PERMANGANOMETRI
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISA
Semester : III
Kelompok : II ( Dua )
Judul percobaan : Penentuan Kadar Fe dengan Cara Permanganometri
Tanggal percobaan : 5 September 2009
NAMA
NIM
DEDY ANWAR
080405009
LABORATORIUM KIMIA ANALISA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
LEMBAR PENGESAHAN
(Haryanto Manurung)
LEMBAR PENUGASAN
NAMA / NIM : Dedy Anwar / 080405009
Andriani Dewi / 080405030
Juliananta Sitepu / 080405060
KELOMPOK : II (dua)
MODUL : Penentuan Kadar Fe dengan Cara Permanganometri
TGL. PERCOBAAN : 5 September 2009
Medan, 2009 Asisten,
(Haryanto Manurung)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia Analisa Modul
Penentuan Kadar Fe dengan Cara Permanganometri, dengan sebaik-baiknya dan
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk
menyelesaikan Praktikum Kimia Analisa dan agar dapat mengikuti praktikum-
praktikum selanjutnya yang ada di Departemen Teknik Kimia. Selain itu
pembuatan Laporan Praktikum Kimia Analisa ini adalah sebagai bukti hasil dari
percobaan-percobaan yang dilakukan saat praktikum, dan untuk melengkapi tugas
dari Praktikum Kimia Analisa.
Penulisan laporan ini didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan selama
praktikum serta literatur-literatur yang ada baik dari buku maupun sumber
lainnya.
Dengan ini, praktikan juga menyampaikan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual.
2. Kepala Laboratorium Kimia Analisa, Ibu Maulida, ST, MSc.
3. Asisten-asisten Laboratorium Kimia Analisa, terutama asisten yang menangani
modul ini.
4. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan, secara istimewa Kelompok II yang
membantu praktikan dalam pelaksanaan praktikum dan dalam penulisan laporan
ini.
Laporan ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan. Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata
penulisan laporan ini. Maka saran-saran dari pembaca dibutuhkan dalam tujuan
menemukan refleksi untuk peningkatan mutu dari laporan serupa di masa
mendatang. Akhir kata, selamat membaca dan terima kasih.
Medan, 10 September 2009
Penulis,
Dedy Anwar
ABSTRAK
KATA PENGANTAR i
ABSTRAK ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL . vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Percobaan 1
1.4 Manfaat Percobaan 1
1.5 Ruang Lingkup Percobaan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Pengertian Permanganometri 3
2.2 Prinsip Titrasi Permanganometri 6
2.3 Reaksi-reaksi Kimia dalam Permanganometri 6
2.4 Sumber-sumber Kesalahan Titrasi Permanganometri . 7
2.5. Aplikasi Permanganometri 8
BAB III BAHAN DAN PERALATAN 11
3.1. Bahan 11
3.1.1. Kalium Permanganat (KMnO4) 11
3.1.2. Asam Oksalat (H2C2O4) 11
3.1.3. Asam Fosfat 12
3.1.4. Asam Sulfat (H2SO4) 12
3.1.5. Besi (Fe) 13
3.1.6 Air (H2O) 14
3.2. Alat 14
3.2.1 Nama Alat dan Fungsi 14
3.2.2 Gambar Rangkaian Peralatan 16
3.3. Prosedur Percobaan 17
3.3.1. Prosedur Penyiapan Larutan KMnO4 17
3.3.2. Prosedur Standarisasi Larutan KMnO4 17
3.3.3. Prosedur Penentuan Kadar Besi (Fe) 17
3.4. Flowchart 18
3.4.1. Flowchart Penyiapan Larutan KMnO4 18
3.4.2. Flowchart Standarisasi Larutan KMnO4 19
3.4.3. Flowchart Penentuan Kadar Besi (Fe) 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21
4.1. Hasil Percobaan 21
4.1.1. Penyiapan Larutan KMnO4 21
4.1.2. Standarisasi Larutan KMnO4 21
4.1.3. Penentuan Kadar Besi (Fe) 21
4.2. Pembahasan 22
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 23
5.1. Kesimpulan 23
5.2. Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN A 25
LAMPIRAN B 26
DAFTAR GAMBAR
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KMnO4 H2C2O4
Uranium(IV)
Vanadium(IV)
Antimon (III)
Arsenik(III)
Br-
Mo3+
Ti3+
W3+
Sn2+ Sn4+ + 2e-
H2O2 O2(g) + 2H+ + 2e-
Fe2+ Fe3+ +2e-
Fe(CN)64- Fe(CN)63-
H2C2O4 2CO2 + 2H+ + 2e-
HNO2 + H2O NO3- + 3H+ + 2e-
K2Na[Co(NO2)6] + 6H2O Co2+ + 6NO3- +12H+ + 2K++ Na+ + 11e-
U4+ + 2H2O UO22++ 4H++ 2e-
VO2+ + 3H2O V(OH)4-+ 2H++ e-
HSbO2 + 2H2O H3SbO4
HAsO2+ 2H2O H2AsO4 + 2H+ + 2e
2Br-- Br2 + 2e-
Mo3++ H2O MoO22+ + 4H+ + 1e-
Ti3+ + 2H2O TiO2+ + 2H+ +3e-
W3+ + 2H2O WO22+ + 4H+ + 2e-
(Sumber : Anonim, 2009.d)
2.4. Sumber-sumber Kesalahan Titrasi Permanganometri
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak pada:
1.Larutan pentiter KMnO4 pada buret
Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret
yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi
akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan
berwarna merah rosa.
2.Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4
Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara
MnO4- dengan Mn2+.
MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 + 4H+
3.Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4
Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan
oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4 + O2 H2O2 + 2CO2
H2O2 H2O + O2
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk
titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang
dilaksanakan (anonim,2009.b).
Pengolahan air minum dengan sistem osmosis balik terdiri dari dua bagian, yakni
unit pengolahan awal dan unit osmosis balik. Salah satu contoh diagram proses
pengolahan air dengan sistem osmosis balik dapat dilihat seperti pada Gambar
2.1. Air laut, terutama yang dekat dengan pantai masih mengandung partikel
padatan tersuspensi, mineral, plankton dan lainnya, maka air baku tersebut perlu
dilakukan pengolahan awal sebelum diproses di dalam unit osmosis balik. Unit
pengolahan pendahuluan tersebut terdiri dari beberapa peralatan utama yakni
pompa air baku, tangki reaktor (kontaktor), saringan pasir, filter mangan zeolit,
dan filter untuk penghilangan warna (color removal), dan filter cartridge ukuran
0,5 m. Sedangkan unit osmosis balik terdiri dari pompa tekanan tinggi dan
membran osmosis balik, serta pompa dosing klorin dan sterilisator ultra violet
(UV) (anonim,2009.e).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan
3.1.1 Kalium Permanganat ( KMnO4 )
A.Sifat Fisika
1.Berat molekul : 197,12 gr/mol.
2.Titik didih : 32,350C.
3.Titik beku : 2,830C.
4.Bentuk : Kristal berwarna ungu-kehitaman
5.Densitas : 2,7 kg/L pada 20C
B.Sifat kimia
1.Larut dalam metanol.
KMnO4 + CH3OH CH3MnO4 + KOH
2.Mudah terurai oleh sinar.
4KMnO4 + H2O 4 MnO2 + 3O2 + 4KOH
3.Dalam suasana netral dan basa akan tereduksi menjadi MnO2.
4KMnO4 + H2O 4 MnO2 + 3O2 + 4KOH
4.Kelarutan dalam basa alkali berkurang jika volume logam alkali berlebih.
5.Merupakan zat pengoksidasi yang kuat.
6.Bereaksi dengan materi yang tereduksi dan mudah terbakar menimbulkan
bahaya api dan ledakan.
(Mulyono,2005)
3.2 Alat
3.2.1 Nama Alat dan Fungsi
1.Statif dan klem
Fungsi : sebagai alat untuk menahan dan menjepit buret selama proses titrasi
berlangsung.
2.Buret
Fungsi : sebagai alat untuk menempatkan larutan penitrasi.
3.Bunsen
Fungsi : sebagai sumber api untuk memanaskan larutan.
4.Erlenmeyer
Fungsi : sebagai wadah atau tempat larutan yang akan dititrasi.
5.Pipet tetes
Fungsi : untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit.
6. Termometer
Fungsi : untuk mengukur suhu larutan.
7.Gelas ukur
Fungsi : untuk mengukur volume larutan yang akan digunakan.
8.Corong
Fungsi : untuk memperluas permukaan agar larutan yang dituang tidak tumpah.
9.Beaker glass
Fungsi : untuk mengukur volume larutan yang digunakan atau sebagai
wadah suatu larutan.
10.Kaki tiga
Fungsi : sebagai tempat meletakkan kasa penangas air.
11.Kasa penangas air
Fungsi : sebagai tempat meletakkan suatu wadah larutan yang akan di-
panaskan dan membatasi api dan suatu wadah larutan supaya tidak bersentuhan
secara langsung.
12.Penangas air
Fungsi : sebagai wadah untuk air yang akan dipanaskan dengan api.
6.2.2Gambar rangkaian Peralatan
ab
Gambar 3.1 : a. Peralatan Permanganometri
b. Rangkaian Peralatan Titirasi
Keterangan gambar :
1. Statif dan Klem
2. Buret
3. Erlenmeyer
4. Beaker glass
5. Gelas ukur
6. Corong glass
7. Kasa penyangga
8. Pipet tetes
9. Termometer
10. Penanggas air
11. Batang Pengaduk
3.4 Flowchart
3.4.1 Flowchart Penyiapan Larutan KMnO4 0,1 N
Gambar 3.2 Flowchart Penyiapan Larutan KMnO4 0,1 N
Ya
NT
NP
1
2
3
20 ml
20 ml
20 ml
10 ml
10 ml
10 ml
10,2 ml
9,2 ml
10,7 ml
0,1 N
0,05 N
50 %
Rata-rata
20 ml
10 ml
10,03 ml
0,002 N
99 %
2
15 ml
10 ml
2 ml
0,5 ml
3
15 ml
10 ml
2 ml
0,2 ml
Rata-rata
15 ml
10 ml
2 ml
0,3 ml
4.2 Pembahasan
Pada percobaan titrasi permanganometri, didapatkan konsentrasi KMnO4 adalah
0,1 N dimana persen ralat KMnO4 adalah 50 % setelah pentitrasian. Pada
penentuan kadar Fe didapat konsentrasi Fe sebesar 0,002 N, dan persen ralat Fe
adalah 99 % dari larutan sampel.
Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara
MnO4- dengan Mn2+ ( Day & Underwood, 1993 ).
MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 + 4H
Untuk menentukan kadar besi dengan terlebih dahulu diubah menjadi ferrosulfat
baru dioksidasi menjadi ferrisulfat (anonim,2009.f)
5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O2Fe2+ + MnO- + 8H+
Dari reaksi ini digunakan:
1.H2SO4 agar reaksi cepat dan kuantatif.
2.H3PO4 agar warna Fe(III) luntur dengan pembentukan kompleks tak berwarna.
Besarnya persen ralat yang didapat, dapat disebabkan oleh banyak hal. Adapun
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keadaan seperti ini adalah :
1.Dalam melakukan percobaan alat seperti buret sudah tidak bagus lagi (tidak
efesien).
2.Pembacaan buret tidak teliti.
3.Zat pentiter yang digunakan dalam percobaan, normalitasnya sudah tidak tepat
lagi akibat telah terkontaminasi.
Didalam permanganometri diperlukan larutan-larutan seperti H2SO4 dan H3PO4
sebab dalam titrasi dengan KMnO4 harus dalam suasana asam. Dalam titrasi
permanganometri titrasi harus dilakukan dalam suasana asam. Oleh karena itu,
digunakan asam kuat yang dapat mengionisasi sempurna dan dapat berfungsi
untuk menciptakan suasuana asam yang stabil bukan sebagai indikator karena
KMnO4 bersifat autoindikator. Dalam hal ini dipilih asam sulfat (H2SO4) sebagai
pencipta suasana asam yang paling baik dan juga berfungsi mengikat air yang
akan dipanaskan supaya menguap
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, maka praktikan dapat mengambil kesimpulan
penting yaitu :
1.Permanganometri adalah metode titrasi menggunakan larutan KMnO4 sebagai
titran.
2.Larutan KMnO4 distandarisasi dengan asam oksalat dan asam sulfat pada suhu
70-80oC, sehingga diperoleh konsentrasi KMnO4 adalah sebesar 0,1 N dan persen
ralat sebesar 50 %.
3.Kadar Fe yang terkandung dalam sampel adalah sebesar 0,002 N dan persen
ralat 99 %.
4.Dalam percobaan ini terdapat % ralat sebesar 99 %.
5.Larutan KMnO4 merupakan larutan yang sifatnya autoindikator sehingga dalam
percobaan Permanganometri ini tidak diperlukan indikator yang lain.
6.Titrasi Permanganometri berlangsung dalam keadaan asam.
5.2 Saran
Dalam hal ini diharapkan kepada praktikan selanjutnya supaya :
1. Lebih teliti dan hati-hati dalam melakukan titrasi.
2. Untuk menghindari terontaminasinya larutan KMnO4 diusahakan agar
percobaan lebih cepat dilaksanakan
3. Menjaga suhu larutan konstan pada saat melakukan standarisasi .
4. Teliti melihat dan mengukur volume KMnO4 yang digunakan pada buret.
DAFTAR PUSTAKA