(s) + 2H2O(l) → 2MOH(aq) + H2(g) (M = logam alkali)

Reaksi antara logam alkali dengan air merupakan reaksi yang eksotermis. Lii
bereaksi dengan tenang dan sangat lambat, Natrium dan kalium bereaksi
dengan keras dan cepat, sedangkan rubidium dan sesium bereaksi dengan
keras dan dapat menimbulkan ledakan.
2. Reaksi dengan Udara
Logam alkali pada udara terbuka dapat bereaksi dengan uap air dan oksigen.
Untuk menghindari hal ini, biasanya litium, natrium dan kalium disimpan
dalam minyak atau minyak tanah untuk menghindari terjadinya kontak dengan
udara. Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dengan oksigen
yakni berupa oksida logam.
Berikut reaksi yang terjadi antara alkali dengan oksigen
4M + O2 → 2M2O (M = logam alkali)
Pada pembakaran logam alkali, oksida yang terbentuk bermacam-macam
tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Bila jumlah oksigen berlebih,
natrium membentuk peroksida, sedangkan kalium, rubidium dan sesium selain
peroksida dapat pula membentuk membentuk superoksida.
Persamaan reaksinya
Na(s) + O2(g) → Na2O2(s)
M(s) + O2(g) → MO2(s) (M = kalium, rubidium dan sesium)

10
Litium merupakan satu-satunya unsur alkali yang bereaksi dengan nitrogen
membentuk Li3N. Hal ini disebabkan ukuran kedua atom yang tidak berbeda
jauh dan struktur yang dihasilkanpun sangat kompak dengan energi kisi yang
besar.
3. Reaksi dengan Hidrogen
Dengan pemanasan logam alkali dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk
senyawa hidrida. Senyawa hidrida yaitu senyawaan logam alkali yang atom
hidrogen memiliki bilangan oksidasi -1.
2M(s) + H2(g) → 2MH(s) (M = logam alkali)
4. Reaksi dengan Halogen
Unsur-unsur halogen merupakan suatu oksidator sedangkan logam alkali
merupakan reduktor kuat. Oleh sebab itu reaksi yang terjadi antara logam
alkali dengan halogen merupakan reaksi yang kuat. Produk yang diperoleh
dari reaksi ini berupa garam halida.
2M + X2 → 2MX (M = logam alkali, X = halogen)
6. Reaksi dengan Amonia
Logam-logam alkali mempunyai sifat yang menarik dalam hal kelarutannya
dengan amonia yang menghasilkan larutan biru tua jika larutannya encer.
Larutan ini dapat menghantarkan arus listrik dengan spesies utama yang
diduga membawa arus dalam larutan adalah elektron yang tersolvasi sebagai
hasil kali ion alkali.
2M + 2NH3 → MNH2 + H2
Jika larutan ini dipekatkan dengan penguapan, warna larutan berubah menjadi
seperti perunggu dan berperilaku logam cair. Jika dibiarkan dalam waktu lama

11
atau dipercepat dengan penambahan katalisator logam transisi, larutan ini
teruai dengan menghasilkan garam amida dan gas hidrogen menurut
persamaan reaksi.

Walaupun ion amonium merupakan kation poliatomik yang terdiri atas atom
nitrogen dan hidrogen, kedua unsur non-logam sifat-sifatnya dalam banyak
hal mirip ion logam alkali. Sebagai contoh: garam-garam amonium mudah
larut dalam air sama seperti garam-garam logam alkali. Namun salah satu
perbedaannya dengan logam alkali adalah pemanasan garam nitrat yang
menghasilkan produk yang berbeda.

2𝑁𝑎𝑁𝑂3 → 2𝑁𝑎𝑁𝑂2 + O2

𝑁𝐻4 𝑁𝑂3 → 𝑁2 𝑂 + 𝐻2 𝑂

2.5.Senyawaan Unsure Unsur Golongan Alkali


1. Alkali Oksida
Logam alkali membentuk berbagai senyawa biner dengan oksigen, yang
paling serbaguna adalah Cs yang membentuk 9 Senyawa dengan stoikiometri
mulai dari Cs7O ke CsO3. Ketika logam dibakar dalam keadaan bebas dengan
udara produk utama yang dihasilkan akan tergantung pada logam yang
digunakan. Li membentuk oksida Li2O (ditambah beberapa Li2O2), Na
membentuk peroksida Na2O2 (ditambah beberapa Na2O) sementara K, Rb dan
Cs membentuk superoksida yang MO2. Kecuali litium yang membentuk
oksida biasa menurut reaksi :
4Li(s) + O2(g) → 2 LiO2 (s)
Reaksi Na dengan O2 membetuk peroksida :
2 Na(s) +O2 (g) → Na2O2 (s)
Rekasi logam kalium,rubidium,dan cesium dengan O2 membentuk
superoksida :
K(s) + O2(g) → KO2(g)
Rb(s) + O2(g) → RbO2(g)

12
Cs(s) + O2(g) → CsO2(g)
Spesies O22- lebih mudah terpolarisasi daripada O2- dan daya mempolarisasi
ion Na+ lebih kuat dari ion K+. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa oksida
natrium stabil sebagai dioksida (2-) atau peroksida,dan oksida
kalium,rubidium,dan cesium stabil sebagai dioksida (-1) atau superoksida.
Kenaikan kestabilan peroksida dan superoksida sesuai dengan kenaikan
ukuran ion ion alkali merupakan contoh yang khas mengenai kestabilan anion
yang lebih besar dengan kation yang lebih besar melalui pengaruh energy kisi.
Ozonides MO3 telah disiapkan untuk Na, K, Rb dan Cs dengan mereaksikan
O3 dengan bubuk MOH anhidrat pada suhu rendah dan ekstraksi MO3 merah
oleh cairan NH3:
3MOH(s) + 2O3(g) → 2MO3(s) + MOH.H2O(s) + O2(g)

2. Alkali Hidroksida
Alkali hidroksida merupakan padatan kristal berwarna putih dan bersifat
higroskopis. Jika dibiarkan dalam tempat terbuka,alkali hidroksida akan
menyerap molekul molekul air dari udara,sehingga lama kelamaan akan
terlarut,kecuali LiOH karena dapat membentuk oktahidrat LiOH.8H2O.

Alkali hidroksida pada umumnya sangat beracun karena bereaksi dengan


protein kulit. Sebagai padatan maupun dalam larutan alkali hidroksida
menyerap karbon dioksida dari atmosfer membentuk karbonat, menurut
persamaan reaksi:
2𝑀𝑂𝐻(𝑎𝑞) + 𝐶𝑂2 (𝑔) → 𝑀2 𝐶𝑂3(𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑂(𝑙)
Alkali hidroksida merupakan sumber hidroksida yang baik karena mudah larut
dalam air. Natrium hidroksida dapat dibuat dari larutan garam dapur secara
elektrolisis : 1. Dalam sel diafragma, 2. Sel membran, 3.dalam sel katode
merkuri. Setiap sel elektrolisis mempunyai kelebihan maupun kelemahan.
Pada sel diafragma dan sel membran terjadi reaksi penukaran ion pada
elektroda sebagai berikut:

13
Katode: 2𝐻2 𝑂 + 2 𝑒 → 𝐻2 + 𝑂𝐻 − 𝐸 0 = −0, 83
Anode : 2 𝐶𝑙 − → 𝐶𝑙2 + 2𝑒 𝐸 0 = +1,36
Pada katode tidak terjadi reduksi ion Natrium karena mempunyai E0 jauh
lebih negatif. Dalam sel diafragma asbes yang basah tetapi molekul-molekul
gas hidrogen dan klorin tidak.Adanya tekanan pada ruang anode mencegah
aliran balik ion OH- dari ruang katode. Larutan NaOH yang dihasilkan pada
katode terkontaminasi dengan NaCl yang tidak tereelektrolisis yang
selanjutnya dapat diendapkan dengan pemekatan larutan tersebut, sehingga
dapat dipisahkan dengan penyaringan. Dalam membran ion penukaran ion,
hanya Natrium saja yang dapat melewati membran tersebut sedangkan ion-ion
klorida, hidroksida, dan molekul-molekul gas hidrogen serta klorin tidak.
Larutan NaOH yang dihasilkan tidak terkontaminasi oleh ion klorida dan
dengan demikian lebih pekat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari
sel diafragma.Pada sel katode merkuri (raksa) dipakai logam titanium sebagai
anode. Ion klorida dioksidasi menjadi gas klorin pada anode, dan ion natrium
direduksi menjadi logam natrium pada katode yang kemudian larut dalam
raksa menjadi amalgama menurut reaksi:

Anode(Ti) : 2𝐶𝑙 − → 𝐶𝑙2(𝑔) + 2𝑒


Katode(Hg) : 2𝑁𝑎 + + 2𝑒 + 𝐻𝑔 → 2𝑁𝑎(𝐻𝑔)
Reduksi ion Natrium menjadi logamnya ini terjadi karena permukaan
elektrode merkuri bersifat menghambat.
3. Alkali Halida
Halida logam alkali adalah padatan kristal yang memiliki titik leleh yang
tinggi. Halida logam alkali diperoleh dari reaksi hidroksida (MOH) atau
karbonat dengan larutan asam halida(HX) kemudian diikuti dengan
rekristalisasi.
Reaksi pembentukan halide alkali adalah sebagai berikut :
MOH(s) + HX(aq) → MX(s) + H2O(l)
4. Gara Garam Alkali

14
a. Natrium karbonat
Alkali karbonat yang terpenting adalah natrium karbonat yang umumnya
stabil sebagai kristal anhidrat, monohidrat, dan dekahidrat. Natrium
karbonat dapat diperoleh dari bahan tambang "trona” yang mengandung ~
90% karbonat-hidrogen karbonat, (Na2CO3. NaHCO3.2H2O), atau
natrium sesquikakarbonat (sesqui artinya satu setengah) dan ini erupakan
jumlah ion natrium yang terdapat dalam setiap unit karbonat di dalam
mineral.
Natrium karbonat monohidrat dapat diperoleh dari ekstraksi "trona"yang
ditambang seperti batubara kira-kira 400 m di bawah tanah, diluluhkan
kemudian dipanaskan dalam tempat pemanas yang berputar. Proses ini
mampu mengubah sesquikarbonat menjadi karbonat:
2[Na2CO3.NaHCO3.2H2O] (s) → 3 Na2CO3 (s) + 5 H2O (g) + CO2 (g)

Karbonat yang diperoleh dilarutkan di dalam air, disaring kemudian


diuapkan hingga kering untuk menghasilkan natrium karbonat
monohidrat, yang jika dipanaskan dalam pemanas berputar akan diperoleh
natrium karbonat tanpa hidrat. Kebutuhan dunia akan natrium karbonat
dari proses penambangan ini ternyata belum tercukupi, dan kebutuhan ini
masih harus dipenuhi dari proses Solvay yang melibatkan reaksi
sederhana yang secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
2 NaCl (aq) + CaCO3 (s) → Na2CO3 (aq) + CaCl2(aq)
Problem yang ditemui dalam proses Solvay ini adalah jumlah CaCl2 yang
diproduksi sebagai hasil samping terlalu banyak daripada keperluan pasar.
Selain itu proses ini juga membutuhkan energi yang cukup tinggi hingga
lebih mahal dibandingkan dengan metode ekstraksi mineral "trona".

b. Natrium hidrogen karbonat

15
Logam-logam alkali, kecuali litium membentuk satu-satunya padatan
hidrogen karbonat atau bikarbonat. Natrium hidrogen karbonat lebih sukar
larut dalam air dibandingkan dengan karbonatnya oleh karena itu senyawa
ini dapat dibuat dengan mengalirkan gas karbon
dioksida ke dalam larutan jenuh karbonatnya menurut persamaan reaksi:
Na2CO3 (aq) + CO2(g)+ H2O (l)→ 2 NaHCO3 (s)

Natrium karbonat dapat diperoleh kembali pada pemanasan menurut


persamaan reaksi:

2 NaHCO3 (s) → Na2CO3 (aq) + CO2(g)+ H2O (g)

sifat reaksi ini dapat diaplikasikan pada manfaat natrium bikarbonat


sebagai bahan utama pemadam kebakaran,karena serbuk ini selain
mampu menyelimuti api juga gas karbon dioksida yang dihasilkan dapat
mematikan api.

c. Natrium nitrat dan Kalium nitrat

Deposit natrium nitrat (saltpeter) dalam jumlah yang sangat besar terdapat di
Chili. Senyawa ini terurai menjadi senyawa nitrit dan oksigen pada temperatur -
500 oC menurut persamaan reaksi:
2 NaNO3 (s) →2 NaNO2 (s) + 02 (g)
Kalium nitrat dibuat dari kloridanya dengan natrium nitrat menurut persamaan
reaksi:
KCI (aq) + NaNO3 (aq) →KNO3 (aq) + NaCl (aq)

Proses ini dilangsungkan pada temperatur dibawah 100 oC; karena KNO3 paling
rendah kelarutannya pada temperatur kamar senyawa ini dapat dipisahkan dan

16
dimurnikan dengan kristalisasi bertingkat. Seperti halnya NaNO3, KNO3 juga
mengalami dekomposisi yang sama
pada pemanasan. Kalium nitrat dapat juga digunakan sebagai bahan untuk
membuat serbuk peluru yang dicampur dengan, arang kayu, dan belerang
dengan rasio massa sekitar 6 : 1 : 1. Jika campuran ini dipanaskan, terjadi
reaksi:

2KNO3(s)+S(s)+C(s) →K2S(s) +N2(g) + 3CO(g)

Terbentuknya gas sebagai hasil reaksi disertai dengan suhu tinggi


mengakibatkan pengembangan mendadak sehingga terjadi ledakan.

2.6.Kegunaan Logam Alkali dan senyawaan

a. Kegunaan Litium dan senyawaannya


1. Litium memiliki panas spesifik tertinggi dari setiap elemen solid dan
digunakan dalam aplikasi transfer panas.
2. Litium adalah teringan dikenal logam dan dapat dicampur dengan aluminium,
tembaga, mangan, dan kadmium untuk membuat kuat, logam ringan untuk
pesawat.
3. Litium hidroksida (LiOH) digunakan untuk menghilangkan karbon dioksida
dari atmosfer pesawat ruang angkasa dan kapal selam.
4. Litium stearat (LiC18H35O2) digunakan untuk mengubah minyak menjadi
pelumas gemuk.
5. Li2CO3 digunakan sebagai fluks dalam formulasi enamel porselen dan dalam
produksi gelas.

b. Kegunaan Natrium (Na)


Kegunaan natrium dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:

17
1. Natrium digunakan sebagai cairan pendingin pada reaktor nuklir karena
meleleh pada 980 C dan mendidih pada 9000C
2. Natrium digunakan untuk membuat senyawa Natrium yang tidak dapat dibuat
dari NaCl seperti Natrium peroksida (Na2O2) dan Natrium Sianida (NaCN)
3. Logam seperti kalium dan zinkonium dapat dipisahkan dari senyawa dengan
menggunakan natrium. Dalam rangka untuk membersihkan kerak logam
(proses untuk menghaluskan permukaan),
4. Campuran Na dan K untuk termometer bertemperatur tinggi
5. Uap Natrium digunakan untuk lampu natrium yang bewarna kuning

6. Kegunaan senyawa Natrium

1. Natrium Bisulfit bertindak sebagai reduktor sangat baik dan dapat digunakan
untuk menyingkirkan noda.
2. Natrium Amalgam (campuran natrium dan merkuri) yang digunakan dalam
lampu neon, menghasilkan uap natrium yang menyediakan pencahayaan yang
diinginan.
3. Natrium Hidroksida (NaOH) disebut dengan soda kaustik yang digunakan
untuk industri sabun dan deterjen yang dibuat dengan mereaksikan lemak
atau minyak dengan NaOH, Industri pulp dan kertas, pada pengolahan
alumunium menggunakan bauksit menjadi alumunium murni diperlukan
NaOH , dan NaOH untuk industri tekstil, plastik, dan pemurniaan minyak
bumi.
4. Natrium Klorida (NaCl) digunakan untuk pengolahan bahan makanan,
regenerasi alat pelunak air, pada industri susu, pengawetan ikan dan daging,
pengolahan kulit, dan sebagai bahan baku untuk membuat Natrium.
5. Natrium Karbonat (Na2CO3) yang digunakan soda abu yang digunakan
sebagai industri pembuatan kertas, industri kaca, industri deterjen, dan bahan
pelunak air yang mehilangkan kesadahan pada air.

18
6. Natrium Bikarbonat (NaHCO3) disebut juga soda kue. Kegunaannya sebagai
bahan pengembang pada pembuatan kue.
7. Natrium Sulfida (Na2S) digunakan bersama-sama NaOH pada proses
pengolahan pulp yang merupakan bahan dasar pembuatan kertas
8. NaCN digunakan untuk ekstraksi emas
9. NaNO2 digunakan sebagai bahan pengawet

c. Kegunaan Kalium
Kegunaan kalium dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1. Unsur kalium sangat penting bagi pertumbuhan. Tumbuhan membutuhkan
garam-garam Kaliu, tidak sebagai ion K+ sendiri tetapi bersama-sama ion Ca+
dalam perbandingan tertentu
2. Unsur kalium digunakan untuk pembuatan kalim superoksida (KO2) yang
dapat bereaksi dengan air membentuk oksigen. Senyawa kalim superoksida
digunakan sebagai bahan cadangan oksigen dalam tambang, kapal selam, dan
digunakan untuk memulihkan seseorang yang keracunan gas.

Kegunaan senyawa Kalium sebagai berikut :


1. KOH digunakan pada industri sabun lunak
2. KCl dan K2SO4 digunakan untuk pupuk pada tanaman
3. KNO3 digunakan sebagai komponen essensial dari bahan peledak, petasan,
dan kembang api
4. KClO3 digunakan untuk pembuatan korek api, bahan peledak, dan digunakan
sebagai bahan pembuat gas klorida
5. K2CO3 digunakan pada industri kaca.

d. Kegunaan Rubidium (Rb) dan Cesium (Cs)


Rubidium (Rb) dan Cesium (Cs) digunakan sebagai permukaan peka cahaya
dalam sel fotolistrik yang dapat mengubah cahaya menjadi listrik

19
e.Fransium (Fr)
Fransium digunakan untuk mengukur kadar Aktinum (Ac) dalam materi alami
(Fr adalah produk peluruhan Ac) dan dalam penelitian biologi untuk mempelajari
organ tubuh tikus.

2.7 Kelarutan garam alkali


Kelarutan garam alkali dalam air sangat besar dan sangat bervariasi. Sehingga
untuk menjelaskan kecenderungan kelarutan tersebut,diperlukan pemahaman
siklus energi yang melibatkan pembentukan suatu larutan dari fase padatan yang
bersangkutan.

Energi Kisi Entalpi Hidrasi 𝑘𝐽


Senyawa Kelarutan (M) ∆𝐻 ( )
(KJ/mol) (KJ/mol) 𝑚𝑜𝑙
NaF 0,099 +930 -929 +1
NaCl 0,62 +788 -784 +4
NaBr 0,92 +752 -753 -1
NaI 1,23 +704 -713 -9

Kelarutan suatu senyawa bergantung pada besaran-besaran entalpi yaitu energi


kisi, entalpi hidrasi kation dan anion dan juga perubahan entropi yang
bersangkutan
(Gambar 3.1).

20
Dari formula ∆G0 = ∆H0 – T ∆S0, harga ∆G0 harus negatif agar suatu garam
dapat larut dengan mudah. Data eksperimen (Tabel 3.3) menunjukkan bahwa
energi kisi relatif sama dengan entalpi hidrasi

(Tabel 3.4) Data entropi kisi , entropi hidrasi. T∆S, ∆H dan ∆G hitungan pada
proses pelarutan seri natrium halida

Entropi (S)
𝑘𝐽 𝑘𝐽 𝑘𝐽
Senyawa Kisi Hidrasi 𝑇∆𝑆 ( ) ∆𝐻 ( ) ∆𝐺 ( )
𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑜𝑙
(KJ/mol) (KJ/mol)
NaF +72 -74 -2 +1 +3
NaCl +68 -55 +13 +4 -11
NaBr +68 -50 +18 -1 -19
NaI +68 -45 +23 -9 -32

Apabila dilakukan perhitungan terhadap perubahan entropi (∆S ), ternyata


diperoleh data bahwa kecuali natrium fluorida, harga entropi yang dicapai oleh
ion-ion ketika dibebaskan dari kisi kristal lebih besar daripada entropi yang
hilang ketika ion-ion dalam keadaan gas terhidrat dalam larutan. Apabila kedua
besaran ini dikombinasikan untuk memperoleh perubahan energi bebas (∆G)

21
pada proses pelarutan, ternyata diperoleh kecenderungan yang benar-benar
paralel dengan kecenderungan kelarutannya (Tabel 3.3).

Selain itu terdapat hubungan yang bermakna antara kelarutan garam alkali
dengan jari-jari kation untuk anion yang sama, namun hubungan ini dapat
menghasilkan kurva kontinu dengan kemiringan (slope) positif maupun negatif.

Li-

k
e
l
a
r
u
t F-
a
n

Li+ Na+ K+ Rb+ Cs+


Gambar 3.2 Kelarutan garam-garam florida dan iodida logam-logam alkali
sebagai fungsi jari-jari ion logam alkali.

kelarutan alkali fluorida naik dengan naiknya jari-jari kationnya (berarti slope
positif), tetapi kelarutan alkali iodida turun dengan naiknya jari-jari kationnya
(berarti slope negatif). Perbedaan kecenderungan ini dapat dijelaskan khususnya
terhadap penekanan aspek energi kisi. Energi kisi bergantung kuat pada muatan
ionik, namun rasio ukuran kation-anion juga harus dipertimbangkan. Rasio
ukuran kation dan anion yang tidak tepat akan mengakibatkan rendahnya energi

22
kisidari harga yang diharapkan. Jari-jari kation Li+ dan Cs+ masing-masing
adalah 90 dan 181 pm, sedangkan jari-jari anion F- dan l- masing-masing adalah
119 dan 206 pm. Perbedaan jari-jari yang terlalu besar antara kation dan anion
pasangannya dalam LiI mengakibatkan padatan ini lebih mudah larut daripada
LiF yang mempunyai jari-jari ionik tidak terlalu besar bedanya. Sebaliknya Csl
lebih sukar larut dibandingkan dengan CsF.

2.8 Solvasi Golongan Alkali

Solvasi merupakan fenomena terbentuknya ikatan antara ion (kation maupun


anion) dengan pelarutnya. Jika pelarutnya air, maka fenomena tersebut dikenal
sebagai hidrasi. Dalam hal ini terdapat sejumlah molekul pelarut yang langsng
terkoordinasi oleh ion pada lapisan hidrasi primernya. Untuk Li+ , pada lapisan
hidrasi primer terdapat empat molekul H2O yang tersusun secara tetrahedral. Hal
itu teramati dalam berbagai garam kristal sehingga diduga juga terdapat dalam
larutan. Ion – ion Na+ dan K+ juga mengikat empat molekul H2O pada lapiasan
hidrasi primer. Adapun Rb+ dan Cs+ mungkin mengkoordinasi langsung 6
molekul H2O karena ukuran ionnya yang cukup besar.

Selanjutnya dengan ikatan hidrogen dan gaya – gaya elektrostatis yang bekerja
diatas lapisan hidrasi primer, terikatlah molekul – molekul air pada lapisan
kedua, ketiga , dan seterusnya. Jumlah molekul air yang membrikan pengaruh
cukup besar pada ion walaupun tidak terlihat langsung pada ion tersebut dikenal
sebagai bilangan hidrasi. Batas hidrasi tambahan ini ternyata berbanding terbalik
dengan jari – jari kation. Jadi jika jari – jari kation bertambah, maka bilangan
hidrasi total, jari – jari terhidrasi , dan energi hidrasinya berkurang, demikian
juga sebaliknya.

Bila jari – jari kation terhidrasi berkurang, akan berakibat bertambahnya


mobilitas dan daya hantar ion. Kecendrungan ini dapat dicermati dalam tabel
berikut :

23
Li+ Na+ K+ Rb+ Cs+

Jari – jari
0,60 0,96 1,33 1,48 1,68
Pauling (A)

Jari – jari
3,40 2,76 2,32 2,28 2,28
terhidrasi

Perkiraan
bilangan 25,3 16,6 10,5 10,0 9,9
hidrasi

Energi hidrasi
519 406 322 293 268
(kJ/Mol)

Mobilitas ionik
(pada ∞ 33,5 43,5 64,6 67,5 68
enecer, 180C

Ukuran ion dan bilangan hidrasi juga berperan dalam perilaku ion –ion alkali
dalam bahan penukar ion dan jalnnya melewati dindng sel dan membran biologis
lainna. Dalam resin penukaran kation , dua kation bersaing untuk menagkap
kedudukan ionik seperti dinyatakan dalam kesetimbangan berikut :

A+ (aq) + [B+R-] (s) B+ (aq) + [A+R-](s)

Dengan R sebagai resin , dan A+ dan B+ adalah kation – kationnya. Dalam


kesetimbangan tersebut urutan kekuatan katan kation kation alkali trdapat resin
biasanya adalah Li+ < Na+ < Rb+ < Cs+ , meskipun dalam beberapa kasus
terjadi urutan yang tidak menentu. Urutan yang umum dapat dijelaskan bila
dianggap bahwa gaya utama dalam ikatan adalah elektrostatisdan bahwa pada
kondisi biasa ion – ion dalam resin yang terendam dalam air juga terhidrasi

24
seperti ion – ion diluarnya. Dengan demikian kation yang akan dapat lebih
mendekati kedudukan penangkapan yang bernuatan negatif secara lebih dekat
sehingga akan tertahan lebih kuat menurut Hukum Coulomb.

2.9 Kompleks Logam Alkali

Ion – ion logam alkali terlalu besar untuk memebentuk senyawa kompleks
dengan ligan – ligan monodentat. Namun pembentukkan khelat dengan ligan –
ligan organik seperti salisilaldehid dan asetilaseton masih dimungkinkan
dikarenakan efek khelat yang menambah kestabilan kompleks. Unsur – unsur
alkali dalam senyawa kompleks biasanya memiliki bilangan koordinasi empat
atau enam.
Eter mahkota (crown eter) yaitu suatu ligan polidentat yang berupa polieter siklis
juga dapat mensolvasi ion – ion logam alkali. Dikatakan sebagia eter mahkota
karena jika dilihat dari arah samping struktur ligan – ligan tersebut menyerupai
mahkota. Salah satu contoh adalah 12-crown-4, artinya mengandung 12 atom C
dan O dalam eter tersebut, dan 4 diantaranya atom O. Jika kedalam eter
mahkota digabungkan suatu gugus berjembatan yang mengandung atom donor,
maka akan diperoleh ligan yang dapat membentuk kompleks khelat tiga dimensi.
Yang disebut kriptat. Adapun kompleks yang dihasilkan disebut kriptan. Ligan –
ligan jenis ini mampu membentuk kompleks yang sangat stabil dengan logam
alkali, sehingga sering disebut sebagai ligan inklusi. Beberapa struktur eter
mahkota dan kriptan disajikan pada gambar dibawah ini :

a. b. c.

25
d. e. f.

Keterangan: a) 12-crown-4 , b)16-crown-5, c)18-crown-6, d) dibenzo-18-crown-


6 ; kriptan : d)C211, f) C222

Dalam pembentukkan kompleks antar ion logam alkali dengan eter mahkota
kestabilan kompleks dipengaruhi oleh kesesuaian ukuran antara jari – jari ion
logam dengan besarnya cincin. Sebagian contoh K+ lebih stabil jika membentuk
kompleks dengan 18-crown-6 , Na+ lebih stabil dengan 15-crown-5, sedangkan
Li lebih stabil dengan 12-crown-4. Berdasarkan sifat ini , eter mahkota dapat
dimanfaatkan untuk pemisahan campuran ion – ion logam alkali. Eter mahkota
juga dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan logam alkali dalam pelarut –
pelarut tertentu. Kalium hampir tidak larut dalam dietileter , namun dengan
menambahkan 18-crown-6 kelarutannya meningkat lebih dari seribukalinya.
Berikut struktur K(18-crown-6) :

26
Kriptan telah dimanfaatkan untuk mengisolasi beberapa anion poliatomik yang
agak aneh seperti : Sb73- , T32-, Sn52- , Pb52- dan Ge92- (n=2,4), dari larutan dengan
menggunakan kompleks natrium sebagai ion pasangan .

Na3Sb7 + 3L 3NaL+ + Sb73-

Na2Te3 + 2L 2NaL+ + Te32- (L= kriptan)

Berikut contoh gambar struktur dari Na(crypt-[222])] :

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Unsur natrium merupakan unsure yang paling melimpah dari unsur-unsur
alkali lainnya.
2. Fransium ditemukan sangat sedikit karena fransium merupakan radioaktif
yang memiliki waktu paruh sangat pendek.
3. Semua logam alkali tampak mengkilat, berwarna keperakan , merupakan
konduktor listrik dan panas yang baik, logam alkali bersifat sangat lunak ,
dan semakin lunak dengan naiknya nomor atom
4. Unsur Alkali sangat reaktif, sebab mudah melepaskan elektron agar
mencapai kestabilan (konfigurasi elektron ion Alkali menyerupai konfigurasi
elektron Gas Mulia).
5. Kereaktifan logam alkali bertambah dari atas kebawah dalam satu golongan.
6. Metode pengadaan Li dan Na yang telah umum dilakukan yaitu proses Down
dilakukan secara elektrolisis leburan garam klorida. Pengadaan K, Rb, dan Cs
dilakukan dengan mereaksikan lelehan kloridanya dengan uap Na.
7. Reaksi dan persenyawaan logam alkali biasanya membentuk diantaranya
Oksida Logam Alkali, Hidroksida Logam Alkali, Garam-garam Alkali.
8. Kelarutan suatu senyawa bergantung pada besaran-besaran entalpi yaitu
energi kisi, entalpi hidrasi kation dan anion dan juga perubahan entropi yang
bersangkutan
9. Unsur- unsur logam alkali bereaksi dengan air, oksigen, Amonia, halogen.
10. Unsur – unsur alkali dalam senyawa kompleks biasanya memiliki bilangan
koordinasi empat atau enam, Ion – ion logam alkali terlalu besar untuk
memebentuk senyawa kompleks dengan ligan – ligan monodentat.

28
DAFTAR PUSTAKA

Cotton dan wilkinson.1989.Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Penerbit Universitas


Indonesia (UI-Press)

Willey , John.1965. Concept and models of inorganic chemistry. Singapura: Kin


keong Printing

Sugiyarto,Kristian dan Retno sugiyanti. Kimia Anorganik logam. Yogyakarta: Graha


Ilmu

Suyanta.2013.Buku Ajar Kimia Unsur.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

29

Anda mungkin juga menyukai