Disusun Oleh:
Kelompok 10
Dosen Pengampu:
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di Laboratorium memerlukan perlakuan
khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa,
menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan
alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara
memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan
dan kelancaran kegiatan.
Inventarisasi peralatan laboratorium dan bahan kimia sangat penting dan merupakan asset
pendidikan yang sangat berharga sehingga harus dilakukan secara ketat. Peralatan sangat
mahal sehingga harus diamankan dari kehilangan, kerusakan fatal dan penyalahgunaan,
pencurian dan kebakaran.
5. bahan di Laboratorium
Perlu inventaris yang baik untuk memudahkan pengelolaan, penggunaan , dan pendataan
asset Laboratorium.
4. Menyimpan alat
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium:
a. Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa
dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga
berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.
b. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing–masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu
dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
c. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan
laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan, golongan
percobaan dan bahan pembuat alat:
Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke dalam kelompok
bahan yang banyak digunakan. Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal – hal di atas,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang
lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah tumbuhnya
jamur.
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker
glass
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak
melebihi tinggi bahu.
5. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut abjad.
6. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia yang
mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.
Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu sering
dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil. Alat–alat yang boleh
diambil oleh siswa dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya diletakkan pada
meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang menempel di dinding. Contoh
alat yangdapat diletakkan di meja demonstrasi adalah: kaki tiga, asbes dengan kasa dan
tabung reaksi.
Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus memperhitungkan sumber kerusakan alat
dan bahan. Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal – hal berikut:
1. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban). Kandungan ini
memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat kusam logam lainnya seperti
tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena udara bebas
seprti dengan cara mengecat, memoles, memvernis serta melapisi dengan khrom atau nikel.
Kontak dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi. Akibat reaksi bahan
kimia dengan udara bebas seperti timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas.
Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta dapat menimbulkan kecelakaan
dan keracunan.
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh dari air, asam
dan basa. Senyawa air, asam dan basa dapat menyebabkan kerusakan alat seperti berkarat,
korosif dan berubah fungsinya. Bahan kimia yang bereaksi dengan zat kimia lainnya
menyebabkan bahan tersebut tidak berfungsi lagi dan menimbulkan zat baru, gas, endapan,
panas serta kemungkinan terjadinya ledakan.
3. Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat memuai atau mengkerut, memacu
terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.
4. Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang besar. Gangguan
mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat / bahan.
5. Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari sengatan matahari secara
langsung. Penyimpanan bagi alat dan bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya matahari
langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup. Bahan kimianya sebaiknya disimpan
dalam botol yang berwarna gelap.
6. Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai segitiga api.
Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya
oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan laboratorium harus memperhatikan
komponen yang dapat menimbulkan kebakaran tersebut.
Cara menyimpan alat Laboratorium dengan memperhatikan bahan pembuat alat tersebut,
bobot alat, keterpakaiannya, serta sesuai pokok bahasannya. Penyimpanan alat menurut
aturan tertentu harus disepakati antara pengelola laboratorium dan diketahui oleh pengguna
/praktikan.
1. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik.
2. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
3. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya disimpan
dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah
rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna bening.
4. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.
5. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat
pula menggunakan botol berkran. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya
saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam botol
kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan
dalam botol induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni lagi.
6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan
Penataan dan penyimpanan alat dan bahan didasarkan pada Keadaan laboratorium yang
ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, dan keadaan alat/bahan. Kepentingan
pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, keamanan dalam
penyimpanan dan pengambilannya.
Gambar. Penataan alat dan bahan yang baik dengan yang tidak baik di Laboratorium
1. Keadaan Alat dan Bahan Berdasarkan Kondisi :
a. Alat .
Alat dapat dikelompokkan atas jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat
tersebut digunakan, atau jenis percobaan.
b. Bahan/Zat .
• Bahan dapat dikelompokkan pada jenis bahan ( fasa/wujud zat, sifat asam basa dari zat),
seberapa bahaya bahan tersebut, dan seberapa sering bahan tersebut digunakan.
• Dasar dari Penyimpanan Alat yaitu : Jenis Alat Misalnya Gelas Kimia, Corong, Cawan
Petri, Lumpang dan Alu Jenis Bahan Pembuat Misalnya Kaca, Porselin, Logam dan Kayu
Percobaan Misalnya Laju Reaksi, Kesetimbangan, Anatomi, Ekologi Seberapa sering alat
digunakan Yang sering digunakan : Gelas kimia Yang jarang digunakan : lumpang & Alu
Dasar Penyimpanan Bahan Wujud Bahan : Padat dan Cair Sifat Bahan : Asam dan Basa Sifat
Bahaya : Korosif, Racun, Mudah Terbakar dll Seberapa sering digunakan.
2. Sistem dalam penyimpanan alat dan bahan dapat didasarkan beberapa sistem yng dapat
dijadikan pedoman :
• Alat dan bahan praktek yang boleh diambil sendiri oleh pemakai Laboratorium
• Jenis Alat
• Kelompok Percobaan
c. Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan bahan di atas
d. Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas Laboratorium,
keadaan alat dan bahan diatas.
• Bobot alat
• Konsentrasi Zat : Konsentrasi yang pekat disimpat terpisah dan khusus , misalnya HCL
pekat
• Bahaya dari zat : Zat yang berbahaya tidak disimpan diatas ( lebih tinggi dari badan)
• Label : Semua wadah yang berisi bahan / zat kimia harus diberi label
• Kepekaan Zat terhadap cahaya : zat yang peka terhadap cahaya disimpan dalam botol
cokelat
• Kemudahan Menguap : zat yang mudah menguap disimpan ditempat yang dingin dan sejuk
serta hindarkan dari cahaya langsung
• Larutan Indikator disimpan dalan botol tetes (botol kecil yang dilengkapi dengan pipet tetes
pada sumbatnya.)
b. Periksa labelnya dan jika sudah agak rusak segera ganti dengan yang baru
c. Bersihkan alat dan periksa apakah alat ini masih berfungsi/tidak, untuk alat gelas apakah
ada/tidak yang retak.
a. Buku inventaris
b. Kartu Stock
e. Kartu Reparasi
Pengadaan alat / bahan dengan cara dibeli sendiri/ instansi atau kiriman atau droping dari
pemerintah, Pemanfaatan alat / bahan bekas misalnya untuk elektrode karbon atau seng dapat
diambil dari bekas batu baterai atau mendaur ulang bahan bekas.
Penggunaan alat/bahan sesuai keperluan, Contoh: menggunakan 2 alat ukur listrik (jangan
lebih dari 2)
1. Organisasi Pengelolaan.
4. Inventarisasi Alat-alat.
d. Menyusun laporan.
KESIMPULAN
1. Penataan (ordering) alat / bahan adalah proses pengaturan alat / bahan di laboratorium agar
tertata dengan baik sebelum melakukan penatan yang harus diketahui adalah :
d. Keperangkatan
e. Nilai/harga alat
i. Bobot/berat alat
2. Dalam menata alat / bahan di laboratorium berkaitan erat dengan keteraturan dalam
penyimpanan maupun kemudahan dalam pemeliharaan.