Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN DI


LABORATORIUM”

(GEOGRAPHY LABORATORY MANAGEMENT)

DISUSUN OLEH:

NAMA : EKA ANUGRAH


NIM : 1715441001
PRODI : PEND. GEOGRAFI ICP

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas berkat dan anugerah-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul " Kebijakan Keselamatan dan Keamanan di Laboratorium
". Makalah ini ditulis sebagai bentuk dari tugas individu yang dalam matakuliah
Geography Manajemen Laboratoriun.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.

Makassar, 18 Mei 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 4
A. Latar Belakang........................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan........................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 6
. A. Tanggung Jawab Keselamatan dan Keamanan Laboratorium... 6
B. Langkah Menciptakan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Keamanan Laboratorium secara Efektif …………………........ 9
C. Cara Menerapkan Peraturan, Program, Dan Kebijakan
Keselamatan Dan Keamanan Di Laboratorium......................... 13
Bab II PENUTUP…………………............................................................ 15

A. Kesimpulan……....................................................................... 15
B Saran ........................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ………………………....................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahaya terhadap keselamatan selalu ada pada kegiatan-kegiatan kita sehari-


hari, termasuk bekerja dalam laboratorium. Bekerja dalam laboratorium dapat
mengandung dan mengundang bahaya berupa kecelakaan. Kecelakaan tersebut
dapat timbul karena kelalaian atau bencana alam. Kecelakaan yang sering terjadi
di laboratorium adalah kerusakan, kebakaran, kesakitan dan kematian. Kecelakaan
itu dapat merugikan bahkan bisa fatal bagi personal sendiri dan orang lain serta
lingkungan tempat bekerja.

Pengguna laboratorium atau pekerja laboratorium yang arif, akan selalu


mempelajari dan mendeteksi setiap kemungkinan timbulnya risiko kecelakaan
pada setiap langkah pekerjaannya agar mereka mampu mengendalikan dan
mengurangi risiko sekecil-kecilnya. Disamping itu untuk mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan itu, mereka harus harus selalu meningkatkan kesadaran,
disiplin,dan pengetahuannya tentang sifat-sifat bahan dan teknik-teknik percobaan
yang digunakan. Kemampuan untuk mengendalikan bahaya kecelakaan di
laboratorium memungkinkan para personal dapat menciptakan sendiri
keselamatan dan kenyamanan kerjanya

Kecelakaan terjadi pada pekerjaan apapun, dimanapun dan kapanpun bila


musibah memang sudah semestinya terjadi. Namun sedikit banyak kita harus
dapat mengetahui akan adanya bahaya (waspada) terhadap kemungkinan yang
akan terjadi dalam suatu praktikum. Laboratorium harus menjadi tempat bekerja
yang aman terhadap setiap kemungkinan kecelakaan dan bebas dari rasa takut atau
kawatir akan terjadinya kecelakaan. Membangun budaya keselamatan dan
keamanan memerlukan komitmen berkelanjutan dengan standar tertinggi di semua
tingkatan dari pimpinan lembaga teratas hingga pekerja laboratorium harian.

4
Berdasarkan hal tersebut maka perlu ada perencanaan program kebijakan
keselamatan dan keamanan di laboratorium.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dari makalah ini adalah sbb:
1. Bagaimanakah Perencanaan program kebijakan keselamatan dan keamanan
di laboratorium?
2. Bagaimanakah menerapkan peraturan, program, dan kebijakan keselamatan
dan keamanan di laboratorium ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini agar mahasiswa dapat
1. Menjelaskan kondisi geografis dan administrati Negara Meksiko.
2. Menguraikan negara-negara di Region Amerika Tengah.
3. Menjelaskan kondisi geografis dan ekonomi, budaya, dan pendidikan
Region Hindia Barat

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tanggung Jawab Keselamatan dan Keamanan Laboratorium


Individu dalam laboratorium memiliki beragam peran dan tanggung jawab
untuk membangun dan memelihara praktik yang selamat dan aman. Menjadi
teladan adalah metode terbaik bagi orang-orang di semua tingkatan untuk
menunjukkan komitmen mereka.

PimpinanTanggung jawab keselamatan dan keamanan sepenuhnya


bergantung pada kepala lembaga dan satuan pelaksananya. Dalam beberapa kasus,
pimpinan lembaga bisa jadi memiliki kewajiban hukum untuk menyediakan
lingkungan kerja yang aman dan selamat. Pimpinan juga bisa membuat perbedaan
dalam meyakinkan pekerja untuk mematuhi program keselamatan dan keamanan.
Pekerja bahkan akan mengabaikan program yang dirancang dengan baik jika
manajemen puncak mengabaikannya.
1. Komite Pengawas Keselamatan dan Keamanan (CSSO)
Setiap lembaga harus menunjuk petugas keselamatan dan keamanan (CSSO).
CSSO membangun dan mendukung upaya bersama untuk mengelola keselamatan
dan memberikan panduan kepada orang di semua tingkatan. CSSO harus dibekali
pengetahuan, tanggung jawab, dan kewenangan untuk mengembangkan dan
menegakkan sistem manajemen keselamatan dan keamanan yang efektif. Posisi
ini bisa dijabat lebih dari satu orang dan berbagi tanggung jawab jika diperlukan.
2. Tanggung jawab CSSO
a. Mengembangkan dan mematuhi program keselamatan dan keamanan
terpadu di sepanjang masa pakai semua bahan laboratorium
 Mematuhi kebijakan tentang bahan laboratorium dan memastikan
kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku
 Membantu dalam pembelian, penyimpanan, penggunaan, dan
pembuangan limbah di tingkat laboratorium Jika perlu, menjalankan
program pengelolaan limbah untuk pembuangan limbah di luar;

6
Program ini meliputi penerimaan limbah, pengangkutan, dan
pembuangan akhir bahan melalui vendor komersial c
 Mencatat pesanan bahan laboratorium Menerima bahan dan memelihara
keakuratan inventaris
b. Melakukan audit dan inspeksi kepatuhan
 Melakukan audit inventaris dan keamanan lemari minimal setiap tahun
Jika ada tidak patuh, izin penggunaan bahan laboratorium dihentikan
sementara
 Melakukan pencatatan lengkap tentang prosedur operasi standar (SOP)
program yang mudah didapatkan, didistribusikan, dan diinspeksi
c. Mengelola dan menyelidiki insiden yang melibatkan bahan (tumpahan,
kehilangan bahan, cedera, dll.)4
d. Manajer pelatihan, supervisor, dan pegawai harus mengembangkan SOP yang
sesuai dan mematuhi program keselamatan
3. Manajer, Supervisor, dan Asisten Praktikum
Tanggung jawab langsung program pengelolaan keselamatan dan keamanan
laboratorium biasanya dipangku oleh CSSO dan manajer laboratorium. Dalam
praktikum, instruktur laboratorium atau asisten praktikum bertanggung jawab
secara langsung atas segala tindakan yang dilakukan para siswanya. Instruktur
bertanggung jawab untuk mendorong budaya keselamatan dan mengajarkan
keahlian yang diperlukan oleh siswa, mahasiswa dan pekerja lain untuk
menangani bahan dengan aman.
Tanggung jawab manajer atau ketua laboratorium
a. Memastikan pegawai laboratorium menerima pelatihan tentang
keselamatan dan keamanan umum.
b. Memastikan pegawai laboratorium memahami cara bekerja dengan bahan
secara aman.
c. Menyediakan pelatihan untuk bahan tertentu dan prosedur spesifik,
termasuk cara mengembangkan dan menelaah SOP.

7
d. Memberi pekerja laboratorium peralatan kendali teknik dan peralatan
perlindungan diri yang diperlukan untuk bekerja dengan bahan secara
aman.
e. Memastikan bahwa laboratorium memiliki tingkat keamanan yang sesuai
untuk bahan peralatan.
f. Menentukan harapan keselamatan dan keamanan.
g. Memasukkan keselamatan dan keamanan dalam penilaian kinerja.
h. Meninjau dan menyetujui pekerjaan dengan bahan laboratorium.
4. Siswa, Mahasiswa dan pengguna laboratorium
Meski bergantung pada panduan manajer dan guru atau dosen mereka,
mahasiswa dan pekerja laboratorium lainnya yang sebenarnya melakukan
pekerjaan. Mereka harus bekerja dengan bahan yang mereka gunakan secara aman
dan selamat. Semua orang yang bekerja di laboratoriumsiswa atau
karyawanbertanggung jawab mematuhi protokol keselamatan dan keamanan
untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain.
Tanggung jawab siswa, mahasiswa dan pengguna laboratorium
a. Mengikuti pelatihan keselamatan laboratorium.
b. Meninjau prosedur tertulis dan mematuhi prosedur tersebut.
c. Memastikan dapat memahami semua bahaya dan protokol keselamatan
dan keamanan sebelum bekerja dengan suatu bahan atau prosedur untuk
pertama kalinya.
d. Meninjau atau mengembangkan dan menyetujui SOP.
e. Bertanya kepada supervisor laboratorium atau CSSO jika tidak yakin
tentang bahaya.
f. Menggunakan kendali teknik yang sesuai.
g. Melaporkan semua insiden, masalah keamanan, dan kemungkinan
pemaparan bahan kepada manajer laboratorium.
h. Mendokumentasikan prosedur operasi spesifik untuk pekerjaan dengan
bahan kimia berbahaya atau peralatan tertentu. Mengubah prosedur jika
perlu.

8
B. Langkah Menciptakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Keamanan
Laboratorium secara Efektif

Salah satu faktor paling penting suksesnya sistem manajemen keselamatan


dan keamanan adalah komitmen pimpinan lembaga. Pimpinan harus mengambil
langkah awal untuk menciptakan rencana dan menugaskan orang untuk
menerapkan rencana tersebut.

1. Membentuk Komite Pengawasan Keselamatan dan Keamanan Lembaga


(CSSO)
Pimpinan teratas lembaga harus membentuk komite untuk memberikan
pengawasan terhadap keselamatan dan keamanan di lembaga tersebut. Komite
harus memiliki perwakilan dari semua bagian yang terpengaruh dan di semua
tingkatan. Komite harus melapor langsung ke pimpinan teratas dan mendapatkan
dukungan keuangan dan administratif yang diperlukan.Lembaga harus menunjuk
sedikitnya seorang CSSO untuk mengawasi program manajemen keselamatan dan
keamanan. Tanggung jawab d an akuntabilitas CSSO harus ditentukan d engan
jelas dan disampaikan kepada CSSO dan pimpinan lembaga, manajer
laboratorium, pekerja, dan siswa. CSSO yang efektif harus memiliki waktu dan
sumber daya khusus serta kewenangan yang diperlukan untuk melaksanakan
tanggung jawabnya. CSSO harus memiliki akses langsung ke pejabat senior yang
pada akhirnya bertanggung jawab terhadap masyarakat. Jika CSSO tidak memiliki
akses langsung ke pejabat tingkat senior, lembaga harus memberikan beberapa
sarana pelaporan lain kepada pimpinan.
2. Mengembangkan Kebijakan Keselamatan dan Keamanan
Pimpinan lembaga harus membuat kebijakan formal untuk mendefinisikan
dan mendokumentasikan sistem manajemen keselamatan dan keamanan peralatan.
Pernyataan kebijakan formal menetapkan harapan dan menyampaikan dukungan
lembaga. Kebijakan tersebut harus menyatakan niat untuk:mencegah atau
mengurangi kerugian diri dan ekonomi akibat kecelakaan, paparan kerja yang
merugikan, dan pencemaran lingkungan; memasukkan pertimbangan keselamatan
dan keamanan ke dalam semua fase operasional; mencapai dan memelihara

9
kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan; sertaterus memperbaiki
kinerja. Lembaga harus menyampaikan dan mengumumkan pernyataan kebijakan
kepada karyawan serta meninjau ulang d an memperbaikinya jika diperlukan.
3. Membuat Kendali dan Proses Administratif
Untuk Mengukur KinerjaKendali administratif mendefinisikan aturan dan
prosedur keselamatan dan keamanan khusus serta membuat daftar tanggung jawab
individu yang terlibat. Kendali administratif juga harus menyediakan cara untuk
mengelola dan menanggapi perubahan, seperti prosedur baru, teknologi, ketentuan
hukum, staf, dan perubahan organisasi. CSSO harus mengembangkan peraturan
keselamatan umum, prosedur kebersihan dan pemeliharaan laboratorium, panduan
penggunaanbahan dan peralatan, dan dokumen lain yang bisa digunakan untuk
menyampaikan harapan kepada semua pekerja laboratorium.
Dokumen ini juga harus mendefinisikan dengan jelas tanggung jawab siswa,
mahasiswa, pekerja, manajer laboratorium, pimpinan lembaga, kontraktor,
penyedia layanan darurat, dan pengunjung. Evaluasi keselamatan dan keamanan
operasi laboratorium harus menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari. Misalnya,
mulai semua rapat departemen atau kelompok dengan masalah keselamatan
diskusikan kegiatan harian, masalah keselamatan atau keamanan yang muncul,
dan apa yang bisa dilakukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya insiden.

4. Mengidentifikasi dan Mengatasi Situasi yang Sangat Berbahaya

Manajer, peneliti utama, pimpinan peneliti, pimpinan tim, dan supervisor


harus berperan aktif dalam mengelola keselamatan dan keamanan laboratorium
mereka. Lakukan penelaahan status awal untuk menilai lingkup, kecukupan,
danpenggunaan prosedur keselamatan. Gunakan telaahan status tersebut sebagai
dasar untuk membangun program keselamatan dan keamanan dan membantu
menentukan prioritas untuk perbaikan. Lakukan evaluasi berbasis risiko untuk
menentukan cukup tidaknya upaya kendali yang ada, memprioritaskan
kebutuhan, dan menerapkan tindakan perbaikan berdasarkan tingkat kepentingan
dan sumber daya yang tersedia.

10
5. Mengevaluasi Fasilitas dan Mengatasi Kelemahannya
Penting untuk melakukan peran kendali akses fisik dalam meningkatkan
keamanan ged ung temp at menyimpan d an menggunakan bahan peralatan. Hal
ini mungkin memerlukan penilaian kerentanan keamanan dan penentuan
kebijakan.
6. Menentukan Prosedur untuk Penanganan dan Manajemen Baha
Manajemen bahan adalah komponen penting dari program laboratorium.
Keselamatan dan keamanan harus menjadi bagian dari seluruh siklus hidup bahan
kimia, termasuk pembelian, penyimpanan, inventaris, penanganan, pengiriman,
dan pembuangan. Manajemen bahan harus memakai beberapa prosedur untuk
melakukan skrining sebagai bagian dari proses pembelian normal. Harus ada
proses inventaris untuk melacak penggunaan bahan hingga sepenuhnya dipakai
atau dibuang.
Sistem inventaris dan penyimpanan catatan penting untuk :
a. Memastikan apakah bahan aman untuk digunakan;
b. Menyediakan sumber daya untuk membahas kemungkinan penggunaan
bersama bahan ;
c. Memberikan informasi agar manajer mengetahui kapan harus memesan
kembali bahan ;
d. Memberitahukan lokasi bahaya di laboratorium kepada lembaga tanggap
darurat;
e. Menentukan kebutuhan dan penggunaan bahan di masa mendatang; dan
f. Meminimalkan inventaris berlebih dan jumlah limbah (yang mengurangi
biaya).Semua pegawai laboratorium harus bertanggung jawab untuk
mematuhi prosedur penggunaan bahan peralatan.
Manajer harus mempertimbangkan cara untuk menghargai dan
memberi penghargaan pada mereka yang mengikuti praktik terbaik dalam
menangani dan bekerja dengan bahan peralatan. Namun, manajer mungkin
perlu mempertimbangkan sarana penegakan aturan jika pekerja melanggar
sistem.

11
7. Menggunakan Kendali Teknik dan Peralatan Pelindung Diri
Kendali teknik, seperti tudung laboratorium, ventilasi buang setempat, atau
kotak sarung tangan, merupakan metode utama untuk mengontrol bahaya di
laboratorium peralatan. Peralatan pelindung diri, seperti kaca mata pengaman,
kaca mata pelindung, dan pelindung wajah, harus melengkapi peralatan kendali
teknik.Manajemen laboratorium tidak boleh mengizinkan eksperimen jika kendali
teknik tidak memadai atau peralatan pelindung diri tidak tersedia.
8. Membuat Rencana untuk Keadaan Darurat
Laboratorium harus membuat rencana untuk menangani keadaan darurat dan
insiden tak terduga. Simpan peralatan dan bahan untuk menanggulangi keadaan
darurat di tempat yang terjangkau, seperti pemadam api, pencuci mata, pancuran
keselamatan, dan perangkat kerja untuk menangani tumpahan.
9. Mengidentifikasi dan Mengatasi Hambatan untuk Mengikuti Praktik Terbaik
Keselamatan dan Keamanan
Praktik keamanan dan keselamatan yang baik termasuk meminta semua
pegawai senantiasa mematuhi kebijakan dan prosedur. Namun, mengubah
perilaku dan memupuk budaya praktik terbaik sering kali menantang. Rintangan
sosial dan budaya setempat bisa mencegah manajer laboratorium, pegawai
laboratorium, dan lainnya untuk mengikuti praktik keselamatan dan keamanan
terbaik. Lembaga harus melakukan upaya untuk mengatasi rintangan itu,
10. Melatih, Menyampaikan, dan Membina
CSSO bertanggung jawab untuk menentukan prosedur keselamatan dan
keamanan serta memastikan apakah semua orang mengetahui dan mematuhi
prosedur itu. Namun, diperlukan komitmen yang kuat dari pimpinan teratas untuk
menciptakan sistem keselamatan dan keamanan terbaik. Pimpinan teratas
bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan dan keamanan peralatan. Mereka
harus menciptakan budaya yang melindungi pekerja dan masyarakat.

12
C. Cara Menerapkan Peraturan, Program, Dan Kebijakan Keselamatan Dan
Keamanan Di Laboratorium

Penetapan peraturan, program, dan kebijakan untuk keselamatan d an


keamanan laboratorium akan berhasil dengan baik jika pimpinan lembaga
menegakkannya dan jika manajer dan pekerja laboratorium mematuhinya. Insentif
diperlukan untuk memastikan bahwa orang-orang memahami dan mematuhi
peraturan, program, dan kebijakan. Lembaga juga harus mengidentifikasi
hambatan terhadap keselamatan dan keamanan laboratorium dan menemukan
sejumlahcara untuk mengatasinya.

1. Kendali Administratif
Kendali administratif penting meliputi:peraturan, program, dan kebijakan
yang didefinisikan dan disampaikan dengan jelas, termasuk : peraturan
keselamatan dan keamanan umum; prosedur kebersihan dan pemeliharaan;
panduan penggunaan bahan dan peralatan; dokumen lain yang mendefinisikan
dengan jelas tanggung jawab siswa, mahasiswa, pekerja, manajer laboratorium,
pimpinan lembaga, kontraktor, penyedia layanan gawat darurat, dan pengunjung;
pengukuran kinerja bagi semua staf; dan kebijakan penegakan peraturan dan
insentif bagi semua staf. program pengukuran kinerja,inspeksi reguler; pelaporan
insiden; penyelidikan insiden; dan tindak lanjut atas insiden.
2. Kebijakan penegakan peraturan dan insentif, penegakan peraturan, program,
dan kebijakan; dan pengakuan dan pemberian penghargaan.

Program pengukuran kinerja harus menekankan pada pencarian fakta, bukan


pencarian kesalahan. Prinsip ini diterapkan di semua program dan kebijakan
keselamatan dan keamanan.

Memulai dan memelihara sistem pengukuran kinerja yang baik akan


membantu melakukan hal berikut:

a. memberikan pimpinan organisasi informasi yang berguna tentang efektivitas


sistem keselamatan dan keamanan dan tentang perlunya perbaikan;

13
b. memberikan wewenang kepada pegawai keselamatan dan keamanan yang
telah ditunjuk untuk mengumpulkan laporan insiden dan melaporkan insiden ke
pejabat yang lebih tinggi agar mereka mengambil tindakan;

c. mendeteksi pola perilaku dan fasilitas yang tidak aman, menemukan metode
untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan, dan memulai peraturan dan
aturan yang baru untuk melindungi pekerja dan siswa;

d. meningkatkan kesadaran pada masalah keselamatan untuk mendorong budaya


keselamatan dan keamanan yang lebih baik;

e. memberikan informasi aktual kepada petugas keselamatan sehingga pelatihan


bagi semua pekerja laboratorium dapat ditingkatkan dan panduan khusus dapat
diberikan kepada masing-masing pekerja; dan6. memberikan informasi kepada
pimpinan laboratorium sehingga mereka dapat mempelajari cara menggunakan,
menguji, dan membeli peralatan pelindung diri (PPE) dan jenis peralatan lainnya
yang sesuai untuk meningkatkan keselamata

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Salah satu faktor paling penting suksesnya sistem manajemen


keselamatan dan keamanan adalah komitmen pimpinan lembaga.
Pimpinan harus mengambil langkah awal untuk menciptakan rencana
dan menugaskan orang untuk menerapkan rencana tersebut.
2. Program pengukuran kinerja kebijakan keselamatan dan keamanan di
laboratorium harus menekankan pada pencarian fakta, bukan pencarian
kesalahan. Prinsip ini diterapkan di semua program dan kebijakan
keselamatan dan keamanan di laboratorium.
B. Saran
Demi keselamatan individual maupun bersama maka sebelum bekerja di
dalam laboratorium, hendaklah terlebih dahulu memperhatikan hal hal apa saja
yang perlu dilakukan kemudian jangan melalaikan tata tertib praktikum, karena
apa-apa saja yang tertulis pada tata tertib praktikum perlu diperhatikan dan
dilaksanakan dengan baik, hal ini bertujuan untuk mencegah kemungkinan-
kemungkinan resiko atau bahaya yang bisa saja terjadi, karena mencegah lebih
baik dari pada mengobati dan dengan kehati- hatian serta pengetahuan akan teknik
kerja yang benar,laboratorium bukanlah tempat yang berbahaya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Admawidjaya, Sudana. 1999. Keselamatan Kerja dan Penanggulangan Bahaya di


Laboratorium. FMIPA Bandung :ITB.

Decaprio, Richard. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah; IPA,Bahasa,


Komputer, dan Kimia. Yogyakarta: Diva Press:

Kancono.2010. Manajemen Laboratorium IPA. Persiapan bagi Pendidik,


Mahasiswa dan Laboran IPA. Unit Penerbitan FKIP Bengkulu :UNIB.

Moran, Lisa. Masciangioli, Tina. 2010. Keselamatan dan Keamanan di


Laboratorium. Washington, DC: The National Academies Press.

Mulyana, Dani. 2014 Panduan Teknis Kepala Laboratorium IPA(Biologi-Fisika


Kimia). Bandar Lampung: LPMP Lampung.

Sudjana. 2007.Manajemen Program Pengajaran. Bandung :Falah Production.

Suryadi, Ace dan Tilaar,H.A.R.1994.Analisis Kebijakan Pendidikan, Suatu


Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Wirjosoemarto,Koesmadji. (2004). Teknik Laboratorium Universitas Pendidikan


Indonesia. Bandung

16
17

Anda mungkin juga menyukai