Anda di halaman 1dari 20

Panduan Praktikum Dasar Anorganik – KM

212

ACARA 1
PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT

MAKSUD PERCOBAAN
Mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya.
I. PENDAHULUAN
Asam tiosulfat kurang stabil pada temperatur kamar. Asam ini dapat dipisahkan
pada temperatur -78C dari persamaan reaksi:
SO3 + H2S H2S2O3
Atau dari reaksi
HO3SCl + H2S H2S2O3 + HCl
Molekul gas sulfurtrioksida, SO3, mamiliki struktur segitiga datar yang dapat
mengalami resonansi dengan melibatkan ikatan p - p dari S – O.
O O O
S S S
O O O O O O
Adanya orbital p untuk ikatan dan orbital d kosong dari atom S meyebabkan
penjang ikatan S – O sangat pendek yaitu 1,43 A.
Ion tiosulfat dapat diperoleh secara tepat dengan cara mendidihkan belerang
dengan ion sulfit atau dengan cara mendekomposisi ion ditionit sesuai dengan persamaan
rekasi:
S8 + 8 SO3- 8 S2O3-
dan
S2O4- + H2O S2O3- + HSO3
Ion tiosulfat memiliki struktur [S-SO3]- dengan panjang ikatan S-S dan S-O
menunjukkan bahwa dalam ikatan S-S juga terlibat adanya ikatan phi.
Garam alkali tiosulfat banyak diproduksi terutama untuk kebutuhan dibidang
fotografi, dimana garam ini digunakan untuk melarutkan perak bromida yang tidak
bereaksi dalam suatu emolsi. Ion tiosulfat dengan ion perak dapat membentuk komplek
Ag(S2O3)- dan Ag(S2O3)23-. Ion tiosulfat juga dapat membentuk kompleks dengan ion-
ion
–ion logam yang lain.
Dalam percobaan ini akan dipelajari cara pembuatan garam natrium tiosulfat dari
reaksi antara sulfur dengan natrium sulfit. Struktur molekul sulfur ada 2 jenis, yaitu
berbentuk rombik dan monoklin. Pada temperatur dibawah 96C stabil pada bentuk
rombik dan diatas temperatur stabil dalam bentuk monoklin. Dalam 2 struktur tersebut
molekul sulfur membentuk cincin yang mengandung 8 atom. Agara sulfur dapat
bereaksi, maka harus dilakukan pemutusan cincin yang ada terlebih dahulu. Oleh karena
itu mekanisme reaksi yang melibatkan sulfur sangat rumit.
II. Alat dan Bahan
a. Alat-alat yang diperlukan
1. 1 set alat refluks
2. 1 buah pengaduk
3. 5 buah tabung reaksi
4. 1 set pembakar bunsen
5. 1 set timbangan
6. 1 buah cawan penguapan
b. Bahan kimia yang dibutuhkan
1. Natrium sulfit anhidrous
2. Serbuk belerang
3. Natrium sulfat
4. Larutan iodium dalam kalium iodida
5. Larutan asam klorida encer
6. Barium klorida
III. Cara kerja
A. Pembuatan natrium tiosulfat-5-hidrat
1. Siapkan alat refluks dan kemudian masukkan seberat 100 gram natrim sulfit
kedalam labu refluks.
2. Tambahkan 50 mL akuades dan 1,5 gram serbuk belerang, kemudian refluks
selama 1-2 jam.
3. Setelah itu larutan didinginkan dan larutan disaring. Pindahkan filtrat kedalam
cawan penguapan dan uapkan sampai volume larutan menjadi 10 mL.
4. Biarkan larutan menjadi dingin dan keringkan kristal yang terbentuk dengan
menekan kristal diantara 2 kertas saring, dan kemudian kristal ditimbang.
B. Mempelajari sifat-sifat kimia natrium tiosulfat
1. Pengaruh pemanasan
Panaskan beberapa kristal natrium tiosulfat-5-hidrat dalam tabung reaksi.
Lakukan juga terhadap kristal natrium sulfat-10-hidrat. Bandingkan stabilitas
termal dari kedua kristal tersebut.
2. Reaksi dengan iod
Larutkan 2 gram kristal natrium tiosulfat dalam 20 mL air, dan reaksikan 2-3 mL
larutan iod dengan larutan natrium tiosulfat secara berlebihan.
3. Reaksi dengan klor
Reaksikan 2-3 larutan natrium tiosulfat dengan air klor berlebihan. Amati reaksi
yang terjadi. Kemudian tambahkan asam klorida encer dan tambahkan lagi
larutan barium klorida.
4. Pengaruh asam encer
Reaksikan 3 mL larutan natrium tiosulfat dengan asam klorida encer dengan
volume yang sama. Setelah beberapa menit, amati isi tabung reaksi dan bau yang
ditimbulkan.
ACARA 2 & 3
KOVALEN SINTESIS
SINTESA DAN ANALISA SENYAWA CU (II)

A. PENDAHULUAN
Pada praktikum ini akan dibuat senyawa kovalen antara Cu (II), NH4+ dan hasil
sintesanya dengan formula Cux (NH3)y(SO4)z. a H2O. Anda harus mencari rasio antara
x,y dan z. Berdasarkan formula tersebut maka diassumkan bahwa ammonia dan sulfat
bertindak sebagai ligan dan konter ion sedang kandungan molekul air sebagai hidrasinya.
Sehingga akan terbentuk suatu senyawa yang berwarna yang berupa solid yang
merupakan ikatan non kovalen yang akan dihubungkan dengan hydrogen menjadi
senyawa yang memiliki ikatan kovalen sehingga dapat di cari dari stokiometri.

Sintesa
Untuk mempersiapkan sintesa senyawa kovalen koordinasi, dipersiapkan padatan
Kupri Sulfat pentahidrat. Ketika larut dalam air, garam tersebut akan mengambil molekul
air sehingga menjadi ligan netral. Ion kupri membentuk senyawa komplek
heksaakuakupri
(II) ion dalam larutan. Setelah penambahan ammonia pekat, NH 3 ligan meenggantikan
molekul air membentuk ikatan molekul kovalen dalam senyawa komplek mula-mula dan
warna menjadi berubah. Hal ini dapat diterangkan dengan teori medan Kristal dan energi
relative dari orbital d dari kupri dalam dua senyawa komplek.

Senyawa komplek yang terbentuk bersifat larut dalam air sehingga untuk
mengkritalkannya dan mengisolasi hasil akhir yang merupakan senyawa ionic diperlukan
penuruan derajad kelarutannya dengan menambahkan etanol yang bersifat larut dalam air
(miscible) namun masih bersifat sedikit polar dan kadar etanol akan meningkat yang
menyebabkan tingkat kelarutan menurun. Setelah penambahan etanol maka senyawa
koordinasi akan tampak dan menjadi Kristal yang dapat dipisahkan dengan penyaringan,
pembilasan dan pengeringan. Serangkaian uji laboratorium dilakukan untuk menguji
rumus empirisnya.
B. ANALISA SULFAT SECARA GRAVIMETRI
Jumlah sulfate didalam produk dapat ditentukan secara sederhana dengan analisa
gravimetri. Metode ini tergantung dari keakuratan penimbangan dari sampel yang
terbentuk. Untuk reaksinya diperlukan senyawa Pb II asetat yang bertindak sebagai
presipitator terhadap sulfat dalam sennyawa komplek. Setelah terjadi pengendapan
kemudian dikeringkan sehingga dengan mengetahui massa PbSO4 maka jumlah sulfat
dalam senyawa komplek kupri tersebut dapat diketahui.

Volumetric Analysis of Ammonia


C. ANALISA VOLUMETRI AMONIA
Penentuan kadar ammonia ini sangat sederhana yaitu metode titrasi. Larutan HCL
standar dpat digunakan sebagai titran terhadap semua ammonia yang terkandung dalam
senyawa komplek kupri.Dasar titrasi ini adalah asam kuat-basa lemah dan titik ekuivalen
dicapai pada pH lebih dari 7 sehingga metil orange (MO) sebagai indikatornya.
Perubahan indikator MO dari orange-kuning kemudian menjadi merah namun harus
diperhatikan karena larutan senyawa komplek berwarna biru maka perubahan warna
harus diperhatikan dengan baik pada titik akhir itrasi. Pada awalnya larutan akan
berwarna biru gelap dan kemudian berubah menjadi biru kehijauan ketika 70% HCL
ditambahkan namun ketika penambahan HCL tercapai 85 % maka larutan menjadi
kuning dan akhirnya merah pada titik akhir titrasi.

D. ANALISA KUPRI DENGAN SEKTROFOTOMETRI


Analisa terakhir dari produk senyawa komplek adalah dengan metode
spektrofotometri yang didasarkan pengukuran cahaya dan interaksi dengan senyawa
yang diukur karena senyawa berwarna ini akan menyerab cahaya pada daerah visibel
pada spectrum elektromagnetik pada panjang gelombang maksimum 645 nm (gambar 1)
Gambar 1. Absorbansi Spektra larutan CuSO4
Keterangan:
A = Air
B = 0.09 M NH3/0.09 M NH4+
C = NH3 1 M

E. PROSEDUR
1. Timbang 10 gram CuSO4.5 H2O, masukkan ke dalam beaker 250 ml
2. Tambahkan 10-15 ml dan aduk hingga larut
3. Tambahkan 20 ml ammonia pekat, aduk pelan-pelan hingga terlarut semua
4. Biarkan satu menit, kemudian tambahkan secara perlahan-lahan 20 ml Etanol 95%,
aduk dan biarkan pada suhu ruang.
5. Dalam beaker lain tuangkan sebanyak 30 ml larutan yang terdiri dari 15 ml NH4OH
pekat (15M) dan 15 etanol 95%, campur dengan baik.
6. Saring dengan kertas saring, kemudian gunakan vacuum untuk mempercepat filtrasi.
7. Bilas dengan campuran etanol-amonia (1:1) sebanyak 10 ml
8. Bilas dengan etanol 95%, setelah itu dengan aseton beberapa kali
9. Biarkan kristal mengering, biarkan semalam, timbang residu Kristal.

F. Analisis Sulfat secara Gravimetri


1. Timbang 1 gr kristal yang telah diperoleh dan masukkan ke dalam 100 ml beaker.
2. Larutkan kristal dalam 10 ml 6 M HNO3
3. Tambahkan 5-6 Pb Ac tetes demi tetes sehingga mengendapan sempurna
4. Saring dengan kertas saring yang telah diketahui massanya,dan bilas endapan yang
masih tertinggal di beaker gelas
5. Bilas dengan aseton, biarkan mengering semalam
6. Timbang endapan yang diperoleh.

G. Analisis Volumetrik Amonia


1. Timbang kristal yang terbentuk dan masukkan ke dalam labu takar volume tertentu.
Tambahkan akuades hingga tanda tera
2. Ambil 10 ml larutan dengan pipet volume masukkan ke dalam erlenmayer
3. Tambahkan indikator Metil Orange (MO)
4. Titrassi dengan HCl standar (0,1 M) hingga warna merah muda
5. Lakukan in triplo.
6. Hitung kadar ammonia dalam kristal.

H. Analisa ion Cu pada kristal secara spektrofotometri


Analisa terakhir adalah dengan metode spektrofotometri karena senyawa kupri akan
menyerap cahaya pada daerah visible dengan maksimum panjang gelombang pada 645
nm.
1. Larutkan sedikit kristal dengan 3-5 ml akuades
2. Ukur pada sepktrofotometer pada panjang gelombang 645 nm
3. Ukur absorban dengan balnko akuades
4. Jika nilai absorban lebih dari 1, perlu pengenceran
5. Ukur lagi absorbannya dan hasilnya kalikan dengan factor pengenceran
6. Hasil yang diperoleh dimasukkan dalam rumus linear regresi berikut:
y = 2.93(6)x + 0.010(8)
sehingga dapat diketahui molaritas (M) dari CuSO4
7. Setelah semua persentase komponen dikethui maka rumus molekul dapat diketahui
dengan membaginya dalam 100
Massa komponen
% massa = x 100%
Total massa komponen
ACARA 4
PEMBUATAN KALIUM NITRAT

MAKSUD PERCOBAAN :
Mempelajari pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara natrium
nitrat dengan kalium klorida dan mempelajari pemisahan garam tersebut dari hasil
samping natrium klorida berdasarkan perbedaan kelarutan.

PENDAHULUAN

Asam nitrat dan garamnya merupakan senyawa okso dari nitrogen yang sangat
penting. Asam nitrat, sampai sekarang, sebagian besar dibuat dari merubah nitrogen dalam
atmosfir menjadi amonia, kemudian amonia dioksidasi menjadi NO dengan adanya
katalisator, dan kemudian NO diserap ke dalam air yang mengandung oksigen.
molekul gas asam nitrat memiliki struktur sebagai berikut:

Pada temperatur kamar, asam nitrat ada dadam bentuk fasa cair dan mendidih pada
84,1oC dan membeku menjadi kristal pada 41,59oC. Asam murni dapat mengalami ionisasi:

Larutan asan dengan konsentrasi 0,1 M dapat terionisasi hampir sempurnan (93%).
Proses ionisasi tersebut banyak digunakan dalam reaksi nitrasi pada beberapa senyawa
organik Untuk mempercepat proses itu, pada umumnya asam tersebut dicampur dengan asam
sulfat. Larutan asam nitrat pekat normal (70% berat) tidak berwarna, dan kemudian lama-
kelamaan berubah menjadi kuning karena adanya fotokimia yang menghasilkan NO2:
Asam nitrat jenuh memiliki sifat oksidator sangat kuat terhadap unsur-unsur logam.
Untuk reaksi dengan logam-logam tertentu seperti emas danplatina, asam nitrat dicampur
dengan asam klorida menjadi akuaregia (3 bagian HCI pekat + 1 bagian HNO3 jenuh).
Adanya kompleksasi dari ion klorida juga penting untuk meningkatkan Efektivitas kuaregia
dibandingkan asam nitrat. Unsur-unsur non logam biasanya dioksidasi oleh asam nitrat pekat
menjadi oksida atau asam okso. Kekuatan oksidator asam nitrat sangat bergantung pada
esarnya konsentrasi. Larutan yang konsentrasinya kurang dari 2 praktis tidak bersifat sebagai
oksidator.
Garam nitrat dari hampir semua logam telah dikenal. Di alam garam nitrat banyak
dijumpai di Chili terutama dalam bentuk natrium nitrat. Mungkin oleh karena itu nama umum
garam natrium nitrat adalah sendawa Chili, sedangkan istilah sendawa digunakan untuk nama
umum garam kalium nitrat. Sebagran besar garam-garam nitrat bersifat higroskopis dan
mudah larut dalam air. Beberapa garam nitrat dapat diperoleh dalam bentuk anhidrat dan
tidak mengalami dekomposisi pada pemanssan yang cukup tinggi. Ion nitrat memiliki
struktur sebagai berikut:

Struktur ini daiam teori ikatan valensi dijelaskan sebagai hibrida resonansi sebagai berikut:

sedangkan dalam teori orbital molekul dijelaskan bahwa nitrogen membentuk tiga ikatan
menggunakan orbital hibrida sp3 dan orbital pz, nitrogen dan tiga orbital atom oksigen
bergabung membentuk orbital molekul yang ditempati oleh 2 elektron π.
Meskipun dalam beberapa literatur lama jarang dijumpai bahwa ion nitrat dapat
digunakan sebagai ligan tetapi akhir-akhir ini banyak dijumpai senyawa-senyawa kompleks
nitrat yang stabil. Salah satu contoh adalah senyawa [(C6H5]PO2M6(NO3)2, M = Co dan Ni.
Senyawa ini tidak terdekomposisi sampai temperature 270 °C.
Dalam percobaan ini akan dipelajari pembuatan dan pemisahan garam kalium nitrat.
Gararn ini dapat dibuat dengaan cara mereaksikan larutan jenuh KCI dengan larutan jenuh
NaNO3, sesuai dengan persamaan reaksi:

Dalam skala industri, kaliurn klorida diambil dari mineral silvit. Garam kalium nitrat
digunakan untuk pembuatan mesin dan sebagian kecil digunakan dalam pengolahan
daging. Kedua hasil reaksi tersebut di atas dapat dipisahkan berdasarkan sifat kelarutan
yang jauh berbada dari kedua garam tersebut pada kondisi temperature tertentu.

ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


a. 2 buah gelas beaker 400mL
b. 1 buah gelas kimia 600 mL
c. 1 buah corong gelas
d. 1 buah corong
penguapan e.
BAHAN YANG DIGUNAKAN
a. Kalium klorida
b. Natrium nitrat
CARA KERJA :
A. Pembuatan garam Kalium Nitrat
1. Larutkan 15 gram KCl dan 17 gram NaNO3 masing-masing dalam 50 mL air panas.
2. Campurkan kedua larutan tersebut dan kemudian uapkan sampai volume
larutan menjadi 40 mL (gunakan penangas air)
3. Dalam keadaan panas, saringlah larutan tersebut dan kemudian larutan diuapkan
lagi sampai volume 20 mL
4. Dinginkan larutan itu, kemudian saringlah Kristal kalium nitrat yang terbentuk.
B. Pemurnian Kristal Kalium Nitrat
1. Larutan Kristal yang dihasilkan dengan sedikit akuades dengan cara pemanasan
2. Dinginkan larutan tersebut, dan kemudian saringlah Kristal kalium nitrat
bebas ion klorida itu.
3. Timbang Kristal yang dihasilkan dan hitung rendemennya.
TUGAS
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kelarutan garam-garam
ionic. Jelaskan
2. Dalam pelarut air mengapa kalium nitrat memiliki kelarutan lebih besar
daripada natriun klorida Jelaskan.
3. Dengan menggunakan bantuan kurva hubungan antara kelarutan kalium nitrat dan
natrium klorida dengan temperature, bagaimanakah saudara memisahkan
campuran kedua garam tersebut.
ACARA 5
STANDARISASI ASAM KLORIDA DENGAN BORAKS

A. Tujuan: Praktikum ini didesain untuk mempertajam kemampuan menggunakan gelas


volumetrik dan timbangan analitik dengan tepat. Sebagai tambahan, anda akan
dikenalkan cara pernyiapkan larutan standar dan pentingnya memilih indikator untuk
titrasi asam- basa.

B. Sasaran hasil:
Didalam laboratorium anda harus mampu:
1. Menimbang dengan akurat menggunakan neraca analitik dan
memperkirakan kesalahan acak dalam membaca penimbangan
2. Menyiapkan larutan standar
3. Memilih indikator yang tepat untuk titrasi asam basa
4. Menentukan konsentrasi asam yang tidak diketahui menggunakan larutan standard
5. Menentukan ralat dalam perhitungan konsentrasi.

C. Teori
Boraks (Na2B4O7•10H2O) dapat digunakan sebagai primary standard selama tidak
terdekompposisi dalam penyimpanan normal, terbentuk dengan murni (kemurnian
99,999%), bereaksi dengan stokiometri tertentu dan dapat ditimbang dan digunakan
secara langsung.
Didalam air, garam terdisosiasi:
Na2B4O7•10H2O → 2Na+ + B4O72- + 10H2O
dan anion terhidrolisis:
B4O72- + 7H2O → 4H3BO3 + 2OH-
Ion hidroksida yang dibebaskan dapat dititrasi dengan asam kuat dan pada titik
netralisasi, larutan dalam labu tersebut akan mengandung asam H3BO3 yang sangat
lemah, yang akan terdisosiasi menurut:
H3BO3 + H2O → H2BO3- + H3O+ Ka = 5.8 x 10-10
Jadi pada titik netralisasi (atau titik ekivalen: titik ketika semua OH yang telah
dibebaskan telah dikonversi menjadi H2O) solusinya akan sedikit asam (pH ~ 4,8; pH
aktual tergantung pada volume dan jumlah yang digunakan). Indikator yang digunakan
untuk mengidentifikasi titik kesetimbangan asam basa kuat kuat karenanya harus
berubah warna pada kisaran pH 4,8 ± 1.

Catatan Keselamatan
Selama percobaan ini Anda akan bekerja dengan basa lemah dan asam kuat. Anda
harus memakai pelindung mata setiap saat. Jika reagen yang digunakan dalam
penyelidikan ini bersentuhan dengan kulit atau mata Anda, segera cuci daerah yang
terkena dampak dengan banyak air. Beritahu instruktur Anda.

D. ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Buret 50 mL 6. 1 buah statif dan klem
2. 1 buah corong 7. Neraca analitik
3. 3 buah Erlenmeyer 150 mL 8. 1 buah botol timbang atau gelas beaker 50
4. 1 buah botol cuci mL
5. 1 buah white tile

Bahan
1. 0.5 g Na2B4O7•10H2O
2. 100 mL HCl 0,05 M
3. 1 mL indicator SMO

E. Metode
Catat semua pengamatan ke lembar kerja Anda!
1. Timbang dengan tepat 0,15 g borax dalam Erlenmeyer (triplo).
2. Larutkan dengan 25 mL akuades (panaskan jika perlu).
3. Titrasi dengan menggunakan HCl 0,05 M dan Screened Methyl Orange (SMO)
sebagai indicator (untuk hasil yang akurat gunakan 1 tetes indicator saja, titik akhir
titrasi hamper tidak berwarna).

Yang perlu dicantumkan pada laporan resmi:


a) Hitung konsentrasi asam klorida
b) Hitung kesalahan acak dalam konsentrasi asam klorida dengan metode
propagasi kesalahan.
F. Pertanyaan
1. Bagaimana dugaan Anda terhadap hasil titrasi jika fenolftalein digunakan sebagai
indikator titrasi di atas?
2. Sebutkan satu indikator lain yang cocok untuk titrasi di atas!
ACARA 6
PREPARATION OF PURE SAMPLE OF FERROUS AMMONIUM SULPHATE AND
POTASH ALUM

A. Preparation of pure sample of Ferrous ammonium sulphate (Mohr’s salt)


[FeSO4•(NH4)2SO4•6H2O]
I. Alat dan Bahan
 Ferrous sulphate  Glass rod
 Ammonium sulphate  Tripod stand
 Dil. Sulphuric acid  Wire gauze
 Ethyl alcohol  Burner
 Distilled water  Wash bottle
 Beakers  Measuring jar
 China dish  Electronic balance
 Funnel

II. Prosedur
1. Timbang 7 g besi sulfat dan 3,5 g ammonium sulfat dalam gelas beaker.
2. Tambahkan 2-3 mL dil. sulphuric acid (asam sulfat encer) untuk mencegah
hidrolisis besi sulfat (campuran A).
3. Dalam gelas beaker lain, didihkan 20 mL air selama 5 menit.
4. Tambahkan air mendidih pada campuran A dengan cepat.
5. Aduk campuran dalam gelas beaker dengan menggunakan pengaduk kaca sampai
larut sempurna.
6. Saring larutan kedalam cawan porselin.
7. Panaskan larutan pada cawan porselin sampai mencapai titik kristalisasi.
Kemudian pindahkan larutan kedalam beaker glass lain dan diamkan.
8. Saat proses pendinginan, Kristal garam Mohr akan terpisah.
9. Pisahkan larutan dari kristalnya, dan cuci Kristal dengan alcohol dan kemudian
keringkan Kristal dengan menempatkannya diantara kertas saring.
10. Timbang Kristal yang didapat.
III. Pengamatan
1. Berat Kristal...........................g
2. Warna Kristal :
3. Bentuk Kristal :
B. Preaparation of pure sample of potash alum (Fitkari) [K2SO4•Al2(SO4)3•24H2O]
I. Alat dan Bahan
 Potassium sulphate  Glass rod
 Aluminium sulphate  Tripod stand
 Dil. Sulphuric acid  Wire gauze
 Distilled water  Burner
 Beakers  Wash bottle
 China dish  Measuring jar
 Funnel  Electronic balance

II. Prosedur
1. Timbang 2,5 g potassium sulfat dalam gelas beaker.
2. Tambahkan 20 mL akuades dan aduk dengan menggunakan pengaduk kaca sampai
larut sempurna.
3. Timbang 10 g aluminum sulfat dalam gelas beaker lain.
4. Tambahkan 20 mL akuades dan 1 mL dil. sulphuric acid (asam sulfat encer) dalam
beaker tersebut.
5. Panaskan masing-masing larutan selama 5 menit.
6. Campurkan kedua larutan kedalam cawan porselin.
7. Panaskan larutan pada cawan porselin sampai tercapai titik kristalisasi.
8. Pindahkan larutan kedalam beaker glass lain dan diamkan.
9. Saat proses pendinginan, Kristal potash alum akan terpisah.
10. Pisahkan Kristal dari larutannya dan cuci Kristal dengan air dingin dalam jumlah
kecil.
11. Keringkan Kristal dengan menempatkannya diantara kertas saring.
12. Timbang Kristal yang didapat.
III. Pengamatan
1. Berat Kristal : …… g
2. Warna Kristal :
3. Bentuk Kristal :
 FORMAT LAPORAN
1. Cover (Berisi Judul, logo, dan Nama/Nim)
2. Halaman Pengesahan
3. Judul
4. Abstrak
5. Dasar Teori
6. Hasil Praktikum
7. Pembahasan
8. Kesimpulan
9. Daftar Pustaka
10. Lampiran(berupa perhitungan, Tugas Awal, dan Dokumentasi(Jika
ada))
 FORMAT TA(TUGAS AWAL)
1. Nama/NIM
2. Judul
3. Alat bahan
4. Metode
5. Gambar Rangkaian Alat
6. Perhitungan Pembuatan Larutan
 FORMAT LAPORAN SEMENTARA
1. Nama/NIM
2. Judul Acara
3. Hasil
 FORMAT COVER

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ANORGANIK

(JUDUL)

Disusun Oleh:
(NAMA)

(NIM)

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2021
 FORMAT HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR ANORGANIK

JUDUL :

NAMA :

NIM :

PARTNER :

(KOTA,TANGGAL)

Menyetujui

Laboran Asisten Praktikum

Anda mungkin juga menyukai