Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Pengelolaan Laboratorium Biologi


“Budaya Keselamatan dan Keamanan Laboratorium”

Dosen pembimbing :
Reza Ma’ruf, M. Pd.
Disusun oleh kelompok 2 :
1. Arum Zaharani (207190106)
2. Muhammad Akbar (207190105)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Makalah ini
merupakan tugas dari mata kuliah “Pengelolaan Laboratorium Biologi”, dengan
adanya tugas ini kami sebagai mahasiswa berharap dapat mengetahui materi yang
diberikan.
Makalah yang berjudul “Budaya Keselamatan dan Keamanan
Laboratorium”. Dengan segala kerendahan hati, saran serta kritikan yang
konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca dan berbagai pihak guna
peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu yang akan
mendatang.
semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengembangan keterampilan pendidikan. Atas
semua ini saya mengucapkan terima kasih bagi semua pihak yang telah ikut
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

i
DAFTAR ISI
.
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan masalah..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................3


A. Pentingnya keselamatan dan keamanan laboratorium bagi lembaga........3
B. Mengembangkan budaya keselamatan dan keamanan laboratorium........4
C. Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk keselamatan dan keamanan
laboratorium..............................................................................................6
D. Jenis-jenis bahaya dan resiko di laboratorium...........................................11
BAB III PENUTUP ............................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................13

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pengelolaan laboratorium (Laboratory management) adalah usaha
untuk mengelola laboratorium. Bagaimana suatu laboratorium dapat
dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang
canggih, dengan staf professional yang terampil belum tentu dapat
beroperasi dengan baik jika tidak didukung oleh adanya manajemen
laboratorium yang baik. Oleh karena itu, manajemen laboratorium adalah
suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium.
Suatu manajemen laboratorium yang baik, memiliki sistem organisasi
yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas
yang efektif, efesien, disiplan, dan administrasi yang baik pula.
Secara umum, manajemen sering didefenisikan sebagai “Getting
things done through other people” menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain”. Telah disebutkan berkali-kali supervisor merupakan manajer
terdepan yang melaksanakan pekerjaan manajemen untuk merencanakan,
mengorganisir, mengeksekusi rencana, serta mengendalikan dan
mengontrol proses pekerjaan menuju hasil yang diharapkan.
B. Rumusan masalah
1. Mengapa pentingnya keselamatan dan keamanan laboratorium bagi
lembaga?
2. Bagaimana mengembangkan budaya keselamatan dan keamanan
laboratorium?
3. Bagaimana tanggung jawab dan akuntabilitas untuk keselamatan dan
keamanan laboratorium?
4. Apa saja jenis-jenis bahaya dan resiko di laboratorium?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya keselamatan dan keamanan
laboratorium bagi lembaga?
2. Untuk mengetahui mengembangkan budaya keselamatan dan
keamanan laboratorium?
3. Untuk mengetahui tanggung jawab dan akuntabilitas untuk
keselamatan dan keamanan laboratorium?
4. Untuk mengetahui jenis-jenis bahaya dan resiko di laboratorium?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pentingnya Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Bagi
Lembaga
Selama abad yang lalu, kimia telah membuat kita semakin
memahami dunia fisik dan biologis serta kemampuan kita untuk
memanipulasinya. Pekerjaan yang dilakukan di laboratorium di seluruh
penjuru dunia terus memungkinkan kemajuan penting di dunia sains dan
teknik. Laboratorium menjadi pusat pemerolehan pengetahuan dan
pengembangan materi baru untuk digunakan di masa depan, serta pusat
pemantauan dan pengendalian bahan kimia yang saat ini digunakan secara
rutin dalam ribuan proses komersial. Sebagian besar bahan kimia yang
saat ini dihasilkan dan digunakan adalah bahan yang bermanfaat, tetapi
sebagian juga berpotensi merusak kesehatan manusia, lingkungan, dan
sikap masyarakat terhadap perusahaan kimia.
Lembaga harus menyadari potensi penyalahgunaan secara tidak
sengaja dan sengaja seperti terorisme atau perdagangan obat-obatan ilegal.
Laboratorium menghadapi sejumlah ancaman, termasuk pencurian
informasi sensitif, peralatan bernilai tinggi, dan bahan kimia dengan
“penggunaan ganda” yang mungkin digunakan sebagai senjata.
Penyelamatan dan pengamanan bahan kimia bisa mengurangi risiko-risiko
ini. Budaya baru yang berisi kesadaran keselamatan dan keamanan,
akuntabilitas, penataan, dan pendidikan telah berkembang di seluruh dunia
di laboratorium milik industri kimia, pemerintah, dan lembaga pendidikan.
Laboratorium telah mengembangkan prosedur dan peralatan khusus untuk
menangani dan mengelola bahan kimia secara selamat dan aman.
Pengembangan “budaya keselamatan dan keamanan” menghasilkan

3
laboratorium yang aman dan sehat bagi lingkungan tempat kita mengajar,
belajar, dan bekerja.

B. Mengembangkan Budaya Keselamatan dan Keamanan Laboratorium


Terbentuknya budaya keselamatan dan keamanan bergantung pada
pemahaman bahwa kesejahteraan dan keamanan tiap orang tergantung
pada kerja sama tim dan tanggung jawab masing-masing anggota. Budaya
keselamatan dan keamanan harus dimiliki setiap orang, tidak hanya
harapan dari luar yang didorong oleh peraturan lembaga. Laboratorium
akademik dan pengajaran memiliki tanggung jawab unik untuk
menanamkan sikap kesadaran keselamatan dan keamanan dan praktik
laboratorium yang bijak sepanjang hayat. Praktik yang aman harus
dijadikan prioritas utama pengajaran di laboratorium akademik. Memupuk
kebiasaan dasar berperilaku bijak adalah komponen yang sangat penting
dari pendidikan kimia di setiap level dan tetap penting sepanjang karier
kimiawan.
Dengan mempromosikan keselamatan selama bertahun-tahun
mengajar di tingkat sarjana dan pasca sarjana, staf pengajar tidak hanya
memberi pengaruh pada siswa, tetapi juga setiap orang yang akan bekerja
di lingkungan yang sama di masa mendatang. Program keselamatan dan
keamanan yang sukses memerlukan komitmen dari semua orang yang
bekerja di lembaga setiap hari. Semua orang di semua tingkat harus
memahami pentingnya meniadakan risiko di laboratorium dan bekerja
bersama untuk mencapai tujuan ini. Pimpinan lembaga memiliki kekuatan
dan kewenangan terbesar, sehingga paling bertanggung jawab untuk
mengembangkan budaya keselamatan dan keamanan.

4
C. Tanggung Jawab dan Akuntabilitas Untuk Keselamatan dan
Keamanan Laboratorium.
Keselamatan dan keamanan laboratorium mensyaratkan adanya
peraturan dan program wajib, komitmen terhadap keduanya, dan adanya
konsekuensi jika aturan-aturan dan harapan itu tidak dipenuhi. Lembaga
memerlukan struktur administrasi dan dukungan yang terbangun kokoh
yang tidak hanya berasal dari laboratorium, tetapi juga lembaga itu sendiri.
Tanggung jawab keselamatan dan keamanan sepenuhnya bergantung pada
kepala lembaga dan satuan pelaksananya. Pegawai lain yang bertanggung
jawab memelihara lingkungan laboratorium yang selamat dan aman antara
lain:
 Kantor Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan: Kantor ini
mestinya dijalankan oleh staf pakar bidang keamanan kimia, teknik,
kedokteran kerja, pengamanan kebakaran, toksikologi, atau bidang
lain. Kantor kesehatan, keselamatan dan lingkungan ini paling efektif
jika saling bermitra dengan semua kepala atau direktur departemen,
kepala investigator atau manajer, dan pegawai laboratorium. Kantor ini
seharusnya membantu merancang program keselamatan dan keamanan
yang memberikan panduan teknis dan dukungan pelatihan yang sesuai
dengan kerja laboratorium, yang mudah dilaksanakan, dan sesuai
dengan undang-undang serta standar dasar keselamatan dan keamanan.
 Petugas Keselamatan dan Keamanan Kimia (CSSO): CSSO
menetapkan upaya bersama untuk manajemen keselamatan dan
keamanan dan memberikan panduan kepada semua orang di semua
tingkat pada lembaga. CSSO harus dibekali pengetahuan, tanggung
jawab, dan kewenangan untuk mengembangkan dan menegakkan
sistem manajemen keselamatan dan keamanan yang efektif.
 Manajer, Supervisor, dan Asisten Praktikum: Selain CSSO,
tanggung jawab langsung manajemen program keselamatan
laboratorium biasanya berada pada manajer laboratorium. Dalam
praktikum, instruktur laboratorium bertanggung jawab secara langsung
atas segala tindakan yang dilakukan para siswanya. Instruktur harus

5
mendorong budaya keselamatan dan keamanan dan mengajarkan
kemampuan yang diperlukan oleh siswa dan pegawai lain tentang cara
menangani bahan kimia dengan aman.
 Siswa dan Staf Laboratorium: Meskipun mereka dipandu oleh
pimpinan lembaga, siswa dan pegawai laboratorium lainnya
bertanggung jawab secara langsung untuk bekerja dengan aman dan
menjaga bahan kimia yang mereka gunakan. Semua orang yang
bekerja di laboratorium, siswa atau pegawai, harus mematuhi semua
protokol keselamatan dan keamanan untuk melindungi diri mereka
sendiri dan orang lain.

D. Jenis-Jenis Bahaya dan Resiko di Laboratorium


Budaya baru keamanan dan keselamatan laboratorium menekankan
adanya perencanaan eksperimen, yang meliputi perhatian terhadap
penilaian risiko dan pertimbangan bahaya secara reguler terhadap diri
pekerja dan orang lain. Setiap pekerja di laboratorium harus diberi
informasi tentang potensi bahaya dan menguranginya sesedikit mungkin.
Lembaga bisa mewujudkan tempat kerja yang bebas kecelakaan dengan
menetapkan tujuan bebas kecelakaan dan bebas alasan yang dibuat-buat.
Laboratorium menghadapi beragam risiko, baik dari dalam maupun luar
laboratorium. Beberapa risiko terutama mungkin mempengaruhi
laboratorium itu sendiri, tetapi risiko lainnya mungkin mempengaruhi
lembaga yang lebih besar dan bahkan masyarakat jika tidak ditangani
dengan tepat.
a) Keadaan Darurat Skala Besar dan Situasi Sensitif
Ada banyak jenis kejadian skala besar yang bisa mempengaruhi
lembaga dan benar-benar mengganggu operasional laboratorium.
Sebagian keadaan darurat skala besar dan situasi sensitif yang paling
sering terjadi meliputi:
 Kebakaran, banjir, dan gempa bumi;
 Peringatan pandemik;
 Pemadaman listrik;

6
 Larangan perjalanan;
 Absen lama karena sakit;
 Tumpahan atau lepasnya bahan berbahaya;
 Pengunjung yang sangat terkenal;
 Peneliti atau penelitian yang berbau politis atau kontroversial;
 Tindakan kekerasan atau pencurian yang sengaja;
 Hilangnya bahan atau peralatan laboratorium;
 Hilangnya data atau sistem komputer;
 Hilangnya peralatan yang sangat penting; dan
 Hilangnya peralatan yang bernilai tinggi atau sulit dicari
penggantinya.
b) Pelanggaran Keamanan
Lembaga harus menyadari potensi pelanggaran keamanan, baik
oleh pegawai internal atau penyusup dari luar. Pelanggaran keamanan
tak sengaja pun menimbulkan risiko serius. Kemungkinan pelanggaran
antara lain:
 Pencurian atau penyalahgunaan peralatan yang sangat penting
atau bernilai tinggi;
 Pencurian atau penyalahgunaan bahan kimia atau bahan
“penggunaan ganda“ yang mungkin digunakan untuk senjata
pemusnah massal;
 Ancaman dari kelompok aktivis;
 Pelepasan atau pemaparan bahan berbahaya secara tidak
sengaja atau sengaja;
 Sabotase bahan kimia atau peralatan bernilai tinggi;
 Publikasi informasi sensitif;
 Pekerjaan ilegal atau eksperimentasi laboratorium yang tidak
sah; dan
 Ancaman eksternal lainnya.
c) Paparan Bahan Kimia

7
Salah satu risiko yang sulit diprediksi dan paling berbahaya yang
dihadapi pegawai di dalam laboratorium adalah kadar racun berbagai
bahan kimia. Di laboratorium kimia, tidak ada satu zat pun yang
sepenuhnya aman dan semua bahan kimia menghasilkan efek beracun
jika zat tersebut dalam jumlah yang cukup tersentuh oleh sistem hidup.
Banyak bahan kimia memiliki lebih dari satu jenis kandungan racun.

Bahan Contoh Efek


Beracun
Racun akut Hidrogen Menyebabkan dampak berbahaya pada
sianida, paparan pertama
nitrogen
dioksida
Iritan Silil halida dan Menyebabkan efek radang sementara
hidrogen
selenida
Zat korosif Klorin,asam Menghancurkan jaringan hidup dengan
nitrat aksi bahan kimia di lokasi kontak
Alergen dan Diazometana Menghasilkan reaksi merugikan oleh
pemeka sistem kekebalan; mempengaruhi orang
secara berbeda tergantung kepekaan
mereka.
Asiksian Karbon Mengganggu pengiriman pasokan
dioksida, oksigen yang memadai ke organ tubuh
metana yang vital
Neurotoksin Merkuri, Mengakibatkan efek merugikan pada
karbon disulida struktur atau fungsi sistem syarat pusat
atau periferal; bisa permanen atau

8
sementara
Toksin Arsenik Menyebabkan kerusakan kromosom atau
reproduktif efek teratogenik di fetus dan
menyebabkan efek merugikan pada
berbagai aspek reproduksi, termasuk
kesuburan, kehamilan, produksi ASI,
dan kinerja reproduksi umum lainnya

Toksin Pelarut organik Beraksi selama kehamilan dan


Pengembanga (toluena) menyebabkan efek merugikan pada fetus
n
Bahan beracun Hidrokarbon Mempengaruhi organ selain sistem
berklor neurologis dan reproduktif
Karsinogen Benzena, Menyebabkan kanker setelah terpapar
klorometil berulang kali atau dalam durasi lama;
metil eter efek mungkin terlihat nyata setelah masa
inkubasi yang lama
Tabel 1.1 Kelas Umum Bahan Beracun

d) Bahan Kimia Mudah Terbakar, Eksplosif, dan Reaktif


Bahaya akibat bahan kimia mudah terbakar, eksplosif, dan reaktif
merupakan risiko besar bagi pegawai laboratorium. Semua pegawai
laboratorium perlu menyadari kemungkinan kebakaran atau ledakan
jika bahan-bahan kimia ini ada di laboratorium.
 Bahan kimia mudah terbakar adalah bahan kimia yang siap
memantik api dan terbakar di udara, dan bentuknya bisa padat,
cair, atau uap. Untuk menggunakan bahan mudah terbakar
dengan benar, diperlukan pengetahuan tentang kecenderungan
bahan ini untuk menguap, memantik api, atau terbakar dalam
berbagai kondisi di laboratorium. Cara terbaik untuk
menangani bahaya ini adalah mencegah munculnya uap
mudah terbakar dan sumber pemantik api pada saat
bersamaan.

9
 Bahan kimia reaktif adalah bahan yang bereaksi liar jika
dikombinasikan dengan bahan lain. Bahan ini meliputi zat
yang reaktif terhadap air, seperti logam alkali; bahan piroforik,
seperti logam terbagi dengan baik; dan bahan kimia yang tidak
kompatibel, seperti cairan murni dan asam hidrosianik gas dan
basa.
 Bahan kimia eksplosif meliputi berbagai bahan yang bisa
meledak dalam kondisi tertentu. Di antaranya meliputi bahan
peledak, senyawa azo organik dan peroksida, bahan oksidasi,
dan bubuk dan zat khusus. Risiko ledakan lain berasal dari
kegiatan laboratorium, tidak hanya dari bahan kimia itu
sendiri. Bahan peledak yang sangat panas, mempercepat
reaksi, menjalankan reaksi baru dan eksotermal, dan
menjalankan reaksi yang memerlukan periode induksi juga
dapat menyebabkan ledakan.
e) Bahaya Hayati
Bahaya hayati merupakan masalah di laboratorium yang
menangani mikroorganisme atau bahan yang terkontaminasi
mikroorganisme. Bahaya-bahaya ini biasanya muncul di laboratorium
penelitian klinis dan penyakit menular, tetapi mungkin juga muncul di
laboratorium lain. Penilaian risiko bahan bahaya hayati perlu
mempertimbangkan sejumlah faktor, antara lain organisme yang
dimanipulasi, perubahan yang dilakukan terhadap organisme tersebut,
dan kegiatan yang akan dilakukan dengan organisme tersebut.
f) Bahaya Fisik akibat Peralatan Laboratorium
Beberapa pengoperasian laboratorium menimbulkan bahaya fisik
bagi pegawai akibat bahan atau peralatan yang digunakan. Bahaya
fisik di laboratorium meliputi berikut ini:
 Gas mampat;
 Kriogen tidak mudah menyala;
 Reaksi tekanan tinggi;
 Kerja vakum;

10
 Bahaya frekuensi radio dan gelombang mikro; dan
 Bahaya listrik.
Pegawai juga menghadapi bahaya tempat kerja umum akibat kondisi
atau kegiatan di laboratorium. Potensi bahaya fisik meliputi luka
terpotong, tergelincir, tersandung, terjatuh, dan cedera gerakan
berulang.
g) Limbah Berbahaya
Hampir setiap laboratorium menghasilkan limbah. Limbah adalah
bahan yang dibuang atau hendak dibuang atau tidak lagi berguna
berdasarkan peruntukannya. Sebuah bahan dianggap limbah jika
dibiarkan atau jika dianggap “seperti limbah,” seperti bahan tumpah
Limbah diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya atau tidak berbahaya
dan bisa meliputi barang-barang seperti bahan laboratorium sekali
pakai, media filter, larutan cair, dan bahan kimia berbahaya. Limbah
yang berpotensi berbahaya memiliki satu atau beberapa sifat berikut
ini: daya sulut, korosivitas, reaktivitas, atau toksisitas.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Lembaga harus menyadari potensi penyalahgunaan secara tidak
sengaja dan sengaja seperti terorisme atau perdagangan obat-obatan
ilegal.
2. Program keselamatan dan keamanan yang sukses memerlukan
komitmen dari semua orang yang bekerja di lembaga setiap hari.
3. Tanggung jawab keselamatan dan keamanan sepenuhnya dipikul
kepala lembaga dan satuan pelaksananya.
4. Setiap pekerja di laboratorium harus diberikan informasi tentang
potensi bahaya dan menguranginya sedikit mungkin. Pengelola bisa
mewujudkan tempat kerja yang bebas kecelakaan dengan menetapkan
tujuan bebas kecelakaan dan bebas alas-alasan yang dibuat-buat
(Cameron,2008).

12
B. Saran
Adapun saran yang kami harapkan kepada pembaca agar
melakukan pengkajian lebih dalam terhadap materi ini dan kami
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Moran, Lisa dan Tina Masciangioli. (2010). Keselamatan dan Keamanan


Laboratorium Kimia. Amerika Serikat: National Academy of Sciences.

National Research Council. (2010). Keselamatan dan Keamanan


Laboratorium Kimia: A Guide to Prudent Chemical Management.
Washington, DC: The National Academies Press.

The General Safety Committee. (1954). Guide for Safety in the Chemical
Laboratory. New York : D. Van Nostrand Company. Inc.

Depdikbud. (1979). Pengelolaan Laboratorium Sekolah dan Manual Alat


IPA. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Yudiono .(2015). Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia. Jakarta: PT


Gunung Agung.

13
14

Anda mungkin juga menyukai