Anda di halaman 1dari 14

REVIEW PERTEMUAN KE-14

Disusun Oleh:
Windi Ning Tias (06101381823043)
Dosen Pengampu: Drs.Jejem Mujamil S.,M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
A. JURNAL PEMISAHAN DAN KARAKTERISASI SPESI SENYAWA
KOMPLEKS YTRIUM-90 DAN STRONSIUM-90 DENGAN
ELEKTROFORESIS KERTAS

Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai
fase diam dan partikel yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ion-ion kompleks.
Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi konsentrasi sepanjang system
pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas tergantung pada muatan atau valensi
zat terlarut, luas penampang, tegangan yang digunakan, konsentrasi elektrolit,
kekuatan ion, pH, viskositas, dan adsorbsivitas zat terlarut. Menurut Khopkar,
pergerakan partikel dalam kertas tergantung pada muatan atau valensi zat terlarut,
luas penampang, tegangan yang digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion,
pH, viskositas, dan adsorpsivitas zat terlarut. Medium migrasi ion yang berpindah
pada suatu arah juga mempengaruhi mobilitas ion-ion lain yang bergerak pada arah
yang berlawanan.
Pengaruh luas penampang kertas elektroforesis adalah berbanding terbalik.
Semakin kecil luas penampang, lintasan yang ditempuh semakin jauh. Hal ini
disebabkan oleh kecilnya gesekan dan daya adsorpsivitas kertas elektroforesis. Jika
kekuatan ion semakin tinggi, lintasan yang ditempuh semakin jauh dan lebih cepat.
Hal ini akibat dari daya tarik antara ion dengan elektroda yang semakin kuat.
Kenaikan suhu akan meningkatkan mobilitas ion, namun jika suhu terlalu tinggi
akan terjadi penguapan elektrolit sepanjang kertas yang mengakibatkan kertas
menjadi kering dan bahkan terbakar. Kekentalan yang tinggi dapat menyebabkan
terbatasnya kemampuan gerak senyawa ion dan senyawa sukar membentuk ion
Pada jurnal ini dilakukan pemisahan dan karakterisasi senyawa kompleks
Ytirium-90 dan Stronsium-90 dengan elektroforesis kertas. Penelitian ini
90 90
dimaksudkan untuk memperoleh data karakteristik radionuklida Sr dan Y
menggunakan metode elektoforesis kertas dengan variasi tegangan, waktu,
konsentrasi HCl, jenis larutan penyangga. Sebagai pembanding, penelitian ini juga
mencoba media migrasi lain, yaitu silika dan alumina.
alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat Elektroforesis
yang terdiri atas power supply (Fihser) dan chamber, pH meter (Orion, model
410A), hair dryer, gelas beaker, labu volume (Iwaki), gelas ukur, pipet tetes,
syringe (Terumo), mikropipet 5,10,20,50,100 mL (Eppendorf), dan alat-alat
pendukung lainnya. Susunan alat tertampil pada Gambar 2. Alat untuk analisis
berupa Gamma management system (GMS) DPC Gamma-C12 dengan detektor
NaI(Tl), gamma ionization chamber, Atomlab 100 Plus (Biodex Medical System),
spektrometri gamma (Tennelec) dengan detektor HPGe.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Y2O3 (Strem
Chemicals), SrO Strem Chemicals), asam klorida 37% pa (E.Merck), akuades,
penyangga borat 0,1M pH 5, penyangga asetat 0,1M pH 5, penyangga tartrat 0,1M
pH 5, penyangga sitrat 0,1M pH 5, penyangga amoniun klorida 0.1M pH 5,
penyangga glukonat 0.1M pH 5, kertas elektroforesis Advantec 51B (Whatman No.
1), TLC alumina, TLC silika dan bahan pendukung lainnya.
Penelitian karakterisasi spesi senyawa kompleks 90Y dan 90Sr dengan
elektroforesis kertas dimulai dengan pemilihan larutan penyangga yang
diperkirakan bisa digunakan. Larutan Y2O3 dibuat dengan melarutkan Y2O3 non
radioaktif dalam HCl dengan normalitas yang berbeda. Larutan Y2O3 diteteskan ke
larutan penyangga sambil diamati terbentuk tidaknya endapan, jika terbentuk
endapan penyangga tersebut tidak bisa digunakan. Dari semua larutan penyangga
yang dicoba tidak ada yang membentuk endapan. Oleh karena itu, semua larutan
penyangga diperkirakan bisa membentuk spesi senyawa kompleks 90Y dan 90Sr
dengan elektroforesis kertas. Larutan penyangga yang digunakan adalah penyangga
glukonat, penyangga borat, penyangga tartrat, penyangga asetat, penyangga sitrat,
dan penyangga NH4Cl. Konsentrasi larutan penyangga dibuat 0,1 M pH 5. Ytrium
yang digunakan berasal dari Y2O3 yang diiradiasi di reaktor G. A. Siwabessy –
BATAN dengan reaksi 89Y(n,γ)90Y. Ytrium hasil irradiasi dilarutkan dalam HCl
dengan variasi konsentrasi (12 M, 8 M, dan 2 M). Pada konsentrasi HCl tersebut
dilakukan elektroforesis menggunakan larutan penyanggapenyangga borat, asetat,
tartrat, sitrat, amoniun klorida, dan glukonat masingmasing 0.1 M dan pH 5.
Elektroforegram hasilnya diperlihatkan pada Gambar 3 dan 4. Dengan
menggunakan penyangga tartrat dan penyangga sitrat diperoleh elektroforegram
yang menunjukkan adanya pergeseran 90Y ke anoda dan larutan penyangga yang
lain tidak terlihat pergerakan yang jelas. Hal ini menandakan terjadinya spesi
senyawa kompleks 90Y yang bermuatan negatif, keadaan ini diperjelas oleh
Gambar 3, bahwa 90Y jika dielektroforesis dengan penyangga salin (NaCl) masih
tetap bermuatan positif, begitu juga pada perlakuan elektroforesis dengan asam
sitrat (pergeseran ke katoda). Pembentukan spesi senyawa kompleks 90Y terjadi
jika ada unsur Cl dari HCl sebagai ligan pengompleks dengan larutan penyangga.
Elektroforesis menggunakan penyangga tartrat dan penyangga sitrat dilakukan
dengan variasi tegangan operasi elektroforesis (100 Volt, 200 Volt, 300 Volt, dan
340 Volt) dan variasi waktu operasi elektroforesis (1 jam, 1,5 jam, 2 jam, dan 2,5
jam) dengan konsentrasi pelarut HCl 8 M dengan penyangga sitrat dan HCl 2 M
dengan penyangga tartrat. Elektroforegram menggunakan penyangga sitrat dapat
dilihat pada Gambar 4. Faktor retensi (Rf) terjauh (daerah 3/16), diperoleh pada
tegangan 200 Volt dalam waktu 2 jam.
Elektroforegram menggunakan penyangga tartrat memliki faktor retensi (Rf)
terjauh (daerah 2/16), diperoleh pada tegangan 200 Volt dan waktu selama 2,5 jam.
Dari kondisi operasi elektroforesis dan konsentrasi HCl yang telah diperoleh di atas
digunakan untuk elektroforesis isotop Sr dan campuran 90Y/Sr. Khusus untuk
campuran 90Y/Sr selain digunakan fase diam kertas, digunakan juga TLC silika
dan TLC alumina sebagai media migrasi. Untuk tujuan pembuatan generator
90Sr/90Y media migrasi kertas tidak tahan lama karena merupakan bahan organik.
Stronsium yang digunakan adalah 85Sr, pemancar β- dan γ, sinar γ-nya menjadi
patokan untuk uji kualitatif dengan alat Multy Chanel Analyzer (MCA) sebagai
simulasi untuk 90Sr. Dengan adanya sinar γ dari 85Sr, uji kualitatif dari puncak
yang terdapat pada elektroforegram dapat dilakukan untuk membedakan puncak
90Y dan 85Sr. Stronsium-85 diperoleh dari senyawa target SrO yang diiradiasi di
reaktor nuklir dengan reaksi 84Sr(n, γ)85Sr. Target yang diiradiasi tidak semuanya
menjadi 85Sr, tetapi lebih banyak menjadi 89Sr , karena kelimpahan 88Sr di alam
lebih banyak dari 84Sr. Stronsium-89 meluruh menjadi 89Y dengan memancarkan
β-. Itrium-89 memiliki isomeric transition (IT) memancarkan sinar γ dengan T1/2
16,06 detik, sebelum menjadi stabil[6] melalui reaksi: 88Sr(n, γ)89Sr
Elektroforegram 85Sr (Gambar 5) menunjukkan Sr bergerak ke arah katoda dengan
larutan penyangga sitrat (Rf = -2/16) dan penyangga tartrat (Rf = -1/16).
Dari hasil penelitian karakterisasi spesi senyawa kompleks 90Y dan 90Sr dengan
elektroforesis kertas dapat disimpulan bahwa:
a. Ytirium-90 membentuk senyawa kompleks dalam HCl. Dengan
elektroforesis spesi senyawa kompleks 90Y yang bermuatan negatif bergerak
(migrasi) ke anoda, sebaliknya 90Sr tidak membentuk senyawa kompleks dan
tetap bermuatan positif.
b. Larutan penyangga yang digunakan untuk dapat membentuk spesi senyawa
kompleks 90Y adalah larutan penyangga tartrat dan larutan penyangga sitrat,
dan ligan pengompleksnya adalah Cl yang berasal dari HCl yang digunakan
sebagai pelarut.
c. Pada penggunaan penyangga tartrat, diperoleh kondisi optimum HCl 2 M
dengan parameter operasional elektroforesis 200 Volt, 2,5 jam. Dengan
penyangga sitrat, diperoleh kondisi optimum HCl 8 M, dengan parameter
operasional elektroforesis 200 Volt, 2 jam.
B. ELEKTROFORESIS KAPILER
Elektroforesis adalah suatu teknik yang mengukur laju perpindahan atau
pergerakan partikel-partikel bermuatan dalam suatu medan listrik. Prinsip kerja
dari elektroforesis berdasarkan pergerakan partikel-partikel bermuatan negatif
(anion), dalam hal tersebut DNA, yang bergerak menuju kutub positif (anode),
sedangkan partikel-partikel bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub
negatif (anode) (Klug &Cummings 1994: A-6). Elektroforesis digunakan untuk
mengamati hasil amplifikasi dari DNA. Hasil elektroforesis yang terlihat adalah
terbentuknya band yang merupakan fragmen DNA hasil amplifikasi dan
menunjukkan potongan-potongan jumlah pasangan basanya.
Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan untuk
memisahkan asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida dengan
resolusi tinggi yang dilakukan pada pipa kapiler berisi buffer. Metode ini mulai
digunakan secara luas pada akhir tahun 1940. untuk aplikasi dalam berbagai bidang
seperti bioteknologi, kimia, lingkungan, dan analisis farmasi. Elektroforesis kapiler
menggunakan listrikbertegangan tinggi yang menyebabkan semua komponen ion
atau molekul netral bergerak ke katoda. Deteksi dapat dilakukan dengan teknik
pendeteksian spektrometri atau elektrokimia. Teknik pemisahan ini dipengaruhi
oleh tegangan listrik, koefisien difusi, panjang, dan diameter pipa kapiler, serta
konsentrasi sampel. Metode ini memiliki efisiensi dan selektivitas yang baik namun
boros listrik karena menggunakan tegangan tinggi dan alatnya juga mahal.
Alat-alat yang digunakan pada elektroforesis kapiler adalah
 Kolom kapiler (dengan silika, jendela optis agar bisa diamati prosesnya dari
luar)
 Dua buah elektroda.
 Power supply (bisa diatur untuk bertegangan tinggi)
 Detector (sinar UV)
 Larutan buffer beserta dua buah tempat penyimpanannya.
Pada elektroforesis, campuran senyawa berbeda pada larutan biasanya dikenal
sebagai zona relatif sempit, ke dalam sistem pemisah, dan induksi untuk bergerak di
bawah pengaruh suatu potensial yang diterapkan. Sesuai dengan perbedaan
padakeefektifan mobilitas dari perbedaan senyawa di bawah pengaruh medan
listrik,kemudian campuran berpisah menjadi zona spasial diskrit senyawa tunggal
setelah beberapa waktu.
Pemisahan elektroforesis bisa dilakukan dengan sistem kontinu atau tidak
kontinu. Pada kasus dimana digunakan elektrolit kontinu, larutan yang dinamakan
elektrolit dasar membentuk sebuah rangkaian sepanjang jalur perpindahan.
Rangkaian ini tidak berubah oleh waktu dan menyediakan sebuah media sambungan
untuk aliran arus listrik serta pembentukan medan listrik sepanjang jalur
perpindahan.Umumnyaelektrolit dasar adalah sebuah penyangga yang dengan
selektif mempengaruhi keefektifan mobilitas. Dengan merubah karakteristik dari
sistem elektrolit dasar sepanjang jalur perpindahan, pemisahan bisa dioperasikan
baik sebagai kinetik ataupun proses yang tidak bergerak.
Proses elektroforesis dapat dibedakan dengan berbagai metode, antara lain :
 Capillary Zone Electrophoresis atau Zona elektroforesis kapiler
CZE merupakan metode yang paling sederhana dari CE, mekanisme
separasinya berdasarkan pada perbedaan rasio muatan-massa. Dasar-dasar
CZE adalah keseragaman larutan buffer dan besarnya medan listrik yang tetap
pada sepanjang kolom (pipa) kapiler. Komponen-komponen sampel terpisah
menjadi zona-zona khusus yang bisa diamati pada gambar dibawah, untuk
menentukan mobilitas elektroforesisnya maka digunakan persamaan dari teori
Debeye-Huckel-Henry.
 Isoelectric Focusing atau Pemusatan isoelektrik kapiler
Isoelectrik fokus kapiler (CIEF) belum memberikan dimensi lain untuk
elektroforesis kapiler dengan memperkenalkan mekanisme pemisahan
berdasarkan perbedaan titik isoelectrik (pI) dari biomolekul. Pemisahan protein
dalam CIEF bergantung pada pembentukan gradien pH sepanjang sumbu
longitudinal kapiler dan migrasi analit ke daerah pH, sama dengan pI mereka, di
mana perpindahan titik molekul netral berhenti. Beberapa langkah, baik secara
independen maupun simultan, terlibat dalam melaksanakan analisis yaitu dengan
CIEF. Sampel adalah yang pertama dilarutkan dalam ampholytes mixturebof
carrier, yang akan membentuk dasar dari gradien pH di kapiler tersebut. Pilihan
kisaran pH didapatkan tergantung pada nilai-nilai pI dari analit, namun kisaran
yang cukup sempit akan mencakup hasil PIs dalam kekuatan menyelesaikan
lebih besar. Langkah fokus diperlukan untuk membentuk gradien pH dan
sekaligus fokus analit ke dalam zona diskrit sepanjang gradien pH. Setelah
migrasi dari analit berhenti, arus akan berkurang. Dalam rangka untuk
mendeteksi protein, zona individu harus dimobilisasi, atau dielusi, melewati
detection window. Langkah ini dapat dilakukan elektroforesis dengan
penambahan garam, hidrodinamis atau electroosmotically.
 Capillary Gel Electrophoresis atau Elektroforesis Kapiler Gel
Mekanisme utama pemisahan elektroforesis kapiler gel didasarkan pada
perbedaan ukuran zat yang terlarut sebagai analit berpindah dari pori kolom gel
yang terisi penuh. Gel berpotensi digunakan untuk pemisahan elektroforesis
karena pemisahannya berdasarkan pada “molecular sieving” dan bertindak
sebagai media anti konvektif, meminimalisir difusi zat yang terlarutkan yang
mengkontribusi pelebaran zona, mencegah penyerapan zat yang terlarut ke
dinding kapiler serta membantu eleminasi elektroosmosis. Gel harus memiliki
karakter tertentu seperti stabilitas temperatur dan kesesuaian jarak ukuran pori
untuk menjadi media elektroforesis yang sesuai.
 Isotachophoresis atau Isotakoforesis Kapiler
Pada metode ini aliran elektroosmosis sama dengan 0, sistem pada buffer
adalah heterogen, pipa kapiler diisi dengan larutan elektrolit yang memiliki
mobilitas tinggi dibandingkan sampel-sampelnya yang akan diteliti sebagai
leading, kemudian sampel diinjeksi, kemudian larutan elektrolit kembali
dimasukkan kembali sebagai terminating
 Micellar Electrokinetic Capillary Chromatography atau Misel Kapiler
Konsep dari MEKC ini adalah surfaktan ionik dimasukkan ke dalam
larutan buffer yang mengalir pada konsentrasi micelle kritis. Bagian dalam
micelle bersifat hidrofobik sedangkan bagian luarnya bersifat anionik. Micelle
memiliki fase pseudostation yang dapat memompa secara elektroforesis.
Pemisahan didasarkan pada analisis perbedaan asosiasi dengan micelle. Interaksi
antara analisis dan micelle mengarah pada salah satu atau kombinasi dari
interaksi elektrostatik, ikatan hidrogen, dan atau interaksi hidrofobik. Aplikasi
dari MEKC terbatas pada beberapa kasus untuk molekul-molekul kecil dan
peptida-peptida yang mengarah ke ukuran fisik dari makromolekul dan
ketidakmampuan mereka untuk memenuhi partisi ke bagian dalam dari micelle.
Bagaimanapun juga, MEKC telah berhasil pada pemisahan dari famili
antibiotika dekapeptida dengan menggunakan surfaktan Zwitter ion. Selektifitas
MEKC mungkin dimanipulasi oleh variabe-variabel seperti tipe surfaktan, pH
(pada larutan ionik), temperatur, dan bahan tamabahan lain (organik, pasangan
ion, dll). Donato dkk mempelajari efek pH, konsentrasi surfaktan dan pengaruh
pengubah organik pada pemisahan beberapa obat antiinflamasi non-steroidal.
Grup yang sama juga mengaplikasikan CE dan MEKC untuk analisis langsung
dari obat-obat antiinflamasi non-steroidal pada beberapa formulasi farmasetika
tanpa sampel pretreatment. Sebuah surfaktan katin (CTAB) efektif pada
pemisahan kebalikan aliran elektroosmotik untuk kedua antibiotik netral dan
anionik.
 Elektrokromatografi Kapiler
Dalam CEC kolom pemisahan dikemas dengan wadah kromatografi
yang dapat menjerat atau menahan larutan dengan keseimbangan distribusi
normal yang bergantung padanya dan di sini terdapat beberapa pengecualian
elektroforesis. Pada CEC cairan mengalami kontak dengan dinding silika, begitu
juga dengan permukaan-permukaan partikel. Konsekuensinya elektroforesis
terjadi pada cara yang sama pada saluran terbuka karena kehadiran muatan
netral pada beragam permukaan. Di mana aliran dari saluran terbuka adalah
aliran masuk dan tidak terdapat variasi kecepatan aliran melewati bagian kolom,
aliran pada tempat beristirahat terkemas lebih tidak sempurna karena kealamian
darisaluran. Walaupun, mendekati aliran masuk dan tersusun lebih seragam
daripada sistem dorong tekanan. Di sini kolom yang sama dapat memberikan
efisiensi yang lebih tinggi saat digunakan elektrografi daripada saat pemisahan
dengan dorongan tekanan.
Aplikasi elektroforesis dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti
Forensics Genetics, Biochemistry, Mycrobiology, Molecular Biology, Farmasetika
dan Klinik.
1. Capillary Zone Electrophoresis (CZE)
CZE sangat berguna untuk men-separasi protein dan peptide, hasil yang
didapat akan dianalisa perbedaannya berdasarkan satu subtituent dari asam amino.
Hal ini berguna dalam memetakan tempat modifikasi mutasi dan post-translasi yang
terdeteksi.
2. Isoelectricfocusing (IEF)
IEF berguna untuk menentukan pI dari protein, terutama dalam memisahkan
immunoglobulin, variasi hemoglobin dan menentukan posisi translational
modifikasi dari protein rekombinan, separasi campuran protein.
C. JURNAL GAMBARAN FRAKSI HEMOGLOBIN PENDERITA
TALASEMIA MENGGUNAKAN METODE ELEKTROFORESIS KAPILER

Talasemia adalah penyakit darah herediter (keturunan) yang banyak ditemukan


di Indonesia. Talasemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
defek pada sintesis satu atau lebih rantai globin.Talasemia meliputi suatu keadaan
dari gejala klinis yang paling ringan (bentuk heterozigot) yang disebut talasemia
minor atau talasemia trait (karier/pengemban sifat) hingga yang paling berat
(bentuk homozigot) yang disebut talasemia mayor.
Elektroforesis kapiler adalah salah satu pemeriksaan penyaring talasemia dengan
teknik molekuler yang digunakan untuk menganalisis hemoglobin. Tujuan
Penelitian ini adalah mengetahui gambaran fraksi hemoglobin pada spesimen darah
pasien talasemia menggunakan metode elektroforesis kapiler.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel pada penelitian ini yaitu 3
orang penderita talasemia yang terdiri dari spesimen pertama, spesimen kedua dan
spesimen ketiga. Pemeriksaan fraksi hemoglobin mengggunakan metode
elektroforesis kapiler menggunakan standar hemoglobin. Standar hemoglobin
digunakan sebagai acuan hemoglobin normal. Pemeriksaan fraksi hemoglobin
normal dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan spesimen darah penderita
talasemia. Spesimen yang digunakan adalah spesimen darah.Analisis data
dilakukan dengan melihat persentase fraksi hemoglobin normal yaitu HbA, HbA2,
HbF dan hemoglobin varian. Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan dibuat
tabel hasil pemeriksaan fraksi hemoglobin. Fraksi hemoglobin pada penderita
talasemia diperiksa menggunakan metode elektroforesis kapiler. Fraksi hemoglobin
didapat dari sel eritrosit.Sebelum dilakukan pemeriksaan fraksi hemoglobin terlebih
dahulu dilakukan pengambilan darah. Darah yang diambil sebanyak 3cc dengan
penambahan antikoagulan K3EDTA. Hemoglobin didapat dari pemisahan plasma
dan sel eritrosit melaui sentrifugasi 10.000 rpm selama 10 menit kemudian
dilanjutkan dengan pelisisan eritrosit dengan vortex (kit insert Minicap Hemoglobin
(E) Sebia). Minicap Hemoglobin (E) Sebia menggunakan control HbA2 dalam
analisis fraksi hemoglobin. Selanjutnya, sel eritrosit diperiksa menggunakan
metode Elektroforesis kapiler.
Pemeriksaan fraksi hemoglobin mengggunakan metode elektroforesis kapiler
menggunakan standar hemoglobin. Standar hemoglobin digunakan sebagai acuan
hemoglobin normal. Pemeriksaan fraksi hemoglobin normal dilakukan sebelum
melakukan pemeriksaan spesimen darah penderita talasemia. Selanjutnya,
dilakukan pemeriksaan fraksi hemoglobin pada spesimen darah penderita talasemia.
Spesimen darah dari 3 orang pasien talasemia dengan usia 4 tahun, 8 tahun, dan 13
tahun.
fraksi HbA2 pada fraksi hemoglobin normal dan spesimen pertama berada di
zona 3 (ZA2) yaitu zona HbA2 dengan retensi waktu 24-25 menit. Fraksi
HbA2spesimen pertama memiliki puncak yang lebih tinggi dibandingkan puncak
HbA2 fraksi hemoglobin normal. Fraksi HbF pada spesimen pertama berada pada
zona 7 (ZF) yaitu zona HbF dengan retensi waktu 18-20 menit. Fraksi HbF
spesimen pertama memiliki puncak yang tinggi tetapi untuk fraksi hemoglobin
normal tidak ditemukan puncak HbF. Fraksi HbA pada fraksi hemoglobin normal
dan spesimen pertama berada di zona 9 (ZA) yaitu zona HbA. Retensiwaktu pada
zona 9 untuk fraksi hemoglobin normal yaitu 11- 19 menit sedangkan untuk
hemoglobin talasemia yaitu 9-17 menit. Fraksi HbA spesimen pertama
memilikipuncak yang lebih pendek dibandingkan puncak HbA fraksi hemoglobin
normal.Pada spesimen pertama ditemukan hemoglobin varian yaitu HbE pada zona
4 dengan retensi waktu 22-23,8 menit serta memiliki puncak yang tinggi tetapi pada
fraksi hemoglobin normal tidak ditemukan puncak HbE.
puncak HbA2 untuk fraksi hemoglobin normal pada specimen 2 berada pada
zona 3 (ZA2) yaitu zona HbA2 dengan retensi waktu 24- 25 menit. Fraksi HbA2
spesimen kedua berada pada zona 3 memiliki puncak yang lebih pendek
dibandingkan puncak HbA2 fraksi hemoglobin normal. Fraksi HbF untuk spesimen
kedua berada pada zona 7 (ZF) yaitu zona HbF. Fraksi HbF spesimen kedua
memiliki puncak dengan retensi waktu 18-20 menit sedangkan untuk fraksi
hemoglobin normal tidak ditemukan puncak pada zona HbF. Fraksi HbA untuk
fraksi hemoglobin normal dan talasemia berada pada zona 9 (ZA) yaitu zona HbA
dengan retensi waktu yang berbeda. Untuk fraksi hemoglobin normal memiliki
retensi waktu dari 11-19 menit sedangkan untuk spesimen kedua memiliki retensi
waktu dari 9-18 menit. Fraksi HbA spesimen kedua memiliki puncak yang lebih
pendek dibandingkan puncak HbA fraksi hemoglobin normal. Pada spesimen kedua
ditemukan hemoglobin varian yaitu HbE pada zona 4 dengan retensi waktu 22-23,8
menit dan memiliki puncak yang tinggi tetapi tidak ditemukan puncak HbE pada
fraksihemoglobin normal.
Dari spesimen penderita talasemia diketahui spesimen pertama memiliki kadar
HbA (α2β2) menurun, kadar HbA2 (α2δ2) dan kadar HbF (α2γ2) meningkat serta
ditemukan hemoglobin varian yaitu HbE. Pada spesimen kedua diketahui kadar
HbA (α2β2) mengalami penurunan dari rentang normal, kadar HbA2 (α2δ2) berada
pada rentang normal dan kadar HbF (α2γ2) meningkat serta ditemukan hemoglobin
varian yaitu HbE. Pada spesimen ketiga diketahui kadar HbA(α2β2) mengalami
penurunan dari rentang normal, kadar HbA2 (α2δ2) dan kadar HbF (α2γ2)
meningkat, tetapi tidak ditemukan hemoglobin varian pada spesimen ketiga. Fraksi
Hemoglobin penderita talasemia memiliki banyak variasi. Ada penderita talasemia
yang memiliki kombinasi dengan hemoglobin varian HbE, ada penderita talasemia
dengan kekurangan zat besi dan kombinasi dengan HbE serta ada penderita
talasemia yang tidak memiliki hemoglobin varian ataupun dengan kekurangan zat
besi.
PERTANYAAN:
1. Bagaimana pemilihan larutan penyangga pada jurnal elektroforesis kertas?
2. Apa syarat-syarat fase diam pada elektroforesis kapiler?
3. Bagaimana proses kerja elektroforesis kapiler pada jurnal penentuan kadar
hemoglobin pada penderita talasemia?

Anda mungkin juga menyukai