Titrasi Permanganometri
Asisten :
Tiara Indah Fitrianingrum
menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Pada permanganat, titran yang digunakan
adalah kalium permanganat. Kalium permanganate sangat mudah diperoleh dan
tidak memerlukan indikator, kecuali digunakan larutan yang sangat encer serta telah
digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama 100 tahun lebih. Setetes
permanganate memberikan suatu warna merah muda yang jelas kepada larutan
dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan pereaksi
(Arga, 2011).
4.2 Pembahasan
Titrasi permanganometri merupakan titrasi dasar berdasarkan prinsip
oksidasi reduksi dan digunakan untuk menetapkan kadar reduktor dalam suatu asam
suldat encer. Larutan baku yang digunakan adalah kalium permanganat (KMnO4 ).
Satu tetes permanganat 0,1 N dapat memberika warna merah muda yang jelas.
Warna ini digunakan untuk mengindikasikan kelebihan pereaksi (Raymond, 2005).
4.2.1 Standarisasi Larutan 𝐊𝐌𝐧𝐎𝟒 dengan Asam Oksalat
Kalium permanganate merupakan zat pengoksidasi yang sangat kuat.
Pereaksi ini dapat dipakai tanpa penambahan indikator karenamampu bertindak
sebagai indikator (Arga, 2011). Penentuan standarisasi kalium permanganat
(KMnO4 ) dilakukan dengan menggunakan asam oksalat 0,05 N sebanyak 10 mL.
kemudian ditambahkan asam sulfat (H2 SO4 ) 4 N sebanyak 10 mL sebagai pemberi
suasana asam. Hal ini dilakukan karena pengamatan titik akhir titrasi lebih mudah
dilakukan dalam keadaan asam, dan asam sulfat tidak menghasilkan produk dan
tidak mengganggu titran (Alfanah dan Kurniawati, 2018).
Larutan tersebut dipanaskan pada suhu 70℃. Hal ini dilakukan karena
kalium permanganat dan asam oksalat berjalan lambat pada suhu kamar, tetapi
sangat cepat pada suhu 60℃. Sehingga lebih mudah melakukan titrasi dan
mencegah larutan yang sudah dipanaskan dititrasi menggunakan larutan KMnO4
0,05 N (Yasinta, 2014). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
MnO4− + C2 O− +
4 + H → Mn
2+
+ CO2 + H2 0................................................... (4.1)
Pada percobaan ini dilakukan tiga kali pengulangan titrasi, dengan volume
KMnO4 berturut-turut adalah 1,1 mL; 1,2 mL; 1,1 mL. sehingga kenormalan rata-
rata KMnO4 adalah 0,4220 N.
4.2.2 Menentukan Kenormalan Fe𝐒𝐎𝟒
Penentuan kenormalan besi (Fe) dapat diketahui dengan cara
permanganometri. Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan larutan
FeSO4 sebanyak 10 mL agar besi larut sempurna dan dapat bereaksi dengan baik.
Selain itu, penambahan asam sulfat juga bertujuan agar KMnO4 menjadi Mn2+
(Pitaloka dan Primadani, 2017).
Percobaan ini juga dilakukan tiga kali pengulangan titrasi, denga volume
KMnO4 berturut-turut adalah 0,9 mL; 0,8 mL; 0,8 mL. sehingga kenormalan rata-
rata FeSO4 adalah 0,03680 N. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
MnO4− + 5 Fe+ + 8 H+→ Mn2+ +5 Fe+ + 4 H2 O ............................................ (4.2)
(Herdiansyah, 2004)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan titrasi permaganormetri yaitu;
1. Permanganometri merupakan titrasi berdasarkan prinsip oksidasi reduksi
dan digunakan untuk menetapkan kadar reduktor dalam suatu asam sulfat
encer.
2. Konsentrasi dari KMnO4 yang digunakan sebesar 0,4420 N
3. Konsentrasi dari FeSO4 yang digunakan sebesar 0,03680 N
5.2 Saran
Pada saat praktikum benar benar paham terkait penggunaan alat praktikum,
mengerti bagaimana cara melakukan titrasi yang benar dalam melakukan
pentritasian benar benar teliti agar hasil yang didapatkan baik dan tidak mengalami
perubahan warna ke bening atau pun melewati warna merah muda.
DAFTAR PUSTAKA
Alfanah, H., dan Kurniawati, P. 2018. Perbandingan Metode Penentuan Kadar
Permanganat dalam Air Keran Secara Titrimetri dan Spektrofotometri.
Indonesia Journal Of Chemical Analysis, 1(1).
Arga. 2011. Analisis Kimia Kuantitatif Revisi Kedua. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Gandjar, G. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajur.
Herdiansyah, F. 2004. Kimia Analitik II: Titrasi Permanganometri. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah.
Nisa, F. A. 2018. Titrasi Permanganometri Standarisasi Larutan KMnO4 dan
Aplikasinya Menentukan Jumlah Air Kristal dalam H2 C2 O4 .XH2 O.
Jurnal Praktikum Kimia Analitij, 4 (1).
Pitaloka, P., dan Primadani, A. 2017. Permanganometri. Purwokerto: Universitas
Jendral Sudirman.
Rahayu. 2012. Kamus Kimia. Bandung: Bumi Aksara.
Raymond. 2005. Kimia Dasar Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Yasinta, Y.E. 2014. Titrasi Permanganometri. Jurnal Praktikum Kimia Analitik II
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN