Anda di halaman 1dari 15

Tugas kelompok

MAKALAH
KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
STANDAR K3

OLEH :

CHIKA PRATIWI
YULI ASTIKA
SRI LILIANAH LUKMAN
ALESMAN

PROGRAM STUDI D-IV ANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah
ini. Tak lupa Shalawat serta Salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah diutus kemuka bumi ini sebagai Rahmatanlil Alamin yang kita nantikan
syafaatnya di hari akhir nanti.
Makalah ini disusun untuk mengetahui lebih lnjut tentang STANDAR K3
didalam materi pembelajaran Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3). Dimana
dalam makalah ini diharapkan lebih membuka wawasan berpikir dibidang terkait
dengannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita
semua dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr.Wbr.

Kendari, 11 Juni 2017

Kelompok I
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah ................................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6
1. Tata Ruang Laboratorium ................................................................................... 6
2. Alat yang berfungsi dengan baik dan terkalibrasi............................................. 7
3. Infrastruktur Laboratorium ................................................................................ 8
4. Administrasi Laboratorium ................................................................................. 9
5. Organisasi Laboratorium ................................................................................... 10
6. Fasilitas Pendanaan (Sumber Dana) ................................................................. 10
7. Disiplin dan Keterampilan Laboran ................................................................. 11
8. Peraturan Dasar di Laboratorium .................................................................... 12
9. Penangan Masalah umum dalam Laboratorium Kimia ..................................... 12
BAB III............................................................................................................................. 14
PENUTUP........................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 14
B. Saran .................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan
keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan
pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang
dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari.
Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan
pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.
Laboratorium merupakan tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti
melakukan percoban. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai mahan
kimia, perlatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak teapat. Kecelakan terjadi karena
kelalaian atau kecerobohan kerja, dapat membuat praktikan cidera atau orang-orang
yang disekitarnya cidera. Keselamatan kerja dilaboratorium merupakan dambaan
bagi setiap peneliti/praktikan yang sadar akan kepentingan akan kepentingan
kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja. Bekerja dengan selamat dan aman
berarti menurunkan resiko kecelakaan. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang
berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Setiap kegiatan kerja selalu diikuti dengan resiko bahaya yang dapat
berakibat terjadinya kecelakaan, kecelakaan yang terjadi pada suatu kegiatan dalam
laburatorium merupakan hasil akhir dari suatu aturan yang ada dan kondisi kerja
yang tidak aman. Walau pun demikian terjadinya kecelakaan seharusnya dapat
dicegah dan diminimalisasikan, karena kecelakaan tidak dapat terjadi dengan
sendirinya. Terjadinya kecelakaan dapat dicegah dengan menentukan usaha-usaha
pembinaan dan pengawasan keselamatan kerja yang tepat secara efektif dan efisien
sehingga terjadinya kecelakaan dapat dicegah. Dalam melakukan kegiatan di dalam
laboratorium, praktikan harus menyadari bahwa dalam setiap kegiatan tersebut
berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan kebakaran. Oleh karena itu setiap
pengguna laboratorium harus mempunyai rasa taggung jawab penuh akan
keselamatan dan kesehatan kerja di dalam laboratorium, untuk itu perlu dibuat
peraturan-peratran dan prosedur yang ditetapkan dan harus ditaati selalu pada setiap
kegiatan di dalam laboratorium.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur
sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu
banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja
seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang
tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita
kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Dalam makalah ini kemudian akan
dibahas mengenai standar kesehatan dan keselamatan kerja (k3) dilaboratorium.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada standar k3 dilaboratorium ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana Tata ruang laboratorium ?
2. Bagaiman Alat yang baik dan terkalibrasi ?
3. Bagaimana Infrastruktur laboratorium ?
4. Bagaimana Administrasi laboratorium ?
5. Bagaimana Organisasi laboratorium ?
6. Bagaimana Fasilitas pendanaan (Sumber Dana) ?
7. Bagaimana Investasi dan keamanan laboratorium ?
8. Bagaimana Pengamanan laboratorium ?
9. Bagaimana Disiplin dan keterampilan laboran ?
BAB II

PEMBAHASAN

OHSAS 18001 adalah suatu standard internasional untuk menerapkan


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan.
Banyak organisasi di berbagai negara telah mengadopsi OHSAS 18001 untuk
mendorong penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan
prosedur yang mengharuskan organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan
mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja;
serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan. OHSAS 18001 dipelajari di bidang
ergonomi (teknik industri) terutama pada kuliah K3 atau sistem keselamatan kerja
atau semacamnya.
Standar Pengelolaan Laboratorium Kimia Memenuhi Standar Keselamatan
dan Keamanan itu terdiri atas:
1. Tata Ruang Laboratorium
Tata ruang yang sempurna harus dimulai sejak perencanaan gedung
laboratorium sampai pada pelaksanaan pembangunan. Untuk itu, perlu dijadikan
bahan pertimbangan bahwa sebuah laboratorium yang baik memiliki tata ruang
dengan komponen sebagai berikut :
a. Pintu masuk (in)
b. Pintu keuar (out)
c. Pintu darurat (emergency-exit)
d. Ruang persiapan (preparation- room)
e. Ruang peralatan (equipment room)
f. Ruang penangas (fume room)
g. Ruang penyimpanan (strorage room)
h. Ruang istirahat/ ibadah
i. Ruang Staf (Staff-room)
j. Ruang Teknisi (technician-room)
k. Ruang prasarana kebersihan
l. Ruang toilet
m. Lemari praktikan (locker)
n. Lemari gelas (glass-rack)
o. Lemari alat-alat optic (optical-rack)
p. Pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk
q. Fan (untuk dehumidifier)
r. Ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu.
2. Alat yang berfungsi dengan baik dan terkalibrasi
Pengenalan terhadap laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap
petugas laboratorium, terutama yang akan mengoprasikan peralatan tersebut. Setiap
alat yang akan dioprasikan harus dalam kondisi yang baik yaitu dengan syarat :
a. Siap untuk dipakai (ready for use)
b. Bersih
c. Berfungsi dengan baik
d. Terkalibrasi
Ada beberapa peralatan yang harus disertai dengan petunjuk penggunaan
(manual-operation), hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinya kerusakan.
Dalam buku manual terdapat juga petunjuk untuk perbaikan selanjutnya. Teknisi
laboratorium yang ada harus senantiasa berada di tempat, karena setiap kali
peralatan dioperasikan akan ada kemungkinan alat tidak berfungsi dengan baik.
Beberapa peralatan yang dimiliki harus disusun secara teratur pada tempat tertentu,
berupa rak meja yang disediakan. Peralatan digunakan untuk melakukan suatu
kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu.
Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-waktu dapat
digunakan.
Peralatan laboratoium hendaknya dikelompokkan berdasarkan
penggunaanya. Setelah selesai digunakan, harus segera dibersihkan kembali dan di
susun semula. Semua alat-alat ini sebaiknya diberikan penutup (cover), seperti
plastik transparan, terutama bagi alat-alat yang memang memerlukannya. Alat-alat
yang tidak ada penutupnya akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak
alat tersebut.
Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat
yang ada di laboratorium, maka sebaikknya dibuat daftar inventaris yang lengkap
dengan kode dan jumlah masing-masing. Alat yang sudah rusak atau pecah
ditempatkan pada satu lemari tertentu, dan dituliskan dalam buku kasus dan buku
inventaris laboratorium. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menyimpan alat laboratorium yaitu :
a. Bahan dasar pembuatan alat
b. Bobot alat
c. Kepekaan alat terhadap lingkungan
d. Pengaruh alat lain
e. Kelengkapan alat dalam satu set
Dalam menata dan penyimpanan alat laboratorium didasarkan pada :
a. Keadaan laboratorium yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium,
dan keadaan alat/ bahan,
b. Kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan mencari dan
dicapai, keamanan dalam menyimpan dan pengambilan.
Perlakukan terhadap alat-alat di laboratorium yang akan digunakan hendaknya:
a. Membawa alat sesuai dengan petunjuk penggunaan
b. Menggunakan alat sesuai dengan petunjuk penggunaan
c. Menjaga kebersihan alat
d. Menyimpan alat
3. Infrastruktur Laboratorium
Infrastruktur dalam laboratorium meliputi srana dan prasara yang
mendukung terhadap kelengkapan dan kenyaman penggunaan laboratorium. Sarana
dan prasarana ini terdiri dari sarana utama dan sarana pendukung.
A. Sarana utama. Sarana utama mencakup lokasi laboratorium, konstruksi
bangunan laboratorium dan sarana lain seperti pintu utama, pintu darurat,
jenis meja praktikum/peralatan, jenis atap, jenis dinding, jenis lantai, jenis
pintu, jenis lampu, jenis pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis
tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, jenis alat optik, jenis
timbangan, dan instrument lain, kondisi laboratorium dan lainnya.
B. Sarana pendukung. Mencakup terhadap ketersediaan energi listrik, gas, air,
lemari asam, kipas angin (blower), papan tulis, kotak obat-obatan, peralatan
P3K, alat komunikasi, dan pendukung keselamatan kerja seperti pemadam
kebakaran, hidran dan sebagainya.
4. Administrasi Laboratorium
Pengadministrasian merupakan suatu proses pendokumenan seluruh sarana
dan prasarana serta aktivitas laboratorium. Dalam kaitannya dengan pengadaan alat
dan bahan. Pengadministrasian sarana dan prasarana laboratorium bertujuan untuk
mencegah kehilangan/ penyalahgunaan, memudahkan oprasional dan
pemeliharaan, mencegah duplikasi/overlapping permintaan alat dan memudahkan
pengecekan.
Setiap laboratorium memiliki jenis dan karakteristik yang berbeda-beda,
namun dilihat dari pola pengadministrasian memiliki pola dan aspek yang serupa.
Sebagai contoh pola pengadministrasian adalah :
a. Data ruangan Laboratorium
b. Kartu Barang
c. Daftar Barang
d. Daftar pengeluaran/penerimaan barang
e. Daftar usulan penerimaan barang
f. Kartu alat
g. Daftar alat
h. Kartu Zat
i. Daftar zat
j. Daftar pengeluaran/ penerimaan zat
k. Daftar usulan/ permintaan zat.
Dalam pengadministrasian ruangan laboratorium, setiap laboratorium harus
memiliki denah yang menggambarkan keadaan macam ruangan yang ada, jaringan
listrik, jaringan air dan jaringan gas. Ruangan ruangan tersebut harus tercatat
namanya, ukurannya, dan kapasitasnya, dan data ini tercantum dalam data ruangan
laboratorium. Untuk mengadministrasikan fasilitas umum adalah barang barang
yang merupakan perlengkapan laboratorium. Barang-barang ini di data dalam kartu
barang dan daftar barang, untuk memudahkan pendataan baiknya diurutkan
berdasarkan abjad.
Pengadministrasian alat dan zat bertujuan untuk memudahkan
pengelompokan jenis alat dan zat seperti alat gelas, alat listrik, alat logam,
instrumen, dan data dari alat ini dicantumkan dalam kartu alat, daftar alat, dan
demikian pula untuk zat. Selain pengadministrasian alat dan bahan/zat sistem
evaluasi dan pelaporan juga diperlukan yang bertujuan untuk kelancaran
administrasi yang baik, seyogianya laboratorium memberikan pelaporan kepada
atasannya. Evaluasi dan pelaporan kegiatan masing-masing laboratorium dapat
dilakukan bersama dengan pimpinan setiap semester atau tiap tahunnya, tergantung
pada kesiapan yang ada agar semua kegiatan laboratorium dapat dipantau dan
sekaligus dapat digunakan untuk perencanaan laboratorium (seperti penambahan
alat-alat baru, rencana pembiayaan/dana laboratorium yang diperluka, perbaikan
sarana dan prasarana yang ada)
5. Organisasi Laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan,
serta susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Bentuk susunan
organisasi laboratorium dapat berupa bagan. Tugas dan tanggung jawab
laboratorium selain mengkoordinir berbagai aspek laboratorium, juga mengatur
penjadwalan penggunaan laboratorium. Penjadwalan ini dikordinasikan dengan
bagian kurikulum dengan mempertimbangkan usulan-usuan guru. Pada
laboratorium yang menggunakan peralatan yang rumit atau kompleks, biasanya
perlu diangkat seorang operator alat. Operator alat bertanggung jawab terhadap alat
yang dioperasikannya. Oleh karena itu operator harus selalu siap jika sewaktu-
waktu alat digunakan.
6. Fasilitas Pendanaan (Sumber Dana)
Dalam melaksanakan kegiatan laboratorium untuk kesinambungan
fungsional laboratorium salah satu faktor utamanya adalah pendanaan atau
anggaran yang memadai. Anggaran disini bertujuan untuk melakukan
penghematan. Untuk laboratorium sains anggaran harus disiapkan dua atau tiga
bulan sebelum tahun ajaran berjalan, sehingga memiliki waktu yang cukup untuk
mempertimbangkan pembatalan, dan memeberikan keputusan terhadap pemesanan
dan pengadaan alat dan bahan.
Untuk melakukan persiapan anggaran ada beberapa langkah-langkah yang
harus dilakukan yaitu :
1) Cek semua persediaan alat/Zat
2) Dengan bantuan guru senior dan asisten laboran, meminta informasi tentang:
a) Barang yang habis
b) Alat-alat yang rusak
c) Alat/bahan yang rusak atau hilang
d) Alat-alat baru yang dibutuhkan
3) Mencari informasi proyeksi penerimaan siswa/ mahasiswa pada tahun ajaran
yang akan datang
4) Pengecekan fasilitas laboratorium mencakup suplai air, listrik, gas, dan lain-lain
5) Mengecek harga harga alat/bahan pada saat ini dan memprediksi harga-harga
tersebut pada tahun mendatang
6) Meminta informasi dari guru bidang studi untuk menyiapkan daftar alat dan
bahan yang dibutuhkan selama tahun ajaran berjalan
7) Mendiskusikan hal-hal yang penting dan kritisasi untuk penyelesaian kebutuhan
alat/bahan tersebut dengan melibatkan kepala sekolah dan guru senior.
Dalam membuat kebutuhan alat dan bahan hendaknya dibuat dalam bentuk
format pemesanan dengan mencantumkan nama alat/bahan, spesifikasi yang jelas,
jumlah dan estimasi harga.
7. Disiplin dan Keterampilan Laboran
Pengelolaan laboratorium harus menerapkan disiplin yang tinggi pada
seluruh pengguna laboratorium (mahasiswa, asisten, laboran/teknisi) agar terwujud
efesiensi kerja yang tinggi. Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh oleh pola
kebiasaan dan perilaku dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu setiap pengguna
laboratorium harus menyadari tugas, wewenang dan fungsinya. Sesama pengguna
laboratorium harus ada kerjasama yang baik, sehingga setiap kesulitan, dapat
dipecahkan/ diselesaikan dengan baik. Selain kedisiplinan pengelola laboratorium
juga harus meningkatkan keterampilan semua tenaga laboran/teknisi. Peningkatan
keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti pendidikan
keterampilan khusus, pelatihan (workshop) maupun magang di tempat lain.
Peningkatan keterampilan juga dapat dilakukan mealui bimbingan dari staf dosen,
baik di dalam laboratorium maupun antar laboratorium.
8. Peraturan Dasar di Laboratorium
Beberapa peraturan umum untuk menjamin kelancaran pekerjaan di
laboratorium sebagai berikut ini :
a. Dilarang makan dan minum di laboratorium
b. Dilarang merokok, karena mengandung bahaya seperti:
- kontaminasi melalui tangan
- ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar
- uap/gas beracun akan terhisap melali pernapasan
c. Dilarang meludah untuk mencegah terjadinya kontaminasi
d. Jangan panik menghadapi bahaya kebakaran dan gempa
e. Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa diketahui cara
penggunaannya
f. Diharuskan menulis label yang lengkap
g. Dilarang mengisap/menyedot dengan menggunakan mulut
h. Diharuskan menggunakan baju laboratorium, dan juga sarung tangan,
terutama saat menuangkan zat berbahaya
i. Semua peraturan itu harus ditujuakan untuk keselamatan kerja di laboratorium.
9. Penangan Masalah umum dalam Laboratorium Kimia
a. Mencampur zat-zat kimia. Jangan mencampur bahan kimia tanpa mengetahui
sifat reaksinya. Jika belum tau maka tanyakan pada orang yang lebih
kompeten.
b. Zat-zat baru atau kurang diketahui. Demi keamanan laboratorium,
berkonsultasilah sebelum menggunakan zat-zat kimia yang baru dan kurang
diketahui. Semua zat-zat dapat menimbulkan risiko yang tidak diketahui.
c. Membuang bahan material yang berbahaya. Sebelum membuang material
yang berbahaya harus diketahui risiko yang mungkin terjadi. Oleh karena itu
perlu dipastikan bahwa ketika membuang zat kimia tidak akan menimbulkan
bahaya. Demikian halnya dengan buangan dari laboratorium, sebaiknya
memiliki bak penampungan khusus, jangan dibuang begitu saja karena
membuang mengandung bahaya yang menimbulkan pencemaran, air
buangan harus di treatment dengan cara menetralisir sebelum di buang ke
lingkungan.
d. Tumpahan. Tumpahan asam diencerkan dulu dengan air dan dinetralkan
dengan menggunakan CaCO3 atau soda abu, dan basa dengan menggunakan
asam encer, setelah itu dipel dan dipastikan bahwa kain pel bebas dari asam
atau alkali. Tumpahan minyak harus ditaburi dengan menggunakan pasir,
kemudian disapu dan dimasukkan dalam tong sampah yang terbuat dari
logam dan ditutup rapat.
e. Tindakan pertama dalam pertolongan. Untuk bentuk kecelakaan maka perlu
diambil tindakan pertama perlu diambil pada waktu memberikan pertolongan
pada si penderita yaitu:
1) Membawa si penderita ke tempat yang tenang
2) Apabila pendarahan terjadi pada si penderita usahakan darah yang keluar
itu dihentikan dengan jalan mengangkat bagian tubuh yang luka,
sehingga yang luka berada dia atas jantung,
3) Usahakan sipenderita terbaring seleluasa mungkin, 4) Jangan
memberikan makanan pada penderita yang pingsan, 5) Segeralah minta
pertolongan dokter.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laboraorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para
penggunanya. Dalam hal ini seorang laboran memegang peranan penting dalam
menciptakan suatu laboratorium yang aman. Akan tetapi, keamanan dan
keselamatan dalam laboratorium ini tidak akan efektif tanpa adanya fasilitas dan
tanggungjawab masing-masing pihak yang terlibat baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan laboratorium. Pihak pemborong misalnya, dalam
pembangunan laboratorium dan pengisian peralatan penunjang harus benar-benar
bertanggungjawab dengan melaksanakan tugasnya sesuai rancang bangun yang
telah diyakini dan disepakati. Sama halnya dengan pemborong dan pihak lain yang
tidak secara langsung berhubungan dengan laboratorium, masyarakat di sekitar
lokasi juga punya andil yang cukup besar dalam hal keamanan dan keselamatan
laboratorium. Dengan intensitas pembangunan di sekitar lokasi laboratorium yang
sangat tinggi dapat menyulitkan pengelolaan laboratorium akibat debu dan aktivitas
lain yang dapat memicu api misalnya.
Oleh karena itu, keselamatan dan keamanan laboratorium itu kemungkinan
besar akan terwujud dengan adanya kemauan awal dari semua pihak yang
dimotivasi oleh pengaruh positif dari sebuah laboratorium itu sendiri. Dengan
adanya kemauan awal ini maka setiap aktivitas yang bersinggungan langsung
maupun tidak langsung dapat terlaksana dengan baik tanpa memberikan pengaruh
yang negatif terhadap laboratorium.
B. Saran
Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan mengenai konsep
dasar standar k3, sehingga saran dan masukan pada makalah ini sangat diharapkan
bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Bapeten. 1999. Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi. Keputusan Kepala


Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor : 01/Ka-BAPETEN/V-99
Tentang Ketentuan Keselamatan Kerja terhadap Radiasi
Depnaker. 1996.Pedoman Teknis Audit Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja.Nomor: PER.05/MEN/1996. Peraturan Menteri Tenaga
Kerja R.I
Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. 1985. Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Pemakaian Asbes. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA.
Nomor : Per-03/MEN/TAHUN 1985 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes Masdukizen (2008) Peranan &
Fungsi Laboratorium IPA SMP dapat diakses pada
http://tamandewasakudus.files.wordpress.com/2010/03/peran-fungsi-
laboratorium-ipa.ppt
Muslim, A. 2010. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Di Laboratorium
http://pengujian kadarpengendalian.blogspot.com/2010/11/kesehatan-
dan-keselamatan-kerja-k3-di.html
Masdukizen (2008) Peranan & Fungsi Laboratorium IPA SMP dapat diakses pada
http://tamandewasakudus.files.wordpress.com/2010/03/peran-fungsi-
laboratorium-ipa.ppt
Tresnaningsih, Erna. 2010. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium
Kesehatan. Pengembangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Laboratorium Aanalais Kesehatan. Pusat Kesehatan Kerja DEPKES R.I.
Tarmizi. (2011). Keamanan dan Keselamatan di Laboraorium.
http://kimia.unp.ac.id/?p= 1477

Anda mungkin juga menyukai