Anda di halaman 1dari 20

PANDUAN PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK
UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA

TIM PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

LABORATORIUM TERPADU
FAKULTASSAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2018
Daftar Isi
TATA TERTIB
PERCOBAAN I
Stoikiometri Reaksi Logam dengan Garam

PERCOBAAN II
Preparasi Kalium Nitrat dan Natrium Klorida

PERCOBAAN III
Preparasi Kristal Natrium Tiosulfat

PERCOBAAN IV
Analisis Kolorimetri

PERCOBAAN V
Struktur Kristal Tunggal

PERCOBAAN VI
Pemurnian Garam Dapur dengan Metode Rekristalisasi
Tata Tertib Praktikum
1. Praktikan harus hadir tepat pada waktu yang dijadwalkan. Keterlambatan > 5 menit
berakibat peserta praktikum TIDAK BOLEH mengikuti praktikum pada hari yang
bersangkutan.
2. Praktikan diwajibkan mengenakan jas praktikum dan berpakaian sesuai kode etik
(bersepatu, tidak berkaos oblong, pakaian tidak ketat, dll.). Pelanggaran atas
ketentuan ini berakibat praktikan TIDAK BOLEH mengikuti praktikum.
3. Praktikan wajib membuat laporan sementara dan laporan resmi percobaan
sebelumnya sebagai syarat untuk mengikuti praktikum.
4. Praktikan bertanggung jawab pada ketertiban dan kebersihan laboratorium. Setiap
kelompok wajib membawa lap atau tissue.
5. Praktikan wajib memperhatikan kemungkinan kontaminasi bahan yang digunakan.
Oleh karena itu TIDAK DIPERBOLEHKAN mengembalikan kembali reagensia ke
dalam botol.
6. Praktikan wajib membawa pipet untuk mengambil bahan. Setiap pipet untuk satu
macam bahan (reagen, apabila pipet sudah digunakan untuk bahan tertentu, TIDAK
BOLEH digunakan untuk bahan lainnya.
7. Praktikan tidak diperkenankan makan, minum, merokok, dan menggunakan alat
komunikasi selama acara praktikum berlangsung.
8. Praktikan mengembalikan peralatan laboratorium dalam keadaan bersih dan
kering. Kerusakan peralatan dan bahan yang terjadi selama praktikum menjadi
tanggung jawab praktikan.
9. Praktikan wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum, mulai asistensi, seluruh
percobaan, dan responsi.
10. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum sesuai jadwal karena alasan yang
jelas (dibuktikan dengan surat yang sesuai), diperbolehkan mengikuti inhal dengan
membayar biaya administrasi. Biaya administrasi yang dibayarkan lebih bersifat
untuk memberikan efek jera dibandingkan untuk mencari keuntungan. Inhal
praktikum maksimum untuk 2 percobaan.
11. Praktikan wajib mematuhi seluruh ketentuan lain yang berlaku di lingkungan
Laboratorium Terpadu UIN Sunan Kalijaga.
12. Hal-hal yang belum tertuang dalam peraturan tata tertib ini akan diatur lebih lanjut
oleh koordinator praktikum.
PERCOBAAN 1
Stoikiometri Reaksi Logam
dengan Garam

A. Tujuan Percobaan
Mempelajari stoikiometri reaksi antara logam tembaga dengan larutan besi(III)
dan memprediksi ion tembaga yang dihasilkan.

B. Pendahuluan
Reaksi kimia merupakan proses yang melibatkan perubahan struktur, komposisi,
dan energi setiap spesies yang berperan serta dalam skala molekuler maupun atomik.
Stoikiometri merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari berbagai aspek
kesetaraan massa antar zat yang terlibat dalam reaksi kimia. Pengetahuan tentang
kesetaraan massa antar zat yang bereaksi merupakan dasar penyelesaian hitungan yang
melibatkan reaksi kimia. Konsep mol diperlukan untuk mengkonversi kesetaraan massa
antar zat dari skala molekuler ke dalam laboratorium.
Dalam percobaan ini akan dipelajari stoikiometri reaksi antara logam tembaga
dengan larutan garam besi(III) dalam suasana asam dengan menganalisa hasil reaksi
secara volumetrik. Secara teoritis, ion tembaga monovalen Cu+ dan ion tembaga bivalen
Cu2+ merupakan dua spesies yang dapat dihasilkan dari logam tembaga dalam reaksi ini.
Dengan memanfaatkan harga potensial elektroda standar untuk setiap spesies dapat
diperkirakan spesies mana yang secara termodinamika memiliki kemungkinan lebih
besar untuk terbentuk.
Reaksi antara logam Cu dengan larutan Fe3+ dapat diperkirakan berlangsung
menurut persamaan reaksi berikut :
Cu + Fe3+ Fe2+ + Cu+ (1)
Cu + 2Fe3+ 2Fe2+ + Cu2+ (2)
Reaksi yang terjadi dapat diketahui dari harga perbandingan jumLah mol ion Fe 3+
yang bereaksi dengan logam yang terpakai. Jika harga perbandingan jumLah mol itu
digunakan simbol r maka diperoleh rumus :
mol Fe 2 yang bereaksi
r
mol Cuo yang terpakai
Harga r berkisar antara 1-2. Jika reaksi yang terjadi hanya reaksi (1) maka r = 1
dan r = 2 apabila reaksi yang terjadi hanya reaksi (2).

C. Alat dan Bahan


1. Alat:
a. Gelas piala 250 mL
b. Gelas arloji
c. Labu takar 100 mL
d. Pipet gondok 25 mL
e. Buret 50 mL
f. Labu erlenmeyer 100 mL
g. 1 set pemanas spirtus
2. Bahan:
a. Etanol 95 %
b. Serbuk Cu
c. Larutan H2SO4
d. Larutan KMnO4
e. Larutan Fe(NH4)(SO4)2

D. Cara Kerja
1. Standarisasi larutan KMnO4 0,02 M
a. Timbang 0,63 g asam oksalat H2C2O4.2H2O dan larutan dalam labu takar 100 mL,
kemudian encerkan dengan aquades sampai tanda.
b. Ambil 5 mL larutan asam oksalat dan tempatkan dalam labu erlenmeyer 100 mL,
tambahkan 20 mL H2SO4 2,5 M dan dititrasi dengan larutan standar KMnO4 yang
akan distandarisasi dalam buret.
c. Ulangi titrasi sebanyak 3 kali dan hitung molaritas rata-rata larutan standar
KMnO4.
2. Stoikiometri reaksi logam Cu dengan larutan Fe(III)
a. Timbang 0,2 gram serbuk tembaga dalam gelas kimia/gelas arloji kecil yang
telah diketahui beratnya.
b. Ke dalam gelas kimia 250 mL masukkan 30 mL larutan besi(III) 0,2 M dan 15 mL
larutan asam sulfat 2,5 M.
c. Masukkan dengan hati-hati gelas arloji kecil yang telah berisi serbuk Cu ke dalam
gelas kimia yang berisi larutan besi(III). Usahakan semua serbuk masuk ke
dalam larutan.
d. Tutuplah gelas kimia dengan gelas arloji besar, kemudian didihkan sampai
semua tembaga larut sempurna. Bila perlu sekali-kali diaduk agar tidak ada
tembaga yang menempel di dinding gelas.
e. Setelah reaksi berhenti, ambil gelas kimia kecil dengan penjepit kayu dan
didihkan kira-kira 10 menit lagi untuk meyakinkan bahwa tembaga telah
bereaksi sempuran.
f. Dinginkan larutan dalam aquades dingin, kemudian pindahkan secara kuantitatif
dalam labu takar 100 mL dan encerkan sampai tanda.
g. Ambil sebanyak 25 mL larutan dengan pipet gondok, masukkan ke dalam labu
erlenmeyer 100 mL, kemudian ion besi(III) yang ada dalam larutan dititrasi
dengan larutan standar KMnO4 0,02 M.
h. Hitung konsentrasi Fe2+ yang dihasilkan dan hitung pula perbandingan jumLah
mol r, dengan rumus :
mol Fe 2 yang bereaksi mmol Fe 2 hasil
r  0
mol Cuo yang terpakai mmol Cu asal
i. Dari hasil percobaan, tentukan reaksi mana yang lebih mungkin terjadi: reaksi
(1) atau (2). Bandingkan hasil yang Anda dapatkan dengan perkiraan yang
diperoleh menggunakan harga potensial elektroda standar.
j. Hitung pula perbandingan [Cu+]/[Cu2+] dengan rumus:
[Cu ] 2 - r

[Cu2 ] r - 1
PERCOBAAN 2
Preparasi Kalium Nitrat
dan Natrium Klorida
A. Tujuan Percobaan
Membuat kalium nitrat dan natrium klorida dan menguji tingkat kemurnian
kalium nitrat dan natrium klorida.

B. Pendahuluan
Asam nitrat dan garamnya merupakan senyawa okso dari nitrogen. Asam nitrat
dibuat dengan cara mengubah nitrogen dalam atmosfer menjadi amonia, kemudian
amonia di oksidasi menjadi NO dengan adanya katalis, dan kemudian NO diserap ke
dalam aquades yang mengandung oksigen.
Pada temperatur kamar asam nitrat ada dalam fasa cair dan mendidih pada suhu
84,1oC dan membeku menjadi kristal pada suhu -41,59oC. Larutan asam dengan
konsentrasi 0,1M dapat terionisasi hampir sempurna. Proses ionisasi tersebut banyak
digunakan dalam reaksi nitrasi pada beberapa senyawa organik. Untuk mempercepat
proses tersebut, biasanya asam nitrat dicampur dengan asam sulfat. Larutan asam
nitrat pekat normal (70% berat) tidak berwarna dan lama kelamaan berubah menjadi
kuning karena adanya reaksi fotokimia yang menghasilkan NO2.
Asam nitrat jenuh memiliki sifat oksidator sangat kuat terhadap unsur-unsur
logam. Untuk reaksi logam-logam seperti emas dan platina, asam nitrat dicampur
dengan asam klorida menjadi akua regia dalam perbandingan HCl : HNO3 = 3 : 1. Adanya
kompleksasi klorida juga penting untuk meningkatkan efektifitas akuaregia
dibandingkan asam nitrat. Unsur-unsur nonlogam biasanya di oksidasi oleh asam nitrat
pekat menjadi oksida asam okso. Kekuatan asam nitrat sangat tergantung pada
besarnya konsentarasi. Larutan yang konsentarasinya dari 2 M praktis tidak bersifat
oksidator.
Natrium nitrat banyak terdapat di Chili, karena itu senyawa ini dinamakan
sendawa chili. Sifatnya higroskopis sehingga untuk berbagai keperluan natrium nitrat
yang lebih murahitu diubah menjadi kalium nitrat. Produksi berbagai garam dari
sumbernya bergantung pada prinsip kristalisasi selektif.
Prinsip kristalisasi selektif ini sangat bergantung pada berbagai faktor yaitu
kesetimbangan kelarutan, temperatur, dan konsentarasi kesetimbangan. Kalium nitrat
dapat dibuat dengan mencampurkan larutan
jenuh NaNO3 dengan larutan KCl. Jadi dalam larutan terdapat empat jenis ion
yaitu Na+, K+, Cl- dan NO3-. Yang memungkinkan akan membentuk empat kristal garam,
yaitu NaCl(s), KCl(s), NaNO3(s) dan KNO3(s). Garam mana yang akan mengkristal lebih awal
sangat bergantung pada suhu dan konsentrasi ion-ion dalam larutan.
Tabel Kelarutan beberapa garam pada berbagai suhu (g/100 gram aquades)
Temperatur NaCl NaNO3 KCl KNO3
(oC) gram mol gram mol gram mol gram mol
0 35,7 0.610 73,3 0,863 28,0 0,375 13,9 0,138
10 35,7 0.610 80,8 0,952 31,2 0,418 21,2 0,210
20 35,8 0,612 88,0 1,030 34,2 0,458 31,6 0,313
30 36,1 0,617 95,0 1,120 37,0 0,495 45,4 0,450
50 36,8 0,630 114,0 1,340 42,9 0,523 83,5 0,826
80 38,0 0,630 148,0 1,750 51,2 0,685 167,0 1,650
100 39,2 0,670 175,0 2,030 56,3 0,754 245,0 2,430

C. Alat dan Bahan


1. Alat-alat
a. Gelas piala 400 mL
b. Gelas piala 600 mL
c. Corong
d. Mikroskop
e. Pemanas spirtus
f. Pipet tetes
g. Kawat nikrom untuk uji nyala
h. Tabung reaksi
i. Penjepit tabung reaksi
2. Bahan
a. Kristal kalium klorida (KCl)
b. Kristal natrium nitrat (NaNO3)
c. HNO3 6M
d. AgNO3 0,1M
e. FeSO4
f. H2SO4

D. Cara Kerja
1. Pembuatan Kristal
a. Larutkan 15 gram KCl dalam 40 mL aquades panas.
b. Larutkan 17 gram NaNO3 dalam 40 mL aquades panas.
c. Campurkan kedua larutan diatas.
d. Uapkan larutan sampai volumenya kurang lebih 40 mL dan terbentuk kristal (x).
e. Pisahkan kristal (x) dari filtratnya.
f. Uapkan kembali filtrat yang dihasilkan sampai volume kurang lebih 20 mL.
Pisahkan kristal (y).
2. Pemurnian Kristal
a. Siapkan dua buah gelas kimia. Gelas kimia pertama diberi label kristal (x) dan
gelas kimia kedua diberi label kristal (y).
b. Larutkan masing-masing kristal (x) dan kristal (y) yang dihasilkan dalam 30 mL
aquades dengan sedikit pemanasan.
c. Dinginkan larutan kemudian saring kristal (x) dan kristal (y).
d. Keringkan kristal kristal (x) dan kristal (y), kemudian timbang hasilnya.
e. Hitung randemen kristal kristal (x) dan kristal (y) yang dihasilkan.
3. Uji Kemurnian Kristal
a. Lakukan tes nyala terhadap kristal (x) dan kristal (y)
b. Uji adanya ion klorida dan ion nitrat pada kristal (x) dan kristal (y).
c. Pengujian ion klorida dilakukan dengan melarutkan 0,01 gram kristal ke dalam 2
mL aquades yang diasamkan dengan 2 tetes HNO3 6M. kemudian ditetesi larutan
AgNO3 0,1M.
d. Pengujian ion nitrat dilakukan dengan melarutkan 0,01 gram kristal ke dalam 2
mL aquades dan ditambah dengan 2 mL larutan jenuh FeSO4. Teteskan 1 mL
H2SO4 melalui pinggir tabung reaksi dengan posisi tabung dalam keadaan miring.
e. Periksalah dengan mikroskop bentuk kristal (x) dan kristal (y). Bandingkan
hasilnya dengan data dalam handbook.
f. Simpulkan termasuk ke dalam jenis apakah kristal (x) dan kristal (y) dari
percobaan yang anda lakukan!
g. Bagaimanakah kemurnian kristal (x) dan kristal (y) berdasarkan tinjauan
kualitatif?
PERCOBAAN 3
Preparasi Kristal
Natrium Tiosulfat
A. Tujuan Percobaan
Membuat kristal natrium tiosulfat dan menguji tingkat kemurnian natrium
tiosulfat.

B. Pendahuluan
Ion tiosulfat dapat terbentuk jika ion sulfit direaksikan dengan belerang.
Reaksinya dinyatakan sebagai berikut:
S8(s) + 8SO32-(aq) 8S2O32-(aq)
Energi ikatan (S-O) = 523 kJ/mol; (S=S) = 431 kJ/mol
Natrium tiosulfat (Na2S2O3) adalah salah satu jenis dari garam terhidrat. Garam
terhidrat adalah garam yang terbentuk dari senyawa-senyawa kimia yang dapat
mengikat molekul-molekul air pada suhu kamar. Garam natrium tiosulfat (Na2S2O3)
merupakan suatu senyawa tiosulfat dari alkali (natrium).
Garam ini memiliki sifat hidroskopis (mudah menyerap air di udara) sehingga
seringkali dijumpai dalam bentuk hidratnya dibandingkan bentuk murninya. Bentuk
hidrat dari garam natrium tiosulfat paling banyak dalam bentuk 5-hidrat dan 10-hidrat,
karena garam natrium tiosulfat berbentuk serbuk putih, tetapi untuk mereaksikannya
tetap dalam bentuk padat karena tingkat kelarutannya yang cukup tinggi dan dapat pula
dijadikan dalam bentuk larutan.
Dalam percobaan ini di awali dengan merefluks natrium sulfit, belerang dan air
dalam sebuah labu refluks. Tujuan dari refluks ini adalah untuk mempercepat
terjadinya reaksi dan reaksi yang terjadi dapat maksimal (sempurna). Agar diperoleh
endapan maka larutan ini disaring dan filtratnya dipanaskan hingga volumenya menjadi
setengah dari volume awalnya kemudian disaring kembali, dan dikeringkan sehingga
diperoleh endapan natrium tiosulfat.
Analisis kualitatif ion sulfit dan tiosulfat dapat dilakukan dengan menambahakan
asam (HCl), I2 berlebih dan perat nitrat. Ion sulfit dapat pula diuji dengan larutan
KMnO4 atau larutan K2Cr2O7 dalam suasana asam.
Sementara ion tiosulfat dapat diuji pula dengan pembentukan ion kompleks
Ag(S2O3)23-. Analisis kuantitatif ion tiosulfat dilakukan secara iodimetri. Natrium
tiosulfat banyak digunakan dalam fotografi.

C. Alat dan Bahan


1. Alat-alat
a. Set alat refluks
b. Gelas kimia 400 mL
c. Gelas kimia 600 mL
d. Corong
e. Mikroskop
f. Pemanas spirtus
g. Tabung reaksi
h. Penjepi tabung
i. Pipet tetes
2. Bahan- bahan
a. Na2SO3.7H2O
b. Serbuk Belerang
c. aquades
d. HCl
e. AgNO3
f. I2

D. Cara Kerja
1. Pembuatan natrium tiosulfat
a. Timbang 15 gram natrium tiosulfit heptahidrat, Na2SO3.7H2O, dan 2 gram serbuk
belerang.
b. Campurkan kedua zat tersebut dalam labu dasar bulat dan tambahkan 15 mL
aquades.
c. Refluks campuran natrium tiosulfit heptahidrat, Na2SO3.7H2O, dan serbuk
belerang tersebut selama 1 jam hingga sebagian besar belerang larut.
d. Saring larutan dalam keadaan panas, kemudian dinginkan filtrat yang dihasilkan
menggunakan es selama 30 menit.
e. Jika tidak terbentuk endapan setelah 30 menit, coba uapkan larutan sampai
terbentuk endapan
f. Timbang natrium tiosulfat yang diperoleh. Hitung randemen hasil yang anda
peroleh!
2. Uji Sifat-sifat natrium tiosulfat
a. Periksa bentuk kristal natrium tiosulfat yang anda peroleh dengan menggunakan
mikroskop. Bandingkan hasilnya dengan data pada handbook.
b. Periksa titik leleh natrium tiosulfat yang anda peroleh. Bandingkan hasilnya
dengan data pada handbook.
PERCOBAAN 4
Analisis Kolorimetri

A. Tujuan
Menentukan konsentrasi suatu senyawa berdasarkan analisis kolorimetri.

A. Pendahuluan
Kolorimetri adalah suatu metode analisis kimia yang didasarkan pada
perbandingan intensitas warna atandar. Metode ini merupakan bagian dari analisis
fotometri.
Ada beberapa metode analisis fotometri yang lainnya, diantaranya adalah analisis
turbidimetri, nefelometri dan flourometri. Perbedaan analisis kolorimetri dengan
analisis fotometri lainnya terletak pada macam larutan yang dianalisis. Apabila larutan
yang dianalisis larutan koloid, maka metode analisis yang dapat dilakukan berupa
metode analisis turbidimetri dan nefelometri.
Metode analisis turbidimetri adalah metode analisis koloid dengan pengukuran
intensitas sinar yang diteruskan oleh larutan. Sedangkan analisis nefelometri adalah
metode analisis larutan koloid dengan pengukuran intensitas sinar yang terhambur
oleh larutan. Apabila sumber sinar yang digunakan adalah sinar ultraviolet, maka
larutan dapat mengalami fluoresensi dan metode analisisinya disebut metode analisis
fluorometri.
Metode kolorimetri biasanya digunakan untuk menganalisis (kurang dari 1%) zat
atau unsur yang terdapat dalam jumLah kecil dalam cuplikan. Apabila sinar, baik poli
kromatis ataupun monokromatis mengenai suatu media, maka intensitasnya akan
berkurang. Berkurangnya intensitas sinar terjadi karena adanya serapan oleh media
tersebut dan sebagian kecil dihamburkan.
Apabila sinar datang memiliki intensitas mola-mula I0 melaluimsuatu media
(larutan berwarna), intensitas sinar terserap sebesar Ia dan terpantul sebesar Ir, maka
diperoleh persamaan:
I0 = Ia + It +Ir (1)
Apabila sinar yang melalui media adalah sinar monokromatis, maka besarnya
intensitas adalah sebanding dengan bertambahnya tebal media yang dilewati (Hukum
Bougher Lambert). Persamaan yang diturunkan dari pernyataan ini adalah:
-dI = k I dt (2)
dimana:
I = intensitas mula-mula panjang gelomnbang tertentu
t = tebal media
k = koefisien perbandingan (koefisien serapan)
Jika pada t = 0 intensitas adalah I0, dan pada t = t intensitas adalah It, maka integral
persamaan (2) adalah:
ln I0/It = k t
I0/It = e-kt
It = I0 . e-kt
= I0 . e-0,4343kt (3)
= I0 . e-Kt (4)
Beer (1852) menyelidiki hubungan antara intensitas serapan dengan konsentrasi
media berupa larutan pada tebal media yang tetap. Diperoleh hubungan yang serupa
dengan yang diperoleh Lambert.
ln I0/It = -kc (5)
kedua persamaan ini dipadukan dan menghasilkan persamaan sebagai hukum Lambert-
Beer:
It = I0 . 10-Etc (6)
Apabila dua larutan warnanya sama, maka diperoleh hubungan:
It1 = It2
Terdapat banyak metode kolorimetri sederhana yang dapat dikerjakan, antara
lain metode deret standar, metode penitaran kolorimetri, metode penyeimbangan dan
metode pengenceran. Sedangkan dalam kolorimetri modern digunakan alat yang
delengkapi dengan sel fotolistrik yang menghasilkan arus yang kekuatannya tergantung
pada banyaknya sinar yang diserap oleh larutan.
Dalam percobaan ini akan ditentukan kadar Fe(III) dengan kolorimetri
berdasarkan reaksi yang menghasilkan warna merah:
Fe3+ + 6CNS- [Fe(CNS)]3+
Agar reaksi berlangsung sempurna, digunakan tiosianat berlebihan. Adapun untuk
menghindari hidrolisis diperlukan penambahan asam kuat. Adapun reaksi hidrolisis
yang mungkin terjadi antara fe3= dengan aquades adalah:
Fe3+ + 3H2O Fe(OH)3 + H+

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Labu ukur 100 mL
b. Buret 50 mL
c. Tabung reaksi
2. Bahan
a. (NH4)Fe(SO4)2.12H2O
b. HCl 1M
c. KSCN 10%
d. Larutan cuplikan
C. Cara Kerja
1. Buat larutan standar Fe dengan menimbang 0,086 gram tawas ferri amonium sulfat,
(NH4)Fe(SO4)2.12H2O. larutkan kristal dalam 10 mL aquades dan ditambah 10 mL
HCl 1M, lalu encerkan sampai volume 100 mL dengan menggunakan labu ukur yang
disediakan.
2. Ambil 10 mL larutan standar yang dibuat dan diencerkan hingga 100 mL (gunakan
labu ukur dengan ukuran yang sesuai).
3. Ke dalam 7 tabung reaksi dimasukkan masing-masing 1, 2, 3, 4, 6, 8, 10 dan 12 mL
larutan encer tadi. Tambahkan ke dalam masing-masing tabung sebanyak 5 mL
KSCN 10% dan encerkan dengan aquades hingga 20 mL. Kocok larutan hingga
merata.
4. Perkirakan larutan konsentrasi larutan cuplikan dengan membandingkan warna
larutan tersebut dengan larutan standar.
PERCOBAAN 5
Struktur Kristal Tunggal

D. Tujuan Percobaan
Mempelajari pola susunan kristal tunggal logam dengan menggunakan model
kristal tunggal

E. Pendahuluan
Berdasarkan pada pola susunan atom atau molekulnya, padatan dapat
dikelompokkan menjadi padatan kristalin dan padatan non kristalin. Padatan kristalin
memiliki struktur simetri dan periodisitas sehingga menghasilkan pola tatanan rentang-
panjang (long-range order) yang teratur. Pada padatan kristalin, setiap
atom/molekul/ion menenpati tempat-tempat tertentu.
Padatan kristalin memiliki satuan struktur dasar yang berulang yang disebut
dengan sel satuan. Sel satuan dapat diartikan juga sebagai unit pengulangan terkecil
dari suatu struktur kristal dalam bentuk tiga dimensi. Terdapat tujuh tipe unit sel, yaitu:
(1) kubus, (2) tetragonal, (3) ortorombik, (4) rombohedral, (5) monoklin, (6) triklin dan
(7) heksagonal.
Dari tujuh tipe tersebut kemudian diturunkan menjadi 14 kisi bravais: (1) kubus
sederhana, (2) kubus pusat muka, (3) kubus pusat badan, (4) tetragonal sederhana, (5)
tetragonal pusat badan, (6) heksagonal, (7) ortorombik sederhana, (8) ortorombik
pusat badan, (9) ortorombik pusat dasar, (10) ortorombik pusat muka, (11)
rombohedral, (12) monoklin sederhana, (13) monoklin pusat dasar dan (14) triklin.
Struktur kristalin logam murni merupakan struktur yang paling mudah untuk
diidentifikasi karena atom-atom yang membentuk logam tersebut membentuk susunan
yang identik dan berulang. Logam murni dapat membentuk struktur kristal dengan
mengikuti salah satu pola dari empat pola susunan kristal dalam bentuk umum, yaitu:
kubus sederhana (Simple Cubic/SC), kubus pusat badan (Body-Centered Cubic/BCC),
Hexagonal Closest-Packed (HCP) dan Cubic Closest-Packed (CCP). Ada satu istilah lain
yang sering digunakan dalam pola susunan kristal logam, yaitu kubus pusat muka
(Face-Centered Cubic/FCC). Kubus pusat muka merupakan unit pengulangan paling
sederhana dari struktur Cubic Closest-Packed (CCP).

F. Alat dan Bahan


1. Alat:
a. Jangka sorong
b. Gelas ukur
c. Pisau cutter
d. Stopwatch
2. Bahan
a. Bola pejal
b. Kotak plastik
c. Air

G. Cara Kerja
1. Percobaan 1
a. Ambil satu buah bola pejal dan ukur diameter bola tersebut
b. Belah bola pejal tersebut menjadi delapan bagian yang sama dan simetris
c. Ukur dimensi panjang, lebar dan tinggi dari kotak 1
d. Tempatkan masing-masing bagian tersebut pada kotak 1 seperti gambar berikut:

e. Masukkan air ke dalam kotak 1 tepat memenuhi seluruh bagian bola pejal; ukur
volume air yang dimasukkan dengan menggunakan gelas ukur.
f. Jika kotak 1 dianggap sebagai kristal tunggal, tentukan tipe sel satuan tersebut
dan hitung volume kristal tunggal tersebut!
g. Hitung Atomic Packing Factor (APF) dan Packing Efficiency (PE) dari kisi kristal
tunggal tersebut!
h. Buktikan secara teoritis melalui perhitungan bahwa volume air yang
dimasukkan sama dengan hasil pengukuran dengan mengggunakan gelas ukur!
2. Percobaan 2
a. Ambil dua buah bola pejal dan ukur diameter bola tersebut
b. Belah satu buah bola pejal menjadi delapan bagian yang sama dan simetris, satu
bola dibiarkan secara utuh.
c. Ukur dimensi panjang, lebar dan tinggi dari kotak 2
d. Tempatkan seluruh bagian dari dua bola tersebut pada kotak 2 seperti gambar
berikut:
e. Masukkan air ke dalam kotak satu tepat memenuhi seluruh bagian bola pejal;
ukur volume air yang dimasukkan dengan menggunakan gelas ukur!
f. Jika kotak 2 dianggap sebagai kristal tunggal, tentukan tipe sel satuan tersebut
dan hitung volume kristal tunggal tersebut!
g. Hitung Atomic Packing Factor (APF) dan Packing Efficiency (PE) dari kisi kristal
tunggal tersebut!
h. Buktikan secara teoritis melalui perhitungan bahwa volume air yang
dimasukkan sama dengan hasil pengukuran dengan mengggunakan gelas ukur!
3. Percobaan 3
a. Ambil empat buah bola pejal dan ukur diameter bola tersebut
b. Belah satu bola pejal menjadi delapan bagian yang sama dan simetris
c. Belah tiga bola pejal menjadi dua bagian yang sama dan simetris
d. Ukur dimensi panjang, lebar dan tinggi dari kotak 3
e. Tempatkan seluruh bagian dari empat bola tersebut pada kotak 3 seperti
gambar berikut:

f. Masukkan air ke dalam kotak satu tepat memenuhi seluruh bagian bola pejal;
ukur volume air yang dimasukkan dengan menggunakan gelas ukur!
g. Jika kotak 3 dianggap sebagai kristal tunggal, tentukan tipe sel satuan tersebut
dan hitung volume kristal tunggal tersebut!
h. Hitung Atomic Packing Factor (APF) dan Packing Efficiency (PE) dari kisi kristal
tunggal tersebut!
i. Buktikan secara teoritis melalui perhitungan bahwa volume air yang
dimasukkan sama dengan hasil pengukuran dengan mengggunakan gelas ukur!
PERCOBAAN 6
Pemurnian Garam Dapur
dengan Metode Rekristalisasi

A. Tujuan Percobaan
Memurnikan kristal NaCl yang terdapat dalam garam dapur dengan menggunakan
metode rekristalisasi.

B. Pendahuluan
Garam dapur mengandung NaCl sebagai komponen utama, dan ion-ion Ca2+, Mg2+,
Al3+, Fe3+, SO42-, I- dan Br- sebagai pengotor. Ion-ion pengotor tersebut mudah larut
dalam air. Untuk meningkatkat kemurnian NaCl yang diperoleh dari garam dapur dan
untuk menghilangkan pengotor-pengotor tersebut dapat dilakukan dengan metode
rekristalisasi dengan menggunakan air sebagai pelarut.
Rekristalisasi merupakan salah satu metode yang dapat dilakukan untuk
memurnikan sampel padatan. Prinsip dasar rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan
antara padatan dengan pengotornya dalam suatu pelarut. Jika memungkinkan,
menggunakan pelarut yang hanya bisa melarutkan pengotor-pengotornya saja.

C. Alat dan Bahan


a. Alat
a. Pemanas spiritus
b. Gelas beacker
c. Kertas saring
d. Kertas lakmus

b. Bahan
a. Garam dapur
b. Kristal CaO
c. Larutan Ba(OH)2 0,5M atau BaCl2 0,5M
d. Larutan (NH4)2CO3 (6 gram dalam 200 ml aqudes)
e. Larutan HCl 0,1M
f. H2SO4 pekat

D. Cara Kerja
1. Larutkan 8 g garam dapur dalam 25 ml aquades dengan menggunakan gelas beker.
Panaskan sambil diaduk dengan menggunakan hotplate dan magnetic stirrer.
2. Larutan disaring menggunakan kertas saring.
3. Rekristalisasi dengan cara penguapan:
a. Tambahkan 0,2 g CaO kedalam larutan A
b. Tambahkan larutan Ba(OH)2 sedikit demi sedikit sampai tidak terbentuk
endapan
c. Tambahkan larutan (NH4)2CO3 sedikit demi sedikit sambil terus diaduk.
d. Saring larutan kedalam gelas kimia yang bersih dan telah diketahui beratnya.
e. Tambahkan 10 mL HCl tetes demi tetes
f. Larutan diuapkan sampai sampel hampir kering
g. Timbang kristal yang dihasilkan dan hitung randemennya
4. Uji Kemurnial Kristal
a. Lakukan tes nyala terhadap kristal yang dihasilkan
b. Pengujian ion klorida dilakukan dengan melarutkan 0,01 gram kristal ke dalam 2
mL aquades yang diasamkan dengan 2 tetes HNO3 6M. kemudian ditetesi larutan
AgNO3 0,1M.
c. Periksalah dengan mikroskop bentuk kristal yang dihasilkan. Bandingkan
hasilnya dengan data dalam handbook.
Daftar Pustaka
Aloysius H. P., 1989, Analisis Kimia Kuantatif, Jakarta : Erlangga.
Brady, 1998, General Chemistry Principles & Structure, Alih Bahasa : Sukmariah Maun,
1999, Kimia Universitas: Asas dan Struktur Jilid 1, Jakarta: Penerbit Binarupa
Aksara.
Beran & Brady, 1978, Laboratory manual for General Chemistry, New York: John Wiley &
Sons.
Brescia, F., 1980, Fundamental of Chemistry laboratory Students. 4th Ed.New York :
Academic Press, Inc.
Chang R., 2003, General Chemistry: The Essential Concepts, alih bahasa: Indra Noviandri
dkk, 2004, Kimia Dasar Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Vogel, 1979, Testbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis, London :
Longman Group Limited

Anda mungkin juga menyukai