Dosen pembimbing :
Reza Ma’ruf, M. Pd.
Disusun oleh kelompok 2 :
1. Arum Zaharani (207190106)
2. Muhammad Akbar (207190105)
i
DAFTAR ISI
.
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan masalah..........................................................................................2
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengelolaan laboratorium (Laboratory management) adalah usaha
untuk mengelola laboratorium. Bagaimana suatu laboratorium dapat
dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang
canggih, dengan staf professional yang terampil belum tentu dapat
beroperasi dengan baik jika tidak didukung oleh adanya manajemen
laboratorium yang baik. Oleh karena itu, manajemen laboratorium adalah
suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium.
Suatu manajemen laboratorium yang baik, memiliki sistem organisasi
yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas
yang efektif, efesien, disiplan, dan administrasi yang baik pula.
Secara umum, manajemen sering didefenisikan sebagai “Getting
things done through other people” menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain”. Telah disebutkan berkali-kali supervisor merupakan manajer
terdepan yang melaksanakan pekerjaan manajemen untuk merencanakan,
mengorganisir, mengeksekusi rencana, serta mengendalikan dan
mengontrol proses pekerjaan menuju hasil yang diharapkan.
B. Rumusan masalah
1. Mengapa pentingnya keselamatan dan keamanan laboratorium bagi
lembaga?
2. Bagaimana mengembangkan budaya keselamatan dan keamanan
laboratorium?
3. Bagaimana tanggung jawab dan akuntabilitas untuk keselamatan dan
keamanan laboratorium?
4. Apa saja jenis-jenis bahaya dan resiko di laboratorium?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya keselamatan dan keamanan
laboratorium bagi lembaga?
2. Untuk mengetahui mengembangkan budaya keselamatan dan
keamanan laboratorium?
3. Untuk mengetahui tanggung jawab dan akuntabilitas untuk
keselamatan dan keamanan laboratorium?
4. Untuk mengetahui jenis-jenis bahaya dan resiko di laboratorium?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pentingnya Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Bagi
Lembaga
Selama abad yang lalu, kimia telah membuat kita semakin
memahami dunia fisik dan biologis serta kemampuan kita untuk
memanipulasinya. Pekerjaan yang dilakukan di laboratorium di seluruh
penjuru dunia terus memungkinkan kemajuan penting di dunia sains dan
teknik. Laboratorium menjadi pusat pemerolehan pengetahuan dan
pengembangan materi baru untuk digunakan di masa depan, serta pusat
pemantauan dan pengendalian bahan kimia yang saat ini digunakan secara
rutin dalam ribuan proses komersial. Sebagian besar bahan kimia yang
saat ini dihasilkan dan digunakan adalah bahan yang bermanfaat, tetapi
sebagian juga berpotensi merusak kesehatan manusia, lingkungan, dan
sikap masyarakat terhadap perusahaan kimia.
Lembaga harus menyadari potensi penyalahgunaan secara tidak
sengaja dan sengaja seperti terorisme atau perdagangan obat-obatan ilegal.
Laboratorium menghadapi sejumlah ancaman, termasuk pencurian
informasi sensitif, peralatan bernilai tinggi, dan bahan kimia dengan
“penggunaan ganda” yang mungkin digunakan sebagai senjata.
Penyelamatan dan pengamanan bahan kimia bisa mengurangi risiko-risiko
ini. Budaya baru yang berisi kesadaran keselamatan dan keamanan,
akuntabilitas, penataan, dan pendidikan telah berkembang di seluruh dunia
di laboratorium milik industri kimia, pemerintah, dan lembaga pendidikan.
Laboratorium telah mengembangkan prosedur dan peralatan khusus untuk
menangani dan mengelola bahan kimia secara selamat dan aman.
Pengembangan “budaya keselamatan dan keamanan” menghasilkan
3
laboratorium yang aman dan sehat bagi lingkungan tempat kita mengajar,
belajar, dan bekerja.
4
C. Tanggung Jawab dan Akuntabilitas Untuk Keselamatan dan
Keamanan Laboratorium.
Keselamatan dan keamanan laboratorium mensyaratkan adanya
peraturan dan program wajib, komitmen terhadap keduanya, dan adanya
konsekuensi jika aturan-aturan dan harapan itu tidak dipenuhi. Lembaga
memerlukan struktur administrasi dan dukungan yang terbangun kokoh
yang tidak hanya berasal dari laboratorium, tetapi juga lembaga itu sendiri.
Tanggung jawab keselamatan dan keamanan sepenuhnya bergantung pada
kepala lembaga dan satuan pelaksananya. Pegawai lain yang bertanggung
jawab memelihara lingkungan laboratorium yang selamat dan aman antara
lain:
Kantor Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan: Kantor ini
mestinya dijalankan oleh staf pakar bidang keamanan kimia, teknik,
kedokteran kerja, pengamanan kebakaran, toksikologi, atau bidang
lain. Kantor kesehatan, keselamatan dan lingkungan ini paling efektif
jika saling bermitra dengan semua kepala atau direktur departemen,
kepala investigator atau manajer, dan pegawai laboratorium. Kantor ini
seharusnya membantu merancang program keselamatan dan keamanan
yang memberikan panduan teknis dan dukungan pelatihan yang sesuai
dengan kerja laboratorium, yang mudah dilaksanakan, dan sesuai
dengan undang-undang serta standar dasar keselamatan dan keamanan.
Petugas Keselamatan dan Keamanan Kimia (CSSO): CSSO
menetapkan upaya bersama untuk manajemen keselamatan dan
keamanan dan memberikan panduan kepada semua orang di semua
tingkat pada lembaga. CSSO harus dibekali pengetahuan, tanggung
jawab, dan kewenangan untuk mengembangkan dan menegakkan
sistem manajemen keselamatan dan keamanan yang efektif.
Manajer, Supervisor, dan Asisten Praktikum: Selain CSSO,
tanggung jawab langsung manajemen program keselamatan
laboratorium biasanya berada pada manajer laboratorium. Dalam
praktikum, instruktur laboratorium bertanggung jawab secara langsung
atas segala tindakan yang dilakukan para siswanya. Instruktur harus
5
mendorong budaya keselamatan dan keamanan dan mengajarkan
kemampuan yang diperlukan oleh siswa dan pegawai lain tentang cara
menangani bahan kimia dengan aman.
Siswa dan Staf Laboratorium: Meskipun mereka dipandu oleh
pimpinan lembaga, siswa dan pegawai laboratorium lainnya
bertanggung jawab secara langsung untuk bekerja dengan aman dan
menjaga bahan kimia yang mereka gunakan. Semua orang yang
bekerja di laboratorium, siswa atau pegawai, harus mematuhi semua
protokol keselamatan dan keamanan untuk melindungi diri mereka
sendiri dan orang lain.
6
Larangan perjalanan;
Absen lama karena sakit;
Tumpahan atau lepasnya bahan berbahaya;
Pengunjung yang sangat terkenal;
Peneliti atau penelitian yang berbau politis atau kontroversial;
Tindakan kekerasan atau pencurian yang sengaja;
Hilangnya bahan atau peralatan laboratorium;
Hilangnya data atau sistem komputer;
Hilangnya peralatan yang sangat penting; dan
Hilangnya peralatan yang bernilai tinggi atau sulit dicari
penggantinya.
b) Pelanggaran Keamanan
Lembaga harus menyadari potensi pelanggaran keamanan, baik
oleh pegawai internal atau penyusup dari luar. Pelanggaran keamanan
tak sengaja pun menimbulkan risiko serius. Kemungkinan pelanggaran
antara lain:
Pencurian atau penyalahgunaan peralatan yang sangat penting
atau bernilai tinggi;
Pencurian atau penyalahgunaan bahan kimia atau bahan
“penggunaan ganda“ yang mungkin digunakan untuk senjata
pemusnah massal;
Ancaman dari kelompok aktivis;
Pelepasan atau pemaparan bahan berbahaya secara tidak
sengaja atau sengaja;
Sabotase bahan kimia atau peralatan bernilai tinggi;
Publikasi informasi sensitif;
Pekerjaan ilegal atau eksperimentasi laboratorium yang tidak
sah; dan
Ancaman eksternal lainnya.
c) Paparan Bahan Kimia
7
Salah satu risiko yang sulit diprediksi dan paling berbahaya yang
dihadapi pegawai di dalam laboratorium adalah kadar racun berbagai
bahan kimia. Di laboratorium kimia, tidak ada satu zat pun yang
sepenuhnya aman dan semua bahan kimia menghasilkan efek beracun
jika zat tersebut dalam jumlah yang cukup tersentuh oleh sistem hidup.
Banyak bahan kimia memiliki lebih dari satu jenis kandungan racun.
8
sementara
Toksin Arsenik Menyebabkan kerusakan kromosom atau
reproduktif efek teratogenik di fetus dan
menyebabkan efek merugikan pada
berbagai aspek reproduksi, termasuk
kesuburan, kehamilan, produksi ASI,
dan kinerja reproduksi umum lainnya
9
Bahan kimia reaktif adalah bahan yang bereaksi liar jika
dikombinasikan dengan bahan lain. Bahan ini meliputi zat
yang reaktif terhadap air, seperti logam alkali; bahan piroforik,
seperti logam terbagi dengan baik; dan bahan kimia yang tidak
kompatibel, seperti cairan murni dan asam hidrosianik gas dan
basa.
Bahan kimia eksplosif meliputi berbagai bahan yang bisa
meledak dalam kondisi tertentu. Di antaranya meliputi bahan
peledak, senyawa azo organik dan peroksida, bahan oksidasi,
dan bubuk dan zat khusus. Risiko ledakan lain berasal dari
kegiatan laboratorium, tidak hanya dari bahan kimia itu
sendiri. Bahan peledak yang sangat panas, mempercepat
reaksi, menjalankan reaksi baru dan eksotermal, dan
menjalankan reaksi yang memerlukan periode induksi juga
dapat menyebabkan ledakan.
e) Bahaya Hayati
Bahaya hayati merupakan masalah di laboratorium yang
menangani mikroorganisme atau bahan yang terkontaminasi
mikroorganisme. Bahaya-bahaya ini biasanya muncul di laboratorium
penelitian klinis dan penyakit menular, tetapi mungkin juga muncul di
laboratorium lain. Penilaian risiko bahan bahaya hayati perlu
mempertimbangkan sejumlah faktor, antara lain organisme yang
dimanipulasi, perubahan yang dilakukan terhadap organisme tersebut,
dan kegiatan yang akan dilakukan dengan organisme tersebut.
f) Bahaya Fisik akibat Peralatan Laboratorium
Beberapa pengoperasian laboratorium menimbulkan bahaya fisik
bagi pegawai akibat bahan atau peralatan yang digunakan. Bahaya
fisik di laboratorium meliputi berikut ini:
Gas mampat;
Kriogen tidak mudah menyala;
Reaksi tekanan tinggi;
Kerja vakum;
10
Bahaya frekuensi radio dan gelombang mikro; dan
Bahaya listrik.
Pegawai juga menghadapi bahaya tempat kerja umum akibat kondisi
atau kegiatan di laboratorium. Potensi bahaya fisik meliputi luka
terpotong, tergelincir, tersandung, terjatuh, dan cedera gerakan
berulang.
g) Limbah Berbahaya
Hampir setiap laboratorium menghasilkan limbah. Limbah adalah
bahan yang dibuang atau hendak dibuang atau tidak lagi berguna
berdasarkan peruntukannya. Sebuah bahan dianggap limbah jika
dibiarkan atau jika dianggap “seperti limbah,” seperti bahan tumpah
Limbah diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya atau tidak berbahaya
dan bisa meliputi barang-barang seperti bahan laboratorium sekali
pakai, media filter, larutan cair, dan bahan kimia berbahaya. Limbah
yang berpotensi berbahaya memiliki satu atau beberapa sifat berikut
ini: daya sulut, korosivitas, reaktivitas, atau toksisitas.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Lembaga harus menyadari potensi penyalahgunaan secara tidak
sengaja dan sengaja seperti terorisme atau perdagangan obat-obatan
ilegal.
2. Program keselamatan dan keamanan yang sukses memerlukan
komitmen dari semua orang yang bekerja di lembaga setiap hari.
3. Tanggung jawab keselamatan dan keamanan sepenuhnya dipikul
kepala lembaga dan satuan pelaksananya.
4. Setiap pekerja di laboratorium harus diberikan informasi tentang
potensi bahaya dan menguranginya sedikit mungkin. Pengelola bisa
mewujudkan tempat kerja yang bebas kecelakaan dengan menetapkan
tujuan bebas kecelakaan dan bebas alas-alasan yang dibuat-buat
(Cameron,2008).
12
B. Saran
Adapun saran yang kami harapkan kepada pembaca agar
melakukan pengkajian lebih dalam terhadap materi ini dan kami
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
The General Safety Committee. (1954). Guide for Safety in the Chemical
Laboratory. New York : D. Van Nostrand Company. Inc.
13
14