Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi
oleh kalium permanganat (KmnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi
dan reduksi yang terjadi antara KmnO4 dengan bahan baku tertentu. Tujuan dari
percobaan penentuan Fe dengan cara permanganometri adalah unruk menentukan
kadar besi (Fe) yang terdapat dalam sampel. Bahan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah sampel yang mengandung Fe, kalium permanganat (KMnO 4)
0,1 N, asam oksalat (H2C2O4) 0,1 N, asam sulfat (H2SO4) 6 N dan asam fosfat
(H3PO4) 85%. Sedangkan alat yang digunakan yaitu satu set alat titrasi, penangas,
gelas ukur, erlenmeyer dan pipet volum. Prosedur percobaan ini adalah penyiapan
larutan kalium permanganat 0,1 N kemudian distandarisasi kalium permanganat
dengan cara menintrasi larutan tersebut menggunakan asam sulfat 6 N dan
menentukan kadar besi dengan cara menitrasi sampel menggunakan larutan
kalium permanganat. Dari percobaan ini menunjukkan bahwa kadar besi (Fe)
yang terdapat pada sampel adalah 0,002 N, dan % ralat Fe sebesar 99%.

I.2 Tujuan
1. Untuk menentukan kadar dari kalium permanganat KMnO4 secara praktek
dengan titrasi KMnO4 tersebut terhadap larutan asam oksalat dihidrat
H2C2O4 x 2H2O
2. Dapat melakukan standarisasi nlarutan dengan benar
3. Dapat menghitung dan menentukan kadar dari kalium pada setelah
pratikum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Permanganometri adalah titrasi yang idasarkan pada reaksi resoks. Dalam


reaksi ini ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Teknik titrasi ini biasa digunakan
untuk menentukan kadar oksalat pada besi dalam suatu sampel. Kalium
permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk menentukan kadar besi
yang terdapat pada sample dalam, dalam suasana asam menggunakan asam sulfat
(H3SO4).
Permanganometri juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerang,
nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi permanganometri ini banyak digunakan
dalam menganalisa zat zat organik. Percobaan ini juga merupakan aplikasi dari
prinsip prinsip umum mengenai permanganometri, serta praktek yang sebenarnya
sangat membantu pemahaman. (Anonim,2009)
Dari sejarahnya, oksidasi diterapkan untuk proses proses dimana yang
didasarkan pada reaksi redoks. Reaksi reaksi yang melibatkan oksidasi resuksi
lebih sering digunakan dalam analisa titrimetrik daripada reaksi reaksi asam basa,
pembentukan kompleks ataupun pengendapan ion ion dari beberapa unsur hadir
dalam wujud oksidasi yanf berbeda beda mengakibatkan timbulnya bnayak reaksi
reaksi oksidasi reduksi. Kebanykan dari reaksi reaksi ini yang layak digunakan
dalam analisa titrimetrik dan aplikasinya sangat beraneka ragam.
Oksidasi adalah kehilangan satu atau lebih elektron yang dialami oleh
suatu atom atom, molekul, atau ion. Sementara reduksi adalah perolehan molekul,
atau ion. Sementara reduksi adalah perolehan elektron. Tidak ada elektron yang
alami oleh suatu spesies kimiawi yang biasa dan kehilangan elektron yang alami
oleh suatu spesies kimiawi selalu disertai oleh perolehan elektron pada bagian
lainnya. Istilah reaksi transfer elektron terkadang dipergunakan untuk reaksi
reaksi redoks. (Anonim,11.30)
Pemanfaatan mangan sebagian besar digunakan untuk tujuan metalurgi,
yaitu untuk proses prosuksi besi baja, sedangkan penggunaan mangan untuk
tujuan non metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering, keramik gelas dan
bahan kimia. (Sahoo,et al. 2001)

Banyak upaya penelitian telah diterapkan untuk mengembangkan proses


hidrometalurgi komersial, untuk memperoleh mangan dari bijih. Bijih mangan
dapat diekstraksi dengan menambah zat pereduksi yang diikuti oleh leatching
asam (sahio dan Sinivasa, 1989) atau langsung oleh leatching asam reduktif
menggunakan zat pereduksi asam yang berbeda, yang meliputi asam kloroda san
pirit. (Knungo,1999)
Permanganat dengan asam oksalat, dengan adanya asam sulfat,
mengahasilakan gas karbon dioksida :
2MnO4 + 5(COO)22- + 16 H+ 10CO22+ + 8H2O
Reaksi ini lambat pada suhu kamar, tetapi menjadi cepat pada 60 oC. Ion
mangan (II) yang mengakatalis reaksi ini adalah otokatalitik; sekali ion mangan
(II) telah terbentuk, reaksi menjadi semakin cepat. (G.Svehla,1987)
Permanganometri merupakan totrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi
oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi dengan
bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus
tahun. Kebnayakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alt yang dapat
dioksidasi sepperti Fe2+, asam atau garam oksalat yang dapat larut sebagainya.
(Anonim)
Reaksi reaksi kimia yang melibatkan oksidasi reduksi dipergunakan
secara luas dalam analisa titrimetrik. Ion ion dari berbagai unsur dapat dalam
kondisi oksidasi yang berbeda beda, menghasilkan kemungkinan terjadi banyak
reaksi redoks. Banak dari reaksi reaksi ini memenuhi syarat untuk digunakan
dalam analisa totrimetrik, dan penerapan penerapannya cukup banyak.
(underwood,2002 :287)
Penentuan titrimetik kalsium dalam kapur sering kali digunakan sebagai
latihan untuk mahasiswa. Kalsium mengendap seebagai oksalat, Ca 2O4. Setelah
penyaringan

dan

pencucian,

endapan

dan

oksalatnya

dititrasi

dengan

permanganat. (Uderwood,2002: 293)


Kalium prmanganat telah banyak dipergunakan sebagai agen pengoksida
selama lebih dari 100 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak
mahal, dan membutuhkan indikator terkecuali untuk larutan yang amat encer. Satu
tetes ),1 N permanganat memberikan warna merah muda yang jelas pada volume
dari larutan bias adipergunakan untuk mengindikasi kelebihan reagen tersebut.
Permanganat mengalami berbagai ragam reaksi kimia, karena mangan dapat hadir
dalam kondisi kondisi oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7. Reaksi yang paling umum

terjadi dalam laboratorium adalah reaksi yang terjadi dalam larutan larutan yang
bersifat amat asam, 0,1 N atau lebih besar :
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O Eo = +1,51 V
Permanganat bereakasi secara cepat dengan banyak agen pereduksi,
berdasarkan reaksi ini, namun beberapa substansi membutuhkan pemanasan atau
penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Permanganat adalah age
unsur pengoksidasi yang cukuo kuat untuk mengoksidasi Mn (II) menjadi MnO 2
Persamaan: 3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O 5MnO2(s) +4H+
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir titrasi
cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2. Tindakan
pencegahan khuss harus dilakukan dalm pembuatan larutan permanganat.
(Underwood,2002: 290)
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi
oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi
dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi
dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan titrasi
dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam
atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang
tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri
seperti:
(1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat.
Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga
terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya
dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.
(2) ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah
disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku
FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya
dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain
terletak pada: Larutan pentiter KMnO4 pada buret Apabila percobaan
dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar
akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh
pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah
rosa. (wikipedia,23:13)

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
III.1 Alat
1. Alat titrasi
Digunakan untuk melkukan titrasi
2. Penangas
Digunakan untuk melakukan pemanasan
3. Thermometer
Digunakan untuk mengukur suhu larutan

III.2 Bahan
1. H2SO4 4N
Sampel pada pratikum ini
2. Oksalat
Sample pada pratikum ini
3. KMnO4
Sampel yang akan diuji pada prtikum ini

III.3 Prosedur Percobaan


1. Pembuatan larutan KMnO4 0,1N
Timbang 3,2 g KMnO4 dan taruh dalam beker 1 L yang bersih.
Larutan dengan 50 ml air dan aduk kemudian tempatkan sampel
tanda garis. Larutan yang diperoleh disimpan 1 minggu kemudian
disaring setelah larutan dingin.

2. Penetapan titar KMnO4 0,1N (cara 1)


Dengan menggunakan botol timbang, ditimbang dengan teliti 630
mg asam oksalat. Dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml
dilarutkan dengan air suling, lalu tetapkan sampai tanda garis.
Kedalam Erlenmeyer, dipipet 10 ml asm oksalat, tambahkan 10 ml
H2SO4 sampai timbul warna merah jambu.

3. Penetapan titar KMnO4 0,1N (cara 2)


Timbang dengan eliti 0,15 g asam oksalat/natrium oksalat.
Larutkan denga 25 ml aquades.Tambahkan 10 ml H 2SO4 4M.
Panaskan sampaimendidih. Titrasi selagi panas dengan larutan
standar KMnO4 sampai terbentuk warna pink yang tahan selama 30
detik.

III.4 Skema Kerja


1. Pembuatan larutan KMnO4 0,1 N

2. Penetapan titar KMnO4 0,1 N (cara 1)

* tirasi dengan KMnO4 sampai timbul warna merah jambu.

3. Penetapan titar KMnO4 0,1 N (cara 2)

BA
B IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
No
1

Larutan
KMnO4

[ ]
0.0976 N

0,1088 N
2

As.Oksalat

V
10,25 ml
9,5 ml

0,0999 N
0,10003 N

0,0306 g

0,0994 N

0,0627 g

0,1029 N

0,0630 g

Pengamatan

KMnO4
As.Oksalat
Suhu
Titik akhir

: Berwarna ungu
: Bening
: 70oC
: Pink seulas yang tidak hilang 30 s

IV.2 Pembahasan
Pada pratikum ini kami melakukan titrasi denga larutan primer as.Oksalat
dan larutan KMnO4 sebagai larutan standar sekunder. Pada pratikum
permanganometri ini sebelum kami melakukan titrasi kami memanaskan

as.oksalat terlebih dahulu. Pada percobaan permanganometri ini kami melakukan


titrasi dengan konsenterasi as.Oksalat yang yberbeda.
Pada pratikum kali ini kami tidak menggunakan indikator, karena KMnO 4
dalam hal ini juga perperan sebagai indikator, untuk menentukan atau membantu
larutan standar primer mencapai titik ekuvalen nya. Pada saat melakukan titrasi,
kami melakukannya pada saat larutan masih panas.
4.

BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan, didapatkan konsenterasi
KMnO4 : 0,0976 N, 0,1088 N, 0,0999 N
Pada pratikum permanganometri KMnO4 merupakan auto katalik, dapat
juga dikatakan sebagai indikator disamping sebagai pentitar yang akan
mempercepat laju reaksi.
V.2 Saran
Pada pratikum ini hendaknya menggunakan masker dan sarung tangan
karena KMnO4 berwarna ungu, dapat merusak jaringan kulit.

DAFTAR PUSTAKA

Das,SC, Sahoo, PK. 1982. Extraction of Meganese from Low grade Magnese Ore
by FeSO4 Leaching. Hidrometalurgy 8. 35- 47
Anonim.Permanganometri. 11.30
Anonim.2009c.

Permanganometri

Pratikum.

http//.www.rumahkimia.wordpress.com. 11 september 2009


JR, R.A DAY dan Undeerwood, A.L. 2002. Analisis Kiia Kuantitatif Edisi
Keenam. Jakarta: Erlangga.
Svehla, G. 1985. Analisi Anorganik Kuantitatif Makro dan Semimakro Bagian I
Edisi ke Lima. Jakarta: PT. Kaliman Media Pustaka
Wikipedia.
23.13

Permanganometri.

http://id.wikipedia.org/wiki/Permanganometri.

LEMBAR DATA PENGAMATAN

Massa oksalat yang didapat = 0,6304 g


Konsentrasi as.oksalat yang didapat = 0,10003 N

Standarisasi KMnO4 dengan as.oksalat


V KMnO4 = 9,5 ml
Konseterasi KMnO4

= 0,1088 N

Massa oksalat yang tertimbang

= 0,0630 g

Konsenterasi oksalat yang tertimbang

= 0,0999 N

Konsenterasi KMnO4

= 0,1029 N

Pengamatan
KMnO4

: Berwarna ungu

As.oksalat

: Bening

Suhu Oksalat :70oC


Titik akhir

: pink seuolas yang tidak hilang 30 detik

Anda mungkin juga menyukai