Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KIMIA UNSUR GOLONGAN III A

DISUSUN OLEH :

1. Annisya Nurfajri Anggraeny (06101381823037)


2. Amara Dewanti (06101381823046)
3. Windi Ning Tias (06101381823043)
4. Fadillah Khoirunnisa (06101381823050)
5. Astry Lestari (06101381823055)

Dosen pengampuh :

Drs.H.Hadeli,L. M.Si

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020

i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah
SWT ,karena tanpa rahmat dan ridho-Nya ,kita tidak dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih
kepada Bapak Drs. Supriyanto, M.HUM .Selaku dosen Pendidikan
Kewarganegaraan yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas Identitas Nasional
Sebagai Salah Satu Determinan Pembangunan Bangsa Indonesia.
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini. Mungkin
dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka
dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen demi
perbaikan makalah ini .

Palembang, 05 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 1

BAB II ...............................................................................................................................

ISI

2.1. Asal usul tiap unsur dari golongan IIIA

2.2. Kelimpahan dan sumber unsur-unsur golongan

2.3. Sifat fisik dan sifat kimia unsur-unsur golongan IIIA

2.4. Cara isolasi unsur-unsur golongan IIIA

2.5. Reaksi-reaksi unsur golongan IIIA

2.6. Manfaat unsur-unsur golongan IIIA

2.7. Dampak Penggunaan unsur-unsur golongan IIIA

2.8. Kegunaan Unsur golongan IIIA

BAB III .............................................................................................................................

PENUTUP

3.1Kesimpulan.......................................................................................................

3.2 Saran ................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam tabel periodik unsur, golongan IIIA merupakan salah satu golongan
yang unik untuk dipelajari karena unsur-unsurnya memiliki beberapa perbedaan
karakteristik yang cukup bervariasi, sehingga muncul anggapan bahwa
penempatan kelima unsur yang ada pada golongan IIIA dimungkinkan hanya
berdasarkan kesamaan elektron valensi yang dimiliki masing-masing unsur dalam
golongan IIIA. Tidak seperti golongan IA dan IIA yang telah dibahas sebelumnya
bahwaunsur-unsur kedua golongan tersebut memiliki kesamaan sifat pada masing-
masing golongannya, golongan IIIA hanya secara fisik dapat terlihat bagaimana
perbedaannya. Namun tetap terdapat beberapa kesamaan sifat yang mendukung
tepatnya penempatan kelima unsur tersebut ditempatkan dalam satu golongan
IIIA. Untuk mengkaji lebih lanjut bagaimana karakteristik golongan IIIA maka
perludilakukan perumusan masalah dan pengkajian literatur untuk menjelaskan
lebih lanjut bagaimana karakteristik, sifat fisik - sifat kimia, manfaat, dan unsur-
unsur yang terdapat dalam golongan IIIA.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal usul tiap unsur golongan IIIA?
2. Bagaimana kelimpahan dan sumber unsur- unsur golangan IIIA?
3. Bagaimana sifat fisik dan sifat kimia unsur-unsur golongan IIIA?
4. Bagaimana cara isolasi unsur- unsur golongan IIIA?
5. Apa reaksi-reaksi unsur golongan IIIA?
6. Apa manfaat unsur- unsur golongan IIIA?
7. Apa dampak penggunaan unsur- unsur golongan IIIA?
8. Apa kegunaan Unsur Golongan IIIA?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui kelimpahan dan sumber unsur- unsur golangan IIIA
2. Mengetahui sifat fisik dan sifat kimia unsur-unsur golongan IIIA
3. Mengetahui cara isolasi unsur- unsur golongan IIIA
4. Mengetahui manfaat unsur- unsur golongan IIIA
5. Mengetahui dampak penggunaan unsur- unsur golongan IIIA
6. Mengetahui kegunaan unsur golongan IIIA

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Asal-usul Tiap Unsur dari Golongan III A

Unsur-unsur pada golongan III A mencakup satu unsur non-logam dan


empat unsur lainnya yang memiliki sifat kelogaman yang sama (Miessler, 1991).
Unsur-unsur pada golongan III A menunjukkan perbedaan sifat yang cukup
bervariasi. Boron merupakan unsur non-logam, aluminium merupakan unsur
logam namun menunjukkan banyak kemiripan sifat kimia dengan boron, dan
unsur sisanya seluruhnya memiliki karakteristik sebagai unsur logam (Sharpe,
1992).
Meskipun keadaan oksidasi positif tiga (+3) merupakan karakteristik utama
untuk semua unsur golongan III A, keadaan positif satu (+1 atau + saja) terdapat
dalam senyawaan semua unsur golongan III A kecuali boron, dan untuk thallium
keadaan tersebut merupakan keadaan oksidasi yang stabil. Faktanya thallium
menunjukkan kemiripan dengan banyak unsur lain (alkali tanah, perak, merkuri,
dan timbal ) sehingga disebut duckbill platypus di antara unsur-unsur lainnya
(Sharpe, 1992).
2.2. Kelimpahan dan Sumber Golongan III A
1. Boron
Boron adalah elemen ke 38 yang paling berlimpah di Bumi. Sekitar
0,001% dalam kerak bumi, atau 10 ppm, yaitu sekitar kelimpahan yang sama
sebagai lead. Hal ini tidak ditemukan sebagai unsur bebas di alam melainkan
dalam mineral boraks, yang merupakan senyawa natrium terhidrasi, hidrogen, dan
air. Boraks ditemukan di danau asin, atau tanah basa. Senyawa alami lainnya baik
kristal merah atau padatan, bubuk coklat gelap atau hitam. Boron juga ditemukan
dalam kernite, colemanite, dan bijih ulexite, dan ditambang di banyak Negara.
2. Aluminium
Aluminium adalah unsur yang paling melimpah ketiga yang ditemukan di
dalam kerak bumi. Hal ini ditemukan dalam konsentrasi 83.200 ppm di kerak.
Hanya nonmetals oksigen dan silikon ditemukan dalam jumlah yang lebih besar.
Aluminium oksida (Al2O3) adalah senyawa yang paling berlimpah keempat
ditemukan di Bumi, dengan berat 69.900 ppm. Tipe senyawa Aluminium yang
lain adalah kalium aluminium sulfat [KAl(SO4)2•12H2O]. Meskipun aluminium
tidak ditemukan dalam keadaan logam bebasnya, tapi Aluminium adalah logam

5
yang paling banyak didistribusikan (dalam bentuk senyawa) di Bumi. Aluminium
juga merupakan unsur yang paling berlimpah di bulan. Hampir semua batu
mengandung beberapa aluminium dalam bentuk mineral aluminium silikat yang
ditemukan di tanah liat, feldspar, dan mika. Saat ini, bauksit adalah bijih utama
untuk sumber logam aluminium. Bauksit terbentuk ribuan tahun lalu oleh reaksi
kimia alami dari air, yang kemudian membentuk aluminium hidroksida. Selain
Amerika Serikat, Jamaika dan pulau-pulau Karibia lainnya adalah sumber utama
bauksit. Deposit bauksit ditemukan di banyak negara, tetapi tidak dalam
konsentrasi tinggi.
3. Gallium
Galium (Ga) terdapat dalam jumlah yang sedikit di alam, yaitu dalam
bentuk bauksit, pirit, magnetit dan kaolin. Biji Galium (Ga) sangat langka tetapi
Galium (Ga) terdapat di logam-logam yang lain. Dia juga terdapat pada batu bara.
Contohnya: bauksit, digalium heksaiodida (Ga2I6), digalium heksaklorida
(GaCl6), galium, galium hidrida (GaH3)2,
Gallium adalah elemen yang benar-benar "eksotis" dalam hal ini memiliki
begitu banyak karakteristik yang tidak biasa. Hal ini dapat membentuk monovalen
dan divalen serta senyawa trivalen. Hal ini dianggap sebagai "logam pasca-
transisi" yang lebih mirip aluminium dari unsur-unsur lain dalam kelompok IIIA.
Ini memiliki beberapa karakteristik yang mirip dengan dua elemen hanya di
bawah ini dalam kelompok IIIA (In dan Ti). Gallium bereaksi kuat dengan air
mendidih, sedikit larut dalam larutan basa, asam, dan merkuri, dan digunakan
sebagai amalgam. Gallium memiliki beberapa sifat semikonduktor tetapi hanya
jika "didoping" dengan unsur-unsur dalam kelompok 14, seperti As, P, dan Sb.
Hal ini juga digunakan sebagai "obat bius" untuk elemen semikonduktor lainnya.
Gallium mudah untuk bercampur dengan beberapa logam lain untuk
menghasilkan paduan dengan titik leleh rendah.
4. Indium
Indium adalah logam agak jarang. Indium adalah elemen ke-69 yang
paling melimpah seperti perak, yaitu sekitar 0,05 ppm. Meskipun secara luas
tersebar di dalam kerak bumi, tetapi Indium ditemukan dalam konsentrasi yang
sangat kecil dan selalu dikombinasikan dengan bijih logam lainnya. Indium tidak

6
pernah ditemukan dalam keadaan logam alam. Indium adalah produk sampingan
dari peleburan bijih logam lainnya seperti aluminium, antimon, kadmium, arsenik,
dan seng. Sekitar 1.000 kg indium diperoleh kembali setiap tahun (atau
konsentrasi 1 bagian indium per 1000 bagian dari debu) dari cerobong asap dari
penyulingan seng. Indium ditemukan dalam bijih logam dan mineral terletak di
Rusia, Jepang, Eropa, Peru, dan Kanada, serta di bagian barat Amerika Serikat.

5. Thalium
Thallium adalah elemen ke-59 paling melimpah yang ditemukan di dalam
kerak bumi. Hal ini secara luas didistribusikan ke bumi, tetapi dalam konsentrasi
yang sangat rendah. Hal ini ditemukan dalam mineral / bijih dari crooksite (bijih
tembaga; CuThSe), lorandite (TlAsS2), dan hutchinsonite (bijih timah, PbTl).
Thalium ditemukan terutama di bijih tembaga, besi, sulfida, dan selenium, tapi
tidak dalam keadaan logam unsurnya. Sejumlah besar thallium diperoleh kembali
dari debu buangan cerobong asap industri dimana seng dan bijih timah dilebur.

2.3. Sifat Fisik dan Kimia


a. Sifat Fisik
Unsur-unsur dari golongan IIIA adalah boron (B), aluminium (Al), galium
(Ga), indium (In), dan thalium (Th). Golongan ini memiliki sifat yang berbeda
dengan golongan IA dan golongan IIA. Berikut sifat-sifat fisik dari golongan IIIA:
Tabel 1. Sifat-sifat Fisik Unsur Golongan IIIA
Karakteristik B Al Ga In Tl

Nomor atom 5 13 31 49 81
Konfugurasi [He] [Ne] [Ar] [Kr] [Xe]
elektron 2𝑠 2 2𝑝1 3𝑠 2 3𝑝1 3𝑑10 4𝑠 2 4𝑝1 4𝑑10 5𝑠 2 5𝑝1 4𝑓 14 5𝑑10 6𝑠 2 6𝑝1

Jari-jai atom - 1,43 1,22 1,62 1,70


(Å)
∆𝐻 ○ 565 324 272 244 180
atomisasi (kJ

7
𝑚𝑜𝑙 −1 )
Titik leleh 2250 660 30 157 303
(○C)
Titik didih 2550 2500 2400 2100 1475
(○C)
Energi 800 578 579 558 589
ionisasi
pertama (kJ
𝑚𝑜𝑙 −1 )
Energi ionisai 2428 1817 1979 1820 1970
kedua (kJ
𝑚𝑜𝑙 −1 )
Energi 3650 2745 2962 2705 2880
ionisasi ketiga
(kJ 𝑚𝑜𝑙 −1 )
Energi 25000 11600 6190 5250 4890
ionisasi
keempat (kJ
𝑚𝑜𝑙 −1 )
Jari-jari ion - 0,53 0,62 0,80 0,90
(Å)
E○ M3+ (aq) + - - 1,66 -0,53 -0,34 +0,72
e ↔ M/V

b. Sifat Kimia
Unsur – unsur golongan III A lebih bersifat logam. Kimiawi senyawanya
lebih ionik, meskipun demikian banyak senyawanya yang berada pada garis batas
sifat ionik – kovalen. Dalam hal sifatnya sebagai asam lewis, kekuatan golongan
III Amenurun dari atas ke bawah dalam satu golonga ( B > Al > Ga > ln ~ TI.

a. Boron

8
Boron adalah unsur yang tidak reaktif pada suhu biasa. Bila bereaksi, tidak
ada kecenderungan dari atom unsure boron untuk kehilangan elektron-elektron
terluar dan membentuk kation sederhana yaitu B3+.

b. aluminium
Aluminium memeiliki sifat kimia sebagai berikut.

1. Merupakan unsur yang sangat reaktif dan reduktor yang baik.


2. Toksifitas. Aluminium adalah logam yang tidak beracun dan tidak berbau.
3. Ketahanan Terhadap Korosi. Aluminium mengalami korosi dengan
membentuk lapisan oksida yang tipis dimana sangat keras dan pada lapisan
ini dapat mencegah karat pada Aluminium yang berada di bawahnya. Dengan
demikian logam Aluminium adalah logam yang mempunyai daya tahan
korosi yang lebih baik dibandingkan dengan besi dan baja lainnya.
4. Kuat. Aluminium memiliki daya renggang 8 kg/mm3, tetapi daya ini dapat
berubah menjadi lebih kuat dua kali lipat apabila Aluminium tersebut
dikenakan proses pencairan atau roling. Aluminium juga menjadi lebih kuat
dengan ditambahkan unsur-unsur lain seperti Mg, Zn, Mn, Si.
5. Bereaksi dengan air dan melepaskan H2 dan alumunium oksida yang ulet dan
menempel pada logam yang melindungi masuknya air serta oksigen
Al(s) + 3 H2O(l) → Al2O3(s) + 3 H2(g)
ibuat khusus melapis tipis alumunium di anoda dalam sel elektrolistik è
Alumunium anodis.
6. Alumunium bersifat amfoter dan dapat larut dalam asam atau basa encer
Al(p) + 6 H+(aq) → 2Al+(aq) + 3 H2(g)
Al(p) + 2 OH-(aq) + 2H2O(l) 2 → AlO2-(aq) + 3 H2(g)

c. Galium
Sebuah logam miskin yang jarang, dan lembut, gallium merupakan benda
padat yang mudah rapuh pada suhu rendah namun mencair lebih lambat di atas
suhu kamar dan memang akan melebur di tangan
d. Indium
Elemen ini tersedia dalam bentuk murni. Indium sangat lunak, putih
keperak-perakan, dapat membasahi gelas.

9
e. Thalium
halium termasuk logam miskin. Thalium kelihatannya seperti logam
yang berkilauan tetapi ketika bersentuhan dengan udara, thalium dengan cepat
memudar menjadi warna kelabu kebiru-biruan yang menyerupai timbal. Jika
thalium berada di udara dalam jangka waktu yang lama maka akan terbentuk
lapisan oksida pada thalium. Jika thalium berada di air maka akan terbentuk
thalium hidroksida

2.4. Isolasi Unsur Golongan IIIA

Alumunium dapat dibuat dengan jumlah besar yang diperoleh dari bauksit
Al2O3.nH2O (n=1-3) yang dimurnikan dengan pelarutan dalam NaOH aqua dan
diendapkan kembali sebagai Al(OH)3 dengan menggunakan CO2. Kemudian hasil
dari dehidrasinya dilarutkan dalam lelehan kryolit, pada saat lelehan pada 800-
1000oC, dilakukan elektrolisis (Cotton, 1976).
Gallium, indium, dan thallium biasanya diperoleh dengan elektrolisis
larutan garam-garamnya dalam air, bag Ga dan In kemungkinan bertambah karena
besarnya tegangan lebih yang digunakan untuk evolusi hidrogen dari logam-
logam tersebut.
1. Boron
Boron (B) tidak terlalu banyak diproduksi dalam laboratorium karena telah
dapat diperoleh secara komersial. Secara umum, Boron (B) berasal dari
tourmaline, borax[Na2B4O5(OH)4.8H2O], dan kernite [Na2B4O5(OH)4.2H2O].
Unsur ini susah diperoleh dalam bentuk murni karena titik lelehnya yang tinggi
(2250 ˚C) dan sifat korosif cairannya. Ia dibuat dalam kemurnian 95 – 98%
sebagai bubuk amorf dengan reduksi B2O3 dengan Mg, diikuti dengan pencucian
produknya dengan larutan NaOH, HCl, dan HF.
B2O3 + 3Mg → 2B + 3MgO
2. Aluminium
Charles M.Hall dan Paul Heroult di Amerika Serikat pada tahun 1886
menemukan proses Hall-Heroult untuk pembuatan alumunium. Dimana
pengolahan aluminium dan bauksit tersebut meliputi 2 tahap :
1. Pemurnian bauksit untuk meperoleh alumina murni.

10
2. Peleburan / reduksi alumina dangan elektrolisis.

1. Pemurnian bauksit melalui :

Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama


dalam bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO, Fe2O, dan TiO2.
Caranya dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),
dimana reaksinya:
Al2O3(s) + 2NaOH(aq)+ 3H2O(l)  2NaAl(OH)4(aq)

Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut.


Pengotor- pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya
aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan
pengenceran:
2NaAl(OH)4(aq)+ CO2(g)  2Al(OH)3(s )+
Na2CO3(aq)+ H2O(l)

Kemudian endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu


dipanaskan sehingga diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3).
2Al(OH)3(s)  Al2O3(s)+ 3H2O(g)

3. Peleburan atau reduksi alumina dangan elektrolisis


Tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis
menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult,aluminum oksida
dilarutkan dalam lelehan krinolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang
sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu
950oC. Sebagai anode digunakan batang grafit.Dalam proses elektrolisis
dihasilkan aluminium di katoda dan di anoda terbentuk gas O2 dan CO2.
Reaksi : 2Al2O3(l)  4Al3+ (l) + 6O2- (l)
Katoda : 4Al3+ (l)+ 12e-  4Al
Anoda : 4O2- (l)  2O2(g)+ 8e

11
C(s)+ 2O2- (l)  CO2(g)+ 4e
2Al2O3(l)+ C(s)  4Al+ 2O2(g)+ CO2(g)

4. Galium (Ga)
Galium pada umumnya adalah hasil samping dari produksi Aluminium
pemurnian bauksit dengan proses bayer. Elektrolisis menggunakan elektroda Hg
memberikan konsentrasi dan elektrolisis menggunakan katoda stanleysteel dari
natrium galat, menghasilkan leburan logam Galium (Ga).
5. Talium
Pada umunya, talium diperoleh dengan elektrolisis larutan garam-
garamnya dalam air, bagi Ga dan In kemungkinan ini bertambah karena
besarnya tegangan lebih untuk evolusi hidrogen dari logam-logam ini.
6. Indium (In)
Umumnya, diperoleh dengan elektrolisis larutan garam-garamnya dalam
air, bagi Ga dan In kemungkinan ini bertambah karena besarnya tegangan lebih
untuk evolusi hidrogen dari logam-logam ini.
2.5. Reaksi Unsur-unsur Golongan IIIA

Reaksi- reaksi yang terjadi pada Golongan III A yaitu sebagai berikut :
1. Boron
 Reaksi dengan Udara :
4B + 3O2 (g) → 2B2O
 Reaksi dengan Air :
Boron tidak dapat beraksi dengan air pada kondisi normal
 Reaksi dengan Halogen :
2B(s) + 3X2(g) → 2BX3 ; X = F,Cl,Br,I
 Reaksi dengan Asam :
Boron tidak bereaksi dengan pemanasan asam, misalnya asam hidroklorida
(HCl) ataupun dengan pemanasan asam hidroflourida (HF). Boron dalam
bentuk serbuk mengoksidasi dengan lambat ketika ditambahkan dengan
asam nitrat.

2. Aluminium
 Reaksi dengan Udara :

12
Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan. Permukaan logam
aluminium dilapisi dengan lapisan oksida yang membantunya melindungi
logam agar tahan terhadap udara. Jadi, aluminium tidak bereaksi dengan
udara. Jika lapisan oksida rusak, logam aluminium bereaksi untuk
menyerang (bertahan). Aluminium akan terbakar dalam oksigen dengan
nyala api, membentuk aluminium (III) oksida.
4Al (s) + 3O2 (l ) → 2Al2O3
 Reaksi dengan Air :
Aluminium tidak dapat bereaksi dengan air, hal ini dikarenakan logam
aluminium juga tidak dapat bereaksi dengan air karena adanya lapisan tipis
oksida.
 Reaksi aluminium dengan halogen :
Aluminium dapat bereaksi dengan unsur –unsur halogen seperti iodin (I2),
klorin (Cl2), bromine (Br2), membentuk aluminium halida menjadi
aluminium (III) iodida, aluminium (III) bromida, aluminium (III) klorida.
2Al (s) + 3I2 (l) → Al2I6 (s)
2Al (s) + 3Cl2 (l) → Al2Cl3
2Al (s) + 3Br2 (l) → Al2Br6

 Reaksi aluminium dengan asam :


o Logam aluminium larut dengan asam sulfur membentuk larutan yang
mengandung ion Al (III) bersama dengan gas hidrogen.
2Al (s) + 3H2SO4 (aq) → 2Al3+ (aq) + 2SO42- (aq) + 3H2 (g)
2Al (s) + 6HCl (aq) → 2Al3+ (aq) + 6Cl- (aq) + 3H2 (g)
 Reaksi aluminium dengan basa :
Aluminium larut dengan natrium hidroksida.
2Al (s) + 2NaOH (aq) + 6H2O → 2Na+(aq) + 2[Al (OH)4]- + 3H2 (g)

3. Galium
 Reaksi galium dengan asam :
Ga2O3 + 6H+ → 2Ga3+ + 3H2
Ga(OH)3 + 3 H+ → Ga3+ + 3H2O
 Reaksi galium dengan basa
Ga2O3 + 2OH- → 2 Ga(OH)4-
Ga (OH)3 + OH- → Ga(OH)4-

13
4. Indium :
 Reaksi indium dengan udara :
In3+ + O2 → In2O3
 Reaksi indium dengan asam :
Indium bereaksi dengan HNO3 15 M
In3+ + 3HNO3 → In(NO3)3 + 3H+
Indium juga bereaksi dengan HCl 6M
In3+ + 3HCl → InCl3 + 3H+

5. Talium
 Reaksi talium dengan udara :
Talium bereaksi dengan oksida mirip dengan Galium, namun Talium hanya
menghasilkan TI2O3 yang berwarna hitam cokelat yang terdekomposisi
menjadi Tl2O pada suhu 100oC
2 Tl (s) + O2 (g) → Tl2O
 Reaksi Talium dengan air :
Talium kelihatannya tidak bereaksi dengan air. Logam talium memudar
dengan lambat dalam air basah atau larut dalam air menghasilkan racun
thalium (I) hidroksida
2 Tl (s) + 2H2O (l) → 2 TlOH (aq) + H2 (g)
 Reaksi Talium dengan halogen :
Logam talium bereaksi dengan hebat dengan unsur-unsur halogen seperti
flourin (F2), klorin (Cl2), dan bromin (Br2) membentuk thalium (III)
flourida, thalium (III) klorida, dan thalium (III) bromida. Semua senyawa ini
bersifat racun.
2Tl (s) + 3F2 (g) → 2TiF3 (s)
2Tl (s) + 3Cl2 (g) → 2TiCl3 (s)
2Tl (s) + 3Br2 (g) → 2TiBr3 (s)
 Reaksi talium dengan asam
Talium larut dengan lambat pada asam sulfat atau asam klorida (HCl)
karena racun garam talium yang dihasilkan tidak larut.

2.6. Manfaat Unsur Golongan IIIA

1. Boron

14
Meskipun boron memiliki atom yang sangat sederhana dengan hanya lima
proton dalam inti dan hanya tiga elektron valensi, telah terbukti menjadi agak
membingungkan dan terus intrik kimia sebagai elemen lebih-atau-kurang eksotis.
Meski begitu, boron telah banyak digunakan dan menjadi bahan kimia industri
yang penting. Borax digunakan sebagai agen pembersih dan pelembut air yang
menghilangkan ion dari unsur-unsur seperti magnesium dan kalsium yang
menyebabkan air keras. Ketika elemen air "keras" ini dicampur dengan sabun,
mereka mencegah sabun dari sudsing dan membentuk sampah atau residu yang
diendapkan pada permukaan air. Borax dapat menghilangkan cincin residu ini
dengan mengganti Mg2+ dan ion Ca2+ dengan ion Na+ dan K+ yang lebih mudah
larut. Borax adalah senyawa boron ketiga yang paling penting. Senyawa umum
penting boron adalah asam borat (H3BO3), yang dibuat dengan memanaskan
boraks dengan asam (baik HCl atau H2SO4). Asam borat lemah dan dapat
digunakan sebagai pencuci mata. Lebih penting lagi, digunakan untuk
memproduksi kaca borosilikat tahan panas yang dikenal dengan nama dagang
Pyrex. Pyrex umumnya digunakan untuk peralatan kue, sehingga perubahan
drastis dalam suhu tidak akan merusak kaca. Pyrex adalah contoh dari salah satu
dari banyak produk yang dikembangkan oleh program ruang angkasa NASA yang
menyebabkan penggunaan praktis sehari-hari. Asam borat merupakan senyawa
kedua yang paling penting dari boron elemen. Sodium borat pentahidrat (Na2B4O7
•5H2O) adalah senyawa boron yang paling penting; digunakan untuk membuat
isolasi fiberglass.
Sebuah hidrida boron yang dikombinasikan dengan hidrogen yang efektif
"penguat" untuk bahan bakar roket antariksa. Boron digunakan sebagai logam
paduan, dan ketika dikombinasikan dengan logam lain akan memberikan kekuatan
yang luar biasa bagi logam itu pada suhu tinggi. Boron adalah penyerap neutron
yang sangat baik digunakan untuk "menangkap" neutron dalam reaktor nuklir
untuk mencegah reaksi fisi yang tak terkendali. Ketika batang boron diturunkan
ke dalam reaktor, mereka mengendalikan laju fisi dengan menyerap kelebihan
neutron. Boron juga digunakan sebagai penyerap oksigen dalam produksi tembaga
dan logam lainnya, Boron digunakan dalam industri kosmetik (bedak bubuk),
dalam sabun dan perekat, dan sebagai insektisida yang aman bagi lingkungan.

15
Sejumlah kecil boron ditambahkan sebagai "obat bius" untuk transistor silikon
chip untuk memfasilitasi atau menghambat aliran arus atas chip. Boron hanya
memiliki tiga elektron valensi; atom silikon memiliki empat. Ini kelangkaan satu
elektron di kulit terluar boron ini memungkinkan untuk bertindak sebagai positif
"lubang" dalam chip silikon yang bisa "diisi" atau dibiarkan kosong, sehingga
bertindak sebagai jenis switch dalam transistor. Banyak perangkat elektronik saat
ini tergantung pada jenis semikonduktor didoping-silikon dan transistor. Boron
juga digunakan untuk memproduksi kaca borosilikat dan membentuk enamel yang
menyediakan lapisan pelindung untuk baja. Hal ini juga digunakan sebagai obat
untuk menghilangkan gejala arthritis.

2. Aluminium
Aluminium adalah logam yang sangat serbaguna dengan banyak kegunaan
dalam perekonomian saat ini, yang paling umum yang dalam konstruksi, dalam
industri penerbangan-ruang, dan di rumah dan mobil industri. Kelembutan
alaminya diatasi dengan paduan dengan sejumlah kecil tembaga atau magnesium
yang dapat meningkatkan kekuatannya. Hal ini digunakan untuk membuat kaleng
untuk makanan dan minuman, dalam kembang api, untuk lapisan pelindung,
untuk melawan korosi, untuk memproduksi die-cast blok mesin mobil dan suku
cadang, untuk peralatan rumah memasak dan foil, untuk bom pembakar, dan
untuk semua jenis paduan dengan logam lain.
Aluminium tidak menghantarkan listrik serta tembaga, tetapi karena jauh
lebih ringan dalam berat, digunakan untuk jalur transmisi, meskipun tidak dalam
kabel rumah tangga. Sebuah lapisan tipis aluminium tersebar pada kaca untuk
membuat cermin non korosi. Kristal oksida murni aluminium yang dikenal
sebagai korundum, merupakan kristal putih, keras dan salah satu zat yang paling
sulit dikenal. Korundum banyak digunaan dalam industri sebagai abrasif untuk
amplas dan gerinda. Bahan ini juga tahan terhadap panas dan digunakan untuk
melapisi oven suhu tinggi, untuk membentuk isolasi bagian putih dari busi, dan
membentuk lapisan pelindung pada banyak perangkat elektronik seperti transistor.
Aluminium oksida digunakan untuk membuat batu rubi dan safir sintetis untuk
laser balok. Aluminium memiliki banyak kegunaan farmasi, termasuk salep, pasta

16
gigi, deodoran, dan krim cukur. Scrap Aluminium adalah salah satu logam sisa
dan daur ulang menjadi lebih murah untuk digunakan kembali daripada untuk
logam ekstrak dari bijih. Dengan kata lain, dibutuhkan lebih sedikit listrik untuk
melelehkan aluminium scrap daripada yang dilakukannya untuk mengekstrak
aluminium dari bauksit.
3. Gallium
Senyawa gallium arsenide (GaAs) memiliki kemampuan untuk mengubah
listrik langsung ke laser cahaya yang digunakan sebagai sinar laser pada pemain
cakram padat. Hal ini juga digunakan untuk membuat dioda pemancar cahaya
(LED) untuk menampilkan perangkat elektronik seperti jam tangan. Gallium juga
semikonduktor yang bila digunakan dalam chip komputer menghasilkan lebih
sedikit panas dari chip silikon, membuatnya menjadi pilihan yang layak untuk
merancang superkomputer yang lain akan menghasilkan panas yang berlebihan.
Radioisotop dari gallium-67 adalah salah satu radioisotop pertama yang
digunakan dalam pengobatan. Ia memiliki kemampuan untuk mencari dan
berkonsentrasi pada jaringan ganas, seperti kanker kulit, tanpa merusak jaringan
normal di daerah yang sama.
Salah satu penggunaan yang lebih baru dari galium didasarkan pada
kenyataan bahwa galium normal, ketika dibombardir oleh neutrino, diubah
menjadi radioisotop germanium-71, yang dapat dideteksi oleh instrumen sensitif.
Neutrino adalah partikel subatomik yang "merendam" Bumi sebagai produk
kegiatan termonuklir matahari dan, dari luar angkasa, dan dapat dengan mudah
pergi lewat kilometer dari batuan padat. Neutrino diklasifikasikan sebagai lepton,
yang mirip seperti elektron, tetapi dengan tanpa biaya listrik dan tanpa atau sangat
sedikit massa. Dua detektor gallium besar terkubur jauh di bawah tanah, satu di
terowongan yang dikenal sebagai Gran Sasso di Italia, dan yang lainnya, bernama
SAGE, di bawah Pegunungan Kaukasus di Rusia. Para ilmuwan dari Amerika
Serikat juga menjalankan detektor neutrino ini bekerja sama dengan Rusia,
demikian nama Soviet-Amerika Gallium Percobaan (SAGE). Dikuburkan di
bawah tanah adalah deposito dari £ 250.000 dari galium yang memiliki harga
pasar sekitar $ 400 per pon. Kabarnya, upaya telah dilakukan untuk mencuri
simpanan gallium ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk secara tidak

17
langsung mengidentifikasi neutrino yang sulit dipahami karena mereka mengubah
triklorida galium (GaCl3) ke isotop radioaktif germanium-71, yang kemudian
terkena instrumen sensitif yang mendeteksi radiasi, sehingga mengungkapkan
keberadaan aktivitas neutrino.
Gallium merupakan pengganti yang aman untuk amalgam merkuri dalam
tambalan gigi ketika dikombinasikan dengan timah atau perak. Karena jangkauan
tinggi dari suhu sebagai cairan (dari 29,8 ° C sampai 2403 ° C), digunakan dalam
termometer suhu tinggi. Hal ini juga paduan dengan logam lain untuk membuat
paduan dengan suhu rendah titik leleh. Karena sifat unik dari beberapa senyawa,
galium mampu menerjemahkan gerakan mekanik menjadi impuls listrik. Hal ini
membuat berharga untuk transistor manufaktur, chip komputer, semikonduktor,
dan rectifier. Sebuah penggunaan yang unik dari logam galium adalah untuk
"perekat" batu permata untuk perhiasan logam.
4. Indium
Titik leleh rendah Indium adalah faktor utama dalam menentukan
pentingnya unsur ini secara komersial. Faktor ini membuatnya ideal untuk
menyolder kabel menyebabkan semikonduktor dan transistor di industri
elektronik. Senyawa-senyawa indium arsenide, indium antimonide, dan phosphide
indium digunakan untuk membangun semikonduktor yang memiliki fungsi khusus
dalam industri elektronik. Penggunaan utama lainnya adalah sebagai paduan
dengan logam lain ketika akan menurunkan titik leleh logam yang itu paduan.
Campuran indium dan perak dan indium dan timah memiliki kemampuan untuk
membawa listrik yang lebih baik dari pada perak murni dan timah.
Indium digunakan sebagai pelapis untuk bantalan baja untuk meningkatkan
ketahanan terhadap pemakaian. Hal ini juga memiliki kemampuan untuk kaca
"basah", yang membuatnya menjadi permukaan cermin yang sangat baik yang
berlangsung lebih lama dari cermin merkuri. Lembaran indium foil yang
dimasukkan ke dalam reaktor nuklir untuk membantu mengendalikan nuklir reaksi
fisi dengan menyerap beberapa neutron.
5. Thalium
Thallium digunakan sebagai paduan dengan merkuri dan logam lainnya.
Salah satu penggunaan utama adalah dalam aplikasi fotolistrik dan untuk

18
pemancar radiasi inframerah militer. Hal ini juga digunakan untuk membuat batu
permata buatan dan kaca khusus dan untuk membuat warna hijau di kembang api
dan flare. Ini sebelumnya digunakan sebagai racun tikus, tetapi tidak lagi
digunakan untuk tujuan ini karena sangat beracun bagi manusia.
Penggunaan utama lainnya adalah radioisotop TlCl-201, dengan waktu
paruh relatif singkat sekitar 73 jam, dalam tes stres jantung untuk
mengidentifikasi potensi kelainan jantung. TlCl-201 memiliki kemampuan untuk
mengikat dengan otot jantung, tetapi hanya jika jantung menerima pasokan darah
yang memadai. Aliran darah dibatasi sempitnya arteri di jantung membatasi
pasokan TlCl-201 yang diserap. Pertama, dosis kecil TlCl-201 disuntikkan ke
pasien, dan pasien kemudian terlibat dalam latihan yang berat di atas treadmill.
Baik sebelum dan sesudah tes, pasien dipindai oleh "gamma" detektor yang
mengirimkan hasilnya ke komputer di mana dokter dapat membandingkan
penyerapan TlCl-201 sebelum dan sesudah tes stres treadmill untuk mengetahui
kondisi jantung pasien . Daerah di mana otot jantung lemah dan aliran darah
terbatas akan muncul sebagai tempat darkish pada layar komputer. Karena
radioisotop TlCl-201 memiliki seperti paruh pendek, itu akan segera dikeluarkan
dari tubuh. Dengan demikian, tidak ada kerusakan jangka panjang bagi tubuh.

2.7. Dampak Positif dan Negatif dari Unsur gololongan III A

a) Dampak Positif :
1. Boron

Dampak Positif dari Penggunaan atom boron dapat diapalikasikan sebagai


berikut :

a. Natrium tetraborat pentaidrat (Na2B4O7. 5H2O) yang digunakan dalam


menghasilkan kaca gentian penebat dan peluntur natrium perborat.
b. Asam ortoborik (H3BO3) atau asam Borik yang digunakan dalam
penghasilan textil kaca gentian dan paparan panel rata.
c. Natrium tetraborat dekahidrat (Na2B4O7. 10H2O) atau yang dikenal
dengan nama borak digunakan dalam penghasilan pelekat.

19
d. Asam Borik belum lama ini digunakan sebagai racun serangga,
terutamannya menentang semut atau lipas.
e. Sebagian boron digunakan secara meluas dalam síntesis organik dalam
pembuatan kaca borosilikat dan borofosfosilikat.
f. Boron-10 juga digunakan untuk membantu dalam pengawalan reactor
nuklir, sejenis pelindung daripada sinaran dan dalam pengesanan
neutron.
g. Boron-11 yang dipatenkan (boron susut) digunakan dalam pembuatan
kaca borosilikat dalam bidang elektronik pengerasan sinaran.
h. Filamen boron adalah bahan berkekuatan tinggi dan ringan yang
biasanya digunakan dalam struktur aeroangkasa maju sebagai
componen bahan komposit.
i. Natrium borohidrida (NaBH4) ialah agen penurun kimia yang popular
digunakan untuk menurunkan aldehid dan keton menjadi alcohol.

2. Alumunium

Dampak Positif dari Penggunaan atom boron dapat diapalikasikan sebagai


berikut :
a. Aluminium digunakan pada otomobil, pesawat terbang, truck, rel
kereta api, kapal laut, sepeda.
b. Pengemasan (kaleng, foil)
c. Bidang konstruksi ( jendela, pintu, dll)
d. Pada perlengkapan memasak
e. Aluminium digunakan pada produksi jam tangan karena aluminium
memberikan daya tahan dan menahan pemudaran dan korosi.

3. Galium

Dampak Positif dari Penggunaan atom Galium dapat diapalikasikan


sebagai berikut :
a. Karena galium membasahi gelas dan porselin, maka galium dapat
digunakan untuk menciptakan cermin yang cemerlang.

20
b. Galium dengan mudah bercampur dengan kebanyakan logam dan
digunakan sebagai komponen dalam campuran peleburan yang rendah.
Plutonium digunakan pada senjata nuklir yang dioperasikan dengan
campuran dengan galium untuk menstabilisasikan allotrop plutonium.
c. Galium arsenida digunakan sebagai semikonduktor terutama dalam
dioda pemancar cahaya.
d. Galium juga digunakan pada beberapa termometer bertemperatur
tinggi.

4. Indium

Dampak Positif dari Penggunaan atom Indium dapat diapalikasikan


sebagai berikut :
a. Indium digunakan untuk membuat komponen elektronik lainnya
thermistor dan fotokonduktor
b. Indium dapat digunakan untuk membuat cermin yang memantul seperti
cermin perak dan tidak cepat pudar.
c. Indium digunakan untuk mendorong germanium untuk membuat
transistor.
d. Indium dalam jumlah kecil digunakan pada peralatan yang
berhubungan dengan gigi.
e. Indium digunakan pada LED (Light Emitting Diode) dan laser dioda
berdasarkan senyawa semikonduktor seperti InGaN, InGaP yang dibuat
oleh MOVPE (Metalorganic Vapor Phase Epitaxy) teknologi.
f. Dalam energi nuklir, reaksi (n,n’) dari 113
In dan 115
In digunakan untuk
menghilangkan jarak fluks neutron.

5. Thalium

Dampak Positif dari Penggunaan atom Thalium dapat diapalikasikan


sebagai berikut :
a. Digunakan sebagai bahan semikonduktor pada selenium

21
b. Digunakan sebagai dopant (meningkatkan) kristal natrium iodida pada
peralatan deteksi radiasi gamma seperti pada kilauan alat pendeteksi
barang pada mesin hitung di supermarket.
c. Radioaktif thalium-201 (waktu paruh 73 jam) digunakan untuk
kegunaan diagnosa pada pengobatan inti.
d. Jika thalium digabungkan dengan belerang, selenium dan arsen, thalium
digunakan pada produksi gelas dengan kepadatan yang tinggi yang
memiliki titik lebur yang rendah dengan jarak 125 dan 1500 C.
e. Thalium digunakan pada elektroda dan larut pada penganalisaan
oksigen.
f. Thalium juga digunakan pada pendeteksi inframerah.
g. Thalium adalah racun dan digunakan pada racun tikus dan insektisida,
tetapi penggunaannya dilarang oleh banyak negara.
h. Garam-garam Thalium (III) seperti thalium trinitrat, thalium triasetat
adalah reagen yang berguna pada sintesis organic yang menunjukkan
perbedaan perubahan bentuk pada senyawa aromatik, keton dan yang
lainnya

b) Dampak Negatif :
1. Boron
Selain mempunyai dampak positif boron juga memiliki dampak negatif.
Bagi kesehatan senyawa Natrium tetraborat dekahidrat (Na2B4O7. 10H2O) atau
yang dikenal dengan nama boraks adalah zat pengawet yang banyak digunakan
dalam industri pembuatan taksidermi, insektarium dan herbarium, tapi saat ini
orang cenderung menggunakannya dalam industri rumah tangga sebagai bahan
pengawet makanan seperti pada pembuatan mie dan bakso. Penggunaan boraks
dapat mengganggu daya kerja sel dalam tubuh manusia sehingga menurunkan
aktivitas organ, oleh karena itu penggunaan bahan pengawet ini sangat dilarang
oleh pemerintah khususnya Departemen Kesehatan karena dampak negatif yang
ditimbulkan sangat besar; Boraks apabila terdapat dalam makanan, maka dalam
waktu lama walau hanya sedikit akan terjadi akumulasi(penumpukan) pada otak,
hati, lemak dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah banyak dapat menyebabkan
demam, depresi, kerusakan ginjal nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan,

22
kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan, koma bahkan
kematian
2. Aluminium
Alumium selain memiliki damapak positif juga memiliki dampak negative.
Meski alumunium umunya dikenal sebagai senyawa yang tidak memiliki dampak
negative tetapi paparan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan masalah
kesehatan.Asupan aluminium dalam bentuk senyawanya seperti aluminium klorin
bisa memicu bahaya kesehatan.Paparam aluminium dapat terjadi melalui
makanan, melalui pernapasan, dan kontak dengan kulit. Dampak tersebut
mengakibatakan efek jangka pendek dan jangka panjang. Aluminium dapat
terakumulasi dalam tanaman dan menyebabkan masalah kesehatan bagi hewan
yang memakan tanaman tersebut.Konsentrasi aluminium tinggi juga ditemukan
dalam danau yang telah berubah menjadi asam.Di danau seperti, jumlah ikan dan
amfibi menurun akibat reaksi ion aluminium dengan protein dalam insang ikan
dan embrio katak.Konsentrasi aluminium yang tinggi tidak hanya menimbulkan
efek pada ikan, tetapi juga pada burung dan hewan lainnya yang mengkonsumsi
ikan.
3. Galium
Galium adalah elemen yang bisa ditemukan dalam tubuh dalam jumlah
amat kecil. Meskipun tidak berbahaya dalam jumlah kecil, galium tidak boleh
sengaja dikonsumsi dalam dosis besar. Patut diketahui, beberapa senyawa galium
sebenarnya bisa sangat berbahaya. Misalnya, paparan akut gallium (III) klorida
dapat menyebabkan iritasi tenggorokan, sesak napas, dan nyeri dada.Galium dapat
digunakan sebagai salah satu bagiaan dari senjata nuklir. Suatu reaksi tertentu,
galium bisa menempel pada plutonium, membuat plutonium tidak bisa
digunakan.Galium harus dibersihkan agar plutonium bisa berfungsi kembali.
Masalahnya, proses pembersihan galium berkontribusi pada sejumlah besar
pencemaran air dengan zat radioaktif.Zat radioaktif ini diketahui membahayakan
lingkungan dan makhluk hidup di dalamnya.
4. Indium
Dalam energi nuklir, reaksi (n,n’) dari 113In dan 115 In digunakan untuk
menghilangkan jarak fluks neutron.Indium adalah logam yang siftanya cukup

23
beracun dari senyawa radioaktif tersebut penaggunaanya harus hati-hati
dikarenkan senyawa indium dapat merusak hati, ginjal dan jantung.
5. Thalium
Bahaya dari thalium hampir sama dengan indium dikarenakan unsur ini
juga bersifat radiokatif yang harus membuthkan penanaganan khusus yang dapat
menyebabkan kanker.

2.8. Kegunaan Unsur Golongan Utama

1. Boron
a. Sebagian boron digunakan secara meluas dalam síntesis organik dalam
pembuatan kaca borosilikat dan borofosfosilikat.
2. Alumunium
a. Barangan pengguna tahan lama (perkakas, peralatan dapur, dsb)
b. Talian penghantaran elektrik (berat pengalir aluminium adalah setengah
dari berat tembaga dengan kekonduksian yang sama dan lebih murah)
c. Serbuk aluminium, yang mempunyai bentuk perak yang biasa digunakan
dalam cat. Serpihan aluminium juga dimasukkan dalam cat alas, terutama
kayu cat. (David W. Oxtoby, 2003)
d. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen
kendaraan bermotor.
e. Untuk membuat badan pesawat terbang.
f. Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela.
g. Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk. Sektor
lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang
kerajinan.
3. Gallium
a. Galium juga digunakan pada beberapa termometer bertemperatur tinggi.
4. Indium
a. Indium digunakan sebagai bahan campuran logam, campuran logam poros,
transistor germanium, termistor dan fotokonduktor. Ia dapat dilapisi pada
logam dan diuapkan pada gelas untuk membentuk kaca sebagus yang
tebuat dari perak tetapi tidak rentan korosi atmosfir.

24
b. Indium digunakan untuk membuat komponen elektronik lainnya
thermistor dan fotokonduktor
c. Indium dapat digunakan untuk membuat cermin yang memantul seperti
cermin perak dan tidak cepat pudar.
d. Indium dalam jumlah kecil digunakan pada peralatan yang berhubungan
dengan gigi.
5. Talium
a. Digunakan sebagai bahan semikonduktor pada selenium
b. Radioaktif thalium-201 (waktu paruh 73 jam) digunakan untuk kegunaan
diagnosa pada pengobatan inti.
c. Thalium digunakan pada elektroda dan larut pada penganalisaan oksigen.
d. Thalium juga digunakan pada pendeteksi inframerah.
e. Thalium adalah racun dan digunakan pada racun tikus dan insektisida,
tetapi penggunaannya dilarang oleh banyak negara.

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan unsur-unsur golongan IA diatas, dapat disimpulkan
bahwa keberadaan masing-masing unsur tersebut di alam berbeda-beda
prosentasenya. Memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda sesuai dengan masing-
masing karakteristik yang dimiliki. Membutuhkan cara-cara pembuatan yang
berbeda. Pada unsur golongan III A yaitu Boron , Aluminium, Gallium, Indium,
dan Thalium. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A umumnya dapat
bereaksi dengan udara, air, asam, unsur-unsur halogen membentuk senyawa.
Unsur-unsur dari logam utama golongan III A di alam tidak ditemukan dalam
bentuk unsur melainkan dalam bentuk senyawanya. Oleh karena itu, diperlukan
beberapa proses yang digunakan untuk dapat mengisolasi unsur tersebut dari
senyawanya. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A dan senyawanya
memiliki kegunaan masing-masing dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
industri.
3.2 Saran

26
DAFTAR PUSTAKA

Atkins., Shriver, Inorganic Chemistry 5th Edition.


Chang., Raymond, 2005, Kimia Dasar Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Cotton.,Wilkinson, 2013, Kimia Anorganik Dasar, UI-Press, Jakarta.
Greenwood, N. N., dan Earnshaw, 1997, Chemistry Of The Elements, Reed
Education and
Professional Publishing Ltd, India.
Lestari., Sri, 2004, Mengurai Susunan Periodik Unsur Kimia, PT. Kawan Pustaka,
Jakarta.
Miessler, G. L., Fischer, P. J., Tarr, D. A, , 2014, Inorganic Chemistry 5th edition,
Pearson
Education Inc, Germany.
Svehla. G, 1979, Textbook Of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic
Analysis, PT. Kalman
Media Pustaka, Jakarta.
Wardhani., Sri, Unsur-Unsur Golongan IA, Malang.

27

Anda mungkin juga menyukai